Second Life
Disclaimer: Naruto & Highschool DxD is not Mine
Second Life is Mine
Kreator : Gitsuki Raymo and Akbar Yassin
Pairing : Naruto x ?
Warning : OC, NEW DIMENSION, TYPO, Chracter NARUTO from Fanfic 'Son Of the Oracle'.
Summary : Di pindahkan ke Dimensi lain di karenakan kalah dalam peperangan besar. 8 'Monster' mengorbankan nyawanya untuk mengirim jiwa inangnya untuk hidup kembali.
Gitsuki Raymo present...
.
.
.
Chapter 1: New Dimension
.
Naruto POV
"kau lemah..."
"ternyata, kau hanya seorang bocah lemah..."
"Kyuubi pasti kecewa memiliki jinchuriki yang lemah sepertimu..."
"dan ini adalah saat-saat terakhirmu, saatnya kau mati."
*Second Life*
Aku mulai membuka mataku perlahan-lahan karena sebuah terik yang sangat terang. Saat ku buka mataku, yang pertama kali ku lihat adalah langit cerah berwarna biru, serta awan-awan yang menemaninya.
Tenang... pikiran ku sangat tenang saat ku melihat langit yang begitu cerah. Ku coba menoleh ke arah kanan, dan yang ku lihat adalah pepohonan yang sedikit lebat. Lalu ku coba menoleh ke arah kiri, ternyata ada sebuah sungai jernih dengan aliran yang tenang.
Bangkit... aku mencoba bangkit dan berjalan menuju sungai tersebut. Hanya untuk membasuh wajahku, tapi meskipun pikiranku berkata seperti itu, entah mengapa tubuhku tidak merespon sama sekali.
Aku mencoba perlahan-lahan untuk menggerakkan tubuhku, dan aku mulai dari menggerakkan jariku. Aku menoleh ke tangan kananku, aku mencoba untuk menggerakkan jari telunjukku. Dan ternyata... ahh berhasil! Ternyata jariku masih merespon dengan benar, kemudian aku kembali menggerakkan jariku yang lain, dan ternyata semuanya merespon dengan normal.
Setelah aku berhasil menggerakkan semua jariku, sekarang aku akan mencoba untuk mengangkat kedua pergelangan tanganku di posisiku yang sedang terbaring ini. Ternyata mengangkat pergelangan tak semudah menggerakkan jari seperti tadi, saat aku mencoba mengangkat pergelanganku, rasanya seperti mengangkat sebuah gunung, entah kenapa rasanya sangat berat sekali.
Aku kembali memaksa mengangkat hanya lengan kananku, dan setelah beberapa menit aku berhasil. Sekarang aku mencoba ke lengan kiriku, ternyata lebih sulit dari yang kuduga. Bagian kiri memang adalah kelemahanku, dulu saat aku latihan, aku memang memfokuskan ke bagian kananku saja. Hah... bodohnya aku.
Setelah memakan berpuluh-puluh menit lamanya, aku akhirnya berhasil mengangkat kedua tanganku. Memposisikan kedua telapak tanganku ke tanah yang berumput, aku mencoba mengangkat tubuhku dengan paksa (lagi).
Keringat menetes sangat deras dari keningku. Padahal aku hanya mencoba mengangkat tubuhku, tapi rasanya seperti mencoba mengelilingi dunia ini. Tapi semua itu ada hasilnya, aku berhasil mengangkat tubuhku dan mendudukannya di padang rumput yang tidak terlalu luas ini.
Hari mulai terasa panas, dan sang surya pun sudah berada tepat di atasku. Sekarang aku mencoba menggerakkan kakiku, dan ternyata menggerakkan kaki tak sesulit menggerakkan tangan seperti tadi. Dengan sekali percobaan, aku berhasil menggerakkan kaki ku seperti semula.
Aku pun tersenyum pada diriku sendiri, entah kenapa, padahal hanya berhasil menggerakkan semua tubuhku, tapi itu seperti kepuasan bagiku. Setelah mengakhiri rasa senangku, aku mulai berjalan mendekati sungai untuk menyegarkan wajahku.
Setelah berada di pinggir sungai. Aku berkaca, dan melihat diriku sendiri. Heran, itulah yang berada di pikiranku sekarang. Rambut pirangku tumbuh panjang kembali, padahal aku sudah memotongnya beberapa minggu lalu.
Aku menghela nafas, dan menghilangkan pikiranku yang berkata tidak penting. Aku mulai membasuh mukaku secara perlahan, dan juga sedikit meminum air sungai yang jernih tersebut. Rasanya segar sekali setelah membasuh muka, entah mengapa aku tersenyum kembali.
