"RED BRACELET"
(Aku gak akan banyak ngomong lagi ko... lo masih bayak TYPO maaf yah,, aku juga dah baca ulang – ulang sebelum post,, pie mo bagaimaa lagi aku cuman manusia biasa.. hehehehe.)
HAPPY READING...
CHAP 7
RED BARCELET
Beberapa bulan kemudian...
Seperti badai, itulah yang kyungsoo rasakan dalam hidupnya beberapa bulan terakhir. Setelah dia harus terpaksa menerima dan mengakui dirinya sebagai seorang pembawa dengan takdir yang mengharuskan dia menjadi istri dari seorang pewaris group JK sekaligus menantu dari seorang Presiden belum cukup rasanya untuk membuat hidupnya tertekan. Bukan hanya karena status financial keluarga Jongin yang lebih kaya dari keluarga Kyungsoo, namun yang membuatnya masih ragu adalah perasaanya sendiri. Kyungsoo masih merasa tak yakin akan mampu nantinya mencintai Jongin dengan tulus dan menyandang setatus yang begitu tinggi di kalangan masyarakan. Entah mengapa, ketika membayangkan semua itu hanya membuatnya mual. Membayangkan masa depannya kelak yang akan dia bangun dan dia jalani bersama dengan seorang Kim Jongin.
Menjadi pembawa memang kenyataan yang begitu memilukan untuk Kyungsoo. Menjadi pembawa mengharuskan dia mengandung dan melahirkan seorang anak dari buah cintanya dengan jongin nantinya. Semua bayangan itu masihberkecamuk dalam pikirannya.
Masih teringat jelas bagaimana kenyataan pait yang harus dia telan. Mulai dari kenyataan dia menjadi seorang pembawa dan calon istri sekaligus calon menantu keluarga terpandang di Korea dan keadaan dimana 3 bulan yang lalu Kakaknya Minseok yang ditemukan pingsan di kamar mandi dengan keadaan yang begitu buruk masih begitu segar diingatannya, serta membuat keadaan keluarganya begitu kacau. 2 hari setelah Minseok dirawat di Rumah Sakit akhirnya dia mengakui kejadian yang sebenarnya kepada Sehun. Dimana Minseok merasa tertekan dan depresi yang begitu berat. Meminta maaf kepada Sehun berulang – ulang karena dia seharusnya memberitahu sehun yang sebenarnya bahwa Luhan telah datang menemuinya. Bagaimana dia mengatakan bahwa dirinya yang kotor dan tak pantas menjadi istri sekaligus ibu yang baik buat anak – anak mereka atas apa yang telah dia lakukan ( tepatnya setelah Luhan memeperkosanya). Meskipun Kyungsoo tahu bahwa Sehun kakak iparnya tak akan meninggalkan ataupun mempermasalahkan apa yang sudah Minseok alami karena Sehun begitu mencintai dan khawatir dengan keadaan Minseok hingga akhirnya memutuskan untuk pindah dari apartemen mereka , menpekerjakan Bodyguard untuk menjaga istri dan anaknya serta memberikan perawatan terbaik untuk pemulihan Minseok selama 24/7.
Memang belum cukup semuanya untuk Kyungsoo akui. Sebulan yang lalu setelah mendengar bahwa Chanyeol menolak prosedur perjodohan dari UU dengan alasan yang tak jelas diamana dia bahkan mampu mendapat dukungan dari kedua orang tuanya untuk menolah perjodohan itu karena Tn. Dan Ny. Park menginginkan kebahagian untuk putranya. Dimana penolakan itu akan disetujui dan harus diterima karena memang sudah tercetak jelas dalam UU bahwa keluarga Presinden, Wakil Presiden beserta Parleme mempunyai hak istimewa untuk menolak atau menerima prosedur UU setelah diketahui takdir mereka sebagai pembawa, pemberi ataupun steril. Bahkan mereka bisa memilih pasangan mereka tanpa harus mempermasalahkan DNA yang berbeda ataupun ketidak cocokan DNA dengan pasangan mereka. Itu artinya meraka mempunyai hak istimewa untuk memilih orang yang mereka cintai menjadi pasangan mereka. Karena semua hanya uang yang bisa berbicara dan Kyungsoo tahu betul akan hal itu. Bagaimanapun Kyungsoo harus bisa memahami hal itu tanpa harus membenci Chanyeol karena memang selamanya Kyungsoo tak akan pernah bisa marah atupun membenci Chanyeol.
