The Birth of Strength Damned

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Rate : M

Genre : Anventure And Romance

Main Fair : Naruto

Warning : Gaje, Abal, ( Miss ) Typo, OOC ( Maybe ), Smart!Naru, Godlike!Naru.

.

.

.

.

"Naruto" - Human Talking.

'Naruto' - Human Thought.

"Grrr" - Bijuu / Summon Talking.

"Hmm" - Bijuu / Summon Thought.

"Mokuton Hijutsu: Jukai Kōtan" - Jutsu.

( Konoha Gakure no Sato ) - Location.

( Dua Minggu Kemudian )

Tsunade tahu, walaupun anaknya telah memaafkan dirinya, namun ia masih merasakan ketegangan di antara mereka berdua. Hal tersebut tidak akan mudah di perbaiki dalam semalam, mereka telah mengkhianati kepercayaannya meskipun mereka melakukannya untuk niat baik dan itu akan memakan waktu lama sebelum Tsunade, Jiraiya, Shizune mendapatkan kepercayaannya kembali. Dia tahu dia masih mencintainya, dan ia tahu dia masih memandangnya sebagai ibu.

Setidaknya itu yang di harapkan oleh Tsunade.

Tapi pada saat ini, wanita itu tahu tak baik mengingat masa lalu. Tsunade tetap kukuh dengan kata-katanya, bahwa setelah kondisi Naruto membaik mereka akan segera berkemas dan pergi secepat mungkin. Dan sepanjang jalan, Tsunade selalu terfokus menjaga keselamatan anaknya dari bentuk serangan apapun.

"Hiyaaaaaa!" Sebuah teriakan terdengar sebelum suara ledakan bergaung di seluruh daerah. Banyak yang mungkin akan menganggap ini merupakan mini gempa bumi, walaupun itu langka terjadi di Hi no Kuni, namun itu mungkin saja terjadi.

Namun semua yang beranggap seperti itu salah, mereka hanya akan mendapati sesuatu yang sangat berbeda dari gempa bumi. Sebuah latihan kecil yang di lakukan oleh seorang berdada besar dan seorang anak berambut pirang.

"Hiyaaa!" Sekali lagi suara terngiang di pendengaran. Tempat itu tak lebih dari kumpulan bebukitan landai dan beberapa bongkahan batu, menjadi tempat yang sempurna untuk melatih anaknya tanpa resiko ketahuan. Tsunade sudah mengetahui bahwa jarang orang-orang melalui tempat ini. Selain sepi, tempat ini juga sangat terpencil.

Naruto melompat mundur, jauh dari jangkauan ibunya. Anak itu tahu bahwa tendangan dan pukulannya tak sebanding dengan ibunya, mereka berada di tingkat yang berbeda.

"Aku tebak itu sebabnya kaachan dikenal sebagai kunoichi terkuat di dunia," pikir si anak sebelum ia terjun dan melakukan tuck and roll manuver mengelak ketika melihat ibunya hendak melakukan pukulan lain yang mampu membuat tanah dan batu menjadi serpihan-serpihan kecil.

Tapi ini persis seperti apa yang di harapkan Tsunade, ia segera melompat keudara dan menedang sebuah batu dengan sedikit cakra agar tetap stabil di udara dan mampu mengarahkan batu tersebut ke anaknya.

"Oh, omong kosong!" Naruto mengutuk saat ia mencoba untuk menghindari bebatuan itu, namun itu tak cukup efektif, beberapa dari serpihan batu itu berhasil mengenai kulitnya dan membuatnya mengeryit kesakitan. Ketika bebatuan terakhir datang, tubuh Naruto secara reflek memutuskan untuk melompat ke udara untuk menghindari kehancuran.

Namun tindakannya adalah kesalahan besar.

