Sebelumnye...

"HYUNG!" teriak Baekhyun membuat namja tadi berbalik dan menatap sang adik dengan tatapan tajam.
"Ada apa kau kemari eoh?" tanya namja itu dingin.
"hah..hahh..hahh.. hyung.." ucap Baekhyun dengan nafas yang masih tak beraturan,"Hyung, selamat ulang tahun" kali ini Baekhyun mengucapkannya dengan wajah yang tertunduk.
"Oh..hanya itu-kan, sekarang cepatlah pergi!" ucap namja itu mulai meninggikan suaranya.
"Tapi hyung aku ingi―"
"CEPAT PERGI DARI HADAPANKU SEKARANG!" bentak namja itu pada Baekhyun.
"Hyung..." panggil Baekhyun lirih pada namja di depannya sekarang.
"Aku sungguh muak melihat mukamu itu" ucap namja itu sadis.
"Hyung..." panggil Baekhyun lagi, tetapi saat Baekhyun ingin mengatakan kata selanjutnya pemuda yang ia sayangi atau lebih tepatnya hyung-nya sudah pergi berlalu meninggalkan Baekhyun yang sudah meneteskan air mata.

STEP BY STEP

Chapter 3

Author : sesese

Pairing : Chanyeol and Baekhyun

Other cast : Kai, Sehun, Kris, Lay, Kyungsoo, Tao. (cast lain akan muncul seiring berjalannya cerita.)

Genre : Romance ( SchoolLife )

Warning : Yaoi [ BL. Boys Love ]

.

.

.

.

DON'T LIKE DON'T READ

.

HAPPY READING

.

.

Baekhyun berjalan kembali ke kelasnya dengan langkah gontai. Tak ada lagi semangat yang terpancar dari wajah cerianya. Lagi lagi rasa bersalah memenuhi kepala Baekhyun, membuat kepalanya sedikit pening memikirkan kejadian masa lalu yang membuat hyungnya marah sampai sekarang.

Baekhyun mendudukkan dirinya di bangku miliknya yang terletak paling belakang dekat jendela kelas. Ia benar-benar tak bisa memikirkan apa-apa sekarang. Moodnya hancur hanya untuk menangkap materi yang mungkin nanti Lee songsaenim sampaikan. Baekhyun melipat tangannya di atas meja, lalu menidurkan kepalanya pada lipatan tangannya itu. Sampai ada tangan yang menyentuhnya.

"Baek?" panggil Kyungsoo dari bangkunya yang terletak tepat di depan Baekhyun.
"Hnn.." gumam Baekhyun menjawab panggilan Kyungsoo tanpa mengangkat kepalanya sedikitpun.
"Kau baik-baik saja?" tanya Kyungsoo.

Terkadang Baekhyun berfikir apakah Kyungsoo benar-benar menjadi sahabatnya. Tetapi Baekhyun sadar bahwa Kyungsoo benar-benar sahabat yang baik, bukan hanya senang saat Baekhyun mendapatkan sesuatu, ia juga menghibur Baekhyun saat ia sedang bersedih. Baekhyun sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Kyungsoo dan Tao yang selalu peduli dengannya. Mau berbagi suka maupun duka bersamanya.

"Ne, tak apa Kyungsoo" jawab Baekhyun sambil mengangkat kepalanya menatap Baekhyun.
"Belajarlah!" ucap Kyungsoo pada Baekhyun membuat Baekhyun menatapnya dengan tatapan heran sekaligus bingung. Mengerti akan tatapan Baekhyun, Kyungsoo berucap sekali lagi pada Baekhyun, "Belajarlah! Bukankah setelah ini ulangan?"

Baekhyun membelalakkan matanya kaget, mendengar ucapan Kyungsoo bahwa setelah ini ulangan. Dan itu kimia bukan?

'Bagaimana kau bisa lupa Baekhyun?' rutuk Baekhyun pada dirinya sendiri.

"Terimakasih Kyungsoo, sudah memberitahu" Baekhyun segera membuka tasnya dan mengambil seperti biasa, buku catatan serta ponsel yang berisi note-note kimia. Baekhyun benar-benar belajar dengan sungguh-sungguh mengingat waktu yang tersisa tinggal 10 menit lagi. Suasana kelas yang ramai terkadang membuat konsentrasinya buyar. Baekhyun berfikir mengapa teman-temannya tidak belajar atau mungkin mereka sudah belajar dirumah? Baekhyun merutuki dirinya terus karena bisa-bisanya lupa ada ulangan pada hari ini.

