Chapter 36 update!

Naruto © Masashi Kishimoto

Genre-Adventure/Action/Fantasy/Romance

Battle 100 © Yoshino Tada

Battle 100 ..

Chapter 36

Labirin

Pagi hari di Konohagakure, berbondong-bondong shinobi telah menuju ke tempat penyeleksian tahap terakhir Battle 100. Semuanya terlihat memiliki semangat dan kekuatan yang kuat, termasuk dua orang shinobi yang mempunyai ideologi yang sama. Naruto dan Sasuke, dua shinobi kuat dan unik itu telah sampai ke ibukota Konohagakure, Konoha. Di sana mereka melihat shinobi-shinobi yang menuju ke suatu tempat. Di antara mereka ada yang berlari, melompat dari rumah ke rumah, ada juga yang berjalan santai mengikuti suasana arus jalan yang ramai.

Pukul 06:50. Sepuluh menit lagi menuju batas keterlambatan, dan untuk itu shinobi-shinobi kian mempercepat langkahnya.

"Kita harus cepat, Naruto!"

"Yosh!" mereka berdua meloncat ke atap rumah, dan melompat-lompat ke rumah lainnya, guna mempercepat langkah mereka. dalam perjalanan itu, mereka berdua terus focus dengan pesaing-pesaing lain yang juga menuju ke tempat penyeleksian tahap ke 3. Termasuk Sasuke, tak henti-hentinya ia memandangi shinobi-shinobi lain. "Baru pertama kali, aku ke sini. dan aku masih buta arah, sepertinya mereka tahu akan tempatnya." Batin Sasuke.

"Ada apa Sasuke?" tanya Naruto sambil melihat pandangannya yang datar.

"Tidak ada apa-apa, ikut aku, Naruto!"

"Oke!"

Udara di pagi hari yang sejuk, membuat rambut mereka berdua terbawa angin. Melayang-layang halus berlawanan dengan arah angin. Dan dari kejauhan, Naruto dan Sasuke melihat berhuyun-huyun shinobi yang menaiki tangga menuju tempat penyeleksian terakhir. Mereka hinggap di dahan pohon yang ada di dekat sana.

"Jika kita berjalan di situ, mungkin waktu kita akan termakan sangat banyak Naruto."

"Jadi apa yang harus kita lakukan, Sasuke?"

"Ikut aku…" Sasuke meloncat ke arah lain, diikuti oleh Naruto di belakangnya. Sasuke mencari jalan lain yang menghubungkan perbukitan Konoha, tepatnya di belakang patung wajah raja Hashirama. "Di sini." mereka berdua berlari di tebing untuk mempersingkat waktu perjalanan. Di antara tebing itu beberapa pohon dan akar tumbuh, menghiasi perjalanan mereka yang cukup singkat. Dan setelah itu, mereka telah sampai ke ujung tebing di mana mereka langsung meloncat ke atasnya.

Mereka berdua terdiam, melihat pemandangan yang membuat mereka semakin bersemangat mengikuti penyeleksian tahap ke 3 ini. mata Naruto berbinar-binar, ia sangat antusias menghadapi tahap akhir ini. kini di hadapan Uzuchi-team, telah berkempul 500-an shinobi yang siap mempertaruhkan segalanya di sini, tatapan mereka terlihat serius, tidak ada satu pun yang lengah atau meremehkan tahap terakhir ini. di mana semuanya akan dipertaruhkan.

"Ayo kita ke sana, Sasuke."

"Hmph…"

Naruto dan Sasuke berjalan mendekati kerumunan orang-orang tersebut. jam 07:00 tepat, semuanya telah berada di situ, sehingga tidak ada satu pun yang terkena diskualifikasi. Kerumunan orang itu menunggu sambil mengobrol dengan rekannya, menunggu kedatangan raja Hashirama beserta panitia penyelanggara lain. Beberapa menit berlalu, dan seseorang yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba di tempat. Dengan jubah putih layaknya raja, ia menyambut kedatangan para Shinobi yang terlihat sangat antusias, semua itu dapat dicermati dari wajah-wajah berseri mereka.

