Tittle : This is my family

Genre : Brothership, Family, Friendship

Rating : Fiction T

Cast : Heechul, Siwon, Donghae, Kyuhyun, Changmin, Leeteuk, Kibum

Disclaimer : Mereka punya Tuhan, mereka punya orang tua mereka masing-masing, dan ceritanya punya saya.

Warning : Typo dimana-mana, Geje, if read Don't Bash.

.

.

.

Chapter 9

.

.

Setelah sekian jam mereka menunggu dengan kegelisahan, akhirnya Dokter keluar dari ruang operasi Kyuhyun. Mereka beranjak dan langsung menghampiri sang dokter.

"Bagaimana Dokter?"

"Apa semua berjalan lancar?"

"Dongsaeng kami baik-baik saja, kan?"

"Bagaimana…?"

… … …

Sang Dokter menghela nafas, "Sejauh ini Kyuhyun-ssi sangatlah kuat. Kami.. sudah berusaha semaksimal mungkin. Kyuhyun-ssi dia …"

"Kenapa Dokter? Kyuhyun kenapa!", tanya Siwon tidak sabar. Semua masih terlihat berwajah sangat tegang.

"Kyuhyun-ssi… sudah melewati masa kritisnya. Dan operasi berjalan lancar.", ucap dokter sambil tersenyum. "Kami harus selalu mengontrol perkembangannya dan kami berharap Kyuhyun-ssi bisa segera tersadar."

"Benarkah Dokter? Boleh kami melihatnya sekarang?", tanya Donghae dengan senyum yang terkembang di wajah tampannya. Sementara yang lain kehilangan kata-kata, sepertinya karena rasa tak percaya yang berlebihan, hingga membuat mereka harus meyakinkan diri lagi dengan apa yang sudah mereka dengar.

"Kami akan memindahkannya ke ruang perawatan, setelah itu kalian bisa menemuinya.", jelas sang dokter.

Segala beban yang menghimpit di dada serasa lenyap tidak tersisa, mereka pun merasakan kelegaan yang luar biasa. Hingga saat dokter telah berlalu, Heechul masih terpaku sendiri. Apa yang sedang dipikirkannya? Ia berdiri tanpa wajah yang berekspresi, tidak memperlihatkan rasa senangnya dengan kabar yang diberikan oleh dokter seperti yang lain. Mata Leeteuk sangat cepat untuk menangkap sesuatu yang berbeda, dengan segera ia menghampiri Heechul.

"Heechulie, ada apa?", tanyanya pelan. Hingga membuat Siwon dan Donghae tercuri perhatian.

Heechul tertunduk begitu lama, mereka bertiga tidak tahu apa yang sudah terjadi. Untuk beberapa menit keheningan menghinggapi atmosfer diantara mereka. Dan detik selanjutnya terdengar isakan kecil. Leeteuk mencoba melihat wajah Heechul, dan benar saja pria itu telah menangis. Saat itu juga Leeteuk langsung memeluknya dengan tersenyum hangat.

"Kau sudah menjadi hyung yang bertanggung jawab Heechulie. Kau hebat.", tutur Leeteuk hangat, ia menepuk-nepuk punggung Heechul untuk menenangkannya. Isakan Heechul semakin terdengar. "ayolah.. ketegangan kita telah berakhir. Kau harus tersenyum kali ini.", lanjut Leeteuk sambil melepas pelukan mereka.

Dengan wajah sendu, Heechul mengusap kasar air matanya. "Terimakasih Leeteuk-ah, kau sudah disini menemani kami.", ucap Heechul pada akhirnya.

Siwon dan Donghae mulai mendekat pada Heechul, mereka lalu memeluk Heechul bersama dan itu membuat Leeteuk harus mundur beberapa langkah.

"Heechul hyung, maafkan aku karena sudah melimpahkan beban ini semua padamu.", sesal Siwon. Ia merasa tidak berguna dalam keadaan runyam selama ini.

Heechul tersenyum pada Siwon dan menggelengkan kepalanya, karena ia tidak pernah berpikir Siwon seperti itu.

"Heechul hyung, jangan menangis lagi.", giliran Donghae yang berbicara. "ini pertama kalinya aku melihatmu menangis seperti ini dan waktunya pun tidak tepat sama sekali.", ujar Donghae membuat yang lain mengerutkan dahi bingung.

"Maksudmu apa, Hae?", tanya Siwon.

"Heechul hyung menangis setelah mendengar kabar gembira tentang Kyuhyunie. Dia aneh 'kan?", jawab Donghae dengan wajah polosnya.

Heechul mengalihkan pandangannya, tidak sanggup menyampaikan perasaannya dengan pantas karena ia lebih keras kepala daripada yang ia inginkan.

"Bodoh!"

Saat itu juga Donghae kena pukulan di kepalanya.

"Ckckck..", Leeteuk hanya menggelengkan kepala melihat mereka bertiga.

Mungkin apa yang dirasakan Heechul selama ini cukup berat, sekian lama menahannya, membuat bathinnya merasa tertekan dengan hal yang menimpa keluarganya. Heechul memang tidak pernah mengeluhkan apapun, karena ia merasa itu tidak mungkin ia lakukan. Heechul adalah yang tertua, dia berharap menjadi sandaran semua dongsaengnya. Bukan justru sebaliknya. Sehingga ketika kabar gembira datang, tanpa bisa ia kendalikan lagi, Heechul membuncahkan perasaan leganya dengan tangisan haru.