Hingga akhirnya Baekhyun datang dengan kabar yang lebih mengejutkan. Baekhyun memberitahu rahasia yang dia sudah simpan darinya dan Chanyeol selama berbulan – bulan. Bercucuran air mata Baekhyun memperlihatkan surat pemberitahuan yang menyatakan bahwa dirinya adalah seorang dengan takdir steril kepada Kyungsoo. Berjam – jam mereka menangis di dalam ruang Cafe. Pahit memang rasanya, karena takdir begitu senang mempermainkan mereka. Tak begitu adil juga rasanya, kenapa sahabatnya yang begitu dia sayangi harus berakhir tinggal jauh darinya dan keluarga hanya karena takdir bodoh yang mereka terima.
"Apa kau sudah siap Soo?"
Terdengar suara yang tiba – tiba membagunkan Kyungsoo dari lamunannya.
"Yah. Ayo." Kata Kyungsoo berdiri dari duduknya di sofa kamarnya setelah melihat Jongin berdiri didepan pintu kamarnya.
Berjalan keluar kamar dengan membawa koper bersamanya, Kyungsoo mencoba tersenyum pada Jongin. Yah, hari ini tepat seminggu setelah pertemuan antara dua keluarga yang sebelumnya sempat tertunda karena mengetahui kejadian dan keadaan yang Minseok alami dan Kyungsoo sedikit berterima kasih atas hal itu.
Kyungsoo mulai pindah kekediaman Tn. Kim ayah Jongin sebelum nantinya mereka akan tinggal di apartemen miliknya dengan Jongin setelah bulan depan mereka melangsungkan pernikahan. Ituah yang orang tua Jongin putuskan setelah mereka bertemu dan mengetahui bahwa Kyungsoo pemilik rahim alami serta adik ipar dari Oh Sehun salah satu patner bisnis dan teman baik Jongin. Serta latar belakang keluarga Kim yang begitu berpengaruh di Korea mengharuskan mereka untuk segera meresmikan pernikahan Kyungsoo dengan Jongin setelah pemeriksaan terakhir sebagai pembawa selesai. Kyungsoo tak mampu menolak. Baginya semua yang diucapkan Keluarga Kim adalah perintah untuknya. Jika ada kesempatan untuknya memilih antara lari sejauh mungkin atau harus dengan Kim Jongin yang menurutnya masih belum dia kenal sepenuhnya dia pasti akan memilih berlari sejauh mungkin hingga nafasnya berhenti. Tapi pilihan itu hanya ilusi Kyungsoo. Karena nyatanya dia tak akan pernah mampu menjauh ataupun berlari dari keluarga Kim. Karena disitulah takdirnya ditentukan.
"Biar aku bawakan." Kata jongin meraih koper yang Kyungsoo bawa dan berjalan keluar kamar.
"Terimakasih." Kyungsoo mengikuti Jongin berjalan keluar dari kamarnya menuju ruang tamu diaman ayah, ibu, Minseok, Sehun dan Hunseok keponkannya sudah menunggu.
"Semua sudah kau masukan kedalam koper soo?" Tanya Ny. Do memastikan dan segera merengkuh Kyungsoo dalam pelukannya. Sengguh diluar bayangan bahwa putra keduanya akan berjodoh dengan seorang Kim Jongin. Dan tak penah jadi mimpinya juga bahwa dia dan suaminya akan menjadi besan seorang Presiden. Betapa bersyukurnya dia dengan takdir Kyungsoo.
"Ne Eomma." Angguk Kyungsoo setelah Ibunya melepaskan pelukannya.
