Uchiha Blonde

Chapter 5

DISCLAIMER : Sampai sekarang naruto masih milik MASASHI KISHIMOTO.

GENRE : FAMILY and romance, maybe drama? I do'nt know

PAIRING : pending

Rated : T, naik rated? Lambaikan tangan tanda tak kuat

Warning : segala antek-antek dalam ceritaku mengandung unsur shonen-ai, yaoi, ngawur-ngidul dsb.

Countinue FLASHBACK

October,10

"ASTAGA!," teriak mikoto

"Mii...ii..kkoo..to,"ujar sesuatu didepan pintu

MIKOTO POV

Aku bingung harus bagaimana, saat pertama kali ku buka pintu kulihat kushina dalam keadaan terkapar lemah dengan cairan bening kemerahan mengalir dari sela-sela selangkangan. Kini aku berada dikamar tamu, tangisku pecah. Aku tak tahu apa yang terjadi padanya,pasti sesuatu yang buruk telah terjadi hingga dia datang kerumahku sudah dalam keadaan yang kacau balau. Suhu tubuhnya naik, Fugaku-anata sedari tadi kalang kabut mencari bantuan seorang dokter untuk datang kerumah dikarenakan kondisi Kushina yang semakin lama semakin menurun. Itachi ku suruh mengambil air panas yang nanti kugunakan untuk mengelap badan kushina yang hampir membiru.

"ini kaasan," ujar Itachi menyodorkan sebaskom air hangat lengkap dengan sebuah kain handuk kecil.

"arigatou, ita-chan," jawabku segera mengambil sebaskom air panas itu dan mulai mengelap tubuhnya.

"tidak bisa," ujar Fugaku tiba-tiba datang dari balik pintu, ponsel yang ada ditangannya nampak basah dikarenakn tadi fugaku sempat menggendong kushina kedalam kamar tamu untuk memberikan pertolongan pertama.

"kenapa tidak bisa!?," tanyaku sedikit emosi.

"pihak rumah sakit menolak untuk mendatangkan dokter karena cuacanya sangat buruk. Apalagi jalan protokol menuju jalan kerumah ini ditutup karena sebuah pohon tua tumbang. Jadi percuma saja kita menelpon dokter," ujar fugaku mencoba menjelaskan.

"hiks...hiks... kumohon kushina bertahanlah, aku yakin kau kuat. Aku akan segera mencari pertolongan untukmu...hiks...hiks," kataku sambil menangis. Aku tak tega sahabat seperjuanganku dari sejak kami SMA harus mati sia-sia hanya karena tidak memperoleh perawatan layak dari seorang dokter.

"anata kumohon, carilah alternatif yang lain. Aku...aku tidak ingin kushina pergi," ujarku memohon belas kasihan suamiku. Sementara suamiku hanya memijit pelipisnya bingung. Maklum saja Keluarganya adalah orang baru dikota ini, sekitar 4 bulan yang lalu ia pindah dikarenakan ia diberi amanat oleh ayahnya- Uchiha Madara- untuk mengembangkan cabang UCHIHA-corp daerah Konoha, jadi ia tak tahu aternatif lain selain menghubungi rumah sakit yang memang nomornya sudah tercatat dibuku telepon.

"kaasan, jangan nangis! Kalau kaasan nangis itachi juga ingin menangis," celetuk tiba-tiba Itachi sambil memelukku. Reflek kupeluk balik dia. Ya... aku tidak boleh menangis. Ini bukan waktu yang tepat untuk terus menangis. Harusnya ia tidak membuat Fugaku berpikir sendiri dalam mencari harus berpikir, tapi apa?

"kaasan,ayah dan ibu sasori dokter. Pasti mereka bisa menyembuhkan Kushina-baachan," kata itachi sambil memandangku dengan mata sedikit berair. Aku baru ingat kalau ayah dan ibu Sasori adalah seorang dokter. Sasori adalah teman baru Itachi disekolah. Mereka cukup dekat karena tiap hari mereka selalu pulang bersama.