KRINGGG KRINGGGG

Suara bel berbunyi tanda agar siswa kembali menuju kelas masing-masing. Baekhyun yang tadi berkutat dengan buku dan ponselnya akhirnya mengangkat kepalanya dan menghela nafas sejenak. Kemudian ia memasukkan kembali buku dan ponselnya ke dalam tas, menidurkan kepalanya di atas meja sambil menunggu kedatangan Lee songsaenim. Baekhyun melihat anak-anak sedang masuk ke dalam kelas termasuk Chanyeol dan kawan-kawan tanpa mengubah posisinya. Semua siswa sudah masuk ke dalam kelas walaupun tak langsung duduk di bangku masing-masing, masih ada yang sedang bergosip ria tentang hubungan sahabatnya sendiri ─ Kris dan Tao─ ada yang masih tertawa karena cadaan temannya. Benar-benar ramai layaknya pasar tradisional.

"Silahkan duduk di tempat masing-masing dan tutup buku kalian, hari ini kita ulangan" suara Lee songsaenim mengagetkan siswa di kelas termasuk Baekhyun. Semua siswa berhamburan kembali ke bangku masing-masing. Dan anak-anak yang masih belajar segera menutup bukunya, memasukkannya kembali ke dalam tas. Lee songsaenim membagikan kertas berisikan soal-soal kimia yang menurut Baekhyun gampang yang susah tentunya jawabannya. Keadaan mendadak menjadi hening, tak ada yang berani membuka mulut karena memang sedang mengerjakan soal ditambah yang mengawasi Lee songsaenim, suasana menjadi tegang. Di sisi lain Chanyeol dan Kai yang saling mencontek dengan wajah yang meragukan jawaban teman yang diconteki. 45 menit, benar-benar waktu yang terlalu singkat hanya untuk menyelesaikan 10 soal dengan jawaban yang dijawab harus dengan rumus dan cara penyelesaiannya, itu menurut siswa kelas 11-4.

"SELESAI!" ucapan Lee songsaenim membuat para siswa kaget. Mereka melihat arloji di tangan masing-masing, dan benar waktu sudah berjalan 45 menit. Untuk siswa yang pintar kimia berbahagialah karena pasti akan mendapatkan nilai sempurna, dan itu termasuk Kyungsoo. Semua bersiap untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

"Byun Baekhyun" panggil Lee songsaenim disela ia membereskan kertas-kertas ulangan.
"Ne, songsaenim"
"Pergilah ke ruang kepala sekolah, kau dipanggil" tanpa menanyakan lebih lanjut lagi, Baekhyun segera melangkahkan kaki menuju ruang kepala sekolah

Chanyeol yang mendengar perintah yang disampaikan Lee songsaenim pada Baekhyun menatap Kai heran.

" Apakah dia bermasalah?" Tanya Chanyeol pada Kai.
"Mungkin, atau jangan-jangan perbuatannya karena ingin menghajarmu ketahuan, itu bukankah sama saja mengancam teman walaupun cara pengucapannya tadi sangat halus" jawab Kai panjang lebar. Chanyeol hanya mengangkat bahunya tak tahu.

KRINGGGGGGG

Bel panjang berbunyi tanda sudah pulang dan Baekhyun juga belum menampakkan wajahnya dari tadi sejak ia dipanggil oleh kepala sekolah. Chanyeol, Kai dan Sehun keluar kelas dengan tawa Kai dan Chanyeol yang menghiasi perjalanan mereka. Entah apa yang mereka tertawakan hanya Sehun yang masih setia dengan muka datarnya menatap ke depan menghiraukan kedua temannya yang masih tertawa renyah, gurih dan kres kres kres. Dan tawaan Kai dan Chanyeol berhenti saat Lay dan Kris datang menghampiri mereka bertiga.

"Ingin makan bersama?" tawar Lay dengan senyuman membuatnya wajahnya semakin manis ditambah dengan dimple yang dalam di pipinya.
"Dimana?" Sehun balik Tanya pada Lay.
"Di café dekat apartemen Baekhyun" jawab Lay
"Kau tahu dimana apartemen Baekhyun?" kali ini yang bertanya Kai.
"Aku tak tahu di kamar nomor berapa ia tinggal, aku hanya pernah melihatnya memasuki apartemen itu" jawab Lay polos. Kai hanya ber'oh ria mendengar jawaban dari sang sunbae yang baik ini."kajja"
"Tunggu..." ucap Chanyeol menghentikan langkah teman-temannya,"Aku tak ikut"

Mengerti akan tatapan teman-temannya Chanyeol pun meneruskan ucapannya.

"Aku harus membantu eomma di kedai kopi, akhir-akhir ini banyak pembeli dan karyawan eomma juga tidak banyak hehehe" jelas Chanyeol diakhiri dengan cengiran khas miliknya.
"Tak apa, Yeol" jawab Lay ramah "Cepat pulang, eomma-mu pasti sudah menunggumu. Bye.."

Chanyeol melangkahkan kaki menuju tempat dimana ia memarkirkan mobil Ferrari 575 GTZ kesayangannya.

Tap

Tap

Tap

Chanyeol melangkahkan kakinya dari tempat parkir menuju kedai kopi milik ibunya yang diberi nama "Park's Coffee". Dengan bernyanyi lagu favoritnya Chanyeol terus berjalan menuju kedai Park's Coffee yang berjarak hanya beberapa meter dari tempat parkir.

