Author: albaZ
Tittle: Insane
Category: Brothership, Angst, Hurt/Comfort, Yaoi
Rating : NC
Cast: (Kim) Wu Jongin (17) Wu Yifan (23) Park Chanyeol (20)
Kleenex Warning
Alternative Universe (AU) / Elseworld
Out Of Character (OOC)
Contain Abuse
Character Death
Non-Consensual
Non-Canon
Twisted Plot
WIP
Rated M For Coarse Language
Chanyeol terdiam sebentar lalu berbisik lirih, "Aku dan Duizhang berhasil mendapatkan uangnya,"
"Tapi semuanya terlambat."
Jongin terdiam, benar-benar tidak bisa berkata apa-apa.
Mendengar cerita Chanyeol, semuanya jadi terasa irasional. Dan Jongin hanya bisa berjanji pada dirinya sendiri bahwa harus selalu ada disisi Chanyeol.
Hal pertama yang dirasakan Yifan ketika ia membuka matanya adalah hantaman dahsyat dikepalanya. Rasanya seperti ada orang yang menguliti sakit itu terasa mengalir diurat-urat pelipisnya. Yifan tidak bisa memikirkan apa-apa. Kepalanya terasa berat dan tenggorokkannya terasa terbakar.
Hal yang membuatnya sadar seratus persen adalah Jongin. Begitu nama yang amat familiar itu terbesit dibenaknya, Yifan langsung tersentak.
Butuh waktu kurang lebih lima belas menit untuk membuat Pria Naga itu sadar sepenuhnya. Nafas Yifan memburu, matanya berair dan hidungnya terasa perih.
Hantaman kedua menghantam kepalanya empat kali lebih keras saat Yifan melihat sekelilingnya.
Semuanya terasa familiar.
Nuansa biru tua, kasur dengan sprei hitam, rak buku dengan koleksi lengkap komik Detektif Conan, bahkan jas dokter yang tergantung didepan lemari coklat.
Hantaman ketiga tidak main-main. Hantaman itu sepuluh kali lebih parah. Menghantam tepat saat Yifan melihat gantungan polariod di jendela dengan pinggiran coklat madu yang familiar itu.
Gantungan itu penuh dengan fotonya dan Jongin.
Kepalanya terasa berputar dan pandangannya mengabur. Yifan mengusap kasar wajah pucat pasinya. Guratan letih menghiasi raut wajah Yifan yang sudah sepucat air cucian beras itu.
Stres, gila dan irasional.
Itulah hal pertama yang terlintas dipikiran Yifan.
Dan kenapa?
Adalah pertanyaan yang terus terngiang di telinganya, masuk menjalar menuju otaknya dan menari-nari disana.
Langkah kaki Yifan terlihat oleng dan tertatih-tatih. Ia melangkah seperti bayi yang baru bisa berjalan. Lambat dan pelan-pelan. Tangan kirinya memijit pelipisnya dan tangan kanannya berusaha menggapai apapun yang bisa membantunya berjalan menuju pintu.
Yifan berteriak kencang sambil menendang dan memukul pintu kamarnya sendiri ketika sesaat setelah mencoba membuka pintu tersebut.
Hasilnya pahit: pintu itu terkunci.
Dan hantaman keempat mempu membuat Yifan kehilangan keseimbangan. Pria Naga itu merosot menghadap pintu sambil sesekali memukulnya.
Alex keparat, apa maunya?
Dan Yifan membenturkan kepalanya berkali-kali kepintu. Ia mencoba tenang dengan mengambil nafas dalam lalu menghembuskannya pelan. Tapi tidak berhasil.
Jantungnya berdegup kencang sekali, rasanya seperti ada palu besar yang mengetuk dada kirinya.
Setelah kehilangan hampir semua orang yang berarti dalam hidupnya, setelah semua rasa pahit yang ia alami bertubi-tubi. Yifan pikir semuanya sudah selesai. Tidak ada lagi yang mempermainkan hidupnya. Semuanya akan tenang, hanya dia dan Jonginnya. Berdua, selamanya. Jongin akan menjadi balerina dan Yifan akan menjadi dokter. Dua hari yang lalu semuanya masih terasa baik-baik saja. Sekarang lihatlah, Wu Yifan meringkuk didepan pintu kamarnya sendiri, terkurung didalam sangkarnya sendiri seperti seorang idiot.