"benar, ayah dan ibu sasori adalah doter. Fugaku-anata,kita bisa meminta tolong pada mereka. Rumah mereka tak jauh dari sini. 1 blok dari rumah kita," kataku memberi tahu suamiku. Sementara Fugaku mengangguk mengerti dengan segera dia mengambil sebuah jas hujan warna silver dan mengenakannya.

"tousan, aku ikut!," kata itachi mengikuti langkah ayahnya.

"tidak boleh, kau tetap dirumah. Ini sangat berbahaya!," perintah Fugaku mutlak.

"tapi tousan, aku ingin ikut! Aku ingin menolong kushina baachan,"

"ajak saja itachi, aku tahu kau tidak tahu betul dimana letak rumah keluarga Akasuna," ujarku tahu persis bagaimana suamiku jarang bersosialisasi dengan warga sekitar karena terlalu sibuk bekerja Fugaku lalu memasangkan jas hujan warna biru gelap pada Itachi dan segera meluncur kerumah keluarga Akasuna. Aku harap mereka cepat,lindungi mereka tuhan.

END MIKOTO POV

Perjalanan Fugaku dan Itachi sangat sulit. Angin yang kencang ditambah derasnya hujan membuat mereka harus ekstra berhati-hati. Tapi untungnya kedua berhasil selamat sampai dirumah keluarga Akasuna. Fugaku memencet bel berkali-kali namun tak ada yang menjawab. Cukup lama menunggu seorang nenek tua aka Akasuna Chiyo keluarga dengan sebuah daster panjang dengan jaket mantel menyelimuti tubuhnya.

"siapa kau?," ujar nenek Chiyo memasang wajah curiga.

" saya Uchiha fugaku. Saya berasal dari blok sebelah, apakah saya dapat menemui tuan dan nyonya Akasuna,'' ujar fugaku memperkenalkan diri. Pintu telah ditutup lebih dulu karena khawatir air hujan akan masuk kedalam dikarenakan derasnya air hujan.

"ada perlu apa kau dengan anakku? ," curiga nenek itu dengan tatapan datar.

"aku membutuhkan bantuan mereka. Dirumahku ada orang sekarat yang saat ini sangat memerlukan bantuan seorang dokter. Kumohon tolong kami!," mohon Fugaku ketika nenek Chiyo tak henti-hentinya menatap dirinya dengan pandangan curiga.

"mereka saat ini tak ada dirumah, mereka masih ada dirumah sakit. Mereka lembur," jawab nenek Chiyo. Mendengar itu Fugaku mendesah kecewa.

"tapi Grandma bisa menolong mereka kan?," ujar seorang anak kecil yang baru saja turun dari lantai atas dengan piama tidur dan boneka doraemon dalam pelukannya.

"SASORI!," panggil Itachi tersenyum senang.

"ap...," ucap nenek chiyo terputus.

"nenek adalah mantan dokter iakan? Lagipula Itachi itu temanku Grandma, aku tak ingin Itachi sedih," kata Sasori dengan mata yang menyayu. Nampaknya ia masih ngantuk.

"lalu kalau aku pergi kesana, bagaimana denganmu sasori-chan. Grandma tidak ingin sesuatu hal yang buruk terjadi padamu. Saat ini kau hanya sendiri. Dan ini tugas grandma menjagamu selagi orang tuamu tak ada," kata nenek Chiyo khawatir dengan Sasori ketika ia harus meninggalkan Sasori sendiri sementara ia harus menolong seseorang.

"aku ok Grandma. lagipula ada Itachi disini, bukankah kau ingin menginap Itachi?!," tanya Sasori sambil memandang Itachi dengan tatapan mengintimidasi yang membuat mau tidak mau Itachi mengangguk setuju. Menghela nafas pasrah dengan sedikit senyum bertengger diwajah keripu-ups- maksud sedikit garis halus diwajahnya.

