Life Another Day

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Rate : M

Genre : Anventure And Romance

Main Fair : Naruto x Kushina x Mikoto

Warning : Gaje, Abal, ( Miss ) Typo, OOC ( Maybe ), Smart!Naru, OverPow!Naru ( Maybe ), Mokuton!Naru...

..

..

"Naruto" - Human Talking.'Naruto' -Human Thought.

"Grrr"- Bijuu / Summon Talking.

"Hmm"- Bijuu / Summon Thought.

"Mokuton Hijutsu: Jukai Kōtan"-Jutsu.

( Konoha Gakure no Sato )- Location...

..

..

..

"Izuna Uchiha dan Yuuki Ayame." Naruto menjawab pasti. "Ayah saya merupakan Shinobi Konoha sebelumnya dan ibuku merupakan penduduk sipil biasa."

"Izuna Uchiha?" Hiruzen bertanya dengan penuh perhatian. Jelas ia pernah mendengar nama Izuna Uchiha dari sang guru, Tobirama Senju. Dan dari apa yang dia ketahui, Izuna merupakan saudara dari Madara Uchiha. Sang legenda Konoha dan juga merupakan pemimpin dan juga setan dari Uchiha.

'Apakah ini hanya kebetulan mereka memiliki nama yang sama?' Hiruzen bertanya dalam benaknya.

"Yah. Ayahku memiliki nama yang sama seperti nama saudara kakekku." Naruto menjawab dengan seringai kecil.

"Dan siapa itu?" Hiruzen bertanya dan menunggu jawaban dengan penuh perhatian.

Seringai Naruto semakin terlihat jelas. "Kakekku. Dia Uchiha Madara." Berhenti sejenak, Naruto memperhatikan raut terkejut yang ditunjukan oleh Hiruzen, meskipun ia mencoba menyembunyikan.

"Banyak yang berfikir jika Madara benar – benar mati saat menghadapi Hashirama. Namun sayangnya itu tidak terjadi. Madara berhasil selamat dan menyembuhkan dirinya meskipun dia tau tidak mampu untuk bertempur lagi." Naruto berhenti sejenak, membiarkan Hiruzen menyerap semua omongannya. Namun terpenting, menyusun kata agar tidak terlihat sedang berbohong. "Madara coba menetap dan menjalin hubungan dengan seorang wanita. Dari hubungan itu, Madara memiliki seorang anak, Izuna Uchiha."

Hiruzen memiliki ekspresi aneh dengan mata yang sedikit melebar dan mulut yang menggantung. Jelas itu ekspresi yang menunujukan keterkejutan dan juga .. kekaguman. Madara menikah dan memiliki anak. Selain itu, bocah yang berdiri di hadapannya merupakan cucu dari sang legenda.

"Uchiha Madara meninggal 8 tahun yang lalu. Selain umur yang semakin uzur, fisik dan juga penyakit yang memulai menyerang kesehatannya menjadi akhir dari kisahnya."

Tersadar dari lamunanya. " Jadi Madara-sama benar – benar sudah mati?"

"Madara-sama? Maaf untuk bertanya .. Tetapi mengapa Anda sangat menghormati kakekku setelah apa yang dia lakukan untuk desa ini. Kesakitan, kehancuran kalian rasakan karena ulahnya."

Hiruzen kembali tenang. "Waktu dapat mengubah segalanya. Meskipun keburukan banyak dilakukan oleh Madara. Namun, Madara juga merupakan orang yang berjasa dalam membangun desa Konoha. Meskipun Madara merupakan musuh dari desa dan dunia Shinobi, bukan berarti ia akan kehilangan kehormatannya. Selain itu, dia juga merupakan Ninja paling kuat sama seperti Hashirama Senju." Jelas Hiruzen yang membuat Naruto sedikit tertawa.

Rasanya cukup aneh bagi Hiruzen melihat seorang Uchiha tertawa dengan mudahnya. Baginya, Uchiha merupakan makhluk anti-sosial yang jarang berinteraksi dan tidak tau bagaimana untuk berhibur.

