The Ghost of Wind

©Akasuna no Akemi

Rating: Teen

Warning: BIJAKLAH KALIAN DALAM MEMILIH BACAAN YANG KALIAN ANGGAP LAYAK.

Category: Multi

Fandom: Naruto

Relationship: Sasuke/Naruto

Characters: Uzumaki Naruto, Uchiha Sasuke, Akasuna Sasori, Haruno Sakura, Shimura Sai, Houzuki Suigetsu, Yamanaka Ino, Uzumaki Naruko.

Additional Tags: Yaoi, Boy's Love, OOC, Typo(s), Drama, Romance

Notes: Naruto ©Masashi Kishimoto

===The Ghost of Wind===

Suasana cukup ramai di pagi yang cerah. Naruto berjalan dengan tergesa menaiki anak tangga yang menuju ke sekolahnya. Karena tergesanya, ia tak melihat ada seorang gadis yang tengah menuruni anak tangga.

Naruto tak sengaja menabrak gadis tadi, dengan segera membantu gadi itu merapikan beberapa buku yang terjatuh dan segera memberikannya pada si gadis yang ia tabrak tadi.

"Terima kasih," ujar gadis itu setelah menerima buku-bukunya dari tangan Naruto.

"Maafkan aku, lain kali aku akan hati-hati hingga insiden ini tak terjadi lagi. Aku memang ceroboh."

"Tak apa. Ini juga salahku yang tidak hati-hati," ujar gadis itu.

Naruto tersenyum, "sekali lagi maafkan aku." Ia melihat jam tangan yang melingkari tangan kirinya. "Ah aku terlambat, permisi." Ujarnya sebelum berlalu, meninggalkan sosok gadis yang kini tertegun. Melihat punggung Naruto yang semakin menjauh.

"Naruto," bisiknya pelan, ia merogoh saku blazernya. Mengeluarkan selembar fhoto yang terlihat sudah kusam termakan waktu. "Aku menemukanmu,"

Tak jauh dari sana, seorang pemuda tampan tengah berdiri dengan sebelah tangannya yang dimasukan ke dalam saku celananya. Dan tangannya yang lain memegang student card milik siswa SMA yang terjatuh.

"Kita akan bertemu lagi..." ia memandang lurus ke arah seorang pemuda yang tengah berlari dengan penuh arti. Sebuah senyum tipis menghiasi wajah tampannya. "... Naruto Namikaze."

Student card itu ia sisipkan ke dalam saku celananya. Ia berjalan perlahan meninggalkan stasiun setelah tak mendapati Naruto dalam jarak pandangannya.

===The Ghost of Wind===

Kesibukan pagi di sebuah SMA sudah mulai tampak. Mereka yang datang segera menaruh tas di meja mereka masing-masing.

Seorang gadis cantik berambut pirang pucat dengan temannya yang rambutnya di cepol dua tengah membicarakan Naruto, dan kemudian datang lagi seorang gadis cantik lain yang berambut merah. Dia menyerahkan sejumlah uang di atas meja. "Apa yang terjadi dengan Naru-chan?" Tanya si gadis berambut merah, Uzumaki Karin.

"Aku dengar kau melewatkan les kemarin untuk mengikuti sahabat-ku," ujar gadis cantik dengan surai pirang pucatnya, Yamanaka Ino.

"Urusi urusanmu sendiri." Balas Karin ketua.

"Pada tingkat ini bisakah kau menjadi siswa populer?" Sindir Ino.

Naruto sampai di kelasnya dengan kelelahan, ia berjalan ke arah bangkunya. "Ohayu minna!" Sapanya ramah seperti biasa.

Segala kegiatan di kelasnya terhenti, mereka mengalihkan perhatiannya pada si pemuda blonde yang kini tengah berjalan ke tempat duduknya dengan sebuah senyum manis.

"Ohayu, Naru-chan," balas mereka serempak.

