Konoha Heir

Chapter 1

-Tanzaku Gai-

Di suatu sore di gerbang kota Tanzaku Gai terlihat dua orang shinobi terkenal yang sedang berjalan dari arah Kawa no Kuni (River Country). Kedua shinobi ini adalah Jiraiya Gama-sennin (The Toad Sage) anggota dari Densetsu no Sannin (Legendary Three Ninja) dan mantan muridnya yakni Namikaze Minato yang terkenal dengan julukan Konoha no Kiiroi Senkō (Konoha's Yellow Flash) yang sekarang menjadi Yondaime Hokage. Kedua shinobi ini baru kembali dari negosiasi dan penandatanganan aliansi dengan Sunagakure no Sato dan pemimpinnya Yondaime Kazekage.

"Well, Minato setidaknya kita sampai disini sebelum malam, kalau tidak kita bermalam di lantai hutan," ucap Jiraiya penuh canda.

"Yoo sensei, sebenarnya bisa saja kita langsung kembali ke Konoha dengan Hiraishin-ku tapi aku lebih memilih untuk menjauh dari dokumen-dokumen itu selama yang aku bisa," balas Minato.

"Hahaha, aku paham sekarang. Semoga kau bisa mendapatkan hal yang menyenangkan disini. Dan untuk merayakan keberhasilan negosiasi, bagaimana kalau kita mampir ke bar setelah memesan kamar, mungkin kau bisa menemukan wanita untuk jadi pasanganmu ?" tanya Jiraiya sambil merangkul Minato dan mengacak rambutnya.

"Ide yang bagus sensei. Kita berpesta sake untuk merayakan keberhasilan negosiasi dan menenangkan diri sebelum kembali berhadapan dengan dokumen-dokumen laknat itu," jawab Minato dengan senyumnya yang lebar.

Setelah memesan kamar hotel untuk dua orang, mereka menuju bar yang terdekat untuk berpesta sake. Dan saat memasuki mereka melihat seseorang yang sangat dikenali oleh mereka. Seorang wanita cantik berambut panjang diikat berwarna pirang pucat, memakai jubah berwarna hijau dengan tulisan kanji "Judi" di punggungnya, serta celana ninja hitam dan sepatu hak tinggi.

"Hime! Sunggu kebetulan, aku tang menyangka akan bertemu denganmu malam ini," teriak Jiraiya.

Saat sang wanita melihat siapa yang memanggilnya, ia pun senang karna yang memanggilnya adalah teman lamanya serta mantan muridnya yang juga Hokage saat ini. Karna ia mengira yang datang adalah para penagih hutang karna seringnya dia kalah judi.

"Jiraiya, Minato! Kenapa kalian ada disini ?" tanya Tsunade sambil menuang sake ke gelasnya.

"Minato dan aku baru sampai kota ini sore tadi. Setelah seharian kami berjalan menembus Kawa dari Suna untuk negosiasi dan penandatanganan aliansi antara Konoha dan Suna," jawab Jiraiya.

"Jadi, aku tebak negosiasi berjalan lancar karna kalian berdua berada disini untuk merayakannya ?" tanya Tsunade.

"Yup, itu berakhir dengan baik. Terima kasih kepada Yondaime Kazekage, karna dirinya lebih memilih untuk beraliansi dibanding menjadi musuh dan memulai perang lagi," jawab Minato datar.

Minato tidak terlalu menyukai sikap dari Yondaime Kazekage, karna sikapnya yang dingin dan tidak perduli kepada keluarganya.

Setelah beberapa saat Minato akhirnya menyadari keberadaan perempuan muda yang duduk tenang di samping Tsunade. Wanita ini terlihat berumur tujuh-belas tahunan dan menggendong babi kecil di lengannya. Wanita muda ini adalah murid dari Tsunade yang bernama Shizune yang juga keponakan dari Katō Dan, seseorang yang dicintai Tsunade. Saat Minato melihatnya, ia tersenyum, dan membuat sang wanita muda sedikit merona. Lalu Shizune membungkuk untuk menyapanya "Hokage-sama," yang membuat Minato tersenyum dan memintanya untuk memanggil dengan Minato saja, karna sekarang mereka tidak sedang di Konoha. Dan ini membuat Shizune merona hebat dan kaget karna seorang shinobi terkuat sepertinya bisa bersikap penuh kekeluargaan. Setelah Minato dan Jiraiya duduk di meja bersama Tsunade dan Shizune, Tsunade melanjutkan percakapan.

"Jadi, siapa yang memimpin Konoha saat kau pergi ? Pastinya kau tidak menyerahkan kepada orang-orang tua seperti Koharu, Homura, Danzō, atau orang lain dalam dewan rakyat untuk memimpin kan ?" tanya Tsunade karna ia tidak pernah suka kepada orang-orang tua dan anggota dewan yang haus kekuasaan.

"Tidak, kami meminta sensei untuk memimpin selama kami pergi," jawab Jiraiya dan Tsunade hanya mengangguk.

"Dan bagaimana rasaanya hidup menjadi Hokage, Minato ?" tanya Tsunade.

"Berat! Khususnya dengan segala dokumen yang harus dikerjakan dan rapat dengan dewan yang harus dihadiri. Semua itu membuatku susah menjalani kehidupan sosial yang wajar," jawab Minato sambil meminum sakenya.

"Bagaimana dengan gadis cantik berambut merah dari ANBU yang kau suka ? Kalau tidak salah namanya Kushina, kan ?" tanya Jiraiya.