"Kau harus menjaga sopan santunmu Soo, jaga nama keluarga kita didepan Tuan dan Nyonya Kim serta Jongin!" kata Tn. Do sembari melempar senyum memandang jongin yang berdiri disamping Kyungsoo dan Jongin membalas dengan anggukan kecil dan tersenyum. kemudian menaruh kedua tangannya dipundak Kyungsoo dan mengusapnya halus dengan bangga bahwa putra keduanya akan menjadi bagian keluarga Presiden. " Kau tahu bahwa kami begitu menyanyangimu dan kami hanya ingin yang terbaik untukmu." Lanjutnya
"Ne Appa." Jawab Kyungsoo tersenyum. Kyungsoo jelas tahu betul bahwa keluarganya begitu mencintainya dan ayahnya tak harus mengatakan itu. Walaupun Kyungsoo merasa getir dengan takdirnya. Meskipun dia juga tahu betapa keluarganya terutama Ayah dan Ibunya begitu berseri setelah mengetahui bahwa dirinya akan menjadi bagian dari keluarga Kim, Presiden Korea.
"Aku dan Sehun serta Hunseok akan mengunjungimu sesering mungkin Soo." Minseok meraih adiknya dan memeluknya dengan hangat meskipun sedikit terhalang perut Minseok yang sudah besar.
"Gomawo Hyung." Jawab kyungsoo membalas pelukan Minseok.
Keadaan Minseok perlahan memang sudah membaik. Meskipun awalnya dia menolah skinship setelah apa yang Luhan lakukan padanya tapi kini dia sudah mulai perlahan melupakan Luhan dan menerima segala bentuk sentuhan dari Sehun berkat terapi yang dia jalani. Kyungsoo senang, karena kakak yang begitu dia cintai perlahan mulai sembuh dari trauma.
Melepas pelukannya Kyungsoo beralih memeluk Sehun yang sedang menggendong Hunseok. "Jaga Minseok Hyung. Sehun Hyung." Sehun tersenyum. "Dan kau." Tunjuk Kyungsoo pada Hunseok. " Jadi anak yang baik dan menuruti apa kata Eomma dan Appamu ne? SooSoo pasti merindukanmu." Mengusap surai Hunseok kemudian mengecup kening bocah itu.
Dengan raut yang sedih Hunseok meraih pipi Kyungsoo dan mengecupnya. "Soosoo aku pasti merindukanmu." Kata Hunseok dengan aksen bocahnya dan mata yag berkaca - kaca.
"Nado." Kyungsoo tersenyum.
RED BARCELET
"Apa kau merasa berat harus tinggal bersama kami ?" Tanya Jongin setelah mereka memasuki pintu lift. Setelah Jongin dan Kyungsoo meninggalkan apartemen Sehun.
"..."
"Maaf, kalau kau merasa keberatan Soo, aku tak bermaksud mengatur hidupmu. Aku tahu kau pasti berpikir bahwa orang tuaku begitu egois karena memintamu tinggal bersama kami." Lanjut Jongin.
"Seperti yang orang tuamu katakan? Aku masih mengingatnya Jongin. Bahwa kepindahanku ke rumahmu agar aku bisa menyesuaikan diri denganmu kelak. Aku tahu itu." Jawab Kyungsoo. "Walaupun aku belum bisa mencintaimu." Lanjutnya dalam hati.
Setelah mereka berjalan keluar dari pintu lift. "aku harap orang tuamu tak akan melarangku untuk melanjutkan study ku dan tetap mengijinkan aku bertemu dengan sahabat – sahabatku." Lanjutnya menghadap Jongin. Kyungsoo sadar, bahwa perkataanya ini mampu membuat Jongin tersinggung. Tapi memang itulah yang saat ini Kyungsoo rasakan. Dia hanya tak ingin dipaksa. Dia hanya masih ingin merasakan kebebasaanya walaupun itu tak akan sama dengan keadaan sebelum dia menerima RED BARCELET.