"Maaf saya tidak bisa menahannya." Dia seharusnya dapat menjaga emosinya. Kembali tenang "Jadi saya ingin bertanya .. dapatkah saya bergabung dengan desa Konoha. Menjadi Shinobi dari Konoha?" Naruto bertanya dengan cukup lugas.

"Dan mengapa kau ingin bergabung dengan desaku? Bagaimana aku bisa percaya jika kau bukanlah seorang mata – mata yang dikirim oleh Kumo untuk Menjadi Stalker bagi Konoha." Hiruzen bertanya sebelum menghisap rokok dari pipa. Menghentikannya ke udara, membuat aroma tembakau menyeruak di udara.

Naruto tersenyum lembut. "Melihat pengalaman dan juga posisi yang kau dapat saat ini, jelas kau tau jika aku sedang tidak berbohong. Selain itu, jika aku ingin membuat kerugian bagi Konoha, mengapa aku harus membawa kembali Kushina yang seharusnya itu akan sangat bermanfaat bagi Kumogakure. " Naruto berhenti mengatur nafasnya. "Selain itu, bukankah keuntungan bagi Konoha mendapatkan Shinobi dengan potensi yang baii."

"Aku bisa menjamin dia sedang tidak berbohong." Sebuah suara merusak pembicaraan mereka, sebelum pintu terbuka memperlihatkan seorang pria paruh baya menggunakan Kimono hitam senada dengan warna rambut dan juga bola matanya.

"Akhirnya kau datang. Maaf terlambat memberi tahun. Namun jika Anda mendengar segala sesuatu yang kami bicarakan, mungkin Anda akan tau situasi saat ini." Kata Hiruzen.

"Sangat cukup. Dan ini terdengar cukup menarik." Kagami Uchiha nama pria itu, berjalan mendekat bergabung dengan pembicaraan. "Selain itu .. Statusnya sebagai keturunan Uchiha pasti akan membuat banyak orang merasa cemburu." Kagami menggeser satu kursi tepat disamping Naruto dan duduk memperhatikan Naruto.

"Yah. Kau memang mirip dengan Madara Uchiha. Namun bagaimana kau berbicara membuatnya terdengar aneh."

Entah bagaimana Naruto sedikit familiar dengan orang disampingnya. Bukan dirinya, hanya kenangan. Mungkin kenangan Madara membuat Naruto sedikit mengenal Orang ini.

Naruto menghadap Kagami. "Jii-san? Kau siapa?" Naruto bertanya dengan raut wajah bingung.

Kagami tertawa. "Kau memang aneh." Ujar Kagami membuat Naruto cemberut.

Dia aneh?

Yang benar saja.

"Hahaha. Aku Kagami Uchiha. Pemimpin dan juga merupakan ketua Shinobi Uchiha." Kagami menjawab dengan nada yang sangat membanggakan.

"ah. Yo." Naruto melambaikan tangannya kearah veteran perang Uchiha disertai dengan cengiran. Hiruzen saat ini harus menahan ledakan tawa melihat interaksi keduanya. Membuat keduanya menatap aneh ke arahnya.

"Maaf, hanya aneh melihat Uchiha bersikap seperti itu." Hiruzen mencoba meluruskan. "Kau tau maksudku."

"Hah, sudahlah." Kagami menghela nafas prihatin. "Kau jangan khawatir Hiruzen. Semua akan berjalan dengan baik. Satu yang perlu kita khawatirkan adalah dewan." Kagami menatap serius Hiruzen. " Jika mereka mengetahui kabar ini, bukan tidak mungkin mereka bertindak di luar kendali."

"Kau tidak perlu mengkhawatirkan itu. Aku bisa mengurusnya dengan sangat baik. " Meletakan pipa cerutunya. "Lalu bagaimana dengan warga sipil?"

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan warga sipil. Mereka hanya tau apa yang mereka dengan dan mereka lihat. Selama ini terjaga rapat, kurasakan tidak ada hal buruk yang akan terjadi."

