To Protect

Chapter 4 ― Settling The New Pawn


Setelah sarapan bersama dengan Sona, kini Naruto dan Sona terlihat berjalan kearah Kuoh Academy. Kali ini, mereka tidak berpegangan tangan. Ketika Naruto menanyakan Sona kenapa, Sona hanya mengatakan bahwa ia masih mempunyai reputasi yang harus dipertahankan di sekolah ini. Naruto hanya menaikan alisnya.

Mereka kini sudah sampai di gerbang Kuoh Academy, tepat setengah jam sebelum bel pertama masuk. Tentunya, mereka berdua memasang topeng publik mereka berdua, yaitu topeng strict tanpa emosi sama sekali.

Sona membalikan badannya ke Naruto, "Terimakasih untuk… kencannya, Naruto-kun." Ucap Sona. Rona merah menghiasi kedua pipinya.

Naruto menaikan alisnya ketika mendengar kata kencan. Sejak kapan mereka berdua memutuskan bahwa tadi kencan? Yang ia lakukan hanyalah mengajak Sona sarapan bersama. Itu bukan kencan… ya kan?

Sebelum Naruto bisa menjawabnya, mereka merasakan aura Killing Intent yang sangat banyak. Aura itu tentunya tidak mempengaruhi Naruto dan Sona, karena mereka adalah High-class devil, tapi itu mempengaruhi murid sekitar, membuat murid sekitar menjauh dari aura itu.

Sona menyeringai ketika merekognasi aura siapa itu, sementara Naruto hanya memiringkan wajahnya, heran apa yang membuat 'dia' mengeluarkan Killing intent sangat banyak.

"Apa ini yang kudengar tentang kencan, Sona-kaichou?"

Seorang yang sepertinya terlihat seperti klon dari Sona muncul di belakang Sona, yang berarti di depan Naruto. Perempuan itu mempunyai rambut hitam sebahu yang lebih panjang daripada Sona dan memakai kacamata berbentuk kotak. Ia mempunyai warna mata biru dan lebih tinggi daripada Sona. Yang menarik perhatian dari tubuhnya adalah, dadanya yang mungkin bisa merivalkan dada Rias dan Akeno sendiri.

Sona membalikan tubuhnya untuk menghadap perempuan itu. Ia memberikan seringaian sedikit, dan mengangkat kacamatanya dengan jari tengahnya.

"Itu seperti apa yang kau dengar, Tsubaki. Aku habis berkencan dengan Naruto…-kun." Jawab Sona kepada Ratu-nya, menekankan suffix '-kun'-nya dengan nada seduktif.

Tsubaki Shinra adalah Ratu di peerage Sona. Sona mendapatkan Tsubaki sebagai ratunya, tepat dua hari setelah pertama kali ia bertemu dengan Sona. Walaupun Sona dan Tsubaki terlihat seperti seorang sahabat, entah kenapa Naruto selalu merasakan aura kerivalan diantara mereka berdua ketika ia berada di dekat mereka.

Tsubaki menyipitkan matanya ke King-nya, sebelum mengalihkan perhatiannya ke Naruto, dan memberi Naruto pandangan yang tajam.

"Apa itu benar…. Naruto-kun?" Tanya Tsubaki dengan halus, menekankan namanya dengan nada yang berbahaya.

Entah kenapa Naruto merasakan keringat mengucuri wajahnya. Ia kemudian tersenyum kecil pada Tsubaki, "Ah… Tsubaki-san, aku dan Sona-sama hanya sarapan bersama saja. Tidak lebih." Jawab Naruto dengan jujur.

Tsubaki kembali memalingkan wajahnya ke Sona, 'Naruto-kun tidak mungkin mengajak Sona-sama berkencan! Yang berarti…' Tsubaki menyipitkan matanya kearah Sona yang memandang Tsubaki dengan seringaian arrogant.

Tsubaki mengepalkan tangannya, sementara tubuhnya bergetar karena ia menahan marah. "You…. You…" Ia kemudian menunjukan jari telunjuknya kearah Sona, "…you bitch! Kau yang mengontrol Naruto-kun bukan?! Kau yang memaksanya berkencan denganmu?!" Seru Tsubaki dengan marah.

Alis Sona berkedut sedikit atas kata 'kutukan' yang dipakai Tsubaki, tetapi itu kembali terganti lagi dengan wajah arrogant. Sona melipatkan kedua tangannya di dadanya, "Hm… Mungkin?" 'Biarkan ia memikirkan bahwa aku mengkorupsi Naruto-kun. Pancing ia terus sampai membuatnya melakukan kesalahan. Dengan itu, check-mate akan menjadi mudah.' Batin Sona.

"….kencan dengan Naruto-senpai?"

Sebuah suara kecil terdengar oleh mereka bertiga. Membuat mereka melihat kearah Koneko yang memandang semua ini dengan impasif sambil memakan pocky coklatnya dengan tenang.

Naruto, langsung menaikan matanya ketika melihat Koneko, "Ah, Koneko-san! I see, kau memakan pocky yang aku buatkan. Bagaimana rasanya?" Tanya Naruto dengan penasaran.

Pocky coklat yang dimakan Koneko adalah buatannya. Waktu itu, Naruto pernah mencoba bereksperimen untuk membuat manisan, dan ketika ia membeli buku resep, membuat pocky coklat terlihat sangat mudah. Ia kemudian membuatnya. Setelah selesai, ia tidak tahu ia ingin memberi pocky ini ke siapa. Melihat bahwa Akeno tidak terlalu suka dengan manisan, ia memberi pocky coklat itu ke Koneko yang sangat menyukai coklat.

Entah Naruto menyadarinya atau tidak, Naruto memberi coklat pocky ke Koneko itu tepat di hari Valentine. Tentu, Koneko menyadari di hari apa Naruto memberi coklatnya, karena itu, coklat pemberian Naruto ini sangat Koneko hargai dan tidak ingin membagikannya pada siapapun.

"….Sangat enak, Naruto-senpai." Jawab Koneko dengan monoton seperti biasa.

Naruto tersenyum tipis mendengar respon dari Koneko. Sejujurnya, dari member peerage Rias, orang yang ia konsiderasikan sebagai teman adalah Koneko. Ia memandang Kiba sebagai rival sparring, sementara ia menganggap Rias sendiri seperti adik yang harus ia disiplinkan.

Entah kenapa, kedua argumen antara Sona dan Tsubaki terhenti ketika mereka mendengar konversasi dari Naruto dan Koneko. Tsubaki melihat kearah Koneko, dan kemudian kearah Naruto, dan melakukan hal yang sama selama beberapa kali.

Sona hanya menatap coklat yang berada di tangan Koneko dengan cemburu. Naruto belum pernah memberinya sebuah hadiah. Walaupun Naruto sering mengajak Sona untuk menemaninya membaca buku, atau ke toko buku, dan kemudian membelikan Sona minuman atau makanan setelah mereka selesai, Naruto sama sekali belum pernah memberi Sona hadiah personal, jadi, wajar kalau Sona agak sedikit cemburu pada Koneko.

Sona kemudian menyeringai sedikit, 'Hmph. Dengan jadwal ujian yang hampir mendekat, dan Rias yang juga akan sibuk untuk menangani kontrak pernikahannya dengan Riser, aku bisa menghabiskan waktu berkualitas bersama Naruto-kun sendirian. Dengan begitu, aku akan membuat gerakanku, dan membuat Naruto-kun menjadi miliku sendiri.' Batin Sona, mencoba membuat rencana untuk menjadikan Naruto untuk jatuh cinta padanya.

"Eh? Aku tidak pernah melihat kau memberikan coklat itu ke Koneko-san, Naruto-kun." Ucap Tsubaki dengan nada kebingungan.

Sona juga penasaran dengan itu. Ia dan Tsubaki selalu mengstalk.. ehem, memerhatikan Naruto dari jauh. Mereka tidak pernah menstalk Naruto sampai rumahnya, mereka hanya memerhatikan Naruto dari jauh ketika di sekolah jika mereka bisa.