Naruto duduk di bangkunya. Di mejanya sudah dipenuhi dengan puluhan bungkus kado yang tertumpuk disana. Ino segera menghampiri Naruto, memberikan Naruto kado juga.

"Ini untukmu, Naru-chan." Ujar Ino setelah menyerahkan kotak bento berwarna orange cerah pada Naruto.

"Terima kasih Ino, kau tahu saja kalau aku tadi tidak sempat sarapan." ujarnya ceria yang dibalas senyum sumringah Ino.

Ino segera duduk di kursi yang ada dihadapan Naruto. "Itu karena aku tahu bagaimana kebiasaanmu." Ujarnya lembut. "Naru-chan lihat ini," tunjuk Ino pada sebuah majalah yang ia bawa.

"Uchiha Sasuke," seorang pria tampan dengan kulit pucatnya membaca serangkaian nama yang ada di majalah tersebut, Sai Simura, sahabat Ino dan Naruto.

"Yap. Bagaimana, tampan bukan?" Tanya Ino antusias.

Naruto mengalihkan padangannya pada apa yang ditunjuk Ino tadi, "ya," balas Naruto pendek.

Uchiha Sasuke, sosok pemuda tampan yang merupakan seorang arsitek terkenal dengan hasil karya-karyanya yang selalu memenuhi majalah atau media massa lainnya. Begitu terkenal dikalangan remaja SMA seperti halnya Naruto dan teman-temannya, maupun para pembisnis ternama.

"Hanya itu jawabanmu!" Ino berseru tak percaya.

Sai duduk di sebalah kiri Naruto, ia mendengus pelan. "Emang jawaban apa yang kau harapkan dari Naru-chan, Ino."

"Setidaknya bukan jawaban pendek seperti itu," balas gadis itu cepat.

Percakapan mereka terhenti ketika guru mereka datang, semua siswa dan siswi kembali ke tempat duduk mereka.

Tapi bukannya mengajar, guru malah memutar video yang akan menjadi pbelajaaran mereka kali ini. Dan membiarkan semua muridnya mendengarkan, dan guru bermasker itu malah mengeluarkan buku lain, untuk ia baca.

Namun mereka tidak mempermasalahkannya, toh metode pembelajaran di sekolah mereka memang seperti itu adanya. Dan mereka sudah cukup terbiasa dengan kebiasaan guru mereka yang satu itu.

===The Ghost of Wind===

New York, 06.00 AM Mansion Namikaze

"Akhirnya aku berhasil menemukannya," pria dengan garis halus melintang dihidungnya itu berdiri mematung. Tangan kanannya masih menggenggam ponsel dan menempelkannya ditelinga.

"Paman Iruka?" Suara wanita diujung telepon kembai bersuara. "Paman masih disanakan? Paman baik-baik saja?"

Umino Iruka, seorang pria paruh baya itu segera tersadar, "ah ya. Aku baik-baik saja," balasnya cepat. "Kau yakin itu dia?" Tanyanya memastikan.

"Ya. Aku bahkan tak pernah seyakin ini, paman." balas wanita itu mantap.

Iruka terdiam sejenak, ia merenung. Seharusnya kabar ini adalah kabar paling membahagiakan untuknya, melebihi kabar tentang kenaikan pangkat. Seharusnya, ia senang karena ia akan segera bertemu kembali dengan 'dia'.

"Paman?"

"Ah, ya, maaf paman melamun." Balasnya, "jadi kau menemukan Tuan Muda dimana?"

"Di tempat yang tak akan pernah paman duga."

"Huh?" Iruka mengeryitkan keningnya, heran sekaligus bingung.

"Konoha."

===The Ghost of Wind===

Konoha, 16.00 PM

Haruno Sakura, wanita berparas cantik dengan rambut merah mudanya yang terlihat cocok dengan kulitnya yang putih. Ia menghela napas panjang, beliau baru saja mengakhiri panggilan dengan pamannya. Ia baru saja menyampaikan kabar penting untuknya.

