Ini Remake fanfiction dari manga Nar Kiss nya Nekono Mariko.

Pair :

Yunjae

Disclaimer:

Saya hanya meminjam nama. Semua nama yang muncul di sini adalah milik mereka sendiri.

Rated :

eMu desu.

Genre :

Humor, Romance

Warning :

Newbie, OOC, Miss Typo(s) of course(tanpa edit), gak sesuai EYD, pindah POV semaunya sendiri, semoga reader gak bingung ya.

a/n: Semoga chap ini bisa lebih jelas dari chap kemarin. Umm... Chie saranin buat yg sedang puasa jgn baca ini sbelum buka ne? Ada sedikit adegan yg –ehem –anu –ehem di chap ini. Nekat? Yaa... ditanggung sendiri-sendiri ini akibatnya. Trus mian kalo masih ada adegan yang lompat-lompat, itu sepertinya gak bisa di ubah lagi. Ciri khas komiknya bgtu~ Cha~ selamat membaca~

Before that...

DON'T LIKE? DON'T READ!

Chie gak maksa buat baca soalnya. Kalau gak suka yaudah out aja ne, gampang kok tinggal klik Back aja. -.-


NAR JAE KISS

.

.

.

Chapter 2

.

.

.

Malam ini terasa begitu dingin. Walau sudah berada di dalam rumah yang tersedia penghangat ruanganpun masih bisa merasakankan dinginnya malam ini. Jika berada didalam rumah, orang-orang pasti sudah bergelung nyaman dengan selimut tebalnya di cuaca yang seperti ini. Tapi tidak untuk kedua orang ini.

Di musim gugur ini, dicuacanya yang semakin dingin, karena mendekati musim dingin. Sepasang namja dan namja itu tengah begumul di atas tempat tidur tanpa ada sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya. Keduanya sama sekali tidak merasakan dinginnya malam.

Kamar yang temaram hanya sebuah lampu kecil yang menerangi ruangan itu. Hanya selingkup batas king bed yang mendapatkan cahaya dari lampu kecil itu. Cukup untuk menerangi kegiatan yang dilakukan kedua namja itu di atasnya.

Seorang namja blonde dengan wajah merahnya menahan hasrat dan tampak begitu pasrah pada namja manly yang berada di atasnya.

Namja manly itu tengah memanja si blonde dengan servis hand job nya pada bagian paling sensitive nya. Dibarengi dengan hisapan-hisapannya di sekujur badan si blonde merangsang si blonde agar semakin hard.

Si blonde yang sudah sangat pasrah menerima semua kenikmatan yang diberikan pada sekujur tubunhya hanya bisa memanggil dan mendesahkan nama si namja manly.

Debaran hatiku yang seperti ini bukanlah hal yang buruk. Itulah yang ku pikirkan waktu kita berada di dalam kereta waktu itu...

"Ah! Ung... Yunniee... Yunnieeh..." desah si blonde dengan tangannya yang mencengkram kuat sprai di bawahnya sebagai pelampiasan kenikmatan yang di dapatnya.

Jung Yunho atau yang di panggil Yunnie itu terus melakukan servisnya tanpa menghiraukan desahan dari si blonde. Ia terus saja mengocok junior si blonde dengan sesekali meremasnya dan mengocoknya dengan cepat. Tapi saat dirasa Jaejoong ingin sampai, ia menghentikan gerakannya. Sedikit bermain-main dengan si junior mungil itu.

"Ahhh...Yunnieeehh..." desahan itu terus berlanjut seiring dengan pergerakan tangan Yunho di juniornya.

"Wae... Joongie, apakah kau mengatakan sesuatu?" tanya Yunho dan mempercepat kocokannya.

Kim Jaejoong, ya si blonde yang dipanggil Joongie itu tampak begitu kepayahan dan memekik saat Yunho makin mempercepat kocokannya. "Akh! Ungg... Jebaal... jangan menggodaku lagi... apalagi disana ah..." Ucapnya susah payah.

Jaejoong membuka matanya dan menatap pada mata Yunho. Melihat Yunho yang hanya tersenyum padanya tanpa menghentikan pergerakan tangannya, perlahan tangan Jaejoong memegang tangan Yunho yang berada di juniornya.

"Yunniee...ung..." desahnya lagi dengan menambah raut memohon pada Yunho.

"Wae? Aku tidak mengerti jika kau tidak mengatakanya dengan jelas... see?"

"Ahn! Ah... uh... pabboh... ah" Jaejoong hanya bisa mendesah ketika Yunho terus mengerjainya. Kepalanya terlempar ke kanan dan ke kiri sebagai pelampiasan kenikmatan dan rasa menggantung klimaksnya. Namun Yunho tak urung membuatnya mencapai klimaks.