"Itu tidak berjalan baik. Saat aku melamarnya dua tahun lalu, dia bilang ingin fokus dengan karirnya di ANBU dibanding membangun keluarga denganku," jawab Minato dengan sedih.

"Sorry, aku tidak menyangka itu yang terjadi," ucap Jiraiya penuh penyesalan karna kegagalan hubungan antara Kushina dan muridnya.

"Jadi... Sekarang siapa yang kau inginkan untuk menjadi Nyonya Namikaze selanjutnya ?" tanya Tsunade sambil menyeringai.

"Aku harap dirimu Tsunade-hime ?" jawab Minato sambil tersenyum dan meminum sakenya.

"Haha, kau terlalu berharap Minato," jawab Tsunade sambil tertawa.

Setelah tiga jam membicarakan banyak hal dan orang-orang di dalam dan luar Konoha, Shizune kembali ke kamarnya untuk tidur. Sedangkan Jiraiya telah terkapar di meja bar karna mabuk berat. Minato dan Tsunade terus berbincang satu sama lain sambil terus meminum sake, dan menghiraukan keadaan Jiraiya. Karna sudah sangat mabuk mereka berdua mulai saling merayu satu sama lain.

"Kau tahu Tsunade, saat masih Genin aku merasakan suka yang sang besar kepadamu," ucap Minato.

"Hiccup! Aku tersanjung Minato-kun," jawab Tsunade.

Tak lama kemudian Tsunade tiba-tiba berkata "Mungkin kita bisa membuat pesta kecil di kamarku, untuk merayakan aliansi antara Konoha dan Suna," sambil bertingkah seperti gadis yang menggoda pacarnya.

"Tunjukkan jalannya, Hime," ucap Minato yang mabuk.

Selanjutnya mereka berdua meninggalkan Jiraiya yang terkapar di meja bar. Dan akhirnya mereka sampai di kamar Tsunade lalu masuk kedalam untuk melakukan sesuatu yang dapat merubah seluruh kehidupan mereka.

-Esok Hari, Kamar Tsunade-

Pagi harinya Tsunade terbangun dan menguap karna sinar matahari menerpa wajahnya, dia merasa pusing dan ganjil.

"Ooooohhh, Kepalaku pusing sekali. Seingatku tadi malam aku sedang berpesta bersama Shizune, Minato, dan Jiraiya," pikir Tsunade.

Beberapa saat kemudian Tsunade sadar akan keadaan tubuhnya yang telanjang, lalu ia mendengar dengkuran seseorang di sebelahnya. Saat dia membuka matanya dia kaget karna melihat pria berambut spike pirang sedang tertidur telanjang.

"AAAAAAAAHHHHH !" teriak Tsunade lalu melopat dari kasur dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Setelah Tsunade menarik selimut, pria yang tertidur di sebelahnya terjatuh dari tempat tidur dan berteriak kesakitan.

Setelah beberapa saat pria misterius itu bangun di sisi lain tempat tidur sambil memegang kepalang karna pusing akibat terlalu banyak minum sake semalam dan membentur lantai. Saat sang pria bangun, Tsunade menyadari siapa pria itu.

"MINATO ?" teriak Tsunade.

Mendengar teriakan Tsunade, Minato mendapatkan kesadarannya dan melihat Tsunade dengan tatapan bingung.

"Tsunade, apa yang kau lakukan di kamarku ?" tanya Minato yang bingung.

"Kamarmu ? Ini kamarku, BODOH. Seharusnya aku yang bertanya itu kepadamu ! Dan kenapa kau telanjang di tempat tidurku ?" ucap Tsunade penuh kemarahan.

"Huh ?" ucap Minato sambil mengambil bantal untuk menutupi tubuhnya.

"Apa yang terjadi semalam ? Hal terakhir yang kuingat, kita berdua minum dan berbincang bersama saat sensei telah pingsan karna mabuk," ucap Minato.

"Hal terakhir yang kuingat..." ucap Tsunade sambil mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Saat ia tersadar Tsunade berubah menjadi merah karna malu.

Ironisnya, saat Minato melihat wajah Tsunade ia pun mulai mengingat apa yang mereka lakukan semalam dan membuatnya merona merah karna malu. Tsunade yang marah melihat lagi kearah Minato dan menuduhnya tentang semua yang terjadi semalam.

"Kau kurang ajar ! Mengambil kesempatan saat aku mabuk dan tak dapat berfikir jernih," ucap Tsunade.

"Aku ? Bukankah yang memulai semua ini itu kau, dengan menggodaku bagaikan gadis genit di bar ?" Minato bertahan.

"Bisa-bisanya kau menyalahkanku, bukankah kau bilang menyukaiku sejak kau Genin, tadi malam ! Dan itu saat kau memilih untuk mengambil kesempatan dariku saant aku mabuk," tuduh Tsunade.

"Aku bukan orang yang mengundangmu untuk kekamarmu. Semua itu idemu, jadi yang mengambil kesempatan atas semua ini itu kau," jawab Minato.

Setelah sepuluh menit saling menyalahkan, akhirnya mereka menyadari bahwa ini adalah kesalahan mereka berdua. Dan mereka akan merahasiakannya dari siapapun terlebih dari orang yang super pervert yang sangat mereka berdua kenal. Karna jika sampai orang itu tahu, hal ini akan berakhir menjadi bagian dari buku selanjutnya yang akan orang itu tulis.

Selanjutnya Minato memilih memakai pakaiannya dan meninggalkan kamar Tsunade secepatnya dan berharap Jiraiya belum terbangun. Dan tepat saat membuka pintu dia mendengar suara senseinya.

