This FF Create by: GGJUX

Cast:

-Xi Luhan (Luhan)

-Oh Sehun (Sehun)

-Kim Jongin (Kai)

-Park Chanyeol (Chanyeol)

-Kim Junmyeon (Suho)

-Wu Yifan (kris)

Rate: T

Warning: Typo everywhere

.

.

.

.

.

.

"gawat... Jam 6.50! Mati aku" kata-kata itu terucap berulang kali dari bibir namja yang sedang berlari mencari taxi namun tak kunjung datang menghampirinya

"dimana taxi? Jinja..." gerutunya kesal, bagaimana tidak ini sudah jam 6.50 itu artinya 10 menit lagi jam kerjanya akan dimulai! Terlambat sedetik akan dianggap absen.

lelaki itu mengigit bibir bawahnya cemas, sekarang ia bingung apa yang harus ia lakukan "bagaimana ini, tidak ada taxi.. Apakah aku harus berlari ke kantor?"

Setelah berfikir sejenak akhirnya ia memutuskan untuk berlari ke kantornya, sebenarnya jarak kantornya dari tempat ia berdiri tidak terlalu jauh hanya 15 menit berjalan maka kau akan sampai, tapi ia tak punya waktu untuk 15 menit! Dia hanya punya waktu 10 menit!

namja itu menyebrang di jalan raya kota seoul yang selalu padat namun, ia berhenti ketika melihat seorang nenek tengah menyebrang sedangkan waktu menyebrang sebentar lagi akan habis, sebenarnya itu bukan urusan namja itu namun ia khawatir hal yang tak di-inginkan terjadi pada nenek dan pada akhirnya ia memutuskan untuk membantu nenek.

"terima kasih sudah membantuku,anak muda" yeoja yang sudah termakan usia itu mengucapkan terima kasih kepada anak muda yang membantunya menyebrang tadi

"ah ne.." balasnya dengan senyuman manis

"anak muda, jika boleh tahu siapa namamu?"

"saya?" namja tersebut menunjuk dirinya sendiri dan dibalas anggukan dari yeoja tua di depannya "Xi Luhan inmida" yeoja yang bernama Luhan itu menunduk memberi hormat

"luhan? Nama yang indah" pujinya "gomawo" jawab lelaki itu tersipu malu mendengar pujian dari yeoja yang telah ia tolong.

"Luhan, bisakah aku meminta bantuanmu?" tanya yeoja tua itu pada Luhan. Luhan tampak berfikir sejenak, ia tak mempunyai banyak waktu untuk membantu yeoja yang berada di hadapannya ini namun, ia juga tak bisa mengabaikan yeoja ini begitu saja.

"apa yang bisa aku lakukan,halmeoni?"

"bisakah kau mengantarku sampai rumah? Aku sedang tersesat" pinta wanita yang rambutnya telah memutih karena faktor usia "aku sebenarnya bisa pulang sendiri tapi, uangku hilang dan akhir-akhir ini sering terjadi tindakan kriminal" wanita itu menjelaskan mengapa ia meminta bantuan Luhan sedangkan Luhan mengigit bibir bawahnya menandakan bahwa ia sedang bingung sekarang.

Luhan berfikir sejenak mana mungkin ia meninggakan seorang nenek yang tersesat di pinggir jalan tapi, ini hari pertama dia kerja, Bisa-bisa dia dipecat!

"ah baiklah jika begitu" ucap Luhan menyetujui permintaan yeoja tersebut, tampaknya Luhan sudah tak memikirkan apa yang terjadi selanjutnya jika ia tak ke kantor sekarang -dipecat-

"ah mianhae jika sedikit lancang, rumah halmeoni dimana?" tanya Luhan begitu sopan membuat wanita yang menjadi lawan bicaranya tertawa kecil "tak usah begitu sopan, anggap saja kita sudah lama bertemu"

Luhan mengangguk mengerti mendengar perkataan wanita disebelahnya "rumahku ada sekitar Cheongdam-dong"

Cheongdam-dong ?Oh tidak, itu terlalu jauh dan sangat mustahil bagi Luhan sampai ke kantor tepat waktu "baiklah, bagaimana jika kita naik taxi?"

