My lovers

.

.

.

Main cast :

Kaisoo/ Chanbaek

GS (untuk uke)

.

.

Typo betebaran, alur berantakan dan EYD tidak sesuai

.

.

.

Jongin berjalan meninggalkan Kyungsoo sendiri dengan segala macam bentuk umpatan yang keluar dari bibir kissabelnya. Meninggalkan jejak tertinggal sebuah seriangaian tercetak jelas di bibir sexy Jongin.

Berterima kasihlah pada pertahanan diri Jongin saat melihat Kyungsoo keluar dari kamar mandi dengan hanya selembar handuk meliliti tubuh Kyungsoo, yang tak Jongin pungkiri telah membangkitkan gairah yang sudah lama tertidur di dalam tubuhnya.

Yang Kyungsoo mampu lakukan sekarang hanyalah meredam wajahnya yang mendadak berubah menjadi semerah tomat Mendengar kata-kata vulgar Jongin. Dirinya berulang kali meruntuk kebodohannya yang keluar kamar mandi hanya dengan menggunakan selembar handuk. Melupakan sosok laki-laki lain yang pasti masih bebas berkaliaran dirumah ini. Jongin.

Kyungsoo hanya berfikir setelah acara makan malam yang sempat berantakan. Mungkin Jongin akan pergi dari rumah ini sekedar menemani atau menghibur Soojung. Sebuah kenyataan yang kembali menampar Kyungsoo, mengingatkan akan dirinya yang telah kalah sebelum memulai memutuskan berperang merebut Jongin dari tangan Soojung.

Kyungsoo berjalan cepat masuk ke kamar yang sudah di siapkan Baekhyun untuknya. Menutup pintunya dan menyandarkan tubuhnya pada daun pintu tersebut. entah kenapa dadanya kembali terasa sesak ingatan bagaimana Jongin memperlakukan Soojung yang begitu lembut berbeda bagaimana selama ini Jongin memperlakukan kekasih-kekasihnya yang hanya di dasari kebutuhan biologisnya. Dari semua gerak tubuh Jongin, tatapan matanya pada Soojung telah meruntuhkan didinding keberanian yang selama ini Kyungsoo bangun dengan susah payah untuk hanya sekedar bertatap muka dengan Jongin setelah peristiwa kepergian Jongin ke Indonesia dan disaat dirinya mengakui perasaannya untuk Jongin didepan Baekhyun.

Ingin rasanya dirinya bicara, berteriak di depan Jongin atas perasaannya yang tak bisa lagi ia pungkiri. Selama ini dirinya percaya bahwa bisa mengatasi perasaan yang semakin hari semakin menyiksa dirinya. Tegar itulah kata yang berada di kamus hidup Kyungsoo. Menekan egonya yang masih tinggi untuk sekedar berbicara secara pribadi dengan Jongin.

Tapi di saat dirinya berhasil dengan segala peran batinya yang menyiksa hari-harinya. Mampu meyakinkan dirinya sendiri untuk menghadapi kenyataan atas perasaannya, dirinya seolah didorong keluar dari dinding pertahanan yang sudah ia bangun. Dijatuhkan didasar samudra yang tak berdasar. Tenggelam dengan lautan luka yang mampu membunuhnya pelan-pelan. Sebulir air mata mengalir dipipi halus Kyungsoo. Menggambarkan perasaanya yang sudah hancur tanpa tersisa. Tanpa mengetahui kenyataan yang sebenarnya tentang diri Jongin.

.

.

.

.

.

.

Suasana pagi ini sangat tenang di meja makan. Chanyeol yang sudah rapi dengan baju kerjanya lengkap dengan aura tegas yang ia sebarkan di sekitar mereka ber-4. Baekhyun hanya diam sambil mengaduk-aduk makanannya sedari tadi. Kyungsoo hanya mampu melirik sosok Chanyeol yang entah kenapa pagi ini sangat menakutkan. Sedangkan Jongin, laki-laki itu asik dengan makanan yang sudah ada dihadapannya. Tak menghiraukan aura yang mendadak tak nyaman yang sedang menyelimuti mereka.

Terdengar helaan nafas keras dari Baekhyun. Tangan yang sedari tadi bermain makanannya kini beralih dengan menusuk-nusuk makanan tersebut hingga menimbulkan suara khas dari benturan garbu dan piring.

''baiklah, aku menyerah. Miane'' ujar Baekhyun sedikit ketus syarat akan ketidak ikhlasan dirinya atas pengakuan yang ia lontarkan. Sembari meletakkan garbu yang ia gunakan untuk menusuk-nusuk makanan di atas meja.

Kyungsoo hanya berkedip heran. Memang apa yang sudah terjadi sampai Baekhyun meminta maaf. Mata bulatnya memperhatikan sosok Chanyeol yang masih sibuk dengan makanannya juga seolah tidak terganggu sama sekali atas perkataan Baekhyun.

Apa hanya karena dia semalam pulang dengan keadaan mabuk. Dia rasa Chanyeol bukanlah orang yang akan memepermasalahkan hal sepele seperti itu. Apa karena kepergian Soojung kemarin. Dan tidak kembali sampai detik ini. Karen semalan Kyungsoo hanya tidur sendiri. Kali ini mata bulat Kyungsoo melirik masih sibuk dengan makanannya. Tak menghiraukan perkataan Baekhyun yang baru saja keluar dari mulut mungilnya. Dirinya benar-benar tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

Semuanya masih diam. Tidak ada yang bersuara. Kyungsoo yang sudah tidak tahan dengan aura yang tidak menyenangkan seperti ini akhirnya buka suara.

'' sebenarnya apa yang sedang terjadi'' ujarnya. Mata bulatnya memperhatikan sosok Chanyeol yang masih tetap sibuk dengan makanannya yang akan habis.

''Baek apa yang sedang terjadi'' kali ini Kyungsoo menyerah dengan sikap diam Chanyeol dan mencoba bertanya pada sahabatnya yang masih setia dengan pandangan tajamnya pada sosok Chanyeol, yang lagi-lagi seolah tak terganggu dengan tatapan tajam Baekhyun.

''Baek'' ujarnya lagi sembari tangannya menyentuh lengan Baekhyun.

''kau tanya saja pada si tiang listrik ini, aku benar-benar benci dengan sikapnya yang seperti ini'' Baekhyun berujar dengan mendesis syarat akan menahan emosi, tatapan tajamnya tak pernah lepas dari sosok sang tunangannya sendiri.

