A/N: PERINGATAN! Dalam OVA kali ini, bahasanya sangat amburadul. Jadi... selamat menikmati.

Second Life

Disclaimer: Naruto & Highschool DxD is not Mine

Second Life is Mine

Kreator : Azriel Longinius

Rate : T – semi M

Pairing : Naruto x Akeno x Harem (Harem itu tetanggaku)?

Genre : Adventure, Action, Romance, Comedy (meskipun garing), Fantasy, dan sedikit Drama (mungkin).

Warning : OOC, OC, NEW DIMENSION, TYPO, SKS (sistem kebut sehari), Character NARUTO from Fanfic 'Son Of the Oracle'.

Summary : Di pindahkan ke Dimensi lain di karenakan kalah dalam peperangan besar. 8 'Monster' mengorbankan nyawanya untuk mengirim jiwa inangnya untuk hidup kembali.

Azriel present...

.

.

.

OVA 1: Date with... HAH?!

.

Sore hari sebelum duel antara Sasuke Vs peerage Sona

Pemuda bersurai pirang membuka matanya dan mengerjap-ngerjapkannya beberapa kali. Dia bangkit dari posisinya dan kini duduk di pinggiran kasur tempat dia tidur tadi, kemudian pemuda itu mengalihkan pandangannya ke arah meja dimana tempat HP-nya tergeletak.

Dia meraih HP itu dengan tangan kanannya dan setelahnya pemuda itu membuka kunci di Hpnya. Sebuah e-mail terpampang jelas di layar HP itu, pemuda itu pun menekan layar yang kini bergambar sebuah pesan itu, dan kemudian membaca isi e-mail yang masuk.

From: pantat-ayam-teme

Naruto-dobe, tengah malam nanti aku mengadakan duel melawan peerage Sona-chan untuk memperebutkan Sona-chan. Datanglah ke sekolah tengah malam nanti bersama dengan semua orang di kelompok penelitian ilmu ghoib, dan lihatlah kehebatanku untuk meluluhkan hati semua peerage Sona-chan dan juga Sona-chan sendiri :v *menyeringai.

Melihat ke-PD-an tingkat dewa yang dimiliki sahabatnya, kedua alis Naruto langsung berkedut kesal. Jempol kanannya langsung menekan tombol 'Reply' di layar HP-nya.

To: pantat-ayam-teme

Jancoeg abis lu tong! *Makjleb di hati

(send)

Naruto meletakkan HP-nya di sisi kanan badannya. Dan hanya berselang beberapa detik, HP-nya kembali berbunyi.

From: pantat-ayam-teme

Yang jancoeg itu elu tong, udahlah! Pokoknya elu nanti malem harus dateng tong, karena elu yang gue jadi'in wasit di pertandingan gue :v *evil smile

Muncul perempatan di dahi Naruto, dia kembali menekan tombol 'Reply'.

To: pantat-ayam-teme

Coeg! Apa-apaan lu jadi'in gue wasit hah? Gue kagak mau tong.

(send)

Kembali menunggu beberapa detik, dan HP-nya kembali berbunyi.

From: pantat-ayam-teme

Okelah! Nanti kalo elu mau jadi wasit, ku beri satu permintaan... monggo... :v *jiplak sponsor yang ada jin-nya.

Muncul ide di dalam kepala Naruto, pemuda itu pun membuat seringaian iblis.

To: pantat-ayam-teme

Okelah! Gue mau jadi wasit di pertandingan yang elu buat, tapi gue minta Sona sebagai imbalan gue. Gimana?

Naruto meletakkan HP-nya di sisi kanannya kembali, sedetik kemudian HP-nya kembali berbunyi.

From: pantat-ayam-teme

JANCOEG... ~! #$%^&*()_=|}{

Melihat balasan Sasuke yang pastinya misuh-misuh gak jelas, membuat Naruto langsung tertawa terbahak-bahak, melupakan sosok gadis yang masih tidur di belakangnya.

"eenggghh... ohayou, Naruto-kun." Akeno terbangun dari tidurnya sambil mengucek matanya.

Naruto seketika langsung berhenti tertawa, kemudian dia menengok kebelakang. "ahh, maaf Akeno-chan. Apa aku membangunkanmu?" Naruto tersenyum penuh kelembutan.