Takut, itulah yang ia rasakan.
Ia mengenal Alex, pria bajingan itu. Yifan amat mengenalnya hingga ia ketakutan sebab Yifan tahu persis Alex itu orang seperti apa. Dan Alex tidak pernah bercanda, jika ia bergurau maka itu berarti mimpi buruk.
Dan Alex menginginkan Jongin. Itu hal yang membuat Yifan ketakutan setengah mati.
Yifan terkesiap saat mendengar suara click. Ia segera bangkit tepat sesaat sebelum pintu kamarnya terbuka.
Yifan menunduk, menatap sepatu Berluti berkulit hitam mengkilap. Yifan menelan ludahnya. Seumur hidupnya belum pernah sekalipun Yifan berani berpikir untuk memiliki sepasang sepatu Berluti. Berpikir untuk menyentuhnya saja tidak. Sepatu itu sangat mahal dan Yifan yakin ia harus menjadi pembunuh bayaran atau setidaknya pencuri dulu agar ia bisa memiliki sepasang Berluti. Dan Yifan lebih yakin lagi kalau Alex telah membunuh banyak orang hingga ia bisa memiliki Berluti sebanyak yang ia mau.
Keparat itu bahkan menjual manusia untuk dijadikan budak nafsu.
"Menyukai sepatuku, Yifan?"
Yifan tidak menjawab.
Tidak, ia tidak takut pada Alex. Dia hanya takut pada kekuasaan Alex.
Dalam hati Yifan menanamkan dalam-dalam.
Sebejat apapun Alex, sebajingan apapun Alex. Walaupun ia merendahkanmu, walaupun ia memperlakukanmu seperti anjing. Jangan pernah melawan, sekali pun jangan pernah. Ia telah memegang kartu matimu.
Sudah tiga hari Yifan diperlakukan seperti binatang. Ia tidak terkejut, ia sudah memprediksikan segalanya. Yifan sudah pernah bermain dalam kotak buatan Alex. Rasanya mau muntah setiap kali mengingat kini ia terjebak lagi-lagi dengan orang yang sama.
Tiga hari rasanya seperti tiga abad dipermalukan didalam neraka. Seumur hidup Yifan tidak pernah merasa serendah ini. Mungkin kalian berpikir Yifan penyuka PSK jalanan tapi ia memiliki alasan yang cukup kuat untuk berada didalam lingkup maksiat seperti itu.
Jika kalian pikir Yifan seseorang dengan nafsu lebih besar dari kepalanya, maka kalian salah.
Wajah Yifan memang terlihat angkuh, dingin dan sedikit mesum.
Ingat, hanya sedikit untuk kategori mesum.
Tapi sifatnya, walau pun agak bajingan (tidak sebejat Alex) Yifan tetap orang yang bisa dipercaya. Ya, mungkin terkadang ia lepas kendali tapi percayalah Yifan adalah orang yang akan segera berlari dan menjadi tameng untuk orang-orang berarti dalam hidupnya.
Itu sudah terbukti dan Alex adalah saksi berjalan seorang Wu Yifan.
Hari kelima Yifan nyaris mati. Bayangkan saja, ia ditelanjangi lalu dibiarkan meringkuk dibalkon kamarnya. Sial, Yifan masih ingin memiliki anak. Dan kemaluannya sudah mati rasa dimenit ke dua puluh sembilan. Ia menyukai dingin, tapi tidak seperti ini. Tidak dengan cara seperti ini, tidak jika ia harus kehilangan kemaluannya.
Itu harga diri seorang pria dan kemaluan Yifan memiliki ukuran yang patut dibanggakan.
Untung Yifan tidak disetubuhi. Alex dan anak buahnya, mereka semua bernafsu pada apapun. Pria, wanita, anak-anak, bahkan manula. Biar saya perjelas, Alex dan anak buahnya adalah cecunguk paling rendah dan menjijikan tapi kaya akan kekuasaan.
Hari keenam Yifan diajak keluar dan disuruh main judi. Sayangnya ia tidak berpengalaman dengan keberuntungan. Dari dulu, segala macam perjudian dan taruhan sudah ia lakoni tapi hasilnya tidak ada yang semanis madu. Ia justru dapat sengatan lebahnya.
Sesuai prediksi Yifan, ia kalah telak dan berakhir dibawah meja dapur. Lebam-lebam, kesakitan dan malu. Sebab ia disuruh mengoral seorang pria homo bertato ular. Ia mengalami kepahitan hidup dengan sperma di wajahnya.
