Title: Help me!

Main cast: Chanyeol & Baekhyun

Other Cast: just find it ha ha

Genre: Romance/Humor(meragukan)/Hurt/Comfort

Pairing: Chanbaek (akan bertambah seiring berjalannya waktu)

Rating: T

Desclaimer: semua cast adalah milik tuhan yang maha kuasa. Saya hanya meminjam mereka sebentar disini/? Wakakak. cerita ini hanyalah fiksi! Tidak benar adanya di kehidupan nyata. Cerita ini asli milik saya! dari otak saya original Thanks *wink*

Summary: Awalnya, chanyeol meminta baekhyun menjadi kekasihnya hanya karena terdesak. Tapi akhirnya mereka jatuh cinta satu sama lain. Bagaimana nasib mereka jika tiba-tiba seseorang dari masa lalu baekhyun muncul ke permukaan?—Memiliki baekhyun, adalah hal terindah dalam hidup chanyeol. CHANBAEK!YAOI!Romance/Humor/Hurt/Comfort! Mind to RnR?

Warning: memiliki banyak kekurangan, tidak sesuai EYD, banyak typo bertebaran, dan sebagainya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

BIG THANKS TO:

Dhea485, N-Yera48, Jung Eunhee, Special Bubble, Mr. KHC, reiasia95, Guest, Youngnachoi, 14nindyehet, parklili, alightphoenix, DiraLeeXiOh, Mela querer chanBaekYeol, ChanBaekLuv, Park Shita, Shouda Shikaku, Neng, L.A, deeryeosin, KimChanBaek, Rina97, kacangpolongman, 90Rahmayani, dayeol182, flashbaek, Yuan Lian, Tsuchiya Keda, rifdafairuzs, .5, GuestGuestGuest, Caramelyeol, Rina972, ohwifeu, , tabifangirl, Kim Bo Mi, mirarose86, delimandriyani, strawbaek, byunbaekk, dhian930715ELF, Fangirl-nim, choihyura01, 0706, .5, stephaniet041, byun hye yoo, Rapbyun, Maple Fujoshi2309, Ovihyunee, flamintsqueen, baekkevinka, orangecaramelo, Byun-dogii, Belaaa, yeollbaekk, kaisoo's noona, Jung Hyejin, bubbleLu, beagle6104, Syifa Nurqolbiah, PJW, lixotic, chanbaeg, channiese, Auliaputri14, cyz, indahrahma, , Sniaanggrn, YOONA, Chan Banana, , Baekhaan

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

chanbaekids PRESENT!

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

HAPPY READING!

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

CHAP 9!

Baekhyun meremas dada kirinya. Sangat sakit rasanya disana. Tepat di jantungnya. Ia hanya bisa menangis sekarang. Menangis dan berharap akan ada keajaiban yang membuat Chanyeol-nya selamat dan dapat membuka matanya lagi. ia tak tahu lagi apa yang harus ia lakukan. insiden yang terjadi tepat 2 jam yang lalu itu benar-benar membuat kepalanya sakit. sakit sekali. Tapi itu tidak ada apa-apanya dengan rasa sakit yang menghujam jantungnya. Entahlah. Dia hanya merasa sangat sakit.

Baekhyun memejamkan matanya. jujur saja, dia masih tidak bisa mempercayai hal ini. ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa pemuda yang tengah berada di ambang kematian saat ini adalah Chanyeol. tidak mungkin, gumamnya dalam hati. Ia tidak ingin percaya. Tapi sekeras apapun ia mencoba, akal sehatnya tetap berkata bahwa pemuda itu adalah Chanyeol. Park Chanyeol. Chanyeol-nya.

Aku mohon Chanyeol, bertahanlah.

"Permisi, apa anda tuan Byun Baekhyun?"

Baekhyun mendongak. Dilihatnya 2 orang berpakaian polisi tengah berdiri di hadapannya. Ia mengangguk kecil kemudian berdiri.

"kami menemukan ini di tempat kejadian."kata salah seorang dari mereka sambil menyodorkan kotak hitam kecil, bunga mawar, dan sebuah ponsel yang tampaknya milik Chanyeol pada Baekhyun.

"kami menyerahkan ini pada anda karena orang terakhir yang di telefon saudara Park Chanyeol adalah anda. Jadi kami pikir, mungkin anda yang paling dekat dengannya."

Baekhyun mengangguk kecil. "terima kasih"

"Ya."

Setelah kedua polisi itu benar-benar menghilang dari hadapannya, Baekhyun kembali duduk dan memperhatikan dengan seksama 3 benda yang berada dalam genggamannya. Ia tersenyum nanar melihat bercak darah disana. Itu adalah darah Chanyeol. Chanyeol-nya.

Ia membekap mulutnya saat melihat isi kotak hitam yang ada di tangannya. Ada 2 cincin disana. Ia mencengkeram kotak itu sekuat tenaga. Mengapa semua ini harus terjadi, batinnya. Tangisnya semakin menjadi jadi saat membaca tulisan yang ada di cincin itu. C & B. ya. Dia tau. Itu adalah inisial namanya dan Chanyeol. ia mengeluarkan cincin itu dan memasangkannya di jari manisnya. seharusnya Chanyeol yang memasangkan ini disini, kan?. Ia kembali tersenyum pahit. Ini terlalu sulit.

Baekhyun menghembuskan nafas panjang. Berusaha menghentikan tangisannya yang tidak bisa berhenti sejak tadi. tapi nihil. Tangisannya kembali pecah saat melihat wallpaper ponsel Chanyeol yang seolah menyayat hatinya. Itu adalah fotonya dengan pria itu saat di kantin beberapa minggu yang lalu. Ia mengusap layar ponsel dengan pelan. Air matanya tidak bisa berhenti. Aku merindukan senyumanmu. Apa setelah ini aku masih bisa melihatnya?

Baekhyun kembali memejamkan matanya. ia tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan sekarang. Bahkan ia tidak tahu seberapa parah kondisi Chanyeol. saat ia mendapat telefon dari Kim Jongin tadi, ia langsung kemari karena Kim Jongin mengatakan bahwa Chanyeol sudah dibawa kerumah sakit.

Mengapa semua ini harus terjadi? Tidak. aku tidak ingin kehilangan Chanyeol. demi tuhan. Hari ini adalah ulang tahunku. Aku tidak ingin benci pada hari ulang tahunku sendiri. kumohon Chanyeol, bertahanlah demi aku.

