CAN'T LET YOU GO (HAEHYUK)

Main Cast: Lee Donghae, Lee Hyukjae

Genre: Romance, Hurt

WARNING!

BOYS LOVE

THE STORY IS MINE

Typo may applied, don't be silent reader please, NOT ALLOWED TO COPY PASTE WITHOUT MY PERMISSION ^^

TIDAK MENERIMA BASH DAN KAWAN-KAWANNYA. KRITIK DAN SARAN SANGAT DIBUTUHKAN.

THANKYOU ^^


.

.

"If you're really going to leave, then lie that we should meet again tomorrow, that we should meet as we smile"

.

.


"Kita akhiri sampai disini saja..."

Kata-kata terakhir sang kekasih terus terngiang di telinga Donghae. Bahkan,Donghae masih mengingat dengan jelas bagaimana raut wajah sang kekasih saat mengatakan kata-kata yang menyakitinya itu. Eunhyuk, laki-laki yang sudah menemaninya selama lima belas tahun terakhir itu akhirnya pergi meninggalkannya. Tanpa ekspresi apapun, ia mengatakan bahwa ia ingin mengakhiri segalanya dengan Donghae. Tanpa alasan dan tanpa sebab yang jelas Eunhyuk pergi meninggalkannya begitu saja di hari jadi mereka yang ke lima belas.

Donghae memandangi kue tart dengan hiasan buah strawberry dimana-mana dan lilin angka 15 di tengahnya. Kue tart yang selalu membuat kekasihnya memekik kegirangan kemudian ia akan menghabiskannya sendiri.

Setelah delapan tahun bersama sebagai teman dekat dan resmi menjadi sepasang kekasih selama tujuh tahun terakhir, membuat Donghae benar-benar bergantung pada Eunhyuk dan menjadikannya sebagai bagian dari hidupnya. Dan kini, Eunhyuk tiba-tiba meninggalkannya. Semua terasa gelap, Donghae merasa sendiri dalam kegelapan yang pekat dan tidak tahu harus kemana. Ia kehilangan arah dan merasa hampa karena Eunhyuk pergi membawa sebagian hidupnya dan semua hatinya.

.

.


ooODEOoo


Seoul, Januari 2014

"Donghae, hari ini aku ingin makan Taco dan minum susu strawberry"

Donghae mengangguk sambil tersenyum. Jemarinya mengelus lembut rambut coklat Eunhyuk, kemudian ia memagut bibir lembut Eunhyuk sejenak.

"Aku akan keluar membelinya, kau tunggu saja disini"

Donghae memakai mantelnya dan mengambil kunci mobilnya yang di gantung dekat intercom apartemennya, kemudian ia menatap Eunhyuk sekali lagi.

"Aku akan segera kembali"

"Hm. Donghae, tunggu sebentar"

Donghae sudah ada di depan pintu apartemennya ketika Eunhyuk kembali memanggilnya dengan suara manjanya.

"Apa ada lagi yang ingin kau beli?"

Eunhyuk menggeleng, "Apa kau akan selalu melakukan apapun yang aku katakan?"

Kedua alis Donghae bertaut, ia tidak mengerti apa maksud dari pertanyaan Eunhyuk.

"Ya, tentu"

"Kenapa kau menjawabnya dengan begitu yakin? Aku bilang, 'apapun'. Itu artinya jika aku menyuruhmu mati demi aku apa kau mau melakukannya juga?"

"Ya, tentu. Tapi setelah itu aku akan menjadi hantu yang terus mengikutimu agar kau tidak bisa punya kekasih baru"

"Cih..."

Donghae tersenyum melihat raut wajah Eunhyuk yang berubah jadi masam. Donghae tahu, kekasihnya yang manis itu sedang merajuk dan ingin berdebat dengannya.

"Aku tahu kau juga sangat mencintaiku, jadi tidak mungkin kau menyuruhku mati tanpa alasan. Jangan bercanda lagi, aku pergi sekarang. Baik-baik di rumah, ya?"

"Bagaimana jika aku tidak bercanda?"

"Lee Hyukjae"

"Ah, baiklah. Aku berhenti, maafkan aku"

.

.