Secara tak kebetulan saat ia menghindar ia bertatap muka dengan ibunya. Sebaik yang ia bisa, Naruto mencoba untuk menghentikan tindakan selanjutnya yang akan di ambil ibunya, tapi sedikitnya pengalaman dan kurangnya pelatihan tempur menjadi awal kehancurannya, saat Tsunade berhasil menepis serangan Kunainya dan selanjutnya Tsunade memegang kerah bajunya.

Tsunade kemudian melemparkan anaknya ketanah dan menghantam kerasnya tanah. Tsunade turun dan berjalan mendekati Naruto, ia sekali lagi memegangi kerah anaknya, dan menatap tepat di depan wajah anaknya.

"Kau berakhir, Nak," ia berkomentar.

"Kau terlalu yakin, kaa-chan," Naruto menyeringai, menekankan maksudnya dengan menusuk perut ibunya dengan kunai dalam genggamannya.

Tsunade hanya tertawa sebelum bangun dan membersihkan diri dari debu, "Tidak buruk, Naru-chan. Dengan kemampuanmu sekarang, kau mungkin akan berhasil memberi musuhmu cedera fatal atau cedera yang mampu membuat mereka berfikir untuk melarikan diri atau bahkan menghabisi mereka. Berapa lama untuk terakhir kali, Shizune?"

"Tiga menit empat puluh detik untuk Tahap kedua, Tsunade-sama, dua puluh satu detik lebih lama dari terakhir kali," Shizune tersenyum. Meskipun itu tidak akan terdengar terlalu bagus untuk orang yang tidak tahu tentang shinobi, itu sebenarnya cukup bagus.

Naruto menyeringai pada ibunya mendengar ucapan kakaknya, anak itu harus mengakui bahwa belajar tentang anatomi tubuh memang sangat membosankan, namun itu sangat berguna. Naruto telah belajar cara penggunaan jarum medis dan titi pukul pada tubuh seseorang yang mungkin akan membawa efek positif baginya, seperti membuat musuh mati suri.

Naruto juga mendengar bahwa Sharingan yang dia miliki bisa membantunya belajar bagaimana untuk menyerang tempat-tempat tertentu dan mempelajari materi lebih mudah dan lebih cepat, juga. Satu-satunya masalah saat ia memilikinya, Naruto tidak tahu bagaimana menggunakan mata ini, pertama kali ia menggunakannya, itu hanya sebuah kebetulan.

Dan dengan pembantaian Uchiha Clan, dan seberapa sensitif masalah yang terjadi, Naruto tahu ada kemungkinan bahwa dia mungkin tidak akan pernah bisa mendapatkan pelatihan yang memadai tentang bagaimana menggunakan Sharingan. Tsunade juga mengatakan pada Naruto untuk tidak selalu bergantung pada Sharingan, bahkan ia berhasil mengontrol kekuatan matanya, ia hanya perlu menggunakannya ketika sedang terdesak saja.

Semuanya memiliki kelemahan, dan ketika kelemahan itu terlihat kita memerlukan rencana cadangan untuk menutupi itu. "Bergantung pada satu hal terlalu banyak dan membiarkan kekuranganmu pada bidang-bidang tertentu. Itu tak perlu kau lakukan." Ibunya berkata. Tsunade menggerak-gerakan jari telunjukanya, seolah menyuruh Naruto untuk mendekat.

Naruto berjalan mendekat sebelum dihentikan dengan jentikan jari ibunya di dahi," Ouch! Apa-apaan itu! "

"Pertama, perhatikan ucapanmu, anak muda," ia memarahinya, "Kedua, jika kau adalah orang lain aku mungkin telah memenangkan pertarungan ini dari tadi. Kau harus tau bahwa aku mungkin saja menggunakan Bunshin atau menyembuhkan lukaku sendiri dengan Ninjutsu Medic."

Anak itu merasa sedih, sebanyak mungkin dia ingin berdebat dan menyangkalnya, namun karena sifat tak mau kalah Shizune dan Tsunade membuatnya selalu kalah. Dia hanyalah seorang Genin lemah yang mungkin berada di rantai makanan paling rendah di Dunia Ninja.