.

.

"Beristirahatlah sebentar Kibumie, kau baru saja sembuh."

Tanpa ada ketukan pintu bahkan suara, tiba-tiba saja Siwon sudah masuk ke ruang rawat Kyuhyun.

"Siwon hyung, kau sudah pulang kantor?"

"Aku sengaja pulang lebih cepat, agar kau bisa kembali ke rumah beristirahat."

"Aku sungguh tidak apa-apa, hyung.", ucap Kibum meyakinkan. "ini sudah dua hari berlalu, kenapa dia belum bangun juga? Apa mungkin Kyuhyun tidak mau melihatku?", ia menatap Kyuhyun penuh sesal.

"Jangan khawatir, Kyuhyunie pasti akan segera sadar.", jawab Siwon."Bukankah kata Dokter kau masih harus beristirahat di rumah? Sebaiknya kau pulang, biar hyung yang menjaga Kyuhyun."

"Aku sedang menunggu Changmin, dia bilang akan datang setelah jam kuliah berakhir."

Siwon memeriksa jam di pergelangan tangan kirinya. "Sepuluh menit lagi Leeteuk hyung akan datang menjemputmu."

"Tapi hyung.. Kyuhyun belum.."

"Besok. Kau bisa datang lagi besok, okay? Wajahmu masih sedikit pucat, kau belum sehat dengan benar."

"hyung.. aku.."

"Tidak ada bantahan.", Siwon menggerakkan telunjuknya ke kanan dan kiri pada Kibum.

"Ck.. baiklah.. aku akan beristirahat di rumah.", jawab Kibum dengan malas. Kibum paling kesal kalau sudah begini. Menurutnya Siwon sama cerewetnya seperti Leeteuk, tidak bisa dibantah.

Siwon tersenyum melihat Kibum yang jadi anak penurut. Setelah kejadian itu, ia menjadi semakin memperhatikan Kibum lebih layaknya seorang hyung pada dongsaengnya sendiri. Siwon merasa senang karena Kibum jauh lebih terbuka dari sebelumnya. Hari ini hanya ada mereka berdua, karena setelah dua hari berlalu yang lainnya telah kembali melanjutkan aktivitas mereka seperti biasa dengan perasaan jauh lebih tenang.

.

"Siwon hyung…"

Siwon mendengar ada suara yang memanggilnya. Ketika ia terbangun, waktu telah menunjukkan pukul 8 malam. Ia tidak sengaja tertidur saat menjaga Kyuhyun. Siwon masih belum tersadar penuh dari tidurnya.

"Hyung…"

Sekali lagi ia mendengar panggilan itu. Dengan wajah kantuknya ia mencoba mempertajam penglihatannya. Mata Siwon menyapu seisi ruangan, namun tidak ada sesosok orangpun yang datang ke ruangan itu.

Sesaat setelahnya, ketika Siwon merubah posisi duduknya, tanpa sengaja matanya menangkap ke tubuh yang terbaring di depannya saat ini. Siwon sedikit terkejut, tanpa ia ketahui entah sejak kapan Kyuhyun sudah tersenyum menatapnya.

"Kyuhyunie…!", Siwon tersentak. "Kau sudah sadar? Kau baik-baik saja 'kan?", dengan segera ia bangkit dari duduknya, sambil menangkup wajah Kyuhyun penuh haru dengan kedua tangannya. "Tunggu sebentar ne, hyung akan memanggil dokter.", imbuhnya. Karena terlalu senang Siwon sampai mengecup berkali-kali kening Kyuhyun sebelum ia benar-benar beranjak keluar memanggil dokter.

.

"Siwonie, mengapa kau berada di luar. Ada apa dengan Kyuhyun?" Ucap Heechul sambil menghampiri Siwon.

Siwon mengerutkan dahi, terlihat sebelah alisnya bergerak ke atas. Ia memperhatikan mereka satu persatu, ada Heechul, Donghae dan Changmin. "Mengapa kalian baru datang? Dan mengapa kalian bisa datang bersamaan begini?"

"Sudahlah hyung, kami tidak perlu menjawab itu.", jawab Changmin cepat. "Yang terpenting sekarang bagaimana dengan Kyuhyunie?"

"Kyuhyunie sudah sadar, dokter sedang memeriksanya sekarang.", jawab Siwon begitu santai.

"Benarkah?", ucap mereka berempat bersamaan. Donghae dan Changmin meloncat-loncat kegirangan sementara Heechul segera merogoh ponselnya, "aku akan mengabarkan ini pada Leeteuk.", ujarnya begitu senang.

Kurang lebih tiga puluh menit menunggu di luar, mereka akhirnya diperbolehkan masuk ke ruangan Kyuhyun setelah dokter selesai memeriksa dan menjelaskan semuanya. Dokter menyatakan kondisi Kyuhyun semakin meningkat dan sekarang dalam proses perawatan untuk pemulihan.

.

"Kyuhyunie…. Akhirnya kau kembali. Aku sangat merindukanmu.", mata Donghae sudah berkaca-kaca. Ia memaksa memeluk Kyuhyun yang masih terbaring lemah.

"Hyung, hentikan! Sekarang giliran aku.", Changmin menarik paksa lengan Donghae mencoba menyingkirkannya dari Kyuhyun. "Kyuhyunie, bagaimana kabarmu? Aigoo.. aku sungguh merindukanmu maknae..." Changmin membaringkan setengah tubuhnya disebelah Kyuhyun.