Hanya ada satu hari ketika mereka berdua sangat sibuk dengan urusan Student Council sampai mereka tidak sempat untuk memerhatikan Naruto. Hari itu adalah….

Mata Sona dan Tsubaki melebar ketika menyadari sesuatu yang sama, tepat disaat Naruto menjawab pertanyaan Tsubaki yang mengkorfimasikan kecurigaan mereka.

"Aku memberikannya tepat di tanggal 14 Februari… kalau tidak salah." Jawab Naruto tanpa berpikir.

Mata Sona dan Tsubaki melebar ketika mendengar jawaban itu, dan langsung memalingkan wajah mereka untuk memberi glare kepada Koneko yang menatap mereka dengan mata hazel innocent, walaupun mereka bisa melihat seringan kecil di bibirnya yang biasanya impasif.

"K-kau… kau memberi coklat ke Koneko-san saat hari Valentine, Naruto-kun?" Tanya Tsubaki dengan shock.

Naruto memiringkan wajahnya sedikit. Masih bingung. Ia tahu hari Valentine, tetapi ia tidak pernah tahu tujuan atau apa itu hari Valentine. Dari yang ia mengerti, hari Valentine itu hari cinta, dilihat dari dekorasi-dekorasi yang ia lihat. Lalu apa salahnya dengan memberikan Koneko coklat di hari Valentine? Naruto hanya mengangguk kecil.

Sona kemudian melihat kearah Naruto dengan penasaran, "Apa kau tahu apa itu artinya, Naruto-kun?" Tanya Sona penasaran. Jika memang Naruto tahu maksud memberi seorang perempuan coklat di hari Valentine, berarti Naruto sudah memilih bahwa wanita pilihannya adalah Koneko. Itu akan membuat hati Sona sangat hancur. Walaupun begitu, ia akan menghormati keputusan Naruto-kun, walaupun itu membuatnya sakit.

Naruto menaikan alisnya mendengar itu. Ia kembali memiringkan kepalanya, "….Apa ada yang salah jika kau memberikan sebuah coklat di hari Valentine?" Tanya Naruto bingung.

Melihat bahwa Naruto tidak tahu artinya, Sona dan Tsubaki membuang nafas mereka dengan lega, sementara Koneko, yang mendengar itu, hanya cemberut.

'Tetapi,' Batin Koneko, 'Walaupun Naruto-senpai tidak tahu artinya, aku tetap menjadi satu-satunya wanita yang pernah diberikan coklat oleh Naruto-senpai saat hari Valentine. Bahkan Akeno-senpai tidak pernah mendapatkannya.' Batin Koneko, merasa menang.

Sebelum mereka bisa berargumen lagi, sebuah suara terdengar di telinga mereka.

"Ara, ara… apa ini yang kudengar tentang Naruto-kun memberi coklat di hari Valentine kepada seseorang selain aku?"

Akeno terlihat berjalan kearah mereka. Senyuman gentle terlihat di wajahnya, walaupun terlihat tersenyum, Akeno mengeluarkan Killing Intent yang sangat banyak. Koneko, Sona, dan Tsubaki memberi glare kepada Akeno, satu-satunya penghalang besar bagi mereka untuk mendapatkan hati Naruto sepenuhnya.

Akeno kemudian mengambil tangan Naruto, dan memeluknya, secara sengaja menyelipkan tangannya diantara kedua payudara Akeno, membuat mata Naruto melebar, sementara kedua rona merah kembali mengiasi pipi Naruto.

"Naruto-kun, apa kau ingin menemaniku pergi ke Onsen?" Tanya Akeno dengan innosen. Sona, Tsubaki dan Koneko, yang tahu apa maksud tersembunyi dari perkataan Akeno tadi, semakin memberi glare yang lebih tajam kepada Akeno, sementara Akeno hanya menyeringai kepada mereka bertiga.

"A-ah…" Sebelum Naruto bisa menjawab, ia dipotong oleh Sona.

"Maaf, Akeno-san, tetapi Naruto harus mendatangi meeting privasi dengan president dari Student Council, yaitu aku." Ucap Sona dengan nada serius, sambil memberi Naruto pandangan tajam.

'Sejak kapan ada meeting privasi bersama president dari Student Council sendiri?' Adalah apa yang dipikirkan dari Tsubaki, Akeno, dan Koneko dengan sweatdrop melihat rencana Sona yang pastinya tidak akan berhasil dengan pikiran logis Naruto.

Entah kenapa, sepertinya Naruto tidak pernah tahu belum pernah ada sama sekali meeting privasi antara president dari Student Council dan murid biasa karena ia meresponnya dengan, "Eh? Apa aku dalam masalah, Sona-sama?" Sambil memiringkan kesamping, pertanda ia bingung.

Koneko, Akeno dan Tsubaki melihat kearah Naruto dengan shock, tidak percaya bahwa Naruto jatuh kedalam trik Sona, sementara Sona sendiri menyeringai penuh kemenangan.

Sona mengangguk seringaian terukir di bibirnya. "Kau dalam masalah… Naruto-kun." Jawab Sona, meneruskan aktingnya.

Naruto kemudian melihat kearah Akeno, memberikan Akeno senyuman aoplogetik, "Maaf, Akeno. Tetapi sepertinya aku dibutuhkan oleh Kaichou." Jawab Naruto.

"...tetapi Naruto-senpai, ini adalah jadwalmu untuk mentutor salah satu dari anak kelas satu." Ucap Koneko dengan tiba-tiba, memberi Naruto pandangan innocent yang akan membuat seluruh lelaki menurut.

'Sejak kapan ada anak kelas tiga yang harus mentutor satu anak kelas satu dengan personal?!' Pikir Akeno, Sona dan Tsubaki secara bersamaan. Mereka akan tahu bahwa kali ini Naruto tidak akan jatuh dalam trik Koneko. Semua orang tahu tidak pernah ada anak kelas tiga yang mentutor anak kelas satu dengan personal.

"Eh? Benarkah? Baiklah, Koneko-san, aku janji akan mentutormu nanti." Jawab Naruto, sepenuhnya tidak sadar akan trik dari Koneko, membuat tiga perempuan lainnya menatap Naruto dengan shock.

Merasa tidak ingin dikalahkan, Tsubaki memajukan dirinya, "Sayangnya Naruto-kun, itu juga adalah jadwalmu untuk menemani Vice-President dari Student Council untuk sesi inspeksi sekolah, yaitu adalah aku." Ucap Tsubaki dengan nada serius, sambil menaikan kacamatanya dengan kedua jarinya.

'Sejak kapan ada seseorang yang harus menemani Vice-President untuk inspeksi murid? Terlebih lagi, sejak kapan ada inspeksi murid disini?!' Adalah pikiran dari tiga perempuan lainnya lagi. Di Kuoh Academy memang sangat jarang, atau memang tidak pernah, diadakan sesi inspeksi murid. Jika iya, bagaimana menurut kalian para Trio Genit selalu membawa majalah porno mereka tanpa dihukum? Kali ini, Sona, Koneko dan Akeno berharap agar Naruto tidak jatuh ke dalam trik yang sama lagi.

Sementara Naruto sendiri… 'Sejak kapan aku menjadi sesibuk ini?' Batin Naruto, memikirkan apakah memang benar-bernar ia melupakan semua jadwalnya itu, karena akhir-akhir ini ia lebih stress, dan bisa saja melupakan jadwal yang mereka tadi sebutkan.

"Ah, kalau begitu, aku janji akan menemanimu, Tsubaki-san." Jawab Naruto, memberi senyuman tipis pada Tsubaki.