"Jangan menangis… aku ada disini, okay?"

Kata-kata Chanyeol beberapa waktu yang lalu terngiang-ngiang di otaknya. ia hanya menginginkan Chanyeol saat ini. hanya Chanyeol yang mampu membuatnya tenang saat ia sedang merasa takut. Hanya Chanyeol yang bisa memberinya pelukan terhangat yang pernah ada setelah ibunya. Hanya Chanyeol yang bisa membuatnya menjadi lebih baik saat ia merasa sedih. Hanya Chanyeol yang selalu ada di sampingnya saat ia butuh. Hanya Chanyeol.

Aku bersumpah ini adalah hari ulang tahun terburuk yang pernah ada.

"B-baek…"

Baekhyun mendongak. Ia mengusap air matanya dengan cepat. Kim Jongin dan Jongdae sudah berada di depannya.

"Kau baik-baik saja?"tanya Jongdae. Baekhyun tersenyum nanar lalu mengangguk. "aku baik baik saja."

"tapi matamu berkata bahwa kau tengah tidak baik baik saja, Baekhyun…"

"Apa mataku benar-benar segampang itu untuk di baca?"Baekhyun tertawa pahit. Menertawakan dirinya yang tidak bisa menyembunyikan kesedihannya di saat-saat yang seperti ini.

"kami ingin menunjukkan sesuatu padamu…"

Baekhyun mengernyit.

"Apa itu?"

Jongdae menghembuskan nafas pelan.

"mungkin lebih baik jika kau melihatnya sendiri, baek…"

"Oh baiklah…"

Jongdae dan Kim Jongin tersenyum kecil. mereka bertiga lalu berjalan beriringan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Tutup matamu, baek."

Baekhyun mengernyit. mengapa aku harus menutup mataku? Batinnya. Ia hanya tidak mengerti. Sudah cukup beban pikirannya karena Chanyeol. jika Kim Jongin dan Jongdae ingin mengerjainya, ia berani sumpah ini bukanlah saat yang tepat. Ia benar-benar lelah. Kalau yang ingin duo kim tunjukkan ini bukanlah sesuatu yang penting, lebih baik ia kembali saja ke rumah sakit. melihat reaksi Baekhyun yang seperti itu, Jongdae membuka suara.

"Tutup saja matamu."

Baekhyun memutar bola matanya malas sebelum benar-benar memejamkannya.

"Kalian akan membawaku kemana?"

"sudah turuti saja."

Setelah beberapa saat berjalan kaki, akhirnya mereka sampai di tempat yang di tuju. Jongdae dan Kim Jongin menuntun Baekhyun untuk masuk ke dalam dengan diikuti keduanya dan meninggalkan pria itu sendirian. merasa di tinggalkan, Baekhyun mengernyit. kemana perginya dua orang itu?

"Kim Jongin! Jongdae! Hey, apa aku sudah bisa membuka mataku sekarang?"

Baekhyun menghembuskan nafas kasar. Sebenarnya apa mau mereka itu? Tadi menyuruhku untuk mengikuti mereka dan sekarang malah meninggalkanku sendirian di tempat yang entah bagaimana wujudnya.

"Ya! Dimana kalian?"

"Aku akan membuka mataku sekarang"

Perlahan tapi pasti, Baekhyun membuka matanya. ia mengedarkan pandangannya ke sembarang arah. Disini gelap sekali. Tidak ada penerangan satupun. Jujur, ia jadi takut sendiri. terlebih disini lumayan dingin karena seoul di malam hari memang seperti itu. Dan salahkan tubuh mungilnya yang tidak tahan dengan dingin. Yeah. Anehnya, dia penggemar berat ice cream. Stop. Ini bukanlah saat yang tepat untuk berbicara soal ice cream atau dingin karena ia ketakutan sekarang.

CLING

Baekhyun tertegun sejenak saat melihat semua lampu menyala. Ia tersenyum kecil. ini sangatlah indah. Tapi, apa maksud semua ini?

"HAPPY BIRTHDAY!"

Baekhyun membekap mulutnya sendiri saat melihat teman-temannya mulai bermunculan. Ia merasa senang. Tapi juga sedih di saat yang bersamaan. Seharusnya Chanyeol ada disini. Merayakan ulang tahunnya… tapi… yeah. Kalian tau sendiri, bukan?

Ia menunduk. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah ia merasa senang? Haruskah ia merasa senang merayakan ulangtahun saat Chanyeol tengah berjuang antara hidup dan mati di ruang operasi? Atau haruskah ia sedih?

"Selamat ulang tahun, Byun Baekhyun."

Baekhyun tertegun. Ia kenal betul suara ini.

"C-CHANYEOL…?"

Baekhyun menangis. Ia benar-benar bingung. ia tidak tahu harus merasa senang atau sedih. Di hadapannya Chanyeol berdiri dengan tubuh yang berlumuran darah.

"Jadi semua ini ulahmu? Kau yang merencanakan semua ini? jadi, ini hanya main-main? Chanyeol demi tuhan! KAU MEMBUATKU HAMPIR GILA KAU TAU!"

Chanyeol menarik Baekhyun ke dalam pelukannya. Baekhyun memberontak. Ia memukul-mukul dada Chanyeol agar melepaskannya. Nihil. Bukan Park Chanyeol namanya jika tidak bisa membuat Byun Baekhyun lelah sendiri dan akhirnya menyerah.

"Ini tidak lucu, kau tau. Kau membuatku hampir mati karena ini."kata Baekhyun di sela-sela pelukan mereka. ia melingkarkan tangan mungilnya di pinggang Chanyeol.

"Tapi, terima kasih. Ku pikir, aku akan benar-benar kehilanganmu…"

Chanyeol tertawa kecil. ia mengecup puncak kepala Baekhyun berkali-kali.

"Maafkan aku…"

"dasar bodoh."

Baekhyun memukul dada Chanyeol pelan.

"Ya ya ya! Tiup dulu lilinnya! Kalian ingin berpelukan sampai pagi?"perkataan Jongdae sontak membuat Chanyeol dan Baekhyun sama-sama menjauhkan diri satu sama lain. Jongdae benar-benar membuat pipi Baekhyun seperti tomat segar karena menahan malu. Berpelukan dengan Chanyeol sangatlah berbahaya. Ini membuatku gila.