"Changminie! Aku belum selesai…", teriak Donghae lagi.

"Kalian berdua apa-apaan ini! Kyuhyun baru saja sadar, biarkan dia berbaring dengan nyaman.", omel Heechul. Mereka menjadi bungkam seketika. Sementara Kyuhyun hanya menyunggingkan senyumnya.

"Kyuhyunie, apa kau tidak rindu denganku?", Donghae mulai memajukan bibirnya.

"Donghae-ya.. jangan seperti itu, Kyuhyun masih sakit.", akhirnya Siwon menginterupsi. Ia lalu mendekati Kyuhyun. "Kyuhyunie kami sangat senang kau sudah tersadar. Apa kau merasa lebih baik?"

"Aku baik-baik saja, hyung. Terimakasih karena sudah menjagaku selama ini. Kalian semua pasti sangat lelah."

"Kau tahu, ada seseorang yang begitu setia menunggu agar kau terbangun dari mimpi panjangmu?", ucap Siwon.

"eh?", Kyuhyun masih belum mengerti.

"Benar Kyu, dia bahkan ingin menjadi yang pertama dilihat olehmu saat kau tersadar.", imbuh Heechul. "Tapi sayang hari ini dia tidak bisa datang.."

"Siapa hyung..?", tanya Kyuhyun penasaran.

"Besok kau akan tahu..", ujar Changmin sambil tersenyum menampakan gigi putihnya.

.

...

.

Kyuhyun membuka mata, ada lega bercampur ragu yang menyergap. Ia mengerjapkan mata, memastikan bahwa dirinya benar-benar sudah terjaga setelah beberapa kali terpejam namun tidak tenang yang membuatnya merasa jengkel.

"Selamat pagi…", sapa Siwon dan Donghae bersamaan.

"Hyung..", Kyuhyun memperhatikan ruangannya kembali, ada Heehul dan Changmin yang masih terlelap di sofa. Lalu ia melirik ke arah jendela tanpa tirai di sisi kanan yang menyemburkan cahaya. Keadaan yang relatif normal, pikirnya dalam keadaan mata terpicing.

Lengan kanannya yang terbebas dari infus bergerak untuk merasakan permukaan tempat tidur berseprai putih itu. Oh, ternyata masih di rumah sakit. Padahal ia berharap sekali berada di kamarnya sendiri saat bangun pagi ini.

"Mengapa kalian semua ada di sini? Hyung, kau tidak berangkat ke kantor?"

"Kyuhyunie sayang.. ini hari libur. Jadi kami semua ada di sini bergantian menjagamu. Heechul hyung dan Changmin, mereka baru saja beristirahat.", ujar Donghae.

.

Saat siang menjelang..

"Hyung, kapan aku bisa pulang?"

"Kau tidak salah menanyakan itu pada kami?"

"Tidak.."

"Ini belum sampai 24 jam kau tersadar dari koma, kau sudah menanyakan kapan pulang?", Heechul tidak habis pikir.

"Jika aku sudah merasa sehat, mengapa harus di tahan-tahan?", jawab Kyuhyun ringan.

"Aigoo.. maknae ini sungguh-sungguh…"

Tok tok tok

Sepertinya ada yang datang, pintu itu dibuka dari luar. Menampakkan seorang Leeteuk sudah menyembulkan kepala dengan senyum hangatnya.

"Annyeong…", sapanya.

"Hyung..", ucap Donghae, Changmin dan Siwon bersamaan.

"Leeteuk-ah, masuklah.", titah Heechul.

Leeteuk lalu memasuki ruang rawat Kyuhyun. Ia berjalan mendekati ranjang Kyuhyun. "Hai Kyuhyunie, apa kabarmu? Kau masih ingat dengan hyung?", sapanya dengan lembut.

Ini pertama kalinya Kyuhyun melihat Leeteuk lagi setelah sekian lama tidak bertemu. Meskipun sedikit menepikan pertanyaan di dalam hatinya, namun Kyuhyun tidak bisa menyembunyikan rasa senang dengan kehadiran Leeteuk. "Tentu saja Leeteuk hyung..", jawabnya dengan senyum yang tak lepas dari bibir pucat itu."Tapi maafkan dengan keadaanku yang sekarang, padahal aku ingin sekali memelukmu.", sesal Kyuhyun karena tubuhnya belum bisa dipaksakan untuk bergerak.

"Ssst… Kita lakukan itu saat kau sudah sehat nanti, okay?", ucap Leeteuk seperti bisikan lalu mengusap pelan surai Kyuhyun.

"Kau sendirian saja, hyung?", tanya Changmin pada Leeteuk.

"Sebenarnya aku ke sini bersama… Kibum.", Leeteuk menjawab dengan sedikit ragu.

Kyuhyun nampak terkesiap mendengar nama itu.

"Lalu kemana dia? Mengapa tidak masuk saja?", tanya Siwon

"Benar hyung, mengapa kau tidak mengajaknya masuk bersama?", tambah Donghae

"Aku di sini..", tiba-tiba Kibum sudah berdiri di depan pintu seraya sibuk memainkan jari-jarinya. Entah apa yang sedang ia pikirkan. Bingung, cemas, kalut, tegang? Siapa yang tahu?

"Kibumie.. kemarilah..", panggil Heechul

Jantung Kyuhyun makin terasa berdetak tak beraturan ketika nama Kibum kembali dilontarkan.