GREEB

Akeno memeluk punggung Naruto, membuat Naruto memandang penuh keheranan ke arah kekasihnya. "ehh? Ada apa?"

Akeno menatap Naruto dengan wajah menggoda, "Naruto-kun, ayo mandi bareng."

Naruto menyeringai, "apa kau ingin cepat-cepat punya anak dariku, Akeno-chan?"

Akeno melepaskan pelukannya dari punggung Naruto, gadis itu mengalihkan wajahnya yang penuh rona merah ke arah lain. Melihat itu Naruto berbalik dan menatap Akeno dengan senyuman hangatnya, tangan kanannya dia letakkan di puncak kepala Akeno dan tak lupa mengelus-elu surai biru gelap itu dengan lembut.

"aku tidak akan tergesa-gesa melakukan hal itu padamu Akeno-chan, aku masih belum memiliki restu dari ayahmu." Ucap Naruto.

Mata Akeno melebar, "jadi, kalau Naruto-kun sudah memiliki restu dari ayah, Naruto-kun akan menikahiku?" tanya Akeno antusias.

Naruto tetap tersenyum, "tentu saja Akeno-chan, tapi kalau soal urusan keturunan aku tidak ingin tergesa-gesa. Aku masih terlalu muda untuk menggendong bayi, tidak pantas saja di lihat oleh orang lain. Kau mengerti kan?"

Akeno mengangguk, "jika itu keinginan Naruto-kun aku akan menurutinya, asal aku bisa bersama dengan Naruto-kun."

"baiklah, ayo kita makan. Aku sudah lapar karena seharian hanya ku buat untuk tidur." Naruto menarik lengan Akeno dengan lembut.

.

"ohh iya, Akeno-chan. Sasuke mengabariku, bahwa tepat nanti malam dia akan berduel dengan seluruh peerage Sona. Si brengsek itu juga mengundang semua anggota klub ghaib untuk menjadi penonton." Ujar Naruto yang kini telah duduk di kursi di ruang makan.

"atas dasar apa Sasuke-chan berduel dengan peerage Sona?" tanya Akeno yang sedikitpun tak menoleh ke arah Naruto berada.

"pantat ayam itu menantang peerage Sona untuk memperebutkan Sona, entah apa yang terjadi tadi di sekolah." Naruto menghela nafas.

Akeno menuangkan kocokan telur ke atas wajan di depannya, "wah! Pasti nanti bakalan seru Naruto-kun, aku akan mengabari semuanya setelah ini." Akeno masih tetap fokus ke arah telurnya, maksudku telur gorengnya.

"hooaammzzz... baunya harum sekali, aku sampai terbangun di buatnya." Dari arah dalam terlihatlah Azriel yang berjalan dengan wajah seperti zombie (dengan bekas iler dan belek di matanya).

"Onii-sama! Basuh mukamu yang menjijikkan itu." Terlihat juga Shini menarik-narik kaos belakang Azriel dengan susah payah.

"baiklah-baiklah, aku akan membasuh mukaku Shini-chan." Azriel yang tadinya hampir sampai di ruang makan, segera berbelok tajam ke kamar mandi yang berada di sisi kiri ruang makan.

Melihat kelakuan nista dari makhluk yang menjabat sebagai tangan kiri tuhan, hanya bisa membuat Naruto sweatdrop.

"Naruto-kun, apa kau tidak apa-apa?"

Naruto menolehkan kepalanya ke sosok yang memanggilnya. Dan saat dia berbalik, terlihatlah Argenta yang memakai sebuah kaos polos berwarna merah cerah dan celana mini yang biasanya di pakai oleh cabe-cabean :v.

Naruto tertegun melihat penampilan Argenta yang terkesan sangat feminim. Dia dan wajah cengonya menunjuk Argenta, "k-kau siapa?" tanya-nya dengan sangat bodoh.

Argenta yang sedari tadi mengalihkan wajahnya yang merona, kini harus menatap Naruto kesal. "mou... bisa-bisanya kau tidak mengenaliku! Kau sangat jahat, hmph!" Argenta membuang mukanya.

Mata Naruto melebar, "jangan-jangan! Kau adalah sisi yandere dari Kaguya-chan." Ucap Naruto dengan sangat jancoeg-nya.