Chanyeol mengambil kue ulang tahun dari tangan Jongdae dan membawanya ke hadapan Baekhyun.

"Tiup lilinnya… tiup lilinnya… tiup lilinnya sekarang juga…"

Setelah membuat harapan, Baekhyun meniup semua lilin yang ada di atas kue itu hingga apinya benar-benar padam. Terdengar suara tepuk tangan dari semua teman-temannya. Baekhyun tersenyum. Ia mengambil secuil cream dan mengoleskannya ke pipi Chanyeol dengan sangat cepat kemudian berlari.

"YAK! Kembali kau, Byun Baekhyun!"

Semua orang yang ada disana tertawa lepas melihat tingkah Baekhyun dan Chanyeol yang benar-benar kekanak-kanakan. Tak lama, yang lainnya mulai mengikuti apa yang Baekhyun lakukan. mereka mengoleskan krim ke wajah yang lain dan alhasil, terjadilah perang cream disana.

Hehe. Bukan Chanyeol namanya jika tidak bisa mendapatkan Baekhyun. ia memeluk pria itu dari belakang dan mengoleskan krim ke wajahnya.

"HEY SEMUANYA! AYO OLESKAN CREAM CREAM ITU KE WAJAH BAEKHYUN! KALAU PERLU, KEMARIKAN KUE NYA!"

Baekhyun memukul lengan Chanyeol dengan sedikit keras. beberapa saat kemudian, yang lainnya mulai mendatangi keduanya dan seperti kata Chanyeol tadi, mereka mengoleskan cream cream itu ke wajah Baekhyun. Jongdae dan Kim Jongin yang tangannya terlalu jahil malah mengoleskannya ke wajah Chanyeol. spontan Chanyeol melepaskan pelukannya. Baekhyun yang wajahnya sudah penuh dengan kue hanya bisa tertawa. Tiba-tiba otaknya bekerja. Ia mendekatkan wajahnya ke arah Chanyeol dan menggesekkan pipinya dengan pipi Chanyeol.

"Sekarang kau juga sama denganku!"

"dasar nakal. Kemari kau!"

Baekhyun menjulurkan lidahnya. Beruntung taman ini punya ukuran yang cukup luas jadi dia bisa berlari kemana saja. Ayolah. Bukan Chanyeol namanya jika tidak bisa mendapatkan Baekhyun.

"Hey, kau membaca kotak cincinnya?"tanya Chanyeol.

"Ya. Aku bahkan sudah memakai yang satunya. Kau membuatku benar-benar hampir gila kau tau!"

"maafkan aku. Kemarikan cincinnya! Dan lepaskan cincin yang ada di jarimu itu! Dan ayo kita kesana."

Baekhyun mengangguk. Ia melepaskan cincin yang ada di jari manisnya dan memberikannya pada Chanyeol. Chanyeol merangkul Baekhyun dan membawa pria itu kembali ke tempat dimana teman-teman mereka berada.

Setelah sampai disana, Chanyeol langsung berlutut di depan Baekhyun.

"Selamat ulang tahun. Will you be mine?"

"Im always be yours, yeol."

Chanyeol tersenyum dari telinga ke telinga. Ia memasangkan cincin tadi di jari manis Baekhyun. dan begitupun sebaliknya. Baekhyun memasangkan cincin yang satunya di jari manis Chanyeol. sekarang, cincin itu benar-benar sudah pada yang seharusnya.

"Aku mencintaimu, Byun Baekhyun."

"Aku juga mencintaimu, Park Chanyeol."

.

.

.

.

.

.

.

.

Baekhyun melirik jam weker yang ada di atas meja nakas. 11:25 KST. Beberapa menit lagi akan segera pergantian hari. Ia masih memiliki satu harapan. Tapi, yeah. Mungkin harapan itu tidak akan tercapai. Ia menatap Chanyeol yang baru saja keluar dari kamar mandi. Yap. Disinilah mereka sekarang. Setelah acara kecil-kecilan tadi, Chanyeol langsung membawa Baekhyun ke rumahnya. Kalian harus tau kalau malam ini Baekhyun akan menginap disini dan tidur se-ranjang dengan Chanyeol. kkk.

"Sedang memikirkan apa, hm?"Chanyeol mengelus rambut Baekhyun pelan. Baekhyun menggeleng kecil.

"Tidak ada."

"Pasti ada. Cepat katakan padaku."

Baekhyun mendudukkan tubuhnya. Kini ia benar-benar berhadapan dengan Chanyeol.

"Sebenarnya aku masih punya satu permintaan…"

"Apa itu?"

"Aku ingin ucapan darimu lagi."

Chanyeol tertawa kecil. ia menggenggam kedua tangan Baekhyun dan menatap pria itu tepat di matanya

"Selamat ulang tahun, Baekhyun-ku. Maaf membuatmu menangis malam ini. aku hanya ingin memberikan sesuatu yang berbeda. Kau tau, aku sangat mencintaimu. Semoga kita akan terus bersama hingga sang waktu memisahkan. Aku hanya ingin kau yang menemaniku hingga akhir waktu nanti. Aku hanya ingin kau yang menyambut pagiku. Aku hanya ingin kau yang berpetualang bersamaku menjalani hidup ini. aku hanya ingin kau, Byun Baekhyun. hanya kau."

"Kau tau? Aku sangaaaaat sangat mencintaimu. Aku mencintai segala yang ada padamu. Segalanya. Kelebihanmu, kekuranganmu, aku mencintai itu. Dan…"

"Im really happy to have you, Byun Baekhyun."

Tanpa basa-basi, Baekhyun langsung menghambur ke pelukan Chanyeol. ia menangis disana. Di dada pria itu. Tidak. bukan tangis kesedihan. Tapi tangisan kebahagiaan. Ia benar-benar bahagia memiliki Chanyeol. tak ada yang bisa menggambarkan betapa ia merasa sangat beruntung memiliki Chanyeol dalam kehidupannya.

"Chanyeol, aku—"

"Aku juga sangat mencintaimu! You're my everything. You're the only reason why I'm smiling, laughing, and crying. You mean the world to me, Park Chanyeol"

Chanyeol tersenyum lembut. Ia melayangkan kecupan di kepala Baekhyun dan mengelus rambut pria itu pelan.