"Kibumlah orang yang setia menemanimu ketika kau belum tersadar pasca operasi, Kyu.", ungkap Siwon. Mereka tersenyum dengan kedatangan Kibum.

Sementara Kibum, ia tetap berdiri terdiam. Langkahnya tertahan, rasa-rasanya sneakers yang dikenakannya menempel permanen di lantai keramik putih yang tengah dipijaknya saat ini.

Terbesit sebuah pemikiran di mana ia seharusnya menghampiri Kyuhyun, berpolah sebagai sahabat baik yang sudah sekian lama tidak bertemu dan sepatutnya memberi sapaan hangat. 'Mengapa terkesan begitu konyol?' Kibum dengan cepat mengabaikan itu lalu kembali ke pikiran awalnya.

Sebenarnya Kibum hanya ingin menggugurkan satu per satu rasa gugupnya. Bisa dimulai dengan melihat bagaimana cara Kyuhyun nanti ketika berhadapan dan menjawab pertanyaannya, mungkin?

Kibum nyaris membatalkan keinginannya itu saat mereka berlima masih menunggu Kibum untuk mendekat dengan pandangan yang tetap beralih pada dirinya. Ia seolah sadar tengah diperhatikan, dan entah mengapa, tatapan mereka seakan sarat oleh pertanyaan "Mengapa kau seperti orang bodoh begitu?"

Oh, semoga itu hanya perasaannya saja.

Tungkai kaki Kibum perlahan bergerak mendekat pada mereka. Kibum dan Kyuhyun pun akhirnya bertemu pandang. Seolah kehilangan pita suara, tidak ada yang menyapa diantara keduanya. Atmosfer yang benar-benar tidak pernah Kibum inginkan.

"Sepertinya mereka butuh waktu berbicara. Sebaiknya kita menunggu di luar.", titah Heechul seakan mengerti dengan situasi yang dialami keduanya. Mereka akhirnya meninggalkan Kibum dan Kyuhyun berdua saja di ruang rawat tersebut.

.

Beberapa menit berlalu Kibum dan Kyuhyun masih saling bungkam. Bagaimana cara memulai percakapan Kibum tidak tahu. Mereka membisu, nampak kehilangan petunjuk atas apa yang akan terjadi selanjutnya. Kibum sedikit menunduk berusaha menghindari tatapan Kyuhyun yang rupanya tengah memperhatikannya dengan intens.

"Apa kau sudah baik-baik saja?"

Bagaimana bisa pertanyaan itu muncul dari seorang Kyuhyun lebih awal daripada dirinya? Dan bukankah sebaliknya? Bukankah seharusnya Kibum yang menanyakan pertanyaan itu pada Kyuhyun? Kali ini tidak salah lagi, Kibum merasa hidupnya benar-benar rumit. Ia sibuk merutuki kebodohannya sendirian.

"Kibumie..", Kyuhyun memanggilnya.

"Huh..?"

"Apa kau sudah sehat?"

"Menga..mengapa kau bertanya seperti itu? Aku baik-baik saja.", Kibum tidak bisa mengontrol rasa gugupnya.

"Tapi wajahmu mengatakan kau belum sehat."

"Mengapa.."

"Aku tahu. Aku tahu semuanya. Aku tahu.. tetapi saat itu aku tidak bisa menggerakkan tubuhku, bahkan untuk membuka mata sekalipun."

"Jangan pikirkan aku, aku sudah merasa sangat sehat sekarang. Ini karena Siwon hyung dan Leeteuk hyung selalu memaksaku agar beristirahat.", Kibum tidak ingin membuat Kyuhyun menjadi khawatir.

"Maafkan aku dan Siwon hyung, Kibumie."

"Tidak. Kau tidak seharusnya berbicara seperti itu, bukan salah kalian melainkan aku.", Kibum menghela nafasnya. "Aku yang mencelakaimu hingga seperti ini. Akulah yang sepantasnya meminta maaf padamu, Kyu..nie", ucap Kibum dengan sengaja tidak memperjelas nama Kyuhyun di akhir kalimatnya.

Kyuhyun tidak langsung menjawab, lebih memilih mencerna kalimat itu lebih dulu dan meyakinkan dirinya jika yang diucapkan Kibum memang benar terdengar nyata di kupingnya.

"Kau memanggilku apa?"

"Tidak ada.", jawab Kibum lalu memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Ayolah.. katakan sekali lagi. Kau memanggilku apa baru saja?", rengek Kyuhyun.

"Ck.. sudahlah sebaiknya kau beristirahat dan jangan banyak bertanya."

"Tidak mau. Kau harus.. aaakhh…", Kyuhyun meringis dan memegangi dadanya.

"Kyu, kau kenapa?" Kibum bergegas mendekati Kyuhyun. "Apa terasa sakit lagi? Katakan.. jangan buat aku takut.", panik Kibum. Sedangkan Kyuhyun tidak berhenti memegangi dadanya.

"Baiklah-baiklah.. maafkan aku. Maafkan semua kesalahanku, Kyunie... Aku mohon jangan sakit lagi, Kyunie…"

Jika ingin jujur, sesungguhnya ada jenis rasa sesal yang entah mengapa sulit untuk Kibum jabarkan. Tapi..yah..tentu saja rasa sesalnya di sini tidak merujuk pada sesuatu yang dramatis. Karena ia tahu Kyuhyun sedang mengerjainya.

"Kibumie!", teriak Kyuhyun."Aku paling benci melihatmu yang selalu bersikap menyebalkan saat aku sakit!"