Kyungsoo hanya bisa menghela nafas pelan saat tak mendapat jawaban yang ia inginkan dan malah mendapat reaksi ketus Baekhyun. Sedangkan dirinya jangan ditanya kadar keberaniannya untuk menghadapi Chanyeol jika dalam mood seperti ini.

''aku selesai, kalian benar-benar merusak mood sarapan pagi ku'' ujar Jongin tiba-tiba lengkap dengan acara menggeser kursinya sedikit kebelakang dan bangkit berdiri. Tatapannya tertuju pada sosok Baekhyun dan Chanyeol.

Kyungsoo menatap lekat Jongin seolah bertanya 'apa yang sedang terjadi'. Jongin yang sadar di tatap Kyungsoo hanya mengedikkan bahunya samar. Kyungsoo lagi-lagi menghela nafas pelan.

'' hyung aku berangkat dulu, sebenarnya aku juga tak mengerti masalah apa yang sedang kalian ributkan. kau selesaikan masalah mu dengan noona. Aku tidak mau sampai di kantor seluruh karyawanmu mendapat getahnya'' ujar jongin sambil lalu dan melangkah meninggalkan meja makan.

''tunggu Jongin''

Jongin berhenti melangkah dan membalingkan tubuhnya. Menatap sosok laki-laki yang barusan memanggil namanya. Kyungsoo hanya mampu menatap tingkah mereka bertiga. Kenapa hanya dirinya saja yang sepertinya tidak tau apa yang sedang terjadi seperti orang bodoh. Meskipun hanya secara garis besar Kyungsoo benar-benar dibuat penasaran dengan tingkah aneh mereka pagi ini. Baekhyun yang masih tetap dengan tatapan tajamnya. Chanyeol yang seolah tidak menganggap Baekhyun ada.

''aku sudah selesai, aku akan berangkat ke kantor bersamamu''

''oh.. baiklah''

Chanyeol bangkit berdiri dari duduknya. Merapikan dasinya yang sedikit berantakan dan tangannya meraih tas kerjanya yang berada di kursi sebelahnya. Bersiap melangkah meninggalkan rumah.

Draaaakkk… suara deritan kursi menggema seketika.

Kyungsoo yang sedari hanya diam dan sibuk dengan fikirannya. Tersentak kaget saat melihat tingkah Baekhyun.

'' jika kau berani melangkah satu langkah lagi dari pintu itu, akan aku pastikan kau akan menyesal Chanyeol'' ujar Baekhyun final tepat saat Chanyeol berdiri di depan pitu rumah. Sontak mampu menghentikan langkah Chanyeol dan Jongin bersamaan. Baekhyun menatap punggung Chanyeol semakin tajam. Dada Baekhyun naik turun dengan samar kentara sekali jika dia sedang menahan emosinya.

''Baek, tenanglah jangan emosi'' desisi Kyungsoo lengkap dengan Tangannya menarik ujung baju Baekhyun. Seolah memberi tanda agar Baekhyun dapat mengontrol emosinya sekarang.

Terlihat punggung Chanyeol bergerak naik turun. Entah sedang menahan emosi atau hanya menghela nafas berat. Kepalanya otomatis menoleh kesamping, bukanya kebelakang menghadap sang tunangan.

''jika kau belum bisa mengontrol emosimu, aku tidak mau bicara dengan mu. Ayo jongin kita berangkat ''

Chanyeol dan Jongin melangkah keluar rumah dengan langkah kaki lebar-lebar. Mengabaikan Baekhyun yang kini mengepalkan tangannya kuat dan sebulir air mata menetes di pipi mulus Baekhyun.

Jongin hanya bisa terdiam dengan tingkah hyungnya ini dan menuruti kemauannya. Jika sudah seperti ini satu-satunya cara adalah mengharapkan Baekhyun mau mengalah dengan egonya dan mau menyelesaikan masalahnya baik-baik. Dan letak permasalahannya adalah Baekhyun dan Cahnyeol bukanlah pihak yang mau dengan mudah mengaku kalah jika dalam tahap berdebat seperti ini, masing-masing akan tetap mempertahankan ego mereka sampai beberapa hari. Setelah itu jangan ditanya mereka akan dengan sendirinya bicara dengan nada lembut dan berbaikan kembali. Jika kata petuah jodoh itu terkadang memang memiliki sifat yang hampir sama.

''hyung'' panggil Jongin

''apa''

''kau yakin dengan sikapmu ini''

''sudahlah jangan di bahas''

'' tapi kau tau sendiri Baekhyun noona sifatnya bagaimana''

Chanyeol mendadak menghentikan langkahnya. Sontak membuat Jongin ikut menghentikan langkahnya juga. Chanyeol yang sibuk dengan pikarannya membuat Jongin menggelengkan kepalanya samar. Ingatlah jika Dirinya sangat hafal tingkah Chanyeol dan Baekhyun. Mereka luarnya saja egonya seolah berlomba-lomba untuk menjadi yang lebih tinggi padahal di dalamnya menjerit meminta untuk mengakhiri sifat ego mereka.

'dasar, sok egois dan tegas padahal hatinya bimbang dengan keputusannya' ujar Jongin dalam hati. Dirinya yakin jika ia mengatakan seperti itu. Sebuah bogem mentah akan tepat mendarat di wajah tampannya. Ingatkan Jongin untuk tidak bermain-main dengan diri Chanyeol yang sedang dalam status siaga bak gunung berapi.

'' sudahlah, jangan banyak bicara. Ayok kita berangkat'' putus Cahnyeol

''ah, O.K aku hanya memberitahumu, dan berharap kau tak menyesal.'' ujar Jongin tulus.

Chanyeol hanya diam dan tetap terus berjalan menuju mobil yang terparkir di pekarangan rumah. Jongin menghela nafas berat melihat sikap hyungnya yang berubah dingin sejak pagi tadi tepatnya saat mereka duduk menikmati sarapan. Entah alasan apa yang sebenarnya mendasari pertengkaran Baekhyun dan Cahnyeol. Jongin sendiri hanya merasa itu berawal dari kedatangan Soojung dan kacaunya makan malam mereka kemarin. Lagi-lagi Jongin menghela nafasnya berat, menghilangkan pikirannya tentang pertengkarang pasangan yang akan menikah Dan memutuskan mengikuti langkah Chanyeol sebelum pria raksasa itu semakin kalap di liputi lahar panas.

.

.

.

.

.

.

Kyungsoo hanya menatap gerak tubuh Baekhyun yang sedari tadi mondar-mandir di depannya. Lagi-lagi dirinya menghela nafas berat. Semuanya jadi kacau sejak kedatangan Soojung. Baiklah maafkan dirinya jika memang kali ini dia menuduh Soojung penyebab dari semua masalah yang sedang terjadi sekarang.