"Tentu saja tidak Soo." Jongin menatap Kyungsoo. "Mereka hanya ingin mengenal lebih jauh tentang mu." Kata Jongin dengan senyum yang dia harap mampu membuat Kyungsoo lebih tenang. Sebenarnya Jongin tahu bahwa Kyungsoo masih merasa belum nyaman dekat bahkan tinggal dengannya. Tapi ini demi kebaikan mereka. Jongin hanya ingin merasa dekat dan bisa memandang Kyungsoo setiap hari . Bahkan dia akan terus berusaha agar Kyungsoo pada akhirnya akan jatuh cinta dengannya walaupun dia membutuhkan sedikit bantuan Ibunya sedikit, karena Jongin tahu ibunya begitu menyukai Kyungsoo setelah pertemuan dengannya malam itu. Bagaimana Ibunya menyuruhnya untuk cepat – cepat menikahi Kyungsoo tanpa harus menunggu prosedur pemeriksaan Kyungsoo berakhir. Apa ibunya Juga jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Kyungsoo seperti dirinya? Entahlah, jongin sendiri tak tahu, karena Jongin memang tak akan menanyakan hal itu pada Ibunya.
"terima kasih." Kyungsoo tersenyum.
"terima kasih kembali. Dan bisakah kau tak bersikap formal kepadaku?" canda Jongin mencoba mencairkan suasana.
"Ckc...babo." jawab Kyungsoo mengalihkan pandangannya dan segera keluar setelah pintu lift yang terbuka dan meninggalkan Jongin dibelakang. Tanpa Jongin ketahui senyum tulus Kyungsoo terbentuk dibibirnya.
RED BARCELET
"Ah, Kyungsoo. Kau sudah datang !" Sambut Ny. Kim dengan senyum yang berkembag dibibir merahnya. Kemudian memeluk Kyungsoo. Wanita paruh baya yang baru Kyungsoo temui sekali pada saat pertemuan keluarga minggu lalu memang masih terlihat muda dimatanya. Diusianya yang tak lagi muda dengan tampilan yang menurut Kyungsoo terlihat sederhana tapi begitu elegan dengan makeup yang sangat sulit untuk Kyungsso artikan. Karena memang Kyungsoo tak mengenal jenis makeup berkelas mewah seperti yang pakai.
"Ne, Ny..."
"Eomma." Potong Ny. Kim "Mulai sekarang kau harus membiasakan diri memanggil kami Eomma dan Appa, Kyungsoo. Sama seperti Jongin karena kamu akan segera menjadi menantu kami.
"Ne. Eom...Eomma." kata Kyungsoo ragu. memang wanita yang terkenal humble. Seperti yang Kyungsoo ketahui setelah dia membaca profil melalui berbagai macam majalah dan berita online ataupun bertanya langsung pada Jongin ketika mereka bertemu beberapa kali sebelumnya. Bagaimana mendirikan asosiasi dan mencoba melawan UU tentang diskriminsai terhadap kaum streril (Steril masih menyakitkan buat Kyungsoo mengetahui bahwa sahabatnya harus menerima takdir tersebut.) walaupun suaminya sendirir yang menyetujui UU tersebut namu tak mempermasalahkan hal itu. Karena menurut jongin. Ibunya sangat membenci diskriminasi. Walaupun ayah dan ibunya sering beradu argumen mengenai kelompok steril saat mereka diluar rumah tapi Jongin tak habis pikir bagaimana ayah dan ibunya bisa berdamai bahkan mesra saat keduanya berada di rumah.
"Baiklah. Bibi Lee, tolng bawakan koper Kyungsoo ke kamar tamu dan siapkan kami makan siang karena Presiden akan pulang untuk makan siang bersama kami." Ny. Kim tersenyum.
"Ne, Ny." Jawab Bibi Lee mengambil koper yang dibawa Jongin kemudian membungkuk dan pergi.