Melihat dirinya seperti terlupakan, Naruto mencoba mengangkat suara. "aaa. Jiji." Ucap Naruto tanpa sadar dan membuat Kagami meledak dalam tawa.

"hahaha. Hiruzen! Sepertinya kau harus menyadarinya ya." Ejek Kagami sementara Naruto hanya bisa tersenyum melihatnya.

'Demi apapun. Dia jelas berbeda dengan Sasuke-teme.' Naruto membandingkan kepribadian Kagami dan juga Uchiha Sasuke yang jelas sangat berlawanan.

"Jii-san, kau jelas tidak lebih muda dari Hokage-jiji." Naruto menyatakan membuat mata Kagami berkerut liar.

"Aku belum tua." Teriak Hiruzen dan Kagami bersamaan.

Setelah sekian saat yang menyedihkan. "Jadi jiji .. Apakah kau mengijinkan aku bergabung dengan Konoha?"

"Aku setujui!"

"Apa maksudmu Kagami? Kita sangat tidak mengenal anak ini. Kita sekarang dalam keadaan perang. Bagaimana jika anak ini dikirim oleh suatu desa untuk menjadi mata – mata bagi Konoha? Kita tidak bisa menerimanya begitu saja hanya karena dia mengatakan keturunan Madara. Bagaimana jika dia berbohong?" Hiruzen bertanya tegas.

"Aku tidak mengharapkan kau akan menjadikannya sebagai Shinobi Konoha. Namun aku akan menjadikannya Shinobi dari Clan Uchiha. Meskipun ilegal, tindakan itu cukup dapat dilakukan melihat salah satu anggotanya sedang dipojokkan dan dianggap sebagai suatu ancaman." Kagami berhenti bicara dan berjalan menuju ke arah jendela. Menatap desa Konoha dari atas gedung Hokage. "Melihat bagaimana dia mengalahkan kelompok Ninja Kumo, jelas itu menunjukan bagaimana melatihnya dia. Dan kita membutuhkan tenaganya untuk kembali membangun desa kita."

Hiruzen tersenyum melihat jawaban Kagami. "Bagaimana kau melindungi anak ini. Membuktikan ikatan mulai tercipta diantara kalian." Hiruzen membuka laci dan mengambil pulpen dan sebuah map berisi kertas. "Uchiha Naruto .. Kau sekarang Shinobi Konoha. Kekuatan dan tenagamu sangat kami butuhkan."

"Kau serius jiji." Naruto tidak bisa menutupi ekspresi senangnya. Kagami ikut tersenyum melihatnya.

"Dan berhenti memanggil juhi sebelum aku berubah pikiran." Tambah Hiruzen sambil menuliskan sesuatu diatas lebar map tersebut.

Menyodorkan map tersebut ke arah Naruto. "Bawa map ini ke administrasi desa. Kau akan terdaftar sebagai salah satu ninja Konoha setelah menyerahkan map tersebut." Hiruzen mengalihkan direksinya ke arah Kagami. "Anak ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab dirimu. Jangan buat aku kecewa."

Kagami tersenyum. "Hai' Hokage-sama."

Dengan itu merek keluar meninggalkan ruangan Hokage.

Hari baru menunggu untuk dijalani.

..

..

..

Naruto berjalan dalam keheningan sementara Kagami membawa arah menuju ke kediaman Uchiha. Maruto tidak bisa berbohong, kondisi Konoha saat ini sangat jauh berbeda dengan kondisi Konoha sebelumnya. Maksudnya pada masa dia dilahirkan.

Bangunannya indah dibangun dengan arsitektur megah namun tidak meninggalkan kesan klasik. Namun mengingat apa yang sedang dihadapinya, membuat Naruto tersadar. Konoha pada saat ini tidak akan pernah bisa disamakan dengan Konoha pada masanya.

