Disclaimer ― I don't own Naruto or Highschool DxD

Chapter 1 ― Naruto Namikaze


Sinar cahaya matahari memasuki jendela, membuat sang figur yang kini sedang tidur, perlahan membuka matanya. Figur itu mempunyai rambut pirang, kulit yang putih, dan tinggi yang cukup panjang untuk lelaki seumurannya.

Ketika figur itu membuka matanya, terlihat mata biru cerulean langit yang sangat biru. Figur itu bernama Namikaze Naruto. Naruto membuka matanya perlahan, dan mengusap matanya, sementara di dalam hati ia mengutuk sinar matahari.

Ketika Naruto sudah membuka matanya, Naruto melihat kearah jam yang ada di sebuah laci di sampingnya. Jam itu menunjukan pukul setengah 7, yang berarti ia masih mempunyai waktu satu setengah jam untuk pergi ke sekolah.

Tetapi, sebelum ia bisa bangun, Ia merasakan tangannya memegang sesuatu. Sesuatu yang sangat lembut dan besar. Naruto kemudian memeras sesuatu itu, mendapatkan erangan dari sesuatu di balik selimutnya.

Menyadari 'sesuatu' itu apa, Naruto harus menahan sebuah blush yang muncul di pipinya, dan melepaskan tangannya dari 'sesuatu' itu. Naruto kemudian menghela nafasnya lagi. Kalau kebiasaan ini semakin sering, jangan salahkan dia kalau suatu saat ia akhirnya sudah tidak tahan lagi, dan mengambil keperawanan wanita yang sangat ia ketahui tidur di sampingnya.

Naruto kemudian membentuk wajahnya menjadi blank seperti biasa, sebelum akhirnya memegang selimutnya, dan menariknya. Disana, ada sebuah pemandangan yang semua lelaki akan berkorban untuk melihatnya. Seorang wanita, telanjang, tanpa baju sama sekali, tidur disana dengan expresi innosen di wajahnya.

"Akeno…." Gumam Naruto sambil menggelengkan kepalanya.

Himejima Akeno adalah teman masa kecil Naruto. Mereka sudah mengenal satu sama lain sejak bayi, dan selalu bersama seterusnya. Orangtua mereka berdua adalah tetangga, jadi tidak heran jika mereka selalu bertemu dan selalu bermain bersama.

Akeno dan dirinya selalu melakukan sesuatu bersama saat mereka kecil. Akeno dan Naruto saat itu tidak dapat terpisahkan, dan orangtua mereka berdua selalu bahagia melihat mereka berdua. Naruto melihat kearah laci yang berada di sampingnya lagi, dan melihat pakaian Akeno, yang pastinya tadi malam sudah dirapikan oleh Akeno sendiri saat ia menyelinap ke kamar Naruto.

Di atas tumpukan pakaian itu, ada sebuah pita berwarna orange hadiah dari Naruto. Naruto tersenyum kecil. Ia masih ingat bagaimana ia memberi Akeno hadiah itu…

Flashback

Naruto, berumur 7 tahun, berlari ke arah taman bermain yang ada di desa dimana ia dan Akeno tinggal. Wajahnya mempunyai ekspresi panik. Ia sudah telat satu jam untuk bertemu Akeno di taman bermain. Seminggu yang lalu, Naruto dan orangtuanya berlibur ke Amerika untuk mengunjungi kakek dan neneknya dari bagian ayahnya.

Akeno tidak mau membiarkan Naruto pergi, tentunya, karena Naruto adalah satu-satunya temannya disini. Karena itu, Naruto berjanji, seminggu dari sekarang dan pukul jam 7 malam, ia akan janji bertemu Akeno di taman bermain ini. Akeno dengan cepat menyetujui.

Dan, Naruto kini baru sampai di rumah, karena perjalanan dari bandara ke sini sangat ramai, dan ia sudah langsung berlari ke taman karena ia mengingat janjinya pada Akeno, meskipun orangtuanya protes karena Naruto harus istirahat dahulu.

Kini sudah malam, kira-kira sekitar setengah 9, karena ia berkata pada Akeno bahwa mereka akan bertemu pukul 8. Ia hanya berharap Akeno masih berada di taman, karena kalau tidak, keesokan harinya ia akan terlalu malu untuk meminta maaf kepada Akeno. Ia adalah orang yang tidak pernah mengingkari janji.

Ketika sampai di taman, Naruto melihat ke sekeliling. Tidak ada orang sama sekali disekitarnya. Ia mulai menunduk kecewa, sebelum akhirnya matanya melihat sebuah figur yang mempunyai rambut hitam yang sangat panjang. Naruto langsung tahu itu adalah Akeno, karena ia sangat mengenal rambut hitam panjang kesukaannya itu.

Ia kemudian berlari kesana sambil berseru, "Akeno-chan!" Serunya.

Dan langsung saja, Akeno, yang tadinya menangis karena mengira Naruto telah meninggalkannya, menengok ke suara itu dengan mata melebar di wajahnya, sebelum akhirnya wajah Akeno berubah menjadi tersenyum besar.

"Naruto-kun!" Seru Akeno, meloncat dari ayunan yang ditempatinya tadi untuk lari kesatu-satunya temannya.

Naruto tersenyum, dan kemudian membiarkan tubuh Akeno menabraknya, dan kemudian memeluknya. Ia membiarkan Akeno menangis di pelukannya sementara Naruto mengelus punggung Akeno.

"Naruto-kun… hics… Aku kira kau akan meninggalkanku! Hics… Aku… aku sudah menunggumu daritadi…." Gumam Akeno di pelukan Naruto.

Naruto kemudian merasa bersalah. Ia tahu ia sudah mengingkari janjinya, dan ayahnya sudah pernah bilang bahwa lelaki tidak pernah mengingkari janjinya.

"Shuush… jangan sedih, Akeno-chan. Aku tidak akan meninggalkanmu. Bukankah aku sudah berjanji untuk selalu berada di sampingmu dan melindungimu?" Ucap Naruto, mencoba menenangkan. Ya, Naruto pernah berjanji pada Akeno, saat mereka berdua berumur 4 tahun, bahwa Naruto akan selalu melindungi Akeno. Naruto membuat janji itu, ketika anak-anak di taman bermain mengatai rambut Akeno yang terlalu panjang.

Mengingat-ngingat tentang rambut panjang, Naruto kemudian mengambil sesuatu dari kantung celananya, mendapatkan mata penasaran dari Akeno. Mengeluarkannya, kini di tangan Naruto terdapat sebuah pita berwarna orange. Naruto membeli pita ini di hari terakhirnya di Amerika, karena pita itu terlihat cantik dan warna orange adalah warna kesukaannya.

"Baiklah, aku minta maaf, Akeno-chan. Sebagai permintaan maafku, aku berikan kau ini." Ucap Naruto, memperlihatkan pita orangenya pada Naruto.

Akeno, yang kini sudah tidak menangis, menatap kearah pita itu dengan penasaran. "Pita? Untuk apa?" Tanya Akeno kebingungan.

Naruto hanya tersenyum, "Untuk menguncir rambutmu, tentu saja!" Seru Naruto. Ketika mendapatkan pandangan sedih dari Akeno, Naruto kemudian menyadari kesalahan dalam perkatannya. "E-eh, maksudku, bukan berarti aku tidak menyukai rambut panjangmu. Sebaliknya, aku sangat menyukainya. Tetapi aku tidak ingin rambut panjangmu menghalangimu." Jelas Naruto.