Setelah pertengkaran di pagi hari Baekhyun dan Chanyeol sampai Berlanjut di meja makan. Semua dimulai dari kedatangan Soojung yang tak diharapkan. Baekhyun yang masih kekeh dengan penderiannya tentang sikapnya yang amat sangat protes dengan sikap Chanyeol padanya kemarin malam. Dan Chanyeol yang kekeh dengan sikapnya yang memang menyalahkan sikap salah Baekhyun meskipun secara tidak jelas.

Menurut Kyungsoo sendiri, dirinya juga tidak membenarkan sikap Baekhyun yang memang sedikit keterlaluan pada Soojung. Meskipun dirinya sudah tau Soojung seperti apa dari cerita Baekhyun baru saja, tapi tetap saja mengusir tamu malam-malam menurut dirinya kurang baik. Meskipun di dalam hati Kyungsoo ada rasa sedikit bersyukur tentang sikap Baekhyun. Jelas dirinya juga tidak menyangka jika Baekhyun akan melakukan hal seperti itu, meskipun tak heran jika dia melakukkannya mengingat dengan sifatnya yang suka terang-terangan jika tidak menyukai seseorang.

Atau karena kedatangannya? Satu jawaban yang bisa menjadi sebuah hipotesa yang masih membutuhkan bukti untuk memperkuatnya.

''Baek, tolong pikirkan sekali lagi'' tanya Kyungsoo saat melihat Baekhyun mulai memasukkan baju ke dalam kopernya.

'' tidak ada yang perlu aku pikirkan dan pertimbangkan. Chanyeol lebih memilih dengan keputusannya'' jelas Baekhyun sambil lalu dan berkutat dengan baju-bajunya yang akan ia bawa.

Setelah pertengkaran di meja makan, entah setan apa yang mempengaruhi Baekhyun untuk pergi dari rumah.

'' jujur saja padaku, sebenarnya apa yang sedang kalian ributkan'' Kyungsoo bertanya dengan hati-hati, dirinya tidak ingin semakin membuat suasana hati Baekhyun semakin buruk. Sebenarnya ada beberapa pilihan jawaban yang sudah ia simpulkan hanya saja dirinya ingin mengetahui dari mulut Baekhyun sendiri.

Baekhyun hanya mengedikkan bahunya samar '' aku sendiri tidak mengerti''

Kyungsoo mengerutkan satu alisnya turun beberapa senti.

'' jangan bercanda Byun''

Baekhyun berhenti dari aktifitasnya dan menatap Kyungsoo serius. '' aku tidak bercanda, aku sendiri tidak mengerti dengan apa yang sedang kami ributkan''.

Kyungsoo mendengus, dirinya tau ada yang sedang di sembunyikan Baekhyun darinya. Sorot mata Baekhyun tampak berbeda. '' kau gila''

''memang'' ujar Baekhyun sambil lalu dan melanjutkan aktifitasnya memasukkan baju dan barang yang ia bawa dari Korea kedalam kopernya.

'' CUKUP BYUN BAEKHYUN, jika memang ini karena kedatanganku kesini aku minta maaf'' bentak Kyungsoo detik itu juga membuat gerakan tubuh Baekhyun berhenti dan menatap Kyungsoo tajam.

''apa yang sedang kau bicarakan, tidak ada yang merasa keberatan dengan kedatanganmu kesini'' jawab Baekhyun sedikit menaikan suaranya saat mendengar ucapan Kyungsoo.

Baekhyun masih menatap Kyungsoo lekat-lekat '' aku hanya merasa kesal, kenapa dia lebih mempermasalahkan kepergian Soojung kemarin. Bahkan dia mengajakku berdebat tepat saat aku membuka mata. Efek alcohol yang aku minum bahkan belum hilang. Aku muak dengan sikap Cahnyeol terlebih Aku muak dengan wanita itu, dia penuh dengan tipu daya Kyung. Bahkan Chanyeol sendiri tau siapa Soojung tapi kenapa dia malah lebih membela wanita sialan itu, dan lihat bahkan dia tidak mencariku kan kemarin malam.'' Jelas Baekhyun, suaranya di akhir kalimat sedikit bergetar.

Kyungsoo menghela nafas ''kalian sebentar lagi menikah, bahkan dalam hitungan hari. Kenapa kalian masih memilih mempertahankan ego kalian.'' Ujar Kyungsoo perlahan. Intonasi suaranya yang beberapa detik yang lalu meninggi dan membuat sahabatnya tersentak kaget, membuat dirinya merasa semakin memperburuk keadaan.

Terlihat getaran halus di pundak Baekhyun. Kyungsoo menyadari jika sahabatnya itu kini sedang menahan tangisnya. Bukan maksud untuk mencampuri masalah Baekhyun dan Chanyeol hanya saja dirinya merasa bersalah jika memang ini karena kedatangannya. Meskipun pada kenyataannya tidak sama sekali.

Kyungsoo menghela nafas berat saat mendengar suara isakan pelan Baekhyun. Kyungsoo memutuskan bergerak mendekati Baekhyun yang kini kembali membelakanginya. Merangkul pundaknya dengan lembut dan memutar tubuh Baekhyun untuk menghadapnya. Aliran air mata bak anak sungai menghiasai wajah polosnya di pagi hari. Kyungsoo meletakkan kepala Baekhyun di pundaknya dan memberikan tepukan pelan di punggungnya sekedar memberikan ketenangan dalam batinnya.

''aku hanya ingin kita makan malam bersama tanpa orang lain Kyung, kenapa dengan hal sederhana seperti itu, dia tidak peka sama sekali'' ujar Baekhyun disela-sela isakannya. '' malah lebih memilih membela wanita itu dari pada calon istrinya sendiri, apa dia memang sudah tidak mencintaiku'' lanjutnya masih dengan terisak.

''sssttt…kau tidak boleh bicara seperti itu. Aku mengerti maksud mu, mungkin Chanyeol memiliki maksud tersendiri dengan sikapnya itu. Bisa saja dia tak ingin melihatmu buruk di mata Soojung Baek, percayalah jika Chanyeol sangat mencintaimu'' jelas Kyungsoo yang masih mempertahankan posisinya memeluk Baekhyun.

bagaikan mantra hebat, isakan Baekhyun mulai tak terdengar hanya suara senggukan akibat tangis yang ia tahan. Baekhyun menjauhkan tubuhnya dari pelukan Kyungsoo.