DORR

DORR

DORR

Suara senjata membuat Chanyeol tersentak dan juga kaget karena suara itu berasal dari kedai milik ibunya. Dengan cepat Chanyeol berlari menuju kedai ibunya. Tetapi, langkahnya terhenti saat melihat dari balik kaca kedai masih terlihat pelaku penembakan. Tak mau ambil resiko Chanyeol pun bersembunyi di balik dinding kedai.

Mata Chanyeol membulat sempurna, saat mengintip dua orang pelaku yang menghabisi nyawa ibunya yang bahkan sudah tergeletak di lantai. Tanpa rasa takut Chanyeol berjalan menuju pelaku itu..

BUAGHH

BUAGHH

Tendangan, Chanyeol luncurkan ke arah perut dua namja itu hingga membuat keduanya tersungkur menghantam meja.

"Sialan kalian" umpat Chanyeol keras sambil menonjok pipi namja yang berkulit putih.

BUAGHH

Tak menerima temannya dipukul,namja yang masih setia dengan posisinya ―tersungkur― pun berdiri dan memukul balik Chanyeol membuat sedikit lebam di pipi kanan Chanyeol.

BUAGHH

Kali ini kedua namja itu bersamaan memukul Chanyeol, Chanyeol hanya berusaha melindungi dirinya dari pukulan kedua namja pembunuh ibunya.

"Ayo pergi!" perintah namja berambut caramel. Sedangkan namja berambut brownie yang sempat dihajar oleh Chanyeol hanya menganggukkan kepala. Kedua namja yang tak dikenal Chanyeol pun pergi meninggalkan Chanyeol yang sudah terluka parah.

Dengan sisa tenaga yang dimiliki Chanyeol, Chanyeol merangkak menuju ibunya yang sudah tak bernyawa. Chanyeol benar-benar tak bisa menahan air mata yang sejak tadi ingin keluar.

"Eomma..eomma..hiks..eomma..jangan tinggalkan Chanyeol..eomma" Chanyeol tak bisa berbuat apa-apa sekarang. Chanyeol benar-benar dalam kondisi terburuk.

.

.

.

-Other side-

"Tugas selesai, bisakah kami beristihat sekarang?" ucap namja berambut caramel melalui ponsel.
"Bagus Taehyung. Besok datanglah ke markas, ada tugas lagi untukmu" ucap orang seberang menjawab ucapan Taehyung―namja berambut caramel.
"Baiklah"

Taehyung mendudukkan dirinya di sofa, memijat keningnya. Ia lelah, belum lagi rasa sakit di punggungnya yang belum hilang akibat menghantam meja.

"Ini benar-benar pekerjaan yang melelahkan huh.." ucap Taehyung bermonolog.

"Aduh..ini begitu menyakitkan" ringis namja berambut brownie saat mengobati luka di wajahnya di depan cermin.
"Kau berlebihan Jungkook" ucap Taehyung tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.
"Yakk..hyung ini benar-benar sakit. Dan aku yang merasakan" jawab Jungkook―namja berambut brownie.
"Salah siapa kau tadi tak melawan eoh? Bukannya kau membawa pistol?" bela Taehyung
"Oh iya, aku lupa hehehe" ujar Jungkook tertawa gaje.
"Sudahlah, aku akan pergi membeli makanan. Kau cepat obati luka itu, kita harus ke markas besar besok" ucap Taehyung saat melangkahkan kaki menuju pintu apartemen.
"Aishhh...dasar tua bangka itu hanya bisa menyuruh saja" rutuk Jungkook sambil melihat wajahnya yang sudah penuh lebam dan luka di cermin.

Tanpa mendengarkan ocehan Jungkook, Taehyung melangkah menuju basement.

"Baekhyun, bagaimana kabarmu eoh?" monolog Taehyung diselingi seringain di bibirnya.

.

.

.

"Kai, apakah Chanyeol tak berangkat?" tanya Kyungsoo sang ketua kelas.
"Ahh..tidak, ia harus menangani pemakaman ibunya"
"Ibu Chanyeol meninggal?" tanya Kyungsoo sedikit kaget karena ia benar-benar tak tahu.
"Iya, korban pembunuhan" jawab Kai singkat.
"Apakah semua tahu tentang ini?"
"Tidak, hanya aku, Sehun, Kris hyung, Lay hyung dan Luhan hyung" ujar Kai sambil menghitung siapa saja yang tahu tentang kematian ibu Chanyeol.
"Hyung-nya Baekhyun pun tahu? Apakah Baekhyun tahu soal ini?" tanya Kyungsoo lagi, kali ini ia benar-benar merasa siswa yang kudet.
"Entahlah" jawab Kai singkat dan padat.

Kyungsoo kembali menuju bangkunya.

