Hurt Part 2

.

.

.

.

Disclaimer : Semua milik Tuhan

Pairing : Hanya Yunjae disini

Category : Yaoi, Hurt, Romance, membosankan

Warning : Ada baiknya baca Hurt yang ada di chap awal dulu yaa...

.

Just enjoy it ^^

.

.

.

.

.

" Fly away... Flay away love..."

Namja yang terngah bersenandung itu menikmati udara sore sembari melihat pemandangan sekitarnya, sudah... Hmm... Tujuh tahun dia tidak kembali ke kampung halamannya dan dia sungguh merindukan tempat ini.

Namja itu adalah Jaejoong, Ya... Kim Jaejoong yang dulu tinggal tidak jauh dari sebuah taman. Namja yang akhirnya pindah ke Seoul setelah kekasih sesama jenisnya terpaksa pergi meninggalkannya karena dijodohkan. Dan tidak terasa sudah tujuh tahun sejak kejadian itu.

Sekarang dia seorang diri, appanya meninggal karena sakit lima tahun yang lalu dan sang eomma menyusul sang appa dua tahun yang lalu. Jaejoong kembali kemari karena dia hendak menjual rumah penuh kenangan milik keluarganya.

Sekarang dia tinggal di apartemen bersama beberapa teman yang juga merantau dari daerah. Dan dia dikelilingi orang – orang yang 'sama' dengannya.

Hingga tanpa disadari dia berjalan sampai taman tempatnya dulu sering bertemu dengan kekasihnya, Yunho. Bicara tentang Yunho, apa kabarnya namja itu setelah menikah ya? Apa hidupnya bahagia? Apa dia masih mencintainya atau bahkan... Apa namja itu masih mengingatnya?

" Hah... Kau kenapa sih Kim Jaejoong, ingat katanya bukan? Dia akan mencintaimu selamanya"

Jaejoong memasukkan tangannya kedalam kantong coat yang dia kenakan, udara semakin dingin menjelang musim dingin. Harusnya Jaejoong langsung saja pergi ke Seoul.

BRUKK!

" Appohh!"

Jaejoong menghentikan jalannya ketika melihat seorang anak kecil jatuh tidak jauh darinya. Jaejoong berjalan menghampirinya dan membantu anak itu untuk bangun dan dia berjongkok di depan anak kecil itu. Satu hal yang dia lihat dari anak itu, mata musang.

" Gwaenchana?" Tanya Jaejoong

" Hum, gwanchana... Hyung cantik"

" Aish... Aku tampan!"

" Cantik!"

" Ck..." Jaejoong mengacak surai hitam legam anak kecil yang ada di depannya

" Binnie ah!"

DEGH

Kali ini jantung Jaejoong hampir lepas dari tempatnya, suara rendah itu...

" Appa!"

Jaejoong menjadi kaku, namja kecil yang tadi ditolongnya berlari menunu orang yang tadi memanggilnya.

" Jangan menghilang seperti itu"

" Binnie tadi jatuh telus hyung cantik itu bantu Binnie"

" Hyung cantik?"

" Hum, itu"

" Eh? Hmmm... Terima kasih sudah membantu anakku"

Jaejoong mengedipkan matanya kemudian bangkit dari jongkoknya, perlahan dia membalikkan tubuhnya. Dia hanya ingin memastikan apa yang didengarnya sama dengan apa yang dilihat.

" Jae..."

Mata Jaejoong terpaku menatap namja yang sedang menggendong anak kecil yang tadi dia bantu. Begitu juga namja itu, terlalu terpaku menatap namja yang ada di depannya. Berharap apa yang dilihatnya hanya sebuah ilusi semata.

.

.

.

.

.

.

" Jadi, Moonbin anakmu?"

" Ya"

Jaejoong dan Yunho, mereka duduk disebuah kursi panjang yang ada di taman sembari memperhatikan Moonbin bermain.

" Oh..."

Rasa kecewa menyelimuti Jaejoong, namja yang ada disampingnya sudah memiliki anak. Namja yang dulu bersumpah bahwa dia hanya akan mencintai Jaejoong seumur hidupnya. Namja yang membuatnya menunggu karena dia percaya bahwa namja itu akan kembali padanya membawakan kebahagiaan yang lama dia tunggu.

Tapi lihat...

Namja itu sudah bahagia bahkan memiliki seorang anak yang menggemaskan.

" Maaf" Ucap Yunho

" Untuk?" Tanya Jaejoong dengan nada datar

" Semuanya"

" Kenapa?"

" Jae..."

" Kenapa kau lakukan ini padaku Yun?"

" …."

" Kau membuatku menunggu sesuatu yang mustahil, memberikanku harapan tapi lihat akhirnya" Ucap Jaejoong suaranya mulai lirih

" Jae... Maaf, aku..."

" Tidak apa – apa"

Jaejoong berusaha sekuat tenaganya agar airmatanya tidak jatuh, dia menoleh dan menatap Yunho yang kini juga menatapnya dengan pandangan datar.

" Ini semua untuk kebahagiaanmu bukan? Apa... Kau bahagia sekarang?" Tanya Jaejoong

" Aku..."

" Jawab saja pertanyaanku Yun"

" Ya, aku bahagia"

Jaejoong memejamkan matanya dan saat matanya terbuka dia meneteskan air mata. Jadi ini akhirnya? Akhir dari kisah cintanya?