"Yosh… rupa-rupanya semua shinobi telah hadir di sini. aku sangat senang bisa melihat shinobi-shinobi dari 4 area kemarin bergabung menjadi satu, membuat kompetisi ini semakin menarik.. baiklah tanpa panjang lebar, aku akan memberikan kalian sedikit tambahan… setelah memasuki labirin kalian harus mencari bola berwarna emas yang telah diletakkan di berbagai tempat rahasia di dalam labirin, selama pencarian akan diberi durasi selama 72 jam atau tiga hari. semakin cepat kalian mendapatkan bola emas, semakin besar kesempatan kalian menuju ke Battle 100.. jadi aku akan mengingatkan kepada kalian sekali lagi, pertarungan di dalam labirin hanyalah pertarungan awal, membawa keluar satu bola emas adalah harga mati, sedikit saran… jika telah menemukan bola emas jangan terlibat pertarungan karena itu akan sangat merugikan…. Haha. Sepertinya aku terlalu banyak bicara, Ibiki!"

"Iyaa!" tanggap Ibiki yang telah siap siaga di samping Hashirama.

"Kau tau apa yang harus kau lakukan kan?"

"Iya, siap laksanakan." Dan Ibiki beserta 3 shinobi lainnya pun berdiri di tempat berbeda membentuk pola persegi, mereka membuat handseal di tangan seperti akan membuka segel. Dan tiba-tiba saja tanah di lahan luas itu bergetar dengan sendirinya.

"Apa ini!?"

"Kenapa tanahnya bergetar!?"

Madara bersikap tenang dan memperhatikan depannya, di mana pusat getaran itu terjadi. sedangkan Naruto dan Sasuke cukup terkejut akan getaran tersebut, mereka pun penasaran dibuatnya.

'Sebenarnya seperti apa labirin itu?' pikir Sasuke penasaran. Ia masih memandang ke tempat di mana segel itu akan dibuka, dan ketika semuanya penasaran dengan getaran yang mengejutkan tersebut. semuanya terperanga melihat sebuah lubang terbentuk, dengan tanah berbentuk persegi yang besar terangkat ke atas.

"Bohong kan?"

"Mustahil, ada pintu lubang sebesar ini di bawah tanah.!" Nampaknya para shinobi masih tidak menyangka tempat apa yang ada di hadapan mereka.

'Hashirama-sama membuka segel ini sendirian, tapi untukku memerlukan bantuan 3 orang. Memang luar biasa raja Hashirama.' batin Ibiki yang mendenguskan nafas berulang kali, wajahnya terlihat sangat kelelahan.

"Genma, selanjutnya aku serahkan kepadamu." Perintah Hashirama sambil meninggalkan tempat itu.

"Baik!" jawab Genma tegas. Pria penghisap batang lidi itu berjalan ke depan, menghadap ke semua shinobi yang telah siap untuk masuk ke dalam labirin.

"Hashirama-sama telah mengatakan kepadaku, bahwa dia akan menyerahkan sepenuhnya penyeleksian tahap ke 3 ini kepadaku. Hmmmm baiklah, sepertinya kalian sudah tidak sabar lagi untuk menunggu.."

Suasana hening, hanya suara angin pagi yang melewati hamparan tanah berpasir yang luas tersebut…..

"Tahap terakhir, dimulai dari…. Sekarang!" ujar Genma sambil menjauhi tempat itu untuk menghindari gerombolan shinobi yang berlari masuk ke dalam labirin. Lebih dari 500 orang yang memasuki labirin itu, di antara mereka, Naruto dan Sasuke juga ikut masuk ke dalam labirin tanpa tergesa-gesa. Setelah di rasa masuk jauh ke dalam labirin itu, Sasuke memutuskan untuk memberhentikan langkahnya.