Akeno, melihat kemana semua ini akan terjadi, memegang tangan Naruto secara protektif dan memberi 3 perempuan di sekelilingnya sebuah glare, "Aku tidak akan membiarkan Naruto-kun terkorupsi oleh kalian." Ucap Akeno dengan protektif, sambil menaikan aura kekuatannya.

Sona hanya menyeringai dan menaikan kembali kacamatanya dengan jari tengahnya, "Apa itu adalah tantangan?" Tanyanya dengan arrogant, sambil menaikan aura kekuatannya juga yang melebihi Akeno sedikit.

"….aku akan melindungimu dari mereka, Naruto-senpai." Adalah apa yang diucapkan Koneko sebelum ia juga, menaikan aura kekuatannya yang kini, walaupun di bawah Sona dan Akeno, masih sangat besar.

Tsubaki melihat semua ini sambil menyipitkan matanya. Ia kemudian menaikan kekuatannya juga yang sedikit lebih kuat daripada Koneko dan lebih lemah daripada Akeno. "Walaupun aku tidak sepopuler kalian bertiga, aku tidak akan menyerahkan Naruto-kun pada kalian bertiga." Ia mendeklarasikan.

Sementara Naruto, yang menatap ini semua dengan kebingungan hanya bisa sweatdrop, 'Oi oi… kenapa aku dibicarakan seolah aku adalah objek?' Pikirnya dengan sweatdrop. Masih tidak mengerti kenapa empat perempuan ini selalu bertengkar ketika mereka bertemu satu sama lain.

Naruto melihat ke sekeliling, dan bersyukur bahwa tidak ada murid Kuoh yang sedang memerhatikan mereka. Ia menghela nafasnya, dan kemudian melakukan Hiraishin untuk sampai ke Ruang Klub Penelitian Makhluk Gaib, dan kembali menghindar dari Sona, Tsubaki, Koneko dan Akeno.


Rias Gremory berjalan bersama Pion yang baru saja ia reinkarnasi di sampingnya. Setelah ritual menjadikan Issei iblis selesai, Rias mengantarkan Issei ke rumahnya. Sayangnya, di pertengahan jalan, mereka diserang oleh seorang Fallen Angel yang bernama Dohnaseek.

Alasan kenapa Fallen Angel itu menyerangnya adalah karena ia mengira mereka berdua adalah Stray Devil. Tetapi Rias tahu yang sebenarnya. Fallen Angel itu hanya ingin melawan seorang Iblis yang kuat, bukan memusnahkan sebuah Stray Devil.

Ketika mengatakan siapa Rias sendiri, Fallen Angel itu hanya tersenyum dan mengucapkan selamat tinggal, sebelum memberitahukan namanya. Sayangnya, Dohnaseek sempat melukai Issei dengan menusuk Issei dengan tombak cahaya ke perutnya.

Karena itu, Rias terpaksa harus menginap di Kediaman Hyoudou dan mengobati Issei dengan cara mentransferi Issei demonic energy-nya. Keesokan paginya, bisa dibilang dengan bizare. Ia harus menjelaskan ke Issei lagi bahwa itu bukan mimpi, dan ia harus memakai Magic untuk memanipulasi Hyoudou-kaa-sama dan Hyoudou-tou-sama. Ia tidak ingin melakukannya, tetapi situasi memanggilnya.

Karena itu dia, kini ia berjalan ke sekolah dengan Hyoudou Issei yang sangat terkenal bagi kaum wanita. Terkenal karena ia adalah… well, seorang mesum. Rias terkekeh. Ia sudah tidak sabar melihat reaksi para Kuoh, melihat salah satu dari Onee-sama, wanita paling dicintai di Kuoh, berjalan dengan salah satu dari Trio Genit, lelaki paling dibenci di Kuoh.

Mereka kemudian berhenti ketika mereka merasakan empat sumber kekuatan besar di dekat Academy, membuat Issei, yang baru saja direinkarnasi menjadi Iblis melebarkan matanya dengan shock, sementara Rias sendiri, mengetahui aura magic mereka, hanya bisa menghela nafasnya dengan capai.

"Rias-senpai! Apa kau merasakan itu? Apa ada masalah?" Tanya Issei dengan panik di wajahnya.

Rias menghela nafasnya, dan tersenyum, membuat Issei blushing sangat merah. "Tenang saja, Hyoudou-kun. Anggap saja ini adalah latihan. Suatu saat, kau juga harus menghadapi seseorang dengan aura magic yang lebih kuat dari ini." Rias merearusikan.

Issei sedikit tenang, tetapi wajahnya tetap terlihat bahwa dia terganggu. Rias hanya menghela nafasnya. Ia sangat tahu bahwa ke-empat aura energi itu adalah milik Koneko, Akeno, Tsubaki dan Sona. Sungguh, ini hampir menjadi kejadian sehari-hari untuk melihat mereka berempat bertengkar satu sama lain.

Tentunya, Rias tidak buta untuk tidak melihat alasan kenapa empat perempuan ini selalu bertengkar. Bahkan Yūto sendiri juga tahu alasan kenapa mereka bertengkar.

Namikaze Naruto.

Sungguh, entah kenapa sepertinya Satan, atau siapapun itu yang mengontrol seluruh dunia ini, memberikan Rias seorang Namikaze Naruto hanya untuk membuat hidup Rias menjadi sulit dan troublesome.

Tentu, Naruto adalah orang yang sangat baik, walaupun ia menyembunyikannya dengan topeng dinginnya itu. Rias lebih melihat Naruto sebagai seorang kakak laki-laki yang strict, seperti ia melihat Grayfia-nee.

Ngomong-ngomong soal Grayfia, Rias hanya bersyukur Grayfia tidak terlalu sering bersama dengan Sona, Tsubaki, Koneko, Akeno dan Naruto. Bukannya ia tidak menyukai Grayfia, tetapi, Grayfia juga mecintai seorang lelaki pirang yang juga dicintai mereka berempat, walaupun Grayfia mencoba menutupinya, ia, bahkan kakaknya sendiri, Sirzechs juga mengetahuinya dengan jelas.

Tidak seperti apa yang orang bilang tentang Grayfia yang adalah istri dari kakaknya, Sirzechs Lucifer, Grayfia adalah wanita single. Grayfia menjadi maid dari Sirzechs karena, ketua dari Kelurga Lucifuge, selalu menjadi butler/maid personal untuk ketua keluarga Lucifer. Karena itu, Grayfia menjadi Ratu dari Sirzechs dan personal maid untuk kakaknya.

Kakaknya, sendiri, juga bahkan sudah mempunyai istri dari Keluarga Iblis yang level bawah. Namanya adalah Silena Agares, dari Keluarga Agares. Dulu, Keluarga Agares adalah kelurga noble, tapi reputasi mereka turun, memnbuat mereka menjadi keluarga biasa.

Karena itu, kakaknya dan Bibi Silena harus menyembunyikan hubungan mereka, mereka tidak ingin publik membuat kebrontakan karena istri Lucifer sendiri berasal dari Keluarga yang bukan noble. Karena itu, kini kakaknya kini sibuk untuk mengangkat status Keluarga Agares kembali menjadi keluarga noble. Sayangnya, hal itu tidak bisa terjadi karena Silena sendiri adalah low-class iblis, karena itu ia kakaknya melatih Silena sendiri untuk membantu Silena melewati ujian untuk iblis.

Mereka hampir selesai, karena saat ini Silena sudah Mid-class Devil, dan tinggal melewati satu ujian lagi untuk menjadikan Silena menjadi High-class devil, membuat hubungan mereka tidak bisa disembunyikan lagi, dan mereka bisa bebas.

Rias merasa senang untuk kakaknya, karena kakaknya dan Silena sudah bisa menemukan satu sama lain dan menikah. Mereka bahkan sudah mempunyai anak, Millicas Gremory, yang sekaligus adalah keponakan Rias.