Dengan kekesalannya yang tidak mendapatkan kepuasan itu. Jaejoong memberanikan diri dengan melebarkan kedua kakinya dan menahan dengan kedua tangannya. Memberikan Yunho kebebasan untuk melihat semua bagian privasinya. Sekali lagi mencoba untuk memohon pada Yunho.

Hatiku berdetak dengan begitu cepatnya...

"Yunnieeh... Please... Put it in, deeper."

.

.

SRAK

Chirp Chirp Chirp

Suara burung kecil itu langsung menyapa pendengarannya begitu ia membuka matanya.

Dan sibakan dari selimut tebal itupun mengakhiri semua bayangan itu. Ani, itu bukanlah bayangan tapi itu adalah mimpi. Mimpi panasnya bersama teman baiknya, Jung Yunho. Jaejoong dengan mata besarnya yang terbuka lebar itu masih terdiam setelah terbangun tiba-tiba dari mimpinnya itu. Mencengkram selimutnya dan perlahan melirik kearah bawahnya.

Mukanya memerah, tangannya bergetar, mulutnya terbuka melihat bagian bawahnya yang basah. "Mw-mwoya... APA-APAAN MIMPI ITUUUU!"

Teriakan Jaejoong itu menghasilkan lirikan tajam dari tetangga-tetangganya begitu ia keluar dari apartementnya, merasa terganggu dengan teriakan Jaejoong di pagi hari.

Dan mungkin otakku juga akan segera meleleh...


With his head filled with nothing but Yunho,

Jaejoong's heart pounds like it's nearing it's breaking point!

In his current state, something seems to have changed in Jaejoong...!?

.

.

-Nekono Mariko-

(Perubahan nama tokoh, disesuaikan dengan tokoh fiction ini)


Jaejoong telah sampai di kampusnya dengan selamat. Ia tidak terkena jebakan –menurut Jaejoong- di stasiun pagi ini. Mungkin ia terlalu sibuk dengan mimpinya ania? Dengan pemikirannya yang sempit akan percintaan, tapi tiba-tiba ia memimpikan malam panas? Ah apa yang sebenarnya terjadi pada Jaejoong.

Saat ini Jaejoong tengah berada di semak-semak dengan peralatan lengkap untuk persembunyiannya. Sedari beberapa menit yang lalu ia mengawasi sekitar dengan teropongnya. Setelah merasa keadaan sudah aman ia keluar dari persembunyiannya.

"Kanan ok. Kiri ok. Clear of target Yunnie ok." Jaejoong memasukan teropong itu kedalam tasnya dan mulai bersiap. "Sekarang!" serunya begitu keluar dari persembunyiannya.

Zruut

Zruut

"M-mwo! Kotak apa itu berjalan sendiri?!"

Zruut

"! Mwoya?"

"Molla."

Jaejoong yang berjalan dengan kotak kertas yang menjadi alat persembunyiannya. Kotak dengan ukuran yang besar muat untuk satu orang dewasa itu diberi lubang untuk tempat ia melihat keluar. Dengan jalan berjongkok berusaha menyamar menjadi kotak, ia terus berjalan sampai ke wilayah yang sepi.

Sekarang aku dengan senangnya bermain hide and seek sendirian. Kenapa aku melakukan ini? Itu agar Yunho tidak bisa melihatku, makanya aku memakai peralatan aneh ini.

Jaejoong kini tengah mengambil napas karena begitu pengap berada di dalam kotak yang tidak ada udara itu.

"Ah... kalau saja aku tidak meyelesaikannya kemarin..." gumam Jaejoong

.

.

Flashback

"Jae Hyuung~ ayo kita menonton dvd yang baru kupinjam ini~" tawar Kibum sambil memperlihatkan Jaejoong sebuah dvd.

"Huh? Dvd apa itu?" tanya Jaejoong karena tidak ada gambar apapun pada sampulnya.

"Ayo tonton saja dulu hyung~"

Beberapa saat kemudian...

"Ah! Ah! Ahhh~ feels so good! Ah... down... there ah!" desahan itu mengalun dari dalam dvd yang di putar Kibum. Awalnya Jaejoong hanya menemani Kibum tanpa ikut menontonnya. Ia terlalu sibuk berkirim pesan dengan Yunho tanpa melihat tontonan itu.

Saat suara desahan itu mengalun barulah ia sadar. Dvd macam apa yang diputar oleh dongsaengnya itu.

"Yah! Video dewasa macam apa itu! Sesama namja?!" pekik Jaejoong begitu melihat laya Tv nya menampilkan dua orang namja sedang bercinta. Dengan seorang namja yang bertumpu pada kedua lengannya dan seorang namja lagi tengah mengeluar masukkan juniornya di hole belakang namja itu.