Eskpresi sedih Akeno kemudian terganti, dan kembali menjadi ekspresi senang Akeno. Akeno kemudian melihat kearah pita itu lagi dan cemberut, "Aku tidak tahu cara memakainya…" Gumam Akeno dengan malu.

Naruto hanya terkekeh, "Tenang saja, Akeno-chan! Aku tahu cara memakainya. Kaa-san sering menyuruhku untuk menguncir rambutnya! Sini! Akan kutunjukan padamu!" Seru Naruto dengan senang, dan kemudian menarik tangan Akeno ke ayunan yang diduduki Akeno tadi.

"Duduk disana, dan aku akan melakukan semuanya untukmu." Ucap Naruto. Akeno mengangguk, dan mulai duduk di ayunan itu. Naruto tersenyum. Ia kemudian mengambil rambut Akeno, dan dengan mudah menguncirnya menjadi high-ponytail.

Akeno, walaupun tidak bisa melihat rambutnya, tetapi bisa memegangnya. Wajah Akeno kemudian berubah menjadi kagum, "Wah… Sangat nyaman!" Seru Akeno.

Naruto terkekeh, "Tentu saja," Ucapnya. "Baiklah Akeno-chan, bagaimana kalau kita pulang? Aku yakin orangtua kita sudah khawatir pada kita!" Seru Naruto. Akeno mengangguk dengan senang, dan kemudian Naruto mengambil tangan Akeno dan berlari kearah rumah mereka.

End Flashback

Naruto tersenyum ketika mengingat memori itu. Sampai sekarang, Akeno selalu memakai pita orangenya untuk menguncir rambutnya yang Naruto sangat yakin sudah sangat panjang.

Naruto kemudian melihat kearah figur telanjang Akeno lagi, dan harus menahan blush yang berada di pipinya ketika melihat payudara Akeno sekaligus putingnya. Ia tidak menyangka kalau Akeno dulu, saat masih sangat kecil, mempunyai payudara yang sangat kecil tetapi kini, payudaranya melebihi Rias sendiri.

Naruto menghela nafasnya lagi, dan kembali mencoba mengingat masa lalunya. 4 bulan setelah memberi hadiah kepada Akeno, kedua orangtua Naruto meninggal. Kedua orangtua Naruto meninggal saat dirampok saat Naruto dan keluarganya sedang pergi jalan-jalan. Perampoknya tidak membunuh Naruto karena ia ingin membuat hidup Naruto menderita.

Sampai sekarang Naruto masih belum menemukan bajingan yang merebut nyawa kedua orangtuanya. Saat itu, Naruto langsung tinggal bersama Akeno, membuat Akeno senang. Sifatnya saat itu berubah menjadi pendiam dan agak dingin, tetapi Naruto kembali menjadi Naruto biasanya berkat bantuan Akeno.

Sejak saat itu, Naruto tahu bahwa ia lemah, dan Naruto ingin kuat. Kalau Naruto tidak bisa melindungi keluarganya, ia akan mencoba melindungi Akeno, Paman Baraqiel dan Bibi Shura. Karena itu juga, Naruto meminta untuk diajarkan Martial Arts oleh mantan juara sabuk hitam Karate yang berada tinggal di beberapa blok dari rumah mereka.

Melihat determinasi dan alasan Naruto, Gai-sensei, sungguh, sensei yang sangat eksentrik, melatih Naruto. Gai-sensei melatih Naruto bersama Lee, yang adalah keponakan Gai-sensei. Kalau Naruto tidak tahu bahwa Lee adalah keponakan Gai-sensei, ia sudah akan mengira bahwa mereka berdua adalah ayah-anak karena sangat mirip.

Gai-sensei melatih dirinya dan Lee bukan hanya dalam Karate, tetapi dalam Taijutsu. Sesi latihan Gai-sensei selalu brutal, tetapi karena itu juga, Naruto menjadi kuat, dan percaya ia bisa melindungi keluarga keduanya dan Akeno.

Hidupnya selama satu tahun itu kembali bagus. Sayangnya saat ia berumur 9 tahun, hatinya lagi-lagi hancur ketika Fallen Angels, malaikat yang jatuh, menyerang rumah Akeno, dan berhasil membunuh Shura, ibu Akeno. Naruto dan Akeno kini masih membenci Baraqiel, melihat bahwa Baraqiel membiarkan Fallen Angels membuat Shura mati dan meninggalkan mereka. Naruto sendiri juga tidak terlalu dekat dengat Baraqiel karena posturnya mengintimidasinya, dan ia lebih dekat dengan Shura.

Sejak saat itu juga, Naruto menyadari, walaupun dengan latihan dari Gai-sensei, ia masih sangat lemah. Sejak saat itu juga, Naruto trauma dengan patah hati yang terus terjadi padanya. Karena itu juga, Naruto selalu menutup hatinya dan emosinya, dan hanya menunjukan dirinya yang asli pada Akeno, karena Akeno adalah alasan kenapa dirinya hidup. Naruto hidup, karena tujuan hidupnya kini adalah untuk selalu melindungi Akeno. Itu adalah janjinya. Jika tanpa Akeno, mungkin Naruto kini sudah tidak mempunyai tujuan untuk hidup, dan bunuh diri.

Naruto dan Akeno harus terpaksa tinggal bersama paman dari keluarga Akeno, yang sangat membenci Akeno karena darah Fallen Angels Akeno, dan tidak sampai seminggu, mereka membuang Akeno dan dirinya ke jalanan.

Selama di jalanan itu, dimana hidup mereka paling susah. Naruto selalu berusaha melindungi Akeno, sekaligus memenuhi kebutuhan mereka berdua. Naruto sedikit mengajarkan Akeno beberapa Taijutsu untuk melindungi dirinya sendiri saat itu.

Selama dijalanan, Naruto dan Akeno mempelajari banyak hal. Mereka selalu harus mencuri untuk hidup. Karena itu juga, Akeno menjadi ahli dalam mencopet, sementara Naruto ahli dalam pick-lock, sebuah kemampuan untuk membuka kunci hanya dengan beberapa peralatan.

Saat itu juga, Naruto menemukan, bahwa dirinya spesial. Naruto merasakan bahwa dirinya mempunyai energi di dalam, yang bisa membuat Naruto melakukan sesuatu. Suatu saat, Naruto pernah membuat benda melayang, atau secara tidak sengaja, mengeluarkan api dari mulutnya, atau yang lebih exstrim, memanipulasi air. Naruto tahu bahwa ini adalah kekuatannya, dan mulai mengontrolnya.

Mereka hidup di jalanan selama 10 tahun, dimana mereka akhirnya diselamatkan oleh Rias Gremory, seorang Devil. Saat itu, Naruto dan Akeno sedang diserang oleh Stray Devil, dan diselalamatkan oleh Sirzechs Lucifer dan Rias Gremory, yang kebetulan ada disana.

Karena itu juga, Naruto, melihat bahwa Ia tidak ingin Akeno hidup dijalanan, memohon kepada Sirzechs dan Rias untuk membawa pulang Akeno bersama mereka berdua karena ia ingin Akeno terjaga. Akeno terlihat shock dan kaget, dan tidak mau meninggalkan Naruto.

Melihat itu, akhirnya Rias menawarkan keduanya untuk menjadi anggota peerage-nya. Naruto dengan cepat setuju, karena itu lebih baik menjadi pelayan untuk Rias daripada harus hidup di jalanan. Dan juga, ia juga tidak ingin Akeno hidup di jalanan. Lagipula, Rias adalah orang yang menyelamatkan mereka berdua, dan Naruto berpikir bahwa ini adalah caranya untuk membayarnya.