"baiklah kau tunggu disini, aku akan mengambil peralatanku. Dan kau sasori kau harus kunci pintu. Jaga dirimu baik-baik," ujar Nenek Chiyo segera mengambil peralatannya dan pergi bersama Fugaku. Fugaku percaya kalau Itachi dapat menjaga dirinya dengan sangat baik.

Saat mereka keluar hujan sedikit lebih reda dari yang tadi sehingga tak butuh waktu lama untuk mereka sampai kerumah Uchiha Fugaku.

" Kau sudah datang? Dimana dokternya," tanya Mikoto sudah sangat panik.

"ya, ini dokternya," ucap Fugaku menunjuk Nenek Chiyo. Mikoto mengangkat sebelah alisnya ketika ia cukup asing dengan orang kini ia lihat. Perasaan saat kemarin ia bertemu dengan Nyonya Akasuna wajahnya masih terlihat bagus tapi kenapa tiba-tiba merubah menjadi seorang Nenek berwajah datar dan wajahnya hampir mirip dengan suaminya-ups.

"dia adalah Nenek Chiyo, baasan Sasori. Dia mantan dokter," kata Fugaku yang nampaknya mengerti dengan ekspresi terkejut Mikoto

"jangan banyak bicara, dimana pasiennya," ucap Nenek Chiyo tiba-tiba. Reflek Mikoto menunjuk kamar tamu tempat Kushina beristirahat. Segera Nenek Chiyo menuju ke kamar tersebut.

"dia akan melahirkan, cepat siapkan air hangat," perintah Nenek chiyo. Mikoto segera berlari kebelakang untuk mengambil air hangat dan tak lama kemudian mikoto membawa sebaskom air hangat.

"tinggalkan aku sendiri, biar aku yang urus semuanya," ujar nenek Chiyo yang di jawab dengan anggukan mantab dari kedua pasangan suami istri tersebut.

Persalinan berjalan cukup alot. Dikarenakan sejak 1 jam yang lalu tak henti-hentinya Mikoto memanjatkan doa kepada tuhan karena sampai saat ini belum terlihat tanda-tanda bayi Kushina akan lahir.

"Fuga-Anata, dimana Ita-chan?," tanya mikoto baru sadar ketika tadi Fugaku pulang membawa dokter Itachi tak ikut bersamanya.

"dia dirumah Sasori,menemani Sasori sementara aku mengantarkan dokternya kesini," jawab fugaku dan ditanggapi oleh Mikoto dengan anggukkan kepala.

"uheeewk... uweeeek," tangisan bayi memecahkan keheningan. Dengan lekas Mikoto mebuka pintu kamar dan yang terlihat sebuah bayi bungil berambut blonde dengan 3 garis seperti kucing dikedua pipinya. Wajahnya masih merah dan tangan kecilnya seperti ingin menggapai2 sesuatu. Kini bayi itu berada didalam pelukan Nenek Chiyo dengan sebuah buntalan kain melilit tubuhnya yang mungil agar tidak ke dingin.

"bayinya lahir selamat," ujar Nenek Chiyo membangunkan Mikoto dari lamunannya. Mikoto melirik kearah kushina yang kini terbaring lemah tak berdaya. Seprai yang tadinya berwarna putih bersih kini penuh akan darah.

"lalu bagaimana keadaan Kushina?," tanya mikoto khawatir.

"dia baik-baik saja. Meski tubuhnya masih lemah karena persalinan serta sakit demam yang kini ia derita. Tapi sungguh dia baik-baik saja. Jadi kau tak perlu khawatir," jawab Nenek Chiyo tersenyum lega segera saja Mikoto membantu Nenek Chiyo untuk membereskan ruangan yang kini penuh akan darah bekas persalinan.

Keesokan harinya...

Pagi ini cukup cerah, Matahari terbit dari ufuk timur dan memancarkan sinar keemasan membangunkan setiap keturunan adam dan hawa untuk melaksanakan keseharian mereka. Efek badai semalam segera diperbaiki oleh pihak berwajib sehingga jalan protokol segera dibuka dan masyarakat setempat tidak perlu khawatir jikalau mereka takut terlambat kerja maupun sekolah hanya karena sebuah pohon yang roboh.