"Jangan menangis lagi. Okay?"

Baekhyun mengangguk. Ia melepaskan pelukannya dan menatap Chanyeol lembut.

"Terima kasih."

Chanyeol mengangguk. Tanpa basa-basi, ia langsung menempelkan bibirnya pada bibir kissable Baekhyun. memberikan lumatan-lamatan lembut yang mampu membuat Baekhyun terbuai karenanya. Baekhyun mulai mengikuti arah permainan Chanyeol. ia membalas lumatan Chanyeol dengan lumatan-lumatan kecil. ia menyeringai saat sebuah ide terlintas di pikirannya. Ia langsung menggigit bibir bawah Chanyeol. membuat pria itu mengerang dan spontan melepaskan tautan bibir mereka. Baekhyun tertawa mengejek. Chanyeol mengusap-ngusap bibirnya yang terasa sakit.

"Ini berdarah kau tau!"

Baekhyun menghentikan tawanya. Jujur ia sama sekali tidak berniat untuk membuat bibir Chanyeol terluka. sungguh.

"benarkah? Maaf—"

"kau harus mengobatinya."

"bagaimana cara mengobatinya?"

Chanyeol memutar bola matanya malas. Mengapa kekasihku ini sangat polos? for god's sake.

"seperti yang aku lakukan waktu itu padamu."

"Ah—yang itu? Huuu bilang saja kau ingin berciuman lagi denganku, ya kan?"

"Percaya diri sekali. Cepat cium aku! Ini sangat sakit tau. Darahnya tidak mau—"

Baekhyun langsung mengintrupsi kalimat Chanyeol dengan menciumnya. Mengisap darah segar yang keluar dari bibir pria itu. Setelah darahnya benar-benar sudah tidak keluar lagi, Baekhyun memberi lumatan kecil pada bibir Chanyeol. Chanyeol tersenyum dalam ciumannya. Kau juga sama, ingin berciuman denganku lagi. setelah pasokan oksigennya mulai menipis, Baekhyun melepaskan tautan bibit mereka dan mengambil oksigen yang sebanyak-banyaknya.

"Ayo tidur. Besok kita harus sekolah. Kau tidak ingin terlambat, kan?"Baekhyun mengangguk. Chanyeol tersenyum kemudian berbaring sambil membelakangi Baekhyun. Baekhyun berdecak kecil sebelum menyusul berbaring menghadap pria itu. Ingin sedikit bermain-main, ia menuliskan huruf-huruf pada punggung Chanyeol.

"Park…Chanyeol…"

"Kau benar."

"Byun…Baekhyun…"

"Kau benar lagi."

"Aku…mencintaimu…"

"Huh? Mengapa kau selalu menjawabnya dengan benar?"

"Itu salahmu."

"Chanyeol…cinta…Baekhyun…"

"…selamanya."

Setelah mengeja kata yang di tuliskan Baekhyun di punggungnya, Chanyeol berbalik kemudian memeluk pria itu. Baekhyun tersenyum. Ia melingkarkan tangannya di pinggang Chanyeol. dan seperti biasa, Chanyeol memberikan kecupan-kecupan kecil di puncak kepala Baekhyun.

"Kau benar. aku memang sangat sangat mencintaimu."

"Aku juga sangat sangat mencintaimu."

"Hmmmmmm tubuhmu sangat wangi, yeol."sambungnya. Chanyeol menelan saliva nya dengan susah payah. Kata-kata Baekhyun barusan benar-benar menggodanya. Hey ayolah, dia juga seorang laki-laki. Laki-laki mana yang tidak akan tergoda jika mendengar ucapan semacam itu dari kekasihnya? Semuanya pasti akan tergoda. Huh. Jika saja besok hari libur, mungkin Chanyeol sudah memutuskan untuk melakukan itu saat ini juga.

"Kenapa diam? Kau tidak ingin mengucapkan terima kasih atau semacamnya?"

"Sudahlah. Berhenti menggodaku dan pergilah tidur."

Bukannya mendengar ucapan kekasihnya, Baekhyun malah mendekatkan wajahnya ke arah leher Chanyeol.

"Benar, kan. Kau pakai sabun apa? Ini wangi sekali tau."

Chanyeol sudah tidak tahan lagi.

"Byun Baekhyun. tidur atau aku akan menyerangmu saat ini juga."

"O-oh. baiklah."

Baekhyun tertawa kecil. menggoda Chanyeol ternyata tidak buruk juga.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Chanyeol membuka kelopak matanya perlahan. Cahaya matahari yang samar-samar masuk kedalam kamarnya seolah menyuruhnya untuk lekas bangun. Baru saja ia ingin merubah posisi tidurnya jika saja ia tidak menyadari siluet mungil yang mendengkur kecil dalam pelukannya. ia tertawa pelan. Saat mendengkur pun kau terlihat sangat lucu, Byun Baekhyun. ya. Bagaimana tidak. mulut pria itu terbuka sedikit dan dengkuran-dengkuran halus terdengar dari sana. Ia melirik jam weker yang ada di atas nakas. Pukul 5:55 KST. Ya. Seharusnya mereka sudah bersiap-siap saat ini.

"Baek, ayo bangun…"bisik Chanyeol tepat di telinga Baekhyun. Baekhyun membuka kelopak matanya perlahan dan mengerjapnya beberapa kali. Menambah kesan lucu pada wajahnya. Chanyeol mengecup mata Baekhyun bergantian. Pria mungil itu tersenyum. Ia mengucek matanya kemudian segera bangun. Meninggalkan Chanyeol yang terlihat masih enggan untuk meninggalkan kasur tercinta-nya. yeah. Chanyeol bukanlah type yang akan sangat gampang berpisah dari kasur.

Baekhyun melangkahkan kakinya ke kamar mandi yang ada di kamar Chanyeol. bermaksud untuk mandi dan bersiap-siap. Setelah kurang lebih 15 menit, ia keluar dari kamar mandi dengan penampilan yang ok. Tubuh yang bersih, wangi, dan seragam sekolah yang sudah terpasang rapi di tubuhnya. Benar-benar sempurna. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya melihat laki-laki bertubuh raksasa yang masih saja sibuk bercumbu dengan guling yang ada di kasur. Apa guling-guling itu lebih menarik daripada aku?