Akhirnya mereka setuju. Akeno menjadi Queen, dan Naruto menjadi Knight. Dengan itu juga, Rias dan Sirzechs membawa mereka berdua ke Dunia Bawah (Underworld), untuk mempelajari semuanya tentang menjadi Devil, Hukum, dan juga etikanya. Mereka berdua adalah member peerage pertama Rias.

Saat itu, semuanya mulai membaik. Akeno kembali bisa tersenyum dan terlihat sekali berteman dengan cepat dengan Rias. Naruto masih tetap pendiam, karena luka di hatinya masih belum sembuh. Naruto masih sulit untuk hatinya lagi, ia takut jika ia melakukan itu akhirnya Rias akan meninggalkannya dan hatinya pecah lagi.

Disuatu saat, Naruto menceritakan kepada Sirzechs tentang energi di dalam tubuhnya. Sirzechs berkata bahwa ia tidak pernah mendengar energi itu, dan mengatakan pada Naruto bahwa ia akan melaporkannya kepada temannya, yang juga sekaligus salah satu dari 4 Satan, Ajuka Beelzebub, seorang jenius penemu Evil Pieces System.

Ajuka bertanya tentang identitas orang tua Naruto, dan Naruto menjawabnya, Uzumaki Kushina dan Namikaze Minato. Ajuka kemudian menjelaskan, bahwa energi yang di dalam Naruto bernama Chakra. Itu adalah bloodline manusia, yang pada zaman dahulu, mempunyai kekuatan setara dengan Malaikat, Iblis, dan Malaikat yang jatuh. Ajuka mengatakan, bahwa pada suatu saat, semua manusia mempunyai chakra, sebelum akhirnya, diselang 100 tahun, karena tidak ada catatan tentang itu lagi, kekuatan itu menghilang di manusia, dan hanya ada di Uzumaki. 1000 tahun yang lalu, Klan Uzumaki sendiri juga tidak mempunyai Chakra ini, karena apa, Ajuka masih tidak tahu. Ajuka kemudian bilang, potensial yang dimiliki Naruto sangat banyak, melihat Naruto mempunyai chakra dan energy iblis.

Karena tidak banyak yang ditemukan oleh Chakra, Ajuka hanya bisa menemukan bahwa Chakra bisa digunakan untuk memanipulasi 5 elemen utama. Angin, Air, Tanah, Petir dan Api. Selanjutnya, Ajuka tidak tahu dan hanya menyuruh Naruto mengeksperimen sendiri, dan nanti beritahu Ajuka, karena Ajuka juga ingin tahu dan membuat catatan untuk kemampuan itu.

Saat ini, Naruto sudah menemukan kemampuan Chakra. Naruto bisa membuat sebuah klon, membuat ilusi, dan lain-lainnya. Naruto merasa bahwa Chakra bisa melakukan apapun, dan tidak ada batasnya. Batasnya hanya tergantung kapasitas Chakranya, atau imajinasi penggunanya. Dengan itu, Naruto kemudian membagi kekuatan Chakra menjadi 3 bagian. Ninjutsu, Tekhnik Elemen, Genjutsu, Tekhnik Ilusi, dan Ninpou sisanya.

Selama 8 tahun, Naruto dan Akeno menjalani kehidupan yang sangat baik. Walaupun Naruto masih tetap pendiam dan dingin, ia setidaknya ramah dengan para anggota dari Klan Gremory, dan menghormati Rias sampai-sampai ia memanggil Rias dengan 'Ojou-sama' atau 'Rias-sama' walaupun selalu diprotes oleh Rias karena Klan Gremory selalu memperlakukan 'pelayan' mereka seperti keluarga. Tetapi, Naruto selalu insisten dan memanggilnya Rias-sama, atau kadang Ojou-sama, membuat Sirzechs membandingkan Naruto seperti Grayfia. Naruto memanggil Rias dengan honorifik itu karena ia merasa bersyukur atas Rias untuk menyalamatkannya dan Akeno dari hidup di jalanan.

Selama 8 tahun itu juga, sifat Akeno berubah drastis, dan entah kenapa ia menjadi sadist, dan suka menyiksa sesuatu. Walaupun begitu, Naruto tidak keberatan, dan malah melihatnya sebagai unik, membuatnya mendapatkan pandangan gila dari Rias dan Sirzechs ketika mengatakan bahwa sadist itu unik. Naruto tidak keberatan, karena dirinya sendiri juga seorang sadist, tetapi bisa ia sembunyikan dengan baik.

Di durasi 8 tahun itu juga, ada beberapa orang lagi yang bergabung dalam Rias Peerage. Pertama, ada Koneko Toujou, Rook, perempuan berambut silver dan bermata hazel yang membuang nama lamanya, dan mendapatkan nama Koneko Toujou dari Rias. Perempuan itu adalah Nekoshou, dan sama seperti Naruto, selalu pendiam dan tanpa emosi. Mereka cukup dekat, karena masa lalu mereka yang hampir sama dan sifat yang juga sama.

Lalu, ada Yuuto Kiba, mendapatkan posisi Knight sepertinya, lelaki tampan berambut pirang sama sepertinya, walaupun Naruto lebih gelap, dan Kiba bermata hitam. Ia juga adalah seseorang yang mempunyai dua Sacred Gear. Awalnya Yuuto tidak mempunyai nama, karena dia adalah seorang yatim piatu yang dimasuki dalam projek Holy Sword. Ia masih belum tahu projeknya secara detail, tetapi dari yang Rias katakan, projek itu gagal, dan Kiba adalah satu-satunya yang selamat. Awalnya Kiba tidak percaya dengan Rias dan yang berhubungan dengannya, sampai suatu kejadian dimana akhirnya Kiba diberi nama 'Yuuto Kiba' oleh Rias. Hubungannya dengan Kiba, walaupun Kiba mencoba untuk berteman dengannya, Naruto masih menutup hatinya dan hanya ramah kepada Kiba saja, tetapi tidak menkonsiderasikan Kiba adalah temannya. Kiba sangat ahli dengan pedang, begitu juga Naruto, dan Naruto juga sering sparing bersamanya.

Yang ketiga adalah setengah manusia dan setengah vampir, yaitu sang Dhampir Gasper Vladi, Bishop. Ia tak tahu banyak tentangnya, hanya tahu bahwa Gasper adalah setengah vampir yang mempunyai Sacred Gear untuk mengendalikan waktu, membuatnya dibenci oleh semua Vampir. Karena kekuatan itu juga, Gasper saat ini sedang disegel karena kekuatannya yang tidak terkendalikan.

Jadi, itu, kurang besar adalah hidupnya. Oh, dan ia juga adalah High-class Devil. Ia berhasil mendapatkan posisi High-class, karena Ia pertama, memenangi Tournament untuk promosi ke Mid-class Devil dan menang, dan membuat tekhnik Hiraishin. Karena tekhnik Hiraishin itu ia dipromosi ke High-class Devil.

Hiraishin adalah tekhnik instan teleportasi yang Naruto buat, ketika ia pernah berpikir, bagaimana kalau ia bisa teleportasi langsung ke belakang musuh dengan cepat, dan langsung membunuhnya dengan cepat? Dengan pikiran itu, ia mulai mencoba bereksperimen dengan Seal Magic dan Magic Circle yang biasanya dipakai oleh Iblis untuk teleportasi.