"Lihat aku, Naru-chan," perintah Tsunade, "Aku tak melakukan ini untuk membuatmu terlihat buruk. Aku melakukan ini untuk kebaikanmu sendiri. Terlalu banyak shinobi membiarkan diri mereka 'terbunuh' dengan mudah karena sifat ego dan kesombongan mereka. Aku tidak ingin kau mengalami nasib yang sama. "

Naruto hanya menanggapinya dengan mengangguk, membuat senyum ibunya merekah. "Bagus, sekarang katakan padaku, apa yang kurang?"

Naruto melakukan gaya berfikir; ini adalah dasar pelajaran yang Tsunade berikan pada anak itu. Sementara Tsunade lebih menyukai pendekatan praktis, wanita itu memang ingin mengabaikan kapasitas mental Naruto.

"Um, aku rasa pertarungan udara?"

Tsunade mengangguk spekulasi anaknya sejauh ini berada di jalur yang benar. "Baik, dan mengapa kau memilih itu?"

"Uhh, karena ... karena kau mampu melakukan itu. Kau memiliki banyak pengalaman dalam pertempuran udara." Tanyanya pelan.

Tsunade tahu bahwa penjelasannya jauh dari sempurna, namun pada dasarnya, Naruto masih memiliki jawaban yang benar, "Benar. Kau perlu tahu, pertarungan udara sama halnya seperti saat kita berjudi. Paling utama, kau perlu mengamati dan melihat apakah kau harus melompat dan menghindar. Jika kaki mereka tepapar dan kau dapat melihat dan mendefinisi pergerakan otot mereka, kau akan mengetahui apa yang sedang mereka alami."

"Jadi ... jika otot mereka menegang, mereka merupakan petarung udara?"

"Ya dan tidak," kata Tsunade, meskipun wanita itu tahu ini hanya akan membuat bingung anaknya, "Kebanyakan pemula dalam pertempuran udara melatih otot kaki mereka hanya untuk melompat ke udara, memberikanmu keuntungan jika kau bisa memprediksi gerakan ini. Namun , sebagian besar individu berpengalaman dalam menggunakan chakra itu akan sebaliknya, itu tak akan terlihat dengan jelas. pertempuran udara merpakan salah satu pertempuran yang paling sulit untuk di pelajari gerak dan polanya, dan sering ini tak akan menjadi efektif. Maka dari itu, kita akan bergantung pada penipuan dan kemahiran yang kita miliki, dan ini yang menjadi kekuranganmu saat ini."

"... Jadi bagaimana untuk menghindari pertempuran udara jika aku sedang berada di udara?" Naruto meminta ibu atau mentornya untuk menjelaskan.

Berpikir tentang hal itu, Tsunade hanya bisa datang dengan satu jawaban yang masuk akal, "Lebih tak akan terjadi, tidak ada yang bisa menghindari pertempuran udara. Namun, jika kau menguasai Fuuton, itu akan menguntungkanmu, kau dapat menghindarinya dengan mudah dan memutar pertempuran untuk keuntnganmu sendiri."

"Jadi aku hanya perlu melatih dan mencoba Fuuton Ninjutsu?" Naruto bertanya-tanya.

"Tidak juga, ototo," Shizune menjawab sebelum mengambil gaya seperti seorang pengajar, "Pertama-tama, sebelum kau melakukan itu, kami perlu tahu terlebih dahulu afinitas cakra yang kau miliki. Semua orang lahir dengan satu afinitas alami yaitu: … Fuuton, Katon, Raiton, Doton, dan Suiton, dengan setiap kelemahanya masing-masing. Doton lemah terhadap Raiton, Raiton lemah terhadap Fuuton, Fuuton lemah terhadap Katon, Katon lemah terhadap Suiton, dan terakhir Suitn lemah terhadap Doton. Dan jika kau terus melatih afinitas dirimu dan berhasil mentranspormasikanya dengan alam, itu akan menjadi sepuluh kali lipat lebih kuat."