Sakura tahu jika pamannya itu tidak baik-baik saja, Sakura tahu jika Iruka sangat terobsesi dengan anak itu. Namun Sakura juga tahu bahwa pamannya memiliki trauma yang sangat besar pada orang tersebut. Ia juga tahu betapa pamannya itu melewatkan beberapa tahun dalam hidupnya dengan sangat berat, menjalani terapi, untuk menyembuhkan trauma yang dideritanya.

Pamannya itu bahkan rela menghadapi ketakutannya lagi hanya untuk alasan yang tidak ia ketahui sampai saat ini. Karena masih banyak hal yang sesungguhnya ditutupi oleh sang paman. Namun meski pun begitu Sakura rela berjuang mati-matian demi membantu pamannya, ia tidak ingin sang paman mengalami penyesalan yang tiada akhir.

Sakura menurunkan kaca mobil yang sedang ia kendarai. Matanya yang tertutup oleh kacamata itu diam-diam sedang memperhatikan seorang pemuda yang baru saja keluar dari Konoha Gakuen High School.

"Kuharap kau bisa diajak bekerja sama, Naruto."

Sedangkan sang objek yang tengah ia perhatikan sedang berjalan bersama kedua sahabatnya.

"Maaf teman-teman aku tidak punya waktu untuk melakukukan hal-hal seperti yang kalian inginkan." Jawab Naruto ketika kedua sahabatnya itu mengajaknya untuk pergi ketempat yang sering Sai dan Ino kunjungi. "Kalian tahu sendiri bagaimana keadaanku," imbuhnya, menatap kedua sahabatnya dengan tatapan menyesal.

Ino dan Sai menghela napas pelan, mereka berdua cukup mengerti dengan keadaan sahabat mereka yang satu itu.

"Kami mengerti, tapi jangan terlalu keras Naruto, kau juga butuh hiburan."

"Kau yakin tidak akan ikut kami, Naru?" Tanya Ino.

"Maaf, aku harus segera ke cafe, aku tidak ingin Gaara marah karena aku terlambat datang."

"Baiklah, kami tidak akan memaksamu." Ujar Sai akhirnya, "tapi lain kali kau harus ikut, okey."

"Baiklah,"

Mereka melempar senyum satu sama lain, sebelum akhirnya Ino dan Sai pamit pada Naruto.

"Kami duluan, jaa Naru-chan."

"Jaa nee," balas Naruto, senyumnya masih terkembang ketika Ino dan Sai memasuki mobil Sai.

===The Ghost of Wind===

New York, Mansion Namikaze

"Iruka?"

Sebuah suara lembut langsung menyapa pendengarannya saat ia menginjakkan kaki di ruang tengah mansion Namikaze.

Iruka menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah sumber suara. Seorang gadis remaja anggun tengah duduk santai di sebuah sofa, dipangkuannya terdapat sebuah majalah yang tengah ia baca.

Iruka segera menghampiri Nona Muda-nya itu, ia membungkukan sedikit tubuhnya. "Ya, Nona?"

Nona Muda Namikaze, Naruko Namikaze menutup majalahnya dan menatap langsung kepala pelayannya yang sudah mengabdi pada keluarganya. "Kudengar kau akan cuti dan kembali ke Jepang?"

Glup.

Iruka menelan ludahnya dengan susah payah. Jemari kakinya yang terbungkus sepatu tak berhenti bergerak, menyerukan rasa gugup yang tengah melandanya. "Ya, benar Nona." ujarnya setenang mungkin, menutupi rasa gugup juga gelisahnya.

"Kenapa? Apa ada masalah disana?" Raut wajah itu menunjukkan kecemNona, walau bagaimana pun Iruka sudah ia anggap seperti ayahnya sendiri, setelah sang ayah, Minato Namikaze meninggal dunia ketika usianya masih berumur lima tahun.