"hooaammzzz... ada apa ini ribut-ribut?" Kaguya berjalan ke ruang makan dengan wajah zombie seperti Azriel tadi, "ahh! Naruto-kun, aku merindukanmu~" seketika wajah Kaguya bersinar terang saat dia melihat sosok Naruto.

"kalau itu Kaguya-chan, berarti kau adalah..." mata Naruto kembali melebar, "...KAU ADALAH SOSOK DEWASA DARI SHINI-CHAN?" mungkin otak Naruto terbentur sesuatu saat dia menghabisi para golem tadi pagi.

"aku berada di sini, pirang jabrik." Ucap Shini yang duduk di sisi kiri Naruto dengan wajah datarnya.

Naruto menoleh sejenak ke arah Shini dengan wajah datarnya, kemudian pandangannya dia kembalikan ke arah Argenta yang mendelik kesal ke arahnya. "ohh... ternyata kau adalah Argenta, begitu-begitu aku paham sekarang." Naruto manggut-manggut sok paham.

Tik

Tik

Tik

Tik

Ting!

"APA?!" Naruto langsung terlonjak dari kursinya, dengan cepat dia menatap kembali Argenta yang berada di sisi kanannya. Pemuda itu bolak-balik menatap Argenta mulai dari atas ke bawah dengan mata melebar, "a-a-a-a-a-a-a-a-a-a-a-a-a-a-" suara Naruto tercekat, pemuda itu menunjuk Argenta. "k-kau benar-benar Argenta?" tanya Naruto dengan rasa tidak percayanya.

Argenta berbalik saat di pandang Naruto dengan mata melotot tidak percaya, menyembunyikan rasa malunya. "ta-tahu tidak? Aku berpenampilan seperti hanya untuk dirimu." Ucap Argenta lirih.

TAP!

Akeno meletakkan mangkok yang berisi sup buatannya, sejenak dia melihat Naruto yang sedang ternganga dengan bodohnya, kemudian dia tersenyum. "jika kau berpenampilan seperti itu hanya di depan Naruto-kun, kenapa kau tidak mengajaknya kencan Argenta-chan?"

Naruto dan Argenta menoleh ke arah Akeno dengan raut terkejut, "APA?!" ucap keduanya bersamaan.

"ohh, aku tidak bercanda kok. Karena besok hari minggu, akan aku relakan sehari itu untuk membuatmu berkencan dengan Naruto-kun." Akeno tersenyum penuh kebahagiaan.

"kencan..."

"...dengan..."

Naruto dan Argenta saling menatap, "...HAH?!"

.

Minggu pagi at 08.15 a.m

"cepatlah Argenta! Sasuke dan Sona sudah menunggu di depan." Kini Naruto berdiri tepat di depan pintu kamar Argenta. Seperti biasanya, Naruto memakai kaos hitam berlengan panjang yang di lapisi dengan jaket tanpa lengan berwarna putih dan tak lupa celana pensil hitam yang menutupi kakinya.

CKLEK

Pintu pun terbuka perlahan. Naruto mengambil satu langkah mundur untuk menghindari keterkejutan Argenta nantinya. Dan saat pintu terbuka seutuhnya, Naruto harus kembali tercengang saat melihat sebuah ciptaan tuhan yang cantiknya bukan main. Mata Naruto tak teralihkan sama sekali dari sosok di depannya, dan yang lebih parah lagi dia tidak berkedip.

Argenta yang di lihat seperti itu, hanya mengalihkan wajahnya yang penuh rona ke arah kiri. Gadis bersurai putih itu kini memakai crossdress berwarna merah pekat, di hiasi dengan garis vertikal berwarna putih yang berada di tengah-tengah tubuhnya.

"Naruto-kun!" Argenta memanggil dengan suara lirih, tapi suaranya masih dapat di dengar Naruto, dan membuat si pemuda langsung tersentak.

"a-ahh, maaf Argenta, hehehe." Naruto tertawa sambil mengusap bagian belakang kepalanya. Pemuda itu menatap kembali Argenta, "baiklah, ayo kita keluar, kasihan Sasuke dan Sona yang sudah menunggu selama 5 menit." Naruto berjalan keluar yang di ikuti Argenta di belakangnya.

Naruto membuka pintu masuk apartementnya.

"ahh, maaf Sasuke untuk me-" seketika senyum Naruto langsung menghilang, di gantikan oleh wajah sweatdropnya. "Sasuke, apa yang kau lakukan?" tanya Naruto dengan suara monoton.