"Hey, ayo bangun. Pergilah bersiap-siap. Aku akan membuatkan sarapan."

Chanyeol mengangguk. Ia mendudukkan tubuhnya selama beberapa saat kemudian melangkahkan kakinya ke kamar mandi.

Setelah memastikan bahwa Chanyeol benar-benar sudah masuk ke dalam kamar mandi, Baekhyun memutuskan untuk segera membuatkan sarapan untuk mereka berdua.

10 menit kemudian, Chanyeol keluar dari kamar mandi dengan wajah yang fresh dan penampilan yang tidak kalah oke nya. Rambutnya yang masih basah penambah kesal sexy pada dirinya. Ia menyemprotkan parfum ke tubuhnya dan segera menyusul Baekhyun yang pasti sedang bergelut dengan dunia masak-memasaknya di dapur. Ia tersenyum jahil melihat Baekhyun yang tengah membelakanginya. Tanpa basa-basi, ia langsung memeluk Baekhyun dan menyandarkan dagunya pada bahu pria itu.

Baekhyun tersentak. Sesaat kemudian ia menyadari bahwa tangan kekar yang melingkar di pinggangnya ini adalah tangan Chanyeol. ia mengecilkan api kemudian tersenyum dan berbalik menghadap Chanyeol.

"Aku sangat menyukai bau tubuhmu, baek."

"aku juga sangat menyukai bau tubuhmu. Menghanyutkan."

"kau menggodaku lagi."

Baekhyun tertawa kecil. ia membalas pelukan Chanyeol dengan cara mengalungkan tangannya pada leher pria itu.

"apa yang kau butuhkan?"tanya-nya dengan wajah polos yang seolah tidak tau apa yang diinginkan Chanyeol. tentu lah jika sudah seperti ini, semua orang juga tau bahwa Chanyeol pasti menginginkan morning kiss.

Chanyeol langsung menyerang bibir Baekhyun dan melumatnya. Ia menggerak-gerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri kemudian menyetuh tengkuk Baekhyun untuk memperdalam ciuman mereka. lumatan-lumatan tadi berubah menjadi hisapan saat Baekhyun mulai mengikuti arah permainan Chanyeol. Chanyeol menggigit bibir bawah Baekhyun dengan pelan. Seolah mengerti dengan isyarat yang di berikan Chanyeol, Baekhyun langsung membuka mulutnya dan memberikan akses yang seluas-luasnya untuk Chanyeol bermain dalam mulutnya. Morning kiss mereka telah berubah menjadi french kiss. Ciuman itu menjadi semakin panas saat Baekhyun menarik rambut Chanyeol karena pasokan oksigennya yang mulai menipis. Bukannya melepaskan ciuman, Chanyeol malah memperdalamnya. Saat pasokan oksigennya benar-benar hampir habis, Baekhyun memukul dada Chanyeol sedikit keras. mengakibatkan Chanyeol melepaskan tautan bibir mereka.

"Kau ingin membunuhku?"tanya Baekhyun saat nafasnya sudah tidak memburu seperti tadi.

Chanyeol tertawa kecil. "Maafkan aku. Aku terbawa suasana. Lagipula salahkan bibirmu yang benar-benar nikmat itu. Haish. Aku akan gila jika seperti ini terus."

Baekhyun menunduk. Ia berniat untuk menyembunyikan semburan merah yang ada di pipinya tapi yeah nihil. Bukan Park Chanyeol namanya jika tidak bisa mendapati Baekhyun yang tengah menahan malu.

"Kau tau, kau itu sangat lucu saat semburan-semburan merah itu mulai tercetak di wajahmu."

Baekhyun memukul dada Chanyeol sedikit keras kemudian melepaskan pelukan mereka.

"sudahlah. Ayo sarapan."

Chanyeol mengangguk. Ia mendudukkan tubuhnya di salah satu kursi sembari memperhatikan tangan-tangan mungil Baekhyun yang terlihat sangat lihai saat menyiapkan sarapan kecil mereka.

"tak perlu menatap aku seperti itu."Baekhyun tertawa kecil. Chanyeol mendengus.

"ya ya ya."

"kau sangat lucu jika cemberut begitu."kata Baekhyun. Chanyeol berdiri dari tempatnya kemudian mendudukkan tubuhnya di kursi yang ada di sebelah Baekhyun kemudian mengusak rambut pria itu pelan.

"kau juga sangat lucu. Saat marah, menangis, tertawa, tersenyum, bahkan mendengkur pun kau terlihat sangat lucu."

"Ya! Jangan memandangiku saat tidur. Itu memalukan."

Chanyeol tertawa kecil.

"Memandangimu membuat aku nyaman, kau tau."

"entah mengapa Aku tidak pernah bosan saat melihatmu."sambungnya lagi.

"Dasar gila. Sudahlah. Habiskan sarapanmu setelah itu kita pergi."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Park Chanyeol!"Chanyeol berbalik. Dilihatnya Luhan tengah berlari ke arahnya.

"Ada apa?"tanya Chanyeol setelah Luhan benar-benar sudah berada di depannya.

"Kepala sekolah memberitahuku bahwa festival tahun ini akan di adakan pada akhir tahun."kata Luhan setelah menormalkan kembali nafasnya yang memburu karena sehabis berlari.

"Mengapa begitu?"

"Aku juga tidak tau. Jadi, yeah. Sehabis istirahat nanti akan ada rapat. Kita akan membahas ini."

"Baiklah."

"Ah, dan kau Baekhyun!"Luhan tertawa kecil. "Aku masih tidak bisa melupakan yang semalam itu. Kata Kim Jongin dan Jongdae, kau terlihat sangat hancur lebur. Hahahaha. Aku dan Sehun bahkan tidak bisa berhenti untuk ter—"

"YA! Jangan membahas yang itu sunbae! Itu sangat memalukan."Luhan dan Chanyeol tertawa sangat keras. mereka berdua hanya tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan Baekhyun saat itu. Luhan berpikir, kalau dia ikut dengan duo kim semalam, mungkin dia akan mengacaukan rencananya karena tidak sengaja tertawa.

"Ah perutku sakit sekali! Yasudah, aku duluan. Masih ada yang perlu di urus pagi ini. sampai jumpa!"