"apakah tidak apa-apa? Kulihat kau sedang buru-buru" tanya yeoja tua itu khawatir menggangu Luhan namun, Luhan tersenyum manis "gwenchana"

Luhan memanggil sebuah taxi yang kebetulan lewat, mengapa taxi disaat ia membutuhkannya tadi tidak datang? Pikir Luhan kesal. Luhan membuka pintu Taxi dan mempersilahkan yeoja yang lebih tua dari usianya masuk duluan "silahkan"

Yeoja tersebut tersenyum simpul dan Luhan membalas dengan senyum manisnya lalu ikut masuk ke dalam taxi. Sepanjang perjalanan mereka berdua membicarakan banyak hal seperti fashion,artis,makanan dan banyak hal lainnya. "ia seseorang yang berwawasan yang sangat luas" pikir yeoja tua tersebut

"Luhan berapa umurmu?" Tanya yeoja disebelahnya dengan lembut

"umurku 25 tahun,haelmoni" jawab Luhan tersenyum

"umurmu tak jauh beda dari 4 cucuku" ujar yeoja tersebut sambil membalas senyum Luhan "kau akan menemui mereka nanti"

.

.

.

.

.

Tak terasa taxi mereka sampai di daerah Cheongdam-dong, tempat yang disebut sebagai "street fashion" bagaimana tidak semua yang ada di sana toko yang menjual barang-barang mewah dan kelas atas

.

Mereka memasuki perumahan elite dan akhirnya sampailah di rumah haelmoni yang dibantu Luhan tadi. Luhan turun dan terdiam beberapa saat, ia terkejut begitu besarnya rumah yang ada di hadapannya dengan arsitektur romawi kuno mampu membuat Luhan tak berkedip.

"terima kasih telah mengantarku" ucap Haelmoni kepada Luhan "ah.. Gwenchana"

"sepertinya aku harus pulang, sampai jumpa" Luhan menunduk 90 derajat dan memberi salam "tidak mampir sebentar?"

"eh?" Luhan terdiam, dia ingin sekali memasuki rumah bergaya romawi tersebut tapi, ada urusan yang harus ia selesaikan "mianhae, tapi ada urusan yang harus saya selesakan"

"ah.. Kalau begitu tunggu sebentar" yeoja tua itu meminta Luhan untuk menunggu sebentar di depan rumahnya sedangkan dia masuk kedalam, entah apa yang ia lakukan.

Tak sampai 5 menit Luhan menunggu yeoja itu sudah keluar bersama seseorang di sebelahnya "jika kau ada urusan, biarkan supirku yang mengatarmu"

"tidak usah repot-repot, aku bisa naik bus dari sini" Luhan merasa tak enak hati jika menerima tawaran dari yeoja tua di depannya ini

"anggap saja ini ucapan terima kasihku"

"terima kasih,haelmoni.." Luhan mengucapkan terima kasih dan menunduk, ia akhirnya menaiki mobil bergaya klasik itu

"woah..." Luhan melihat sekeliling mobil yang baru saja ia naiki begitu elite dan nyaman, ia bersumpah ini pertama kalinya ia menaiki mobil mahal seperti ini, joknya empuk, tempatnya luas tak seperti di taxi dan jangan lupakan aromanya yang harum tak seperti saat Luhan di bus

"mau kemana tuan?" tanya supir di depannya

"ke taman kota"

.

.

.

.

.

Luhan turun dari mobil mewah -pinjaman- ia tak tahu ini hari keberuntungan atau kebalikan pasalnya hari ini ia bisa menaiki mobil mewah yang tak pernah terlintas di pikirannya tapi... Ia harus menerima fakta bahwa hari ini ia harus dipecat

Luhan menarik nafas dalam dan mengeluarkannya kasar, butuh keberanian ia memasuki kantornya. Luhan melangkah kan kakinya menuju kantor besar di hadapannya namun, belum sempat ia masuk, ia sudah bertemu dengan seseorang yang tak ingin ia temui,bosnya.

Ok, ini bukanlah hari keberuntunganmu Luhan, mengapa kau bisa bertemu dengan bos di tempat ini? Aih jinja...

"darimana kau?"

"eum.." keringat turun dari pelipis Luhan, ia benar-benar takut dipecat sekarang "aku habis mengantar seorang nenek"

"kau tak pandai berbohong"

Luhan terbelak, ia sama sekali tidak berbohong "aku tak bohong.."