" Syukurlah"

" Jae aku mohon maafkan aku yang sudah memberikanmu harapan palsu, kau tahu... Ini semua memang harus berjalan seperti ini. Kenyataannya kau dan aku tidak akan bisa bersatu"

" Ya, aku tahu" Jaejoong menghapus airmatanya " Harusnya aku tahu ini akan terjadi. Kau dan aku memang tidak bisa bersatu" Lanjutnya dengan suara bergetar

" Maafkan aku"

" Ya"

Jaejoong berdiri dari duduknya, Yunho mengikuti gerakan Jaejoong.

" Selamat kalau begitu, selamat sudah menemukan kebahagiaanmu"

" …."

GREP

Jaejoong memeluk sekilas Yunho, wangi namja itu masih sama. Harum maskulin itu masih saja membuat Jaejoong merasakannya kenyamanan. Namun pelukan itu tidak berlangsung lama karena Jaejoong melepaskan pelukan itu dan menatap Yunho.

" Aku percaya kau akan datang menjemputku dan menepati janjimu, tapi... Sudahlah. Terima kasih sudah memberikanku sebuah harapan palsu Yun"

Jaejoong kemudian membalikkan tubuhnya dan hendak pergi namun Moonbin memanggilnya dan memeluk kakinya.

" Binnie ah, hyung harus pergi. Binnie ah, berjanjilah jika sudah besar nanti kau akan menjadi namja yang bertanggung jawab dan menepati janjimu eoh?"

Walaupun tidak mengerti Moonbin mengangguk saja dan dia tersenyum saat Jaejoong mengecup puncak kepalanya. Tapi setelahnya dia merengut kesal saat Jaejoong berlari meninggalkan taman tanpa berpamitan dengannya dan akhirnya dia menarik – narik pakaian appanya.

Jaejoong berlari, bohong saja dia tidak kecewa dan marah juga kesal tapi dia bisa berbuat apa? Namja itu sudah melupakannya, melupakan rasa cinta yang bahkan masih Jaejoong miliki untuk namja itu.

" Hiks..."

" Dengarkan aku Boo... Walaupun nanti aku menikah ingat satu hal hanya kau yang aku cintai tidak ada yang bisa menggantikanmu dihatiku! Didepan eommamu aku bersumpah akan mencintaimu sampai aku mati nanti Boo!"

Jaejoong ingat sekali kata - kata yang diucapkan Yunho hingga di tetap menunggu namja itu kembali menjemputnya, bahkan namja itu sudah bersumpah di depan eommanya.

" Percayalah aku akan kembali untuk membahagiakanmu"

Semua itu bohong, kenyataannya kebahagiaan tidak akan pernah menghapiri orang seperti dirinya! Ini tidak adil bukan!

Airmatanya tidak juga berhenti hingga dia menghentikan larinya dan bersandar pada dinding jalan. Dia berjongkok dan menangis disana, menangisi kehidupannya yang sangat menyedihkan. Menyalahkan Tuhan karena merasa Tuhan tidak adil padanya sudah mengambil semua orang yang dia cintai.

" Bodoh... Hiks... Kau bodoh Yun... Hiks..."

.

.

.

.

.

.

.

" Appa kenapa hyung cantik menangis?" Tanya Moonbin, tangan kecilnya masih menarik – narik pakaian sang appa karena sang appa tidak juga meresponnya

Tapi sedetik kemudian Yunho membawa Moonbin dalam dekapannya dan memeluk anak itu dengan erat.

" Mianhae..."

" Appa?"

" Mianhae... Hiks... Mianhae... Saranghae..."

" Appa kenapa menangis?"

" Mianhae..."

" Appa?"

Dan sore itu untuk pertama kalinya Moonbin melihat sang appa menangis bahkan terisak kencang, dia tidak tahu apa yang terjadi tapi dia bisa merasakan kesedihan yang luar biasa dari tangisan appanya.

.

.

.

~ END ~

.

.

.

Annyeong!

Masih di hari bahagia tapi Cho malah update yang sedih hahahaha

Iya end, Cho seneng liad mereka pisah gini jadikan Cho bisa sama Jaemma #digamparberuang kkkkkkk~

.

Special Thanks :

.

ismi mimi (annyeong... mampirlah jangan lupa ke lapak Cho hehehehe), jejukocherys20 (tapi cuma sekali aja yang happy end... Selanjutnya #smirk), akiramia44 (iya donk, chap kemaren mah spesial kkk~), minami Kz (sabar yaa), debbynadia30 (wkwkwkwkw biasa kok Cho bales in ripiu, mampir lagi yak! Jangan bosen!), Guest (thanks ^^), uknowme2309 (beuh... Cho mah udah biasa disumpahin makin cantik dan langgeng sama bebeb mimin :p wkwkwkwk), GaemGyu92 (Cho juga maunya angst tapii... Pengen bikin yang spesial aja di chap kemaren), kimRyan2124 (hahahaha... Mewek juga gpp kok #smirk),

.

yang udah Follow, Fav dan para Sider

.

Maacih lhoo~~~ #bow

.

Siap buat next?

Chuuuu~~~~~~

.

.

.

.

.

Senin, 13 Maret 2017