"Ada apa, ttebayou?"

"Kita jalan santai saja. aku yakin di sekitar sini ada bola emas yang tersembunyi.."

"Kau bodoh atau apa! Ya tidak mungkin ada lah, kita baru masuk beberapa meter dari pintu labirin."

"Tapi firasatku mengatakan, tak jauh dari sini ada bola emas.."

"Kau itu sebenarnya pintar Sasuke, tapi kadang kau juga membuatku jengkel, berhenti bercanda. Ayo kita masuk ke dalam! Atau jangan-jangan kau takut dengan kegelapan?" goda Naruto dengan wajah menjengkelkannya. Urat-urat kekesalan timbul di dahi Sasuke, membuat emosinya terpancing dengan cepat.

'Sebenarnya akulah yang takut, tapi-tapi..' pikir Naruto gelisah sendiri.

"Oke-oke, ayo kita masuk!"

"Nah, begitu.." jawab Naruto dengan tampang yang tidak meyakinkan.

Naruto dan Sasuke melanjutkan langkah kakinya. Labirin yang mereka lalui sekarang adalah, berupa jalan lurus gelap tidak terlihat ujungnya, dinding-dindingnya terdapat lilin-lilin untuk penerangan, seperti markas Orochimaru. Mereka mempercepat langkahnya, tidak ada belokan yang terlihat di samping kanan kiri mereka, mereka terus berjalan masuk ke dalam labirin, sampai dua lubang telah berada di depan mereka, mereka terlihat bingung memilih jalan yang mana.

"Bagaimana ini, Sasuke?" tanya Naruto kebingungan.

"Sebentar, aku sedang memikirkan sesuatu.. Hey Naruto?"

"Apa?"

"Kemarin kakakku memberitahukan tentang rahasia labirin ini, dia mengatakan semuanya kepadaku, semuanya yang ia ketahui mengenai labirin raksasa ini." ujar Sasuke membeberkan informasi yang diberikan dari Itachi kepada Naruto. Naruto sangat penasaran akan hal itu, dengan antusias. Ia mencoba menanyakannya pada Sasuke.

"Benarkah? Jadi apa yang dikatakan oleh kakakmu? –tapi tunggu dulu, bukankah kita melawannya saat fase kedua.. dia terlihat sangat bersungguh-sungguh lho pada waktu itu, masa' kau tidak mengingatnya?" sanggah Naruto.

"Bodoh, ketika itu kita bermusuhan karena sebuah persaingan. Jika sudah di rumah, kita adalah kakak adik, sudah semestinya dia membantuku." Tanggap Sasuke dingin, lalu ia memperlihatkan sebuah denah labirin raksasa itu.

"Lihatlah.. ini adalah denah labirin Konohagakure, denah yang hanya diketahui oleh shinobi peringkat 10 besar,"

"Tapi kau kan, tidak termasuk 10 besar, Sasuke?"

"Yaya.. aku tau itu. denah ini dari kakakku, dia bersama Shisui-san adalah shinobi yang termasuk peringkat 10 besar sehingga mereka tidak membutuhkan dua denah, kita beruntung sekali Naruto.."

"Sebentar-sebentar jadi, Uchiha Madara, Nagato, Tobirama dan shinobi yang masuk ke dalam 10 besar juga memiliki denah ini?" tanya Naruto dengan wajah datar, ia melihat Sasuke yang masih memegang denah tersebut.

"Kau benar… bisa dibilang merekalah yang telah dipastikan untuk lolos ke Battle 100, memang peringkat 10 besar mempunyai otoritas yang tinggi untuk memastikan diri ke Battle 100, tapi dengan kekuatan kita yang sekarang di tambah denah ini. yakin saja, kita dapat menyusul mereka ke Battle 100, dan mengguncang arena dengan kemampuan kita.."