"Pagi Minato !" sapa Jiraiya.

Saat Minato menoleh dia melihat Jiraiya datang dari arah lantai dasar hotel.

"Hey Minato ! Senang melihatmu sudah bangun, aku kira kau masih tidur karna pesta semalam. Kau mau mencariku kan ?" ucap Jiraiya sambil mendekati mantan muridnya.

"Uhhh, yaaa. Itu yang mau kulakkan sensei," ucap Minato dengan nervous dan penuh rahasia, dan senang senseinya tidak sadar bahwa ia tidak ada dikamar semalaman.

"Sepertinya tadi malam aku pingsan karna terlalu banyak minum. Dan aku di lempar ke jalan, karna saat aku bangun aku ada di jalan," lanjut Jiraiya.

"Jadi, kenapa kau tidak membawaku balik ke kamar tadi malam," tanya Jiraiya.

"Ummm, uhhhh, kau tahu se..seuatu terjadi," ucap Minato yang gugup dan mencoba mencari alasan.

Saat Minato sedang berfikir untuk mencari alasan, Jiraiya mulai mencium bau yang berbeda dari pakaian yang dikenakan Minato. Minato berfikir bahwa senseinya mulai menyadari apa yang terjadi semalam, dan jika ini sampai terjadi maka hidup Minato akan segera 'berakhir'. Untuk mengkonfirmasi ketakutan Minato, Jiraiya menyeringai mesum.

"Minato, bau ini berasal darimu ?" tanya Jiraiya yang tidak nyaman dan mulai mengendus baju Minato. "Ini bau parfum wanita kan ?" lanjutnya.

"Tunggu sensei, aku bisa jelaskan ini...," ucap Minato untuk mencari alasan kenapa Jiraiya bisa mencium bau parfum wanita di bajunya.

"Apa yang akan kau jelaskan ? Pasti kau telah menghabiskan malam dengan gadis muda semalam. Dan jika kau mau menjelaskannya dari awal, aku mengerti. Jadi, siapa gadis itu ? Pelayan sexy yang tadi malam menghidangkan sake di bar ? Atau wanita muda dari meja sebelah yang selalu menatapmu ? Ayolah kau bisa cerita kepadaku," tanya Jiraiya sambil menyikut Minato.

"Yaa, kau benar sensei. Aku memang tak bisa menyembunyikan sesuatu darimu," jawab Minato yang lega, karna Jiraiya tidak sadar bau parfum ini milik siapa.

"Jadi kau akan cerita kan apa yang telah kau lakukan dan dengan siapa semalam ?" tanya Jiraiya yang meyikut Minato lagi sambi menyeringai mesum.

"Mungkin lain waktu sensei, dan sebaiknya kita berangkat sekarang agar bisa sampai di Konoha sebelum malam," ucap Minato untuk mengalihkan pembicaraan.

Dan Minato pun berjalan ke arah lantai dasar yang diikuti oleh Jiraiya yang sedang bertingkah dan berfikir sangat mesum, untuk menyelidiki apa yang dilakukan mamntan muridnya semalam.

"Ayolah Minato ! Setidaknya beritahu aku siapa dia. Apakah aku mengenalnya ?" Jiraiya memohon.

Minato pun tidak menghiraukan permohonan senseinya, dan berfikir. "Andai saja kau tahu sensei, andai saja."

-Dua Bulan Kemudian, Tanzaku Gai-

Saat ini Tsunade sedang berbaring di tempat tidur hotel, sedangkan Shizune menggunakan jutsu medis untuk mengecek kesehatan Tsunade, karna beberapa hari terakhir terjadi penurunan kesehatan dan kejanggalan pada tubuhnya. Setelah melakukan pengecekan Shizune, memberitahu kemungkinan kehamilan Tsunade dan Tsunade mengkonfirmasi bahwa sudah dua periode ia tidak mengalami menstruasi. Tsunade pun geram dan dengan cepat mengenakan pakaiannya.

"Saat aku menemukan si brengsek itu, akan kubunuh dia, lalu kuhidupkan, kemudian kubunuh lagi !" pikir Tsunade yang marah.

"Shizune bersiaplah, kita akan pergi ke Konoha," perintah Tsunade dengan nada marah.

Dan ini sangat mengejutkan Shizune, bukan karna kemarahannya namun karna Tsunade bilang merekan akan ke Konoha, tempat yang Tsunade sangat tidak ingin untuk menginjakkan kakinya lagi.

"T-t-t-tapi k-k-kenapa sensei ?" tanya Shizune yang kaget.

"Karna aku akan membunuh ayah dari bayi ini," jawab Tsunade yang marah sambil berlari menuju Konoha.

-Konoha-

Hari yang damai di Konoha, matahari bersinar terang, burung-burung bernyanyi, angin berhembus tenang namun menyejukan. Dan di gerbang utama ada dua Chunin yang sedang berjaga di pos jaga. Mereka berdua bersantai untuk menikmati kehangatan matahari dan kesejukan angin.

"Ah! Ini hidup yang indah, benarkan ?" ucap Izumo.

"Yeah, tak ada yang dikerjakan selain bersantai menikmati keindahan alam dan membiarkan hidup berlalu dengan tenang," jawab Kotetsu.

"Benar... Tapi aku tetap berharap sesuatu hal yang menarik akan terjadi," ucap Izumo.

"Hati-hati dengan harapanmu, apa yang kau harapkan biasanya kau akan mendapatkan yang lebih buruk," balas Kotetsu.

