Chocolate in Sweet Tooth

[AU || GS || Chapter 5]

Romance—Drama

PG

Starring :

EXO

OTP12

Warning !

Chinese and English content. Italic means past time and foreign language.

Backsound: Rialto - Justin Hurwitz


.

.

Seorang gadis dengan rambut bob pendek merenggangkan tangannya sambil menggetuk meja dengan jari-jarinya, menggikuti alunan lagu Jazz yang diputar di sebuah café bernama Sweet Scented café. Kafe ini, ia bangun sendiri dengan hasil kerasnya dan kecintaannya dalam dunia Barista. Ia lalu menyesap macchiato-nya, dengan menikmati ramai lalu lalang di Seoul.

'tring'

Bunyi pintu yang dipasangi lonceng di ujung atas pintu masuk—menyadarkan lamunannya. Gadis itu menoleh, seakan ingin mengetahui siapa yang datang.

"Selamat siang," kata Kyungsoo lembut, dengan diikuti Jongdae.

"Kyung?"

"Ah, eonnie," sapanya.

"Lah? Kamu bukannya nggak ada shift hari ini," sang pemilik kafe mengingat-ingat jadwal kafe.

"Iya, aku tahu, kok—hari ini aku bersama dengan temanku,"

Jongdae memanggutkan kepalanya.

Si pemilik kafe terdiam.

"Tidak mungkin," lirihnya.

"Eh?"

"Kim Jongdae!"

Jongdae menggerutkan dahinya, seperti menyiratkan—bagaimana kau bisa tahu namaku.

"Ini aku, Xiumin—eh, maksudku Kim Minseok. Noona kesayanganmu!"

Jongdae berpikir sejenak—saat gadis itu menyebutkan namanya, sepertinya tidak asing. Lalu ia tersadar dan memetikkan jarinya.

"Good grief! Nuna!"

Kim Minseok memamerkan senyumannya.

"Lama tidak berjumpa, Chen!"

Kyungsoo yang tidak yakin, situasi apa yang ia saksikan. Mereka berdua pun saling berpelukan dan cepika-cepiki, seperti sudah lama mereka tidak bertemu. Kyungsoo butuh jawaban atas kejadian ini.

"Senang bertemu kembali, nuna! Terakhir kita bertemu saat aku SD? SMP? Oh God! Yang penting—(Jongdae tersenyum manis) Kau tambah cantik dan sekarang kau menjadi bos di sebuah kafe! Nuna, impian mu terwujud! (Jongdae sekali lagi memeluknya) Selamat, ya!" ucap Jongdae.

"Ya, gomawo, Dae." balas Xiumin.

Jongdae ingat jelas siapa wanita di depannya, Kim Minseok. Dulu ia dan Minseok, tinggal bersebelahan. Minseok sangat memanjakannya saat Jongdae masih menggenakan popok. Minseok selalu bercerita, suatu hari nanti ia akan melanjutkan mimpi ayahnya sebagai barista. Dan mimpinya pun terwujud.

"Maaf tadi aku tidak langsung mengenalimu, karena keburu pangling!"Jongdae menggedipkan matanya.

Xiumin mengikut pinggang Jongdae lembut, "Jangan gombal, Kim Jongdae."

Jongdae terkekeh.

"Um. Nanya boleh?" tanya Kyungsoo memecahkan suasana.

"Boleh," sahut Jongdae dan Xiumin bersamaan.

Kyungsoo sedikit ragu-ragu menanyakannya tetapi ia harus tahu—like hey, Jongdae is my closest friend and Xiumin is my boss. I have to know, I absolutely have to know their relation—pada akhirnya Kyungsoo memberanikan diri untuk bertanya, "Kalau boleh tahu, apa hubungan kalian berdua?"

Jongdae dan Xiumin saling melirik, "Teman sejak kecil,"

"Wow," Kyungsoo bergumam.