"Pura-pura sakit, Kyu..", ralat Kibum. "Aku bosan, karena kau sudah terlalu sering melakukannya.", jawab Kibum malas. Ia akan selalu mengingat kenangan-kenangan uniknya bersama Kyuhyun. "Tapi mendengar teriakanmu kuat seperti tadi, aku rasa kau pulih dengan sangat cepat ya?!"

"Apa itu sebuah pertanyaan? Mengapa terkesan seperti cibiran?"

"Kau bahkan bisa mengerjaiku juga.", Kibum tidak berhenti sampai di sana.

"Aishh… tapi aku sungguh masih sakit!", dengan wajah kesalnya, Kyuhyun mencoba membela diri.

Kibum tak kuasa menahan senyumnya melihat sifat Kyuhyun yang tidak berubah sedikitpun baginya. Bisa dilihat, selama ini masalah yang cukup berat telah mendera dan menghujani mereka berdua, semua terbayar oleh perjuangan yang luar biasa.

Rasa sedih, takut dan gugup bisa lenyap dalam hitungan detik. Semua itu berdasarkan pada 'kenangan unik' yang selalu saja mengingatkan keduanya hingga mampu menciptakan serangkaian senyum dan tawa yang tidak mungkin untuk disembunyikan lagi.

"Aku sungguh meminta maaf dengan semua yang telah terjadi pada kita selama ini. Aku tidak ingin persahabatan kita berakhir. Kali ini tidak ada lagi benci, dendam, sakit, air mata bahkan apapun itu. Semua sudah sirna. Aku hanya ingin kita melangkah bersama-sama lagi. Kau tetap Kyunie sahabatku sejak kecil yang paling menyusahkan itu. Dan anehnya aku tetap saja ingin bersamamu.", ucap Kibum tulus.

Ia lalu melanjutkan,"Satu hal lagi yang membuat perasaan senangku terasa lengkap adalah kehadiran seorang Changmin. Ia datang dalam waktu yang begitu singkat dan berhasil menguasaiku yang notabenenya dikenal sebagai 'ice namja' tanpa mengalami kesulitan. Changmin dan kau punya kebiasaan yang sama, kalian berdua mempunyai pengaruh yang kuat terhadapku. Sebenarnya aku tidak suka mengatakan ini, tetapi tidak ada pilihan lain lagi. Aku kagum pada kalian. Terimakasih… aku berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Kalian berdua sangat penting bagiku, terutama kau…. Kyunie….", tutur Kibum dengan menyebut nama Kyuhyun begitu jelas.

Kyuhyun terperanjat. Sesungguhnya, ia tak pernah sedetik pun mengharapkan pengakuan semacam ini dari Kibum. Tidak, ia tidak bermaksud munafik dengan berkata jika dirinya sudah merasa cukup dengan semua yang telah diketahuinya secara tidak langsung. Ini semua begitu aneh dan entah mengapa ia merasa semua menjadi tidak sewajarnya. Rasa-rasanya ia lebih nyaman terperangkap dalam sebuah keadaan di mana Kibum bisa tersenyum lepas tanpa beban, Ia akan nyaman berkubang di suatu kondisi di mana ia tahu jika Kibum telah kembali tanpa harus dengan pernyataan 'maaf ataupun penyesalan' yang tak sewajibnya ia dengar. Kyuhyun hanya merindukan panggilan masa kecilnya. Panggilan dari seorang sahabat kecil yang sudah lama tidak ia dengar. Itu saja. Bukankah sangat sederhana?

.

.

Malam itu Kyuhyun terbangun karena rasa pegal pada tangannya yang terpasang oleh infus. Berkali-kali Ia mendesah karena merasa tak nyaman. Heechul yang tengah duduk asik sambil membaca koran di dekat ranjangnya menjadi sedikit khawatir.

"Kyuhyunie, kau kenapa?"

"Heechul hyung, tidak bisakah kau meminta dokter untuk melepas ini dari tanganku?"

"Tidak bisa..", jawab Heechul ringan.

"Tapi aku bosan, ini menggangguku..", Kyuhyun mulai dengan keluhan dan rengekannya.

"Dokter belum mengijinkan, Kyu.."

"Di mana Siwon hyung dan yang lainnya?"

"Mereka sedang keluar."

"Boleh aku meminjam ponselmu sebentar saja, hyung?", nada bicara Kyuhyun sangat lembut dan terkesan dibuat manis.

"Orang sakit tidak membutuhkan ponsel!", tukas Heechul tegas karena ia tahu niat Kyuhyun yang akan merajuk pada Siwon dan itu akan membuatnya sakit kepala melihat Siwon yang akan panik berlebihan setelahnya lantaran ulah Kyuhyun.

"Heechul hyung tetap saja menyebalkan. Dasar nenek sihir.", rutuk Kyuhyun sambil memalingkan wajahnya ke arah dinding.

"Aku mendengarnya Kyu..", tukas Heechul tenang sambil kembali membaca korannya.

Kyuhyun tidak peduli dengan ucapan Heechul, ia tetap dengan aksi kesalnya dan Heechul membiarkannya begitu saja. Kyuhyun sudah menampakkan perubahan yang sangat luar biasa. Ia benar-benar terlihat jauh lebih sehat.

Beberapa menit berlalu..

"Heechul hyung.."

"Apa lagi Kyu.."