"Tidak Nona, hanya saja saya mengkhawatirkan keadaan keponakan saya." Jawab Iruka.

"Jadi Sakura nee ada di Jepang?" Tanyanya terdengar antusias. Iruka mengangguk memberikan jawaban pasti untuk Nona Muda-nya. "Baiklah kau boleh pergi ke Jepang, tapi kau harus janji satu hal padaku."

"Saya mengerti Nona, saya akan kembali secepatnya setelah memastikan keadaan Sakura."

Naruko tersenyum manis ketika mendengar penuturan Iruka. "Kau boleh pergi," ujarnya.

"Terima kasih, Nona." Iruka sehera undur diri dari hadapan Naruko, ia masih memiliki pekerjaan yang harus diselesaikan.

Langkahnya terlihat ringan. Sebenarnya Iruka cukup gugup tadi, apa lagi ketika Naruko sudah mendengar kanar bahwa ia akan cuti dan setelahnya akan pergi ke Jepang. Meski pun alasan yang ia buat tidak sepenuhnya bohong, ia pergi ke Jepang memang untuk mengetahui kabar Sakura, keponakannya dan juga satu alasan lain yaitu; menemui Tuan Muda-nya, Naruto Namikaze. Seorang pemuda yang sudah ia anggap sebagai putranya sendiri, dan kalau bisa Iruka akan membawa Tuan Muda-nya kembali ke tempat yang seharusnya.

Saya harap Anda mau memaafkan saya Tuan Muda, dan saya berharap Anda mau kembali ke rumah ini.

===The Ghost of Wind===

Konoha, 20.30 PM

Kling

Denting bel yang terpasang di atas pintu cafe berbunyi, pertanda ada seorang pengunjung yang datang.

Naruto yang ada di belakang meja kasir segera mengalihkan perhatiannya ke arah pintu. Ia tersenyum ramah, dan berkata, "Selamat datang di Kazekage cafe,"

Pengunjung itu balas tersenyum simpul, dan segera mencari meja yang masih kosong. Setelah menemukannya segera saja ia mendudukkan diri di kursi yang berada di depan jendela besar yang menampilkan keadaan diluar cafe.

Seorang pelayan segera menghampirinya, memberikan buku menu Kazekage cafe. Setelah pengunjung itu memesan pesanannya dan telah tercatat dengan rapi, segera pelayan itu bergegas ke arah counter memberikan kertas pesanan si pengunjung.

Gaara menghampiri Naruto, ia berdiri di samping si blonde. Mengamati keadaan cafenya yang masih ramai pengunjung. Kemudian tatapannya tertuju pada Naruto.

"Naru, bukankah shif-mu sudah berakhir dari sepuluh menit yang lalu"

Naruto mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan atasannya, Gaara. "Lalu kenapa masih disini," bukan bermaksud mengusir, tapi Gaara selalu menjunjung tinggi yang namanya peraturan, dan profesionalisme para karyawannya.

"Hari ini Lee absen, dan tidak ada yang menggantikan tugasnya. Pelayan yang lain pada sibuk, karena itu aku menggantikannya." Ujar Naruto menjelaskan.

Gaara menggangguk, ia tahu kalau Lee salah satu karyawannya sedang absen karena ada urusan katanya. "Kau pulanglah, Naru. Biar aku yang menggantikannya," ujar Gaara lembut, "aku tidak ingin terjadi apa-apa padamu karena kelelahan." Imbuhnya.

Dan Gaara cukup tahu jika Naruto masihlah seorang pelajar yang seharusnya memiliki cukup banyak waktu untuk istirahat, karena dia tahu Naruto sering kelelahan yang mengakibatkannya suka terlambat bangun pagi.