"Ya. Dan kita berpisah karena aku harus pindah ke Tiongkok, karena ibu-ku menikah lagi dengan pria Guangzhou. Setelah itu, kita berdua putus kontak, jadi yah begini deh," jelas Xiumin.

"Lalu, aku bertemu dengan nuna hari ini, dan lihat dia! Cantik sekali, bukan," puji Jongdae, memeluk kembali nuna kesayangannya.

"Jongdae, sudah cukup!"

Kyungsoo—yang menyaksikan adegan romansa antara sobatnya dengan bosnya, hanya bisa terdiam. Masalahnya beberapa waktu yang lalu, Jongdae lagi sakit hati, tiba-tiba mesra-mesraan gini dengan bosnya. Antara dia harus turut senang atau justru ingin menabok wajah Jongdae karena adegan cheese ball-nya membuatnya ingin muntah.

.

"Jadi, kau part time di Tooth Fairy?" tanya Xiumin, sambil meletakan secangkir cafe latte ke meja bar dimana Kyungsoo dan Jongdae duduk.

"Iya. Karena dekat sama kos-an ku."

Xiumin hanya ber-oh-ria, "Iya sih, Tooth Fairy rame sama anak kampus kalian. Kalau Sweet Scented lebih populer ke orang-orang kantoran,"

Jongdae menyetujui hal tersebut, "Soalnya kalau Tooth Fairy lebih banyak kudapannya, dan Sweet Scented tuh, lebih berkesan matang dan dewasa saja. Jadi jarang anak muda ke sini,"

"Aku mencoba untuk mengganti menu tapi itu pun percuma, Dae," Xiumin memangkukan tangannya, "Karena itu bukan style-ku."

Jongdae meresponnya dengan senyuman, "Well, mereka ya mereka. Nuna ya nuna. Jadi, jangan di samakan dong,"

Xiumin menggangguk setuju.

"By the way, nuna. Kok nama di tag-nya, Xiumin, sih?" tanya Jongdae.

"Oh, ini… (Xiumin memanyunkan bibirnya, sambil berpikir keras) Well, ini karena ayah tiriku. Selama di Tiongkok, mereka tidak familiar dengan nama korea—jadi ayah tiriku membuatkannya untukku," balas Xiumin.

"Xiumin, huh?" Jongdae berpikir sejenak, "Bagus juga, tapi aku lebih suka nama Minseok,"

Si gadis bersurai merah gelap, yang duduk di sebelah Jongdae hanya bisa menatapnya tidak percaya. Maksudnya, ia tidak pernah menyangka kalau sobatnya bisa segombal ini. Tapi gombalannya tidak chessy, ini bikin gadis-gadis bisa-bisa jantungan. Bahkan bos-nya hanya terdiam dan tak bisa merespon gombalan Jongdae. Emang rasanya Jongdae lebih cocok dengan nuna-nuna, ketimbang dengan yang seumuran.

Kyungsoo bukannya bermaksud sarsatik, tapi sudah waktunya Jongdae memulai cinta baru. Dan Kyungsoo mendukung pasangan ini.

'Hidup XiuDae!,' jerit Kyungsoo dari dalam hati.

.

'Tring'

Suara dentingan lonceng pintu berbunyi, tanda customer baru, telah datang. Seorang pria yang masih sekitaran umur 20-an tahun, rapi dengan setelan trench coat, baju formal, dan stiletto cokelat yang mengkilat. Ia berjalan masuk dengan gagahnya sambil membawa tas Louis Vuitton-nya, layaknya supermodel. Kemudian pria itu melirik Xiumin, dan berkata; "Master, kopi luwaknya satu, ya,"

"Ah, baik!" sahut Xiumin, bergegas menyiapkan secangkir kopi luwak untuk pria itu.

Pria bersurai blonde kecoklatan itu akhirnya duduk di meja dekat kaca estalase, salah satu spot favorit-nya. Ia kemudian melepaskan trench coat-nya, lalu menggeluarkan ponselnya.