Terlihatlah Sasuke yang kini menggendong Sona ala Bridal style, membuat Sona terus berteriak ke arah Sasuke karena malu.

"hn! Aku menunjukkan rasa cintaku kepada Sona-chan." Jawab Sasuke dengan wajah datarnya.

"rasa cinta dengkulmu, cepat turunkan aku atau kau ku bunuh." Teriak Sona dengan penuh rona merah di wajahnya. Namun sang pemuda Uchiha lebih menghiraukan teriakan Sona, dan tetap mempertahankan wajah datarnya.

Naruto menghela nafasnya, "baiklah, ayo kita berang-"

"Onii-chan, aku ikut... aku ikut... AKENO-NEE-CHAN LEPASKAN AKU, ONII-CHAN~~" Yuri dengan cepat langsung di hentikan Akeno saat berlari ke arah Naruto.

Naruto hanya bisa tersenyum kikuk ke arah Yuri, kemudian pemuda itu mengalihkan pandangannya ke arah Argenta. "baiklah, ayo kita berangkat." Argenta menanggapi dengan anggukan.

BLUM

Pintu masuk apartement Naruto kini telah tertutup sepenuhnya. Naruto telah pergi meninggalkan satu-satunya adik terimutnya yang kini sedang terpuruk dan menangis ala anime, tangan kanannya di raihkan ke depan untuk menambah efek dramatis.

"Onii-chan! Hiks... Onii-chan! Hiks... kenapa kau tega meninggalkan aku di sini sendirian? Kenapa kau tega meninggalkan aku bersama dengan makhluk nista seperti Azriel? Lihat! Orang nista itu dengan indahnya mengacuhkan adegan comedy ini dengan MENGUPIL." Yuri yang masih terpuruk dengan keadaannya, masih sempat-sempat menunjuk ke arah Azriel yang tak jauh darinya.

Kamera pun bergeser ke arah aktor bernama Azriel. Dan terlihatlah sosok Azriel yang sedang mengupil dengan mata terpejam keenakan, menghiraukan kamera yang sedang mengambil gambarnya.

"woy! Waktunya main woy! Kenapa lu malah enak-enakan ngupil, hah?" teriak Azriel Longinius dengan sebuah michrophone berwarna merah di tangan kanannya.

Azriel mencabut jari telunjuk kanannya dari lubang hidungnya, kemudian dengan sangat tidak etis Azriel meniup telunjuk itu. "diam lu Zriel! Gue lagi enak-enaknya nih, kalo gak dapet tanggungkan?" teriak Azriel.

"COEG! Jangan banyak bacot lu, nama elu juga Azriel COEG." Azriel Longinius kembali berteriak.

"salah elu sendiri, ngapain elu nyiptain nama aktor yang lu buat dengan nama elu sendiri?" sahut Azriel.

"biar gue eksis dimana-mana *jiplak sponsor yang ada jin-nya." Azriel Longinius berpose ala Cherrybelle.

Baiklah, mulai dari sini saya yang akan membacakan narasinya. Ttd: Shini-chan yang imut, lucu, dan menggemaskan.

Di pihak Naruto

Kini Naruto dan Argenta berjalan berdampingan di belakang pasangan Sasuke dan Sona. Pasangan berambut raven itu berjalan dengan romantisnya, salah satu tangan mereka saling bertautan satu sama lain, membuat pejalan kaki yang melihat itu iri bukan main.

'uuuwwwoooohhhhh, Author-san. Terima kasih membuat hari ini bukan menjadi hari nista ku.' Batin Sasuke menangis terharu.

'oke, sama-sama.' Author memberi pose nice guy.

Sasuke berhenti berjalan, membuat Sona dan Naruto memandang heran ke arahnya.

"ada apa, Sasuke?" tanya Naruto.

Sasuke berbalik ke arah Naruto, "tujuan kita kemana?"

"ahh, iya aku lupa! Bagaimana kalau ke taman es, lokasinya tak jauh dari cafe milik bos Mai, kita bisa mampir ke cafe bos Mai jika sudah waktunya makan siang. Bagaimana?" tawar Naruto.

"hm, boleh juga. Bagaimana menurutmu, Sona-chan?" Sasuke memandang Sona yang menanggapinya dengan anggukan. "baiklah, ayo pergi ke sana." Sasuke berbalik dan melanjutkan perjalanan kembali, tak lupa tangannya dia tautkan ke tangan Sona.