KRINGGG

Bunyi bel masuk menggema di setiap ruang, menandakan jam pertama akan di mulai. Tepat saat Baekhyun memasuki kelasnya. Jam pertama dilewati dengan suasana kacau di kelas 11-4 karena tak ada guru sama sekali. Mungkin saja guru-guru sedang rapat.

"Baek.." panggil Kyungsoo sambil membalikkan badannya.
"Hmm"
"Kau tahu tentang Chanyeol?" tanya Kyungsoo pada Baekhyun.
"Tidak, memangnya ada apa?" ujar Baekhyun malas sambil menopang kepalanya menggunakan tangannya.
"Kau tidak di beritahu hyung-mu ya? Ibu Chanyeo meninggal"
"Luhan hyung tahu soal ini? Mungkin ia sibuk jadi tak memberitahuku. Aku turut berduka cita" jawab Baekhyun datar. Kyungsoo hanya membuat bentuk 'o' pada bibirnya membuatnya semakin lucu.

Baekhyun benar-benar dalam mood yang tak baik sekarang.

-Flashback on-

Baekhyun dengan cepat mengendarai Ferrari SP12 EC berwarna merahnya menuju pemakaman yang terletak cukup jauh dari apartemennya. Dengan kecepatan yang tak terbilang pelan, hanya dalam waktu 15 menit Baekhyun sudah sampai di pemakaman.

Dengan membawa seikat bunga mawar putih, Baekhyun melangkahkan kakinya melewati makam-makam dan sampailah ia di makam yang ia tuju sejak awal. Makam bernisankan nama 'Park Yoora'

'Pasti Chanyeol dan Luhan hyung sudah ke sini' batin Baekhyun saat melihat dua tangkai bunga mawar putih sama seperti miliknya.

"Noona, bagaimana kabarmu di sana? Aku di sini baik saja, seperti biasa Luhan hyung mungkin masih membenciku"

Tak terasa buliran bening sudah mengalir dari matanya, mengingat perlakuan kasar hyung-nya padanya.

"Tapi aku tetap menyayanginya. Noona..."

Ucapan Baekhyun terhenti. Aliran air di matanya semakin deras, hatinya benar-benar tertusuk melihat tanggal wafat yang tertulis di nisan.

"20 April, tepat 5 tahun kematian noona, Maafkan aku...maafkan aku.."

"Aku akan menepati janji kita. Aku akan melindungi adikmu, Park Chanyeol"

Baekhyun segera menghapus air matanya dan meletakan bunga mawar putih di atas makam. Teringat sesuatu Baekhyun mengambil setangkai mawar putih dari ikatan bunga miliknya.

"Pasti tak jauh dari sini" monolog Baekhyun sambil mencari salah satu makam di sekitar makam Park Yoora.

"Ini dia" Baekhyun meletakkan bunga mawar putih yang ia genggam di atas makam milik ibu Chanyeol, tepat bersebelahan dengan makam Park Yoora.

"Ahjumma, semoga kau tenang di sana.." ucap Baekhyun sebelum pergi dari pemakaman.

Sampai di mobil miliknya Baekhyun berpikir sejenak.

"Mungkin pergi ke rumah akan sedikit menenangkan pikiranku. Aku ingin bertemu appa dan eomma" monolog Baekhyun sambil memasang seatbelt.

Baekhyun segera menginjak gas menuju rumahnya, rumah sebenarnya.

'andwaeyo It's my turn to cry
naega halgeyo
geudaeui nunmul moa
It's my turn to cry
naege matgyeoyo
geu nunmul kkaji This time'

Baekhyun bersenandung sambil berjalan menuju pintu rumahnya.

'geu nunmul kkaji Th―'

"Aku akan mengurus ini secepatnya"
"Jangan..tolonglah mengerti keadaan,kau tak ingat kita masih memiliki anak mereka belum dewasa, Baekhyun dan Luhan, mereka masih butuh kasih sayangmu,"

Baekhyun menghentikan langkahnya di depan pintu saat mendengar suara appa dan eomma-nya seperti sedang bertengkar.

"BERHENTI MENGATAKAN BAEKHYUN ANAKKU!" ucap appa Baekhyun dengan nada sarkastik..
"Apakah kau masih marah padanya?" tanya Baekhyun dengan nada sendu.
"BERANDAL ITU,,BENAR-BENAR TAK PANTAS MENJADI ANAKKU" bentak appa Baekhyun membuat eomma Baekhyun memejamkan matanya.
"Kau tak mau memaafkannya...bukalah hatimu."
"BAHKAN SEHARUSNYA IA TAK MEMAKAI MARGA BYUN."

"AKU TAK AKAN PERNAH MENGANGGAPNYA SEBAGAI ANAKKU!" ucap appa Baekhyun."Aku akan mengurus perceraian ini secepatnya"

Appa Baekhyun pun pergi meninggalkan eomma Baekhyun yang sudah berlinangkan air mata. Baekhyun yang berniat untuk menemui appa dan eommanya mengurungkan niatnya dan berjalan kembali menuju apartemennya.