"Ah~ Jae hyung baru pertama kali melihat yang seperti ini ne? Bukankah ini menarik hyung?"

"M-mwo? Bagian mananya!?" Seru Jaejoong kaget, tapi sesekali ia melirik video yang terpampang di layar kaca itu, "Uh... bu-bukannya yang dimasuki itu butt? Apakah itu nyaman?"

"Eoh? Hyung tak tahu? Semua namja punya area sensitive di dalam sana, semacam prostate?"

"J-jeongmayo?"

End Flashback

Mengingat apa yang terjadi kemarin membuat Jaejoong menjadi panas. Ditambah dengan keadaannya yang sedang di dalam kotak yang pengap dan hawa panas yang keluar dari tubuhnya pun membuat wajahnya memerah karena semakain pengap.

Tanpa sadar, aku ketagihan untuk melihatnya dan memutar kembali dvd itu dari awal. Sekarang aku harus menuai apa yang sudah ku tabur dengan bermimpi bercinta kemarin malam.

Jaejoong merasakan jantungnya berpacu dengan cepat sampai ia bisa mendengar dug dug dug ditelinganya.

Aku... itu, terlihat seperti terasa sangat nikmat...

"Tapi aku tidak menyangka akan bermimpi hal semacam itu~" gumam Jaejoong, "terlebih Yunnie yang menjadi partnerku..." gumam Jaejoong lagi

"Eoh? Kotak ini bicara?" seorang mahasiswa yang kebutulan lewat dan melihat kotak yang berisi Jaejoong yang masih terus bergumam itu jadi penasaran. Ia langsung mengangkat kotak itu dan terpampanglah Jaejoong yang dengan tampang blank nya yang terlihat lucu dengan posisinya yang berjongkok hampir meringkuk itu menatap mahasiswa yang mengangkat kotaknya.

"Ah... mianhe..." ujarnya mahasiswa itu dan meletakan kotak itu di samping Jaejoong.

Setelah mahasiswa itu pergi, Jaejoong melihat kotaknya dalam keadaan terbalik, dengan penutup berada di bawah. Tanpa berniat memutarnya Jaejoong kemudian menaiki kotak itu. Dan duduk bersimpuh.

...Hanya dengan melihat wajahnya sudah cukup membuat hatiku menjadi gila. Sekarang hanya dengan mengingat mimpi itu membuatku turn on. Dan mimpi itu selalu datang dalam pikiranku,

"Joongie..." bisikan Yunho pada mimpi itu cukup membuatnya sekarang dalam keadaan semi turn on.

Hah... ini tidak baik. Aku pasti tidak bisa melihat Yunho lagi. Jika aku bertemu dengannya dalam keadaanku sekarang ini,

Jaejoong mecoba menenangkan Juniornya. Perlahan-lahan ia menekannya membuatnya untuk rileks.

Aku pasti, di depannya, aku pasti langsung klimaks di hadapannya.

Karena terlalu fokus pada pikirannya, Jaejoong tidak lagi memperhatikan sekitarnya, "Joongie? Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Yunho yang kini tepat berada di hadapan Jaejoong. Tersenyum dengan tampannya di depannya.

Jaejoong tengah meloading penglihatannya, dan Yunho masih setia dengan senyumannya. Setelah proses loadingnya selesai, "GYAAAA!" Jaejoong segera turun dan membalikkan kotak tersebut dan kembali bersembunyi.

"Ah, mianhe... aku membuatmu terkejut..." Maaf Yunho yang juga kaget akan reaksi Jaejoong.

"Cha-Changkkamnyo!" seru Jaejoong dari dalam kotak.

A-apakah tadi aku datang!?

Sret

Sret

Sepertinya tidak... sungguh melegakan... hah...

Jaejoong membuka kotaknya perlahan yang langsung di bantu Yunho untuk memegangi kotak itu. Sekali lagi Jaejoong menghela napas lega.

"Apakah kau sedang bermain hide and seek?" tanya Yunho.

"Ne... sendirian..."

"Sendirian? Kau bisa mengajakku Joongie, jadi aku bisa ikut lain kali." Ujar Yunho dengan menampilkan senyum indahnya.

Melihat senyuman indah yang ditujukkan padanya, mungkin banyak yeoja yang rela mengantri untuk mendapatkan senyuman indah Yunho, itu membuatnya senang. Dan melupakan mimpinya sesaat.

"Well... jika Yunnie ingin bermain, kurasa tidak masalah."

"Ah, kalau begitu kita menentukannya dengan gunting-batu-kertas?"

Seperti yang kupikirkan, tanpa diragukan lagi, ia memang sangat tampan...