Saat mereka mulai menutup mata, mereka merasakan tanah bergetar kuat dan mengakibatkan mereka bangun dan mencari tahu apa yang terjadi. Dan saat mereka tahu penyebab getaran tadi hal itu langsung membuat mereka pucat pasi, karna melihat Senju Tsunade yang berjalan dengan penuh amarah sehingga setiap langkah yang ia ambil mengakibatkan getaran dan retakan di tanah. Dan di belakang Tsunade, Shizune terlihat mencoba menenangkan Tsunade sambil membawa babi kecil ditangannya. Kedua penjaga itu melihat Tsunade dan Shizune berjalan kearah Menara Hokage dan juga mereka mendengar Tsunade mengatakan sesuatu tentang membunuh seseorang. Setelah Tsunade dan Shizune lenyap dari pandangan, Kotetsu berkata "Benarkan apa yang aku bilang! Hati-hati dengan apa yang kau harapkan."

Izumo mengangguk dan berkata "Menurutmu siapa orang yang dapat membuat Tsunade-sama sangat marah dan kembali kesini ?"

"Aku tak tahu, tapi yang pasti aku kasihan dengan orang itu dan semoga Kami mengampuni dosa-dosanya," jawab Kotetsu.

-Kantor Hokage-

Minato sedang duduk di kursinya dan mendiskusikan masalah desa bersama dengan Jiraiya dan Sarutobi, namun beberapa hari ini wajahnya terlihat muram dan seperti memikirkan suatu masalah besar selain masalah desa. Melihat hal tersebut Jiraiya heran.

"Hey Minata, kau baik-baik saja ? Ada masalah ?" tanya Jiraiya sambil memegang pundak Minato.

"Tidak ada masalah, tapi aku merasa akan ada hal besar sesaat lagi dan ini sangat berhubungan denganku dan masa depan Konoha," jawab Minato sambil berdiri dan melihat kearah desa.

Sebelum Jiraiya dan Sarutobi dapat membalas kata-kata Minato terdengar teriakan di lantai bawah dari orang yang sangat dikenali oleh mereka semua.

"AKU TIDAK PEDULI WALAUPUN DIA SEDANG ADA RAPAT DENGAN DEWA SEKALIPUN, AKU AKAN KEATAS DAN MENGHAJARNYA DAN KALIAN TAK DAPAT MENGHENTIKANKU!" teriakan dari wanita yang marah tersebut.

Tak lama kemudian terdengar suara-suara yang mengerikan dari belakang pintu kantor hokage, seperti tembok retak, laki-laki yang teriak kesakitan, wanita yang teriak ketakutan hingga tulang yang patah. Setelah pintu kantor hokage jebol karna seorang ANBU yang terlempar hingga keluar jendela, mereka bertiga melihat seorang wanita cantik berambut pirang panjang yang sedang dalam keadaan sangat marah. Melihat hal tersebut ketiga orang yang berada didalam kantor hokage menelan ludah dan merasakan dewa kematian sedang berada di depannya. Dan 4 ANBU langsung bersiaga didepan Minato. Setelah wanita itu masuk ke dalam kantor, dia melihat kearah Minato dengan penuh kemarahan.

"DISITU KAU RUPANYA BANGSAT SAAT TANGANKU MENYENTUHMU KUPASTIKAN KAU AKAN MERASAKAN KEMATIAN YANG PALING SAKIT LALU AKAN KUHIDUPKAN LAGI DAN KUBUNUH LAGI SAMPAI DIRIKU PUAS," teriak wanita itu kearah Minato.

Dan para ANBU yang berada di depan Minato semakin bersiaga karna ucapan wanita itu.

"Tsunade-sama, tolong hentikan kemarahan anda. Atau kami akan menggunakan keke-" ucap salah satu ANBU yang terhenti saat tiba-tiba Tsunade mengalihkan tatapan kearahnya.

"Jika kau menghargai nyawamu dan teman-temanmu, sebaiknya kau pergi. Sebelum kubuat kalian berempat hancur lebur dan tak dapat menjadi ninja lagi atau akan kubuat siapapun tak akan dapat membedakan mana wajah kalian dan mana pantat kalian," ucap Tsunade.

Mendengar hal itu keempat ANBU tersebut menelan ludahnya lalu mereka mengangguk dan menetapkan pilihan.

"Maafkan kami Hokage-sama. Kami masih ingin hidup dengan anggota tubuh yang normal," ucap salah satu ANBU lalu mereka berempat pergi meninggalkan kantor dengan Shunshin.

"Pengecut! Dimana tekad untuk melindungi Hokage dengan seluruh nyawa kalian," pikir Minato.

Tapi saat melihat kearah Tsunade, Minato menyadari keputusan para ANBU memang yang terbaik untuk mereka dan ia pun memasang segel agar pembicaraan didalam ruang itu tak didengar oleh orang lain.

Setelah itu Tsunade berjalan mendekat kearah Minato saat Tsunade akan menggenggam kerah baju Minato, Jiraiya dengan berani atau bodohnya berada diantara Tsunade dan Minato dan menginterupsi Tsunade.

"Hey Hime, tenangkan dirimu lalu jelaskan pada kami apa yang terjadi ? Aku tak tahu apa yang dilakukan Minato, tapi kupikir dia tak bersalah. Dan selama ini dia tak pernah melakukan hal buruk yang membuatmu marah. Dan aku sangat kenal dengannya," ucap Jiraiya untuk mencoba menenangkan Tsunade. Karna seingat dia satu-satunya hal yang dapat membuat Tsunade semarah ini karna dia mengintip Tsunade saat sedang di pemandian air panas.