"Sasuke? kau benar-benar partner terbaik yang pernah kumiliki, terima kasih, terima kasih banyak Sasuke!" ujar Naruto sambil memeluk-meluk tubuh Sasuke karena saking gregetnya dia.

"Lepaskan pelukanmu, menjijikkan Naruto."

"Haha maaf-maaf.."

"Baiklah…" Sasuke membentangkan denah itu ke lantai.. "Jadi kita asumsikan keberadaan kita sekarang ada di sini." ucap Sasuke sambil menunjuk lokasi mereka saat ini di denah tersebut.

"Heee? Kau bercanda kan, ini tidak ada 1 centimeter dari pintu masuk.."

Sasuke mengangguk "Dan sekarang kita tahu, bahwa labirin ini adalah labirin raksasa, memiliki luas yang sama dengan Konoha. Dengan jalur-jalur yang rumit dan membingungkan, maka dari itu denah ini sangat berperan penting terhadap kelolosan kita nanti."

Naruto terlihat paham dengan apa yang dikatakan Sasuke, ia masih memperhatikan Sasuke.

"Dari sini, ada dua lubang yang berbeda. dan di denah ini juga ada dua lubang yang sama. jadi kita hanya perlu mengurutkannya agar sampai ke dalam labirin dengan cepat, aku akan memilih jalan yang tepat." Naruto mengangguk pertanda mengerti. Dan dengan kecepatan penuh, mereka berlari memasuki lubang labirin satu demi persatu.

"Di sini.."

"Di sini.."

"Di sini, Naruto"

. . . .

Di samping itu Uchiha Madara berjalan santai, ia masuk lebih ke dalam lagi di labirin tersebut. rambut lebat dan tatapan tajamnya, membuat semua menakutinya. Termasuk aura chakra dan keberadaan dirinya, begitu mencekam layaknya nuansa yang ada di labirin sunyi itu.

"Sepertinya aku harus memutar otak untuk menemukan bola emas.. sialan Hashirama, di mana ia menyembunyikan bola-bola emas itu.." ucap Madara lirih sambil berjalan pelan dan melihat secarik kertas yang ada di tangannya, sebuah denah yang hanya dikhususkan untuk peringkat 10 besar.

Keheningan itu semakin menjadi-jadi ketika suara jubah besi berwarna merah yang ia kenakan, memantul-mantul di dinding menimbulkan ketakutan yang lain dari peserta yang berada tak jauh dari situ, Madara masih berjalan lurus, sampai 10 buah lubang labirin muncul di depannya begitu saja.

"Huh? Lama-kelamaan, semakin banyak lubang yang harus dipilih, tch. Jangan anggap remeh aku, aku memiliki kecerdasan yang setingkat dengan dewa, hal sepele seperti ini. buatku hanya seperti mainan," tawa kecilnya dalam sebuah kesenyapan yang tiada tara. Sampai sebuah benda jatuh mengejutkannya. Sebelum masuk ke dalam lubang labirin yang sesuai dengan denah. ia menoleh ke belakang, di mana ia pikir ada seseorang yang memperhatikannya.

"Dia kabur?"

Lalu Madara melanjutkan jalannya lagi. ia masuk lebih dalam lagi ke dalam labirin itu.

Di sisih lain, seseorang shinobi veteran yang memiliki peringkat enam terlihat berjalan santai dan melihat denah labirinnya. Suara benturan antara sandal kayu dan tanah menimbulkan suara yang memantul di dinding, dengan ciri khas rambut putih yang lebat, ia menyelusuri seluruh lubang-lubang labirin.

"Jadi begitu kah?" ia melihat denah, di mana ada sebuah tempat seperti daratan luas di dalam labirin. "aku penasaran dengan apa yang terdapat di sini, tapi perjalanan yang dibutuhkan untuk mencapai ke sana sangat lama, paling lambat 1 hari dan paling cepat 4 jam. Pengaruh jalan yang berkelak-kelok menjadi hambatan, sepertinya aku harus bergegas dengan cepat, sebelum shinobi yang lain datang ke sana."ujar Jiraiya sambil mempercepat langkahnya.

