801.
Disclaimer: KUROKO NO BASUKE © Fujimaki Tadatoshi. Kuroko Tetsuya © Kagami Taiga!
Rate: T.
Genre: Romance, Friendship
Pairing: KagaKuro.
Words: 1107.
Warnings: missed typo(s), OOC (mungkin). Less-description, bisa jadi sangat gaje(?)
Summary: "801 spotted. Repeat, 801 spotted. Hai, hai. Oh ryoukai, Mo." ; "Kuroko, apa kau tau 801 itu apa?" ; Ketika Kagami bertanya apa itu 801 dan Kuroko menjawabnya dengan sebuah praktik.
SMA Seirin, jam makan siang.
Bel istirahat siang sudah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu. Kelas 1-B sudah mulai kosong. Beberapa murid sudah membawa bento masing-masing ke kantin atau taman, mencari tempat yang nyaman untuk makan siang. Kelas itu kini sudah benar-benar kosong—oh, hampir. Karena masih ada dua murid yang memutuskan untuk memakan bento mereka di kelas. Sebut saja, si crimson Kagami Taiga dan si baby blue Kuroko Tetsuya.
"Yo, Kuroko. Apa yang kau bawa hari ini?"
"Doumo, Kagami-kun," yang dipanggil mengerjap sekilas, menatap teman sekelasnya yang sudah memutar kursi ke arahnya. "Um, hanya onigiri dan beberapa sayuran," Kuroko mengalihkan pandangan ke bento yang baru saja diletakkannya di atas meja kelas.
Kagami mengernyit, menyingkirkan buku-buku Kuroko yang ada di meja teman se-klubnya itu. Lalu ia mengeluarkan bento yang dibawanya. Tidak banyak, hanya bermacam-macam sayuran ditambah saus tomat.
"Ano… Kagami-kun," Kuroko berbicara seraya mengunyah onigiri-nya. "Kantoku menginginkan latihan dadakan hari ini."
"Are? Hari ini?" Kagami menggigit irisan tomat ditangannya.
Kuroko mengangguk. "Kita perlu latihan ekstra."
"Ngg," Kagami kini mengunyah tomatnya. "Apwa dia tidwak mengerti kalau aku ini swedang ingin istwirahat, hah."
"Bilang langsung saja pada kantoku," ujar Kuroko, ia masih mengunyah onigiri-nya dengan tenang, lalu terkekeh pelan melihat wajah bodoh Kagami. "Bakagami."
Kagami sweatdrop. Si rambut merah-kehitaman itu lalu mengelap wajahnya dengan tisu milik Kuroko. "Ne, Kuroko," ujarnya pelan. "Ngomong-ngomong tentang kantoku… apa kau tau 801 itu apa?"
"Um?" Kuroko berhenti mengunyah. Dengan kalem seperti biasanya, dia meletakkan onigiri-nya kembali ke kotak bento. "Memangnya ada apa, Kagami-kun?"
Kagami tampak berpikir sebentar. "Etto… Kemarin aku mendengar kantoku berbicara dengan seseorang melalui hpnya. Kantoku menyebutkan beberapa kata-kata aneh."
"Aneh seperti apa?"
"Ehem," Kagami berdeham sebentar. Lalu ia menirukan suara bisik-bisik Riko-kantoku. "801 spotted. Repeat, 801 spotted. Hai, hai. Oh ryoukai, Mo."
"Ng?" Kuroko sedikit heran. "Apa kantoku benar-benar berbicara seperti itu?"
"Hn," Kagami mengangguk, melanjutkan memakan sayurannya. "Jadi Kwuroko. Apwa kau tau mwaksud kwantoku?"
"Hai," Kuroko mengangguk singkat.
"A-apa? Bweritahu aku!"
"Habiskan dulu makananmu," Kuroko melanjutkan acara makan siangnya yang tenang.
"This is Japanese lunch time rush," Kagami menunjukkan cengirannya, lalu melanjutkan makan siangnya secepat mungkin. "Nah. Apa?"
"801 itu… um, bagaimana ya—"
"Jelaskan."
"Praktik atau teori?"
"Practice makes perfect," Kagami kembali menunjukkan sisi American-nya. Dia sudah cengar-cengir tidak sabaran.
Kuroko mengangguk setelah membereskan kotak bentonya. "Begini, Kagami-kun."
Kagami mengedip gugup ketika Kuroko beranjak dari kursinya dan merangkak naik ke meja, lalu mendaratkan tubuh mungilnya di pangkuan Kagami. Tanpa banyak bicara, Kuroko hanya memasang wajah deadpan seperti biasa, dengan santainya menutup bibir Kagami dengan bibirnya. Lidah Kuroko perlahan menjilat bibir Kagami. Yang diserang tidak bisa melakukan apapun selain melotot kaget.
"O-oi, Kuro—i-itai!"
Tidaaaaak, bibir Kagami sudah tidak virgin lagi.
Si crimson memekik tertahan saat Kuroko menggigit bibirnya. Tangan Kagami sudah ditahan oleh tangan mungil si baby blue yang kali ini cukup kuat, tidak seperti biasanya.
Setelah beberapa lama, Kuroko melepas ciumannya.
"Um, gomen…"
"Che, baka. Kau mencuri ciuman pertamaku."
"Oh, itu tadi ciuman pertama Kagami-kun?" Kuroko masih memasang deadpan, mengusap ujung bibirnya dengan jari. "Aku juga."
Kagami mengalihkan pandangan. "Jadi maksudmu, 801 itu ciuman?"