"Aku baik-baik saja, Gaara. Aku tidak akan jatuh sakit dengan berdiri disini menjaga kassa,"

Gaara memutar bola matanya, malas. Ia tahu Naruto tidak akan jatuh sakit semudah itu, seperti apa yang baru saja dikatakannya. Tapi ini sudah malam dan Gaara tidak tahu kapan cafe-nya akan sepi pengunjung jika mengingat masih saja ada penggunjung yang datang.

"Jangan keras kepala, ini perintah." Ujar Gaara datar, "kau masih ingat kan jika besok kau masih harus sekolah. Kalau besok libur sih aku tidak akan keberatan membiarkanmu jaga disini sampai pagi."

Naruto cemberut mendengar ucapan atasannya itu, dan ia pun mencibir. "Aku bukan dirimu yang gila kerja."

"Sadar juga akhirnya," Gaara segera mendorong pundak Naruto pelan, "sekarang menyingkir dari sini. Aku akan menghantikanmu, lekas ganti bajumu, kemudian pulang dan segeralah tidur."

"Ya ya," ujarnya kesal, namun senyum manis ia berikan pada Gaara yang kini sudah menggantikan tugasnya. "Aku pulang,"

Gaara mengangguk, "hati-hati di jalan," wantinya. "Maaf aku tidak bisa mengantarmu,"

"Tak apa, biasanya juga aku pulang sendiri."

Gaara menghela napas pelan, ia masih memandang ke arah Naruto menghilang di balik pintu ganti karyawan di cafenya.

===The Ghost of Wind===

Naruto berjalan santai setelah pulang dari cafe Gaara, ia membawa sekantong belanjaan, ia memang sengaja mampir ke supermarket dulu tadi ketika mengingat isi kulkasnya sudah menipis.

Disisi lain, Sasuke dengan pakaian serba hitam, tengah duduk santai di puncak gedung, menikmati angin malam yang membelai tubuhnya sambil menatap langit malam yang kini ditaburi banyak bintang.

Hingga akhirnya, Sasuke menurunkan pandangannya ke arah bawah sana. Mendapati masih banyak manusia yang berkeliaran meski waktu sudah malam. Tiba-tiba pandangannya beralih pada sebuah mobil sedan yang tengah melaju dengan kecepatan tinggi mengarah pada sesosok pemuda yang berjalan berlawanan arah dengan mobil sedan itu.

Mata Sasuke melebar beberapa detik, ketika ia tahu benar apa yang akan terjadi selanjut.

Naruto masih berjalan santai, namun ia begitu terkejut ketika sebuah mobil sedan melaju kencang ke arahnya. Naruto yang begitu terkejut tidak dapat menggerakkan kakinya barak sejengkal pun, ia malah pasrah saja ketika lampu mobil itu menyorot padanya, membuatnya silau, Naruto menutupi kedua matanya dengan sebelah tangannya yang menganggur.

BRAK!

Semua orang yang melihat kejadian itu menahan napas. Tidak kuasa melihat apa yang terjadi.

Entah bagaimana caranya kini Sasuke sudah berada di bawah gedung, tepatnya di pinggir jalan dekat mobil itu terhenti. Sedangkan mobil sedan tersebut menabrak trotoar jalan hingga bagian depan mobil penyok, namun tidak memakan korban satu pun.

Seorang pengemudi mobil sedan tadi segera keluar dan menghampiri Sasuke. "Kalian tidak apa-apa?" Tanyanya khawatir.

Sasuke mengalihkan perhatiannya pada si pengemudi kemudian mengangguk kecil.

"Maafkan saya Tuan, apa teman anda baik-baik saja?" Ujarnya sambil melihat Naruto yang masih diam dalam pelukannya.

"Hn." Gumam Sasuke tidak jelas.

Hingga akhirnya mereka bernapas lega saat mendengar jawaban Sasuke, dan mereka juga melihat tidak ada seseorang yang terjatuh dengan berlumuran darah, seperti apa yang sebelumnya mereka pikirkan.