Serangan Kyuubi hingga perang dunia Shinobi keempat membuat Konoha luluh lantah. Bukan hanya dari segi financial, banyak Shinobi dan juga warga sipil yang menjadi korban kekerasan perang. Namun Konoha saat ini tidak mengalami keadaan itu. Namun meski begitu, Naruto tetap berasa beda.

Ini terasa hampa.

Perlahan kenangan akan masa lalu mulai membanjiri pikirannya. Sakura, Sasuke, pengorbanan Neji hingga kegagalannya membawa kedamaian membuatnya tertekan.

'Kau adalah anak dalam ramalan.'

Suara Jiraiya terdengar nyaring dalam pikirannya. Tanpa disadari air mata mulai membuka jalan dibawahnya. Dia merasa sangat gagal.

"Mhe. Sang penyelamat." Naruto bergumam pelan. Mengumpat seluruh kesialannya. Seharusnya mereka tidak perlu mempercayai dirinya. Seharusnya mereka tidak bergantung pada dirinya. Seharusnya mereka mengabaikannya.

Seperti saat dirinya kecil.

"Kau baik – baik saja." Sebuah suara menginstruksikan Naruto keluar dari lamunannya. Mengusap kasar air matanya, Naruto memperhatikan Kagami di depannya. Hebat sekali dia, menyadari keadaan Naruto meskipun tidak melihattnya.

Naruto mencoba tersenyum. "Aku baik – baik saja. Hanya kenangan yang sulit dilupakan."

"Jangan ditahan. Semua orang pasti memiliki kenangan buruk dalam hidupnya. Bagaimana kau menyikapinya menjadi jalan keluar dari masalah yang kau hadapi." Masih fokus pada direksinya. "Sebuah kenangan dapat membuat kita belajar. Apa yang menjadi kesalahan dapat kita perbaiki. Aku tidak tau apa yang menjadi masalahmu. Tapi jika kau mau .. Aku mungkin bisa membantumu."

Naruto kagum melihatnya. Mengatahui masalahnya meskipun tidak membicarakannya. Jelas orang di hadapannya memiliki segudang pengalaman dalam kehidupannya. Tidak heran memang, mengingat dia adalah Kagami Uchiha, sangat veteran perang dan juga merupakan pemimpin Clan Uchiha. Dia tidak mungkin dipilih sebagai pemimpin Clan Uchiha hanya karena sebuah omong kosong.

"Terima kasih Kagami-san .. sungguh aku tidak apa – apa."

"Ingat Naruto-san .. Saat ini kau merupakan bagian dari Konoha dan juga Uchiha Khususnya. Aku baik – baik saja jika kau ingin berbagi denganku."

Setelah itu dia mulai menyelimuti keduanya. Naruto kembali mengamati kondisi disekitarnya. Sesekali Naruto melihat beberapa penduduk menyapa Kagami dan kemudian melihat dirinya dengan wajah bingung. Mereka menggunakan Kimono hitam dengan kerah tinggi dan lambang simbol kipas tercetak jelas di punggung. Mengetahui ini, Naruto jelas sudah sampai ke hunian Clan Uchiha.

Naruto tidak tau bagaimana mereka akan bersikap pada dirinya. Dimasanya, Uchiha Clan menjadi korban genosida. Hanya Sasuke-teme yang tersisa. Dan .. ya begitulah sikapnya. Dia harap mereka akan lebih baik.

Berhenti di depan mansion yang cukup besar. "Disini kita Naruto-san. Ku harap kau dapat meyakinkan si tua bangka menyebalkan itu."

Naruto sedikit tertawa. " Kau jelas tidak menyukai mereka Kagami-san. Namun jangan khawatir, mereka pasti akan menerimaku." Kata Naruto yakin.

Dengan itu mereka masuk kedalam manssion.

..

...

..

( Location: Naruto House ) ...

Naruto duduk di tepi tempat tidur memandang ke seluruh ruangan. Ini jelas sangat bagus menurutnya. Tempat tidur king size dengan dua bantal dan juga dua guling. Furnitur dengan ukiran indah. Ini sangat jauh dibandingkan kondisi dimana ia tinggal selama ini. Dan ini jelas sangat berlebihan untuknya.