Keheningan masih terasa dalam labirin itu, suasana ramai sebelumnya lenyap begitu saja. ratusan shinobi yang masuk tadi seperti kehilangan jejak dan hilang entah ke mana. Labirin raksasa ini sangat mengerikan. Hashirama yang berada di gedung pemerintahan hanya tersenyum.

"Hanya akulah yang bisa menembus tempat itu dengan cepat, ada beberapa tempat yang bisa dijadikan jalan pintas, namun sangat susah untuk menemukannya." Ujar Hashirama sembari mencap kertas-kertas penting Kenegaraan.

Di dalam Labirin, terlihat 3 orang dengan kekuatan luar biasa. Dipimpin oleh Uzumaki Nagato, mereka bertiga berlari dengan kecepatan penuh. Konan dan Yahiko, sepertinya harus berterima kasih kepada Nagato, karena dengan adanya Nagato di team mereka, menjadikan penyeleksian apapun menjadi lebih mudah. Yahiko masih berlari cepat, sampai sebuah batu persegi yang tersembunyi di dalam lantai ia injak tanpa sengaja.

Nagato yang menyadari itu langsung berbalik arah. Dan "Shinrai Tensei!" sebuah dorongan dewa ia keluarkan, mendorong Nagato dari tempat ia berlari sebelumnya, agar terhindar dari jebakan yang sudah muncul di lantai itu, berupa lubang persegi dengan tombak-tombak lancip di bawahnya.

Yahiko tersenyum-senyum sendiri, namun ia merasakan kecemasan yang mendera tubuhnya untuk sesaat. "Hah? Hah? Hah? kau menyelamatkanku, Nagato." Ujar Yahiko sambil menghela napas berulang kali, Konan yang telah berdiri di dekat Nagato hanya tersenyum bersyukur atas keselamatan Yahiko.

"Syukurlah.."

"Lain kali berhati-hatilah, Yahiko."

Yahiko pun meloncat ke seberang, ia menepuk pundak Nagato. "Okey, ketua-san! Hihi."

Mereka bertiga pun melanjutkan perjalanan mereka. di samping itu, shinobi muda yang berpotensi menjadi kuda hitam dan disegani oleh para pesaing, Gaara terlihat kebingungan menentukan di mana lokasi yang tepat untuk melangkah ke jalan selanjutnya, di temani oleh Kankuro dan Temari, mereka bertiga terlihat berpikir keras.

Dan debu-debu pasir keluar dari kendi Gaara, berkumpul menjadi satu dan membentuk sebuah mata, tidak satu melainkan tiga mata telah terbentuk, ketiga mata itu masuk ke dalam lubang labirin itu.

"Hmm, di sini.." ujar Gaara, pemuda berambut merah tua itu masuk ke dalam lubang yang tepat, diikuti oleh kakak-kakaknya, Temari dan Kankuro.

Di tempat Naruto dan Sasuke. mereka berdua terlihat berhenti sejenak di sebuah ruangan kecil. "Sepertinya kita harus istirahat di sini. mengingat kita berlari tanpa henti selama 2 jam lebih, tapi tidak ada satu pun yang berubah. Apa kita terkena suatu jutsu?" ujar Naruto sambil duduk dan menyandarkan punggungnya di dinding ruangan itu.

"Tidak Naruto, memang begitulah rutenya, lama dan membosankan. Pemandangannya pun hanya dinding-dinding dan kegelapan yang jauh di mata, tapi aku sangat penasaran dengan tempat ini?" kata Sasuke sembari memperlihatkan kembali denahnya. Ia pun membentangkan denah itu, dan menunjuk tempat di mana ia ingin ke sana.

