CAN'T LET YOU GO (HAEHYUK)

Main Cast: Lee Donghae, Lee Hyukjae

Genre: Romance, Hurt

WARNING!

BOYS LOVE

THE STORY IS MINE

Typo may applied, don't be silent reader please, NOT ALLOWED TO COPY PASTE WITHOUT MY PERMISSION ^^

TIDAK MENERIMA BASH DAN KAWAN-KAWANNYA. KRITIK DAN SARAN SANGAT DIBUTUHKAN, GUNAKAN BAHASA YANG SOPAN.

THANKYOU ^^


.

.

Because my love is still too immature, I can't let you go peacefully. Will you come back to me if I shout and cry like a child?

.

.


Sudah enam bulan Eunhyuk meninggalkan Seoul dan tinggal di Gwangju bersama orangtuanya. Selama itu pula Eunhyuk tidak berhenti memikirkan Donghae. Eunhyuk mendesah berat sambil memandangi langit gelap yang bertaburan bintang, kebiasaan barunya selama enam bulan terakhir ini. Tiba-tiba saja, Eunhyuk merindukan hiruk pikuk kota Seoul dan merindukan celotehan Sungmin ketika membicarakan hubungannya dengan Kyuhyun. Selama enam bulan ini, Sungmin jarang sekali menghubunginya. Kabar terakhir yang Eunhyuk dengar tentang Sungmin adalah tentang pernikahannya yang di gelar Januari lalu. Sungmin mengabarinya lewat telepon, dia meminta Eunhyuk agar datang di pernikahannya. Namun karena alasan tertentu, Eunhyuk tidak bisa pulang ke Seoul. Mungkin lebih tepatnya, Eunhyuk belum bisa kembali ke Seoul dan kembali mengingat semua kenangan yang terjadi disana.

Eunhyuk memandangi ponselnya, berharap seseorang yang ia pikirkan selama enam bulan terakhir ini meneleponnya atau setidaknya memberinya pesan singkat. Hanya sebuah harapan kosong. Eunhyuk tahu betul soal itu, meskipun Donghae bilang dia tidak membenci Eunhyuk, tapi setidaknya Donghae pasti pernah marah dan ingin membenci Eunhyuk. Eunhyuk memeluk kedua lututnya, lalu menunduk menyembunyikan wajahnya. Untuk kesekian kalinya, Eunhyuk menangis dan menyesal. Eunhyuk ingin kembali ke masa lalu dimana hanya ada dirinya dan Donghae yang selalu tersenyum bahagia. Eunhyuk ingin melihat senyum Donghae sekali lagi, Eunhyuk ingin merasakan sentuhan lembut Donghae sekali lagi. Setidaknya, sebelum benar-benar berpisah, Eunhyuk ingin melihat senyum Donghae untuk terakhir kalinya.

Setelah kau menikahi laki-laki itu, aku akan benar-benar kehilanganmu. Sebelum semua itu terjadi, aku ingin melihat senyummu untuk terakhir kalinya, Lee Donghae...

.

.

Eunhyuk terbangun buru-buru setelah mendengar ponselnya berdering. Lagi-lagi, Eunhyuk ketiduran di dekat jendela kamarnya dalam keadaan duduk memeluk lutut. Setelah menggeliatkan badannya, Eunhyuk mengangkat panggilan teleponnya.

"Ada apa?"

Jeda sesaat, tidak ada jawaban dari seseorang di ujung sana. Hanya samar-samar terdengar suara isakan yang entah milik siapa.

"Kyuhyun?"

"Eunhyuk, Sungmin—dia—aku—"

"Kyuhyun! Jangan menakutiku, kenapa kau menangis? Ada apa dengan Sungmin?"

Mendengar suara Kyuhyun yang terisak, Eunhyuk panik bukan main. Kyuhyun bukan tipe orang yang mudah menangis, jika dia menangis itu artinya sesuatu yang benar-benar gawat sedang terjadi disana.

"Sungmin sakit, sudah sebulan dia terbaring di rumah sakit"

"Sakit? Sudah sebulan? Kenapa baru memberitahu aku sekarang?"