Rias menghela nafasnya. Akeno, Tsubaki, Koneko, Grayfia.. Hell! Bahkan rivalnya sendiri, Sona, sudah meneukan orang yang mereka cintai di dalam satu orang yang sama. Rias juga ingin merasakan bagaimana jatuh cinta. Bagaimana rasanya bersaing dengan seseorang untuk merebut hati seseorang yang ia cintai.

"Rias-senpai?"

Suara panggilan Issei membuat Rias kembali ke dunia nyata. Di mata Issei terlihat kekhawatiran, itu membuat Rias sedikit tersanjung.

Memberi Issei senyuman, yang kembali membuatnya blushing, Rias berkata, "Tidak apa, Hyoudou-kun. Mari kita lanjutkan perjalanan kita. Kita sudah hampir sampai." Ucapnya.

Issei mengangguk. Dan kembali berjalan di samping Rias.


Naruto muncul di tengah-tengah ruangan ORC (Occult Research Club) dengan cahaya kuning. Ia menghela nafasnya lagi. Akeno, Sona, Tsubaki dan Koneko entah kenapa seperti selalu bertengkar ketika ia berada di sekitar mereka.

Itu seperti… seperti mereka ingin memperebutkan sesuatu. Apa mereka memperebutkannya? Naruto menggeleng. Nah, tidak mungkin. Ia hanyalah laki-laki biasa. Tidak mungkin ia akan diperebutkan oleh wanita seperti Akeno, Sona, Tsubaki dan Koneko.

Menghela nafasnya lagi, ia memijat keningnya dengan pusing. Kenapa paginya tidak pernah selalu simpel?

"Pagi yang sukar, Naruto-senpai?"

Sebuah suara membuat Naruto kaget, karena ia mengira dirinya hanya sendiri di ruangan ini. Ia melihat kearah Yūto, sumber suara itu yang sekarang lagi duduk di sofa, dan memberi Naruto senyum biasanya.

Entahlah, menurut Naruto, ia dan Yūto seperti sisi yang berbeda dari koin yang sama. Kalau Naruto sebenarnya adalah orang yang hangat di dalam, ia menutupinya dengan topeng dingin. Kebalik dari Yūto, yang adalah orang yang dingin di dalamnya, tapi menutupinya dengan topeng hangat.

Naruto sangat tahu, dibalik topeng itu, masih ada Yūto yang dulu. Yūto yang dingin. Yūto yang tujuan hidupnya adalah balas dendam. Walaupun tahu begitu, Naruto tetap membiarkannya. Itu adalah urusan Yūto, bukan dirinya. Tetapi, jika tujuan Yūto membahayakan Akeno atau orang yang ia sayangi, ia akan membunuh Yūto tanpa berpikir lagi.

Walaupun begitu, Yūto sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. Ia tidak ingin apa-apa terjadi pada Yūto. Walaupun pikiran logikanya mengatakan bahwa ia tidak perlu orang lain untuk dijadikan orang yang penting baginya, hatinya sudah menerima mereka semua sebagai orang yang sangat penting untuknya.

Ia kemudian menggelengkan, mencoba untuk membersihkan pikirannya.

"Seperti biasanya, Yūto-san." Jawab Naruto, mendapatkan kekehan dari Yūto. Naruto kemudian berjalan kearah dapur, intent untuk membuatkan teh untuk dirinya sendiri untuk merilekskan pikirannya. "Ingin teh, Yūto-san?" Tawar Naruto. Ia tidak keberatan untuk membuatkan teh untuk Yūto. Itu akan tidak sopan jika ia tidak menawarkan Yūto.

"Jika kau tidak keberatan, aku tidak masalah, Naruto-senpai." Jawab Yūto sambil tersenyum seperti biasanya.

Naruto mengangguk. Dan membuatkan teh untuk mereka berdua. Setelah selesai membuatnya, Naruto menaruh teh untuk Yūto di meja di depannya, sementara Naruto menaruh tehnya sendiri. Naruto kemudian duduk di sofa yang berada di sebrang Yūto.

Yūto menyisipkan teh buatan Naruto dan tersenyum. "Teh buatanmu enak seperti biasa, Naruto-senpai." Yūto mengkomplimen.

Naruto hanya mengangguk, tidak menjawab komplimen dari Yūto. Ia menyisipkan tehnya sendiri, dan melihat kearah Yūto dengan penasaran, "Jadi… apa yang kau lakukan disini, Yūto-san?" Tanya Naruto penasaran.

Yūto terkekeh mendengar pertanyaan Naruto, "Aku memang sering disini untuk menghindari para fangirl. Kadang, mereka bisa menjadi sangat agresif." Jawab Yūto sambil terkekeh. Ia kemudian melihat kearah Naruto sendiri, "Dan kau sendiri, Naruto-senpai? Melarikan diri dari 'mereka' lagi, aku presumsikan?" Tanyanya, teramusi dengan keadaan Naruto.

Naruto hanya cemberut saja mendengar nada amusi dari Yūto, "Ya." Jawab Naruto singkat. "Aku masih heran kenapa jika mereka berempat bertemu, mereka selalu bertengkar." Lanjutnya, nadanya berubah menjadi penasaran.

Yūto tertawa ketika mendengar itu dari Naruto. Oh, jika Naruto tahu alasan mereka berempat bertengkar… Yūto menggelengkan kepalanya, masih tidak tahu bagaimana Naruto bisa sangat buta untuk tidak melihat bagaimana ke-4 perempuan itu sangat mencintai Naruto.

Naruto cemberut ketika mendengar Yūto tertawa, tidak tahu mengapa partner sparringnya itu tertawa. Iapun cemberut, "Apa ada yang lucu, Yūto-san? Jika iya, tolong elaborasikan." Pinta Naruto sambil cemberut.

Yūto hanya menggelengkan kepalanya, "Ah, tidak apa, Naruto-senpai. Aku hanya ingat lelucon ini yang pernah dikatakan temanku waktu itu." Jawab Yūto. Mereka tahu bahwa itu bohong, tapi Naruto tidak menanyakannya lagi.

Naruto kembali menghela nafasnya saja smabil menggelengkan kepalanya. Ia kemudian melihat kearah Yūto dengan penasaran, "Jadi, bagaimana dengan tadi malam, Yūto-san?" Tanya Naruto.

Yūto terlihat mempunyai pandangan bingung, "Tentang Hyoudou-san?" Tanya Yūto balik. Naruto hanya mengangguk sebagai respon. Yūto hanya tersenyum, "Well, prosesnya berhasil dan kini, Hyoudou-san adalah iblis. Buchou mengantarkan Hyodou-san pulang, setelah prosesnya selesai dan kemudian menyuruhku untuk istirahat." Jawab Yūto dengan senyuman seperti biasa.

Naruto mengangguk saja. Setelah hening beberapa detik, ia kemudian baru menyadari sesuatu. "Apa kau melihat Rias-sama?" Tanya Naruto, Yūto hanya menggeleng, menandakan semenjak ia datang, ia tidak pernah melihat King mereka.

Ketika melihat itu, Naruto memiringkan wajahnya bingung. Biasanya Rias sudah datang satu jam sebelum bell berdering. Ini hanya tinggal 15 menit sebelum bel berdering dan sepertinya Rias juga masih belum datang.

"Apa kau tahu dia kemana?" Tanya Naruto kepada Yūto sambil kebingungan.

Yūto menggelengkan kepalanya, "Sejak terakhir kali Buchou menyuruhku untuk istirahat, aku tidak pernah melihatnya." Jawabnya.

Mendengar itu, membuat Naruto semakin khawatir. Issei pasti adalah orang yang terakhir bersama Rias, mungkin ia tahu. Ia kemudian melihat kearah Yūto, "Apa kau tahu dimana Hyoudou-san?" Tanyanya.

Yūto menggaruk belakang kepalanya dengan malu-malu ketika ditanya itu. "Ah… justru itu, Hyoudou-san juga masih belum berada di sekolah." Jawab Yūto.

