Title: Compassionate Love

Rating: T

Desclaimer: Remake dari komik oneshot karya SHIRASHI Yuki dengan judul yang sama.

Warning: genderswitch, alur suka-suka author ._.


1

Gelap. Di sini gelap. Sangat gelap. Aku berlari tanpa tujuan secepat yang aku bisa. Aku takut. Aku hanya ingin pergi dari kegelapan ini. Di-dia? Apa dia masih mengejarku? Aku hampir menangis bahagia saat aku melihat setitik sumber cahaya. Itu pasti jalan keluarnya! Aku terus menggerakan keempat kakiku dengan cepat. Keempat? Kenapa aku punya empat kaki? Kenapa aku berbulu? A-apa? Aku adalah seekor... tikus? Tidak. Tidak. Ada apa ini? Sudah. Terserah yang penting kau harus segra keluar dari sini. Aku hampir tersenyum saat melihat cahaya terang namun, sedetik kemudian aku mendengar suara tertawa yang keras.

"Mau lari ke mana kau? Bodoh! Jangan pikir kau bisa semudah itu lari dariku."

Aku menatap seekor ular besar yang menghadang jalanku. Dia? Sejak kapan dia ada di sini? Kenapa secepat apa pun aku berlari dia selalu bisa mengejarku? Seseorang tolong aku! Aku menatap ular besar itu ngeri saat dia semakin mendekat. Ti-tidak... apa dia akan memakanku? Tolong! Selamatkan aku!

"Tidaaaaaakkkkkkk, aku mohon ular jangan makan aku!" Sungmin berteriak keras. Dia terbangun dari tidurnya dan langsung terduduk di atas kasurnya.

"Hah... mimipi itu lagi?" Sungmin bergumam sambil menyeka keringatnya. "Kenapa aku harus bermimpi begitu di hari sepenting ini?" Sungmin menggerutu dan mulai melangkah menuju kamar mandi. Ini adalah hari pertamanya sebagai siswa SMA dan tentu saja dia tidak mau terlambat.

Karena suatu alasan sewaktu SD sampai SMP Sungmin melewati masa kelam tanpa punya teman dan pacar. Tapi, kehidupan itu dulu. Sekarang saatnya untuk memulai hidup baru dengan banyak teman dan juga seorang pacar yang pengertian. Sungmin akan berusaha mati-matian untuk bersosialisasi dengan teman-teman barunya. Sungmin tidak akan mau lagi hidup sebagai tikus kecil yang lemah. Tikus kecil yang lemah? Megingatnya saja membuat Sungmin mual. Tidak. Mimpi itu tidak perlu dipikirkan. Sungmin pasti akan baik-baik saja.

.

"Mulai hari ini aku akan dilahirkan kembali sebagai siswi SMA dengan kehidupan yang penuh makna!" Sungmin berteriak pelan untuk menyemangati dirinya. Dia sudah sampai di sekolah barunya, untung saja tadi keretanya tidak terlalu penuh. Sungmin memandang bangunan besar itu dengan takjub. Wah. Sekolahnya yang baru benar-benar fantastis. Sungmin benar-benar tidak pernah mengira dia akan benar-benar bersekolah di sini, di Kore high school. Memang sih sekolah ini bukan sekolah yang paling bagus tapi, Sungmin memang sudah mengincar sekolah ini sejak dia duduk di kelas tiga SMP. Sekolah ini strategis dan tentu saja adalah salah satu sekolah favorit.

Sungmin berhenti sebentar untuk menghela napas lalu membuka pintu kelas barunya. "Selamat pagi." sapa Sugnmin ramah. Sungmin tersenyum saat bebrapa orang membalas sapaannya tanpa menyadari sosok yang dari tadi mengikutinya.

"Jadi di sini ya..." sosok itu bergumam sambil memandang Sungmin memlalui jendela kelasnya.

.

"Nama keluargamu itu 'Lee' ya? Nama yang bagus ya?" salah seorang gadis yang duduk di sebelah Sungmin berkomentar. Sungmin baru saja berkenalan dengan seorang gadis dan seorang laki-laki yang duduk berdekatan dengannya.

"Eh... iya, manis." komentar laki-laki di sebelah Sungmin.

"Ah... makasih... hehehe." Sungmin tersenyum kikuk. Jujur saja, ini pertama kalinya Sungmin mempunyai interaksi dengan teman sekelasnya. Sungmin memeluk tubuhnya sendiri dengan senang. Kedua teman barunya megernyit bingung. Si gadis bahkan berbisik "Dia kenapa?"

Sungmin menatap kedua teman barunya dengan senyum yang lebar. Rasanya Sungmin senang sekali bisa bersekolah di sini. Tanda-tanda kehidupan penuh makna sudah ada di depan matanya. Sungmin yakin dia akan punya banyak teman nantinya. Beberapa detik memandang teman-taman barunya dnegan senyuman, tiba-tiba sebuah koper besar beisi uang yang sangat banyak dilempar ke atas meja teman baru Sungmin.