"Kushina...Kushina bangun! Bangun," kata Mikoto membangunKushina dari tidurnya.

"eng..apa yang terjadi padaku?," tanya kushina ketika ia baru membuka mata.

"kau datang kerumahku semalam dan keadaanmu semalam sungguh mengerikan. Aku tak tahu apa yang terjadi , tapi bayimu lahir selamat," jawab Mikoto sambil tersenyum.

"Bayiku? Dimana Bayiku?," tanya Kushina.

"bayimu aku letakkan dikamar Sasuke. Dia baik-baik saja. Tapi maaf sebelumnya tadi malam aku menyusuinya karena dia terus menangis sedangkan kondisimu saat itu pasti sangat kelelahan," ujar mikoto memasang wajah bersalah.

"tak apa, Aku harusnya berterima kasih padamu tapi aku ingin menemui bayiku," pinta Kushina.

"tunggu sebentar disini , aku akan membawa anakmu kemari," kata Mikoto segera pergi untuk mengambil bayi Kushina. Tak beberapa lama kemudian Mikoto datang dengan sebuah bungkusan bayi.

"dia anakku?," tanya kushina mengambil bayi itu dalam gendongan Mikoto.

"ya, dia bayimu. Lihatlah seberapa lucunya dia. Dia mirip kau dan ayahnya," ujar Mikoto tersenyum lembut.

"hiks...hiks...," tiba-tiba Kushina menangis. Sambil memeluk bayinya ia menangis.

"sebenarnya apa yang terjadi?," Tanya Mikoto khawatir.

"aku tidak tahu.. hiks...hiks...aku tidak tahu. Sebenarnya apa salahku? Kenapa mereka tega padaku juga pada bayiku," gumam Kushina terus saja menangis. Bayi mungil itu membuka matanya. Warna bola mata sewarna dengan lautan tersebut mulai berkaca-kaca ketika ia melihat si induk menangis tersendu-sendu.

"huweek...huwweekk..," bayi itu mulai menangis.

"sayangku, tenanglah ada Kaasan disini. Kau tak perlu khawatir. Kaasan akan selalu melindungimu. Kaasan janji tak akan membiarkan mereka menyakitimu. Kaasan janji," kata Kushina sambil memeluk Naruto yang terus saja tak henti-hentinya menangis.

END FLASHBACK.

Naruto hari ini bangun dengan lipatan kantong mata bertengger boleh buat semalam ia menangis hingga berjam-jam membuat kedua matanya bengkak dan wajahnya menjadi pucat.

'otouto, apa yang terjadi padamu?' tanya Itachi tadi pagi ketika menemukan adiknya berlama-lama di kamar mandi karena saat itu ia sedang asyik mengopres matanya yang kelewat bengkak. Dan tentu saja dengan begonya Naruto menjawab kalau dia lagi ngompres matanya karena tadi malam ia kejedot lantai(?). kaasan dan tousannya pun menanyakan hal yang sama dan dijawab dengan jawaban yang bervariasi. Dia bilang pada kaasannya di kelilipan batu (?) dan pada tousannya dia bilang kalau semalam ada pesawat antariksa yang mendarat tepat dimatanya. Oke itu memang konyol, tapi mengertilah itu Naruto.

Disekolahpun teman-temannya bertanya hal yang sama, namun Naruto memilih diam karena jujur saja dia malas untuk mencari alasan yang logis untuk hal yang terjadi pada matanya.

"Naruto-chan, ada apalagi denganmu? Heh!," tanya Sakura yang tiba-tiba menghampiri Naruto dibangkunya bersama Ino dan Hinata.

"Sakura, kumohon jangan panggil aku dengan sebutan Chan, aku ini laki-laki tahu!," cemberut Naruto sambil menatap sebal Sakura.