Ketika mendengar itu, Naruto langsung mengeluarkan Killing Intent yang banyak, membuat Yūto sedikit berkenyit karena Killing Intent-nya.

"Dia… Dia…" Naruto mengepalkan tangannya, "Jika ia memang benar-benar menculik Rias-sama dan memperkosanya. Aku akan menyiksanya sampai mati, dan jika ia mati, aku akan terus menyiksanya di neraka." Gumam Naruto dengan marah.

Yūto hanya terkekeh awkward ketika mendengar itu, "Ah… Naruto-senpai, aku yakin ada suatu alasan kenapa mereka berdua telat. Buchou adalah wanita kuat, aku yakin ia bisa melindungi dirinya sendiri." Yūto merearusikan

Naruto membuang nafasnya, dan mencoba untuk kembali tenang, "Jika dia berani melakukan sesuatu pada Rias-sama, aku akan membunuhnya." Ucap Naruto dengan kasual, lebih kepada dirinya sendiri daripada ke Yūto.

Yūto hanya terkekeh garing ketika mendengar itu, 'Ahahaha… Naruto-senpai mengatakannya dengan sangat casual…' Pikir Yūto dengan sweatdrop. Yūto kemudian berdiri dari sofa, setelah menghabiskan tehnya sendiri, "Ah, aku akan ke kelasku, Naruto-senpai. Ini sudah hampir bel."

Naruto mengangguk dan berdiri dari sofanya juga, "Kalau begitu, aku akan ikut denganmu, Yūto-san." Dengan itu, Naruto kemudian berjalan bersama Yūto untuk pergi ke kelas mereka masing-masing.


-Hours Later-

Hyoudou Issei menghela nafasnya dengan pusing, dan berjalan mengikuti lelaki di depannya. Banyak pikiran berada di otaknya. Pertama, yaitu tentang dia yang menjadi iblis dan apa kehidupannya, dan juga ia sangat penasaran dengan Sacred Gear ini.

Kemarin adalah hari yang sangat… sangat… ia tidak tahu mendeskripsikannya. Kemarin adalah hari yang sangat membuat hidupnya terbalik. Pacarnya, Yuuma-chan, ternyata adalah seorang Fallen Angels yang mencoba membunuhnya, ia kemudian diselamatkan oleh Namikaze-senpai, dan kemudian ia berubah menjadi Iblis.

Entah kenapa, itu terdengar seperti cerita fantasy biasanya yang dimana sang putri jatuh cinta kepada orang jahat yang memanipulasinya, ketika orang jahat itu mengungkapkan kejahatannya dan ingin membunuh sang putri, sang pangeran datang, mengalahkan sang orang jahat, menolong sang putri, lalu mereka berdua, sang pangeran dan sang putri menikah dan hidup selama-lamanya dengan bahagia.

Itu terlihat perfek sekali dengan apa yang terjadi kemarin malam.

Ia adalah sang putri.

Yuuma-chan adalah sang orang jahat.

Kalau begitu, Namikaze-senpai…

Mata Issei melebar menyadari sesuatu dan kemudian membatuk-batuk. 'Aku hanya akan berpikir aku tidak pernah memikirkan semua itu!' Seru Issei di dalam pikirannya. Andaikan saja yang menolongnya adalah wanita cantik... Mungkin ia dan wanita itu bisa hidup bahagia selama-lamanya seperti apa yang di cerita fantasy.

"Ah… Apa kau tidak apa-apa, Issei-kun?" Tanya lelaki yang diikutinya, Yūto Kiba, melihat kearahnya dengan khawatir dan mencoba menolongnya.

Issei hanya memberinya glare, "Tidak! Jangan terlalu dekat-dekat denganku, you damn casanova." Seru Issei, sementara Kiba hanya tersenyum sambil menggaruk lehernya dengan malu-malu. Bukannya ia ingin kasar pada Kiba, tapi kadang lelaki ini melakukan sesuatu yang membuat Issei berpikir bahwa ia adalah gay dan mencoba merayu Issei. Sungguh.

"Ah, lihat ini. Kita sudah sampai." Suara Kiba kembali membuat Issei ke kenyataan. Mereka sudah sampai di gedung yang kemarin Issei tempati.

Seberapa kalipun Issei melihatnya, gedung ini selalu terlihat sangat cantik menurut Issei. Walaupun ini gedung lama, menurut rumor, Rias-senpai sudah kembali merekonstruksi gedungnya agar kembali menjadi baik.

Mereka kemudian masuk ke dalam gedung itu. Gedung itu cukup besar di dalamnya, dan kadang Issei berpikir apa gedung itu tidak terlalu besar untuk satu ruangan klub saja. Setelah mereka jalan selama beberapa detik, mereka sampai di sebuah pintu, yang diatasnya tertulis 'Klub Penelitian Makhluk Gaib'.

Kiba kemudian mengetuk pintunya. Tak lama kemudian, suara 'Masuk' dari dalam terdengar, dan langsung saja Kiba membuka pintunya.

Semalam, Issei tidak sempat untuk melihat ruangan klubnya dengan teliti, tapi kali ini ia bisa, dan ia terkejut. Ruangan ini sangat besar, seperti ruangan kelas sendiri. Di tengah ruangan ini, terlihat sebuah lingkaran yang seperti lingkaran ritual, sementara papan tulis biasa dan meja guru terlihat di depan. Ada sebuah sofa dua sofa panjang, dan meja di tengah kedua sofa itu, yang berada di depan meja guru.

Issei kemudian melihat kearah dua figur yang sedang duduk bersama satu sama lain di sofa. Figur itu adalah dua wanita lain yang sempat ia liat di klub ini selain Rias-senpai.

Pertama adalah Koneko Toujou, anak kelas satu yang sangat lucu, yang dikenal sebagai maskot Kuoh Academy.

Disampingnya, ada…. Mata Issei melebar. Rambut hitam yang dikuncir dengan ponytail! Ponytail yang dikatakan sudah hampir punah! Seseorang yang dikatakan adalah orang terakhir yang memakai ponytail di sekolahnya! Wajah cantik yang selalu tersenyum! Seseorang yang mempunyai atmosfir Jepang! Yang dipanggil Yamato Nadeshiko walaupun ia hanya seorang murid! Salah satu dari Dua Onee-sama, selain Rias-senpai, Himejima Akeno-senpai! Semalam Issei, karena masih blur, masih belum sadar kalau kemarin ia juga melihat Akeno-senpai, tetapi sekarang ia baru bisa mengingatnya!

Kiba menuntun Issei ke arah tempat mereka berdua duduk, "Aku sudah membawakan Hyoudou Issei-kun." Ucap Kiba, entah pada Akeno atau Koneko.

Akeno langsung saja berdiri dan tersenyum pada Issei, membuat Issei blushing ketika diberikan senyuman yang menurutnya sangat cantik.

"Ah, Hyoudou Issei-kun, kita belum pernah memperkenalkan diri kita berdua secara formal. Namaku Akeno Himejima. Senang bertemu denganmu." Akeno memperkenalkan dirinya dengan sopan sambil menunduk sedikit, memberi hormat.

Melihat Akeno menunduk padanya, Issei hanya menjadi salah tingkah dan menggaruk leher belakangnya dengan malu, "Ah… aku yang seharusnya mengatakan itu, Akeno-senpai. Namaku adalah Hyoudou Issei, tolong perlakukan aku dengan baik!" Serunya, menundukan dirinya juga.

Akeno mengangguk, sambil tersenyum, membuat Issei kembali blushing. Akeno kemudian kembali duduk di samping Koneko. Issei kemudian melihat kearah Koneko, dan kembali salah tingkah.

"A-ah…. Halo, Koneko-san. Apa kabar?" Tanya Issei dengan awkward. Koneko yang sedang memakan coklat pocky-nya ke Issei, hanya memandang Issei, sebelum kembali memalingkan wajahnya lagi, mengabaikan pertanyaan Issei, membuat Issei sweatdrop. 'Ohya, orang-orang bilang dia selalu apathetic seperti Naruto-senpai…' Pikirnya sweatdrop.