Eunhyuk meninggikan nada suaranya. Bukan semata-mata karena emosi, tapi Eunhyuk benar-benar mengkhawatirkan keadaan Sungmin. Pantas saja Sungmin tidak pernah menelponnya lagi, ternyata dia sakit.

"Karena Sungmin melarangku! Dia bilang, kau tidak datang di hari pernikahannya, jadi mungkin kau juga tidak akan pulang ke Seoul meskipun Sungmin sakit atau mati!"

Suara Kyuhyun di sebrang sana tidak kalah tinggi, membuat Eunhyuk tertohok karena kalimatnya barusan. Eunhyuk tidak bermaksud mengabaikan Sungmin, hanya saja keadaannya sekarang tidak memungkinkannya untuk pulang ke Seoul. Sakit hati Eunhyuk belum pulih sepenuhnya, jadi bagaimana bisa Eunhyuk kembali ke tempat yang menyebabkan semua rasa sakitnya?

"Aku—"

"Jika kau tidak mau pulang dan menjenguknya, itu tidak masalah. Aku hanya ingin kau tahu, karena aku tahu kalian sahabat baik"

"Kyuhyun, tunggu—aku—"

Terlambat, Kyuhyun sudah menutup sambungan teleponnya terlebih dahulu. Eunhyuk menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, kemudian ia menangis lagi. Eunhyuk merasa jadi orang jahat, ia merasa sangat egois dan tidak memikirkan bagaimana perasaan Sungmin. Sungmin selalu ada kapan pun Eunhyuk membutuhkannya, bahkan saat Eunhyuk dicampakan oleh Siwon, Sungmin ikut menangis bersamanya. Merasakan sakit yang sama dengan Eunhyuk. Dan sekarang, saat Sungmin—mungkin—benar-benar membutuhkannya, Eunhyuk malah tidak ada disampingnya dan sibuk memikirkan diri sendiri.

Sungmin, aku harus bagaimana?

.

.

Eunhyuk masih menimbang-nimbang pagi itu, apakah harus kembali ke Seoul atau hanya menelpon Sungmin saja untuk memastikan keadaannya. Tapi, ibunya terus-menerus mendesaknya agar kembali ke Seoul dan menemani Sungmin disana. Akhirnya karena desakan yang terus-menerus dari ibunya, Eunhyuk memutuskan untuk kembali ke Seoul. Eunhyuk sudah tidak bisa berpikir jernih, dipikirannya hanya ada Sungmin. Eunhyuk tidak henti-hentinya menelepon Kyuhyun untuk sekedar menanyakan keadaan Sungmin, namun Kyuhyun tidak pernah mengangkat teleponnya dan malah memberinya alamat rumah sakit dimana Sungmin di rawat melalui pesan singkat.

Eunhyuk hanya bisa mengumpat ketika melihat alamat yang tertera di layar ponselnya. Bagaimana tidak? Sungmin di rawat di rumah sakit dimana Eunhyuk bekerja dulu. Dan tentu saja, disana ada Choi Siwon.

Memangnya rumah sakit di Seoul hanya ada satu? Kenapa harus disana?

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam dari Gwangju ke Seoul, Eunhyuk langsung menggeret kopernya dan memanggil taksi tergesa-gesa. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Eunhyuk terus menggerutu dalam hati, ia gusar dan tiba-tiba emosi ketika mengingat wajah brengsek Siwon. Eunhyuk benar-benar tidak mau melihat Siwon lagi, sudah cukup Siwon menyakitinya dengan kata-kata kasar waktu itu.

Eunhyuk menghela napas panjang begitu taksi yang ditumpanginya berhenti di depan sebuah bangunan mewah, matanya memandangi pintu masuk yang tampak ramai dan tangan kurusnya menggeret koper besarnya dengan malas.

Haruskah? Haruskah aku masuk?

"Sedang apa disini? Kenapa tidak masuk?"

Eunhyuk terperanjat kaget karena seseorang yang tiba-tiba muncul dibelakangnya. Matanya langsung membelalak begitu mendapati sosok Donghae sedang memandanginya dingin.