'' dengarkan aku'' ujar Kyungsoo dan menatap mata Baekhyun lekat-lekat ''dia sangat mencintaimu Baek. Meskipun dia marah padamu, rasa cinta itu masih ada dalam dirinya, sorot matanya saat menatapmu menjelaskan semuanya. Mungkin ini bukan kemauannya untuk bersikap seperti ini, tapi terkadang keadaan yang menuntut Chanyeol bersikap seperti ini kepadamu. Jadi ku mohon mengertilah, buang egomu. Semenjak kalian berpacaran Chanyeol lah yang selalu mengalah. Sekarang gilaranmu untuk melakukkannya dan tunjukkan kau juga mencintainya'' terang Kyungsoo panjang lebar. Sembari memberikan tatapan yang paling lembut yang dirinya punya.

'' jangan sepertiku, semuanya bahkan sudah terlambat'' gumam Kyungsoo pelan dan nyaris berbisik tapi telinga tajam Baekhyun masih bisa mendengarnya.

Jika boleh jujur dirinya sedikit merasa iri melihat bagaimana Chanyeol mencintai Baekhyun. Melihat bagaimana Chanyeol begitu peduli dengan sahabatnya. Melihat bagaimana Chanyeol menjaga Baekhyun dengan sangat berharga dan Bagaimana pengertiannya Chanyeol dengan sifat Baekhyun yang temperamental.

Betapa beruntungnya Baekhyun memiliki Chanyeol bukan. Sedangkan dirinya sekedar mempertahankan cintanya saja dirinya tak sanggup. Yang ada membuat laki-laki yang ia cintai terluka dan laki-laki tersebut memilih untuk melabuhkan cintanya pada orang lain, disaat dirinya yakin akan mengejar cintanya pada Jongin. Dan sekarang dirinya menyesal, yeah menyesal dulu kenapa dirinya mengabaikan perasaan yang telah datang tanpa ia sadari sebelumnya. dan di saat semuanya menjadi jelas dirinya malah memilih lari dan mencoba meninggalkan kenyataan.

Baekhyun menarik nafasnya dalam dan menghembuskan nafasnya pelan, mencoba mengabaikan masalahnya dan kini tangannya yang bebas memegang tangan Kyungsoo yang berada di pundaknya dan menggenggamnya erat.

'' semuanya belum terlambat Kyung, kau masih bisa berjuang mendapatkan Jongin. Percayalah jika Jongin masih mencintaimu'' ujar Baekhyun penuh dengan rasa empati. Dan mencoba manyalurkan keyakinan yang ia miliki.

Kyungsoo melepaskan kedua tangannya dari genggaman tangan Baekhyun. Berbalik dan berjalan menuju jendela kamar Baekhyun. Menatap pemandangan di luar jendela dengan tatapan kosong.

''tidak Baek, aku tidak ingin merusak hubungan Jongin dan Soojung''

Baekhyun terkekeh mengejek '' oh, ayolah Kyungsoo jangan jadi gadis baik hati yang seolah paling tersakiti akibat keputusan bodohmu dulu'' ujar Baekhyun tepat menusuk hati Kyungsoo. Bolehkan dirinya menarik semua ucapan semangatnya tadi untuk Baekhyun. Lihatlah bagaimana kata-kata pedasnya. Lebih pedas dari memakan cabe 1kg.

'' jika kau menyesal, dan jika itu masih ada kesempatan maka perbaiki jangan kau membuatnya semakin buruk. Berusahalah sampai dibatas kemampuanmu, jika memang takdir berkata lain baru kau boleh menyerah. Kau ingat bagaimana Jongin dulu berusah mendapatkanmu, dan kau dengan mudahnya membuangnya ke dasar kekecewaan yang paling dalam dan menyuruhnya untuk tetap bertahan dengan perasaan cintanya untukmu di saat rasa sakit itu menggerogoti hatinya. Sekarang lihat seperti inikah usahamu? sebatas inikah kemampuanmu? Bahkan ini belum seberapa saat melihat pengorbanan Jongin untukmu''. Ujar Baekhyun menggebu dan berjalan keluar dari kamar meninggalkan Kyungsoo sendiri di dalam kamarnya. Dirinya tak menyangka sekarang posisi mereka terbalik, jika dirinya tadi yang butuh semangat, sekarang giliran Kyungsoo lah yang sangat membutuhkannya.

Baekhyun sendiri masih meruntuk melihat sikap bodoh sahabatnya ini. Masih dengan sikap yang membunuhnya sendiri. Tidak bisakan ia melihat bagaimana sorot mata Jongin terhadapnya. Sungguh kata-kata yang Kyungsoo lontarkan tadi untuknya kini ia ragukan kebenarannya.

Kyungsoo hanya diam, masih setia menatap pemandangan taman di luar jendela. Mencerna semua perkataan Baekhyun. Membuatnya semakin sulit untuk menetapkan langkah apa yang akan ia ambil. Sedikit banyak Kyungsoo membenarkan semua perkataan Baekhyun. Sekarang boomerang yang ia lempar dulu kini kembali padanya. Menyerangnya dan membuatnya terluka.

.

.

.

.

.

.

Jongin menepikan mobilnya, memarkirkannya dengan tepat dan aman. Matanya menatap sebuah bangunan café di sebelah kanannya. Sekedar untuk meyakinkan jika tempat ini yang memang ia tuju. Jongin keluar dari mobil dan menggunakan kaca mata hitamnya. Maklum cuaca Indonesia di musim panas seperti ini cukup terik, jadi menurut Jongin ia membutuhkan sebuah kaca mata, yeah bisa dibilang juga untuk melengkapi penampilannya.

Jongin melangkahkan kakinya dengan mantap untuk memasuki café tersebut. suara lonceng terdengar menandakan jika ada pelanggan yang masuk. Café tersebut cukup ramai di waktu seperti ini. Jongin melangkah mendekati meja yang terdapat di ujung ruangan berbatasan langsung dengan jendela kaca yang memperlihatkan pemandangan di luar. Menampilkan sosok gadis bersurai coklat madu, rambut sebahu yang sedikit bergelombang. Cocok dengan kulit putihnya. Terik matahari yang menembus kaca jendela tersebut semakin membuat kulitnya seperti berkilau di bawah sinar matahari. . yang sedari tadi hanya Melihat pemandangan jalan yang cukup ramai di luar.

'' hei, apa sudah lama menunggu'' sapanya saat tepat berdiri di depan Kyungsoo. Sembari melepas kaca hitamnya.

Kyungsoo menoleh mendengar suara yang familiar menyapa gendang telinganya. Kyungsoo tersenyum manis saat mengetahui itu adalah sosok laki-laki yang sedang ia tunggu.