"ya.. ya..ya, terserah," ucap sakura sambil mengerlingkan matanya bosan.

"Naruto sebenarnya apa yang terjadi padamu, kau sungguh kau lihat wajahmu! Eouw... itu sungguh menyeramkan. Kau jadi tak cantik lagi Naruto," komentar Ino yang kini duduk tepat di samping bangku Naruto.

"itu sebenarnya...tapi tunggu dulu, kau memanggilku CANTIK! AKU INI LAKI-LAKI KENAPA KAU MEMANGGILKU CANTIk," ujar naruto yang secara mendadak emosinya menjadi naik.

"hey, kenapa kau semarah itu? Aku kan hanya berkata sesuai realita!," kata Ino tak terima jikalau ia di bentak hanya karena ia terlalu jujur. Oke memang Ino tak peka pada situasi saat ini,emosi Naruto masih dalam ambang kelabilan tingkat akut, jadi Ino harus mengerti jikalau Naruto lebih sensitive daripada biasanya.

"hah, sudahlah teman-teman jangan berdebat terus. Lebih baik kita menolong Naruto memecahkan masalahnya bukan malah memperkeruh keadaan Naruto," ujar Hinata sok bijak.

"Hinata benar tapi nampaknya ini bukan waktu yang tepat ladies untuk saling curhat- mencurhati karena saya ingin kalian duduk ditempat duduk kalian dan biarkan saya untuk mengajar, oke!," perintah Kurenai-sensei entah sejak kapan sudah berdiri didepan kelas.

"kyaaa, maaf sensei," kata mereka bertiga kembali ketempat duduk masing-masing.

"lain kali jika sudahnya waktunya masuk jangan ngobrol mulu!,'' doktrin Kurenai sensei sambil memukul meja mengunakan penggaris kayu.

"maaf sensei," ujar mereka bertiga sambil menundukkan kepala.

"hahahaha...," beberapa siswa tertawa bahagia karena teman mereka dimarahi.

"KENAPA KALIAN TERTAWA! ADA YANG LUCU HAH!,"ujar Kurenai sensei yang membuat kelas menjadi hening seketika. Hah! Nampaknya pagi inipun bukan hanya Naruto yang bermasalah tapi Kurenai senseipun begitu.

0o0o0 Akane Moe Moe 0o0o0

Jam makan siang sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Banyak para siswa yang memilih keluar menuju kantin untuk mengisi perutnya yang sudah merang-raung minta diisi. Tapi lain halnya dengan Naruto yang memilih pergi keperpustakaan. bukan-bukan, bukan karena dia ingin belajar ataupun ingin meminjam buku. Saat ini naruto berusaha menghindari sahabat-sahabatnya karena jujur saja ia malas meladeni ribuan pertanyaan khas wartawan yang akan dilontarkan sahabat-sahabatnya nanti. Naruto tahu jelas bagaimana watak sahabat-sahabatnya yang ingin tahu segala hal tentang dirinya.

Saat ini Naruto tengah duduk disebuah kursi baca milik perpustakaan. Entah kenapa Naruto tak berselara makan walaupun hanya sebatas minum air.

"nampaknya aku memang benar-benar membutuhkan waktu sendiri," kata Naruto pada dirinya sendiri

"mungkin bolos jam selanjutnya itu tidak buruk juga," gumam Naruto pada dirinya sendiri. Kepala ia sandarkan pada meja perpustakaan. 'mungkin, tidur sejam- 2 jam itu juga tidak buruk,' batin Naruto pada dirinya sendiri.

"ini Naruto yach?," sapa seseorang yang sontak membuat Naruto langsung terjaga dari acara tidur-tidurannya.

"Ah, shion- Senpai!," ucap Naruto sedikit kaget langsung berdiri dan mempersilahkan shion untuk duduk.

"waah terima kasih banyak," kata shion duduk disamping tempat duduk Naruto. Wajah Naruto memerah, badannnya mendadak menjadi segar seketika.