"Aku—kau—kenapa? Kenapa kau disini?"

"Oh, kau lupa? Sungmin juga temanku"

Eunhyuk menelan ludahnya susah payah, jantungnya berdetak tidak tenang. Sudah enam bulan tidak bertemu tapi reaksi Donghae hanya datar dan biasa saja. Seolah tidak ada yang terjadi di antara mereka.

"Ayo masuk"

Tangan Donghae mengambil alih koper Eunhyuk tanpa di perintah, dan Eunhyuk langsung gelagapan tidak tahu mau bicara apa. Eunhyuk hanya bisa mengikuti langkah kaki Donghae yang berada beberapa langkah didepannya.

"Itu—aku bisa membawanya sendiri, kau tidak usah repot-repot—aku—"

"Cerewet!"

Eunhyuk tertohok. Apa katanya? Cerewet? Selama lima belas tahun bersama, baru kali ini Donghae mengatainya cerewet bahkan tanpa memandangnya sedikit pun. Dan lihat ekspresinya itu, datar. Eunhyuk mendesah, baru enam bulan dia pergi dan perubahan Donghae sudah sedrastis ini.

"Apa? Kenapa diam? Ayo jalan"

.

.


ooODEOoo


Sudut bibir Donghae tertarik membentuk seringaian kecil, ketika melihat Eunhyuk sedang berdiri memandangi pintu masuk rumah sakit. Sesekali kaki kurus itu menghentak-hentak tanah, dan bibir tipisnya terus merapalkan umpatan. Donghae terkekeh melihat tingkah Eunhyuk, betapa Donghae merindukan sosok konyol itu. Donghae menghampiri Eunhyuk yang sedang sibuk melamun dan seperti dugaannya, Eunhyuk langsung terperanjat dan gelagapan ketika Donghae menyapanya.

Lucu sekali...

Donghae sengaja tidak memasang ekspresi apapun untuk memancing emosi Eunhyuk. Setelah sekian lama tidak bertemu, Donghae merindukan teriakan dan makian Eunhyuk. Benar, Donghae sekarang sedang mencoba menemukan Eunhyuk yang dulu. Eunhyuk yang selalu tersenyum ceria, selalu memerintahnya, selalu meminta segala sesuatu dengan manja, bahkan Donghae merindukan makian Eunhyuk padanya.

"Liftnya rusak, sepertinya kita harus naik tangga darurat"

Mata Eunhyuk melebar sempurna. "Tapi, kamar Sungmin ada di lantai 7"

"Terserah, aku mau lewat tangga darurat saja"

Donghae meninggalkan koper Eunhyuk dan melenggang pergi dengan wajah tidak berdosanya.

"Hei! Kau tega membiarkan aku membawa koper besar ini sambil menaiki tangga?"

Eunhyuk memelas, memasang wajah paling tidak berdaya. Berharap hati Donghae kembali tergerak dan mau membawakan kopernya lagi. Sementara itu Donghae hanya berdecih melihat wajah memelas Eunhyuk.

"Kenapa aku harus peduli padamu? Memangnya kau siapa?"

"HEI!"

"Hei? Namaku Lee Donghae, bukan Hei. Ingat itu"

Di saat seperti ini, berdebat tidak ada gunanya. Eunhyuk hanya bisa mendengus dan mau tidak mau ia harus mengikuti langkah kaki Donghae dengan terseok-seok. Jika tahu kejadiannya akan seperti ini, Eunhyuk tidak akan membawa koper besar dan mengisinya dengan begitu banyak barang.

Napas Eunhyuk tersengal-sengal. Tersisa 2 lantai lagi yang harus Eunhyuk lewati, kakinya sudah lemas dan tangannya seperti hampir patah karena harus terus mengangkat kopernya.

"Kau ini laki-laki apa bukan? Baru begini saja sudah kepayahan"

"Kau—!"

Dalam hati Donghae tertawa terbahak-bahak melihat wajah Eunhyuk yang merah padam karena menahan marah. Donghae yakin, setelah ini Eunhyuk akan meledak dan memakinya.