"Kedua, Transformasi Alam adalah bentuk kontrol chakra lebih lanjut dan memakan banyak waktu dan usaha yang cukup keras untuk mempelajarinya, dibutuhkan puluhan tahun untuk dapat menguasainya, dalam hidupnya, ninja hanya dapat menguasai dua transpormasi alam dan diantaranya yang beruntung, dua, tiga ataupun empat, itu dapat mereka kuasai, walaupun memakan waktu yang lama."

"Singkatnya, jika kau ingin menghindari pertempuran udara yang panjang, kau harus memiliki afinitas Fuuton yang cukup kuat."

Tentu penjelasan hanya membingungkan Naruto pada awalnya, tapi pada akhirnya dia memahami inti dari itu semua ketika Shizune memberinya sebuah analogi sederhana.

"Dia mungkin memiliki penampilan sepertimu Minato, tapi sifatnya sama seperti Kushina." Tsunade tertawa memikirkan itu.

"... Jadi bagaimana aku mengetahui afinitas yang aku miliki?" Tanya Naruto.

"Ada beberapa cara untuk melakukan itu, dalam beberapa kasus afinitas ada yang bersifat keturunan seperti afinitas Klan Uchiha untuk api, tapi cara termudah adalah dengan menggunakan kertas khusus yang terbuat dari dari pohon jenis khusus yang tumbuh dan diberi asupan chakra. Sayangnya , kita tidak memiliki apapun sekarang. Maaf, ototo, "Shizune meminta maaf, Naruto mungkin harus menunggu beberapa saat sebelum ia menemukan afinitas nya.

"Sebenarnya, ..." Tsunade sela seperti mengeluarkan sebuah gulungan dari dadanya suatu tindakan yang menyebabkan Shizune memerah meskipun ia sering melihat senseinya sering melakukan itu di hadapannya.

"Mari kita lihat, ryo ... peta ... kartu informasi... aha! Langkah pelatihan," ia menemukan judul yang benar. Menggigit ibu jari dan meneteskan darah, Tsunade mengusap darah di segel dan tinta dan darah bergerak sampai menghilang dan satu set baru segel muncul.

"Apa itu nee-chan?" Naruto bertanya, penasaran dan terpesona melihat kejadian di depannya.

Shizune hanya tertawa dan tersenyum pada anak itu yang belum pernah ia alam sehingga penasaran, Teknik Sealing adalah salah satu bentuk seni ninja yang kurang dikenal di dunia ninja dan salah satu yang paling kompleks dan sulit untuk belajar.

"Itu Fūinjutsu, Naruto-ototo. Ini adalah bentuk seni yang sangat kompleks yang memungkinkan seseorang untuk menyegel sesuatu, bahkan orang-orang atau makhluk hidup ke dalam suatu gulungan, dan diantara mereka yang suda memasterinya, mereka bisa menyegel orang lain ke dalam diri mereka sendiri. Segel juga dapat digunakan untuk tujuan lain selain penyegelan benda, mereka dapat digunakan untuk keamanan, komunikasi, bahkan pertempuran, meskipun hampir tidak ada orang yang terkenal karena menggunakan fūinjutsu dalam pertempuran. "

"Kenapa begitu?"

"Nah, karena Fūinjutsu adalah keterampilan yang memakan terlalu banyak waktu saat dalam pertempuran, biasanya seseorang melakukan Fuinjutsu sebelum pertempuran dan biasanya di lakukan hanya sekali."

"Jadi tidak ada orang yang menggunakan fūinjutsu selama pertempuran?" Tanya Naruto.

"Tidak lagi, Naru-chan. Satu-satunya orang yang mengkhususkan diri dalam hal semacam Fūinjutsu telah di bunuh sejak lama ..."

"Tsunade-sama? Apakah kau baik-baik saja?" Shizune sedikit dikejutkan oleh diamnya wanita tua itu.

Tsunade, bagaimanapun, hanya menyeringai dan memandang ke arah murid dan putranya. "Ku pikir, aku tahu kemana kita akan pergi?"