"Sebaiknya aku pulang saja. Kau lihat sendiri 'kan, aku sudah sehat?"

"…"

Heechul hanya sedang malas menanggapi ocehan Kyuhyun yang belum seharusnya dialami oleh seorang pasien yang sempat mengalami kritis sepertinya. Ini sudah di luar perkiraan, memang sangat bagus karena Kyuhyun pulih dengan sangat cepat. Namun belum sekuat biasanya saja, ia sudah sering membuat Heechul sakit kepala. Ini yang membuat Heechul enggan mendengarkan keluhan maknaenya.

"Hyung.."

"Mmm.."

"HYUNG..!"

"Hei, ada apa? Kenapa kau berteriak pada Heechul hyung?", Kibum menghampiri Kyuhyun dengan wajah yang berantakan karena baru terbangun.

"Kibumie, kau masih di sini? Mengapa tidak pulang?", tanya Kyuhyun keheranan.

"Bagaimana aku bisa pulang? Kau dengan tidak sopannya tertidur saat aku menjelaskan sesuatu! Aku tidak terima itu dan aku memutuskan tidak pulang sebelum kau menjawab permintaan maafku!"

"Mwo?", Kyuhyun terkesiap dan Heechul hanya terkikik geli dengan pembicaraan mereka.

Sesungguhnya Kyuhyun tidak sengaja tertidur saat Kibum berbicara dengannya siang tadi. Ia hanya tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Karena apa yang diinginkan Kibum adalah sesuatu yang juga ia harapkan. Ketika Kyuhyun sibuk memikirkan apa yang seharusnya ia ucapkan pada Kibum, itu membuatnya lelah dan entah sejak kapan ia mulai tertidur.

"Maaf, aku tidak sengaja.", jawab Kyuhyun cepat. "Baiklah, aku terima permintaan maafmu. Sekarang kembalilah ke rumah.", lanjutnya dengan wajah datar yang membuat Kibum cukup tercengang.

"Kau mengusirku?"

Kibum mengumpat dalam hati, ia tak habis pikir mengapa Kyuhyun sebegitu teganya mengucapkan kalimat itu padanya. Baiklah.. Tidak seharusnya ia sekecewa ini mengingat reaksi Kyuhyun yang diharapkannya telah ia ibaratkan sebagai kejutan yang luar biasa sepanjang hidupnya.

"Bukan seperti itu.", Kyuhyun menggeleng. "Aku tidak ingin kau menjadi sakit lagi jika terus saja ikut menjagaku."

"Tidak."

"Kibumie, kau masih sakit? Sebaiknya kau pulang sekarang", Heechul juga turut menambahkan meskipun fokusnya tetap pada Koran itu.

"Aku ke sini bersama Leeteuk hyung, jadi kembali ke rumah juga bersama dengannya!", tukas Kibum mulai jengkel. "Seharusnya kau Kyu yang banyak beristirahat, bukan malah sibuk memikirkan aku."

"Mengapa kau menjadi cerewet sekali?"

"Aku tidak cerewet, aku hanya mengatakan yang sebenarnya."

"Kalau begitu, ayo kita pulang bersama saja, Kim. Aku sudah tidak tahan di sini."

"Apa kau sudah gila!"

… … …

Heechul seperti tak peduli, ia bersyukur Kyuhyun tidak melanjutkan aksi mengganggu ketenangannya. Dan justru sekarang Heechul terlihat sangat menikmati perdebatan dua sahabat itu.

.

.

"Kami kembali.."

Ada Leeteuk, Siwon, Donghae dan Changmin datang dengan mambawa sekantong plastik besar, yang mungkin saja itu adalah makanan.

"Hyung..! Kemana saja kalian! Mengapa lama sekali?", protes Kyuhyun.

"Kau itu kenapa, Kyu? Apa tidurmu tidak tenang lagi?", tanya Donghae.

"Siapa yang bisa tidur tenang di tempat seperti ini dengan jarum yang masih menusuk tangannya!", omel Kyuhyun.

"Heechul hyung, apa yang sudah kau lakukan padanya? Mengapa dia menjadi marah-marah begini?", bisik Siwon di telinga Heechul.

"Itu artinya dia sudah sembuh, Siwonie.", jawab Heechul gantian berbisik di telinga Siwon.

"Kyuhyunie, kami tadi hanya keluar sebentar.", jelas Changmin.

"Sebentar apanya, aku sudah kebosanan di sini!"

"Bukankah ada Heechul hyung dan Kibumie?"

"Mereka berdua membuatku kesal!"

Heechul tetap tak bersuara, dan membiarkan Kyuhyun mengatakan apapun semaunya. Karena ia sadar Kyuhyun sedang tidak dalam kondisi untuk mengerti apapun.

"Kyu, kau ingin apa? Katakan saja pada hyung.", Siwon mencoba mengajak berbicara, berharap mood Kyuhyun kembali menjadi baik.

"Tidak ada.", jawabnya singkat. Kyuhyun menutup matanya dengan salah satu lengan yang terbebas dari infus.

Semua menjadi terpaku diam, suasana seketika itu juga menjadi sunyi. Jika sudah seperti ini, akan memakan banyak waktu untuk mengembalikan mood maknae yang sedang buruk, sesaat mereka semua hanya berdiam saja. Karena tidak mengerti apa sebenarnya yang diinginkan Kyuhyun. Apakah wajar orang sakit merasakan hal seperti ini? Entahlah..