"Bah, Itu Direktur Park," desis Kyungsoo.

"Kau kenal?" bisik Jongdae.

"Dasar bodoh. (Kyungsoo menarik kepala Jongdae mendekat) Dia itu kakak tirinya Park Chanyeol, Kris Park. Kau lupa, ibu tirinya Chanyeol itu pemilik majalah fashion Korea terkenal." jelas Kyungsoo, berbisik-bisik di telinga Jongdae.

Jongdae baru ingat kalau keluarga Chanyeol adalah salah satu keluarga penting di Korea Selatan. Ayah Chanyeol sukses di bisnis ekspor dan impor, dan ibu tirinya berhasil di dunia fashion. Kakak tirinya, yang blasteran antara Kanada-Chinese atau Kanada-French-Chinese ini juga serius di dalam bisnis fashion dengan nama brand Chateaux, ia mendesain lebih dari 300 desain dan telah memamerkannya di New York Fashion Week.

Dan Chanyeol, kemungkinan besar akan mengikuti jejak ayahnya. Dia berbeda dengan kakak tirinya yang kelihatan flamboyan, elegan, dan mahal. Chanyeol lebih suka dengan kaus Supreme, celana trainer hitam, sepasang sepatu Adiddas, dan jaket jeans Levis-nya ketimbang merek-merek seperti Louis Vuitton dan Gucci.

Begitu Xiumin selesai membuatkan kopi Luwak, ia pun mengantarkannya kepada Kris.

"Bagaimana sudah menemukan icon baru untuk brand fashion-mu, direktur Park?" tanya Xiumin.

"Ah, master. Belum. (Kris mematikan layar ponselnya) Sialnya, belum. Bawahanku sangat lamban, mana milih modelnya juga nggak bagus-bagus. Dasar nggak berguna." Kris menyambar cangkir kopi dan menegakan langsung kopi panas itu.

"Sudah, sudah. Aku siapkan egg pudding buat kamu, oke?"

Kris menatap sayang Xiumin, "Oh, malaikat-ku. Kau yang terbaik!"

"Sebentar, ya," ucap Xiumin lembut.

"Iya, cantik!" balasnya riang.

Jongdae menggerutkan dahinya lalu menatap kembali ke arah Kyungsoo. Memberikan sebuah tatapan 'Are they dating?'—Kyungsoo pun membalasnya dengan "Nyaris,"

"Maksudnya, 'nyaris'?"

Kyungsoo mengingat-ingat kejadian antara bosnya dan direktur Park, "Kurang lebih, eonnie ditembak sama Kris saat Kris mengajaknya kencan. Tapi ditolak, lantaran Kris bukan tipenya eonnie. Akhirnya, si direktur itu berhenti mengejar eonnie, dan jadi pelanggan tetap. Terus Kris ngaku kalau dia cuman adore eonnie doang,"

"Lah, kalau dia tahu dia cuman 'adore' Minseok-nuna, kenapa dia mau macarin nuna?" Jongdae kembali bertanya.

Kyungsoo mengangkat bahunya, "I don't know, tapi mungkin setelah nembak, dia merasa kalau masih ada ikan di laut? Who knows,"

"What a jerk," gerutu Jongdae, "Kalau mereka berdua, 'seandainya' jadian dan di saat itu si bapak direktur menyadari kalau 'she's not the one', lalu mutusin nuna. Jahat banget nggak, sih?"

"I know right, tapi direktur nggak seburuk yang kau pikirkan, Kim,"

Jongdae menatap Kyungsoo dengan tatapan 'What, why?'

"Dia. Literally sponsoring us, seperti seragam dan renovasi. Meski ditolak habis-habisan,"

"Oke. Impressive," kata Jongdae sarastik, "Minseok nuna, deserves better men!"

'Yeah, and it's you!' seru Kyungsoo di dalam hati.