"Eh?" Kuroko menatap Kagami heran. "Bukan. Um… Kagami-kun belum mengerti, sepertinya."
"J-jangan! Jangan melakukannya lagi oi, Kuroko."
"Tidak," Kuroko menggeleng. Tapi kali ini ia malah mengangkat kaos di dalam seragam Seirin-nya, membuat perut putihnya sedikit terlihat—
"Ooi, Kuroko!"
"Bukannya ini sudah biasa?" Kuroko menatap Kagami.
"Ya, tapi—" Kagami mengalihkan pandangan, wajahnya semakin memerah. "—ooi, apa maksudnya ini."
Kagami mengernyit ketika Kuroko ingin menaikkan kaos miliknya juga.
"Ini 801. Yaoi."
Tidak, tidak… Maksudnya yaoi itu, boys love? Laki-laki dengan laki-laki? Oh lagipula kemarin aku melihat Hyuga-senpai dan Kiyoshi-senpai berciuman. Apa itu termasuk yaoi?
Kuroko tersenyum sekilas, menatap Kagami yang sedang berpikir. Ia mendekatkan wajahnya ke badan Kagami, tepat sebelum si crimson itu mendorongnya.
"K-kuroko!" Kagami kalap, menutup wajah dengan telapak tangannya.
"Aku mencintai Kagami-kun. Itu namanya 801. 8 itu ya, 0 itu o, dan 1 i. Ya-o-i."
"O-oh," Kagami menggaruk kepalanya gugup.
Kuroko tersenyum lagi, mendekatkan wajahnya ke wajah Kagami, memperkecil jarak diantara bibir mereka. "Kagami-kun, daisuki da—"
"A-AAAAAH, KUROKOOOO!"
Kuroko mendadak memundurkan wajahnya, rona merah jelas terlihat di kulit pucatnya. "Uhm, gomen…" pemuda beriris cerah itu berdiri dan kembali ke kursinya, lalu menunduk gugup.
"Hn," Kagami mendengus. "Apa maksudnya itu?"
"I-itu…"
Kagami mengacak rambut Kuroko. Seringai lebar terukir di wajahnya yang agak sangar. "Daisuki mou."
"H-hee?" Kuroko mengangkat wajahnya sedikit dan mengerjap menatap Kagami.
Kagami mencondongkan wajahnya dan meraih dagu Kuroko, lalu mencium bibirnya yang sedikit pucat. "Umm…"
"K-kagami-kun," Kuroko terlihat heran ketika Kagami melepaskan ciumannya. "A-ada apa?"
"Nanimo—" Kagami mengalihkan wajahnya. "Aku akan bersiap untuk latihan nanti. Kau juga, Kuroko."
"H-hai," Kuroko mengangguk, kembali menundukkan wajahnya.
.
.
.
"Psh, psh, Kuroko," seorang pemuda berwajah seperti chihuahua dan berambut coklat menyikut lengan Kuroko pelan-pelan. Dia sedang memegang bola basket seraya mencoba melakukan shoot sementara Kuroko sedang berdiri mematung disebelahnya. "Kagami-kun kenapa?"
Kuroko hanya diam dan mengangkat bahunya.
"Dia terlihat sangat senang. Ada sesuatu yang terjadi diantara kalian?" si chihuahua kembali menanyai Kuroko.
Blush!
Kuroko memerah. "T-tidak, Furihata-kun."
"Uso da, uso," Furihata terkekeh, meninju lengan Kuroko dengan semangat. "Ayolaaah, beritahu aku!"
"H-hai… Aku hanya… umm…"
"Yo, Kuroko."
Kuroko merasa ada helaian rambut yang menggelitik telinganya, dan lengan kekar tersampir di bahunya. "Kagami-kun."
Kagami melirik Furihata. Dia menunjuk Kuroko dan membuat gerakan mulut yang seakan berbicara "U-ke." Lalu Furihata dan Kagami tertawa.
"A-ada apa," Kuroko melirik Furihata dan Kagami bergantian. Dia melepaskan lengan Kagami dari bahunya, dan menyentil dahi Kagami.
"Aa—Kuroko!" Kagami menarik pipi Kuroko seraya menaikkan salah satu alisnya yang bercabang.
"Itai yo, Kagami-kun," Kuroko mengusap pipinya.
"Nah, Furihata," Kagami kembali melirik Furihata dan kembali mencoba menyampirkan lengannya di bahu Kuroko. "Kuroko sekarang pacarku."
"U-uwaaaa, maji ka?!"
"Hum," Kagami mengangguk dan mengacak surai biru muda Kuroko. Yang diganggu hanya bisa menunduk malu. "Ya, kan, Kuroko?"
Gym Seirin hari itu hanya terisi oleh Riko-kantoku dan pemain kelas satu, karena pemain kelas dua hari ini diliburkan dari latihan. Sebagai satu-satunya perempuan di ruangan saat itu, Riko hanya bisa menguping diam-diam, sementara ia berpura-pura menggambar strategi offensive di selembar kertas. Ia mengambil flip-phone dari sakunya. "Momoi-chan, Momoi-chan."
Suara cempreng seorang gadis terdengar dari flip-phone Riko. "Neee, Ri-chan!"
"801 spotted. Kagami dan Kuroko sekarang berpacaran. Repeat, 801 spotted, Kagami dan Kuroko sekarang berpacaran."
O-wa-ri?
Ma, ma, readertachi, review kure yooo -A-