"ada apa shion-senpai menemuiku?," ujar Naruto malu-malu kucing.

" bukan apa-apa hanya kebetulan melihatmu ada diperpustakaan jadi sekalian saja aku menyapamu," jawab Shion sambil tersenyum manis.

"benarkah? Waah senangnya..hehehehe," kata Naruto mengaruk kepalanya yang tak gatal. Shion mulai membuka bukunya dan mulai membaca sementara Naruto terus memperhatikan wajah Shion dengan wajah memerah.

"Naruto!," panggil Shion.

"ah ya, ada apa?," tanya Naruto salah tingkah katika ia ketahuan tengah memperhatikan shion.

"Naruto, Sasuke bagaimana kabarnya?," tanya shion tak mengalihkan pandanganya dari buku bacaannya.

"Nii-san baik kok," ujar Naruto berusaha tersenyum walau ia cukup sakit saat orang yang disukainya menanyakan orang lain.

"oh benarkah syukurlah, kau tahu dia sekarang sulit di temui. Meski sampai sekarang kami masih sering berkomunikasi," kata Shion nampak tak menyadari raut wajah naruto yang mulai berubah jadi masam. Naruto memilih diam tak meyahuti perkataan Shion.

"aku menyukai kakakmu dan kau harus tahu itu Naruto. Kumohon kau jangan terus berusaha mengejar-ngejarku. Aku sudah bosan ketika Sasuke katakan dia tak bisa menjadi kekasihku hanya karena takut kau terluka. Sadarlah Naruto kau itu berbeda dari Sasuke. Jujur saja aku tak percaya kau itu adalah bagian dari Uchiha. Kau amat sangat berbeda dan cobalah berkaca! Kau tak pantas untukku," tambah Shion sambil menutup bukunya dan mulai beranjak dari tempatnya.

"kau harus ingat kata-kataku itu. Aku tak ingin kau terus bermimpi untuk mendapatkan apa yang tak pernah mungkin engkau gapai," ujar Shion langsungpergi tanpa melihat raut wajah Naruto yang shock dan kecewa.

0o0o0 Akane moe-moe 0o0o0

"ah! Kau sudah datang Naruto," sapa Mikoto ketika melihat Naruto datang dengan wajah suram. Ia tak banyak berkata dan langsung pergi menuju kamarnya dilantai atas.

"Naruto kau tidak ingin makan dulu, Kaasan buatkan ramen kesukaanmu," tawar Mikoto.

"tidak terima kasih kaasan,"jawab Naruto sekenanya langsung menutup kamarnya. Mikoto yang melihatnya hanya memandang dengan tatapan khawatir.

"ada apa dengannya Kaa-san?," tanya sasuke yang baru saja datang.

"Kaasan juga tidak tahu, kaasan khawatir dengan Naruto. Kaasan takut hal yang buruk terjadi padanya," lata Mikoto tak henti-hentinya khawatir.

"paling hari ini dia ujian dan Nilainya jelek, jadi Kaasan tak perlu khawatir. Itu biasa terjadi,kan?," jawab Sasuke acuh.

"tapi Sasuke ini tidak seperti biasanya, kaasan hanya khawatir dengan keadaannya," ujar Mikoto mengambil tasnya.

"Kaasan mau kemana?," tanya Sasuke.

"Kaasan harus pergi! Kaasan ada urusan penting, kau jaga Naruto mengerti," perintah Mikoto dan segera pergi dari kediaman Uchiha.

"owh, kalau begitu hati-hati Kaasan," kata Sasuke mulai naik kelantai atas.

Sasuke yang awalnya ingin pergi kekamarnya, ia urungkan ketika ia melewati kamar Naruto dengan pintu kamar yang sedikit terbuka. Karena penasaran ia masuk dan melihat kedalam kamar Naruto yang tak berpenghuni.