"Kau lihat di sini, ini adalah perempatan, yang akan kita lalui setelah ini, tapi ada sebuah jalan buntu di sini. jalan buntu ini seperti mengarahkan kita ke jalan yang lain.." yang dilihat oleh Sasuke sekarang adalah sebuah jalan buntu namun memiliki keanehan berupa warna gelap di sebagian gambarnya.

"Jika begitu, ayo kita periksa. Siapa tahu ada bola emas di sana.."

Sasuke mengangguk paham, mereka pun menuju ke tempat itu untuk membuktikan apa yang terdapat di sana. Setelah beberapa puluh menit dalam perjalanan, mereka di hadapkan sebuah jalan buntu yang tidak ada apa-apa, hanya sebuah dinding kokoh yang terlihat di sana.

"Ini buntu Sasuke. kau membohongiku ya?" tanya Naruto dengan mimik menyebalkan. "Sebenarnya itu hanya pemikiranku saja sih. Tapi… mungkin jalan ini memang buntu." Jawab Sasuke jujur, ia membenarkan bahwa memang itu hanyalah spekulasinya saja dan mereka berdua berjalan meninggalkan jalan buntu itu, sampai Naruto menginjak sesuatu, seperti tombol besar yang habis terpencet oleh kakinya.

"Hey Sasuke?"

"Hmm?"

"Sepertinya aku menginjak sesuatu…"

Sasuke membalikkan badan. "Apa yang-" ia sangat terkejut, Naruto menghilang di hadapannya. sebuah lubang muncul secara tiba-tiba di bawah Naruto, dia pun terjatuh ke dalam lubang itu.

"Naruto! Naruto!" teriak Sasuke dari lubang yang telah tertutup itu, ia pun mengepal tangan erat, dan berlari melanjutkan untuk masuk lke dalam labirin itu lebih dalam lagi guna mencari Naruto. "Tch. Kenapa kita harus terpisah, jika begini. Dia akan mendapat masalah nanti…" Sasuke merasa ia harus bertanggung jawab atas insiden ini. ia berlari secepat-cepatnya untuk menemukan Naruto kembali, lubang yang terlihat tidak ada dasarnya itu, seperti memakan Naruto hidup-hidup di dalam kegelapan.

Sasuke masih berlari terburu-buru di antara dinding-dinding labirin, ia merasa cemas akan keadaan Naruto, "Aku harus melakukan sesuatu.." saking cemasnya, Sasuke terlihat kebingungan menentukan arahnya. Meskipun begitu ia mencoba untuk menenangkan pikirannya dan mencoba berpikir dengan jernih. sampai ia melihat dua shinobi yang berlari berlainan arah dengannya.

"Tunggu, serahkan bola emas itu!" teriak shinobi yang mengejarnya.

"Bola emas, katanya?" batin Sasuke sambil melihat dua orang yang pergi melewatinya. Sasuke dihadapkan oleh dua pilihan yang berat, antara mencari Naruto atau mengambil bola emas dari tangan shinobi itu. dan keputusan telah ia buat, ia berlari mengejar shinobi-shinobi tersebut.

"Aku harus percaya dengan kemampuannya…" batin Sasuke sambil berlari cepat menuju ke empat shinobi yang saling mengejar satu sama lain.

"Siapa dia?" ujar shinobi yang mengejar shinobi yang membawa bola emas.

"Sialan! Aku tidak akan memberikan bola emas ini kepada kalian!" teriak shinobi berambut coklat itu sambil berbalik badan dan mengeluarkan jutsunya. "Jurus air, teknik ombak air!"

"Woy-woy, kau akan membuat ombak di tempat seperti ini!" ujar shinobi yang berada di belakang Sasuke, Sasuke hanya diam saja, sampai ombak air itu menerjang tubuh mereka. Dan pria berambut coklat itu berpikir telah menyingkiran semua shinobi penganggu tersebut.