Tak lama kemudian, Jongin dan Yixing pun datang. Keduanya tampak sedang bergosip ria mengenai ia bertemu Joomyeon dan Sehun. Jongin sendiri tidak habis pikir, semulus itu kah Yixing bisa mendapat perhatian Joonmyeon. Oke, Yixing memang cantik tapi sangat extra introvert.

"Hei, sudah nunggu lama?" celetuk Jongin memeluk pacarnya.

"Yah, lumayan 1 jam-an," jawab Kyungsoo ringan.

"Oh, hi Jongin," sapa Xiumin dari bar.

"Hi, nuna,"

"Siapa gadis itu? Cantik," puji Xiumin terhadap penampilan Yixing.

"Oh, ini senior-ku satu jurusanku, Zhang Yixing. Lalu, Yixing nuna, ini bos-nya Kyungsoo, Xiumin." kata Jongin memperkenalkan satu sama lain.

"Halo, salam kenal, ya, Yixing-ssi. Silakan duduk,"

"Iya, terima kasih, Xiumin-ssi." Yixing menyunggingkan senyumnya, kemudian Xiumin pun kembali menyiapkan egg pudding untuk Kris.

"Kalian sudah tahu kan, kalau Joonmyeon dan Yixing akan bertemu?" sela Jongin.

"Sudah dong," jawab Jongdae, "Tadi dapat bocoran dari Luhan,"

"Dasar si mulut ember," desis Yixing.

"No probs lah, nuna. Lagipula kita turut senang kok," Jongdae tersenyum lebar, "Group hug!"

Jongdae membentangkan tangannya, membuat teman-temannya saling berpelukan satu sama lain. Hanya Jongdae yang bisa membuat teman-temannya saling berpelukan karena Kyungsoo bukan seseorang yang menyukai pelukan bergrup seperti ini. Tapi karena Jongdae, ia merasa berpelukan itu sangat menyenangkan.

"Kalau gitu, kita langsung ke Tooth Fairy? Sebentar lagi adalah shift kita lho! Chop chop, darling!" seru Jongdae, sambil menarik lengan nuna-nya.

"E-eh? EH! T-Tunggu, Jongdae! H-hatiku belum siap!"

Jongdae bisa merasakan tubuh Yixing gemetar. Seperti ia terkena setruman listrik. 'Gawat, ini mah susah,' pikir Jongdae.

"Nuna, tarik nafas panjang dan buang! (Yixing melakukan seperti apa yang Jongdae katakan) Lagi-lagi, tarik nafas, buang. (Tiba-tiba, Yixing tertawa kecil). Lho, kok malah ketawa, ayo nuna, kau harus rileks!" ucap Jongdae.

Yixing menahan tawa, "Nggak, nggak. Haha. Kalau kamu yang aba-aba, yang ada malah aku ketawa! Udah ah!"

Jongdae tersenyum.

"Udah legaan?"

"Udah,"

"Oke, gitu dong. (Jongdae menoleh ke arah pasangan Jongin-Kyungsoo) Kalian ikut?"

Jongin dan Kyungsoo saling melirik, dan menyengir bersamaan.

"Iya dong!" sahut Jongin.

"Kita berdua nggak mau ketinggalan," sambung Kyungsoo.

"Oke sip! Yuk! Menuju medan tempur!" seru Jongdae.

Kyungsoo dan Jongin pun menyahut, lalu keduanya berpamitan kepada Yixing. Disusuli Yixing, kemudian Jongdae menghampiri meja bar dan menatap nuna kesayangannya.

"Nuna, kau lagi pegang hp-mu?"

Xiumin meraba-raba kantong celana atau apronnya, "Nihil,"

"Kalau gitu, pinjam tanganmu atau selembar kertas," ucap Jongdae.

Karena Xiumin terlalu malas, ia pun menyodorkan telapak tangan. Jongdae tanpa pikir panjang, mengambil bolpoin Montblanc-nya, lalu mencatat line id-nya.

"Nuna, ini Line id-ku. Silakan di-add ya, dan jangan sungkan hubungi aku!"