Sungguh dalam riwayat hidupnya tak pernah Yifan membayangkan akan berinteraksi seksual dengan cara yang memalukan seperti ini.
Bahkan ia hanya berhubungan seks satu kali sepanjang hidupnya.
Dengan wanita pertamanya, setelah itu ia bermain solo.
Yifan tertidur dibawah meja, sambil terus berharap besok tidak usah datang.
Ia bermimpi tentang Jongin.
Yifan tersenyum sumringah dihari ketujuh. Tuhan mendengar doanya. Alex mendapatkan misi. Pria setan itu pergi pagi-pagi buta dengan anak buahnya.
Setelah menyiram Yifan dengan air es hingga Naga Pelindung itu menjerit seperti wanita. Alex mendengus, lalu berkata."Aku akan kembali tengah malam tepat. Jangan macam-macam."
Yifan mengingat jelas ekspresi wajah Alex saat mengatakan, "Ingat, aku memegang kartu matimu."
Ekspresinya benar-benar menggelikan tapi cukup untuk membuat Yifan merinding dan tertohok tepat dijantung.
Yifan tersenyum pahit sambil mengangguk.
Walaupun harus diancam dengan ancaman paling tidak enak sedunia, setidaknya hari ini Yifan bisa mengistirahatkan urat malunya.
Setelah Alex pergi, Yifan segera merapikan kekacauam akibat pertunjukan "Siraman Air Es" tadi. Setelah selesai Yifan memutuskan untuk mandi.
Air hangat adalah alternatif terbaik saat dilanda stres berkepanjangan dimusim dingin.
Yifan berendam di bathup penuh dengan air hang-panas. Air itu cukup panas hingga membuat luka-luka disekujur tubuhnya terasa perih dan terbakar. Air itu cukup panas untuk membuat kulitnya memerah. Air itu cukup panas untuk membuatmu terkejut dan air itu cukup panas untuk membuatmu menjerit tapi air itu tidak cukup panas untuk mengalihkan perasaan Yifan.
Naga itu sudah mencoba berpikir positif tapi sekali lagi, otaknya menjelaskan dengan detail yang amat sangat jelas: siapa itu Alex Turner. Dan itu membuat perasaannya tidak tenang. Mungkin ia merasa cukup tenang hari ini tidak ada Alex sehingga ia bisa istirahat, tapi tidak ada hal apa pun yang membuat perasaannya membaik. Terutama setelah satu minggu tanpa Jongin.
Ditambah Alex mengincar Jongin.
Bisa saja misi yang sedang dijalaninya itu adalah misi penangkapan Wu Jongin.
Yifan bertambah gusar, ia ingin kabur dan mencari Jongin tapi tidak, jangan karena terlalu beresiko.
Jika Yifan ingin keluar dari masalah ini dan jika Yifan ingin Jongin selamat maka Yifan harus mengerti jalan pikiran Alex bukan permainannya. Yifan setidaknya harus berpikir seperti Alex.
Maka hari itu, setelah mandi Yifan menghabiskan bergelas-gelas kopi sambil merenungkan : Apa Isi Otak Alex?
Isi otak pria itu selain seks dan uang.
Jika kalian berpikir kenapa Yifan tidak memanggil polisi, kalian sebaiknya berpikir ulang. Yifan memang diberi kelonggaran oleh Alex tapi Alex memiliki alasan. Alasan diluar kartu mati Yifan. Dan Pria Naga itu tahu kenapa begitu. Karena Alex sudah berhasil memegang kekuasaan polisi lokal.
Alex sudah cukup lama berdiam diri di daerah pinggiran Seoul. Ia sudah menjalankan sebagian besar rencananya dan itu berarti tak lama lagi sisi kota Seoul akan menjadi kota yang gelap. Ia tidak mungkin menghubungi polisi jika tidak mempunyai backup yang kuat.
Yifan menggaruk kepalanya gusar. Ia jadi emosi, dan darahnya naik keotak hingga urat-urat disepanjang pelipisnya timbul. Sejujurnya Yifan memiliki backup yang kuat dan cukup meyakinkan.
Yifan memiliki sahabat dan sahabatnya itu berpacaran dengan penghasil uang Alex, dan pacar sahabatnya memiliki sahabat dan sahabat pacar sahabatnya berpacaran dengan kepala kepolisian Seoul.