Genap sebulan Naruto menempati rumah ini. Dan sebulan penuh pula Naruto mulai berlatih dengan kemampuan tubuh barunya. Dibantu dengan scroll dan juga perkamen jutsu yang ia dapatkan dari pusat perpustakaan Uchiha dan juga dukungan dan sedikit bantuan Kagami, Naruto dapat merasakan perkembangan pesat dalam penguasaan kekuatannya dan kemampuannya. Naruto juga sudah cukup baik dalam hal penguasaan dan teknik mendasar Sharingan. Naruto hanya perlu meningkatkan basic bertarungnya dan juga menguasai kemampuan Mangekyo Sharingan dan juga Rinnegan tentunya.

Menggunakan kemampuan Kage Bunshin membuat Naruto lebih mudah mempelajari dan menguasai suatu teknik. Ketika selesai berlatih, semua kenangan Bunshin akan kembali pada tuannya. Membuatnya belajar berkali – lipat lebih cepat.

Naruto menghela nafas, hari ini dia akan melakukan tes. Bukannya takut, hanya saja tes ini membuatnya sedikit kesal. Bagaimana tidak, dia harus menghadapi bocah stoic yang katanya hebat itu. Terlebih statusnya sebagai calon pemimpin Uchiha membuatnya semakin sombong.

Konyol.

Seharusnya Naruto tidaklah harus melawan bocah stoic itu. Hanya saja, gaya merendahkannya sungguh membuat Naruto tidak suka. Tidak seharusnya, bagi seorang pewaris Clan merendahkan dan juga meremehkan orang lain. Itu hanya akan membuatku terlihat mudah dikalahkan.

Menghela nafas sekali lagi, Naruto memutuskan beranjak dari kamar. Berjalan – jalan mungkin akan membuatnya tenang.

..

..

.

"Aish. Ayolah .. Satu saja." Pinta Naruto dengan wajah memelas. Ya. Saat ini Naruto berada disebuah tempat pemandian air panas dan ia sangat kesal. Bagaimana tidak, administrasi pemandian ditutup hanya karena sudah terlalu penuh.

Ayumi nama administrasi tersebut menghela nafas. "Tidak Naruto-san. Sudah terlalu penuh .. jika ada .. Itu hanya ruangan khusus wanita." Ayumi mencoba menjelaskan. Dari mana dia tau nama Naruto, salahkan si empunya. Pinginnya membuat wanita dihadapinya sedikit takut karena nama Uchiha-nya, nyatanya tidak berpengaruh.

"Aku bayar dua kali lipat untuk kamar wanita yang kosong itu." Naruto mencoba mengajukan satu penawaran menarik lainnya. Tidak penting untuk siapa kamar pemandian itu, yang dibutuhkan hanya berendam.

"haa. Terserah padamu. Jangan salahkan aku jika terjadi apa – apa. Disini kau pergi. "Ucap Kagumi sambil memberikan secarik kertas kepada Naruto yang sudah cengengesan. Untuk itu, Naruto bisa dikatakan sebagai pengunjung tetap pemandian air panas ini. Hampir setiap hari setelah selesai latihan Naruto menyempatkan diri untuk berendam air panas. Itu membantu tubuhnya kembali rileks.

..

..

( Location: Kumogakure ) ...

..

..

Duduk seorang pria dengan tubuh berotot dan juga berkulit hitam di balik meja kerjanya. Wajahnya jelas menunjukan kekesalan luar biasa pada suatu kondisi.

Berdiri sambil menggebrak meja. "Bagaimana satu pasukan Jounin bisa dikalahkan oleh seorang bocah kecil?"

"Mengingat tidak ada satupun Jounin yang selamat, tidak ada informasi pasti yang bisa kami dapatkan, Raikage-sama." Jawab seorang ANBU Kumo sambil berlutut.