-Flashback off-

"Jadi appa sudah tau tentangku ya?" tanya Baekhyun pada dirinya sendiri.

Beruntung hari ini tak ada pelajaran jadi ia bisa leluasa merenungi appa dan eomma-nya yang sudah di ambang perceraian.

.

.

.

.

Esok harinya semua berjalan lancar kembali seperti biasa, menurut anak kelas lain. Tidak untuk kelas 11-4 yang sedari tadi dihebohkan oleh masuknya kembali seorang Park Chanyeol. Mengapa begitu heboh? Lihat saja Chanyeol. Ia benar-benar...bagaimana author menjelaskannya ya? *abaikan*

Penampilan baru Chanyeol benar-benar membuat semua yeoja berteriak. Rambut merah, jas almamater yang tidak ia gunakan hanya disampirkan di bahu kirinya, lengan seragam yang dilipat sampai siku dan dasi yang dipakai dibawah dua kancing―dihitung dari kancing paling atas, dileher― benar-benar membuatnya err sexy walaupun ada luka di wajahnya. Kai yang baru melangkahkan kaki di kelas menghampiri Chanyeol yang duduk sambil memainkan ponselnya.

"Chanyeol!" panggil Kai

Chanyeol pun mengangkat wajahnya, melihat ke arah Kai.

"Ini kau? Benarkah ini Chanyeol?" tanya Kai heboh bagaikan fangirl.

Chanyeol menepis tangan Kai yang menangkup wajahnya.

KRINGGG

Bel masuk berbunyi seperti biasa Baekhyun selalu menjadi siswa terakhir yang masuk ke kelas. Baekhyun melewati teman-temannya yang sudah duduk di bangku masing- masing. Merasa ditatap oleh teman-temannya, Baekhyun melepas earphone-nya dan menatap kembali teman-temannya.

"Ada apa?" tanya Baekhyun di depan kelas.
"KKAAWAAIIII" teriak para yeoja saat melihat Baekhyun.

Baekhyun segera berlari menuju bangkunya, menutup telinganya dari teriakan para yeoja. Sekilas ia melihat ke arah bangku Chanyeol. Baekhyun sungguh kaget dengan penampilan baru Chanyeol.

"Dasar plagiat!" rutuk Baekhyun saat menyadari penampilannya juga berubah.

Dengan warna rambut yang semula brunette, Baekhyun menggantinya dengan warna rambut magenta dan memakai soft lens abu-abu. Hanya itu perubahan Baekhyun, apakah ada yang salah? Dan hari ini pelajaran pun dimulai.

(a/n : magenta warna merah keungu-unguan, gimana ya jelasinya? /nah lo/ warna rambut Baekhyun pas wolf 2013 lalu)

Jam istirahat...
Kantin sekolah...

"Huwaaaa...kalian berdua janjian? Mengubah penampilan bersama...menakjubkan" Kai masih saja takjub dengan kejadian hari ini.
"Tidak," jawab Chanyeol singkat.
"Benarkah? Kau tau? Kalian terlihat serasi..kkkk"

Chanyeol hanya diam tak menanggapi perkataan Kai. Sehun? Dia sedang menjaga image-nya. Ia tak mungkin berbicara jika tak ada yang bertanya atau mengajaknya bicara.

.

.

.

Hari demi hari berlalu. Bukan hanya penampilan saja yang berubah, tapi perilaku Chanyeol juga berubah. Dan itu dirasakan oleh Baekhyun. Mulai dari Chanyeol yang mendadak jadi pembuat onar. Baekhyun yang pernah mermegoki Chanyeol mabuk di jalan. Chanyeol yang selalu masuk sekolah dengan luka di wajahnya. Chanyeol yang lebih pendiam dari biasanya, bahkan mengalahkan Sehun. Dan yang lebih parah Baekhyun memergoki Chanyeol tinggal di sebelah kamar apartemennya.

"Kai!" panggil Baekhyun menghampiri Kai yang ingin keluar kelas
"Ya?"
"Apakah kau tau mengapa Chanyeol seperti itu?" tanya Baekhyun pada Kai.
"Entahlah, mungkin ia masih tertekan, ia juga jarang berkumpul lagi denganku dan Sehun"

Baekhyun hanya ber'o' ria mendengarkan penjelasan Kai.

"Dan kau tau Baek?"
"What?"
"Aku pernah melihatnya mubuk-mabukan" aku bahkan sudah mengetahuinya batin Baekhyun
"Aku merasa bukan bersama Chanyeol yang ku kenal, ia benar-benar tak terkendali. Entahlah Baek, aku merasa ada Chanyeol lain di dalam diri Chanyeol"
"Dan kau tau, Kai?" tanya Baekhyun
"Apa?" jawab Kai sumringah karena suka topik yang dibahas olehnya dan Baekhyun.
"Kata-katamu sunggul berlebihan, Tuan Jongin" ucap Baekhyun dengan penekanan di setiap kata-katanya.
"Hahahaha..kau lucu Baek, aku pergi dulu ne? Bye.."