"Kau! Dasar laki-laki brengsek! Tidak tahu malu! Menyebalkan! Titisan setan! Pergi kau! Aku membencimu Lee Donghae! Setelah perjalanan jauh dari Gwangju ke Seoul, aku masih harus mencari taksi sendiri! Berjalan kaki menyeret-nyeret koper sialan ini, dan sekarang aku harus menaiki tangga darurat bersama laki-laki brengsek yang terus memancing emosiku! Aku lelah!"

Lihat? Dugaan Donghae benar lagi. Eunhyuk memakinya dengan berbagai sumpah serapah dan sekarang laki-laki kurus itu berjongkok sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, menangis. Donghae sudah mengenal Eunhyuk selama lima belas tahun, mudah baginya untuk menebak apa yang ada dipikiran Eunhyuk.

"Aku lelah, semalam aku tertidur dalam keadaan duduk, pagi-pagi aku mendengar kabar buruk tentang Sungmin. Belum sempat meluruskan badanku yang pegal, ibu dan ayah mendesakku untuk kembali ke Seoul, setelah sampai disini aku masih harus kesana kemari sendirian dengan koper sialan ini. Aku lelah sekali"

Eunhyuk terus berkeluh kesah di sela-sela isakannya. Dan Donghae hanya tersenyum menanggapi keluh kesah Eunhyuk.

Donghae ikut berjongkok, mensejajarkan tinggi badannya dengan Eunhyuk. "Bagaimana? Hidup tanpa aku sangat sulit, bukan? Seharusnya, dulu kau tidak mencampakan aku"

"Apa?"

"Hanya bercanda. Sudah jangan menangis lagi, aku akan membawakan koper sialanmu itu"

Donghae mengangkat koper Eunhyuk dengan tangan kiri dan tangan kanannya menggandeng tangan Eunhyuk yang masih sibuk menghisap ingusnya dan menghapus jejak airmata yang membasahi pipinya.

"Itu—tanganmu tidak perlu seperti ini, nanti—"

"Kalau kau masih banyak bicara, aku akan meninggalkanmu disini bersama koper sialanmu ini"

Dan bibir Eunhyuk langsung terkatup rapat mendengar ancaman Donghae.

.

.

Begitu sampai di ruang rawat Sungmin, Eunhyuk langsung menghambur ke pelukan Sungmin dan mengadukan semua kejadian yang ia alami hari ini pada Sungmin. Sementara Donghae hanya diam memperhatikan setiap kalimat yang keluar dari mulut Eunhyuk.

Reaksi Sungmin tidak begitu berlebihan ketika Eunhyuk menceritakan semua kejadian hari ini, tapi begitu sampai ke bagian 'tangga darurat' Sungmin langsung memberi Donghae tatapan maut. Sungmin bilang, lift dekat pintu masuk memang rusak, tapi ada lift di dekat apotik yang bisa di pakai. Donghae hanya tersenyum sambil menggaruk tengkuknya ketika Sungmin mengomelinya. Sebenarnya, Donghae tahu lift di rumah sakit ini tidak hanya ada satu. Salahkan saja Eunhyuk begitu bodoh, mau saja Donghae tipu. Lagi pula Eunhyuk pernah bekerja di rumah sakit ini, seharusnya dia lebih tahu soal itu. Lalu, kenapa dia malah mengikuti Donghae ke tangga darurat? Bodoh...

"Kau mau tinggal dimana selama disini?"

Donghae langsung memasang telinga ketika Kyuhyun bertanya soal tempat tinggal pada Eunhyuk. Ini memang bagian dari rencananya dengan Kyuhyun. Bagaimana pun caranya, Kyuhyun harus berhasil membuat Eunhyuk bermalam di apartemen Donghae.

Kyuhyun melanjutkan. "Maaf, sebenarnya aku dan Sungmin ingin kau tinggal di apartemen kami untuk sementara waktu. Tapi, disana sudah ada Sungjin dan orang tua Sungmin. Kau tidak mungkin tinggal disana dan berdesak-desakan bersama mereka, bukan?"