"SELAMA INI ? SELAMA INI MEMANG IYA, KECUALI SAAT MALAM DI TANZAKU GAI DIMANA DIRINYA MEMBUATKU MABUK DAN KAMI MENGHABISKAN MALAM DI HOTEL LAKNAT ITU LALU DIA MENDAPATKANKU !" teriak Tsunade yang marah.

"huh ? ucap Jiraiya yang terdiam karna tak percaya dengan apa yang ia dengar dan tak lama kemudian Sarutobi dan Minato juga terdiam.

"APA KALIAN SEMUA TULI ATAU TERLALU BODOH UNTUK MEMAHAMI PERKATAANKU ? WELL, AKAN KUPERSINGKAT AGAR KALIAN PAHAM, MURID BODOHMU INI TELAH MEMBUATKU HAMIL !" teriak Tsunade.

Dan hal ini langsung mendapatkan reaksi dari ketiga orang tersebut. Dimana Sarutobi langsung melotot dan mulutnya terbuka lebar. Jiraiya bereaksi bagaikan ikan yang keluar dari air karna otaknya yang mati tak kuat memproses informasi yang baru dia dengar. Sedangkan Minato hanya pingsan. Shizune yang melihat reaksi ketiga orang itu tak dapat menyalahkan mereka. Dan ia memilih untuk menenangkan senseinya.

"Tsu-tsunade-sama tolong tenang. Jika anda stress itu tak baik untuk perkembangan bayi anda," ucap Shizune.

Dan syukurlah hal tersebut dapat menenangkan Tsunade untuk sementara, dan Tsunade pun mengambil nafas panjang. Dan syukurlah Sarutobi cepat sadar dari kekagetannya lalu membangunkan Minato. Lalu Minato melihat kearah Tsunade.

"K-k-kau h-hamil ?" tanya Minato yang masih shock.

"Itu yang aku katakan bodoh," jawab Tsunade yang sangat ingin mencabut mata sang hokage menggunakan tangannya.

"T-t-tapi k-kau t- bukan maksudku," Minato gugup. "Insiden itu ? I-it tak mungkin dapat membuatmu hamil," lanjut Minato.

"Ucapkan itu ke rahimku, bodoh," teriak Tsunade yang bersiap membunuh Minato.

"Tsu-tsunade-sama. Tolong tenang!" mohon Shizune untuk kebaikan sensei dan bayinya.

Dan Tsunade pun mulai menenangkan diri lalu menarik nafas panjang. Lalu tak lama Jiraiya bangun, dan langsung berlutut dihadapan Minato dengan tangisan.

"Minato, anakku ! Aku tak pernah sebangga ini kepadamu, ini melebihi kebanggaanku dibanding saat kau menciptakan Hiraishin maupun saat kau dinobatkan menjadi Hokage. Kau telah melampauiku lagi, dan melakukan hal yang tak pernah kulakukan. KAU TIDUR DENGAN TSUNADE !" ucap Jiraiya dengan tangisan kebahagiaan.

"PLEASE ! Ceritakan padaku hal-hal yang kalian lakukan pada malam itu. Aku sangat ingin tahu," mohon Jiraiya dan hal ini membuat Minato dan Sarutobi sweatdrop.

Lalu tiba-tiba Jiraiya bangun dan memasang pose berpikir. "Setelah kupikir-pikir aku sadar bahwa Tsunade menyukai pria yang lebih muda sehingga ia tak terpengaruh oleh karismaku selama ini. Tapi aku tak pernah menyangka bahwa Tsunade seorang 'cougar'" ucap Jiraiya dengan keras.

Dan hal ini membuat Tsunade kembali naik darah. Dirinya sangat kesal dengan Jiraiya yang mengharapkan informasi tentang malam itu dan semakin parah setelah Jiraiya mengatakan bahwa dirinya adalah cougar. Setelah itu Jiraiya langsung merasakan 'kasih sayang' Tsunade selama beberapa menit dan itu membuat Jiraiya tak sadarkan diri dengan banyak luka dalam maupun luar. Sarutobi hanya bisa menepuk keningnya dan menutup mata dan Minato yang masih shock merasa bersalah dengan keadaan senseinya.

Setelah itu Minato bicara lagi. "A-apa k-kau serius ? Maksudku-oke baiklah, aku yakin kau serius karna kau Iryou-nin, tapi bagaimana, secara teknik aku tahu apa yang harus dilakukan tapi kita harus, baik, demi semua kebaikan, apa yang akan kita lakukan? Ucap Minato yang pusing dan frustasi dengan semua ini.

" Kau sebaiknya tak usah memikirkan tentang apapun, apalagi cara menjelaskannya ke dewan desa atau orang lain di desa ini. Karna jika kau pikir aku akan mengugurkannya-" ucap Tsunade yang mulai naik lagi kemarahannya.

"Tidak! Aku tak akan pernah memintamu untuk menggugurkannya, karna aku sangat ingin memiliki keluarga lagi !" ucap Minato cepat namun dia tak tahu jalan yang harus ditempuh. Dan hal ini membuat Tsunade kembali tenang.

"Tapi kau jangan pernah berharap aku akan tinggal kembali di desa terkutuk ini! Karna aku telah kehilangan semua orang yang kucintai dan aku tak ingin kehilangan anakku," ucap Tsunade yang membuat diskusi ini seperti perdebatan.