Saat ini keduanya tengah duduk santai. Dengan Jaejoong duduk di dalam kotaknya lagi dan Yunho di luar kotak. Karena kotak itu hanya memuat satu orang. Tanpa memperhatikan dimana ia duduk, Yunho terlihat nyaman duduk berhadapan dengan Jaejoong.

"Hmm? Joongie," Yunho menangkup wajah Jaejoong dengan kedua tangannya dan mencondongkan tubuhnya kemudian menempelkan keningnya pada kening Jaejoong, "Apakah kau demam?" tanya Yunho kemudian

"Uaaahh!" Jaejoong hanya bisa terkaget-kaget karena ulah Yunho kali ini. Kedua tangan Yunho masih menangkup wajah Jaejoong sehingga tak ada pilihan lain selain Jaejoong menatap Yunho.

"Mukamu sangat merah..."

'Itu karena kau sangat dekat!' batin Jaejoong, ia merasakan jantungnya bepacu dengan cepat sekarang.

'Sekarang mimpi itu datang lagi di pikiranku!' Jaejoong tidak sanggup lagi menatap Yunho, ia hanya bisa memejamkan matanya.

Yunho dengan tidak pekanya terus menangkup wajah Jaejoong sesekali ia meraba kening dan leher Jaejoong, "Suhu badanmu juga sedikit lebih hangat..."

'Ini buruk! Aku mulai merasakan itu lagi dengan sentuhannya!'

"Kajja, kita keruang kesehatan." Ajak Yunho yang di jawab gelengan kuat oleh Jaejoong yang membuat Yunho jadi bingung.

'Aku tidak berpikir aku bisa! Karena...'

"Joongie? Kalau tidak bisa berdiri, aku akan menggendongmu..." tawar Yunho kemudian.

Jaejoong membalikkan badannya dan mencengkram kuat pada dinding kotak kertasnya. 'Jika itu terjadi, Yunnie akan merasakanya dari belakang!' batin Jaejoong.

Saat ini Jaejoong dalam keadaan Turned On. Ya, ia terangsang akibat sentuhan Yunho tadi. Dan Yunho pasti akan menggendongnya dari belakang, piggy back. Tentu saja Juniornya yang keras pasti terasa di punggung Yunho. Jaejoong tentu saja tidak ingin Yunho tahu.

'Itu terlalu beresiko. Ah! Ini yang terburuk!' Jaejoong dengan paniknya langsung mendorong Yunho sekuat tenaga. Membuat Yunho syok sesaat.

"Jeongmal mianhe Yunnie!" seru Jaejoong dan mulai berdiri dengan kotak yang di pegangannya. Jaejoong kini seperti spongebob dengan celana kotaknya, cartoon yang kadang suka ditontonnya pagi hari.

Aku harus lari!

Yunho kaget begitu Jaejoong tiba-tiba berlari, "Joongie! Changkkaman!" Seru Yunho dan mulai berdiri.

Aku aneh dan aku sudah tahu itu dari awal. Jika Yunho tahu aku tegang hanya melihatnya... Yunho pasti membenciku.

Sepertinya memang tiada hari bagi Jaejoong tanpa ia berubah menjadi narsis. Dijalan yang berbatu itu Jaejoong memaksa terus berlari sambil membawa kotaknya. Sampai akhirnya ia terantuk batu dan menabrak sebuah kaca plastik yang di bingkai dan di letakan di taman kampus.

"Joongie!" Yunho yang berada di belakangnya kaget begitu melihat Jaejoong terjatuh dengan tak nyamannya itu.

Dengan geramnya Jaejoong menguncang-guncang kaca itu, "Kenapa bisa ada sebuah kaca disini..."

"Joongie... Gwenchanayo?" tanya Yunho begitu berada di dekat Jaejoong, walau hanya sebuah keheningan yang didapatnya.

"...Ini sudah begitu lama. Si imut Jae telah dataaang~!" seru si narsis Jaejoong dan mulai berpose.

"...Ah, sepertinya kau baik-baik saja," ucap Yunho, "Tenang saja, aku akan segera mengembalikanmu." Kata Yunho dan mulai mendekat pada Jaejoong.

Sprut!

Jaejoong mencipratkan air keran yang berada di taman kampus itu ketika Yunho mendekat padanya. "Heh... pelayan, jangan kau kira aku sama seperti diriku yang biasanya hari ini..."

"Ani, kau memang terlihat seperti biasanya." Ucap Yunho cepat sambil mengelap wajahnya yang tadi terciprat air oleh si narsis Jaejoong.

"Kau salah!" seru si narsis Jaejoong sambil menunjuk-nunjuk Yunho, "Aku akan menjadi pemenang di permainan hide and seek ini!" serunya lagi dan mulai berlari.