Naruto memulai projeknya saat ia berumur 13 tahun, dan dibantu oleh Ajuka dan Sirzechs sendiri, karena mereka berdua juga tertarik dengan ide instan teleportasi Naruto. 2 tahun yang lalu, akhirnya projek mereka berdua selesai. Dengan gabungan dari otak jenius Naruto, Naruto mengkombinasikan Summoning Magic dengan Teleportation Magic, dan kemudian memodifikasinya. Sayangnya, satu-satunya cela dalam tekhnik ini adalah, Naruto hanya bisa teleportasi ke sebuah tempat yang sudah ia tandai dengan Hiraishin Marking, sebuah susunan alfabet runic yang digunakan Naruto untuk teleportasi kesana.

Hanya Naruto saja yang bisa teleportasi dengan Hiraishin semudah itu. Walaupun Ajuka dan Sirzechs bisa melakukan Hiraishin, mereka berdua tidak bisa melakukannya ke level Naruto. Mereka bisa melakukan Hiraishin, tetapi mereka hanya bisa melakukan metode yang lebih susah. Naruto bisa melakukan instan teleportasi karena ia memakai chakra, karena itu Sirzechs dan Ajuka tidak bisa memakainya seperti Naruto.

Karena setiap Naruto memakai Hiraishin menimbulkan cahaya kuning yang sama dengan rambut pirangnya, Naruto mendapatkan nama Yellow Flash dari Sirzechs sendiri yang bercanda ketika suatu hari Naruto memakai Hiraishin.

Rias dan Akeno, berusaha memakai karisma mereka dan gaya seduktif mereka untuk membuat Naruto mengajarkan rahasia Hiraishin padanya. Naruto bisa melihat Yuuto juga terlihat kagum dengan tekhniknya. Bahkan Koneko yang pendiam dan selalu mempunyai wajah blank juga terkagum atas tekhnik Hiraishin.

Walaupun itu adalah tekhnik teleportasi, tidak ada yang tahu itu adalah tekhnik teleportasi selain member peerage Rias, Keluarga Gremory, Sirzechs dan Ajuka. Iblis yang pernah Naruto jadikan untuk sparring, atau Malaikat dan Fallen Angels yang pernah Naruto lawan, mengasumsikan itu adalah kecepatan Naruto yang sangat cepat karena sebuah tekhnik.

Menggeleng-gelengkan kepalanya dari memorinya, Naruto kemudian berdiri dari kasurnya, dan berjalan ke kamar mandi. Ia hanya mandi beberapa menit, karena sungguh, tidak ada lelaki yang mandi selama wanita.

Keluar dengan hanya towel di pinggangnya, Naruto melihat Akeno sudah bangun menunggunya di kasurnya, masih telanjang dengan gaya seduktif di kasur, serta seringaian di wajahnya. Naruto bisa melihat Akeno blushing karena tubuh six-packnya.

Melihat posisi seduktif Akeno, Naruto hanya menaikan alisnya, "Sungguh, Akeno?" Tanyanya, seperti sudah capai untuk usaha Akeno berkali-kali untuk merayunya, dan selalu berakhir gagal.

Akeno hanya menyeringai dengan seduktif, "Ufufufu~ Semua lelaki diposisimu sudah akan langsung melompat, Naruto-kun. Dan lagipula, kau hanya memakai towel dan aku tidak memakai apa-apa. Bagaimana kalau kita melakukannya sekarang, hmm?~" Rayu Akeno dengan gaya seduktif.

Walaupun Naruto blushing terang-terangan, Naruto tetap membuat wajahnya blank. Selama beberapa detik, mereka berdua hanya melihat satu sama lain. Wajah face-palmed Naruto dengan wajah Akeno yang seduktif.

Sebelum akhirnya Akeno cembeurt, "Aww… Kau tidak seru, Naruto-kun." Ucap Akeno dengan nada bercanda.

Naruto hanya memutarkan bola matanya bosan. Ketika memasuki masa pubertas, bertahun-tahun yang lalu, Akeno selalu mencoba merayu Naruto dengan badan Akeno. Bukannya Naruto tidak menyukai badan Akeno, sebaliknya malah, ia menganggap Akeno wanita tercantik sedunia. Tetapi Naruto hanya tidak ingin melakukan hal yang nantinya akan ia sesali. Naruto hanya ingin keperawanan Akeno diambil oleh seseorang yang Akeno cintai, bukan Naruto.

Hubungannya dengan Akeno… bisa dibilang aneh. Saat dulu, ia selalu melihat Akeno sebagai adik kecil yang harus ia lindungi. Tetapi saat ini ia tidak tahu lagi. Walaupun ia masih memperlakukan Akeno seperti adik kecil, Naruto juga kadang mempunyai pikiran romantik tentang dirinya dan Akeno

Walaupun Naruto mencintai Akeno, Naruto akan sangat yakin Akeno akan menolaknya. Akeno adalah salah satu perempuan tercantik di dunia. Masih banyak yang bisa mencintai Akeno lebih baik daripada dirinya, Namikaze Naruto, Iblis Knight emotionless yang keadaan ekonominya tidak terlalu bagus walaupun statusnya sebagai High-class Devil.

Ngomong-ngomong soal High-class Devi, karena statusnya, Naruto bisa membuat peerage-nya sendiri. Bahkan Ajuka sudah memberinya Evil Pieces untuknya. Naruto hanya tidak menggunakannya, karena ia masih menghormati Rias.

Naruto kembali ke dunia nyata ketika melihat Akeno berdiri dari kasur dan berjalan ke kamar mandi, tentunya setelah berbisik kepada Naruto dengan nada gerah, "Kau bisa bergabung denganku untuk shower bersama, Naruto-kun."

Naruto hanya menyeringai walaupun blushing, "…..kau lupa bahwa aku sudah mandi, Akeno." Balas Naruto, mendapatkan pandangan sweatdrop dari Akeno.

Ketika Akeno sudah masuk ke kamar mandi, Naruto hanya menggelengkan kepalanya dengan senyuman di wajahnya. Walaupun ia kini sedang bingung dengan hubungannya dengan Akeno, Naruto hanya akan berakting seperti biasa, dan selalu menjaga Akeno, walaupun Akeno sudah kuat, Naruto sudah berjanji bahwa Naruto akan selalu melindungi Akeno.

Naruto menghela nafasnya dan kemudian kembali memakai bajunya. Baju standar laki-laki Kuoh Academy, yaitu blazer berwarna hitam, kemeja berwarna putih, dan kaus biru di dalamnya, beserta celana panjang berwarna hitam. Melihat sudah memakai bajunya, Naruto kemudian mengancingi blazernya. Ia adalah orang yang rapi. Tidak mengancingi blazernya, seperti para murid cowok yang lain, terlihat terlalu berantakan menurut Naruto.

Kuoh Academy dulunya adalah Sekolah untuk perempuan saja, sebelum akhirnya digabung. Kuoh Academy adalah tempat sekolah yang sangat besar, karena SMA, SMP dan SD digabung disana. Tentunya, karena ini dulunya sekolah khusus wanita, banyak lelaki yang sekolah disini karena mereka ingin dikelilingi oleh wanita.

Masih mendengar suara shower di kamar mandi, Naruto kemudian memutuskan untuk membuat mereka berdua sarapan. Mereka berdua tinggal di apartemen yang sama. Tentunya, apartemennya ada dua kamar, tetapi Akeno kini sudah menjadikan kamar yang kedua seperti tidak ada penghuni. Hanya ada lemari dengan baju-baju Akeno.

Naruto kemudian berjalan kearah kulkas, dan melihat bahan-bahannya. Melihat bahan-bahan yang ada di kulkas, Naruto langsung menyeringai. Sarapan hari ini adalah ramen, makanan kesukaan ia dan Akeno. Sebenarnya awalnya ramen hanya makanan kesukaannya sendiri, tetapi lama-lama Akeno juga suka ramen.