Setelah Luhan benar-benar sudah tak terlihat lagi, Chanyeol membalikkan tubuh Baekhyun agar menghadapnya. Baekhyun tersentak. Bukan apa-apa, dia hanya sedikit kaget.

"Kau sudah memaafkanku soal yang semalam, bukan?"tanya Chanyeol dengan tatapan serius. Baekhyun tersenyum simpul kemudian mengangguk. Ia menyentuh tangan Chanyeol yang bertengger di pundaknya kemudian menurunkannya secara perlahan.

"Tentu saja."

Chanyeol tertawa kecil. "baiklah. Karena kita berada di depan kelasmu, jadi sekarang masuklah."

Baekhyun mengangguk. Chanyeol mengecup kening Baekhyun sekilas lalu segera mendorong tubuh mungil itu ke dalam kelasnya. Well. Mereka benar-benar melakukannya di tempat ramai. Chanyeol benar-benar mencium Baekhyun—walaupun hanya di kening—di koridor dengan disaksikan oleh puLuhan siswa yang sedari tadi memperhatikan mereka. tak sedikit yang berteriak-teriak seperti orang gila karena ini. bahkan ada yang sudah menggigit sepatunya. Hentikan.

Setelah memastikan bahwa Baekhyun benar-benar sudah masuk ke dalam kelasnya, Chanyeol membalikkan tubuhnya dan berjalan dengan pelan menuju kelasnya.

Drrtt Drrtt

Chanyeol merogoh saku celananya. Ia mengernyitkan keningnya saat mendapati ada satu pesan singkat dari nomor tak di kenal di ponselnya.

Aku lupa memberitahumu! 4 hari lagi akan ada pertandingan basket dengan sekolah tetangga. Kepala sekolah menyuruhmu untuk berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan pertandingan ini.

Dari Luhan. Aku memakai ponsel Sehun.

Chanyeol tersenyum sangat lebar. Yeah. Ada beberapa faktor yang membuat jiwa ketidakwarasannya kambuh. Yang pertama karena sudah cukup lama ia tidak bertanding. Kedua karena pertandingan ini bisa ia gunakan sebagai ajang pembuktian pada Baekhyun bahwa ia benar-benar mahir dalam basket. Dan yang ketiga…ia mempunyai satu pertanyaan. Sejak kapan Luhan dekat dengan Sehun?

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hari ini adalah hari yang paling mengesankan dalam hidup Chanyeol. tidak seperti hari-hari sebelumnya, entah mengapa, hari ini ia seolah tengah dipayungi oleh kasih sayang tuhan. Jika kemarin-kemarin ia hanya duduk bersama duo kim dan Sehun di kantin, hari ini Baekhyun telah kembali dan mengisi kekosongan tempat duduk disebelahnya selama ini. suasana hatinya menjadi hangat. Oh tidak. lebih tepatnya menjadi semakin menghangat. Apalagi jika mengingat pertandingan basket, ia bisa menjadi gila dalam hitungan detik.

"Permisi."Chanyeol,Baekhyun,duo kim, dan Sehun mendongak. Di depan mereka sudah berdiri sulli dengan wajah yang terlihat sangat sedih dan…menyesal?

"Apa yang kau lakukan disini?"tanya Chanyeol sinis. Yap. Pertanyaannya mengarah pada sulli yang masih enggan mengangkat kepalanya.

"Baekhyun, bisa kita bicara sebentar?"

"tidak boleh. Kau bisa saja menyakitinya."seru Chanyeol tiba-tiba. Baekhyun terlihat berpikir sejenak. Apa salahnya mendengarkan sulli?, pikirnya.

"Baiklah. Ayo bicara."

"Tidak, baek. Dia bisa saja menyakitimu dan aku tidak ingin hal itu terjadi."

"Jaga bicaramu, Chanyeol. kau tidak bisa berprasangka buruk pada orang lain. Toh sulli juga tidak terlihat seperti ingin melukaiku. Kau saja yang berlebihan."Baekhyun tertawa kecil dan menyentil kening Chanyeol dengan jarinya. Chanyeol menghembuskan nafas kasar. Tentu saja ia khawatir dan takut. Sudah berapa kali sulli berbuat jahat pada Baekhyun? jika sekali lagi ia mendapati Baekhyun dilukai oleh gadis itu, dia tidak segan-segan akan membalasnya.

"Hubungi aku jika terjadi sesuatu."kata Chanyeol dingin sebelum memberi jalan pada Baekhyun.

Baekhyun mengangguk.

.

.

.

.

"Apa yang ingin kau bicarakan?"tanya Baekhyun saat ia dan sulli tiba di belakang sekolah. Ia mengernyit mendapati seorang gadis lain muncul dari balik pohon besar tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini. ia terlihat seperti mengenali gadis itu.

"Sebelumnya, aku ingin meminta maaf atas segalanya. Aku sangat menyesal karena telah berbuat jahat padamu selama ini. aku benar-benar iri karena tidak bisa mendapatkan Chanyeol. dan aku dibantu oleh orang ini. kami berdua bersekongkol untuk menghancurkanmu."

Baekhyun mengangguk-ngangguk. Ia belum ada niatan untuk memotong perkataan sulli.

"Hey, perkenalkan dirimu."

"Annyeong Baekhyun, aku…krystal. Kau masih mengenaliku, kan?"

"KRYSTAL?! KAU—"

Baekhyun membelalakkan matanya. ia masih tidak bisa berpikir jernih. Bagaimana bisa seorang jung krystal berbuat jahat padanya dan bahkan ingin menghancurkannya.

"Maafkan aku. Aku sangat menyesal, baek. Maafkan aku. Aku tau aku sangat jahat padamu selama ini. Maafkan aku…hiks…hiks…"Baekhyun menghembuskan nafas panjang. Ia masih tidak bisa menerima fakta bahwa krystal yang dulu sangat sangat sangatlah dekat dan baik padanya, kini menjadi seorang pengkhianat.

"Jelaskan padamu mengapa semua ini bisa terjadi."