Seoul, Febuari 2014

Donghae memandangi punggung Eunhyuk yang sedang sibuk memotong wortel dan sayuran lainnya dari ruang tengah apartemennya. Senyumnya terkembang semakin lebar ketika Eunhyuk berbalik menghadap ke arahnya kemudian tersenyum lembut. Tubuh mungilnya di bungkus oleh celemek berwarna biru langit dengan motif Doraemon, menggemaskan.

"Kau tidak bosan terus memandangiku terus seperti itu?"

"Sama sekali tidak, kau tampak sexy saat berdiri di dapur dan memakai celemek seperti itu"

"Ha, kau ketahuan! Kau sedang memikirkan hal yang mesum, bukan?"

Eunhyuk mengacungkan pisau yang ada di tangan kanannya. Donghae terkekeh geli melihat reaksi sang kekasih.

"Ah, kau selalu tahu apa yang sedang aku pikirkan. Haruskah kita melakukannya?"

"Yah!"

Melihat Donghae bangkit dari kursinya dan melangkah mendekatinya, jantung Eunhyuk mulai berdegup kencang.

"Jangan mendekat, aku sedang memegang pisau. Kau tidak lihat? Aku bisa menusukmu jika kau berani macam-macam di dapur!"

Tidak ada tanda-tanda Donghae menghentikan langkahnya, ia malah terus berjalan sambil menyeringai. Kemudian setelah berdiri dihadapan Eunhyuk, Donghae merebut pisau yang ada di tangan Eunhyuk tanpa perlawanan.

"Aku mencintaimu" bisiknya.

.

.

Seoul, Maret 2014

"Kemarin kau bertemu dengan Choi Siwon?"

"Ya, membicarakan beberapa urusan pekerjaan"

"Pekerjaan?"

Eunhyuk yang sedang menonton televisi langsung mengalihkan pandangannya pada Donghae yang sedang menatapnya curiga.

"Dia bilang, dia butuh bantuanku di rumah sakit. Asistennya sedang mengambil cuti beberapa hari dan ia merasa kerepotan jika harus mengurus semuanya sendiri"

"Bukahkah seharusnya dia minta bantuan pada Kibum kekasihnya?"

Donghae masih belum puas dengan jawaban Eunhyuk, ia merasa cemburu dan sangat keberatan jika Eunhyuk harus berduaan di ruangan yang sama dengan Choi Siwon. Pikiran-pikiran buruk tentang apa yang akan Choi Siwon lakukan pada kekasihnya terus bermunculan dikepalanya secara acak.

"Kau 'kan tahu, Kibum seorang aktor dan jadwalnya sangat padat akhir-akhir ini. Dan bagimana bisa Kibum membantu Siwon? Dia seorang aktor bukan dokter atau perawat. Jangan kekanakan Lee Donghae, dia hanya meminta bantuan kecil. Dan tidak akan terjadi apa-apa di antara kami"

"Tapi..."

"Aku malas bertengkar denganmu. Hal seperti ini tidak perlu diperdebatkan, aku mau tidur"

.

.


ooODEOoo


Setelah perdebatan itu, tiba-tiba sikap Eunhyuk mulai berubah. Tidak ada lagi senyuman manis, tidak ada lagi suara manjanya ketika meminta sesuatu. Setiap pulang bekerja Eunhyuk akan langsung masuk ke kamar dan tidur. Ketika pagi menjelang Eunhyuk bangun sebelum Donghae membuka matanya, ia memasak sarapan namun tidak duduk bersama dengan Donghae untuk sarapan bersama. Saat Donghae bangun, Eunhyuk sudah tidak ada di rumah. April, Mei dan Juni berlalu begitu saja, perayaan ulang tahun Eunhyuk yang biasa mereka rayakan dengan romantis tidak mereka lakukan tahun ini. Eunhyuk justru tidak ada di rumah ketika Donghae menyiapkan sebuah pesta kecil untuknya. Bahkan malam itu Eunhyuk tidak pulang ke rumah dan ia tidak mengatakan apa-apa pada Donghae perihal kepergiannya malam itu ketika ia pulang ke rumah.