"Eh? Apa yang sebenarnya kau katakan? Apa maksudmu dengan hide and seek..."

Yunho yang melihat si narsis Jaejoong semakin menjauh itu hanya bisa menghela napasnya. "Oh well... toh aku memang mengejarmu sepanjang waktu ini."

.

.

.

Saat ini mereka berdua terlihat seperti bermain kejar-kejaran dengan Jaejoong berada di depan.

"Yah! Tunggu disana!" seru Yunho pada Jaejoong.

"Neo, nappeun nom! Peraturannya adalah untuk menunggu selama 30 detik setelah permainan di mulai!"

"Aku tidak pernah bilang akan bermain hide and seek." Yunho yang semakin mendekati Jaejoong hampir menangkapnya sebelum Jaejoong berbelok. Yunho yang melihat sekilas bayangan tangan itu langsung menangkap dan menariknya. "Kena kau!"

Boing

Ternyata itu bukanlah Jaejoong tapi sebuah balon yang hampir berbentuk orang yang tertempel sebuah kertas bertulis PABBO disana.

Jaejoong yang melihat Yunho terkena jebakannnya hanya terkikik senang. Di tangan Jaejoong sudah tersedia sebuah sedotan, ia mengisinya dengan sebuah kayu runcing kecil dan meniupnya ke arah balon yang masih di pegang oleh Yunho.

DUAR

Balon itu meledak dan mengeluarkan isinya yang ternyata sebuah kertas-kertas panjang dan kecil yang biasa di buat untuk perayaan.

"Itu adalah hukumanmu karena melanggar peraturan!" seru Jaejoong terkekeh senang melihat Yunho yang berantakan dengan kertas menempel dimana-mana.

"Neo... wae..." Yunho menggeram kesal. Dengan cepatnya ia berlari ke arah Jaejoong yang langsung ikut berlari mengindari Yunho.

"Yah! Kapan kau punya waktu mempersiapkan hal semacam itu!?" seru Yunho dengan berlari sekuat tenaga mengejar Jaejoong.

Jaejoong yang berada di depan tidak mau kalah dan terus menambah kecepatan larinya, "Tidak ada yang tidak mungkin untuk seorang istimewa sepertiku!"

Mereka terus berlari walau terkadang berhenti ketika Yunho terkena jebakan Jaejoong.

"Makan itu!" Jaejoong menaburkan sekantung tepung pada Yunho.

BRUGH

Kali ini Yunho terjatuh karena lubang yang digali oleh Jaejoong. Di balik dinding Jaejoong tengah terkekeh senang melihat Yunho terkena semua jebakannya.

Beberapa jam kemudian,

Yunho telah berhasil memojokan Jaejoong dan menahannya pada dinding dibelakannya. Yunho terlihat sangat berantakan dengan tubuhnya yang begitu kotor dimana-mana. Yunho menahan lengan atas Jaejoong agar tida bisa kabur.

"Ini saatnya... untuk mengakhiri semua omong kosong ini." Geram Yunho

"Dammit! Yah lepaskan aku!" teriak Jaejoong dan mencoba meronta. Ia tak bisa melepaskan diri karena tenaganya sudah mulai habis karena berlari.

"Tenanglah sebentar, aku tidak ingin berakhir dengan menyakitimu." Ucapan Yunho itu cukup membuat si narsis Jaejoong tenang. Yunho mendongakkan sedikit wajah Jaejoong dan menciumnya.

"Ugh..." protes Jaejoong.

Cup

Beberapa saat mereka terdiam dengan posisinya. Dengan Yunho yang menahan ciumannya sedikit lebih lama.

"...Joongie, kau kembali?" tanya Yunho setelah melepas ciumannya.

Jaejoong tersenyum lembut pada Yunho, "Yunnie..." responnya kemudian.

"Ah, bagus—"

"Just Kidding!" seru Jaejoong kemudian dan mendorong Yunho menjauh. Yunho sedikit kaget dengan itu. "Joongie ada disini." Ujarnya sambil menujuk kearah hatinya, "jadi mari kita lanjutkan permainan hide and seek kita."

"Huh...? Wae kau tidak berubah...?" tanya Yunho bingung.

"Karena Joongie sendiri yang ingin mengabaikanmu hari ini. Selama kau berada di depan mata, ia tidak akan mau kembali." Jelas si narsis Jaejoong sambil membelakangi Yunho dan mulai berjalan.

Yunho menahannya dan membalikan Jaejoong menghadapnya, "... mengabaikan ku..?" tanyanya. "Apa maksudmu...!?" tanyanya Yunho lagi.

Jaejoong menepis tangan Yunho yang berada di lengannya, "Jika Joongie tak ingin memberitahumu, siapa yang memberimu ide seseorang seperti aku yang lebih tinggi derajatnya darimu melakukannya untukmu?"