Urat kekesalan jelas terlihat di kening Raikage. "Kau boleh pergi!" Raikage kembali duduk dikursinya. "Pertama Kyuubi sekarang bocah ajaib. Sialan kalian Konoha!"

..

..

( Location: Pemandian Air Panas )

..

..

"Pagi Ayumi-san." Sapa seorang gadis muda dengan rambut dan juga mata yang senada berwarna hitam pekat. Rambut pantai dipadukan dengan wajah yang cantik dan kulit yang lembut bersinar, membuatnya terlihat sangat sempurna.

Ayumi berpaling dari kegiatannya membaca, lalu tersenyum. "Pagi Mikoto-chan. Ingin berendam?"

Mikoto nama gadis itu tersenyum dan mengangguk. "Beberapa hari sangat melelahkan. Mungkin dengan berendam di air panas dapat membuatku kembali rileks."

"Baiklah tua putri aku tidak akan bertanya lagi. Disini kamu pergi." Sambil memberikan secarik kertas.

Mikoto kembali tersenyum. "Terima kasih Ayumi-san." Dengan itu dia berlalu. Tanpa mengetahui, nasib sial tengah menunggunya.

..

( Location: Kamar Pemandian )

..

Mikoto memasuki kamar pemandian dan melihat semua bak sudah terisi dengan air panas. Uap hangat mengepul di udara. Tidak biasanya pikir Mikoto.

Memang biasanya, setiap kali dia pemandian air panas hanya bak utama yang terisi dengan air panas. Namun kali ini berbeda. Perlu diketahui pula, kamar pemandian ini bisa dikatakan sebagai kamar pemandian pribadinya. Fasilitas tinggi dan harga yang mahal, hanya kalangan tertentu yang dapat memasukinya.

Mikoto melepas pakaiannya dan hanya menyisakan celana dalam dan juga bra hitam yang jelas – jelas tidak sanggup menahan bebannya. Mikoto sedikit tersenyum melihat ukuran payudaranya saat ini. Di usianya yang menginjak enam belas tahun, penampilan menjadi hal utama. Dia tidak peduli dengan kecantikan wanita lain, namun tidak dengan sahabatnya, Uzumaki Kushina. Hampir dalam segala hal mereka bersaing. Termasuk dalam hal penampilan. Namun, persaingan baik yang mereka lakukan.

Mikoto melepas celana dalam dan juga bra, membuat bokong besar dan juga payudara menggairahkan itu terekspose jelas. Mikoto memasuki kolam pemandian dan segera menyesuaikan diri. Begitu nyaman dan rileks dia rasakan.

Mikoto mengeluarkan nafas lega dan untuk beberapa hal dia mengingat kejadian aneh yang terjadi belakangan ini. Latihan, belajar dan juga pertunangan.

bBelakangan ini di merasa sedikit tertekan dan frustrasi. Seberapa banyak ia menginginkan untuk menikah dimasa depan bukanlah dengan perjodohan. Karena baginya, sebagian besar pernikahan karena perjodohan akan berakhir buruk, dan hanya sebagian kecil yang bertahan hingga akhir karena mampu menjaga komitmen masing – masing.

Sejak remaja, Mikoto sering memimpikan dimasa depan akan menikah dengan seorang pahlawan yang kuat. Mampu menjaga dan membuatnya bahagia setiap saat. Namun, hal itu sepertinya tidak akan dia dapatkan.

Fugaku nama pria yang di jodohkan dengannya. Berbicara tentang kekuatan, Fugaku memang tidak diragukan lagi. Terlebih dia menjadi pewaris kepemimpinan Clan Uchiha. Namun, dari sikap jelas Figaku sama sekali tidak memiliki nilai positif. Semuanya hampir keburukan dan merendahkan. Dan dia tidak suka itu.

"Naruto Uchiha." Seseorang yang belakang yang mulai mengisi pikirannya. Dia tidak tau betul siapa Naruto. Namun hanya karena Naruto sering ke rumahnya untuk berjumpa dengan Kagami ayahnya, dia mengetahui namanya.