''hai, kau sudah datang. duduklah'' jawab Kyungsoo.

Jongin menggeser kursi duduk tersebut dan mendudukkan bokongnya. '' maaf jika kau menunggu terlalu lama'' saat matanya melirik minuman pesanan gadis yang berada di depannya ini yang kini tinggal setengah.

Kyungsoo menggeleng pelan '' ania, aku hanya terlalu semangat untuk datang kesini'' di akhiri senyum manis yang menghiasi wajahnya.

Ingatkan Kyungsoo sudah berapa lama dirinya tidak melakukan hal yang sederhana seperti ini dengan Jongin. Sekedar berbicara berdua, mengobrol tanpa topik dan bercanda di ujung kebersamaan mereka. Terkahir kali mereka melakukan hal seperti itu sebelum dirinya membuat keadaan semakin rumit dan mendorong Jongin untuk keluar dari kehidupannya. Jika boleh jujur dirinya sangat merindukan kenangan itu. Pembicaraan dengan Baekhyun beberapa waktu lalu masih berputar-putar di otaknya. Membuatnya semakin hari semakin tersiksa dengan perasaan yang ia miliki. Sampai akhirnya dengan segala harga diri yang masih ia miliki, dirinya memutuskan untuk melanjutkan tujuan awalnya. Menghadapi perasaannya. Dan memutuskan untuk pasrah dengan hasilnya nanti.

'' apa yang sedang ingin kau bicarakan'' tanya jongin tanpa basa-basi. Jongin sendiri jujur sedikit kaget saat pagi tadi Kyungsoo mengirimnya pesan dan mengajaknya makan siang bersama. Ada hal yang ingin dia bicarakan dengannya. Kurang lebih Jongin membaca pesan Kyungsoo seperti itu. Tidak bisa di pungkiri hatinya bersorak gembira saat membaca pesan Kyungsoo. Sejak kedatangan Kyungsoo ke Indonesia dirinya sama sekali belum mengobrol dengan Kyungsoo, hanya berbicara seperlunya saja selebihnya mereka berdua memilih diam.

Suasana akward kini lebih mendominasi bagaimana keadaan hubungan mereka berdua. setelah peristiwa pertengkarang kala itu. Keduanya lebih memilih berbicara seperlunya saja sampai detik ini.

''ah, itu aku hanya ingin bertanya tentang bagaimana kabar Soojung? Aku hanya merasa khawatir dengannya. Setelah pertengkarannya dengan Baekhyun beberapa hari lalu. Dan bagaimana hubungan kalian? Apakah baik – baik saja?. '' tanya Kyungsoo. Dan sekali lagi rasanya ingin menampar mulutnya sendiri saat menanyakan Soojung pada Jongin. Pertanyaan bodoh yang bisa menggali kuburnya sendiri.

Raut wajah Jongin seketika berubah datar. '' dia baik, sekarang dia berada di korea dan memutuskan tetap melakukan pemotretan disana setelah pertengkaran dia dengan Baekhyun noona dan hubungan kita baik-baik saja''. Ujar Jongin dingin di akhir kalimat.

''oh, syukurlah kalau begitu'' jawab Kyungsoo sekenanya saat melihat perubahan ekspresi wajah Jongin.

'' kenapa kau bertanya tentang Soojung?'' tanya Jongin penuh curiga.

'' ania, aku hanya merasa khawatir dengannya, apa lagi hubungan mu dengannya'' jawab Kyungsoo sekenanya. Padahal sedari tadi dirinya meruntuk bibirnya yang mengeluarkan kata-kata berbeda dengan isi hatinya.

Jongin mengernyitkan alisnya mendengar jawaban Kyungsoo. '' menghawatirkan hubunganku dengannya? Kenapa? Memang kau berharap kita akan putus?'' skak mat. Kyungsoo menatap Jongin dengan mata membola samar. Seolah Jongin mampu membaca isi hatinya yang paling dalam.

Kyungsoo menatap Jongin dengan bola mata yang terus bergerak acak. Menandakan Kyungsoo sedang menutupi rasa keterkejutannya atas kata-kata tajam Jongin. Yang merupakan harapan dan do'a Kyungsoo di setiap kali dirinya akan pergi ke alam mimpi.

Jongin tersenyum samar melihat reaksi Kyungsoo. Dirinya berhasil menggertak perasaan Kyungsoo dan lihatlah kenyataannya. Bahkan Jongin berani bertaruh jika tuduhannya memang benar.

Hening, setelah percakapan basa-basi tersebut Jongin dan Kyungsoo saling diam. Sibuk dengan pikirannya masing-masing. Jongin dengan raut wajah datarnya dan Kyungsoo yang tak mampu menjawab tuduhan Jongin padanya dengan raut wajah gelisah menatap minuman yang ia pesan seolah-olah mencari jawaban dan tak menemukan jawaban atas rasa gelisah yang mendadak menyelimuti dirinya.

5 menit berlalu, 10 menit berlalu keduanya masih diam. Music yang menjadi background kafe tersebut terdengar sangat jelas di telinga keduanya. Pengunjung yang sedari tadi ramai kini mulai meninggalkan kafe tersebut satu-persatu. Menyisakan Kyungsoo dan Jongin juga beberapa pengunjung yang masih menikmati makan siangnya. Tampaknya gunung es yang bernama akward masih mengelilingin Jongin dan Kyungsoo.

Jongin melirik jam tangan mewahnya. 30 menit lagi jam makan siang berakhir. Dirinya harus kembali sebelum Chanyeol hyung mengamuk padanya karena belum menyelesaikan pemotretan yang ia lakukan.

'' sebenarnya apa hanya perihal kau ingin tau bagaimana hubunganku dengan Soojung saja kau mengajak kita bertemu.'' tanya Jongin memecahkan keheningan yang menyelimuti keadaan di sekitar mereka.

Kyungsoo hanya diam. Ingin rasanya dirinya berteriak membantah saat Jongin melontarkan pertanyaan seperti itu, tapi apa daya otaknya mendadak blank. Kata-kata yang ingin ia ucapkan untuk Jongin mendadak buyar.