Setelahnya mereka kembali ke tujuan mereka semula. Sedangkan si pengemudi sudah pamit pada Sasuke, dan ia juga memberikan sebuah kartu namanya pada Sasuke jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkannya, intinya dia bersedia bertanggung jawab.

Sasuke sendiri masih setia mendekap pemuda asing yang baru saja ia selamatkan tadi. Entah kenapa merasa nyaman.

"Kau tak apa?" Naruto hanya bisa mengangguk dengan kaku, ia masih mencerna kejadian barusan yang hampir saja merenggut nyawanya. "Kau yakin?" Tanya Sasuke, ia melepaskan rengkuhannya dari tubuh Naruto dan memastikan kalau memang tidak ada satu luka pun ditubuh itu.

Naruto mendongak untuk melihat orang yang telah menyelamatkannya. Hingga akhirnya ia terpaku pada mata kelam yang kini tengah menatapnya juga.

Sasuke sendiri terhanyut pada objek yang kini dilihatnya. Mata itu, biru seperti langit dimusim panas tanpa awan, tiga garis tipis yang menghiasi masing-masing pipi itu, rambut dan alis blonde, juga kulitan tan terbakar sinar matahari itu...

"Dobe," satu kata yang keluar dari bibir tipisnya, meski pun lirih tapi cukup untuk menyadarkan Naruto seutuhnya.

"Dobe?" Beo Naruto tidak mengerti, hingga dirasakaannya sebuah pelukan erat ditubuhnya, yang mampu membuat wajah Naruto memerah sempurna, entah malu atau karena hal lain.

"Syukurlah kau masih hidup, Dobe." Bisik Sasuke lirih, "kemana saja kau selama ini? Kenapa kau pergi meninggalkanku? Kau tahu betapa aku sangat merindukanmu, Dobe."

Naruto berontak dari pelukan maut Sasuke. Barang belanjaannya sudah berhamburan dibawah kakinya. "Apa yang kau lakukan? Dan siapa yang kau panggil 'dobe'?" Ujarnya dengan suara yang naik beberapa oktaf. Kata-kata yang akan ia ucapkan sebagai tanda terima kasih tertelan kembali ketika mendapati perlakuan Sasuke padanya.

"Lepaskan aku, Tuan!" Kalapnya ketika tidak membuahkan hasil dari pemberontakannya.

"Terima kasih sudah bertahan hidup sampai saat ini," Sasuke berkata tanpa peduli dengan Naruto yang meminta dilepaskan dari pelukannya. "Meski pun aku tahu kau membenciku, tapi kumohon berikan aku kesempatan untuk menebus semua kesalahanku dimasa lalu. Aku benar-benar menyesal, Naruto."

Kata terakhir yang terlontar dari bibir Sasuke sanggup membuat Naruto terdiam. Meski pun ia tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh pria yang tengah memeluknya.

Aku tidak mengerti, sebenarnya apa yang dia katakan.

Memang apa yang sudah dia perbuat dimasa lalunya padaku? Bahkan aku tidak mengenalnya.

Tapi kenapa dia bisa tahu namaku?

===The Ghost of Wind===

Apa ini?

Kenapa makin ga-je ceritanya, maaf ya update-nya lama dan membuat kalian semua menunggu lama. Bukan maksud hati aku membuat kalian menunggu tapi karena berhubung file The Ghost of Wind ini hilang jadi ya begitulah.

Maaf jika masih pendek, dan membuat kalian kecewa. Aku tidak sanggup jika harus mengetik banyak, soalnya ini bikinnya di ponsel jadi hanya dua jari yang berfungsi untuk mengetik. #Jadicurhat

Balasan Review

Uzumaki Fiyyana : Ini sudah dilanjut. Naru sama Sasu juga udah ketemu tuh. Makasih sudah mau mampir.

Funny bunny blester : Ini sudah dilanjut. Makasih sudah mampir, dan salam kenal juga, semoga suka sama ceritanya.