"ayo pergi, Argenta." Naruto memandang Argenta yang sedang menyatukan kedua telapak tangannya, Naruto yang mengerti masksud Argenta pun hanya tersenyum kepada gadis itu. "ayo kita susul mereka, ini kan double date yang kita lakukan." Naruto mengelurkan tangan kirinya ke arah Argenta.

Mata Argenta melebar, namun di detik berikutnya dia tersenyum manis untuk membalas senyuman hangat Naruto. tanpa ragu lagi, Argenta menyambut uluran tangan kiri Naruto dengan tangan kanannya.

Dan mereka berdua pun akhirnya memulai kencan mereka.

Taman Es

Setelah berjalan beberapa menit, akhirnya 4 remaja yang melakukan double date hari ini sampai di tujuan mereka.

"sebelum masuk ke dalam, kita harus menyewa perlengkapan musim dingin di loket. Pamflet di depan mengatakan bahwa, suhu di dalam berkisar -20 derajat celcius." Sona mengintrupsi.

Sesegera 4 remaja itu menuju loket tempat peminjaman pakaian musim dingin. Setelah itu, ke 4 remaja itu pun masuk ke dalam wahana.

Di dalam taman es, terdapat berbagai hewan yang biasa hidup di daerah beriklim dingin. Contohnya saja seperti pinguin atau anjing laut, di taman es yang paling sering di jumpai adalah pinguin. Jenis pinguin yang paling terknal di taman es ini adalah Pinguin Emperor, Pinguin Fiordland, dan Pinguin Galapagos. Itulah tiga jenis pinguin yang paling terkenal karena keindahan warna tubuhnya, dan terkenal karena kelangkaannya.

Sasuke melirik Naruto yang berada di sisi kirinya, dengan sebuah tanda anggukan singkat, Sasuke pun pergi dengan Sona meninggalkan Naruto dan Argenta.

"uwahh... pinguin ini lucu sekali, hihihi." Argenta terkikik seperti gadis remaja saat dia memberi makan satu ekor pinguin emperor.

"sepertinya, kau sangat menyukai binatang. Apa aku salah?" tanya Naruto sambil tersenyum ke arah Argenta.

"emm, aku hanya suka dengan hewan yang berbulu dan yang terlihat menggemaskan." Jawab Argenta dengan wajah innocent, membuat Naruto sedikit terpaku melihat wajahnya.

"ahh! Apa kau mau ku kasih sebuah anjing lucu?" Author tidak salah ketik tentang kata 'sebuah' yang aslinya adalah 'seekor'.

"benarkah? Ahh, arigatou." Argenta tersenyum manis untuk yang kesekian kalinya.

"ayo kita kedalam, mungkin di ruangan selanjutnya ada hal yang menarik untuk di lihat." Naruto meraih pergelangan kiri Argenta, membuat Argenta sedikit merona karenanya.

Mereka berdua pun berjalan ke ruangan selanjutnya. Setelah melihat sekian banyak pinguin-pinguin dalam perjalanan, kini mereka berdua berhenti di dekat sebuah artefak yang di tutupi oleh kaca. Artefak itu terbuat dari es yang berbentuk persegi panjang, dengan panjang sekitar 1 meter dan lebar setengah meter.

Tepat di tengah-tengah badan artefak itu, terdapat 3 pola yang membentuk sebuah lingkaran tak beraturan. Masing-masing pola itu mengeluarkan cahaya yang berbeda, di posisi paling atas adalah pola berwarna emas, di sisi kiri bawahnya adalah pola berwarna putih keperakan, dan di sisi kanannya adalah pola berwarna hitam.

3 pola itu memang lebih mendominasi ke bentuk segitiga, namun karena ujung dari masing-masing pola yang saling berhubungan, membuat 3 pola itu berbentuk seperti lingkaran yang tak sepenuhnya bulat.

"di sini tertulis, artefak es bercahaya. Hahaha, sudah jelas-jelas kalau cahaya yang di keluarkan dari pola ini berasal dari lampu, dasar orang jaman sekarang." Naruto menggelengkan kepalanya.

"tidak, ini memang sebuah artefak." Sanggah Argenta dengan suara seriusnya.