"Tch.. siapa suruh melawanku, ayo kita pergi."

Dan dari dalam air, Sasuke melesat kencang ke atas permukaan, sambil mengarahkan pedangnya ke target sasaran. Tcpp! Pedang itu menancap ke tubuh pria berambut coklat itu, dan Sasuke berhasil mengambil bola emas itu lalu pergi menjauh dari tempat tersebut, bukan keluar labirin melainkan menuju ke dalam labirin lagi.

"Kisama!"

"Berhenti kau! Kenapa kau malah masuk ke dalam, bukankah lebih baik keluar saja!" teriak rekan pria berambut coklat. Pria itu mengetahui Sasuke melalui Koran yang beredar setiap pagi. "Uchiha Sasuke, shinobi muda yang berbakat memiliki talenta menjadi shinobi hebat.." ucap paman itu, paman itu pun membantu temannya untuk bangkit.

"Kenapa kau tidak mengejarnya, itu satu-satunya bola emas yang kita punya.." gumam pria berambut coklat marah..

"Kenapa kita harus mengejarnya, dia itu sangat kuat. Syukur-syukur dia mau mengampuni kita." Ujar paman itu. sambil menarik tangan dan membantu rekannya berjalan. "Lagi pula kita menemukan bola emas itu tanpa sengaja, di saat itu memang kita beruntung. Tapi sepertinya keberuntungan itu sangat singkat. –lukamu terlalu dalam, lebih baik kita keluar dari tempat ini.."

"Hotori-san? Hmm baiklah.." jawab shinobi berambut coklat itu menuruti ucapan Hotori-san mereka pun menyerah dan memutuskan untuk keluar labirin tersebut.

Sasuke masih dalam perjalanan untuk masuk ke labirin lebih dalam lagi. 'Sebenarnya aku sudah bisa keluar sekarang, mengingat aku telah merebut bola emas ini. tapi aku sudah berjanji dengannya, dan aku akan menempatinya…'

1 hari yang lalu, setelah latihan pertarungan, Naruto vs Sasuke.

Di tempat itu, Naruto dan Sasuke melentangkan tubuh mereka di hamparan rumput hijau, mereka memandang lurus ke atas, di mana langit biru yang luas telah terhampar di sana, membuat mereka ingin pergi ke sana. Lalu sebuah perkataan terlontar begitu saja dari mulut Naruto.

"Sasuke? mau kah berjanji kepadaku?"

"Apa?"

"Ayo menuju Battle 100 bersama… kau dan aku.. pasti itu sangat hebat bukan? haha" ujar Naruto sambil tertawa lepas tanpa beban.

Sasuke menyembunyikan senyumannya, dia sebenarnya juga berpikiran sama. dan ingin mewujudkan impian itu bersama-sama.

"Baiklah, kali ini aku setuju denganmu… bersama-sama kah?"

Naruto tersenyum lebar. "Ho! Hihihi." Ujarnya sambil tertawa kecil, Sasuke pun hanya tersenyum manis sembari tetap memandang ke atas langit biru.

Labirin..

Sekarang pemuda berambut raven itu semakin mempercepat geraknya. Ia masih merasakan kerisauan yang menyelimuti dirinya, baru kali ini Naruto dan Sasuke terpisah, dan situasi ini sangat merugikan Uzuchi-team. tentu saja untuk menutupinya, dia bergerak cepat untuk mencari keberadaan Naruto, lebih dalam lagi, sampai tangga yang memiliki 200 lebih anak tangga muncul di depannya, melingkar seperti tidak ada dasarnya. Ia menuruni tangga itu lamban sambil tetap waspada dengan sekitarnya.