Baekhyun melangkahkan kakinya menuju tempat parkir sekolah. Ia akan segera pulang karena hari sudah malam. Ini disebabkan karena ia dipanggil kepala sekolah untuk membicarakan sesuatu. Baekhyun menginjak gas dan segera meluncur menuju apartemennya. Beruntung, Baekhyun memilih membawa mobil hari ini jadi ia tak perlu menunggu pemberhentian terakhir bus di halte.

Matanya tak berhenti melihat sekitar untuk mencari restaurant setidaknya untuk mengganjal perutnya. Tak menemukan restaurant yang cocok, Baekhyun pun berhenti di depan supermarket untuk membeli bahan-bahan yang akan ia masak nanti setelah sampai di apartemen.

BRUKKK

Semua belanjaan Baekhyun jatuh saat ia ingin memasukkannya ke dalam mobil. Dengan geram Baekhyun melihat pelaku yang menabraknya.

BRUKK

Sang pelaku tiba-tiba pingsan bersandar di bahu Baekhyun. Mungkin jika orang lain melihat, mereka mengira Baekhyun sedang berpelukan.

"Astaga..Chanyeol!" ucap Baekhyun saat melihat orang yang menabraknya.

"Chanyeol..Chanyeol-ah..Chanyeol..." panggil Baekhyun sambil menggoyangkan badan Chanyeol. Tak ada respon dari Chanyeol, Baekhyun pun membawanya kedalam mobilnya di kursi depan karena memang mobilnya hanya berkapasitas untuk dua orang saja. Saat Baekhyun ingin memasukkan Chanyeol terlihat dua yeoja yang datang menghampirinya.

"Eits...apa yang akan kau lakukan pada Chanyeol oppa?" tanya yeoja cantik berambut panjang.
"..." Baekhyun tak menjawab karena ia tak tahu maksud pertanyaan yeoja.
"Kau jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan" kali ini yeoja berambut pendek ikut berbicara.
"Apa yang kalian mak―"

Belum selesai Baekhyun berbicara yeoja berambut panjang menarik lengan Chanyeol. Reflek Baekhyun menarik balik Chanyeol ke arah berlawanan.

"Berikan Chanyeol oppa" ucap yeoja itu.
"Berikan..berikan.. kau pikir Chanyeol itu barang hah?" ucap Baekhyun sambil terus menarik Chanyeol.

Kali ini yeoja berambut pendek ikut membantu yeoja berambut panjang.

"Aku tak akan memberikan Chanyeol padamu." Ucap yeoja berambut panjang dengan menatap Baekhyun tajam.

Kesal dengan perbuatan kedua yeoja dan perbuatannya sendiri Baekhyun pun berteriak

"YAKKK...HENTIKAN SEMUA INI!"

Kedua yeoja dan Baekhyun pun menghentikan permainan tarik –menarik mereka.

"Sebenarnya ada apa? Kau tak lihat Chanyeol pingsan dan aku ingin membawanya pulang, ada apa dengan kalian eoh?" tanya Baekhyun meninggikan suaranya.
"Kau tak boleh membawanya pulang! Chanyeol oppa itu ingin tidur denganku" jawab yeoja berambut panjang.
"Tidak, Chanyeol oppa itu ingin tidur bersamaku" ucap yeoja berambut pendek tak mau kalah.
"Aku"
"Aku!"
"Aku!"
"Akuu"

Dan berakhirlah kedua yeoja itu dengan adu mulut hanya untuk memperebutkan Chanyeol.

"Yakk! BERHENTI!" kedua yeoja itu pun langsung berhenti "Dan apa tidur dengan Chanyeol?"
"Yup Chanyeol oppa bilang akan tidur bersamaku MALAM INI" jawab yeoja berambut panjang dengan penekanan pada dua kata terakhir.
"Memang kalian siapa eoh? Cabe-cabean? Main tidur sama Chanyeol!" ujar Baekhyun.
"Enak saja kau menyebutku cabe-cabean. Memangnya kau juga siapa eoh?" tanya balik yeoja berambut panjang itu.
"Aku? Aku pacar Chanyeol, catat itu. P-A-C-A-R!" ucap Baeekhyun sambil mengeja huruf. "Dan sebaiknya kalian pergi sekarang. Cepat pergi!"

Dengan langkah lesu, kedua yeoja itu pun pergi dengan muka kecewa.

Baekhyun segera memasukkan Chanyeol ke dalam mobilnya dan memungut kembali belanjaannya sebelum menginjak gas menuju apartemen. Beruntung, Baekhyun tahu Chanyeol tinggal di kamar sebelahnya. Baekhyun pun memapah Chanyeol menuju kamar Chanyeol dengan membawa kantong belanjanya, karena ia tak mau kembali lagi menuju besement hanya untuk mengambil kantong belanjaan sedangkan kamarnya berada di lantai 10.