Naruto pintar memasak. Mempunyai ibu yang mantan koki dan harus hidup mandiri selama bertahun-tahun membuat Naruto pintar memasak. Naruto selalu bangga akan masakannya dan Rias juga sering mengkomplimen masakan Naruto sebagai masakan terenak yang pernah ia makan.

Naruto kemudian mengambil panci, mengisinya dengan penuh, dan kemudian menaruhnya di kompor yang sudah menyala untuk memanaskan air. Selanjutnya, Naruto kemudian mengeluarkan sayuran dan bahan-bahan lainnya keluar.

Beberapa menit kemudian, air di panci sudah mendidih, dan Naruto memasukan sayuran-sayurannya. Selama beberapa menit, Naruto bisa terlihat memasak ramen di dapur. Tepat saat Naruto menyelesaikan ramennya, Naruto mendengar pintu kamarnya terbuka.

Dan langsung terlihat Akeno sudah rapi dengan seragam Kuoh Academy-nya disana. Akeno adalah salah satu dari 2 Wanita Tercantik di Kuoh Academy, dan satunya lagi tentunya adalah Rias. Hari ini mereka lagi-lagi akan menjalani sekolah kelas 3 SMA. Sungguh, menurut Naruto pelajarannya sangat membosankan. Untuk apa Sirzechs mengirim peerage Rias dan Sona, salah satu High-class Iblis juga yang berada di Sekolah, Naruto tidak tahu. Semua pelajaran ini sudah diajarkan di sekolah Iblis saat mereka 10 tahun.

….well, kecuali Matematika. Dan Kimia. Dan Biologi. Dan P.E. Urgh, intinya, semua yang mereka perlukan untuk menjadi Iblis sudah diajari. Naruto berani bertaruh bahwa Sirzechs mengirim mereka ke sekolah hanya untuk hiburannya sendiri. Melihat adik favoritnya dan peeragenya mencoba bersusah payah untuk selamat dari sekolah, atau tidak, mati kebosanan. Kalaupun ditanya itu, Sirzechs hanya akan berkata 'untuk mendapatkan member baru, dan menjaga teritori Gremory dan Sitri'.

Naruto hanya mendengus. Ia sangat tahu bahwa untuk menjaga teritori mereka, mereka harus berpatrol terus-terusan mengelilingi kota ini, dan kemudian mengawasi apa ada malaikat, Fallen Angels, Exorcist yang mencoba menginfiltrasi atau masuk tanpa izin, atau pengguna Sacred Gear yang mesti diawasi.

"Ara, ara, kau harus berhenti memerhatikanku, Naruto-kun, walaupun aku senang diperhatikan denganmu, aku tidak suka dilihat dengan aneh."

Suara Akeno membuatnya kembali kenyataan. Naruto menghela nafasnya lagi. Damn, akhir-akhir ini ia suka melamun.

Naruto hanya tersenyum saja atas statement Akeno, dan kemudian memeluk Akeno dan mencium keningnya, tidak melihat bahwa Akeno sangat blushing. Itu adalah kebiasaan mereka berdua sejak mereka 10 tahun. Ketika Akeno ketakutan, Naruto selalu akan memeluknya dan mencium keningnya. Kebiasaan itu masih mereka jalani sampai sekarang, dan Naruto dan Akeno tidak protes sama sekali.

"Shampo strawberry lagi? Sudah kubilang bahwa bau jeruk lebih sesuai denganmu, Akeno." Ucap Naruto, memandang rambut Akeno sambil menaikan alisnya. Naruto sedikit lebih tinggi dari Akeno, karena itu Naruto bisa memandang Akeno dari atas.

Akeno hanya terkekeh, "Maaf Naruto-kun, tetapi Buchou lebih memilih strawberry." Jawab Akeno dengan nada bercanda.

Naruto hanya cemberut, dan kemudian duduk di kursi meja makan, meninggalkan Akeno yang kini sedang menahan kekehannya dengan menutup mulutnya dengan tangannya.

Akeno duduk di kursi yang berhadapan dengan Naruto dan memberi Naruto seringaian, "Ara, ara, sepertinya Naruto-kun cemburu pada Buchou karena Buchou telah merebut Akeno kesayangannya…" Goda Akeno.

Naruto cemberut, "Aku hanya tidak suka warna pink." Jawab Naruto.

Akeno hanya menaikan alisnya dan memandang Naruto dengan lucu, "Apa hubungannya strawberry dengan pink?" Tanya Akeno.

Naruto hanya menaikan bahunya dengan kasual, "Buah mereprentasikan sebuah warna juga. Jika kau memikirkan strawberry, kau juga akan memikirkan warna pink atau merah. Jika kau memikirkan jeruk, kau memikirkan warna orange. Jika kau memikirkan pisang, kau memikirkan warna kuning. Yah, seperti itu." Jelas Naruto.

Akeno hanya menaikan alisnya, "Jadi, bisa dibilang, kau suka jeruk hanya karena itu berwarna orange?" Tanya Akeno dengan bercanda. Ketika melihat Naruto memandangnya dengan blank, Akeno menutup tawanya dengan tangannya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, "Aku harusnya sudah tahu…" Gumamnya.

Naruto terlihat seperti tersinggung, "Hey! Tidak ada salahnya dengan warna orange. Lagipula, warna orange adalah warna terkeren." Ucap Naruto.

Akeno hanya menggelengkan kepalanya, terhibur atas kelakuan Naruto. Naruto hanya memperlihatkan sisinya yang seperti ini, sisi yang hyperactive, cerewet, dan baik kepada Akeno. Kalau kepada orang lain, Naruto hanyalah lelaki yang mempunyai wajah blank, sarkastik dan tidak pernah tersenyum.

Akeno hanya berharap, Naruto lebih menunjukan sisinya yang seperti ini kepada yang lain dan bukan hanya dirinya saja. Setidaknya, mungkin menunjukan sisinya kepada Kiba, Koneko dan Rias. Tetapi Akeno tahu, bahwa Naruto hanya takut, jika ia menerima mereka, mereka akan meninggalkannya, walaupun Naruto tidak pernah mengakuinya. Akeno sudah terlalu mengenal Naruto dan sifatnya.

Akeno, sejak kecil, selalu melihat Naruto sebagai role-model. Naruto adalah apa yang Akeno inginkan. Percaya diri yang penuh, determinasi yang tidak pernah habis, dan semangatnya. Akeno sudah mengenal Naruto sejak mereka bayi, dan mereka tidak pernah terpisah.

Saat kematian orangtuanya, Naruto sering mendapatkan mental breakdown. Sungguh, melihat kedua orangtuanya dibunuh dengan kejam, dan pembunuhnya membiarkan Naruto hidup hanya untuk menyiksanya akan membuat semua orang mendapatkan mental breakdown.

Naruto bisa sembuh ketika beberapa bulan tinggal bersama Keluarga Himejima. Semuanya berubah lagi ketika kedua orangtua Akeno terbunuh. Saat itu, Akeno melihat ke Naruto seolah Naruto adalah pahlawannya. Benar apa kata janji Naruto, Naruto selalu melindungi dirinya. Naruto bahkan pernah mengorbankan dirinya untuk dihajar oleh sebuah geng, asalkan mereka meninggalkan Akeno.

Sungguh, Naruto adalah pria yang mengagumkan. Kadang Akeno merasa ia hanya pemberat untuk Naruto. Walaupun mereka mendapatkan kekuatan iblis juga, Naruto sudah jauh lebih kuat daripada Akeno.