"sejak dulu aku sangat iri padamu. Kau tidak tahu kan kalau aku menyukai kris? Ya. Kau tidak tau itu. Aku sangat menyukai kris. Tapi pemuda itu? Dia bahkan masih mencintaimu hingga sekarang. Dia hanya menganggapku teman. Kau tau rasanya terjebak dalam friendzone? Kau mencintai seseorang tapi orang itu tidak. kau menyukainya tapi orang itu tidak. itu sangat menyakitkan baek. Mungkin kau tidak bisa mengerti perasaanku karena kau tidak pernah merasakannya. Aku cemburu melihatmu bermesraan dengan kris. Sangat. Bahkan saat aku memberitahunya bahwa aku sudah mendapatkanmu, dia sangat bersemangat untuk kesini. Kau tau? Aku ingin alasannya kemari adalah aku. Bukan kau. Tapi apa? Aku terlalu gila untuk mengharapkannya. Hiks…hiks…"

"Aku menjadi sangat membencimu. Terlebih setelah bertemu dengan sulli. aku merasa bahwa kau adalah pembawa sial. Dulu, kau mendapatkan kris. Sedangkan aku tidak. dan sekarang, kau mendapatkan Chanyeol sedangkan sulli tidak. aku hanya ingin kau tau bagaimana rasanya menjadi kami. Hiks…hiks…"

Baekhyun menghembuskan nafas panjang. Ia menjadi merasa bersalah pada kedua gadis ini. terlebih pada krystal.

"Maafkan aku. Aku benar-benar tidak bermaksud untuk itu."

"Sudahlah. Sekarang aku lega karena akhirnya kau tau apa yang aku rasakan selama ini. kini saatnya aku yang meminta maaf padamu."krystal mengusap air matanya dengan kasar.

"aku juga sudah melupakan perasaanku pada kris."sambungnya.

"Aku sudah memaafkan kalian dan aku ingin kita bertiga menjadi teman. Aku ingin kita kembali seperti dulu, krys. Tanpa ada dendam apapun."

Krystal dan sulli mengangguk. Perdamaian itu indah bukan?

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Chanyeol nyaris tersedak saat melihat sulli, Baekhyun, dan gadis yang tidak diketahuinya berjalan ke arah mereka sambil tertawa bersama. Ia langsung memukul pundak Sehun hingga pemuda itu nyaris tersedak sepertinya. Ia menendang kaki Kim Jongin dan Jongdae secara bersamaan hingga kedua pemuda itu meringis.

"KALIAN?!"teriak Chanyeol, duo kim, dan Sehun saat Baekhyun, sulli, dan gadis yang tidak mereka berempat ketahui tiba di hadapan mereka dengan senyum di wajah masing-masing.

"Chanyeol, aku sangat membencimu. Aku sudah tidak menyukaimu lagi. dan aku janji tidak akan mengulangi perbuatan jahatku seperti sebelum-sebelumnya."

Chanyeol mengangguk-ngangguk paham.

"Aku Jung Krystal. Aku yang membantu sulli untuk menghancurkan Baekhyun. aku juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatan jahatku lagi. senang bertemu kalian semua."kata krystal sambil membungkukkan badannya.

"Bergabunglah bersama kami."ajak Baekhyun.

"Ah tidak. aku masih memiliki sesuatu untuk diurus. Krystal juga harus kembali ke sekolahnya dengan segera. Jadi, mungkin lain kali saja."

"Oh begitu. Baiklah."

Setelah krystal dan sulli benar-benar sudah pergi, Baekhyun kembali melanjutkan acara istirahatnya yang sempat tertunda.

Dan sekali lagi, hari ini adalah hari yang paling mengesankan bagi Chanyeol.

.

.

.

.

.

.

.

.

Baekhyun mengelus rambut Chanyeol pelan. Saat ini mereka tengah menonton film romance dengan posisi kepala Chanyeol di atas paha Baekhyun. keduanya membelalakkan mata mereka saat film yang mereka nonton ternyata terdapat adegan 'itu'. Langsung saja Chanyeol menutup mata Baekhyun dengan kedua tangannya sedangkan ia terus menonton.

"Hey, apa yang mereka lakukan?"tanya Baekhyun setelah adegan itu berakhir.

"Bercinta. Lalu apa lagi? apa aku harus mempraktekkannya padamu?"brace yourself. Jiwa mesum Chanyeol mulai bangkit.

"YA! Dasar mesum!"

"Baekkie, aku ini seorang pria. Aku juga punya jiwa mesum. Ku yakin kau juga punya."

"Ya! Apa yang kau bicarakan! Dan jangan memanggilku baekkie. Itu terdengar seperti aku ini sangatlah manja."

"Bukankah kau memang manja? bukan hanya manja. kau itu juga menggoda. Kau tidak tau kan kalau semalam kau membuatku hampir melakukan itu padamu saat kau sedang tidur?!"

"Bagaimana bisa—"

"tak perlu membahasnya lagi. itu hanya akan membuatku semakin ingin melakukan itu padamu."

Baekhyun menyeringai. Tidak ada salahnya kan menggoda Chanyeol?

"Chanyeol-ah~~"panggil Baekhyun dengan nada menggoda. dan itu berhasil membuat Chanyeol bangun dari posisinya.

"Kau ingin apa?"tanya Chanyeol sambil membalikkan badannya agar menghadap Baekhyun.

"Apa kau benar-benar ingin melakukan itu padaku?"Baekhyun menggigit bibir bawahnya dengan seduktif. Membuat Chanyeol harus menelan saliva-nya dengan susah payah.

"katakan padaku, kau ingin melakukannya bukan?"Baekhyun mendekatkan wajahnya ke arah Chanyeol. meniup bibir pemuda itu dengan pelan lalu mengecupnya singkat.

"Ayo kita melakukannya…"bisik Baekhyun tepat di telinga kanan Chanyeol dan menggigit daun telinga pemuda itu dengan nakal.

"Shit. Berhenti menggodaku atau aku akan benar-benar melakukannya."Chanyeol menghembuskan nafas kasar. Jujur saja ia sudah tak tahan lagi. tapi ia tau Baekhyun tidak benar-benar menginginkannya melakukan itu.

"Begini saja. Karena kau sudah menggodaku, aku harus menghukummu."

"Ya! Apa-apaan?!"

"Karena itu jangan menggodaku."

Baekhyun spontan menjauhkan tubuhnya dari tubuh Chanyeol.

"salah sendiri. otakmu itu harus di cuci agar tidak mesum lagi."

"bagaimana cara mencucinya?"

"kau tidak boleh melakukan skinship apapun denganku selama 1 minggu."