Tidak ada yang istimewa darinya. Namun hanya saja, dia merasakan hal yang berbeda darinya. Itu seperti hangat dihati.

Kemudian suatu hal yang aneh terjadi. Air di dalam bak tiba – tiba bergerak kacau dan mengeluarkan gelembung diikuti dengan munculnya seseorang dari dalam air. Lebih tepatnya seorang laki – laki dengan rambut hitam dan juga dengan mata yang terpejam.

Mata Mikoto tidak bisa untuk tidak melotot menyaksikan fenomena di hadapannya. Otot tubuh yang terbentuk sempurna dan juga itu -,

"Be-besar sekali." Guman Mikoto tanpa sadar saat melihat sesuatu diantara kedua paha pria itu. Wajahnya tersipu hebat. Ini benar – benar pengalaman pertamannya.

Hoaamm...

"Aku pasti tertidur." Ucap sosok tersebut dengan satu tangan mengecek mata dan mata lainnya menggosok pungung. Belum sadar akan kondisi sekarang dan juga keberadaan wanita di hadapannya.

Naruto nama pria itu melangkah keluar dari bak air panas dan mengambil handuk yang kemudian dililitkan di pinggang dan menutupi kejantanannya. Dia masih belum sadar dengan kehadiran orang lain disekitarnya.

Untuk itu, Naruto memang sering ketiduran saat berada di pemandian air panas. Kenyamanan yang dia rasakan, membuatnya tidak sanggup untuk menahan kantuk yang selalu datang.

Masih tetap diam ditempatinya, Mikoto tidak bisa berhenti kagum melihat pria di hadapannya. Selama bertahun – tahun dia berlatih keras meningkatkan kondisi fisik dan juga membentuk otot tubuhnya. Namun begitu, ia belum bisa mendapatkan hasil yang sempurna.

Membereskan perlengkapan mandinya, Naruto berbalik ingin meninggalkan ruangan pemandian. Namun dia berhenti saat menyadari keberadaan seorang wanita di dalam bak dengan keadaan blush hebat diwajahnya dan tengah memperhatikan dirinya. Otaknya blank seketika.

'Dia sempurna... ' Mikoto tersentak pikirannya. 'Demi kami sama! Apa yang terjadi dengan ku! Aku tidak mesum! Aku tidak mesum!'

Naruto untuk itu menatap wanita itu dan mencari tahu apa yang sedang terjadi. Namun dia urungkan saat melihat wajah cantik itu. Mengetahui kondisi saat ini, jelas wanita itu telah berada di sini bersamanya sudah cukup lama, yang tidak diragukan lagu telah melihat setiap inchi dari tubuhnya.

"Jadi .. Kau menikmati pemandangan ee?"

Sebuah timba kayu tiba – tiba terbang menabrak wajah Naruto tanpa kasian. Dan ini mengakhiri pagi hangat keduanya.

..

..

To Be Continued ...

..

Huy guys ane come back...

Ini serie kelanjutan cerita life another day. Semoga banyak yang menyukai dan mau mem fan dan juga mereview cerita ane.

Untuk yang bertanya dan menganggap ane translate cerita orang lain .. ente salah besar. Memang .. bisa dikatakan ane terinspirasi dari cerita mereka namun bukan berarti ane copas cerita mereka. Selain itu, ane juga mengetik menggunakan Android. Tidak akan mudah dan bisa menyontek cerita orang lain. Sebab itu, hargai cerita orang lain.

Untuk pair, masih sangat mungkin bertambah ataupun menjadi single pair. Tergantung bagaimana kedepannya dan jumlah raview permintaan yang masuk.

Semoga ente semua senang dengan kelanjutan cerita ane.

Untuk BSDN .. mungkin masih lama. Ane kekurangan ide. Jadi bersabar ya.

Maaf ane tidak bisa membalas satu persatu review reader. Susah bacanya dengan android.

Jadi

Author out.