"kau sudah sadar, bocah?"
Sebuah suara mengagetkan ku. Tapi suaranya seperti orang yang ku kenal, aku kembali mengingat-ingat suara siapa tadi. Tapi saat aku mencoba mengingat, kepalaku serasa pecah. Aku pun langsung memegang kepalaku, dan meringis kesakitan.
"apa yang terjadi?" tanyaku pada diriku sendiri.
"itu adalah efek dari perpindahan dimensi, Naruto."
Aku ingat, aku ingat sekarang. Yang berbicara itu adalah Kyuubi.
"apa yang sebenarnya terjadi, Kurama?" tanyaku pada Kurama.
Terlihat Kurama seperti menghela nafas di pikiranku, "aku akan menjelaskannya bocah, tapi bukan sekarang. Karena sekarang tubuhmu masih belum pulih sepenuhnya." Jawab Kurama yang berada di dalam Mindscapeku.
Setelah rasa pening di kepalaku sedikit menghilang, aku berbicara dengan Kurama kembali, "baiklah Kurama, jika itu adalah jalan terbaik. Dan aku mau bertanya, dimana kita sekarang?"
"kita sekarang berada di dimensi tempat para malaikat dan iblis." Jawab Kurama.
Aku terkejut dengan jawaban Kurama, "a-apa? Ti-tidak mungkin."
Ku lihat Kurama menghela nafas sekali lagi, "itu sepenuhnya benar bocah, dan perlu kau tahu. Sekarang kau adalah seorang IBLIS."
*Second Life*
Sekarang aku mulai berjalan (walaupun sedikit memaksa), ke arah yang entah kemana. Aku hanya terus berjalan melewati rimbunnya pepohonan dari tempat pingsanku tadi, beberapa menit sebelum aku berjalan, aku sempat mendengar penjelasan Kurama tentang dimensi yang aku tinggali sekarang.
Aku juga aslinya sangat terkejut tentang informasi yang di berikan oleh Kurama. Tentang dunia yang ku tinggali sekarang, tiga makhluk yang di sebut malaikat, malaikat jatuh, dan juga iblis, dan juga statusku yang sebenarnya manusia kemudian menjadi iblis. Kau tahu alasannya apa aku menjadi iblis? Hanya alasan sepele, di karenakan Kurama atau orang sebut Kyuubi no Youko berada di dalam tubuhku. Alasan yang aneh menurutku, tapi itu juga masuk akal, karena Kyuubi atau Kurama aslinya memang berwujud iblis.
Semua informasiyang tadi di berikan Kurama membuat kepalaku pening sekarang. Dan aku juga sempat terkaget, tempatku menyegel Yukianesa masih tetap berada di lengan kiriku. Hanya saja, segel yang dulu berlambang kepala serigala berubah menjadi lingkaran sihir (itu yang ku dengar dari Kurama).
Aku bahkan sedikit lupa, kenapa aku bisa berada di dunia ini. Ingatanku memang tidak hilang, hanya saja kalau mencoba mengingat kejadian sebelum aku berada di tempat ini aku merasa kalau kepalaku langsung terasa ingin pecah.
Aku menghela nafas sejenak untuk meringankan beban otakku yang berada di bawah tekanan. Aku kembali terfokus pada jalan yang aku pijaki sekarang, entah kenapa rasanya sangat lama sekali untuk berjalan melewati rimbunnya pepohonan. Fisikku masih terasa lemah dan tak memiliki tenaga sama sekali, cara berjalanku mulai terseok-seok seperti orang cacat. Aku merasa lelah sekali, mataku yang sayu ini sekilas melihat sebuah gedung tua di sela-sela rimbunnya pepohonan di sini.
Sedikit lagi, sedikit lagi aku akan sampai di gedung itu, yah sedikit lagi. Ku rasakan tenaga mulai habis, tapi aku hampir sampai, hampir sampai.
GDEBUK
Tubuh langsung terjatuh, tepat setelah berhasil melewati pepohonan tadi. Pandanganku mulai pudar dan suram, tapi sebelum aku pingsan, aku melihat sebuah siluet dari arah pintu berlari ke arahku. Entah siapa dia, aku hanya berharap aku tidak di apa-apakan. Dan akhirnya, semua tenagaku langsung habis dan mataku yang sedikit pucat ini langsung tertutup rapat.
.
.
.