Itu sangat rumit!
Dan Yifan jarang berhubungan dengan Kepala Kepolisian Seoul itu.
Tentu saja jarang, sebab hubungan mereka memang agak renggang, sebab Kepala Kepolisian Seoul itu pacar sahabatnya pacar sahabat Yifan.
Tidak usah terlalu dipikirkan.
Karena tidak akan terlalu berguna kalau Yifan tidak bisa menghubunginya.
Yifan berakhir seperti orang bodoh, duduk didepan jendela. Mendongak menatap gantungan polaroid dirinya dengan Jongin.
Perut Yifan terasa seperti dikocok, padahal isinya cuma kopi hitam. Kalau dimuntahkan juga tak berguna.
Tadinya ia berencana tidur sebelum Alex pulang tapi sekarang sudah jam 21:15 dan matanya masih terbuka lebar, segar dan tidak ada tanda-tanda mengantuk.
Persetan dengan kafein.
Yifan terkejut bukan main saat merasa ada batu yang menghantam jendela kamarnya. Pria naga itu menoleh, cuping telinganya menegang, pupil matanya menajam, menatap pria besar tinggi didepan pagar rumahnya.
Telinganya menajam dan jantungnya jatuh kedasar perut penuh kafeinnya saat mendengar pria itu berteriak,
"Jongin! Keluarlah!"
Apakah itu kekasih adiknya?
Apa yang idiot itu lakukan disini!?
Dimana Jongin?
Jika ia tidak bersama Pria Mesum itu lalu kemana dia?
Hati Yifan berkecamuk, dan ia mencoba mengasumsikan sesuatu yang positif.
Mungkin itu teman Jongin, aku 'kan waktu itu tidak melihat wajah Pria Mesum itu.
Tepat setelah Yifan berpikir seperti itu, pria itu berteriak:
"Jongin, Chagi, ini aku!"
"Chagi!?" Yifan bangkit dari duduknya, tubuhnya panas dingin.
"Sumpah demi apapun Pria Mesum itu memanggil adikku Chagi, ia bahkan tidak minta izin padaku untuk memacari Jongin. Dasar mesum idiot!"
Yifan menggerutu, habis-habisan ia mengatai Pria Mesum itu.
Bahkan Yifan hanya menatapnya tak acuh saat melihat Pria Mesum itu jongkok didepan pagar rumahnya.
Padahal malam itu bersalju.
Tapi ia mulai merasa tidak enak sebab sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 23:45. Lima belas menit lagi Alex datang dan Yifan tidak mungkin membiarkan Pria Mesum itu tertangkap.
Hell, Yifan yakin beribu-ribu persen Pria Mesum itu cukup bodoh untuk memberitahukan keberadaan Jongin pada ancaman pertama yang Alex berikan.
Yifan segera membuka jendela rumahnya, ia melakukannya agak tergesa-gesa. Tepat saat Yifan berhasil membuka jendela kamarnya dan akan melompat kebalkon, ekor mata Naga Pelindung itu menangkap sosok yang amat familiar.
Di ujung jalan, Naga Kecilnya sedang mengintip. Wajahnya yang sembab terlihat jelas akibat pantulan lampu jalanan.
Apa mereka bertengkar?
Dasar manusia mesum
Yifan tak habis pikir, apa yang Pria Mesum itu lakukan pada Jonginnya.
Ingatkan Yifan untuk memotong kelaminnya, nanti. Saat ia sudah menyelesaikan masalahnya dengan Alex.
Yifan mau tak mau tersenyum geli melihat Jonginnya merona, lalu menyembunyikan badannya dibalik tembok. Astaga mereka lucu se-
Tunggu, Jonginnya merona?
Me-fuckin'-rona karena Pria Mesum itu.
Yifan mendengus gusar.
Sungguh ia tidak suka dengan pandangan dihadapannya, tapi serius mereka terlihat lucu.
Yifan terkesiap saat melihat Jongin terjatuh. Ia terlihat berusaha menggapai-gapai sesuatu ditanah.
Yifan menggeram saat melihat Pria Mesum itu masih saja jongkok seperti orang kena PHK.
Yifan memutar bola matanya dan menanamkan dalam otaknya kalau dia melakukan ini demi Jongin.