Sebelum Issei mengatakan apa-apa lagi, suara sebuah shower mengalihkan perhatiannya kearah bathtub indoor yang hanya tertutup oleh tirai, membuat Issei sedikit memiringkan wajahnya, kenapa ada shower di dalam ruangan, dan kenapa showernya menyala.

Ketika ia melihat ada sebuah bayangan perempuan dibalik tirai itu, pikirannya langsung shutdown, dan diambil alih oleh pikiran mesumnya. 'A-ada perempuan dibalik tirai itu!' Serunya di pikirannya.

Perempuan di bayangan itu terlihat keluar dari bathtubnya, membuat Issei bisa melihat kaki mulusnya yang tidak tertutup oleh tirai, dan langsung saja membuat ekspresi mesum.

"….Wajah yang menjijikan."

Issei mendengar Koneko menggumam. Ia lansung saja mengalihkan perhatiannya ke Koneko dengan cepat, sempat melihat Koneko memalingkan wajahnya seolah ia tidak mengatakan apapaun.

'Ow! Itu sangat sakit, Koneko-chan!'

Issei kemudian sempat mendengar kekehan dari Akeno, tetapi ia mengabaikannya dan lebih memilih untuk melihat shower itu.

"Untukmu, Ojou-sama."

Sebuah suara maskulin terdengar dari samping Rias, bayangan yang tadi ia deskripsikan, dan ia yakin itu adalah Rias-senpai. Ketika mendengar suara itu, Issei langsung melebarkan matanya dengan shock. Apa Rias-senpai membiarkan laki-laki itu melihat badan telanjangnyan yang sangat indah itu?

Issei kemudian kembali mengingat pagi harinya, yang sudah ia dub sebagai pagi hari terbaik selama hidupnya. Ia bisa melihat badan Rias-senpai telanjang! Ia sudah memastikan ia mengingat gambar itu sampai ke otaknya, membuatnya mengeluarkan darah dari hidungnya sedikit.

"Terimakasih, Naruto-kun."

"My pleasure."

Itu membuat Issei stop. Tunggu…. Naruto? Itu tidak benar kan? Tidak mungkin Rias-senpai membiarkan Naruto-senpai melihat badan telanjangnya, ya kan? Yap, tidak mungkin.

….

'TENGGELAM DI NERAKA, YOU DAMN BISHONEN!'

Teriak Issei dalam hatinya, terus mengutuk nama musuh pertama laki-laki di Kuoh, setelah Yūto Kiba. Sungguh, kenapa ia harus dikelilingi oleh bishonen?! Itu membuatnya merasakan seperti lelaki-laki ter…jelek di dunia.

Pada saat itu juga, tirai itu terbuka, menunjukan Rias yang kini sudah memakai seragamnya tersenyum pada Issei, sementara di belakangnya, terlihat Naruto yang wajahnya impasif biasa, satu tangannya berada di belakangnya, sementara satunya lagi dipakai untuk menggantung handuk tadi yang dipakai Rias.

Bergaya seperti itu membuat Naruto mengeluarkan image seorang butler. Tetapi entah kenapa, Issei setuju kalo Naruto memang sangat pantas menjadi seorang butler. Ia sangat mempunyai image-nya.

"Maafkan aku. Aku tidak bisa mengambil shower semalam karena aku harus menginap di rumahmu, jadi, aku mengambil shower sekarang." Ucap Rias-senpai. Ah… Seberapa lamanya kau mendengarnya, suara Rias-senpai adalah suara melodi yang terbaik!

Issei menggaruk leher belakangnya dengan malu, "A-ah..? Begitukah? Maafkan aku." Ucap Issei, malu bahwa ia lupa untuk memberi tawaran shower pada Rias-senpai. 'Yang lebih menggangguku lagi, adalah kenapa ada shower disini.' Pikir Issei sweatdrop.

Naruto kemudian maju kedepan. Matanya seperti tertutup, dan wajahnya impasif biasa. Ia menunduk ke Issei seperti seorang butler, "Namikaze Naruto berada di servismu." Naruto memperkenalkan dengan gaya seorang butler, membuat Issei merasa awkward. Naruto kemudian membuka matanya, dan memberi apa yang Issei asumsikan dengan glare, "Aku tidak segan membunuhmu dengan cepat jika aku melihat kau menggunakan ekspresi tadi kepada Ojou-sama." Naruto mengancam.

Issei hanya bisa pucat, sambil mengangguk dengan takut. 'Perkenalan yang singkat…. Dan memberi banyak kesan.' Pikir Issei dengan sweatdrop.

Rias tersenyum, dan menepuk tangannya bersamaan, mendapat perhatian dari seluruh anggota di ruangan.

"Baiklah! Semuanya sudah berkumpul disini. Hyoudou Issei-kun.. apa boleh aku panggil Issei-kun?" Tanyanya sambil memiringkan wajahnya, memberikannya pandangan kawaii.

Issei dengan gerogi menjawab, "A-ah, ya."

Rias tersenyum, "Baiklah! Kalau begitu, kami, Klub Penelitian Makhluk Hidup, menyambutmu!" Seru Rias dengan ceria. Pengumaman itu membuat anggota yang tadinya duduk, menjadi berdiri untuk menyambut Issei.

Issei menjadi salah tingkah ketika disambut itu. Ia hanya bisa terkekeh, "Eh, ah ya." Ucapnya salah tingkah.

"-sebagai Iblis." Lanjut Rias yang belum selesai, membuat Issei kaget. Ia baru ingat kalau ia sekarang adalah iblis.

'Ayah, ibu, sepertinya aku dalam sesuatu yang besar.'


"Ini tehnya." Ucap Akeno dengan halus, memberi secangkir teh terakhir dari yang ia bawa kepada Issei.

Issei tersenyum, "Ah, terimakasih." Jawab Issei. Ia masih merasa awkward seperti ini.

Tak lama kemudian, dari dapur juga keluar Naruto yang membawakan sebuah biskuit kue, dan menaruhnya di meja. Apa itu adalah biskuit buatan Naruto sendiri? Issei tidak tahu, dan hanya akan mengsumsikan bahwa itu buatan Naruto.

Issei memakan biskuit itu dengan habis, dan kemudian menghabiskan teh yang dibuatkan oleh Akeno. Ia tidak menyangka makanan dan minumannya akan seenak ini! Walaupun ini hanya sekedar kue biskuit dan teh, ia seperti memesan biskuit dan teh itu dari restoran bintang 5.

"Ini sangat enak, Akeno-senpai, Naruto-senpai!" Seru Issei dengan nada ceria, tidak menyangka bahwa 'The Greatest Couple' sangat pintar memasak.

Naruto tidak menjawab komplimen Issei, dan hanya duduk di sofa, tepat di samping Rias, seolah ia tidak mendengar apa yang dikatakan Issei, membuat Issei memutarkan bola matanya, entah kenapa mengekspektasi Naruto untuk mengabaikannya.

'Jerk.' Pikir Issei dengan bercanda.

Walaupun begitu, Akeno hanya tersenyum senang ketika mendengar komplimen dari Issei. "Ara ara, terimakasih, Issei-kun. Aku diajari Naruto-kun memasak sejak kita kecil. Walaupun dia terlihat seperti itu, ia sangat pintar memasak." Cerita Akeno. Issei melebarkan matanya sedikit. Sedikit kaget kalau orang sedingin Naruto mempunyai bakat untuk… y'know, memasak.

Akeno kemudian berdiri lagi, dan melihat kearah tempat kosong di samping Naruto. Ada dua sofa yang sama-sama menghadap meja, dan menghadap satu sama lain. Satu sofa hanya muat tiga orang dewasa, maksimal. Jadi, melihat Rias dan Naruto sudah duduk disana, hanya tinggal tersisa satu tempat kosong lagi di samping Naruto.