Eunhyuk mendesah dan berusaha tersenyum. "Aku akan tinggal di hotel saja, kau tidak usah khawatir"

"Jangan, buang-buang uang! Kenapa kau tidak tinggal di tempat Donghae saja untuk sementara waktu? Apartemen Donghae cukup luas dan dia hanya tinggal sendirian"

Donghae menyeringai. Bagus, Cho Kyuhyun...

Eunhyuk melirik Donghae yang sedang memainkan ponselnya dengan ekor matanya. Raut wajah Donghae masih sama seperti tadi, datar dan terkesan tidak peduli.

"Kau sudah gila? Tunangannya bisa menguburku hidup-hidup!" bisik Eunhyuk sepelan mungkin, yang sayangnya masih dapat Donghae dengar.

"Hanya dua sampai tiga hari saja, sampai kau bisa menemukan apartemen baru"

"Aku tidak keberatan, kok" sahut Donghae sambil memasukan ponselnya ke dalam saku celananya. Kemudian, Donghae menghampiri Eunhyuk dan menatapnya tajam. "Asal, orang yang menumpang di rumahku tidak cerewet dan bisa memasak juga bisa mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik"

Kyuhyun menepuk pundak Eunhyuk pelan. "Hanya dua sampai tiga hari. Setelah itu, aku akan mencarikan apartemen baru untukmu, aku janji"

Eunhyuk hanya bisa menghembuskan napasnya. "Baiklah"

.

.

Donghae menyuruh Eunhyuk masuk ke apartemennya dengan dingin, seolah Eunhyuk adalah pelayan baru di apartemennya. Donghae bahkan menyuruh Eunhyuk memilih kamar yang dia suka sendiri. Benar-benar tuan rumah yang arogan.

"Kalau kau sudah selesai membereskan barang-barangmu, cepat ke dapur dan memasak. Aku lapar sekali"

"Hei, bagaimana kalau tunanganmu tahu kau membawa laki-laki lain ke dalam rumahmu? Kau bisa di tendang olehnya"

Donghae berdecak kesal. "Aku bilang, aku tidak suka orang cerewet masuk ke dalam rumahku. Jangan banyak tanya dan cepat ke dapur!"

"Hei! Aku bukan pelayanmu!"

"Dan Hei! Namaku bukan Hei! Panggil namaku dengan benar atau kau ku tendang dari sini!"

"Kenapa kau jadi seperti ini? Donghae yang ku kenal dulu adalah orang yang manis dan hangat, yang selalu memperlakukan semua orang dengan lembut. Kenapa kau tiba-tiba jadi seperti ini? Ah, apa laki-laki itu yang merubahmu? Kau seperti ini karena Oh Sehun?"

Kesabaran Donghae habis sudah. Sejak tadi, Donghae sudah mencoba menahan emosinya saat Eunhyuk terus-menerus menyebut nama Sehun. Kali ini Donghae sudah tidak bisa bersabar lagi, ia menarik lengan Eunhyuk dan memojokannya di tembok.

"Jangan pernah sebut nama orang lain saat kita sedang berdua!"

"Kau—kenapa? Kenapa kau—jadi seperti ini?"

"Setelah semua yang terjadi pada kita berdua, kau masih mengharapkan Donghae yang dulu? Kenapa? Agar kau bisa meninggalkanku dengan mudah? Agar kau bisa mempermainkanku lagi, begitu?

Donghae menatap mata Eunhyuk dalam-dalam, cengkraman tangannya di lengan Eunhyuk mulai mengendur saat tatapan mereka bertemu, sorot mata Eunhyuk sarat akan kesedihan yang mendalam. Tanpa sadar, Donghae membawa Eunhyuk ke dalam pelukannya, menyalurkan semua kerinduan yang selama ini Donghae pendam. Donghae tidak bisa memungkirinya lagi, jauh di dalam lubuk hatinya, Donghae terus meneriakan nama Eunhyuk dan terus merindukannya seperti orang gila.