"Jongin. Apa kau sudah menelpon Kris bahwa kau akan masih akan cuti besok pagi untuk menemani Kyungsoo memilihi cincin pernikahan kalian?" Tanya beralih pada putranya yang sedari tadi hanya terdiam dan berdiri disamping Kyungsoo.
"Iya Eomma. Aku sudah memberi tahu Kris Hyung dan memintanya menyiapkan semuanya." Jawab jongin.
"Baguslah kalau begitu. Apa kau lelah Kyungsoo ?" tanyanya.
Kyungsoo menggeleng kemudian berjalan mengikuti menuju ruang tamu. Tentu saja dengan Jongin yang juga mengikuti atau lebih tepatnya mengikuti Kyungsoo.
Setelah jama makan siang berakhir dan sudah kembali ke kantornya bersama karena merekan akan menghadiri jamuan makan malam bersama kolega dan para staf dari Group JK dan jongin yang entah kemana perginya.
Duduk diatas ranjang kamarnya kyungsoo mengambil phonsel yang dia taruh diatas meja.
"Hallo?"
"Baekhyun."
"Ada apa Soo? Apa kau sudah pindah kerumah Jongin?"
"Ne. Bagaimana kabarmu Baek?"
"kenapa kau menanyakan kabarku? Tentu saja aku ba..."
"Aku tahu kabarmu sedang tak baik Baek." Potong Kyungsoo. "hanya saja bagaimana paman dan bibi Byun sekarang? Apa mereka masih belum bisa menerimamu Baek? Maafkan aku karena aku belum bisa menemuimu Baek." Sesal Kyungsoo.
"Kalu kau tahu kenapa bertanya?" canda Baekhyun. "Tak apa – apa Soo. Aku tahu kau sedang sibuk menyiapkan pernikahanmu dengan putra presiden yang tampan itu." Tambahnya. "Eomma dan Appa sepertinya masih belum bisa menerima takdirku Soo. Ini sudah hampir 3 bulan setelah aku memberitahu pada mereka tentang takdirku dan sampai sekarang mereka masih belum memberikan respon kepadaku Soo. Bahkan mereka masih mengacuhkanku." Lanjutnya pilu.
"Maaf Baek."
"Kenapa kau minta maaf? Ini bukan salahmu Soo. Lagi pula aku sudah membiasakan diriku sebagai steril Soo. Dan aku harus nyaman dengan pandangan setiap orang nantinya."
"..."
"Apa rencana pernikahanmu sudah berjalan? Ingin rasanya aku menemuimu dan berbicara denganmu secara langsung sebelum aku pindah Soo."
"Apa maksudmu pindah Baek?" Tanya Kyungsoo heran.
"Surat permintaan kepindahanku untuk segera masuk kawasan steril sudah dikirimkan kepadaku kemarin Soo. Dan itu artinya aku harus tinggal bersama yang lain." Kyungsoo mendengar Baekhyun menghembuskan nafasnya kasar.
"Ta..Tapi kau tak harus pindah ke sana kan Baek? Bagaimana dengan Cafemu? Seharusnya kau bisa mengirimkan surat permintaan tetap ting..."
"Ada Chen". potong Baekhyun. "Aku tahu itu Soo. Tapi kau kan tahu, Eomma dan Appa saja sudah tak menganggapku Soo. Jadi sudah tak ada alasan lagi aku harus tetap tinggal di Kota ini." Lanjut Baekhyun terdengar pasrah.
"Bagaimana dengan ku? Chanyeol? Apa kau tak memikirkan kami Baek? Kami sahabatmu. Kalau orang tuamu tak menginginkan kamu tinggal dirumah mereka kau bisa tinggal denganku ataupun Chanyeol. Baek."
"Itu tak mungkin Soo, kau sekarang tinggal dirumah Jongin, bagaimana bisa kau menyuruhku tinggal bersamamu sedangkan Chayeol. Aku tak mau merepotkannya Soo. Maaf."
"Tapi Baek..."
"Soo, apa kau di kamar?
"Ne Jongin."
"Maaf Baek, aku harus menemui Jongin. Tapi aku berjanji akan segera menemuimu Baek."sambung Kyungsoo.