Beberapa menit berlalu, Leeteuk akhirnya menghampiri ranjang Kyuhyun. "Kyuhyunie, kami membawa banyak makanan. Kau mau buah?", Leeteuk mencoba mengalihkan agar keadaan mereka menjadi lebih nyaman.

Kyuhyun pastinya tidak akan berani bersikap seenaknya pada Leeteuk, ia masih segan dan menghormati Leeteuk. Tidak seperti kepada yang lainnya. Ia lalu menyingkirkan lengan yang digunakan untuk menutupi matanya dan menggeleng, "Tidak hyung, terimakasih."

"Lalu kau ingin apa? Biar hyung yang membelikanmu.."

"Ck..!", Heechul berdecak tidak sabar. "Kyuhyunie, jangan manja seperti itu! Kita pasti akan pulang jika dokter sudah mengijinkan."

"Ohh.. jadi seperti itu permasalahannya?", ucap mereka bersamaan karena baru mengerti alasan Kyuhyun kesal.

Dan itu membuat Kyuhyun semakin jengkel pada Heechul. Ia mendelik pada Heechul seperti ancaman 'awas kau, hyung!', sementara Heechul tetap dengan sikap tidak ambil pusingnya.

Dengan cepat Kyuhyun mengubah mimik wajahnya, "Tentu saja Heechul hyung, aku kan belum cukup kuat untuk bergerak banyak. Tentu saja aku masih harus tinggal di sini..", ucapnya dengan nada yang dibuat begitu manis.

Kibum menggelengkan kepalanya beberapa kali. Ia begitu keheranan melihat sikap ajaib Kyuhyun yang pintar sekali berdalih. Yang diucapkan Kyuhyun pada heechul dan dirinya, tidak sama dengan yang diucapkan Kyuhyun sekarang di depan yang lainnya.

"Bukankah kau mengatakan dirimu sudah sehat dan ingin segera pulang?"

"Jika dokter mengatakan belum, bagaimana aku bisa pulang? Itu tidak bisa dipaksakan, hyungie..", jawab Kyuhyun dengan nada sinis.

"Astaga maknae ini, suka sekali memancing emosiku ya? Jika saja kau tidak sakit.."

"Kau mau apa hyung?", potong Kyuhyun.

"aku pasti sudah menghukummu!"

"Hyung.. sudahlah..", Siwon mencoba menengahi mereka. "Dan kau Kyuhyunie, coba sekali-sekali dengarkan Heechul hyung."

"Mwo!", Kyuhyun membelalakkan matanya."Siwon hyung, aku tidak salah dengar 'kan? Kau lebih memihak Heechul hyung dari pada aku?", Kyuhyun mulai kembali merengut. Yang lain hanya bisa menggelengkan kepala melihat sifat kekanakannya.

"Dengarkan hyung dulu.."

"Tidak mau!"

"Kau tidak tahu saja, bagaimana Heechul hyung bisa sampai mengeluarkan air matanya saat operasimu dinyatakan berhasil.", celetuk Donghae.

"Apa?"

"Benar Kyu, ini pertama kalinya kami melihat dia menangis pilu dan itu karenamu.."

"Sudah cukup, Hae!", Heechul tidak ingin Donghae melanjutkan ceritanya karena itu sangat memalukan baginya.

Mereka semua terdiam. Begitu pula dengan Leeteuk, Kibum dan Changmin, mereka bertiga merasa sangat tidak tepat berada di dalam pembicaraan yang merujuk ke arah lebih intern ini.

Tetapi Kyuhyun? Saat itu juga raut wajahnya berubah drastis. Selama ini ia selalu mengibaratkan Heechul adalah seorang hyung serta rival yang paling tangguh baginya. Meski Kyuhyun kerap dibuat jengkel, tetapi ia menyadari memang Heechul yang banyak membantu masalahnya, Heechul yang selalu ada untuknya.

Walaupun terkadang tindakan Heechul diluar nalar manusia dan terlalu extreme, tetapi apa yang tidak pernah berhasil dilakukannya? Heechul selalu bisa menyelesaikan semua. Hanya saja Kyuhyun tidak pernah menyangka jika Heechul sampai sejauh itu memikirkannya. Ia sungguh menyesal, merasa sangat bersalah.

"Heechul hyung.. aku minta maaf.. maafkan aku..", sesal Kyuhyun. Ia tidak tahu lagi harus mengatakan apa selain permintaan maaf.

Heechul tertegun mendengar itu, ia lalu menghampiri Kyuhyun. Mendekatkan wajahnya ke wajah Kyuhyun dengan tatapan yang tidak bisa Kyuhyun deskripsikan "kau tahu? Kau ini sangat nakal, tidak pernah sama sekali berlaku manis terhadapku! Padahal kau tahu, aku ini adalah hyung tertuamu!",tukasnya.

Ah, lagi-lagi dalam atmosfer yang mengerikan. Kyuhyun begitu susah menelan ludahnya sendiri setelah mendengar ucapan Heechul.

"Tapi.. aku menyukai itu. Memang hanya kau yang membuat hidupku berwarna setiap harinya." Heechul mengacak rambut Kyuhyun gemas lalu mencium sekilas kening maknaenya tersebut.

Ada perasaan lega saat menyaksikan itu. Tetapi Kyuhyun terpaku cukup lama, setelahnya setetes air mata meluncur bebas di wajahnya.

"Kau menangis?"

"Kau menakutiku..", jawab Kyuhyun dengan suara parau karena tangisannya.