Yunho hanya diam menunggu penjelasan darinya dengan terus menatapnya.

Melihat Yunho yang begitu serius akhirnya ia bicara, "Well..." ucap Jaejoong dan berpikir dengan telunjuknya yang berada di dagunya, "Jika berbicara tentang perasaan sebenarnya Joongie, itu bisa jadi... dia sangat membencimu!" seru Jaejoong sambil menunjuk Yunho dan terkekeh senang dengan ekspresi kaget Yunho. "Lagipula aku tidak menyukai orang lain selain diriku."

Yunho yang merasa geram mencengkram lengan Jaejoong, "Cukup! Hentikan lelucon tak bergunamu itu!"

Jaejoong segera menepis kembali tangan Yunho marah, "Awas! Aku harus segera pergi untuk merawat seluruh tubuhku di klinik perawatan kecantikan! Aku tidak punya waktu lagi untuk bermain-main dengan pelayan sepertimu!"

"Mwo? Klinik perawatan kecantikan? Jangan bicara sesuatu yang egois!"

"Aku dan Joongie mempunyai tubuh yang sama! Apa yang kuharapkan juga yang Joongie inginkan!"

"Jangan membuat keputusan sendiri, kau harus mengerti Joongie dengan baik!"

"Memangnya apa yang akan kau lakukan! Ini tidak ada hubungannya denganmu, orang luar! Jadi pergi saja sana jangan menggangu kami!" seru Jaejoong sambil mendorong-dorong Yunho.

"Ugh..." Yunho terus saja menghalangi jalan Jaejoong, tak tahan Yunho menangkap pergelangan tangan Jaejoong dan menahannya, "Tentu saja ada hubungannya denganku, karena aku mencintai Joongie." Peryataan Yunho itu cukup untuk membuat si narsis Jaejoong diam.

Melihat Jaejoong di depannya mulai terdiam Yunho melanjutkan bicaranya, "Pertama kali bertemu dengan Joongie, aku pikir dia hanyalah orang aneh yang masuk kedalam duniaku.

Hajiman, Joongie dengan beraninya selalu menghadapi semua halangan yang menghadang jalannya. Dia selalu memikirkan kebaikan orang lain daripada dirinya sendiri. Tanpa ku sadari aku mulai terpikat dan tidak bisa mengalihkan pandanganku lagi selain dirinya.

Itulah kenapa, Joongie, aku mohon padamu! Aku tidak perduli jika kau membenciku, tapi beri aku kesempatan untuk berbicara padamu." Mohon Yunho dengan memeluk Jaejoong dihadapannya erat.

Jaejoong yang saat ini dihadapannya merasakan kehangatan pada pelukan yang diberikan oleh Yunho pada tubuhnya. Menyeringai ia merarih wajah Yunho, "Hmm... Neo... telah melebihi harapanku..."

"Harapan...?"

"Aku tidak melihat pilihan selain memberikanmu pilihan untuk berbicara padanya." Ucap Jaejoong kemudian mencium Yunho. "Pernyataanmu... kau harus bersyukur aku tidak membiarkan Joongie mendengarnya."

Sret

Jaejoong yang tiba-tiba melemas itu membuat Yunho segera menangkapnya. Dan ia mendengar sedikit erangan keluar dari mulut Jaejoong. "Joongie...?"

"Yun...nie...?" ucapnya, setelah sadar ia menengok ke kanan dan ke kiri melihat sekitarnya. Ia bukan berada di taman lagi, tapi berada di koridor kampus. "Yunnie... kenapa aku ada disini?" tanya Jaejoong bingung.

"Joongie... kau kembali?"

Tidak mendapatkan Jawaban dari Yunho, Jaejoong mulai berpikir, 'Huh?! Geureyo! Karena aku tidak ingin Yunho tahu aku sedang hard-on, aku berlari darinya dan menabra kaca... itu berarti... ia melihat semuanya... tidak ada jalan keluar bagiku sekarang' mata Jaejoong berkaca-kaca.

"Nan... tidak ingin Yunnie membencikuu~ hueee..." tangis Jaejoong kemudian.

"E-eh...?" Yunho bingung, sebenarnya apa yang terjadi?

.

.

.

.

Jaejoong dan Yunho kini berada di taman kampus. Sesampainya di sana Jaejoong menjelaskan tentang mimpinya pada Yunho. Saat ini keduanya tengah menikmati udara segar yang ada. Dan Jaejoong yang menenangkan diri.

"Jadi, kau bermimpi hal seperti itu..."

"Ung... Ne... mian Yunnie aku memimpikanmu melakukan itu denganku..."