Jongin mendengus kesal melihat Kyungsoo hanya diam. Tujuannya untuk mau bertemu Kyungsoo berharap mampu memperbaiki hubungan mereka. Bukan malah membahas keadaan Soojung yang bahkan dirinya sendiri tidak tau. Sejak pertengkaran di meja makan beberapa hari lalu dan kemungkinan besar Soojung mendengar percakapannya dengan Chanyeol, dirinya sama sekali tak menghubungi Soojung meskipun untuk berbasa-basi. Karena dirinya sudah lelah dengan segala masalah yang entah kenapa akhir-akhir ini membuatnya pusing, di tambah dengan kedatangan Kyungsoo kembali dalam kehidupannya. Mengusik cinta yang sampai sekarang ia coba simpan baik-baik malah memaksanya untuk keluar ke permukaan, menggodanya untuk menyambut gayung cinta yang sudah di sodorkan oleh Kyungsoo yang masih abu-abu.

Bukannya membuat kesan dirinya seolah menghukum Kyungsoo dengan sikap dingin yang ia tunjukkan pada Kyungsoo. Hanya saja dirinnya ingin mengetahui sejauh mana Kyungsoo berjuang demi perasaannya kepada dirinya. Jika memang pengakuannya dulu memang benar adanya. Jika kalian bertanya pada Jongin apakah dirinya masih mencintai Kyungsoo. Jawabannya pasti kalian sudah sangat mengerti. Selama ini Jongin menjaga perasaan murni untuk wanita yang duduk di depannya ini dengan hati-hati. Meskipun dirinya menjalin hubungan dengan Soojung, itu semua hanya semata untuk memuaskan hasrat ingin memiliki seorang wanita untuk dijadikannya kekasih. tidak lebih dari itu.

''baiklah kalu begitu, jika memang tidak ada yang perlu di bicarakan lagi aku kan pergi'' ujarnya, Jongin beranjak berdiri, bersiap untuk melangkah pergi sampai suara Kyungsoo mengurungkan langkah kaki Jongin selanjutnya.

'' miane'' satu kata meluncur dari mulut mungil Kyungsoo dan berakhir menyapa gendang telinga Jongin. Tangan Kyungsoo terkepal kuat di balik meja. Mencoba mencari keberanian di balik genggaman kuat tangannya.

Jongin masih bergeming dalam diam. Tanpa merubah posisinya yang kini telah membelakangin Kyungsoo. Sekedar mendengar kalimat Kyungsoo selanjutnya.

Mata bulat Kyungsoo melirik Jongin yang masih berdiri di depannya dan membelaknginya. Kyungsoo menghela nafas berat, dirinya masih bingung bagaimana menyusun kata-kata yang tepat untuk mewakili perasaannya.

''maafkan aku, atas semua sikap ku yang membuatmu kecewa dulu. Dan baru berani menampakan wajah setelah sekian lama'' ujar Kyungsoo penuh dengan kehati-hatian dirinya sangat takut jika kata-katanya dapat membuat hubungannya dengan Jongin semakin memburuk.

Jongin hanya diam mendengarkan. Membuat Kyungsoo lagi-lagi menghela nafas berat melihat sikap Jongin yang berubah dingin jika dengannya. Dan lihatlah sekarang seolah tidak ingin mendengarkan penjelasan darinya.

'' sepertinya, kau memang sedang terburu-buru. Kembalilah bekerja lain kali saja ki…..''

'' aku mendengarmu, lanjutkan saja''

Kalimat Kyungsoo terputus saat suara Jongin mengistrupsi kalimat Kyungsoo. Kyungsoo menatap Jongin dengan sorot penuh penyesalan dan terkejut. Sedangkan Jongin kini merubah posisinya kembali duduk di hadapan Kyungsoo dan menatap Kyungsoo tajam. Jongin lebih memilih penasaran dengan penjelasan Kyungsoo dari pada kembali ke kantornya, bukannya tujuannya menemui Kyungsoo untuk melihat usahanya.

Kyungsoo mengerjapkan matanya berulangkali melihat perubahan sikap Jongin yang ternyata mau mendengarnya. Dan kembali menata irama nafasnya dengan teratur sekedar berharap mampu menghilangkan rasa gugup yang sedari tadi menyelimuti hatinya.

''miane, bukan maksud ku untuk menyakitimu dan mengusirmu dulu, hanya saja saat itu aku benar-benar bingung dengan perasaanku padamu dan Suho.'' jelas Kyungsoo pelan setelah berhasil menyusun kalimat yang ia ingin katakan dan tak berani menatap mata tajam Jongin.

Jongin tau sosok wanita di depannya ini berusaha untuk mengungkapkan apa yang sedang ia pikirkan. Hanya saja Jongin sekali lagi ingin menunggu. Dirinya telah memutuskan untuk menunggu dan melihat usaha yang Kyungsoo tunjukkan untuk menghadapi perasaannya yang masih ia coba ingkari.

''lalu..?'' Jongin bersuara dan seketika manic mata keduanya bertemu. Saling manatap dan menyelami sorot mata masing-masing.

Kyungsoo orang pertama yang memutuskan kontak mata mereka yang tanpa sengaja terjadi. Menatap minumannya kembali mencoba mengumpulkan keberanian yang ia miliki. Tanpa Kyungsoo sadari Jongin tersenyum samar saat menemukan sesuatu waktun menatap mata Kyungsoo.

'ada sorot kerinduan yang Kyungsoo coba sembunyikan darinya' batin Jongin dalam hati. Yang jelas Jongin masih belum berani untuk bersorak riang atas kenyataan yang baru saja ia dapati.

'' aku sungguh tidak tau, yang aku pikirkan saat itu hanya perasaanku pada Suho. dan tentang diary yang kau baca waktu itu….'' Kalimat Kyungsoo menggantung dan tak sanggup untu ia lanjutkan. Dirinya tak sanggup untuk melukai Jongin untuk kedua kalinya jika mengucapkannya di depan Jongin.

Jongin menatap Kyungsoo yang semakin menunduk dalam, jemarinya membuat pola memutar di atas meja. Mencoba menutupi rasa bersalah yang menjalar keseluruh tubuhnya yang mampu membuatnya meremang.

Jongin masih mengingat, kata-kata yang ditulis Kyungsoo di dalam diarynya. Yang mampu membuat dirinya terluka dan memutuskan untuk mengakhiri perasaannya pada wanita di depannya ini. Meskipun sampai sekarang masih ada dan tetap berkembang di dalam hatinya. Dan memilih untuk mengubur kenangan yang buruk itu di dasar perasaannya yang paling dalam.

'' aku hanya mencintai Suho. tidak mungkin aku mencintai Jongin bukan apa lagi melabuhkan cintaku padanya. Sikap bengalnya pada setiap wanita yang ia kencani sejujurnya membuatku muak. Dia fikir siapa dirinya berani mencintaiku. Bahkan menghargai wanita saja ia tak mampu, dia sangat pintar memainkan perasaan wanita. Dia tidak cukup pantas untuk mendapat cintaku? Diary apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus merebut Suho dari Yixing? jika memang itu yang harus aku lakukan! Aku tidak peduli!''

