Mask In The Glass
Naruto © Masashi Kishimoto
Collab ficts motoharunana and sugirusetsuna
AU. SasuSaku Ficts. Mini Chapter.
Enjoy!
.
.
.
Detik jam seakan terhenti, helaan napas yang sempat tertahan mulai mengudara bersamaan dengan suara pintu yang mulai terbuka. Kosong. Tak ada isi apapun di dalamnya selain benda-benda berat seperti lemari dan sofa milik keluarga pindahan itu. Keluarga Uchiha.
"Sasuke, angkat koper di dalam mobil!" perintah seseorang yang lebih tua beberapa tahun pada seorang lelaki berambut mencuat dengan wajah masam menanggapi perintah yang sepertinya adalah sang kakak.
"Jangan memerintahku!"
Lelaki yang diketahui bernama Sasuke Uchiha itu menghentakkan kakinya dengan sebal menuju mobil yang tadi di tumpanginya yang terparkir apik di parkiran rumahnya. Wajahnya masih menampakkan raut sebal mendengar ia—lelaki yang tak suka diperintah—diperintah oleh kakak tersayangnya. Catat. Tersayangnya.
Susah payah Sasuke menurunkan koper besar itu dari belakang mobilnya, Itachi Uchiha—sang kakak—hanya menatapnya dengan tatapan seolah mengatakan, 'ayo cepat, dasar lambat!'
Sasuke menajamkan matanya seraya menarik koper melewati Itachi yang kini menampilkan senyum di bibir tipisnya karena telah berhasil mengerjai sang adik.
Sasuke menyeret koper itu dengan enggan dan wajah muram setengah mati. Lalu langkahnya terhenti saat ia mendengar suara ibunya seperti berbincang dengan seseorang yang entah siapa Sasuke tidak ketahui.
"Ah, iya. Kami baru saja pindah hari ini. Salam kenal sebelumnya. Aku, Mikoto Uchiha." Ibu Sasuke mengulurkan tangannya pada sesosok gadis berambut merah muda yang kini tengah tersenyum seraya menyipitkan manik kehijauan miliknya.
"Salam kenal bibi Mikoto. Aku, Haruno Sakura. Dan kebetulan aku tinggal di sebelah rumah bibi dan keluarga." Gadis berambut merah muda yang diketahui bernama Haruno Sakura itu menjabat tangan ibu Sasuke masih dengan senyum yang terpampang di wajahnya.
Beberapa detik setelahnya, keduanya saling melepaskan tangan. Ibu Sasuke tersenyum menyambut perkenalan singkat pada tetangga barunya itu.
"Senang berkenalan denganmu, Sakura."
Sakura mengangguk senang. Lalu, gadis itu menundukkan badannya singkat seraya berpamitan kepada Ibu Sasuke yang masih menatapnya.
"Senang juga berkenalan dengan Bibi. Kalau begitu aku permisi sebentar ingin membeli sayur di supermarket. Kalau Bibi tidak keberatan, mampirlah ke tempatku ya, Bi. Sampai jumpa lagi!"
"Ah ya, terima kasih, Sakura," sahut Ibu Sasuke seraya melambaikan tangannya di udara saat melihat kepergian Sakura.
Namun, sebelum gadis itu sudah benar-benar melangkahkan kakinya, secara tidak sengaja manik hijaunya bertubrukan dengan mata kelam milik Sasuke yang saat ini masih menatap kepergian Sakura yang telah jauh dari pantulan matanya.
.
.
Sasuke benar-benar lelah. Setelah seharian beres-beres rumah rasa-rasanya ia jadi enggan untuk turun dari tempat tidurnya. Rasanya seperti surga saat tubuhnya telah tergeletak tak berdaya di atas kasur di dalam kamar barunya.
Mata kelam Sasuke menyusuri atap-atap langit kamarnya. Pikirannya telah melambung kemana-mana mengingat besok adalah hari pertamanya masuk sebagai siswa baru di sekolah barunya. Gugup? Tidak juga. Karena kata 'gugup' adalah pantangan baginya.
"Sasuke!"
Teriakan seseorang yang sangat Sasuke hapal memenuhi gendang telinganya kali ini. Mengganggu ketentraman yang telah susah payah ia dapatkan hari ini. Sasuke menggeram sebal dan Sasuke pun enggan menyahut panggilan dari 'kakak tersayangnya' itu.