Akeno menyeringai. Ia kemudian melihat kearah Koneko, yang menyipitkan matanya, dan melihat kearah tempat kosong di samping Naruto juga, membuat Akeno memberikan sedikit glare kepada Koneko itu.

Rias menghela nafasnya, melihat apa yang akan terjadi. Sebelum mereka bisa berkelahi untuk merebut posisi di samping Naruto, Rias berbicara, "Yūto, duduk di samping Naruto." Suruh Rias, membat Akeno dan Koneko mengalihkan perhatian mereka dari satu sama lain dan memberi Rias glare.

Yūto hanya terkekeh, dan kemudian berjalan dan duduk di samping Naruto, mengangguk kepada Naruto. Issei hanya melihat semua ini dengan bingung, dan walaupun Naruto terlihat impasif seperti biasa, bisa terlihat bahwa ia bingung juga.

Dengan itu, Akeno dan Koneko, dengan terpaksa, harus duduk bersama Issei, membuat Issei sedikit blushing karena ia duduk di sofa bersama dengan dua perempuan terpopuler di sekolah.

Rias tersenyum ketika melihat semuanya. Ia menyisipkan teh buatan Akeno, dan kemudian melihat kearah Issei setelah menempatkan gelasnya lagi ke meja.

"Baiklah, Issei-kun, apa kau mempunyai pertanyaan tentang kami?" Tanya Rias, tersenyum manis kepada Issei.

Issei tersenyum malu dan menggaruk kepalanya, "Ah… Aku mempunyai banyak pertanyaan, tetapi aku tidak tahu ingin mulai darimana." Ucapnya dengan jujur. "Semalam sudah kubilang, aku hanya anak murid SMA biasa… jadi, ketika aku tiba-tiba saja terlempar dalam masalah ini, aku tidak tahu harus apa.." Lanjut Issei sejujurnya.

Rias mengangguk dengan serius, "Aku tahu itu." Jawabnya. "Baiklah, bagaimana kalau kita jelaskan ini dari awal?" Tanyanya.

Issei hanya tersenyum gerogi, "Baiklah, mungkin itu bisa." Ia menjawab.

Rias kembali mengangguk, dan mengeluarkan foto Amano Yuuma. Ketika melihat foto itu, Issei hanya tidak bereaksi apa-apa, tetapi tangannya memekal. Entah karena ia marah ketika mengingat aksi Amano Yuuma, atau karena ia hanya marah dengan Amano Yuuma.

"Apa kau merasakan ada yang aneh dengan orang-orang disekitarmu, yang berkaitan dengan Amano Yuuma, mantan teman kencanmu ini?" Tanya Rias dengan serius.

Mendengar itu, Issei sedikit melebarkan matanya, "Ah…. Benar juga. Ketika kau mengatakan itu, aku baru menyadari sesuatu, senpai. Motohama dan Matsuda tidak ingat Yuuma-chan sama sekali, walaupun aku mengingat jelas sekali bahwa aku sudah memperkenalkannya… Dan juga, aku baru mengecek di ponselku bahwa semua foto Yuuma-chan yang aku ambil sudah terhapus, dan e-mail dan nomor telfon Yuuma-chan yang sudah aku simpan di ponselku tiba-tiba menghilang." Issei menjelaskan. Sebuah realisasi kemudian terlihat di wajahnya, "Itu… itu seperti seolah Yuuma-chan tidak ada sama sekali." Gumamnya, terlihat seperti mengatakan itu pada dirinya sendiri daripada ke Rias.

Rias mengangguk, "Dia adalah Fallen Angel, seperti yang sudah kita bilang. Itu adalah salah satu kekuatannya." Ucap Rias.

Naruto kemudian melanjutkan, "Fallen Angels awalnya adalah malaikat yang mengabdi kepada Tuhan. Tetapi, karena mereka melakukan sebuah dosa yang terlarang untuk seorang malaikat, mereka jatuh ke neraka dan menjadi Fallen Angel, malaikat yang jatuh. Mereka adalah musuh dari kita Iblis." Naruto menjelaskan. Entah kenapa, Issei merasakan Naruto mengatakan kata 'Fallen Angel' dengan penuh kebencian, tetapi ia tidak tahu, karena suara Naruto selalu monoton seperti itu.

"Seperti yang kau tahu," Rias kembali berbicara, "Kami semua disini adalah Iblis. Klub 'Penelitian Makhluk Gaib' hanyalah kamuflasi untuk merahasiakan idenitas kita sebagai Iblis, sekaligus mengerjakan aktivitas kita sebagai iblis tanpa ada kecurigaan." Jelasnya.

Issei menganggukan kepalanya. Itu cukup masuk akal.

"Kita, Iblis, selalu berperang dengan Fallen Angels sejak zaman kuno. Kita selalu bertarung untuk posesi kepimilikan Underworld, atau 'Neraka' jika kata manusia. Underworld terbagi menjadi dua area sekarang. Satu untuk Iblis, dan satu untuk Fallen Angel. Iblis membuat perjanjian dengan manusia dan kemudian menerima bayaran pengorbanan mereka untuk meningkatkan kekuatan. Fallen Angel, sebaliknya, mereka mengontrol manusia untuk mengeliminasi Iblis. Disaat itulah, Malaikat ikut terinvolvasi untuk mengeliminasi dua kaum ini, dari perintah tuhan. Karena itu, 3 fraksi terbuat. Ini sudah berjalan sejak zaman kuno." Jelas Rias yang kembali menyisipkan tehnya.

Issei mengangguk mengerti. Mengambil semua penjelasan Rias. Ia kemudian menengok kearahnya, ''Lalu, bagaimana dengan Sacred Gear? Apa itu Sacred Gear?" Tanya Issei, terlihat masih sangat bingung.

Mendengar itu, kali ini Yūto yang memutuskan untuk menjawab, "Sacred Gear adalah sebuah kekuatan spesial yang diberi untuk spesifik manusia. Hanya manusia yang bisa memiliki Sacred Gear. Jadi, Fallen Angel, Iblis, ataupun Malaikat tidak mempunyai Sacred Gear sama sekali. Contohnya, orang-orang yang namanya diingat dalam sejarah, sebagian besar dari mereka mempunyai Sacred Gear." Jelas Yūto.

Issei hanya kembali mempunyai ekspresi bingung, 'Huh? Kalau begitu, Albert Einstein, Stephen Hawking, Newton, Alexander The Great, Julius Caesar... Semuanya mempunyai Sacred Gear?! Wow! Aku tidak menyangka ini! Aku jadi sangat tidak sabar untuk mengetahui apa yang bisa dilakukan Sacred Gear milikku! Aku harap milikku adalah kekuatan 'tembus pandang'…' Batin Issei dengan maksud mesum dibagian akhir.

"Di zaman sekarang, ada beberapa orang yang mempunyai Sacred Gear di dalam tubuh manusia mereka. Kau tahu orang-orang yang mempunyai peran penting di dunia sekarang? Sebagian besar dari mereka mempunyai Sacred Gear." Jelas Akeno, melanjutkan Yūto.

"Sebagian besar dari Sacred Gear mempunyai fungsi yang hanya bisa digunakan di populasi manusia untuk membantu hidup mereka menjadi lebih mudah. Tapi ada beberapa Sacred Gear yang bisa menjadi ancaman untuk kami, Iblis, dan juga Fallen Angel." Jelas Rias, "Issei, angkat tanganmu." Perintahnya sambil melihat Issei dengan intent.

Issei hanya memandang Rias dengan bingung.

"Cepat lakukan." Perintahnya.

Issei kemudian melakukannya. Ia mengangat tangan kirinya.

"Tutup matamu, dan bayangkan sosok paling kuat yang hadir dalam pikiranmu."