"simpan ucapanmu, aku kecewa padamu" ucap bosnya dingin "kau dipecat"

"ta..tapi..." Luhan terduduk membisu, benar apa yang ia pikirkan.. Ia dipecat! Mau makan apa dia hari ini? Sedangkan pekerjaan yang baru ia dapatkan hilang dalam sekejap, Luhan tak memperdulikan suara ribut disebelahnya yang ia perdulikan adalah betapa malangnya ia hari ini.

"nyonya, selamat datang" sapa bos Luhan dan menunduk kepada orang yang baru saja menghampirinya

"apa yang terjadi?" tanya seseorang itu kepada -mantan- bos Luhan "tidak ada apa-apa hanya saja aku baru memecat seorang pembohong"

Luhan berdiri, ia tak mau di cap sebagai pembohong padahal ia benar-benar sedang membatu seorang nenek "AKU BUKAN PEMBOHONG!"

"Luhan?" merasa namanya dipanggil Luhan mengarah kesumber suara dan betapa terkejutnya dia ternyata itu adalah yeoja tua yang membantunya "ah haelmoni"

"apa yang kau lakukan disini?"

"aku ingin bekerja tapi dipecat" jelas Luhan sendu "aku terlambat.."

"apakah karena membantuku tadi?" tanya Yeoja tua di sebelahnya merasa bersalah, Luhan langsung menggeleng "tidak! Ini salahku mengapa aku bangun kesiangan"

"aku rasa aku harus pamit" Luhan mundur beberapa langkah dan beranjak meninggalkan Kantor yang baru saja ia impikan tapi, ditahan dengan suara seorang yeoja "kau diterima kembali"

"eh?" Luhan berbalik, matanya membulat secara sempurna sedangkan sang pemilik suara tadi tersenyum layaknya malaikat "kau diterima kembali bekerja disini,Luhan"

"tapi nyonya, dia telah berbohong" ujar bos Luhan tak setuju "ia berkata ia membantu seorang nenek"

"dan neneknya itu adalah aku" sambung yeoja tersebut dan berhasil membuat bos Luhan bungkam, Luhan langsung menghampiri yeoja yang telah menyelamatkan pekerjaannya dan menunduk beberapa kali "terima kasih... Terima kasih banyak,haelmoni!"

"tak perlu mengucapkan terima kasih" yeoja tersebut menepuk bahu Luhan dan tersenyum "tampaknya aku tak bisa berlama-lama disini, sampai jumpa Luhan"

"hati-hati di jalan haelmoni!" Luhan melambaikan tangannya semangat, ia merasa separuh nyawanya kembali ketubuhnya, karena pekerjaannya telah kembali!

"cih kau beruntung" sinis bos Luhan dan meninggalkannya tapi, Luhan tak perduli apa yang dikatakn bosnya toh, dia sudah diterima lagi bukan?

Ah ya! Waktunya bekerja, Luhan berlari meninggalkan Lobby kantor dan menuju tempat ia bekerja yaitu Office boy room. Ya, sebenarnya Luhan hanyalah seorang OB tapi, luhan tak mempermasalahkan itu yang penting ia bisa makan dan bukan mencuri hasil kerja keras orang lain

.

.

.

.

.

"Luhan, apa hubunganmu dengan nyonya Oh" tanya seorang Office boy bernama Baekhyun penasaran di tengah kerjanya

"nyonya Oh? Nugu?" tanya Luhan dengan wajah polosnya dan berhasil mendapat jitakan dari Baekhyun "jangan bilang kau tidak mengetahui pemilik kantor ini!"

"YAK!" Luhan berteriak kesal, ia mengelus kepalanya yang sakit "bukankah pemilik kantor ini sooman?"

"dia hanya orang yang dipercaya nyonya Oh mengurus perusahaan ini" jelas Baekhyun "pemilik yang sesungguhnya adalah yeoja yang membantumu tadi"

"APA?!" mata Luhan terbentuk bulat sempurna dan berhasil membuat ia mendapat satu jitakan lagi dari Baekhyun "yak! Kau ini bodoh atau apa,sih?"