Lagi-lagi senyuman Jongdae membuat hati Xiumin dag-dig-dug. 'Dia bukan bayi Jongdae yang kau kenal, dia sudah matang!' seru Xiumin dalam hati.

"Ya! Kim Jongdae! Jadi, ikut kagak sih?" seru Kyungsoo di ujung pintu.

"I'm coming!" Jongdae kembali menatap Xiumin, "Jangan lupa kontak aku, ya, nuna. Bye!"

Jongdae melangkah panjang, lalu pergi dengan meninggalkan 'tring' ketika ia menutup pintu. Xiumin hanya menghela nafas panjang. Ia tidak mengira ia akan bertemu kembali dengan malaikat kecilnya.

"Um, master? Puding-nya?" celetuk Kris.

"Coming!" sahut Xiumin.

Sebelum ia mengangkat sepiring egg pudding, ia kembali melirik telapak tangannya dan tersenyum. Ia sangat mengantisipasi pembicaraannya dengan Jongdae.

.

.

Sementara itu, Joonmyeon dan Sehun—dua pasangan pangeran ini berjalan santai menuju Tooth Fairy. Sehun berjalan sambil membaca buku novel yang pinjam di perpustakaan sebelum ia pergi dengan hyung kesayangannya. Ia meneliti dari kata per kata di novel itu.

"Tumben kamu baca novel, Hun," ucap Joonmyeon.

Sehun masih tetap membaca novel tersebut, "Iya, buat penelitian,"

"Hm," Joonmyeon berpikir keras, "Buat bahan pameran tahun depan?"

"Ya, mungkin,"

"Kalau begitu, semangat deh," Joonmyeon memandang pucuk-pucuk pohon di sisi jalan. Kemudian ia berhenti, lalu memotret dedauan tersebut dan mengunduh foto itu ke instagram.

Joonmyeon mengetik sebaris kalimat yang berkata; 'I'm on my way #ToothFairy'.

.

.


Tbc

.


HALO, HALO!

Hi guys, Ini Lin!

Sori banget buat kalian menunggu lama ini FF. Seperti aku udah mention di posting FF sebelumnya kalau; 'aku sempat menghilang beberapa bulan ini, karena banyak sekali urusan setelah lulus dari kuliah. Like medical check up, doing projects for fanbase, doing webtoon. Yap! Aku selama nyaris 5 bulan di awal tahun ini, bolak-balik Jakarta-Penang karena harus nemenin mama buat medical treatment tapi sekarang mama udah sehat kok. Kedua, urusin projek fanbase terutama Red Velvet sama Kim Samuel dibagian desain. I'm super tired guys, help!

Dan terakhir webtoon yang tampaknya berubah menjadi project novel. So, yeah. I've been writing and drawing a webtoon since last year. Kalau kalian mau baca, monggo search di LINE WEBTOON, Biru. Dan kayaknya bakal dijadiin novel, karena lebih lancar ngetik daripada nyusun layout.'

Sori banget!

Terus. Makasih banyak buat komennya, soalnya kadang komentar kalian, para readers tuh yang bikin kita author jadi semangat buat ngetik lagi. Aku bukannya ngeabaikan FF ini. Tapi belom ada feel-nya, apalagi awal tahun ini kebanyakan pikiran.

HEHE.

ANYWAY SI ROBERT BARU KETEMU ELI-NYA! Dan kemungkinan minggu ini bakal dipost. Janji bener, bakal dipos!

Terus, terus PLIS PAKE BANGET, support my other SPACE!AU FF : Unusual Planet called 1563 Planet, yang terinpirasi dari lagu 'POWER' dan Voltron. CEKIDOT ya gais!

Kalau kalian mau lirik-lirik fanart atau mau DM aku, monggo ke instagram aku : kawaiiotomenuna.

.

OKE?


SO DON'T BE A GHOST READER!


SEE YOU AT NEXT CHAPTHER!