Suara cepat langkah kaki kini semakin terdengar jelas di telinga Sasuke. Dan tak lama setelahnya, pintu kamar Sasuke membuka. Menampilkan Itachi yang kini menghampiri Sasuke yang terlihat tengah terpejam.
"Sasuke, aku tahu kau tidak tidur." Itachi menggoyang-goyangkan tubuh Sasuke yang tengah 'tertidur' itu.
Sasuke tetap tidak membukanya. Seakan meyakinkan Itachi.
"Sasuke, bangun! Kalau kau tidak bangun, aku akan terus mengganggu tidurmu!" ancam Itachi pada Sasuke yang kini sedikit demi sedikit tengah membuka matanya.
Sasuke mengerjapkan matanya seolah terganggu dengan kelakuan Itachi.
"Hn?"
Itachi tersenyum seraya mengelus-elus rambut Sasuke yang telah berantakan. Sasuke menolak elusan tangan Itachi di rambutnya.
"Tch." Sasuke mendecih.
Itachi mendengus mendengar respon yang Sasuke berikan. Ia tersenyum jahil.
"Sana istirahat lagi, itu telah dibuatkan susu oleh Ibu. Dan secara spesial aku telah mengantarkan minuman itu, untukmu."
Itachi tersenyum bangga. Sasuke hanya menyunggingkan senyum mengejek. Setelah apa yang dilakukan Itachi malam ini, tidak sepadan dengan apa yang dilakukannya seharian.
Itachi kembali mengelus kepala Sasuke sebentar.
"Selamat beristirahat, adikku tersayang."
Itachi meninggalkan Sasuke yang terbengong melihat kelakuannya kali ini. Itachi menutup pintu dengan sangat pelan hingga tak bersuara.
Itachi kemasukan apa?
Sasuke menggeleng-gelengkan kepalanya lagi. Ia meraih susu yang di letakkan Itachi di meja samping kasurnya dan langsung meneguknya. Lumayan, mengurangi dahaga yang telah cukup lama bersarang di kerongkongannya.
Udara malam ini begitu dingin bersamaan dengan AC yang telah menyala di kamar Sasuke. Menusuk sebagian kulit-kulit tubuh Sasuke yang tidak tertutupi sehelai kain pun. Manik Sasuke kini dialihkannya ke arah jendela yang masih terbuka dengan tirai yang melambai-lambai tertiup angin malam itu.
Sasuke melangkahkan kakinya menuju jendela dan bermaksud menutup jendela itu. Namun, setelah ia sampai pada tempat yang di tuju, manik hitamnya menangkap sesuatu yang menarik perhatian manik kelamnya.
Sesosok gadis yang ia ketahui bernama Sakura—yang merupakan tetangga barunya—tengah terdiam dengan tangan yang menyangga pada bingkai jendela kamarnya. Wajahnya tidak menampakkan raut bahagia yang selalu di tampilkannya pagi tadi. Tetapi lebih kepada raut kesedihan. Manik hijaunya seakan meredup dengan kilatan-kilatan yang tidak dapat di artikan.
Sasuke terdiam. Sosok itu seakan menarik perhatiannya lebih lama dan membuat manik hitamnya masih berpusat pada gadis itu. Hingga ia menyadari satu hal, gadis itu kini menyadari tatapan yang dilayangkan padanya.
Namun, manik hitam Sasuke membulat tak percaya saat ia menyadari bahwa gadis itu tersenyum kepadanya seraya meneteskan air matanya yang mengalir di salah satu pipinya.
Lantas, kenapa gadis itu tersenyum seraya menangis pada Sasuke?
.
.
TBC
A/N:
Hello… Terima kasih telah mampir di ficts collab ini. Ini adalah Ficts collab antara motoharunana dan sugirusetsuna. Dan rencana ficts ini akan di jadikan ficts mini multichapter. Jadi maaf kalau fics ini kedepannya akan pendek-pendek. Dan bagi yang teah sempat membaca, diucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya.
Dibutuhkan kritik dan saran demi kemajuan cerita mendatang.
Salam sayang,
motosetsuna^^