TINGG

Bunyi suara lift menandakan Baekhyun sudah sampai di lantai 10. Dengan sekuat tenaga Baekhyun memapah Chanyeol menuju kamar nomor 197―kamar Chanyeol. Saat sampai di depan kamar Chanyeol, Baekhyun mencoba membuka pintu tetapi alhasil gagal. Pintu terkunci. Baekhyun pun merogoh kantung jaket Chanyeol, tapi yang ditemukannya ponsel.

"Aishh..di mana si idiot ini menaruh kuncinya?"

Baekhyun terus merogoh setiap kantung maupun saku Chanyeol.

"Ini dia!" ucap Baekhyun saat menemukan kuncinya. Baekhyun segera membuka pintu dan membawa Chanyeol masuk, tidak lupa ia meletakkan dahulu belanjaannya. Lampu di kamar Chanyeol juga menyala otomatis sama seperti kamar milik Baekhyun.

"Astaga..." Baekhyun kaget saat melihat kamar Chanyeol yang berantakan. Penuh pecahan dan barang berhamburan kemana-mana, Baekhyun pun yang ingin melemparkan (?) Chanyeol ke ranjang mengurungkan niatnya. Memilih meletakkan Chanyeol di sofa, menata terlebih dahulu ranjang yang akan di tempati Chanyeol. Setelah selesai Baekhyun memindahkan Chanyeol ke ranjang. Baekhyun membereskan seluruh kamar Chanyeol sebelum meninggalkannya.

Baekhyun kembali ke kamarnya dan segera memasak makanan untuknya. Menyadari porsi yang dibuatnya terlalu banyak Baekhyun kembali ke kamar Chanyeol dan meletakkan masakannya kedalam kulkas Chanyeol tak lupa ia memberi catatan dan diletaknya di pintu kulkas Chanyeol. Berisikan.

'Jangan lupa sarapan. Makanan ada di dalam kulkas. Panaskan terlebih dahulu di microwave. Jaga kesehatanmu!'

Baekhyun pun kembali menuju kamarnya.

.

.

.

.

Chanyeol terbangun dari tidur lelapnya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, mengedarkan pandangannya ke seluruh kamarnya.

'Bersih' hanya itu yang terpikir di dalam pikirannya.

Chanyeol bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri tanpa mempedulikan siapa yang membereskan kamarnya. Mungkin saja pelayan apartemen.

Setelah selesai, Chanyeol berjalan menuju kulkas untuk mengambil air putih. Saat melihat isi kulkas yang berbeda dari kemarin karena ada jajangmyeon di dalam kulkasnya.

"Perasaan kemarin tak ada ini" ucap Chanyeol sambil mengambil mangkuk berisi jajangmyeon.

Chanyeol menutup kembali kulkasnya dan menemukan catatan yang menempel di pintu kulkas.

"Jangan lupa sarapan. Makanan ada di dalam kulkas. Panaskan terlebih dahulu di microwave. Jaga kesehatanmu" Chanyeol membaca isi catatan itu.

"Siapa yang membawakan ini? Untuk siapa saja aku ucapkan terimakasih" monolog Chanyeol senang.

.

.

.

.

.

Beberapa minggu sudah berlalu sejak kejadian Baekhyun bilang bahwa Chanyeol pacarnya. Tetapi bukannya berterimakasih, perlakuan Chanyeol semakin menjadi-jadi. Ia bukan hanya menjadi berandalan di luar sekolah saja, Chanyeol mulai menjadi berandal di dalam sekolah juga. Dan Baekhyun kesal atas perbuatan Chanyeol yang selalu memukuli siswa seenak jidatnya. Mungkin sudah saatnya Baekhyun melaksanakan tugas dari kepala sekolah.

-Flashback on-

"Baekhyun, bisakah kau mengajari Chanyeol? Baik itu pelajaran maupun tingkah lakunya. Akhir-akhir ini kelakuannya benar-benar tak terkendali." Ucap kepala sekolah berwibawa.
"Tapi saem. Bukankah ada Kyungsoo? Dia bahkan lebih pintar dariku"
"Tidak Baekhyun. Aku tak mungkin memberinya tugas lagi. Ia masih menyelesaikan data yang aku berikan kemarin"

"Jika kau belum siap untuk sekarang, kau boleh mengajarinya saat kau sudah siap"
"Baiklah"

-Flashback off-

Kata-kata kepala sekolah terngiang di kepalanya saat ia berjalan menuju kantin. Untuk menemui Chanyeol. Dan seperti yang dikatakan kepala sekolah, Chanyeol sedang menghabisi seorang siswa sekarang dan itu di depan teman-temannya sendiri. Aksi hajar-menghajar yang tak diketahui penyebabnya oleh Baekhyun berjalan lancar (?) di depan Kai, Sehun, Kris dan Lay karena tak ada satu pun siswa yang mau menolong anak itu. Bahkan teman-temannya tak ada yang berkutik sedikit pun. Dengan berlari Baekhyun menghampiri Chanyeol.