"Kita hanya berbicara tentang mimpi kan? Gwenchana. Aku tidak akan membencimu hanya karena hal kecil seperti itu."

"Ne... tapi, bukan cuma itu. Aku merasa begitu terangsang hanya dengan melihat wajahmu karena mimpi ituu~!" seru Jaejoong kemudian menutupwajahnya dengan sapu tangan yang diberikan Yunho tadi untuk menghapus air matanya.

"Jadi, karena alasan itu wajahmu memerah..." dan karena itu dia pergi menjauhiku, lanjut Yunho dalam hati.

Jaejoong hanya bisa terdiam begitu mendengar kesimpulan Yunho, karena memang benar seperti itu. Menghela napas kemudian Jaejoong mulai bicara,

"... Nan gwenchana, kalau kau jujur dan mengatakan bagaimana perasaanmu..."

"Eh?"

Jaejoong tersenyum, senyum yang dipaksakan seakan ingin menangis, "Ini menjijikan kan? Geure... namja bereaksi karena ini..."

Yunho merasa sakit melihat Jaejoong yang seperti itu, "Joongie..."

"Aku begitu menjijikan. Hanya karena terpengaruhi film dewasa, dan bermimpi melakukan itu dengan teman adalah suatu hal yang tidak benar..." ucap Jaejoong, Yunho yang tidak tahu harus bagaimana membalasnya hanya diam dan membiarkan Jaejoong mengeluarkan semua pemikirannya.

"Disamping itu... terus terang saja, aku merasa aneh akhir-akhir ini..."

"Aneh...?"

"Di setiap aku bersamamu, aku merasa jantungku berpacu dengan cepat." Ucap Jaejoong dan menaruh tangannya di dadanya, "Aku sendiri tidak mengerti kenapa itu terjadi. Seperti hari ini, aku tidak menyangka, aku langsung merasa tersangsang seperti itu..."

Perasaan ini... itu tidaklah normal. Jika aku membenci itu, tidak ada yang bisa aku lakukan untuk itu—

Yunho menghela napas lega mendengan ucapan terakhir Jaejoong.

"Jadi... Cuma itu..."

Jaejoong langsung berdiri dari duduknya begitu mendengar tanggapan Yunho yang seperti itu membuat Jaejoong kesal, "M-mwo? Apa maksudmu Cuma itu? Apa yang aku katakan itu penting bagiku!"

Yunho langsung menarik sebelah tangan Jaejoong membuatnya kehilangan keseimbangan dan berakhir di pelukan Yunho. Yunho mengarahkan kepala Jaejoong kedadanya, dimana jantungnya terdengar.

"Di bagian ini... apa yang terjadi?" Tanya Yunho

'Eh? Jantung Yunnie...' Jaejoong mendengar dengan jelas jantung Yunho yang juga berdebar cepat. "Wah daebak... jantungmu bedetak sangat cepat.." ucap Jaejoong

"Aku juga tidak berbeda. Setiap kau berada di dekatku, itu selalu seperti ini."

"Yunnie nado...?"

"Dengan seseorang yang istimewa dan pentingku ada di sampingku. Bukankah seperti ini adalah normal?"

"Eh?" Jaejoong langsung menatap Yunho yang tersenyum lembut padanya, 'seseorang yang istimewa dan penting dia bilang? Apakah yang di maksudnya itu aku...?'

Yunho hanya tersenyum melihat Jaejoong yan terus menatapnya, sampai Jaejoong berseru kaget, " Ta-tapi bagaimana dengan turn on?! Menjadi terangsang karena teman baikku bukankah sungguh aneh!?"

"Mmm... teman atau bukan, kita bisa melakukan hal-hal mesum..." tanpa berpikir Yunho langsung menjawab seperti itu. Tentu saja itu membuat Jaejoong kaget

"A-apa maksudmu dengan itu?"

"Mm... misalnya seperti ini..." Yunho langsung membisikkan Jaejoong sesuatu.

"Eh? Jinjja?! Daebak!"

"Ne... itu biasa terjadi di antara anak muda.." Yunho hanya bisa tertawa canggung begitu Jaejoong terus menggumamkan hal itu.

Setelah puas dengan pikiran-pikirannya Jaejoong akhirnya bisa benapas lega. "Ah... Joha. Itu berarti aku tidaklah aneh. Jantungku yang berdebar cepat seperti ini karena Yunnie didekatku baik-baik saja." Ucap Yunho yang langsung tersenyum lega. Wajahnya sedikit memanas dengan jantungnya yang seperti ini.

Melihat Jaejoong yang ceria dan terlihat sangat cantik untuknya itu membuatnya berdebar cepat. Yunho mengangkat tangannya dan mengelus sebelah pipi Jaejoong.

"Eh? Yunnie...?"