"semua orang juga tahu kalau pemilik kantor ini nyonya Oh, bahkan yang tak kerja disini-pun tahu" Jelas Baekhyun dan membuat Luhan mengerti kenapa Sooman tak dapat membalas kata-kata nyonya tadi karena dialah bos yang sesungguhnya

"dan lagipula kantornya bukan hanya ini saja, ia memiliki banyak bisnis dan termasuk sebagai 5 besar orang terkaya di Korea" tampaknya lelaki bernama Baekhyun ini mengetahui seluruh tentang nyonya bermarga "Oh" tersebut

Luhan hanya membuka mulutnya tak percaya, berarti dia tadi menaiki mobil seorang konglomerat? Beruntungnya kau Xi Luhan

"ah dia datang" ujar Baekhyun menunjuk seseorang yang berjalan di depan mereka, seorang namja tampan berkulit putih dan jangan lupakan wajah tampannya

"siapa dia?" Luhan terpesona sesaat dalam pesona namja tersebut namun kembali sadar ketika lelaki itu hilang dari hadapannya

"dia salah satu cucu dari nyonya Oh" jelas baekhyun "namanya Oh Sehun"

"dia tampan" ucap Luhan pelan namun ucapannya masih terdengar di telinga Baekhyun yang sensitif "tentu saja,bodoh!"

Tampaknya Luhan sudah terjerumus dalam pesona Oh Sehun tapi ia harus menahan dirinya untuk menghayal tentang Oh Sehun karena ada seseorang mendekat ke arahnya "apakah kau Xi Luhan?"

"eh? Ne" jawab Luhan bingung tiba-tiba di datangi 2 pemuda yang dari atas sampai bawah memakai pakaian hitam "kau dipanggil Nyonya Oh ke ruangannya"

"un..untuk apa?" tanya Luhan bingung pasalnya ia tak melakukan kesalahan apapun hari ini selain datang terlambat.

"lebih baik kau cepat datang karena nyonya Oh tidak suka menunggu"

.

.

.

.

Luhan berjalan cemas menuju ruangan Nyonya Oh bukan tanpa alasan ia takut akan dimarahi bahkan mungkin ia akan dipecat, membayangkannya saja sudah membuat Luhan merinding.

Luhan sekarang sudah ada di depan ruangan Nyonya Oh, ia meneguk salivanya dalam-dalam dan menghebuskan nafasnya kasar "anneyeonghaseo" sapa Luhan ketika ia membuka pintu ruangan tersebut.

Terlihat Yeoja yang sudah termakan usianya tengah duduk di ruang kerjanya "ah Luhan, silahkan duduk" ia berdiri dan mempersilahkan Luhan duduk di tempat yang sudah dipersiapkan

"ah ne.." Luhan duduk menuruti perkataan nyonya Oh, ia tak berani menatap mata yeoja yang sekarang berada di hadapannya ini.

20 menit hening tanpa suara, sepertinya Nyonya Oh sibuk dengan seluruh berkasnya atau mungkin ia lupa Luhan berada di sana?

"maaf, jika terkesan lancang.. Mengapa aku dipanggil ke sini,nyonya?" Tanya Luhan setelah ia berfikir untuk mengucapkan kata-kata ini, bukannya ia tak sabaran tapi ia penasaran mengapa ia dipanggil disini

"akhirnya kau menanyakannya" jawab yeoja bermarga Oh tersebut sambil tersenyum "aku menunggu kata-kata itu keluar dari bibirmu"

Eh? Dia tersenyum? Bukankah seharusnya marah karena Luhan sudah bersikap tak sopan? Sudahlah yang penting untung Luhan tak dimarahi atau dipecat atas kelancangannya

"begini.." ucap yeoja itu menggantung kata-katanya dan menatapnya lekat "maukah kau menikahi cucuku?"

.

.

.

.

.

YEHET SELESAII!?

Oh ya mau tanya alurnya kecepetan gak? Kalau kecepatan ntar di Chapter selanjutnya mau dipelanin(?) tapi kalau engga alhamdulilah *sujud*

Dan satu lagi, dimohon saran dan kritiknya~~ karena itu sangat berguna demi kelangsungan epep ini*bijak*

^~^ Please reviewnya pyongggg~~ *puppy eyes with Luhan*