K.Y : diary 11-11-2014

Kyungsoo mencoba melirik Jongin dari ekor mata bulatnya. Melihat reaksi apa yang akan ditunjukkan oleh Jongin. Diam, tatapan dingin dan datar . itulah yang ia dapati. Dirinya lebih memilih jika Jongin kembali meledak seperti dulu atau mengeluarkan kata-kata tajamnya, dari pada diam dan menatapnya dingin seperti ini. Kyungsoo lagi-lagi menghela nafas dalam.

'' aku harap kau bisa memaafkanku dan kita bisa memulainya hubungan per-tema-nan seperti dulu. Aku hanya tidak ingin hubungan kita seperti ini terus Jongin '' ujarnya melanjutkan dan terbata saat mengucapkan kata pertemanan. Bodoh, itulah kata yang cocok untuk Kyungsoo. Mengatakan kalimat yang bisa membuat keadaan semakin buruk. Kenapa sangat sulit untuk mengatakan jika ia mencintai Jongin. Kini tatapannya menatap Jongin yang masih setia dengan diamnya.

Jongin mencoba mencerna semua perkataan Kyungsoo beberapa detik yang lalu. Pertemanan. Jongin rasanya ingin tertawa keras sekarang. Bahkan di saat seperti ini Kyungsoo masih menyangkal dengan perasaannya. Dirinya sangat tau Kyungsoo wanita dengan harga diri tinggi dan sangat keras kepala. Jadi menurutnya tidak akan mudah Kyungsoo mau mengatakan jika ia mencintai dirinya. Jongin sendiri tidak bisa menyalahkan sepenuhnya pada Kyungsoo karena Kyungsoo sendiri tidak tau jika pengakuannya dulu telah ia ketahui.

Jongin meletakkan kedua tangannya bersedekap di depan dadanya. Memutar bola matanya malas.

'' hubungan kita yang seperti ini ? hubungan seperti apa yang kau maksud? Bukankah kita memang berteman sejak dulu'' ujar Jongin santai tapi mampu menohok hati Kyungsoo.

Kyungsoo hanya diam. Tidak ada yang salah dengan kata Jongin. Kata-kata tajam Jongin seolah memukul keras egonya. Membuatnya kembali sadar akan status hubungan mereka. Tidak ada yang berubah sejak dulu. Memang mereka tetap berteman sampai detik ini.

Kyungsoo menatap manic mata coklat Jongin '' ku mohon jangan membuat posisiku semakin sulit Jongin'' keluh Kyungsoo.

Jongin menatap Kyungsoo heran '' kenapa aku yang kau salahkan, kau sendiri yang membuatnya semakin sulit.'' Jongin benar-benar tak memahami jalan pikiran Kyungsoo. Jika memang hubungannya dengan Kyungsoo berhenti di titik seperti ini maka Jongin akan pasra. Jujur saja Jongin lelah. Bertahan untuk wanita yang bahkan enggan untuk mengakui perasaannya sendiri secara langsung di depannya.

Lagi-lagi Kyungsoo di buat bungkam dengan kata-kata Jongin. Benar memang dirinya yang membuatnya semakin sulit. Masih dengan egonya yang enggan untuk mengakui jika dirinya mencintai Jongin dan seolah berputar-putar dalam memutuskan apa yang akan ia pilih. Menyambut cinta Jongin atau mendoronngnya semakin Jauh. Padahal sejak awal dirinya sudah memutuskan untuk mengakui perasaannya pada Jongin tapi entah kenapa setiap melihat Jongin keyakinan itu runtuh tak bersisa. Kenyataan jika Jongin masih menjalin kasih dengan Soojung semakin menghancurkan keyakinan yang sudah runtuh menjadi puing-puing.

'jongin bangkit berdiri dari duduknya. '' aku rasa sudah tidak ada yang perlu kita bicarakan Kyung, jika kau hanya ingin minta maaf kau tak perlu melakukannya karena aku sudah melupakannya. Aku pergi '' ujar Jongin datar dan dingin tanpa ekspresi. Saat melihat Kyungsoo hanya diam menunduk tanpa menatap matanya sama sekali. Jongin menghela nafas dan berbalik, beranjak pergi, meninggalkan Kyungsoo yang masih sibuk dengan pikirannya.

Satu bulir air mata kini terjun bebas membasahi punggung tangan Kyungsoo yang kini meremas ujung dresnya. Bahkan untuk mengatakan jika masih berlakukah tawaran cinta yang ditujukan padanya dulu dirinya tak sanggup. Yang ia lakukan hanya mengatakan hal-hal bodoh yang semakin membuat keadaan menjadi keruh. Satu yang ia tukutkan. Dirinya hanya takut untuk terluka dan kecewa untuk kedua kalinya. Semua perkataan Baekhyun seolah membuat kilas balik di otaknya.

'Selagi ada kesempatan maka benahi dan jangan membuatnya semakin buruk'. Jika memang ini kesempatan terakhir yang ia miliki ia akan gunakan dengan baik kali ini. Dirinya sudah tidak peduli lagi dengan hasilnya nanti. Sebelum ia menyesal untuk kedua kalinya. Kini dengan keyakinan yang masih tersisa, Kyungsoo bangkit berdiri dan menatap Jongin yang masih berjalan menuju pintu keluar kafe.

Kyungsoo berjalan dengan cepat. Tepat saat berada dekat dengan Jongin tangan mungilnya meraih baju belakang Jongin dan menariknya pelan. Langkah Jongin otomatis berhenti dan kepalanya ia tolehkan ke samping kanan, matanya mencoba melirik sosok yang berada di belakangnya.

Kyungsoo menempelkan dahinya ke punggung tegap Jongin. Air mata yang sedari tadi sudah jatuh semakin deras dan membuat anak sungai di pipi halus Kyungsoo.

''kajima''

'' jebal, kajima'' ujar Kyungsoo pelan di sela-sela isaknya yang coba ia redam dengan menggigit bibir wajahnya.

'' kajima, Jongin'ah''

.

.

.

.

.

.