"apa maksudmu, Argenta?" Naruto menoleh ke arah Argenta yang berada di sisi kanannya.

"ini adalah sebuah pola yang menggambarkan tiga pertarungan naga." Argenta melihat lebih dekat lagi, "bataille pour le sort des lasso trois dragons à tuer les uns les autres , de déterminer la durée de vie ou de mort." Gumam Argenta.

Kedua alis Naruto saling bertautan, "kau... bicara apa, Argenta?"

"aku akan mengartikannya untukmu, 'pertempuran karena takdir yang menjerat tiga naga untuk membunuh satu sama lain , menentukan kehidupan atau kematian.' Begitulah artinya." Ujar Argenta.

"berarti... artefak ini berhubungan dengan naga yang bertarung karena jalan takdir, berarti Black Dragon dan Licht." Naruto memandang Argenta dengan raut wajah serius, namun ketegangan itu langsung mencair ketika HP Naruto berbunyi. Naruto pun segera membuka sebuah e-mail yang di terimanya.

From: pantat-ayam-teme

Dobe! Aku dan Sona-chan sekarang menunggumu di depan pintu masuk, kau tidak lupa untuk makan siang bukan? :v *jangan bilang kalo lu lupa coeg.

Dahi Naruto berkedut.

To: pantat-ayam-teme

Gue kagak lupa coeg, gue hanya kagak tau kalo sekarang udah waktunya makan siang *salam jancoeg.

(sent)

Setelah mengirim balasan pesan ke Sasuke, Naruto kembali mengalihkan pandangannya ke arah Argenta. "baiklah, kita pergi makan siang." Naruto menggandeng kembali tangan Argenta.

Setelah beberapa menit berjalan. Kini Naruto telah sampai di depan pintu masuk taman es, dan di lihatnya Sasuke dan Sona telah menunggu mereka.

"kau lama sekali, dobe." Sahut Sasuke dengan wajah datar.

"urusai! Kenapa kau tergesa-gesa sekali, inikan kencan." Naruto menatap heran ke arah sahabatnya, "jangan bilang, kau tidak pernah berkencan teme?" mata Naruto melebar.

"jika aku tidak pernah berkencan, Sona-chan tidak akan merona seperti sekarang. lihat!" Sasuke mengalihkan pandangannya ke arah Sona yang mengalihkan tatapannya ke arah lain sambil menutupi bibir kecilnya.

"dasar mesum!" ucap Sona lirih.

Naruto yang memiliki pendengaran seorang iblis, dapat mendengar jelas ucapan lirih Sona. Sontak Naruto langsung memandang Sasuke dengan curiga, "teme! Apa yang sudah kau lakukan pada Sona, hah?!"

Sasuke sedikit tersentak dengan pertanyaan Naruto, wajah datar yang di pakai untuk menutupi kesalahannya akhirnya hancur seketika. Pemuda raven itu mengalihkan pandangannya ke arah lain, "y-yah... i-itu hanya sebuah kecelakaan." Suara Sasuke bergetar karena kegugupan.

Sorot mata Naruto menajam, "kecelakaan? Apa maksudmu?"

Sasuke menepuk-nepuk bahu kiri Naruto dengan tangan kanannya, "sudahlah kawan, kita tak usah membahas masalah tak penting ini. Lebih baik kita segera menyantap makan siang di cafe bos Mai, bagaimana?" Sasuke tersenyum lebar untuk meyakinkan, namun keringat dingin mengucur deras di wajah tampannya.

Naruto mengedikkan bahunya, "baiklah, kita berangkat sebelum cafe itu ramai akan pengunjung." Naruto menggandeng kembali tangan Argenta, dan berjalan meninggalkan Sasuke dan Sona yang tetap berdiri di depan pintu masuk taman es.

Sasuke menghela nafas lega, "huh! Hampir saja ketahuan, ayo kita pergi Sona-chan." Sasuke meraih lengan Sona dengan lembut, dan mereka berdua pun menyusul langkah Naruto.

'terima kasih.' Batin Sona.

Sesampainya di cafe Mai

"ahh?! Tumben ramai sekali sekarang, ada apa ya?" tanya Naruto saat pemuda itu melihat segerumbul orang sedang mengantri di depan cafe Mai.

"Naruto, kenapa ramai sekali siang ini?" sahut Sasuke yang baru berada di belakang Naruto.