Dan hari ini, tanggal 18 Juli adalah hari jadi mereka yang ke lima belas. Donghae sudah menyiapkan segalanya untuk melamar Eunhyuk. Ia harap, sikap Eunhyuk akan kembali seperti semula atau bahkan lebih baik dari sebelumnya.

Donghae menunggu kedatangan Eunhyuk di restoran yang telah ia pesan khusus untuk merayakan hari jadi mereka. Perasaan Donghae tidak menentu dan bercampur aduk, ia terus melatih kata-katanya yang akan ia sampaikan pada Eunhyuk nanti. Ini sudah pukul delapan lewat lima menit dan Eunhyuk belum juga datang. Donghae menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan, ia hanya perlu bersabar sedikir lagi. Mungkin Eunhyuk sedang terjebak macet atau mungkin ia sedang bersiap-siap sekarang. Meski perasaannya sedikit tidak enak, Donghae tetap berusaha berpikiran positif. Ia yakin Eunhyuknya akan segera sampai sebentar lagi.

"Maaf, aku harus mengurus beberapa pekerjaan jadi aku terlambat datang kemari"

Donghae menggeleng, "Tidak masalah, aku mengerti"

"Eunhyuk, ada yang ingin aku sampaikan padamu"

"Kebetulan, aku juga ada yang ingin aku sampaikan padamu"

"Apa?"

Eunhyuk tampak menarik napasnya dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan sekali hentakan.

"Kita sudah bersama kurang lebih selama lima belas tahun, kita pernah menangis dan tertawa bersama. Kita juga berbagi banyak hal selama ini, kau memberikan semua yang aku inginkan dan aku bahagia bisa berada disisimu sebagi teman, sahabat dan kekasihmu. Jujur saja, aku sangat menyayangimu bahkan kau sudah seperti bagian dari dalam hidupku. Apapun yang aku lakukan, jika itu tanpamu semua terasa berbeda..."

Donghae tersenyum mendengar penuturan Eunhyuk, ia bahkan hampir meneteskan airmatanya karena terlalu bahagia dan terharu.

"Hanya saja..." Eunhyuk kembali melanjutkan kalimatnya. "Aku bosan, aku sudah bosan padamu. Kau laki-laki yang membosankan, kau selalu mengikuti perintahku, kau selalu melakukan apapun yang aku katakan. Apa harga dirimu tidak terluka? Aku menjadikanmu pesuruh dan kau tetap mencintaiku? Kau terlalu bodoh Lee Donghae, terlalu polos dan naïf. Aku tidak bisa lagi hidup denganmu, meski sulit bagiku untuk melanjutkan hidup karena terbiasa melakukan segalanya bersamamu, aku akan berusaha pergi dari hidupmu dan membiasakan diri dengan kehidupan baru tanpamu. Aku akan melupanmu, aku harap kau juga bisa melakukan hal yang sama. Hiduplah dengan baik meski aku tidak lagi disampingmu. Sekarang, kita akhiri sampai disini saja..."

Setelah berkata begitu, Eunhyuk pergi meninggalkan Donghae yang belum sempat mengatakan sepatah katapun. Airmatanya tumpah membasahi kedua pipinya, ia merasa ada ribuat jarum menusuk jantungnya dan beban ribuan ton yang menimpa kepalanya. Tenggorokannya tercekat dan ia kesulitan untuk mengatur napasnya.

"Eunhyuk..."

Donghae memanggil nama Eunhyuk dengan lirih, namun Eunhyuk terus berjalan meninggalkannya.

"Jangan pergi..."

.

.

END


ooODEOoo


Halo~~~ ketemu lagi sama saya...cerita baru..maaf kl ada typo gak di edit teliti cuma sekilas ^^

setelah galau terus dengerin lagunya 2AM yg Can't Let You Go Even If I Die ulang2 jadi keluar ide beginian..hahahahah sengaja bikin drabble aja ^^ biar gak kaya sinetron...panjang gak jelas kkkk

jangan ditimpukin ya krn bikin Hyukjae keliatan bad disini dan bikin Donghae menderita hahahahahah *disepak*

oke last...

review ya? ^^ makasih sebelumnya~~~~~~ *KISSEU*

.

.

With Love,

Milkyta Lee