"Kursi ini sudah kubeli. Cepat minggir. Mulai hari ini tempat dudukku." Sungmin mendengar seorang laki-laki berkata dengan nada penuh kekuasaan di sebelahnya. Sungmin menelan ludahnya dengan gugup. Tidak, Sungmin tidak berani menoleh. Jangan-jangan...

Sungmin menoleh dan mendapati seorang laki-laki tampan sedang tersenyum manis kepadanya. "Kebetulan, kita duduk bersebelahan lagi, ya." laki-laki itu berkata santai. Sungmin melongo dan perlahan kehilangan senyumnya.

"Mulai sekarang, mohon bantuannya, ya, Minnie." laki-laki itu tersenyum lagi sambil menopang dagunya dengan tangan kirinya. "Apa katanya? Kebetulan?" Sungmin ingin sekali protes kalau kata 'kebetulan' benar-benar tidak cocok untuk apa yang sudah pria bodoh ini lakukan.

Sungmin mencari teman barunya yang sudah menghilang entah kemana. "Tidak... ini bohong kan? Biang dari segala masalahku? Biang dari masa kelamku ada di depan mataku?" teriak Sungmin dalam hatinya. Tiba-tiba Sungmin teringat akan mimpinya.

"Mau lari ke mana kau? Bodoh! Jangan pikir kau bisa semudah itu lari dariku."

"Kenapa... Kenapa orang ini ada di sini?" Sungmin membelakan matanya dan mulai memaki di dalam hatinya. Apa ini artinya tidak akan pernah ada kehidupan SMA penuh makna untuk Sungmin?

.

"Kyaaa! Kyuhyun itu wajahnya tampan yaaaaa..." seorang gadis berteriak girang saat melihat Sungmin sedang menyuapi Kyuhyun. Sayangnya, teriakan mereka terlalu keras, sampai-sampai seisi kelas bisa dengar. Sungmin hampir mendengus tapi dia berhasil menahannya.

"Iya! Seperti bisa membuat orang terpesona tanpa sadar!" tambah seorang gadis.
"Iya... tapi sayang, dia sudah punya pacar tuh... aku iri!" tambah seorang gadis lain.

Sungin risih mendengarnya. Benar-benar risih. Mereka tidak tahu betapa inginnya Sungmin lari dari Kyuhyun. Pacar? Kalian baru saja melakukan kesalahan besar. Dia Cho Kyuhyun, seorang tuan muda perusahaan besar tempat ayah Sungmin bekeja. Sungmin mengenal Kyuhyun saat Sungmin berkunjung ke kantor ayahnya.

"Dia putra presiden direktur di kantor ayah. Berteman baik dengannya, ya." itu kata ayah Sungmin bertahun-tahun yang lalu. Perkenalan itu adalah awal kehancuran Sungmin. Karena pesan ayahnya, dengan menomorduakan dirinya, Sungmin membaktikan dirinya untuk melayani Kyuhyun. Pelayan. Ya, Sungmin adalah pelayan Kyuhyun. Kerena ingin melarikan diri dan memilki hidup yang bermakna, Sungmin mendaftar di SMA yang berbeda dari calon SMA yang Kyuhyun pilih tanpa memberitahu Kyuhyun yang sialnya gagal. Tapi, karena Sungmin ini pelayan, untuk apa Kyuhyun repot-repot mengejar Sungmin?

"Eh.. Kyuhyun... kenapa Kyuhyun ada di sekolah ini ya?" Sungmin memberanikan diri untuk bertanya. Kyuhyun, yang duduk di depan Sungmin, memiringkan wajahnya dan tersenyum.

"Itu..." Kyuhyun berkata sambil mengambil tangan kanan Sungmin. "Sudah jelas dong... karena aku ingin makan bekal buatan Minnie." katanya sambil mencium punggung tangan Sungmin.

"Kyaaaaa! Barusan lihat tidak? Aku iri!" sungmin bisa mendengar teriakan gadis-gadis di sekitar mereka. Sungmin melongo. Dia memandang tangannya bingung. "Apa? Tidak bisa dipercaya... masa hanya karena itu?" Sungmin lagi-lagi hanya bisa memaki Kyuhyun di dalam pikirannya.

"Dasar!" Sungmin baru akan memarahi Kyuhyun saat Kyuhyun tiba-tiba pria itu menaruh kepalanya di pangkuan Sungmin.