"Ne. Salam untuk Jongin dan aku harap kau bersyukur dan mencintai Jongin Soo, karena aku rasa keluarganya begitu tulus denganmu."
"Ne, gomawoyo Baek. Bye."
"Maaf lama, aku sedang menelpon baekhyun dan dia menitipkan salam untukmu. Ada apa ?" tanya Kyungsoo setelahdia membuka pintu kamarnya.
"Aku hanya ingin bertanya, apa kau mau makan malam diluar nanti?" tanya Jongin sambil menggaruk tengkuknya ragu.
"Ah... tentu." Jawab kyungsoo.
"Baiklah, aku akan menunggumu di bawah nanti pukul 17.30." jongin tersenyum.
"Eumm.." Kyungsoo mengangguk balas tersenyum.
RED BARCELET
Setelah baekhyun menerimaa telpon dari Kyungsoo dia mencioba memejamkan matanya sebelum akhirnya suara bel rumahnya bunyi.
Bangun dari tidurnya Baekhyun segera berlari turun untuk membuka pintu depan rumahnya.
"Baek."
"Chanyeol? Ke..kenapa kau kemari?" tanya Baekhyun terkejut setelah membuka pintu melihat Chanyeol.
"Apa aku tak boleh datang ke rumahmu?" tanya Chanyeol menaikkan kedua alisnya.
"Bukan begitu. Hanya saja ada apa kau datang kemari?" jawab Baekhyun heran. Pasalnya Chanyeol jarang bahkan hampir tak pernah datang ke rumahnya keculi bersama Kyungsoo.
"Aku hanya ingin melihatmu, kenapa? Apa kau keberatan aku datang berkunjung menemuimu?"
"Ne? Ti..tidak, bukan begitu maksutku hanya saja..."
"Aku sudah tau Baek, kau tak perlu gugup begitu."
Tubuh Baekhyun bergetar. "Apa maksudmu? Aku tak tahu." Alihnya.
"Maafkan aku Baek, sebenarnya aku tak sengaja mendengar percakapanmu dengan kyungsoo. Bukannya aku bermaksud menguping. Haya saja saat itu kyungsoo menelponku sebelum dia datang menemuimu." Jelas Chanyeol.
"Ka...Kau tahu? Maksudmu kau tahu bahwa aku seorang Ste..."
"Steril?" Chanyeol memotong. " Yah. Aku tahu baek. Maaf Baek, seharusnya aku menemuimu setelah hari itu. Tapi,,," kata Chanyeol gugup.
"Tapi apa?" sela Baekhyun.
"Tapi aku takut kau semakin terpuruk Baek. Dan aku juga takut kau akan merasa tak nyaman Baek. Sejujurnya sebelum kau memberi tahu Kyungsoo tentang takdirmu aku sudah mendengan pernyataanmu yang lain dengan Chen mengenai perasaanmu padaku Baek." Jawab Chanyeol memandang lekat kedua mata Baekhyun.
Hening. Setelah mendengar pernyataan Chanyeol yang mengetahui bahwa dirinya adalah seorang yang steril rasanya lengkap sudah penderitaan Baekhyun ditambah lagi pernyataan Chayeol yang mengetahui isi hatinya. Bagaimana ini? Tanya Baekhyun dalam hati.
TBC...
Akhirnya aku update juga. Maaf buat semuanya yang udah setia nungguin FF ini. walaupun mulai Chap ini ampe seterusnya jadi aku si autor cadangan yang nerusin. terimakasih banyak (BOW) buat semuanya yang udah tetep mo ngedukung aku buat ngelanjutin FF ne. aku harap gak ngecewaiin yah. Aku juga dah bikin ceritanya agak nyambung ama Chap awalnya. walaupun aku skip yah coz otaknya lagi odong hehehhe.
sekali lagi thankyou buat kaliat yang udah mo coment,,, coment terus yah biar akunya juga tetep bisa nglanjutin FF ni (BOW)