"Benarkah?", Heechul tak percaya. "Kau takut?", tanyanya cemas. "Ah, mianhae maknae..", sekali lagi Heechul mengecup kening Kyuhyun mencoba menenangkannya, namun Kyuhyun sudah terlanjur menangis dibuatnya.

"Uljima.. uljima.. uljima..", ucap mereka semua menghibur sang maknae.

.

.

.

.

END

.

.

.

.

.

.

EPILOG

.

oOo

.

"Changmin-ah kau menghabiskan bagianku lagi?"

"Bukan aku.. lihat wajah Kibumie. Ada sisa kue di sudut bibirnya."

"Kimkim! Sejak kapan kau menjadi pencuri makanan seperti ini, huh?"

"Sejak aku mengenal Changmin."

"Mwo! Aku tidak pernah mengajarkanmu bertindak kriminal."

"Baiklah jika begitu, sejak Kyuhyun suka menghabiskan susu coklatku."

"Huh?"

Kyuhyun kehilangan kata-kata, Changmin tertawa keras sementara Kibum masih dengan wajah innocentnya. Rupanya Kibum sedang balas dendam pada Kyuhyun yang suka mencuri susu coklatnya saat masih kecil.

Tiga sahabat yang suka sekali tidur dan makan bersama, bermain game sampai lupa waktu, dan baru diketahui jika ketiganya sama-sama bersikap evil dan hobi sekali mengerjai hyungdeul mereka. Leeteuk, Heecul, Siwon dan Donghae.

.

oOo

.

Heechul menuruni tangga dengan pakaian lengkap meski terlihat terburu-buru.

"Pelan-pelan saja hyung.."

"Ini semua gara-gara bocah nakal itu, aku menjadi terlambat bangun!", Heechul mengumpat.

"Hahaha.. kau sudah termakan rayuan maniak game itu, hyung."

"Lihat saja kalau Kibum dan Changmin datang ke rumah nanti, akan aku hajar mereka bertiga!"

"Heechul hyung, ini masih terlalu pagi, tahan emosimu.", sebenarnya Siwon ingin sekali menertawai hyungnya, tetapi ia tahan. Entah apa yag sudah dilakukan oleh tiga sahabat itu hingga membuat Heechul berapi-api di pagi hari.

"Baiklah, kalian sudah siap semua? Ayo kita berangkat."

"Donghae-ya.. ini hari pertamamu, kau sudah siap?"

"Aku merasa gugup hyung.."

"Tenang saja.. hari ini aku hanya akan memperkenalkanmu pada semua staff dan kau akan belajar banyak dengan mereka nantinya."

Proyek kerja sama Hinics Life dan Chos Shinan pun mulai dijalankan. Heechul, Siwon dan Leeteuk kembali disibukkan ke dalam lingkungan bisnis keluarga mereka dan kini Donghae yang sudah lulus dari kuliahnya mulai diikutsertakan bergabung di dalamnya.

… … …

oOo

.

.

.

Perjuangan dan pengorbananan yang berakhir dengan manis.

Persahabatan dan persaudaraan yang abadi oleh kasih.

.

.

.

"Seberat apapun hal yang harus kau lalui, jangan pernah biarkan seseorang membuatmu merasa bahwa kau tak pantas mendapatkan apa yang kau inginkan. Jangan terpuruk sekalipun kau harus mengalami situasi yang terburuk. Kau hanya perlu bangkit dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya"

"Tidak ada kata tidak mungkin di dunia ini, semua orang pada dasarnya melakukan kesalahan. Memaafkan orang lain memang tak semudah yang terlihat, tetapi satu hal yang harus kita ketahui, memaafkan adalah kemampuan yang bisa dilakukan setiap orang."

.

.

.

.

.

Hihihi… Akhirnya TIMF berakhir juga.. hutang saya lunas ya… ^^

Maaf sekali karena lama menunggu. Semoga Chapter akhir ini menjadi ending yang tidak mengecewakan para reader ya.. ^_^ *Saya tak biasa membuat ending yang sedih kkk,,,

Terimakasih untuk semua yang sudah membaca dan turut memberikan review dari chapter awal sampai akhir di ff TIMF ini.

Terimakasih untuk chingudeul yang sudah ngeadd di facebook, salam kenal.. ^^

Terimakasih untuk semua dan saya akan tetap belajar menulis. Hehe.. :D

*kiss and hug*

Author : Belle

.

.

.

.

Terimakasih kepada…

kyuzi4869, Awaelfkyu13, kyuli 99, sofyanayunita1, mifta cinya, hulanchan, meimeimayra, oracle88, lianpangestu, kakagalau74, hyunnie02, Rahma94, septianurmalit1, gnagyu, shinta lang, phn19, adlia, yunacho90, dewiangel, dewidossantosleite, Sparkyubum, susilawatilia208, shafalifia, chairun, diahretno, Nisa, Choding, aya, Namesofia risma, lail, nanakyu, Wonhaesung Love, erka, ayratari, arvitakim, Lusianaevy, ApolDes, nianaa29, MissBabyKyu, dyayudya, iruma a, Desviana407, Shin Ririn1013, ningKyu, ilmah, Kuroi Ilna, kyuna elf 9, kadek, veve, cindy, hyunchiki.

Maaf, kalo ada yang gak disebutin namanya dan maaf tidak bisa membalas satu-satu reveiew dari kalian, gomawo karena tetap menunggu ff ini sampai selesai. ^_^