Yifan menatap sekilas jam dididing kamarnya: 23:54. Ia bergegas mengumpulkan salju lalu mengambil kotak musik sebesar kotak pemantik api. Kotak musik itu terbuat dari besi dan cukup berat, kalau kena kepala pasti sakit.
Yifan menyeringai lalu memasukkan kotak musik itu kedalam salju berbentuk bulat.
Beruntung Yifan seorang pitcher yang handal dan terpercaya hingga lemparannya tidak meleset.
Bola salju dengan kotak musik besi didalamnya itu meluncur dan menghantam tepat dikepala Pria Mesum itu.
Batin Yifan berteriak penuh kemenangan saat mendengar Pria Mesum itu memekik kesakitan.
Yifan menatap tidak suka saat melihat Pria Mesum itu bergegas menghampiri Jonginnya, lalu membantuk Naga Kecilnya bangkit. Mata tajam Yifan tak setajam biasanya saat melihat Pria Mesum itu mencium adiknya. Entah kenapa ia tidak hanya merasa kehilangan, ia juga merasa sakit. Rasa sakit yang sama seperti saat wanita pertamanya ketahuan selingkuh.
Hati Yifan bertambah mengkerut saat melihat Jonginnya merajuk dan Pria Mesum itu mengelus kepalanya lalu mengecup ujung hidung adiknya.
Suasana hati Yifan tiba-tiba memburuk.
Jika ia merasa kehilangan, itu wajar.
Ia rasa setiap kakak pasti merasa seperti itu saat melihat adiknya memiliki orang lain untuk menjaganya, melindunginya dan mengucapkan selamat malam.
Tapi rasa sakit dihatinya benar-benar tidak wajar, rasanya ganjal dan perasaan Yifan jadi tidak enak.
Naga Pelindung itu menghela nafas saat melihat adiknya dan Pria Mesum itu menjauhi rumahnya, dengan motor besar dan tepat diujung jalan yang berlawanan, mobil hitam mengkilat milik Alex memasuki blok rumahnya.
Ia merasa lega tapi hatinya juga terasa berat dan tidak rela.
Mungkin ia terlalu protektif pada Jongin.
Ya, pasti karena itu.
Jika kalian berpikir Chanyeol menyadari keberadaan Jongin karena suara yang dihasilkan karena Jongin terjatuh, maka kalian salah. Pada kenyataanya Chanyeol memakai headset dan tidak akan mungkin menyadari keberadaan Jongin kalau bukan karena Yifan.
TBC
There you go... kkk~ maaf saya membuat karakter Yifan jadi konyol begitu
Selama liburan saya menghabiskan waktu menonton ulang semua episode EXO Showtime
Dan Yifan definitely made my day. Dia sangat konyol, entah kenapa image itu jadi melekat padanya.
Ah iyaaaa, di review chapter 6 banyak yang mengeluhkan terlalu banyak ChanKai, karena fict ini berkisah tentang Kriskai. Masukan Homin 'EL memang benar, dan terima kasih itu membuat saya berpikir akan menghancurkan perasaan ChanKai Shipper nantinya karena memang feelnya sudah terfokus ke ChanKai.
Tapi seperti yang sudah saya rencanakan dan saya tidak mungkin akan mengubah plotnya karena akan berdampak ke prequelnya. Dan juga untuk jawaban semua orang, sekali lagi saya tegaskan fict ini akan berakhir bahagia dengan KrisKai.
Maka dari itu saya menambah Twisted Plot pada peringatan diatas.
Dan saya akan membocorkan sesuatu. Fict ini memiliki 2 prequel, artinya fict ini sebenarnya 3 cerita bisa disebut trilogi karena saya iseng makanya saya mempublikasikan cerita ketiga duluan.
Dikedua fict sebelum ini Yifan adalah karakter penting yang jarang muncul. Sepertinya di fict ketiga juga seperti itu._.
Jadi Yifan dan Jongin/Kai adalah karakter abadi(?) diketiga fict.
So nc for the next chap and its ChanKai/hide/
Jadi untuk Kris beserta KrisKai Shipper sabar dulu ya._.
Kan Jonginnya masih pacaran sama Chanyeol._./kabur
Maaf tidak bisa membalas review dulu sekarang pukul 4:53 pagi, saya ngantuk dan kenyang habis sahur.
Terima kasih untuk reviewnya^^, maaf sekali saya tidak bisa membalasnya._.