Kyungsoo menghela nafas lega saat mengamati hasil kerja kerasnya. Beberapa minggu dirinya membantu menyiapkan segala kepentingan pernikahan sahabatnya Baekhyun yang hanya tinggal menghitung hari. Ballroom hotel bintang lima itu telah di hiasi dengan berbagai bunga mawar putih kesukaan Baekhyun. Peluh sebesar biji jagung menghiasi wajah pucatnya. Mengabaikan rasa tak nyaman yang sudah menjalar di tubuhnya selama dua hari. Jika dirinya tertangkap Baekhyun tetap membantu menyiapkan pesta pernikahnnya Kyungsoo yakin Baekhyun akan menceramahinya panjang lebar. Sejujurnya Baekhyun sudah memperingati Kyungsoo untuk istirahat dari kemarin, tapi karna sifat keras kepalnya yang ia miliki sejak lahir. Omelan Baekhyun hanya di anggap angin lalu.

'' demi Tuhan Kyung, apa kau tak mendengar kata-kataku dari kemarin. Ini semua sudah cukup untuk ku, istirahatlah kau terlihat semakin pucat'' suara Baekhyun yang nyaring menyapa gendang telinga Kyungsoo.

Kyungsoo tersenyum lemah dan berbalik menatap sahabatnya '' ini sudah hampir selesai Baek, kau tau sendiri aku tidak suka bekerja setengah-setengah. aku tidak apa-apa percayalah'' ujarnya mencoba meyakinkan Baekhyun yang menatapnya penuh rasa khawatir.

'' dengar! Ini bukan bidang mu, aku sudah menyewa weding organisasion untuk menyiapkan pesta pernikahanku, kau tak perlu membantu sekeras ini Kyung. Mereka sudah aku bayar mahal, asal kau tau itu'' Baekhyun menghela nafas berat, menatap sahabatnya yang sangat keras kepala ini '' lagian, aku tak mau kau sakit di saat pesta pernikahanku di gelar. Jika sampi itu terjadi, aku tidak akan pernah memaafkanmu!'' lanjutnya penuh penekanan.

kyungsoo tersenyum mendengar omelan Baekhyun. '' baiklah-baiklah. Aku akan pulang sekarang'' ujarnya lemah.

.

.

.

.

.

.

Jongin mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh. beberapa menit yang lalu dirinya menerima telepon dari Baekhyun jika Kyungsoo mengalami sebuah kecelakaan saat pulang dari pesta pernikahan Chanyeol dan Baekhyun.

Mobil yang membawa Kyungsoo pulang menuju bandara mengalami sebuah kecelakaan saat sebuah mobil lain melaju dengan cepat dan kehilangan kendali saat melintas di jalan yang sama dengan berlawanan arah.

Rencana Kyungsoo memang tepat saat malam pesta pernikahan Cahnyeol dan Baekhyun. Kyungsoo akan langsung kembali ke korea. karena masa cutinya juga hampir habis atau lebih memilih untuk menghindari Jongin. Hanya Kyungsoo yang tau alasan sebenarnya.

Jongin memakirkan mobilnya dengan asal-asalan. Tidak peduli dengan teguran oleh petugas parkir yang akan mengomelinya nanti. Raut wajah Jongin penuh dengan kekhawatiran. Jongin berjalan dengan cepat menuju lobby rumah sakit. Dan matanya menangkap sosok wanita yang masih memakai gaun pengantinya dan laki-laki yang masih dengan jas pengantinya juga. Duduk di antara keluarga pasien yang sedang menunggu angota keluarganya mendapat pertolongan pertama di ruang Unit Gawat Darurat.

''hyung, noona bagaimana keadaan Kyungsoo'' tanya Jongin tanpa basa-basi saat tepat berdiri di hadapan Baekhyun yang menangis sesenggukan.

Chanyeol menggelang pelan '' kami tidak tau, dokter sedang menanganinya di dalam, kita berdoa saja agar Kyungsoo baik-baik saja''

Jongin mengusap wajahnya kasar, menghela nafas berat. Saat mendengar ucapan Chanyeol''. Dirinya benar-benar tidak bisa tenang sekarang.

Baekhyun yang sedari tadi hanya bisa menangis di bahu Chanyeol. Kini menatap Jongin sengit. '' ini semua gara-gara kau Jongin'' ujarnya sakartis.

Jongin yang tidak mengerti dituduh ini semua salahnya membuat dahinya mengerut jelas '' apa maksudmu noona?'' ujarnya tak terima.

Bakehyun bangkit berdiri '' jika kau tidak menghukum Kyungsoo seperti ini, ini semua tidak akan terjadi '' teriak Baekhyun kalap. Membuat perhatian beberapa orang di ruang tunggu UGD memperhatikan mereka.

Chanyeol yang melihat istrinya emosi dan telah menarik perhatian bebrapa orang di sini membuat Chanyeol mendesah kesal. Chanyeol bangkit berdiri dan meraih bahu Baekhyun dan mendekapnya erat. ''tenanglah Baek, jaga emosimu. Ini rumah sakit'' rayu Chanyeol berbisik di dekat telinga Baekhyun.

Suara deritan pintu UGD terbuka. Menampilkan sosok perawat yang keluar dari pintu tersebut.

''dengan keluarga saudari Do Kyungsoo'' ujar sang perawat.

.

.

.

.

.

.

-TBC-

.

.

.

.

.

.

Akhirnya,, selesai juga FF jadul ini. Astaga maafkan saya jika baru bisa apdate sekarang, setelah sekian tahun. Bersih-bersih file FF yang sudah penuh dengan sarang laba-laba. Nemu file FF ini yang rencana awal mau aku hapus dari FFN. Tapi akhirnya apdate juga kan ff ini /sayana galau gara-gara chanbaek makin mesra ajeehh. #guling-guling.

Dan special thanks untuk sahabat saya dengan akun (Kaisoo noona) yang udah baca FF ini tanpa tau kalau ini FF abal bikinan saya. #ketawa Nista. Lewat promosi abu-abu saya ke dia. Kekeke. Terima kasih review na secara langsung kala itu ke saya. #semoga kagak inget dianya. Dan maksih video kaisoonya yang udah dibuang ke saya hingga lahirlah FF abal ini.

Dan makasih banyak untuk readernim yang mau isi kotak review meskipun 'next thor' doang. Dan maksih juga yang nagih di PM. Makasih banyak. Review kalian bikin bisa balikin mood nulis di sela-sela jadi orang pengangguran nugguin ijasah profesi jadi.

Maaf jika chapter ini tidak memuaskan dan kurang dapet fill nya, jujur saja saya itu sukanya nulis satu-dua hari jadi. Pas ide itu datang. Dan mungkin ada sedikit perbedaan gaya menulis disini karena kelamaan kagak apdate. Ohohoho.

Ok. Sekian dari saya dan jangan lupa read kemudian isi kotak reviewnya. Saran kritik masih diterima dengan baik di kotak review. ^^

See you next chapther…