'kemana anak itu?," batin Sasuke. Segera mendudukkan dirinya di atas ranjang dengan seprai bermotif tokoh kartun tom and jerry. Lalu ia mendengar suara air kran yang menyala. Tiba-tiba otaknya menjadi konslet dengan seringai keji ia berjalan menuju kamar mandi yang berada dikamar Naruto. Tanpa Rasa berdosa ia mematikan lampu kamar mandi yang stop kontaknya berada tepat ada disamping pntu Kamar mandi. Ya, sasuke hafal betul kebiasaan Naruto yang akan berteriak ketika dihadapkan dalam sebuah ruangan gelap sendirian. Namun dihitungan ke 10 sasuke tak mendengar teriakkan sang empu.

"ck, kenapa dia tak berteriak? Pingsan heh?," kata Sasuke pada dirinya sendiri. Karena merasa khawatir akhirnya Sasuke membuka pintu kamar mandi. Kamar mandi amatlah gelap. Tak terlihat oleh pandangan Sasuke sosok naruto. Kamar mandinya terlihat kosong. Lalu ia menghidupkan lampunya dan semua pandangan tertuju pada bathup yang berisi air penuh. Dan sosok Naruto kini terlentang didalamnya.

"Asataga! Naruto apa yang kau lakukan?," ujar Sasuke berlari menghampiri Naruto. Lalu mengangkat tubuh ala bridal style lalu membaringkannya dilantai.

"lepaskan! Lepaskan biarkan aku mati. Aku mau mati!," kata Naruto yang masih sadar sepenuhnya.

"UNTUK APA KAU MELAKUKAN SPERTI INI HAH?! KAU TAHU SEBERAPA KHAWATIRNYA AKU HAH!," bentak Sasuke.

"BUKANKAH KAU JUSTRU SENANG, KALAU AKU MATI KAU AKAN MENDAPATKAN APAPUN YANG KAU INGINKAN! KAU TAK PERLU SUSAH-SUSAH UNTUK MENYINGKIRKANKU KARENA AKU AKAN MENYINGKIR SENDIRI DALAM HIDUPMU,"kata Naruto tak kalah berteriak.

"apa maksudmu? Aku tak pernah berniat untuk menyingkirkanmu! Aku menyayangimu Naruto. Sungguh aku sangat menyayangimu," ujar Sasuke dengan suara merendah.

"AKU TAK BERHARAP KASIH SAYANGMU, AKU HARUSNYA SADAR DARI DAHULU KAU BERUSAHA MENYINGKIRKANKU KARENA AKU BERBEDA DARI UCHIHA LAINNYA. KARENA MEMANG BENAR AKU BUKAN BAGIAN DARI KELUARGA INI DAN KAU BERUSAHA MENYINGKIRKANKU KARENA KAU IRI PADA PERHATIAN TOUSAN DAN KAASAN PADAKU," ujar Naruto terus saja berteriak.

"TIDAK, BUKAN. Aku tak pernah iri padamu. Aku menyayangimu Naruto, aku mencintaimu," kata Sasuke yang secara tiba-tiba memeluk tubuh Naruto dengan sangat erat. Naruto yang diperlakukan seperti itu terus memberontak, tapi semakin naruto memberontak semakin kencang pelukan Sasuke pada Naruto.

"lepaskan aku brengsek!,"

"Naruto, Aishiteru," kata Sasuke berbisik tepat ditelinga Naruto.

"kau brengsek, kubilang lepaskan aku,"

"Aishiteru,"

"Aishiteru,"

"Aishiteru," Sasuke terus berbisik hal yang sama ditelinga Naruto sementara pelukkan Sasuke semakin menuntut. Kini bukan sekedar pelukan Sasuke mulai berani melakukan hal yang gila. Ia menjilat tengkuk Naruto dan mengigitnya kecil.

"AKH! Sakit! Apa yang kau lakukan brengsek?," misuh naruto tak terima diperlakukan seperti itu.

"Naruto, "

"lepaskan aku,"

"Naruto,"

"lepas,"

"Naruto, Kumohon jangan membuatku khawatir," ujar Sasuke berbisik.