Naruto berbalik, "entahlah, aku juga tidak tahu. Padahal kemarin-kemarin Mai-sama tidak mengumumkan event apapun."

"kau bawa tanda pengenalmu kan?" Naruto mengangguk menanggapi, "bagaimana kalau kita lewat pintu belakang dan kita tanyakan pada Mai-sama" ujar Sasuke.

Setelah sedikit musyawarah itu, akhirnya ke empat remaja yang hari ini berkencan memutuskan untuk lewat melalui pintu staf/pegawai. Naruto yang memimpin jalan, kini tengah mengetuk pintu khusus di depannya. Dan pintu pun terbuka, memperlihatkan Mai yang memakai seragam hitam putih khas seorang maid.

"lho? Naruto-senpai, ada apa kemari? Bukannya hari ini kau libur?" tanya Mai.

"sebenarnya aku kesini untuk makan siang bersama gadisku, Sasuke dan Sona." Naruto sedikit memiringkan tubuhnya untuk memperlihatkan Sasuke dan Sona.

"lho?! Sasuke-senpai, kau berkencan dengan Sona-nee-sama?" mata Mai melebar.

"tentu saja aku berkencan dengan Sona-chan, karena aku adalah pacarnya ugh-!" Sasuke memegangi perutnya setelah menerima sikutan sayang dari Sona.

Naruto sweatdrop melihat pasangan yang baru menjalin hubungan tengah malam kemarin, "ohh iya, perkenalkan gadisku. Namanya Argenta, etto... yah, dia hanya Argenta."

Mata Mai berbinar penuh bintang, "wah... Argenta-san kau sangat cantik sekali, apalagi rambut perakmu yang berkilau itu. Kau sangat keren~"

Argenta tersenyum, "terima kasih." Mai pun terpesona dengan senyuman Argenta.

"ehem! Mai, aku ingin makan siang di sini. Apakah aku boleh masuk?" Naruto membuyarkan reuni dua gadis yang baru berkenalan.

"tentu saja, ahh! Mereka semua sudah siap, waktunya membuka cafe ini." Mai sedikit menengok ke dalam cafe miliknya, "baiklah silahkan masuk." Mai membukakan pintu itu, dan sebuah sinar terang keluar dari dalam cafe Mai.

Beberapa menit kemudian

Kini terlihat wajah dari empat remaja yang hari ini mengadakan double date menjadi suram sepenuhnya. Di sekeliling mereka kini terdapat banyak orang yang memakai kostum ikan atau kalau bukan itu memang ikan sungguhan, sedang menikmati santapan di dalam menu yang tersedia.

Tak jauh dari ke empat remaja itu, ada sebuah panggung kecil. Dan di sanalah berdiri seonggok gurita berwarna hijau berkepala besar yang memakai earphone yang sering di pakai oleh cowok boyband.

"baiklah semuanya, saya kali ini akan membawakan sebuah lagu yang paling hits yang pernah ada di dunia ini." Gurita hijau itu mulai berbicara dengan suara serak-serak sumbing.

Ehem!

Saat air mataku mengalir...

Aku tak bisa menggunakan tisyu...

Aku butuh empat lembar, empat lembar, empat lembar, saat aku menangis...

Yeah!

Akhirnya gurita itu berhenti bernyanyi.

SREKK

Naruto berdiri dari tempat duduknya. Kepalanya menunduk, rambutnya yang panjang menutupi semua permukaan wajahnya.

"jancoeg sangat gurita itu, aku akan membunuhnya." Naruto mempersiapkan sebuah bola sihir yang berputar di telapak tangan kanannya, dengan langkah berat khas seorang pembunuh berdarah dingin, Naruto menghampiri sang penyanyi.

Beberapa detik kemudian...

RASENGAANN...

BLARR...

Mari kita berdoa untuk keselamatan sang penyanyi di alam sana.

=Real The End=

.

A/N: ahh... akhirnya selesai juga pembuatan OVA ini, yosh! bagaimana OVA ini?

Tak banyak cingcong, karena ini adalah Fic terakhir yang saya bawakan. Jadi... Review boleh, gak Review juga boleh. Sebenarnya sih... mau buat Argenta beradegan kissu dengan Naruto, tapi tak apalah segini saja hehehe.

Baiklah, sampai jumpa setelah saya hiatus. Sayonara...

.

Azriel Log out.