Perlahan aku mulai membuka mataku kembali. Dan yang pertama kali ku lihat adalah sesosok gadis bermata violet sedang memandangku dengan khawatir, aku mencoba berdiri dengan sekuat tenaga tapi tangan gadis tadi langsung menghalangiku.
"tolong, jangan di paksa berdiri. Tubuhmu masih sangat lemah." Ucapnya kepadaku.
Aku pun hanya menurut saja, dan aku pun kembali membaringkan tubuhku di sofa itu. Gadis tadi berjalan menjauhiku, tapi ku lihat dia sedang mengambil segelas air untukku. Dia pun berjalan kembali ke arahku, lalu menyodorkan air itu kepadaku.
Aku pun berusaha untuk duduk di sandaran sofa, kemudian menerima air tadi dan meminumnya sampai habis. "terima kasih." Ucapku pada gadis itu.
Gadis itu menaruh gelas tadi di meja, dia pun memandangku dengan intens, "sebenarnya, kenapa kau bisa pingsan tadi?" tanya gadis itu.
Aku menghela nafas, kemudian melihat sekeliling tempat itu. Tak kusangka, tepat di sebelah kananku ada seorang gadis berambut merah tengah menatapku intens juga. Sepertinya dia adalah pemimpin di sini, dapat ku lihat dia duduk di kursi dan meja khusus.
"hei, dia berbicara padamu bodoh." Gadis berambut merah itu membentak padaku saat aku melihatnya.
Aku kemudian mengalihkan pandanganku kembali ke gadis bermata violet itu, "sebenarnya, aku juga tidak tahu apa yang terjadi padaku." Jawabku bohong.
Gadis itu tersenyum padaku, tapi dapat ku lihat kalau itu adalah senyum palsu. "ara-ara, kau lupa ingatan ya?"
Aku menunduk, "aku juga tidak tahu, tapi aku masih ingat namaku." Jawabku.
"jadi, siapa namamu?" aku menoleh ke arah kanan lagi, hanya untuk melihat gadis berambut merah itu sedang menatapku intens.
"namaku adalah Naruto Namikaze."
"dan kau adalah..."
"iblis."
Aku mulai berdiri, "maaf, aku harus pergi. Dan terima kasih atas minumannya." Aku pun mulai berjalan ke pintu keluar yang berbentuk seperti lemari. Tapi sebelum sampai di pintu itu, pintu itu terbuka.
CKLEK
"maaf ketua, kami terlambat."
Di depanku, masuk seorang pemuda dan gadis bertubuh kecil di samping kirinya. Pemuda berambut pirang yang tadi ceria, sekarang berubah menjadi serius dan menatapku dengan pandangan membunuh.
"siapa kau?" tanya pemuda itu dengan tatapan serius yang di tujukan padaku.
Aku pun hanya tersenyum gugup, "maaf, aku akan pergi dari sini."
Pemuda pirang itu kemudian mengeluarkan sebuah pedang dari ketiadaan, "akan ku bunuh kau." Pemuda itu kemudian berlari kepadaku dengan pedang di tangan kanannya.
"lambat." Gumamku.
Pemuda itu kemudian menyabetkan pedangnya saat jarak antara kami berdua sudah dekat. Dia menebaskan pedangnya secara horizontal, tapi dengan kecepatan angin aku langsung berada di belakang pemuda tersebut.
Tanpa membuang kesempatan, aku langsung memukul tengkuk pemuda itu sampai dia pingsan.
Tap...tap...tap...
Aku kembali membalikkan badanku, saat aku mendengar langkah seorang yang tengah berlari. Dan benar saja, saat aku menoleh, terihat gadis bertubuh kecil tadi berlari ke arahku dan mencoba memukulku.
DEEBB
Dengan mudah aku menangkap kepalan tinju gadis tadi, dan entah mengapa mata gadis itu terbelalak.
Aku pun melempar senyum ramah padanya, "maaf, aku tidak akan menyakiti seorang gadis yang tidak bersalah." Kemudian aku melepaskan kepalan tangan gadis tadi dan berjalan menuju pintu keluar.
Deg...deg
Sebelum aku memutar handle pintu itu, tiba tiba kepalaku kembali merasakan pening yang amat sangat sakit. Dan kesadaranku pun hilang seketika.
To be Continue...
.
A/N: yosh! Bagaimana komentar kalian tentang Fic ini? Terlalu Gaje kah? Atau Gak jelas kah? (itu sama saja Author tolol). Yah, tolong berikan komentar saja di kolom Rivews oke?
Sayonara...
Gitsuki Raymo log out.