Feeling Akeno, yang saat itu melihat Naruto sebagai figure role-model, berganti menjadi feeling romantik. Akeno tahu bahwa ia jatuh cinta pada Naruto, dan ia malah senang dengan itu. Naruto adalah orang yang sangat baik, tetapi hanya terlalu takut untuk mengeluarkan emosinya lebih sering.

Mengenal Naruto, Naruto pasti akan terlalu buta untuk menyadari feelingnya. Naruto adalah orang yang jenius, tetapi idiot dalam hal soal ini. Akeno bahkan sangat tahu bahwa seluruh populasi perempuan di Kuoh Academy menginginkan Naruto. Dan, mengenal Naruto, walaupun ia memberitahui perasaannya pada Naruto, Naruto hanya menolaknya karena Naruto terlalu rendah untuk wanita seperti Akeno, dan Akeno pantas untuk lelaki yang lebih baik.

Tetapi, Akeno hanya senang bahwa Naruto sangat idiot dalam hal cinta. Karena dengan begitu, Naruto tidak akan melihat perempuan lain, dan hanya fokus untuk melindungi Akeno-nya.

"Akeno?"

Akeno kembali ke dunia nyata dan melihat Naruto memandangnya dengan khawatir di matanya. Akeno hanya menggeleng dengan senyuman, "Ufufu… Sepertinya aku tersesat dalam pikiranku," Ucapnya. Naruto masih khawatir, tetapi tetap mengangguk.

Naruto kemudian berjalan ke arah pintu, "Baiklah, ayo berangkat."

Akeno di belakangnya hanya cemberut dan melipat tangannya di dadanya, "Kenapa kita tidak langsung Hiraishin ke sekolah? Mengenalmu, aku tahu kau memasang segel Hiraishin di sekolah." Tanya Akeno dengan sedikit jengkel karena mereka harus berjalan ke sekolah, walaupun mereka bisa teleportasi langsung saja.

Naruto hanya terkekeh, "Kita sudah mendiskusikan ini setiap pagi Akeno." Ucapnya.


-Kuoh Academy-

Di gerbang Kuoh Academy, bisa terlihat Akeno dan Naruto berjalan berdampingan dan bercanda bersama satu sama lain. Banyak juga para murid yang menunjuk ke arah mereka dan berbisik. Tentu saja, Akeno adalah salah satu dari dua 2 Kuoh Academy's Greatest Womens dan Naruto juga mendapatkan moniker The Mysterious Prince.

Naruto mendapat moniker itu karena Naruto seperti sebuah misteri. Semua orang selalu Naruto abaikan, atau setidaknya, hanya berkata kalau penting. Karena wajah tampan Naruto dan sifat dinginnya, banyak para perempuan yang suka dengan Naruto. Perempuan selalu suka lelaki misterius. Melihat Naruto juga selalu mendapatkan rangking satu dalam kelasnya dan jago bermain Kendo adalah bonusnya.

Sudah banyak rumor tentang Naruto dan Akeno sejak mereka berdua di sekolah disini. Karena kedekatan mereka, mereka dirumorkan sebagai sepasang kekasih. Naruto dan Akeno tidak menyangkal itu atau membenarkannya, jadi para murid di Kuoh Academy mengasumsikan mereka berdua adalah sepasang kekasih.

Karena mereka berdua sepasang kekasih, mereka berdua mendapat moniker The Greatest Couple karena Akeno adalah wanita tercantik di Kuoh, yang hanya bisa dikalahkan dengan Rias, sementara Naruto adalah lelaki tertampan di Kuoh, yang hanya bisa dikalahkan oleh Kiba.

Walaupun mereka berdua populer, itu tidak membuat para lelaki atau wanita tidak cemburu karena mereka.

Naruto, Akeno dan Rias, entah kebetulan atau tidak, adalah murid kelas 3-A. Naruto dan Akeno kini sudah berada di pintu kelas, dan mereka membukanya. Di dalam kelas, hanya ada beberapa orang disana. Tentu saja, ketika pintu dibuka, mereka menjadi pusat perhatian.

Naruto dan Akeno berjalan kearah meja mereka, yang entah kebetulan atau tidak, meja yang sama. Satu meja diduduki oleh dua murid.

Naruto menaruh tasnya di bangkunya dan melihat kearah Akeno, "Aku akan keluar sebentar. Aku berjanji dengan Yuuto untuk sparring di Klub Kendo sebentar." Ucap Naruto dengan senyuman, "Katakan pada Ojou-sama bahwa aku akan berada di klub nanti." Tidak menunggu respon Akeno, Naruto langsung keluar dari kelas, meninggalkan Akeno yang cemberut.

Di luar kelas, seperti biasa, Naruto mengabaikan tatapan cinta dari para perempuan setempat, dan hanya membuat wajahnya blank, dan memasukan kedua tangannya di sakunya. Naruto dan Kiba selalu sparring di Klub Kendo setiap pagi saat hari Senin. Tentunya, para perempuan juga menyadari jadwal Naruto dan Kiba, dan pastinya banyak yang hadir untuk melihat sparringnya dengan Kiba. Tentu saja, perempuan mana yang tidak ingin menghadiri sebuah pertandingan antara dua lelaki tertampan di Kuoh.

Masuk ke Klub Kendo, Naruto sudah melihat banyak para penonton yang duduk disana. Hell, ia bahkan juga melihat para guru yang tertarik dengan sparring ini, membuat Naruto memutarkan bola matanya.

Ia melihat Kiba disana sedang menunggu Naruto sambil mengobrol dengan beberapa perempuan yang mempunyai wajah memerah. Tidak seperti Naruto yang mengabaikan fangirlnya, Kiba lebih sopan dan mencoba mengobrol bersama fangirlnya.

Kiba, melihat Naruto, melambaikan tangannya, membuat beberapa perempuan yang melihat kearahnya dan blushing. Naruto hanya mengangguk. Naruto kemudian berjalan kearah tempat dimana sebuah boken ditaruh, dan mengambil sebuah boken yang mempunyai panjang seperti Samurai.

Sudah mengambil dan menginspeksinya, Naruto kemudian berjalan ke arena lagi. Kiba kini sudah tidak diserubungi oleh fangirl, dan sudah memegang bokennya.

Seperti biasa, mereka berjalan kearah satu sama lain, dan menunduk untuk memberi hormat pada satu sama lain. Sudah selesai, mereka kemudian mundur beberapa langkah, dan mempersiapkan kuda-kuda mereka.

"Ada aturannya, Yuuto-san?" Tanya Naruto.

Kiba hanya memberi Naruto senyuman yang terlihat seperti seringaian, "Kali ini aku ingin All-out, Namikaze-senpai."

Naruto mengangguk. Dan selama beberapa detik, mereka hanya memandang satu sama lain, mencoba melihat cela dari kuda-kua mereka.

Melihat Kiba tidak akan menyerangnya terlebih dahulu, Naruto langsung maju dengan kecepatan yang lumayan cepat ke arah Kiba, dan mengayunkan bokennya ke kepala Kiba dengan kecepatan penuh.

Kiba dengan mudah menunduk, dan mengayunkan bokennya ke perut Naruto, tetapi Naruto dengan mudah melompat ke belakang di saat yang tepat. Kini kemudian giliran Kiba yang melesat kearah Naruto.

Kiba mengayunkan bokennya ke perut Naruto lagi, tetapi Naruto bisa membloknya dengan bokennya sendiri. Belum puas, Kiba menarik bokennya lagi, dan kemudian mengayunkannya ke kaki Naruto.