Sarutobi yang melihat diskusi itu hanya tersenyum karna Minato dan Tsunade sedang merencanakan masa depan mereka berdua dan ia berharap ini akan membuat kehidupan Tsunade dan Minato menjadi lebih baik. Karna sejak kehilangan Nawaki adiknya, Tsunade menjadi berubah dan semaki depresi saat kehilangan Dan orang yang sangat dicintainya dan sangat diharapkan olehnya untuk membuat keluarga baru. Begitu juga Minato sejak kematian kedua orang tuanya karna pembunuhan oleh shinobi Iwa saat kedua orang tuanya sedang dalam perjalanan untuk bisnis membuat wajah Minato dan adiknya menjadi murung. Dan dengan kehadiran bayi yang sedang dikandung oleh Tsunade, Sarutobi berharap hal ini dapat mendatangkan kebahagiaan baru bagi murid dan penerusnya. Dan Sarutobi juga membayangkan bagaimana hebatnya anak dari mereka berdua. Karna kedua orang tuanya berasal dari klan ninja yang sangat kuat dan terkenal. Setelah selesai dengan lamunannya Sarutobi pun memilih untuk mengikuti diskusi antara kedua orang itu.

"Sekarang aku butuh perhatian dari kalian berdua, karna ada hal yang sangat penting yang harus kita diskusikan," ucap Sarutobi menginterupsi Minato dan Tsunade.

"Apa itu sensei ?" tanya Tsunade.

"Anakmu, lebih tepatnya keselamatan anakmu," jawab Sarutobi."
"Huh ?" ucap Minato dan Tsunade bersamaan.

"Tsunade, apa ada orang lain yang tahu tentang kehamilanmu dan ini merupakan anak dari Minato ?" tanya Sarutobi.

"Selain dirimu, Shizune, si pervert, dan si bodoh ini. Tidak ada," jawab Tsunade.

"Baguslah," ucap Sarutobi.

"Kenapa sensei ?" tanya Tsunade yang bingung.

"Karna nyawa anakmu akan dalam bahaya besar. Sejak hal ini tak dapat dirahasiakan selamanya. Sejak saat anak ini lahir, ia akan menjadi target dari desa lain, organisasi tertentu, maupun faksi ninja di dalam dan di luar desa ini. Mereka akan mencoba untuk menculik anak ini untuk mendapatkan keuntungan darimu, menjadikannya alat untuk membangun klan Senju di desa mereka, melatihnya untuk melawan desa ini atau mungkin langsung membunuhnya. Dan saat mereka mengetahui bahwa ayah anak ini adalah Minato, maka Iwa akan menjadi daftar paling atas untuk melakukan percobaan pembunuhan terhadap anak ini untuk membalas dendam atas hal yang dilakukan Minato dalam Perang Dunia Shinobi Ke-2," jelas Sarutobi.

Dan ini membuat Tsunade takut, bukan untuk keselamatannya tapi keselamatan anaknya. Lalu tak sadar ia merapatkan kedua tangan kearah perutnya karna tak ingin bahaya terjadi kepada anaknya yang belum lahir.

"Jadi apa yang akan kita lakukan ? Karna jika kau bilang aku harus menelantarkannya maka kau harus-" ucap Tsunade terhenti karna Sarutobi menginterupsinya lagi.

"Tidak,Tidak. Aku tak akan memintamu melakukan hal yang aku sendiri tak dapat melakukannya. Maksud dari perkataanku adalah kita harus hati-hati dan merencanakan hal ini dengan sangat matang demi keselamatan anak ini. Karna jika tidak anak ini akan dalam bahaya besar," jelas Sarutobi.

"Sarutobi benar, Tsunade. Kita harus hati-hati setidaknya demi keselamatan anak kita. Mungkin kau harus kembali tinggal-" ucap Minato yang lagi-lagi diinterupsi Tsunade.

"TIDAK ! Seperti yang kukatakan padamu sebelumnya, aku tak mau tinggal di desa terkutuk ini. Selain Kushina, Shizune dan anak ini aku telah kehilangan semua orang yang kucintai karna desa ini," ucap Tsunade dan memukul meja hokage hingga retak.

"Tapi Tunade, kau tak bisa bepegergian saat kau sedang hamil. Ini akan membahayakan anak kita, jika kau tiba-tiba diserang," ucap Minato untuk membujuk Tsunade.

"Aku bilang tidak dan ini keputusan terakhirku," ucap Tsunade.

Dan Sarutobi pun menginterupsi lagi.

"Mungkin aku bisa memberi sedikit tawaran yang akan menguntungkan tak hanya kita tapi juga orang lain, ucap Sarutobi."

"Tawaran seperti apa, sensei ?" tanya Tsunade.

"Ada sebuah desa kecil bernama Mihara yang telah berkali-kali meminta bantuan kiriman tenaga medis dan letaknya dekat dari sini. Desa tersebut tidak memiliki tenaga medis profesional untuk mengobati orang yang terluka ataupun sakit. Mereka biasanya datang kemari ataupun menyuruh orang untuk mengambil obat kedesa ini. Dan mungkin dengan ini kau dapat tinggal disana sampai anak ini akan lahir dan juga disana kau dapat melatih seseorang untuk menjadi dokter dan tenaga medis. Dan juga desa itu masih dalam lingkup patroli ninja perbatasan sehingga jika terjadi sesuatu pada desa itu dan kalian kami bisa langsung datang dengan Hiraishin Minato. Dan dengan ini Tsunade tak perlu tinggal didalam desa ini, kami mudah dalam membantumu saat kau terancam bahaya dan juga desa itu mendapatkan tenaga medis terbaik. Bagaimana ?" jelas Sarutobi yang kemudian mengambil pipa rokoknya dan mulai merokok.