"Huh... habis makan jadi ngantuk." Kyuhyun berkata sambil menatap Sungmin dnegan mata sayunya. "Kalau begitu selamat tidur, ternyata pangkuan Minnie menenangkan." Kyuhyun berkata sambil memejamkan matanya. Sungmin hanya bisa meresponnya dengan sebuah anggukan lemah. Wajahnya tiba-tiba memerah.

"Apa-apan sih! Sudah dong! Aku 'kan jadi malu!" Sungmin lagi-lagi berteriak dalam hatinya.

.

Sungmin memasang wajah kesal sepanjang pelajaran berlangsung. Kyuhyun terus mengikutinya membuat dia terasingkan. Sungmin menatap pintu kelas dnegan tatapan geram. Kyuhyun bilang dia akan pergi ke toilet sebentar dan Sungmin langsung menghela napas panjang setelah laki-laki itu keluar. "Kenapa... KENAPA AKU BISA TERTANGKAP SAMA PRIA ULAR YANG TIDAK BERGUNA ITU SIH?" Sungmin berteriak dengan kesal.

"Eh? Sungmin?" Sungmin menoleh dan mendapati dua teman sekelasnya sedang menatapnya cemas. Sungmin hampir muntah karena ketakutan. "Bagaimana ini? Aku tertangkap basah saat sedang mengomel? Apa mereka akan semakin menjauhiku? Huhuhu." Sungmin sudah menangis dalam hatinya.

"Wah, aku tidak tahu kalau seperti itu yang terjadi. Tapi, sepertinya Sungmin juga punya kemarahan yang menumpuk ya?" seorang gadis dengan pita merah menyala berkata smabil tersenyum.

"Iya! Pulang sekolah kami mau makan es krim. Sungmin mau ikut? Bisa menghilangkan stres lho." seorang gadis berambut ikal menambahkan.

Sungmin melongo dan terdiam beberapa saat. "Eh... bisa berpergian bersama teman sekelas? Ini semua adalah hal yang aku idam-idamkan!" Sungmin hampir meloncat di dalam hatinya.

"Jadi bagimana?" si gadis berpita merah bertanya. Sungmin baru saja akan berkata 'iya' saat seseorang meletakan dagunya di bahu Sungmin dan berkata, "Mau pergi kemana?"

Sungmin hampir menangis. Dia menoleh dan mendapati Kyuhyun tengah menatapnya datar.

"Kyu-kyuhyun?" Sungmin hanya bisa menunduk selagi Kyuhyun mengalungkan tangannya di bahu Sungmin dnegan posesif.

"Eh? Kyuhyun, kita bertiga mau makan es krim sepulang sekolah. Kalau Kyuhyun mau ikut boleh sa—" si gadis berambut ikal tidak smepat melanjutkan omongannya karena Kyuhyun sudah memotongnya dengan perkataan dingin.

"Tidak." katanya. Sungmin hampir pingsan saat Kyuhyun dengan teganya berkata begitu. Apa dia tidak tahu kalau Sungmin benar-benar ingin berpergian bersama teman sekelas?

"Aku mau memanjakan Minnie sampai puas." kata Kyuhyun sambil mencium kening Sungmin lembut.

"Ah.. kyaaaaa! Maaf ya kami menggangu!" kedua gadis itu langsung berlari secepat mungkin. Kyuhyun tersenyum sinis lalu menarik tangan Sungmin keluar kelas.

"Ayo." katanya sambil mengandeng tangan Sungmin.

Sungmin mngigit bibirnya kesal. Selalu begini. Kyuhyun selalu bertingkah seenaknya.

"Ak..aku.. tidak tahan lagi!" Sungmin berteriak sambil menghempaskan genggaman Kyuhyun.

"Selama ini, hariku selalu habis dengan menggurus Kyuhyun. Aku pikir kalau sudah SMA aku bisa menjalani kehidupan seperti aanak-anak lain... karena Kyuhyun selalu di dekatku, aku tidak bisa mendapatkan teman satu pun..." Sungmin berkata sambil menghapus air matanya yang sudah membanjiri pipinya. Sudah. Sungmin sudah mengatakannya. Pokoknya apa pun yang terjadi Sungmin sudah siap. Pasti Kyuhyun akan melaporkannya kepada ayahnya yang notabene adalah bos ayah Sungmin. Mau bagimana lagi? Sungmin benar-benar sudah tidak tahan.

"Kenapa.. kau mengejarku..bodoh!" tentu saja Sungmin tidak berteriak seperti itu secara langsung karena dia hanya berteriak di dalam hatinya. Kyuhyun hanya diam dan menatapnya datar.

"Jadi... Minnie mau punya teman ya?" tanya-nya pelan. Sungmin menghapus air matanya sambil mengganguk pelan. Sungmin bingung saat Kyuhyun tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, serahkan saja padaku. Aku akan mengabulkannnya."

Oh tidak! Sungmin senang mendengarnya tapi... kenapa perasaannya tidak enak?