Naruto, melihat ini kemudian melakukan backflip, membuat para penonton tercengan dengan kelenturan Naruto. Belum puas, Kiba melesat kearah Naruto lagi, dan mengayunkan bokennya.

Selama beberapa menit, mereka berdua saling mencoba untuk mengenai satu sama lain, tetapi selalu bisa diblok, atau dihindari. Para penonton dengan kagum melihat Kiba dan Naruto yang seolah-olah berdansa sambil mencoba mengenai satu sama lain.

Naruto kemudian mendapat kesempatan ketika Kiba mengayunkan bokennya ke kepala Naruto. Naruto dengan mudah menunduk. Mendapat kesempatan, Naruto mengayunkan bokennya ke atas dagu Kiba dengan keras.

Boken Naruto mengenai dagu Kiba, sedikit membuat bunyi crack dan membuat penonton khawatir. Tetapi Kiba dengan mudah hanya meloncat ke belakang, dan memegang dahunya dengan sakit, sambil mengelap darah yang keluar dari sana.

"Pukulan yang bagus, Namikaze-senpai." Ucap Kiba, dan kemudian melesat lagi, mengayunkan bokennya dengan kuat kearah Naruto.

Naruto dengan tenang memblok boken milik Kiba dengan miliknya, membuat sebuah suara keras. Mata penonton melebar ketika melihat boken mereka berdua retak.

Naruto dan Kiba mencoba overpowering satu sama lain, tetapi mereka tetap seimbang, sampai akhirnya Naruto mengayunkan kakinya, dan menendang perut Kiba dengan lutut.

Kiba terlempar ke belakang sedikit. Ia melihat kearah Naruto lagi, "Pakai kaki, Namikaze-senpai?" Tanyanya dengan nada menggoda.

Naruto hanya menaikan alisnya, "Kau sendiri yang bilang bahwa ini All-out, Yuuto-san." Balas Naruto.

Kiba menyeringai, dan kemudian melesat kearah Naruto. Kiba kemudian mengayunkan pedangnya lagi kearah Naruto, tetapi Naruto dengan mudah membloknya. Melihat kesempatan, Kiba melakukan roundhouse kick ke kepala Naruto, tetapi Naruto dengan mudah menunduk.

Melihat tendangannya tidak mengenai targetnya, Kiba kemudian mengayunkan bokennya lagi dengan horizontal kearah Naruto.

Naruto, belum siap akan serangan lagi, tidak sempat untuk menghindari boken Kiba yang kini mengarah ke perutnya, membuat Naruto terpaksa mengenainya.

Naruto mengeluarkan erangan sakit sedikit ketika menyadari Kiba mengayunkan bokennya dengan sangat keras. Naruto terlempar ke belakang, tetapi ketika di udara, Naruto mengayunkan tubuhnya, dan melakukan backflip, dan dengan anggun mendarat.

Naruto kemudian menyeringai ke arah Kiba. Memegang bokennya erat-erat dengan kedua tangannya, Naruto melesat kearah Kiba yang juga memegang bokennya dengan erat dengan kedua tangannya yang juga melesat kearah Naruto.

Bertemu di pertengahan, mereka berdua sama-sama mengayunkan boken mereka dengan keras. Ketika boken mereka mengenai satu sama lain, mata penonton melebar dengan shock ketika mereka mendengar suara 'crack' dan kedua boken itu pecah.

Kalau penonton menyangka pertandingannya sudah berakhir, mereka salah besar, karena Kiba dan Naruto membuang boken mereka berdua, dan kini melesat kearah satu sama lain lagi.

Naruto mengayunkan pukulannya ke kepala Kiba, tetapi Kiba dengan mudah menunduk. Berada di posisi di bawah Naruto, Kiba kemudian melakukan uppercut ke dagu Naruto.

Dagu Naruto mengeluarkan suara 'crack', tetapi Naruto mengabaikannya, dan lebih memilh untuk menendang Kiba. Kiba dengan mudah menghindar dan meloncat ke belakang.

Mereka berdua melesat ke arah satu sama lain lagi, dan mencoba meninju satu sama lain. Tinjuan mereka sama-sama mereka blok dengan tangan mereka satu lagi, membuat mereka kini dalam posisi lock.

Tidak menunggu untuk mencoba mengoverpower Kiba, Naruto mengayunkan lututnya ke perut Kiba. Kiba, yang masih belum sadar, telat ketika Naruto sudah menanam lututnya ke perut Kiba, membuat Kiba mengeluarkan erangan kesakitan sedikit.

Melihat itu, Naruto kemudian mendapatkan kesempatan. Naruto mengayunkan kakinya ke kaki Kiba, membuat Kiba kini terjatuh ke belakang. Tidak mengambil lama lagi, Naruto mencoba menginjak perut Kiba, tetapi Kiba sudah sembuh dari kesakitannya, dan berguling ke belakang.

Dengan cepat, Kiba berdiri lagi, tetapi telat, Naruto sudah berada di depan Kiba, dan mengayunkan tangannya ke pipi Kiba. Kiba menerima pukulan itu, tetapi langsung sembuh dan mencoba menendang perut Naruto.

Tendangan itu mengenai perut Naruto, membuat Naruto harus meloncat ke belakang. Kiba kemudian mengayunkan tangannya ke kepala Naruto. Tetapi Naruto dengan mudah menangkap tangan Kiba, membuat Kiba melebarkan matanya.

Naruto kemudian menarik tangan Kiba, membuat badan Kiba juga terseret, dan kemudian Naruto menanamkan lututnya lagi ke perut Kiba, membuat Kiba mengerang kesakitan. Masih memegang pergelangan Kiba, Naruto kemudian melakukan sweepkick ke kaki Kiba, membuat Kiba terjatuh.

Masih menggenggam tangan Kiba, Naruto menekan kakinya ke kepala Kiba, sementara melakukan wristlock ke pergelangan tangan Kiba yang masih ia pegang.

"Menyerah?" Tanya Naruto dengan suara monoton.

Kiba, melihat tidak ada pilihan lagi, akhirnya mengangguk. Dengan itu, Naruto melepaskan Kiba sepenuhnya, dan menawari Kiba tangannya untuk berdiri, yang diterima Kiba dengan senang.

"Sparring yang bagus, Namikaze-senpai. Aku berhasil membuat beberapa pukulan," Ujar Kiba sambil tersenyum.

Naruto mengangguk. Wajahnya masih impasif seperti biasa, "Kau juga Yuuto-san." Jawab Naruto.

Ketika Kiba berdiri, Naruto bisa melihat kaki Kiba sedikit pincang, dan Naruto tahu Kiba tidak akan bisa berjalan kalau dengat begitu.

Mencoba berusaha ramah, Naruto menawarkan, "Apa kau butuh bantuan, Yuuto-san?" Tanya Naruto.

Kiba mengangguk, "Ah, itu akan sangat membantu kalau kau tidak keberatan, senpai." Jawab Kiba.

Naruto mengangguk, dan kemudian mengambil tangan Kiba, dan melipatkannya di leher Naruto. Para perempuan yang Yaoi Lovers, Naruto tahu ada sebutan untuk 'yaoi lovers', apakah namanya adalah fujoshi? Naruto lupa, mempunyai hati di mata mereka. Tentu saja, dua lelaki tampan di Kuoh dalam posisi yang sangat dekat dimana badan mereka bersentuhan, adalah mimpi untuk semua gadis Yaoi Lovers di Kuoh.