Issei menutup matanya, dan membayangkan sosok kuat di pikirannya. Banyak sosok kuat yang berada di pikirannya. Ada Haruhi Suzumiya dari light novel Haruhi Suzumiya. Sosok Ichigo Kurosaki dari anime Bleach yang pernah ia tonton juga muncul di kepalanya. Iapun memilih untuk fokus kepada sosok Son Goku dari Dragonball di pikirannya. Son Goku adalah yang paling kuat dari antara mereka bertiga. Ia bisa menghancurkan sebuah planet.

"Son Goku… dari Dragonball…" Gumam Issei tanpa sadar.

Naruto melihat kearah Issei yang kini sedang menutup matanya dengan deadpan. 'Indra perasaku merasakan bahwa sebentar lagi akan ada moment bodoh yang akan terjadi.' Batinnya dengan sarkastik.

"Baiklah," Ucap Rias yang kini melihat kearah Issei dengan intent. "Kemudian bayangkan.. bayangkan. Bayangkan sosok kuat itu di pose yang membuatnya sangat, sangat kuat."

"…"

Issei hanya hening. Ia kemudian membayangkan pose Son Goku saat melakukan Kamekameha. Apa ini tidak apa-apa?

"Bagus. Sekarang, turunkan tanganmu dan berdiri dari sofa." Rias kembali memerintahkan. Issei melakukan apa yang diperintahkan. "Sekarang, mimik pose dari orang itu. Kau harus membayangkannya dengan kuat, dan kau tidak boleh menahannya."

'Crap.' Pikir Issei. 'Ada banyak orang disekelilingku! Dan, aku harus memimik pose Kamekameha di umur segini?! Ini akan sangat memalukan…' Batinnya.

"Lakukanlah, Issei." Rias mendesak Issei.

Issei mengangguk saja, dan pelan-pelan, ia memimik pose Son Goku dari Dragonball. Rias melihatnya sambil menaikan alis matanya, tahu pose apa yang diambil oleh Issei karena dia sendiri adalah Otaku. Sementara Yūto dan Koneko terlihat bingung dengan pose Issei, Naruto dan Akeno juga mengetahui pose itu.

Mereka berdua selalu dipaksa menonton anime oleh Rias saat mereka kecil, after all.

"Kamekameha!" Seru Issei, membuka kedua tangannya, memimik pose Goku saat ia menembakan Kamekameha.

"Sekarang, buka matamu. Di tempat ini dimana banyak energi demonic, Sacred Gearmu akan muncul lebih mudah." Rias berkata padanya.

Issei membuka matanya dan kemudian…

Flash!

Sebuah cahaya muncul dari tangan kirinya, membuat Issei sangat kaget. Cahaya itu mulai membentuk, dan meringkup tangan kiri Issei. Semua member dari peerage Rias melihat kearah cahaya itu dengan penasaran, ingin mengetahui Sacred Gear milik Issei sendiri.

Setelah cahaya itu meredam, terlihat sebuah gauntlet (sarung tangan berlengan panjang) berwarna merah, yang terlihat seperti barang cosplay yang realistic. Di tempat dimana belakang telapak tangannya berada terlihat sebuah permata berwarna hijau.

"Apa sebenarnya iniii?!" Teriak Issei dengan shock.

Ketika semuanya melihat Sacred Gear milik Issei dengan bingung sekaligus penasaran, Naruto melebarkan matanya. Ia terlihat seperti merekognasi sacred Gear milik Issei. Rias menangkap pandangan Naruto, dan memutuskan untuk menanyakannya padanya nanti.

"Ini adalah Sacred Gear. Ketika ini sudah keluar, kau bisa menggunakannya dimanapun dan kapanpun." Ucap Rias ketika melihat pandangan dari Issei. "Di malam ketika Naruto menyelamatkanmu, Issei-kun, kau dibawa kesini. Kau mengingat itu, bukan? Kau kita hidupkan sebagai Iblis milikku, Issei-kun. Budak dari Rias Gremory, walaupun begitu, aku lebih memilih kata 'Keluarga' daripada budak."

Dan dengan itu, sepasang sayap yang terlihat seperti sayap kelelawar keluar dari punggung seluruh anggota Klub ORC. Semuanya, kecuali… Naruto.

"…apa kau tidak mempunyai sayap keren juga, Naruto-senpai?" Tanya Issei, penasaran.

"Aku hanya tidak ingin memperlihatkannya padamu." Jawab Naruto dengan singkat dan blunt, membuat semuanya sweatdrop.

'Jerk.' Batin Issei kembali. Issei kemudian melihat ke sayap itu, dan kemudian berpikir. Apa ia juga punya sayap? Pada saat itu juga, ia merasakan sensasi di punggungnya. Ia kemudian melihat ke belakang, dan melebarkan matanya ketika ia melihat sepasang sayap menempel di punggungnya. Tentunya, untuk lelaki seperti Issei, yang sudah mengalami pengalaman hampir mati secara dua kali, posesor dari Sacred Gear yang sangat keren yang mungkin akan membuat Goku cemburu, satu-satunya reaksi yang bisa ia lakukan adalah…

"Kyaaaaa!"

Teriak seperti perempuan ABG.

….Kalian juga akan mempunyai reaksi seperti Issei, jika kalian menyadari bahwa ada sebuah kecoa menempel di punggung kalian.

Rias, Akeno dan Yūto terlihat terkekeh melihat itu, sementara Naruto dan Koneko melihat itu dengan blank seperti biasanya.

"Kalau begitu, mari kita perkenalkan kita masing-masing dengan official. Naruto, kau yang pertama." Rias memerintahkan.

Naruto mengangguk. Ia kemudian kembali membungkuk kearah Issei dnegan gaya seorang butler, "Namikaze Naruto, Kelas 3C. Aku adalah seorang Iblis." Naruto memperkenalkan.

Yūto tersenyum kearah Issei, "Namaku adalah Yūto Kiba. Seperti yang kau tahu, aku kelas 2 sepertimu, walaupun kita berbeda kelas, Hyoudou Issei-kun. Umm, aku adalah seorang iblis juga. Senang bertemu denganmu."

Koneko membungkukan kepalanya untuk memberi hormat pada Issei yang adalah senpainya, "...Kelas 1… Toujou Koneko. Senang berkenalan denganmu… Aku seorang iblis juga." Koneko memperkenalkan dengan gayanya.

Selanjutnya, Akeno tersenyum kepada Issei, "Namaku Himejima Akeno, dan aku berada di kelas 3. Aku juga sekaligus vice-president dari Klub Penelitian Makhluk Gaib. Senang bertemu denganmu. Walaupun aku seperti ini, aku juga adalah seorang Iblis. Ufufu."

Dan terakhir adalah Rias.

"Aku adalah master mereka, sekaligus Iblis dari Keluarga Gremory, Rias Gremory. Keluargaku memegang status Duke. Senang berkenalan dengamu, Issei-kun." Rias akhirnya memperkenalkan.

Dan dengan ini, hidup Hyoudou Issei sebagai Iblis dimulai.


Chapter 4 ― The End.


Author Note: Well, new update. By the way, karena banyak yang pengen dijelaskan, aku akan memberikan list harem Naruto:

Akeno Himejima (main)

Sona Sitri

Koneko Toujou

Tsubaki Shinra

Grayfia Lucifuge

Xenovia.

Semua anggota perempuan dari peerage Naruto

Hanya itu saja. Aku pengen ngerencanaian masukin Murayama sama Katase, tapi aku entah kenapa gabakalan bisa, kayaknya. Dan untuk yang terakhir kalinya, Rias ga akan dimasukin ke Harem.

Dictionary:

Onsen Pemandian air hangat

Student Council OSIS

Kaichou President

Yamato Nadeshiko Perempuan ideal Jepang

-senpai Senior

Bishounen Lelaki cantik (atau mempunyai tampang feminim)

Duke Adipati.

Sampai jumpa di chapter selanjutnya!