Tap-tap-tap, langkah kaki Sasuke terdengar begitu jelas. Kesunyian di tempat itu juga bertambah mencekam saat tetesan air jatuh dari atap ruangan yang terbuat dari beton. Lalu ia terus melangkah menuruni tangga itu, dan tiba-tiba saja dari atas meluncur sebuah tombak, tombak itu melesat ke arah Sasuke, Sasuke yang menyadari itu langsung bergerak ke depan, dan tombak itu menancap anak tangga.

"Hn, jebakan kah?" lalu disaat bersamaan, tombak yang lain meluncur cepat dari atas ke bawah, dan itu berangsur beberapa lama. Sasuke pun berlari menuruni tangga untuk menghindari tombak-tombak tersebut, yang secara bergantian menancap ke satu anak tangga ke anak tangga lainnya.

"Berapa tombak lagi yang akan jatuh dari atas? Tch." Sasuke pun terus berlari memutari tangga, semakin turun ke bawah, dan turun ke bawah.. sampai ia memutuskan terjun langsung ke dasar.

Syushhhhh

Sasuke masih melayang dan terjun ke bawah… ia terus melihat ke dasar tempat itu, berharap ada dataran yang terlihat. 'Di mana dasarnya?' pikir Sasuke panik. Lalu ketika ia melihat ke dasar sekali lagi, benda-benda yang tidak diharapkan keberadaannya pun membuat keringatnya mengucur keluar. Banyak tombak dengan ujung yang runcing telah terpasang di dataran.

Sasuke pun melihat ke dinding di dekatnya. Ia menempatkan kakinya sebagai pijakan untuk melontarkan dirinya ke tempat lain yang tidak ada tombaknya.

Sssshh!

"Huh? Hampir saja." ujar Sasuke sambil menghela napas lega. Ia melihat tombak-tombak runcing itu yang hanya berada di depannya. "Sudah tak ada waktu lagi, aku harus bergegas cepat." Sasuke berlari melanjutkan perjalanan, untuk menuju pusat dari labirin tersebut.

Di samping itu, Uchiha Obito telah sampai di pusat labirin. dari lubang berbentuk persegi ia berjalan keluar, di saat itu juga ia melihat sebuah pemandangan yang cukup menarik. "Jadi di sini ada kotanya?" ujar Obito sambil menyaksikan kota itu dari atas, lalu ia terjun ke bawah dan berjalan-jalan di kota bawah tanah itu.

"Siapa kau!?" teriak salah satu penduduk kota mati itu.

"Di sini ada warganya juga? Heh menarik sekali." kata Obito sambil menatap balik penduduk asli tersebut. "Sebenarnya? apa yang kau lakukan di sini, orang luar?" tanya paman dengan wajah keriput itu kepada Obito.

"Aku di sini untuk mencari bola emas. Kau tau tidak?" tanya balik Obito sambil mempertunjukkan gambar bola emas.

"Aku tidak tahu itu. tapi kenapa kau bisa masuk ke dalam sini? bukankan pintu keluar selalu tertutup setiap saat?" tanya paman itu penasaran. Obito menopang dagunya, ia terlihat berpikir. "Hmm, kalau itu untuk kepentingan kompetisi penyeleksian tahap terakhir Battle 100. Kau tau kan paman?"

"Battle 100?" ucap paman itu lirih.

"Benar."

"Aku tidak tau.."

"Heee! Kenapa bisa kau tidak tau paman? Seluruh penduduk Konohagakure telah mengetahuinya."

Paman itu terdiam sebentar. dengan wajah sedih ia menatap Obito.

"Karena kami tidak pernah keluar dari sini..." jawab paman itu sambil memperlihatkan tangan kanannya.

Obito pun terkejut dengan apa yang terjadi dengan paman tersebut. "... Uso."

To be continue

Chapter 36 END

Reviewers.. aku tunggu reviewnya... sempatkan beberapa detik untuk mereview chapter ini... XD

ohh.. di sini ada yang mau kollab denganku? bagi siapa saja. jika berkenan pm saya ya xD #lagi pengen collab... hoho.

baiklah see you next week.. ^^