Naruto, dengan Kiba yang masih ia bawa, berjalan kearah Ketua Klub Kendo yang memandang mereka dengan hati di matanya. Pertama, karena mereka berdua ahli dalam pedang, dan Kedua, karena mereka sangat tampan.

Melihat dua lelaki tampan Kuoh kearahnya, Asuka Rizayashi, sang Ketua Klub Kendo, langsung blushing dan mulai heran kenapa dua lelaki tertampan di Kuoh berjalan kearahnya. Banyak fantasi kini sedang bermain di pikirannya.

Naruto, melihat pandangan sayu Ketua Klub Kendo, hanya menaikan alisnya. "Rizayashi-san?" Panggil Naruto.

Asuka terlihat baru sembuh dari fantasi-fantasi yang berada di kepalanya, dan melihat kearah Naruto, "Ada yang bisa kubantu, Kiba-kun, Namikaze-kun?" Tanyanya.

Naruto tidak menjawab, dan hanya mengambil uang dari kantungnya. Naruto kemudian memberi uang yang nominalnya lumayan banyak itu ke Asuka yang terlihat sangat bingung.

"Untuk bokennya yang patah. Jika masih kurang, kita janji akan membayarnya." Ucap Naruto sambil menunduk, memberi hormat kepada Asuka yang kini sudah blushing.

Melihat itu sudah selesai, Naruto, dengan Kiba di pundaknya, keluar dari Kendo Klub. Keluar, mereka banyak diperhatikan oleh murid-murid sekeliling. Kiba hanya berusaha tersenyum, sementara Naruto tetap seperti biasa, mempunyai wajah blank.

Ketika mereka sampai di area dimana tidak ada yang melihat, Naruto hanya melihat kearah Kiba dan menyeringai, "Siap-siap." Ucapnya.

Sebelum Kiba menjawab sesuatu karena ia bingung, mereka berdua sudah menghilang dalam cahaya kuning.

-Occult Research Klub Meeting Place-

Sebuah cahaya kuning muncul di tengah ruangan Klub Penelitian Makhluk Gaib, membuat Rias, Akeno dan Koneko melihat kearah cahaya kuning itu yang kini sekarang terganti oleh dua figur lelaki yang terlihat mempunyai banyak luka.

Tepat disaat Kiba mendarat, Kiba langsung terjatuh, "Urgh, apa itu Hiraishin? Aku merasa ingin muntah." Ucap Kiba yang kini sedang membatuk untuk menahan muntah.

Naruto, yang terlihat tidak mempunyai efek sama sekali dari Hiraishin, hanya memutarkan bola matanya, "Kau akan terbiasa." Jawab Naruto dengan simpel, dan berjalan kearah sofa untuk beristirahat.

Akeno menutupi tawanya dengan tangannya, dan melihat kearah Kiba, "Ara, ara… Itu juga adalah reaksi pertamaku ketika aku pertama kali memakai Hiraishin bersama Naruto-kun, Kiba-kun." Ucap Akeno sambil menggeleng.

Rias hanya menggelengkan kepalanya, "Setidaknya, aku mendarat lebih baik." Gumamnya, dan kemudian menyisipkan teh yang baru saja dibuat Akeno.

Koneko melihat kearah Akeno, dan kemudian Rias, dan Kiba. Ia kemudian melihat kearah Naruto dan memberinya apa yang Naruto asumsikan sebagai glare, walaupun itu hanya membuat Koneko lebih lucu.

"Aku hanya satu-satunya yang belum pernah mencoba sensasi Hiraishin, Naruto-senpai." Ucapnya dengan nada yang sedikit kasar, sebelum kembali memakan pocky-nya.

Naruto hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, dan membiarkan senyuman kecil terukir di wajahnya, dan kemudian duduk di sofa. Naruto melihat, Akeno berjalan ke ruangan, yang Naruto tahu, ruangan obat-obatan, dan keluar dengan kotak P3K.

Akeno tersenyum manis, terlalu manis, ketika memegang P3K. Akeno berjalan kearah Naruto, dan duduk di samping Naruto. Tanpa berkata apapun, Naruto tahu apa yang akan dilakukan Akeno.

"Biarkan aku mengobati lukanya, Naruto-kun." Ucap Akeno dengan manis. Naruto hanya menaikan alis matanya, dan mengangguk.

Beberapa menit kemudian….

"Aw! Kau terlalu kasar Akeno!"

"Sssh, jika kau teriak akan makin sakit, Naruto-kun."

"Argh! Jangan disitu! Itu sangat sakit, damnit!"

"Sush."

"Katakan lagi kenapa aku menyetujui ini― aw!"

Kiba, Koneko, dan Rias hanya menggelengkan kepala mereka melihat Naruto dan Akeno, dan kemudian kembali melakukan apa yang mereka lakukan tadi.

Hanya hari biasa lainnya bersama Klub Penelitian Makhluk Gaib.

To Be Continued…


A/N: Well, chapter ini hanya prologue. Di chapter depan akan ada Issei, dan masuk ke dalam canon. Mainpairingnya Naruto/Akeno, tetapi walaupun mereka berdua akan resmi menjadi couple nanti, Naruto akan mempunyai momen romance juga dengan wanita lain. Ini one-sided Naruto/Harem, dan Naruto/Akeno. Jadi, Akeno bukan hanya satu-satunya perempuan yang akan mempunyai adegan romantis dengan Naruto :))

Haremnya adalah: Koneko, Sona, Tsubaki, Xenovia, dan Ravel Phoenix. Tentunya, ini one-sided Harem, yang berarti perempuan-perempuan itu bakal mempunyai perasaan romantik pada Naruto, tetapi tidak akan resmi menjadi couple, atau Narutonya tidak mau sama mereka.

Aku ga taruh Rias di Harem karena merasa itu udah terlalu banyak yang make. Di seluruh fict Naruto/DxD, Naruto selalu dipair dengan Rias. Personally, menurutku Rias emang cocok dengan Issei, dan di ceriita ini, Issei akan dapet dua harem. Rias dan Asia. Ohya, walaupun Naruto disini adalah main characterya, Issei tetap akan mendapatkan peran penting.

Aku rada gasuka fic lain dimana ketika Naruto muncul, peran Issei seperti diambil oleh Naruto. Itu seperti kalian mengganti Issei dengan Naruto. Hanya swap karakter, dan cuma menjelaskan bagaimana Naruto jika berada di posisi Issei. Issei tetap akan melakukan hal yang di canon, sementara Naruto, tentunya akan mempunyai hal yang dia tangani sendiri. Dan tentu saja, aku gabakal nulis ini sebagai canon dari DxD, dan hanya ada tambahan Naruto dalam konversasi. Walaupun Issei akan melakukan sesuatu yang sama seperti di canon, tentunya akan ada perubahan karena Naruto.

Untuk menjelaskan lagi: Naruto dan DxD world adalah satu semesta. Chakra adalah kekuatan yang diberikan oleh seluruh manusia oleh Primordial God, Juubi. Chakra menghilang dari seluruh manusia, dan diganti dengan Sacred Gear, walaupun Klan Uzumaki masih diberkahi energi chakra. 1000 tahun kemudian, chakra menghilang lagi dari Uzumaki, dan tumbuh lagi di Naruto karena sesuatu tertentu yang akan dijelaskan nanti.

Oh, satu catatan lagi, aku merencanakan Ravel untuk tidak masuk dalam peerage Riser. Aku masih gatau apa aku mau keluarin Ravel dari peerage Riser atau tidak. Dan ohya, Peerage Naruto nanti adalah karakter dari 'Naruto' sendiri.

Sampai situ dulu. Chapter dua akan segera diupdate. Sampai jumpa!