"ak...," ucap naruto tepotong ketika mendengar Sasuke terisak kecil. Naruto memilih diam.

"Naruto, Naruto, Naruto... aku mencintaimu, jangan tinggalkan aku!," bisik Sasuke pelan dan mengeratkan pelukannya pada Naruto. Sementara Naruto hanya diam Saja bingung harus bereaksi seperti apa.

TBC

Maaf atas keterlambatan kane. Kane tahu kane gak bisa tepat waktu bin lemot. Tapi jujur aja kane pengen berhentiin ini cerita karena sekarang kane sibuk ngurusin kuliah kane. Tapi gak jadi gegara sekarang fic sasunaru mulai menipis. And kane kangen nulis sasunaru. Jadi kane nulis again. Yeeeah. Niatnya sich pengen update per tahun 1 kali –plak-. Oke nampaknya kane berlebihan. Kalau ada waktu kane bakalan lanjutin ini fic and update atas reviewnya, follownya, apalagi ngefavoritin cerita kane yang abal-abal. Mungkin gaya penulisan kane sudah berubah dari yang dulu. Jadi harap maklumi. Soalnya kane author baru yang gak berbakat. Jika gak keberatan. Please..RNR? sampai jumpa di chapter selanjutnya.

Humusemeuke :

Nich dach lanjut. Makasih reviewnya.

Justin cruellin :

Ya, ini dach lanjut. Makasih reviewnya.

Mary chan

Ini dach lanjut. Makasih reviewnya

Zaladevita

Ini dach lanjut. Makasih reviewnya.

Guest

Hmmm... kayaknya sasuke gak curhat decch. Mungkin chapter ini bisa menjawab pertanyaanmu. Makasih reviewnya..

Yuichi

Ya ini dach lanjut. Makasih reviewnya.

Arum Junnie

Ini dach lanjut. Makasih reviewnya.

Fayrin Setsuna D Fluorite

Emang qm gak salah emang chapter kemarin kebanyakkan tbcnya. Ini dach lanjut. Makasih reviewnya.

Ineedtohateyou

Iya, dia patah hati. Kacian. Pertanyaanmu bakal terjawab nanti. Setelah konflik dach kelas. Makasih reviewnya.

Mifta cinya

Gak ada yang salah paham. Ini flashbacknya dach lanjut. Makasih reviewnya.

Rylietha. Kashiva

Hmm... gmn yach? Kayaknya enggak dech. Makasih reviewnya.

Luca Marvell

Konflik bakalan berat kayknya dech. Makasih reviewnya.

Yunaucii

Emang sekarang aku lagi hobi ngegantungin apapun. Hehehe. Chapter ini termasuk dalam romance gak yach?. Makasih reviewnya.

Astro O'connor

Ini dach lanjut. Maaf lama. Makasih reviewnya.

Hanazawa kay

Makasih dach suka fic kane. Ini dach lanjut. Makasih reviewnya.

Kazekageashainuzukaasharoyani

Gimana yach? Belum kayaknya tuch. Sasuke gak bloon kok justru naruto yang bloon. Ups. Justru Naru kupikir yang gak peka. Maaf gak bisa update kilat. Makasih reviewnya.

Dewi15

Waah... senengnya ada yang suka sama beast juga. Apalagi dengan yoseob. Aku kecantol pertama kali sama beast waktu lihat yoseob. Tapi yoseob dach berubah. Gak jadi cowok imut lagi, sedih sich tapi apa boleh buat. Adakalanya manusia akan berubah seiring waktu berjalan. Makasih reviewnya.

B-Rabbit Ai

Tapi sekarang fic sasunaru dach dikit. Jadi kane bangkit dari kubur-plak-. Maksudnya balik lagi buat nyumbang fic sasunaru meski kane ini rada lemot . oke makasih reviewnya.

Uzumakinamikazehaki

Ini dach lanjut. Makasih reviewnya.