Alta0sapphire : Makasih atas pujiannya, aku terharu. Syukurlah kalau kamu suka sama cerita ga-je ini. Aku akan berusaha membuat yang terbaik kedepannya. Ini sudah dilanjut, maaf sudah membuatmu menunggu lama.

Ahn Ryuuki : Makasih atas pujiannya, aku terharu. Ini sudah dilanjut, maaf sudah membuatmu menunggu lama. Makasih sudah mau mampir.

Himawari Wia : Itu mereka sudah bertemu. Makasih sudah mau mampir.

Hanazawa kay : Ini sudah dilanjut, maaf sudah membuatmu menunggu lama. Makasih sudah mau mampir.

Etrama : Ini sudah dilanjut, maaf lama update-nya. Dan makasih atas pujiannya.

7D : Ini sudah dilanjut, semongga suka sama ceritanya. Makasih atas pujiannya juga makasih sudah mau mampir.

Yuichi : Itu mereka sudah bertemu. Makasih sudah mau mampir.

Yunaucii : Sasuke hidup kekal berkat kekuataan khususnya yaitu Sharingan.

Kushina cuma ngikutin scane yang aku buat, jadi ya gitu lah hehe... dia kan sudah aku kontrak. Iya Naru punya kembaran itu loh Naruko, Naruto versi cewek pasti tahu lah. Ini sudah dilanjut, makasih sudah mau mampir semoga suka.

Miszshanty05 : Ini sudah dilanjut. Makasih sudah mau mampir.

Ineedtohateyou : Chapter ini SasuNaru sudah ketemu koq. Emm... lihat aja nanti, apakah Naru akan jatuh cinta pada Sasori?

Ini sudah dilanjut, maaf sudah membuatmu menunggu lama.

Kitsune Riku11 : Makasih sudah suka sama cerita ga-je ini. Maaf baru bisa update sekarang dan membuatmu menunggu lama. Makasih sudah mau mampir.

Irmasepti11 : Makasih sudah suka sama cerita ga-je ini. Kita lihat saja nanti ya ini cerita SasuNaru-nya happy ending atau enggak. Itu mereka sudah bertemu. Maaf word yang kamu minta belum bisa terkabul, soalnya aku ngetiknya lewat ponsel buka leppy jadi word-nya masih kurang.

Makasih sudah ngingetin, bukan kamu aja yang bingung tapi aku juga bingung waktu baca ulang. Ini sudah dilanjut maaf telah menunggu lama, dan juga makasih sudah mau mampir.

Vianycka Hime : Aku juga suka Sasori. Ini sudah dilanjut, maaf sudah membuatmu menunggu lama. Makasih sudah mau mampir.

RisaSona : Cieee...

Itu Naru sudah ketemu sama Sasu. Makasih sudah mampir.

Uzumakinamikazehaki : Ini sudah dilanjut, maaf menunggu lama. Makasih pujiannya juga makasih sudah mau mampir.

Dark uzumakirin : Ini sudah dilanjut. Enggak, Sasuke gak reinkarnasi. Ceritanya dia memang hidup kekal berkat kekuataan khususnya yaitu sharingan.

Itu mereka sudah berjumpa hehe...

Snnura : Annyeong...

Makasih atas pujiannya dan syukurlah kalau dapat dipahami. Ini sudah dilanjut, maaf membuatmu menunggu lama.

Estrella Es-teller : Makasih sudah suka sama cerita ga-je ini. Ini sudah dilanjut. Makasih sudah mau mampir.

Heryandi kurosaki : Makasih sudah suka cerita ga-je ini. Chapter selanjutnya Naru-nya baru tak bikin manis-manis gula(?). Ini sudah dilanjut, maaf membuatmu harus menunggu lama.

Terima kasih banyak buat para reader semua yang sudah nyempetin waktu untuk mampir disini dan bahkan meninggalkan jejak di kolom review, memfollow, favorite, mau pun sailen reader.

Salam kenal...