"YA! KAU INGIN MEMBUNUHKU?! Tidak melakukan skinship apapun denganmu sama saja dengan mati."

"aku hanya bercanda."

"Kukira kau akan benar-benar mela—"

TING TONG TING TONG

kukannya.

"PARK CHANYEOL CEPAT BUKA PINTUNYA! YA!"

Chanyeol berdecak sebal. "sial. Untuk apa wanita itu kemari."

"biar aku saja yang membukakan pintunya, okay. Kau tunggu disini saja. jangan kemana-mana."

Setelah memastikan bahwa Baekhyun tetap pada tempatnya, Chanyeol melangkahkan kakinya dengan malas ke arah pintu depan dan membukakan pintu untuk…yeah, siapa lagi kalau bukan pembuat masalah dalam hidupnya, Park Yoora.

"Apa yang kau perlukan, hah?"tanya Chanyeol sembari menyandarkan tubuhnya ke daun pintu. tanpa mempedulikan tingkah laku kakaknya yang sudah seperti cacing kepanasan. Tidak bisa diam dan panik.

"Itu…I-ibu…d-dan…a-ayah…anu…"

"TENANG DAN BICARALAH!"teriak Chanyeol. ia sangat membenci orang yang bertele-tele. Terutama orang yang sudah mengganggu waktu berharganya. Seperti kakak 'kesayangannya' saat ini.

"Huh…hah…huh…hah…"

"Jadi begini, a-ayah dan ibu…"

"Mereka kenapa?"

"Ibu menelponku. Dia—"

Chanyeol tersenyum mengejek. "Ck. Untuk apa dia menelpon? Bukankah dia sudah tidak menganggap kita lagi?"belum sempat yoora menyelesaikan kalimatnya, Chanyeol sudah memotongnya duluan. Yeah. Chanyeol sedikit sensitif jika membahas masalah kedua orangtuanya.

"Chanyeol! Aish anak ini benar-benar! bagaimana pun juga mereka itu orangtuamu! Yang menghidupimu hingga sekarang!"

"Apa kau bilang? Ck. Menghidupiku? Dengan uang maksudmu? NOONA, KAU PIKIR SEMUANYA BISA DI BELI DENGAN UANG? KAU TIDAK TAU RASANYA JADI AKU! APA KAU BISA MEMBAYANGKAN BAGAIMANA RASANYA HIDUP SEORANG DIRI DI RUMAH SEBESAR INI? KAU TAU? KAU TIDAK TAU!"

Emosi Chanyeol akhirnya tersulut juga. yoora tau, betapa Chanyeol menginginkan keluarganya seperti dulu. Se-kuat apapun Chanyeol dari luar, dia tetaplah seorang anak yang membutuhkan kasih sayang orang tua. Dia tetaplah seorang anak yang butuh dukungan dari orang-orang terdekatnya apapun yang ia lakukan. ia tetaplah seorang anak yang bukan hanya membutuhkan uang untuk hidupnya, tapi juga perhatian dan kepedulian. Dan karena itu juga yoora tau mengapa Chanyeol sangat menyayangi Baekhyun.

Eh.

Baekhyun?

"Annyeong, yoora noona."Baekhyun membungkuk sopan di depan yoora. diiringi oleh senyuman kecil dari wanita tersebut. Baekhyun mengerutkan keningnya melihat wajah Chanyeol yang memerah sempurna. Bisa ditebak, suara ribut-ribut yang sedari tadi terdengar dari sini adalah luapan kemarahan seorang Park Chanyeol.

Baekhyun kembali menatap yoora dengan tatapan menuntut penjelasan. Tapi nihil. Yoora tidak memberikan reaksi apapun.

"ARGH!"Baekhyun dan yoora sama-sama mengalihkan pandangannya pada Chanyeol yang tiba-tiba meninggalkan tempat tersebut. Yoora menghembuskan nafas pelan. Kini semuanya terasa complicated. Ia bahkan belum menyelesaikan kata-katanya. Tapi emosi Chanyeol sudah tersulut duluan. Dan yeah seperti yang kalian tau. Drama hari ini berakhir sangat tidak elit seperti ini.

"Sebaiknya kau menenangkannya. Aku harus pergi."baru saja Baekhyun ingin membuka suara, tapi yoora sudah mengintrupsi gerakan mulutnya. Terpaksa ia harus membunuh rasa penasaran yang menggebu-gebu dalam dadanya. Dan pada akhirnya, ia hanya bisa mengangguk. Masuk kedalam dengan membiarkan pintu rumah terbuka.

"Chanyeol, aku—"

"Pergi."

"Tapi aku—"

"Pergi."

"A-aku—"

"APA KAU TULI? KAU TIDAK BISA MENDENGARKU? KU BILANG PERGI SEKARANG JUGA! KAU MASIH TIDAK BISA MENDENGAR?"

Baekhyun tertegun karena reaksi Chanyeol yang langsung membentaknya seperi itu. Jujur saja, ia sangat takut jika ada orang yang membentaknya. Dengar air mata yang hampir lolos dari pelupuk matanya, ia meninggalkan Chanyeol yang kembali duduk di tepi kasur dan memijat pelipisnya. Ia tidak marah. Hanya saja terlampau takut dengan keadaan Chanyeol. yeah. Mungkin pria itu butuh waktu untuk sendiri dan menenangkan pikirannya. Sebelum benar-benar pergi, ia membersihkan kekacauan yang telah mereka perbuat dan memasakkan makanan untuk Chanyeol. tak lupa meninggalkan note disana.

Setelah itu ia tersenyum kecil dan benar-benar pergi dari sana.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC!

A/N:

HALOOo!

GILAK INI ADUH UDAH LUMUTAN YA FF INI WKWKWKWKWKWKWWKWKWKWKWKWKWKWKWKWKWK

masih ada ga sih yg ngarepin ff ini kembali? bc i'm back yolo!

muupkeun karena lama sekali nge lanjutnya:)))))

oh iya, maaf kalo ada typo atau sebagainya. karena ngeditnya juga seadanya. hehe.

terima kasih buat semua yg sudah tunggu, baca, review, dan siders pun maaciwww!

spesial buat chanbaeg, ini gw udah lanjut ff nya coegh tq

MAKASIH MAKASIH! tunggu kelanjutannya/g bHAY.