Setelah mendengar tawaran Sarutobi, Minato dan Tsunade berfikir sejenak. Dan mereka berdua akhirnya menyetujui. Tapi setelah itu Sarutobi berkata lagi.

"Tapi Minato, Tsunade, aku sarankan kalian menikah dulu secara diam-diam ini demi kepastian hukum untuk anak ini. Dan juga untuk mempermudah anak ini jika ingin mengklaim haknya atas klan Namikaze," ucap Sarutobi.

"Dia benar, Tsunade. Kita harus mempermudah anak kita untuk mendapatkan haknya atas klan Senju maupun klan Namikaze sehingga dewan tak akan menganggapnya menipu," ucap Minato.

"Hmmm.. Baiklah, tapi ini hanya untuk kebaikan anakku dan juga yang datang ke pernikahan ini hanya yang mengetahui kehamilanku dan juga Kushina karna dia satu-satunya keluargaku dari klan Uzumaki," ucap Tsunade.

"Maaf tapi bolehkah aku mengajak Komandan ANBU Konoha saat ini dan juga Kakashi ? Karna dia satu-satunya keluargaku yang tersisa," tanya Minato.

"Untuk Kakashi aku paham, tapi setahuku kau sudah tak punya keluarga ?" tanya Tsunade bingung.

"Maksudku, Komandan ANBU Konoha saat ini adalah adik kandungku sendiri yang belum lama ini kembali seteh dari kecil ia diculik oleh salah satu faksi shinobi," jelas Minato.

"Begitu. Itu terserah kau saja. Jika dia memang adik kandungmu maka pastikan ia akan melindungi anakku juga," jawab Tsunade.

"Baiklah, sekarang aku akan ke rumah sakit untuk menyiapkan peralatan yang akan kubawa ke Mihara. Jika aku butuh sesuatu akan kukirim siputku untuk memberitahukanmu," lanjut Tsunade.

"Sebelum kau pergi, bawalah ini. Dan aku akan memberitahukan kapan pernikahan kita setelah kau sampai disana" ucap Minato sambil memberikan Hiraishin kunai miliknya.

Lalu setelah Tsunade pergi meninggalkan kantor hokage, Minato dan Sarutobi dapat bernafas lega dan melepaskan ketegangan.

"Sarutobi, bisakah kau bawa sensei ke rumah sakit untuk merawatnya ? Ada hal yang harus ku jelaskan kepada Jashin, Inu dan Kitsune," pinta Minato.

"Hmm, baiklah. Kutunggu di rumah sakit," ucap Sarutobi.

"Setelah ini segalanya akan semakin menarik," pikir Sarutobi sambil berjalan membawa Jiraiya ke rumah sakit.

Setelah Sarutobi pergi, Minato menonaktifkan segel pembicaraan di kantornya dan memanggil sekretarisnya untuk memanggilkan tiga orang ANBU, yakni Jashin, Inu dan Kitsune. Dan lima menit kemudian keduan ANBU itu datang menghadap kehadapan Minato.

"Hokage-sama, apa ada misi yang harus kami lakukan ?" tanya ANBU yang memakai topeng Jashin.

"Tidak ada misi untuk kalian bertiga. Tapi ada hal penting yang harus kalian ketahui," ucap Minato.

"Hal penting apakah itu Hokage-sama, dan mengapa hanya kami bertiga yang dipanggil jika ini berhubungan dengan keamanan desa," tanya Kitsune.

"Ini tak ada hubungan dengan keamanan desa, ini masalah keluarga. Jadi lepaskan topeng kalian berdua," perintah Minato dan mengaktifkan kembali segel pembicaraan dikantornya.

Dan Jashin, Inu dan Kitsune pun melepaskan topeng mereka bertiga dan terlihatlah dua orang pria tampan dan wanita cantik yang merupakan Namikaze Maikeru, Hatake Kakashi dan Uzumaki Kushina. Dimana Maikeru adalah adik dari sang hokage, Kakashi adalah murid terakhir dari sang hokage dan Kushina adalah sepupu dari Tsunade.

"Jadi, urusan keluarga apa yang akan kau katakan Nii-san ?" tanya Maikeru kepada kakaknya.

"Aku akan menikah dan wanita yang akan kunikahi sedang mengandung anakku," jawab Minato.

"WOW, aku tak menyangka kau memiliki anak sebelum menikah. Demi Jashin-sama kau memang big-broku yang terhebat," ucap Maikeru dengan bangga. Dan hal ini membuat Kushina sweatdrop.

"Aku turut bahagia dengan berita ini sensei, setelah anakmu lahir aku akan memiliki adik dan kuharap pernikahan kalian bahagia," ucap Kakashi.

"Dan siapakan wanita yang telah membuatmu melupakanku, Minato ? Pasti dirinya sangat cantik dan kuat sehingga bisa membuatmu jatuh hati," goda Kushina.

"Yupz, aku setuju dengan Kushina. Dan aku berjanji demi Jashin-sama aku akan menghadiahkan persembahan shinobi yang kuat baginya demi merayakan pernikahan big-bro," ucap Maikeru dengan lantang sehingga Minato menutup wajahnya dengan tangan.

"Wanita itu Senju Tsunade. Cucu dari pendiri desa ini Senju Hashirama Sang Shodaime Hokage," jelas Minato.

"Se-senju Tsunade ? Senju Tsunade sepupuku ? Kau serius Minato ?" tanya Kushina dengan wajah tak percaya.