"Aku begini karena kau! Kau yang membuatku jadi seperti ini! Kenapa kau baru datang sekarang? Kenapa kau meninggalkanku? Kenapa kau membuatku hancur dua kali? Kenapa kau suka sekali membuat perasaanku kacau? Kenapa kau menghilang dan membuatku merasa kosong? Kenapa? Jawab aku!"

"Kenapa—kenapa tiba-tiba jadi begini? Sebenarnya kau kenapa? Kau bertengkar dengan tunanganmu?"

Tangan Eunhyuk bergerak melepaskan pelukannya dan menatap Donghae cemas, jemarinya menghapus jejak airmata di pipi Donghae.

"Kau kenapa?"

"Aku sendiri tidak tahu apa yang terjadi padaku, setiap kali aku ingin menyentuh Sehun lebih jauh, bayangan wajahmu selalu muncul dan membuatku mengurungkan niat untuk menyentuh Sehun. Setiap kali aku menciumnya aku selalu membayangkan kau lah yang sedang aku cium. Kau terus menyiksaku dengan selalu muncul dipikiranku! Seberapa keras pun aku mencoba menghapusmu, pada akhirnya aku tetap menyebut namamu di setiap mimpi-mimpiku"

Donghae kembali menarik Eunhyuk ke dalam pelukannya. "Jangan pergi lagi, kumohon"

.

.


ooODEOoo


Meskipun Eunhyuk tahu, yang sedang ia lakukan dengan Donghae sekarang ini adalah hal yang terlarang mengingat status Donghae yang sudah memiliki tunangan. Tapi, Eunhyuk tidak menolak ketika Donghae menariknya ke dalam sebuah pelukan hangat. Bahkan, ketika Donghae menyatukan bibir mereka, Eunhyuk sama sekali tidak berontak dan membalas lumatan bibir Donghae.

Untuk pertama kalinya, Eunhyuk merasa darahnya berdesir ketika Donghae menyentuhnya seperti ini. Eunhyuk memejamkan matanya, menikmati semua perlakuan Donghae padanya. Donghae menarik tubuh kurus Eunhyuk ke sofa tanpa melepaskan tautan bibir mereka dan membuat Eunhyuk terpaksa duduk di pangkuan Donghae. Eunhyuk mendorong bahu Donghae, menjauhkan dirinya dari bibir Donghae ketika tangan Donghae bergerak lebih jauh.

"Tunggu, bagaimana dengan tunanganmu?"

"Kau tidak melihatnya? Aku sudah tidak memakai cincin. Aku dan Sehun sepakat untuk membatalkan pertunangan ini dengan alasan Sehun masih terlalu muda untuk diikat, dan aku masih tidak bisa melepaskanmu pergi"

"Kenapa?"

"Cinta yang kau tanam di dalam hatiku terlalu dalam, aku tidak bisa membuangnya begitu saja. Meskipun aku terus mengajari diriku sendiri agar bisa membencimu, tapi aku tetap memikirkanmu. Semakin aku berusaha membencimu semakin besar pula rasa cintaku padamu"

Eunhyuk menggeleng. "Maksudku, kenapa sikapmu berubah?"

"Bukankah kau bilang, kau tidak suka laki-laki yang terlalu lugu? Aku melakukan semua ini untukmu. Dengar, aku bisa menjadi apapun yang kau inginkan. Jadi—kembalilah padaku"

"Tidak mungkin—maksudku—aku—Donghae, aku tidak bisa"

"Kenapa? Haruskah aku menangis dan memohon padamu? Haruskah aku berlutut agar kau mau kembali padaku?"

"Tidak! Bukan begitu maksudku—aku—Donghae—aku tidak pantas lagi untukmu. Kau tahu? Aku dan Siwon pernah—"

"Aku tidak peduli! Semua itu hanya masa lalu! Kembalilah padaku...aku mohon"

Pandangan mereka bertemu sekali lagi. Untuk sesaat, Eunhyuk merasa waktu sedang berhenti. Eunhyuk menatap mata teduh Donghae yang tampak begitu sendu. Jemarinya bergerak menyentuh lembut pipi Donghae.