BUAGHH

Dengan cepat Baekhyun menendang Chanyeol sehingga si empu hanya bisa tersungkur akibat ulah Baekhyun.

"Pergilah.." perintah Baekhyun pada siswa yang menjadi korban pukul Chanyeol.

Baekhyun berjalan menghampiri Chanyeol yang masih dalam posisinya. Baekhyun mengangkat kakinya

DAKK

Suara kaki Baekhyun yang menginjak dada Chanyeol terdengar, sang korban hanya meringis kesakitan membuat mereka menjadi tontonan siswa di kantin. Chanyeol menepis kaki Baekhyun dari dadanya yang membuat jejak sepatu di seragamnya. Chanyeol segera berdiri.

BUAGHH

Chanyeol berhasil memukul pipi mulus Baekhyun membuat sudut bibir Baekhyun mengeluarkan darah. Dengan ibu jarinya Baekhyun mengelap darah itu.

"Apa yang kau lakukan eoh?" ucap Chanyeol sambil menarik kerah Baekhyun.
"Berhenti melakukan ini dan singkirkan tanganmu" ucap Baekhyun menahan amarahnya.

Dengan kasar Baekhyun menepis tangan Chanyeol dan membetulkan kerahnya.

"Ikut aku" ucap Baekhyun masih dengan nada datar.
"Untuk apa? Itu tidak penting!" jawab Chanyeol
"Ikut aku sekarang!" kali ini Baekhyun menekankan kalimatnya.
"Tidak"
"Ikut aku!"
"Tidak"
" Oke jika kau tak mau aku akn membawamu secara paksa"

Baekhyun menarik kerah Chanyeol. Menariknya, membuat Chanyeol terpaksa menjalankan kaki panjangnya mengikuti Baekhyun. Walaupun tubuh Baekhyun mungil, tetapi ia benar-benar kuat menarik Chanyeol yang sedari tadi melakukan perlawanan.

"Yakk lepaskan aku!" gertak Chanyeol dengan suara beratnya.
"Tidak akan" "Kau harus tahu apa itu tata krama, PARK CHANYEOL!"

.

.

.

.

.

"Duduk!" perintah Baekhyun pada Chanyeol saat mereka berada di perpustakaan.
"Di lantai? Yang benar saja."
"Kau tak lihat, kita berada di antara rak-rak buku mana ada kursi, kalau mau ambil saja sendiri!"

Dengan helaan nafas panjang Chanyeol terpaksa mendudukkan pantat sexy-nya di lantai yang dingin. Baekhyun juga melakukan hal yang sama.

"Jadwal kelas tambahanmu denganku ak―"

"Park idiot Chanyeol" panggil Baekhyun.

"YAKK"

"Makanya tatap lawan bicaramu saat ia berbicara hal yang penting"

Chanyeol mendekatkan wajahnya ke wajah Baekhyun, menyisakan kira-kira 2 inchi.

"memang ini penting?" ucap Chanyeol dengan wajah stoic.

Baekhyun pun memalingkan wajahnya dan menulis catatan kecil yang berisi jadwal belajar―khusus Chanyeol.

"Ini jadwal untuk―"

Chup

Bibir mereka menyatu saat Baekhyun menoleh kembali, mendapati Chanyeol masih dalam posisinya. Badan Baekhyun seakan membeku dan matanya hanya bisa membulat saat Chanyeol mulai memberikan sedikit lumatan yang meraup seluruh bibir Baekhyun. Dan sayangnya Baekhyun tak melawan.

Chanyeol pun melepas tautan bibir mereka.

"Manis" ucap Chanyeol memasang wajah bak orang tak melakukan apapun.

"C-Chanyeol―"

"KYAAAAAA"

To Be Continue..

ABSURD ga sih?

Jeongmal Mianhae, Mianhae..mianhae ga bisa nurutin untuk update bak Thunder-nya Chen #PLAKK... Sesese bener-benr ga bisa konsentrasi buat nih ff. sesese masih ngurusin soal kelulusan yang bener-bener bikin pusing gegara sesese dipanggil BK, bukan gegara bermasalah, tapi ada dokumen yang harus sesese selesein. Mianhae…

Untuk yang tanya siapa hyungnya Baekhyun udah kejawab nih, yang minta hyungnya suho mian ga bisa nurutin, sesese pikir memang suho tipe kakak yg baik tpi kaga pantes marah2 hehehe

Bocoran siapa V dan Jungkook itu musuhnya Baekhyun. Cukup itu saja..

Makasih semuanya atas kesediaan membaca atau me-review.

Hargai tulisan author ne? Review benar-benar penting buat author agar ada inspirasi masuk.

Kritik dan saran silahkan masukkan di kotak review….