"Sensei ? Kau serius akan menikahi Tsunade-sama ? Aku tak membayangkan bagaimana hebatnya anak kalian nanti dan aku harus menjadi sensei dan nii-san yang hebat baginya," ucap Kakashi

"WUAAAAOOOOWWWW, demi Jashin-sama aku tak menyangka big-bro menjalin hubungan dengan wanita yang lebih tua. It's cool! Dan aku tak akan kalah, demi Jashin-sama jika aku tak bisa menikahi wanita yang juga lebih tua dariku dan secantik Tsunade-sama, akan kukorbankan seratus shinobi kuat untuk menebusnya," ucap Maikeru dengan api yang menyala dimatanya dan meletakkan tangan kanan menyilang didadanya. Dan ini sukses membuat Kushina facepalm dan Minato membenturkan kepalanya ke meja hokage.

"Kenapa aku bisa memiliki adik yang pikirannya tak normal dan jika janjinya gagal akan mengorbankan shinobi demi dewanya," pikir Minato.

"Kenapa orang aneh yang terobsesi dengan hal yang dianggapnya dewa itu bisa menjadi Komandan ANBU kami dan juga adik kandung dari hokage /sensei," pikir Kushina dan Kakashi.

"Aku merencanakan untuk mengadakan pernikahan secara rahasia yang hanya diketahui oleh orang-orang terdekat kami dalam waktu dekat ini dan aku harap kalian datang ke acara itu," ucap Minato.

"Dan dikarnakan Tsunade tidak ingin tinggal di desa ini, mulai saat ini dirinya dan Shizune akan tinggal di desa Mihara sampai saat dia akan melahirkan dan sampai saat itu kita yang mengetahui kehamilannya akan bergantian untuk datang mengunjungi mereka," lanjut Minato.

"Terakhir aku berharap kepada kalian untuk menjaga rahasia ini sampai saatnya semua orang berhak tahu, dan juga menjaga keselamatan dan mendidik serta melatih anakku sampai saat dia mampu menjaga dirinya sendiri. Aku sangat berharap kepada kalian bertiga," ucap Minato.

"Aku akan menjaga kepokanku sampai diriku mati, dan jika ada yang berani melukai keponakanku akan kujadikan dia persembahan kepada Jashin-sama. Dan saat dia besar akan kuajarkan dia kehebatan Jashin-sama. Itu janjiku kepadamu big-bro," ucap Maikeru sambil mengangkat tangannya yang tergenggam.

"Memangnya kau bisa mati ya dan jangan sampai anakku menjadi pengikut ajaran dewamu itu," pikir Minato.

"Aku akan menjaga dan menjadikannya shinobi yang kuat seperti para pendahulunya serta menjadi ahli pedang nomor satu di seluruh elemental nation," ucap Kushina.

"Aku akan menjaga adikku dengan baik dan mengajarkannya seribu jurus yang kumiliki dan menjadikannya shinobi terhebat yang pernah ada," ucap Kakashi dengan penuh determinasi.

"Terima kasih untuk kepedulian kalian, dan aku sangat mengharapkan kalian untuk menjaga dan membantu mendidik anakku," ucap Minato.

"Dan karna semua sudah kujelaskan, sekarang kalian dapat kembali bertugas," lanjut Minato.

"Kami pergi," ucap mereka bertiga setelah memakai topengnya kembali dan pergi dengan Shunshin.

-Konoha-

Setelah itu Kushina dan Kakashi kembali ke rumah masing-masing. Tapi tidak dengan Maikeru, dia pergi ke atas patung Yondaime Hokage dan duduk disana untuk menunggu seseorang.

"Ini sangat menarik cucu dari dua shinobi terkuat yang pernah ada akan menikah dan mempunyai anak, aku akan sangat menantikan kehebatan anak dari big-bro ini. Semoga anak ini bisa mengubah dunia menjadi damai seperti keinginan kedua leluhurnya," pikir Maikeru.

Dan tak lama kemudian sebuah makhluk seperti tumbuhan venus dengan setengah badannya berwarna hitam dan setengah lagi badannya berwarna putih muncul dari dalam tanah.

"Maikeru-sama, ada hal penting apa sehingga anda memanggilku ?" tanya makhluk itu.

"Zetsu-san tolong kau ceritakan kepada Jii-san bahwa big-bro akan menikah dengan Senju Tsunade dan sebentar lagi anak mereka akan lahir, jadi tolong kau infokan itu dan juga bantu aku untuk mengawasi keponakanku dan ibunya di Mihara. Jika ada hal yang mengganggu keselamatan mereka langsung bantu mereka diam-diam dan beritahu aku langsung," ucap Maikeru.

[Senju Tsunade menikah dengan Minato-sama ? Aku tak percaya][Itu yang kau dengar bodoh. Dan aku bertaruh anak dari mereka berdua akan sangat kuat dan tuan akan sangat senang] [Aku ingin melihat apa ekspresi tuan saat mendengar berita ini, pasti akan sangat lucu] [Kau benar, mendengar cucunya menikah dengan cucu dari rival sekaligus sahabatnya itu bukan sesuatu yang dapat dipikirkan oleh tuan, ini akan sangat menarik]

"Hei, kenapa kalian masih disini ? Ada hal yang harus kalian lakukan dan jangan sampai berita ini bocor kepada siapapun," ucap Maikeru.

Setelah itu Zetsu pun pergi dan Maikeru memilih untuk duduk dan menatap matahari terbenam yang sangat indah.