"Aku—aku tidak bisa hidup tanpamu, Lee Donghae. Maafkan aku yang terlambat menyadarinya, maafkan aku yang selalu memungkirinya, maafkan aku yang pernah menyia-nyiakan kasih sayangmu"

"Jadi, kau mau kembali padaku?"

Eunhyuk memutar bola matanya. "Menurutmu?"

"Kenapa tidak bilang dari tadi? Kau tahu? Kau berat sekali!"

Eunhyuk menganga lebar. Bagaimana bisa Donghae membahas soal berat badannya di saat yang seperti ini? Eunhyuk bergerak turun dari pangkuan Donghae lalu menendangnya.

"Sialan!"

"Mau menikah denganku?"

"Apa?"

"Menikahlah denganku"

Donghae menyodorkan sebuah cincin pada Eunhyuk. Tanpa kotak dan tanpa kata-kata romantis. Seharusnya ini menjadi momen yang paling romantis dan mengharukan. Tapi, semua itu sudah tidak penting lagi bagi Donghae.

"Ah, aku tidak mau membuat event lagi atau merangkai kata-kata romantis. Terakhir kali aku melakukannya, kau malah pergi meninggalkan aku! Jadi bagaimana? Mau atau tidak?"

"Menurutmu?" Eunhyuk meraih cincin yang ada di tangan Donghae lalu memasangnya sendiri di jari manis sebelah kirinya.

"Aku milikmu sekarang"

Eunhyuk menunjukan jari manisnya yang sudah dilingkari cincin berwarna perak itu. Senyumnya mengembang seiring elusan tangan Donghae dipipinya.

"Aku mencintaimu. Sekarang, besok, lusa dan seterusnya. Jadi, tetaplah disisiku sampai maut memisahkan kita, Lee Hyukjae"

.

.

END


ooODEOoo


BIG THANKS TO:

lee minji elf, boojoongie, ranigaem1, ukeHyuk line, isroie106, mrsLee na, Zhouhee1015, HAEHYUK IS REAL, Bluerissing, chowlee794, Tutup Botol, haehyuk86, nyukkunyuk, NovaVishy dan para guest juga followers dan yg memfavorite cerita ini ^^

.

.

buat boojoongie, aduh...aku gak bisa bikin yg asem2...payah kl soal yg begituan kkkk makanya suka salut sm bisa bikin adegan rated M 21+++ kkkkk maaf ya~ btw makasih selalu review ^^

untuk yg lain, pertanyaan di jawab di chapter ini yah kkkk makasih selalu review~ *hug satu2* love you all !^^

.

.

AKHIRNYA END JUGA~~~SELAMAT DATANG buat yg baru baca ^^ semoga suka~ !^^

nah saya bikin happy ending~ sesuai permintaan terbanyak ^^

maaf ya, kl endingnya aneh T_T dan updatenya agak lama...pulang dari pesta wedding kakak saya, kaki dan otak saya kram karena kelamaan pake highheels 15cm T_T akhirnya saya terkapar 2 hari krn kecapekan pake banget *curcol*

maaf juga kl gak dapet feel di chapter ini atau ada typo bertebaran...gebukin aja yg nulisnya =_= saya nulis sadar gak sadar ini sambil menahan pusing dan demam huks T_T

semoga kalian puas dengan endingnya. kl gak puas saya cm bisa bilang maaf T_T huks...

akhir kata saya ucapkan terimakasih buat semua yang suka sama fanfict ini dan semua yg selalu mendukung saya dalam bentuk review~ ! saya jadi semangat nulis karena kalian semua ^^ you guys my precious reviewer~ ! saya akan terus nulis fanfict SJ terutama HaeHyuk ^^ jadi, sampai jumpa di fanfict saya berikutnya ^^

makasih all ! love you all ^^

oh btw, HAPPY ANNIVERSARY YUNJAE! saya YUNJAE SHIPPER GARIS KERAS LOH HAHAHAHAH... ^^;

.

.

With Love,

Milkyta Lee