"Joongie... neo jeongmal... neomu aleumdaun.."

Cup

Satu ciuman Yunho berikan pada Jaejoong. Hanya ciuman singkat.

BLUSH

Cukup untuk membuat wajah Jaejoong memerah sempurna. Jaejoong menundukan kepalanya dan mulai begergetar.

"Jo-Joongie... g-gwenchana?" tanya Yunho panik.

"NEO! Jeongmal pabboya! Aku sudah bilang padamu kalau aku mudah terangsang!" Seru Jaejoong sambil memukul-mukul Yunho, "Ottokheyo? Aku harus bagaimana sekarang! Karena sebuah ciuman membuatku hard lagiiii~ huee" Jaejoong langsung memeluk Yunho dan menyembunyikan wajahnya di dada Yunho.

Yunho yang kaget mendapatkan perlakuan tiba-tiba Jaejoong yang seperti itu hanya terdiam.

"Jinjja... jika melihatmu membuatku seperti ini, aku harus melakukan apa? Ini begitu memalukan. Itu membuatku tidak berani untuk melihatmu lagi..." Jaejoong meremas baju Yunho karena rasa frustasinya.

Yunho yang membayangkan Jaejoong menjauhinya hanya karena merasa malu, membuatnya ikut frustasi jika sampai itu terjadi.

Yunho melepaskan cengkraman Jaejoong pada bajunya perlahan. Membuatnya ditatap oleh Jaejojoong. Kemudian Yunho mengelus rambut Jaejoong,

"Well... biarkan aku memberikan solusi untuk itu. Kenapa kita tidak mencoba melakukan seperti yang ada didalam mimpimu...?"

"Eh?"

"Jika kita melakukannya. Mungkin kau tidak akan merasa malu lagi."

"EEEEEH?!"

.

.

.

.

TBC


Curhatan author :

Annyeong readerdeul sekalian~ Apa kabaar~? Chie harap baik semua ne J

Senengnya Chie bisa ngobrol sama kalian lagi dsini~ Tapi, pendatang yang baru muncul yang lama menghilang ne? Smoga msih ada yg bertahan U.U Chie paling suka pas ngetik buat balesan review~ itu adalah hal yg slalu Chie kerjaiin duluan kkk~ Chie gak akan bosen2nya ngobrol sama kalian, semoga kalian gak bosen ne ngobrol sama Chie~ :)


Ini balasan review kemarin~

Chie ucapin terimakasih banyak banget buat yang udah review, juga yang favorite sama follow fic ini dan silent reader yang ikut meramaikan(?). Chie gak nyangka sama total Views nya OAO tapi reviewnya makin lama makin turun U.U Drastis...


Guest: Ya~ kim anna shinotsuke: Gomawo, hah~ Chie tetep gagal buat itunya emang, masih jelas ke komik ne? Mian~ U.U Chie ndak bisa ubah adegan yg lompat2an itu~ MaxMin: Um, ne.. Jae di chap kmarin Narsisnya ilang. Ne, Jae masih polos~ tapi dia mulai galau sama perasaannya~ Willow Aje Kim: Gomawo~ :) TitaniumSP: #ikutanTitan(?) ciee ciee jj~Dennis Park: Mau rebut Yunpa? Emang Yunpa mau sama dirimu? #ditendang XD Selena Jung: Iya~ ini di lanjut~ :) ShinJiWoo920202: Ne! Makin berkembang seiring waktu~ :) bagian es krim itu emang sweet bgt~ XD Haemin: Ne~ Chie udah tanya makin bingung kan? Jd udh gak aneh ada yg bilang bgtu~ meirah.1111: Gomawo buat smua reviewnya~ #bow. Narsis jj emang udah akut, karna suatu alasan, eh— #spoil. Uh untuk penggambaran suasana Chie masih blum bisa buatnya, mian ne~ Chie msih berusaha untuk itu. : Wah, senangnya Chie bisa buat orang ketawa~ Yunpa kan emang udah mesum dri sononya #slap. Gereget ya kalo ada orang sepolos itu ckckck~ Ne, Yoochun blum muncul. Sbnernya di komik gak ada penambahan tokoh lagi, tp Chie usahain Yoochun bisa muncul :) Gomawo buat semua reviewnya miu~ #bow.


Kira-kira di chap depan akan terjadi apa sama YunJae? Nah siapa yg mau cepet lanjut? Yang mau cepet, buat Chie seneng dulu dong~ pasti udah tau lah apa yg Chie maksud ne? Ayolah buat Chie semangat ngetik~ kalo gak, nanti Chie bakalan hanyut di K-Drama yang numpuk, sama Anime yang bejibun di folder~ kalo udah hanyut hayah, pasti Chie lupa buat ngetik U.U

Cha... Review?