( Beberapa saat kemudian )

Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk mengemas semua barang-barang mereka dan mulai malanjutkan perjalanan. Tsunade tahu mereka harus pergi sejauh mungkin dari kelima desa besar, dan ia juga harus memikirkan setiap kondisi buruk yang akan terjadi.

Tsunade mendapatkan ide ini setelah mendengar pembicaraan Shizune dengan Naruto, wanita itu benar- benar mendapatkan ide brilian namun tidak ortodoks.

"Uzu no Kuni?" Naruto bertanya kepada ibunya saat ia, Tsunade, dan Shizune melompat dari cabang ke cabang. Naruto melakukanya dengan baik untuk pengalaman pertamanya. Mereka bergerak dengan Tsunade Shizune di depan dan di belakang, dan Naruto sendiri berada di tengah.

"Ha'i, Uzu no Kuni," ulang Tsunade. Ini benar-benar masuk akal. Uzu no Kuni, meskipun wilayahnya kecil dan sekarang tak dihuni siapapun karena penghancuran yang di lakukan desa lain, ini akan menjadi tempat yang sempurna. Tidak akan ada yang datang ke sana.

"Kenapa harus Uzu no Kuni, Tsunade-sama? Tempat ini merupakan tanah sengketa dari apa yang ku dengar." Shizune bertanya, dalam benaknya ia memikirkan beberapa tempat lain yang lebih menarik untuk di jadikan tempat bersembunyi.

"Karena Uzu no Kuni bekas rumah bagi Uzumaki Clan, saudara dekat dari Senju Clan, clan aku," jawab Tsunade.

"Bekas rumah Uzumaki Clan? Apa yang terjadi dengan mereka kaa-chan?" Tanya Naruto.

"Perang, Naru-chan. Anggota Klan Uzumaki merupakan master dalam segala bentuk Fuinjutsu dan pengetahuan mereka tentang segala hal cukup luas. Rumor tentang kemampuan mereka terus menyebar hingga banyak yang berfikir mereka akan dengan mudah menjadi Big Six Hidden Village atau bahkan mengganti salah satu dari Big Five Hidden Village jika mereka berkerja keras untuk mendapatkannya. Tapi, kemampuan mereka miliki malah membuat banyak orang ketakutan, dan Uzushiogakure mulai di pandang sebagai ancaman nyata bagi Klan dan desa lainnya. Konoha dan Uzushio memang beraliansi, namun ketika perang Dunia Shinobi kedua terjadi, dan Kiri, Kumo menyerang Uzushiogakure dan memusnahkannya, kami tak mampu berbuat apapun, karena masalah perang kami, ini membuat kami sangat malu di depan mata Uzushiogakure."

"Apa?" Naruto tertegun dan berteriak, "Mengapa mereka melakukan itu? Jika Uzushio dan Konoha adalah aliansi, mengapa mereka melakukan itu? Maksudku, mengapa Senju Clan tak membantu Uzushiogakure untuk itu?"

Tsunade hanya menggeleng sebelum menjawab, "Kami tak bisa melakukan itu, Senju Clan tak prestise seperti dulu, Dan aku adalah anggota terkahir dari Senju Clan yang masih hidup. Kakekku, Hashirama dan adikku Nawaki, mereka meninggal selama perang. Alasan kedua adalah dunia politik sangat kejam dan berubah-ubah. Banyak orang yang menggap kami gagal menyelamatkan Uzushiogakure sebagai bentuk penghianatan, musuh melakukan itu untuk menjelekan Konoha. Great Hidden Village memiliki setidaknya dimiliki aliansi lain, kecil ataupun besar, dan jika kita kehilangan aliansi dan kepercayaan desa-desa dan negara lain karena kehancuran Uzushio, Konoha tidak akan bertahan terlalu lama. Konoha bergantung pada pendapatan dan perdagangan yang di berikan oleh desa-desa tersembunyi atau desa biasa lainnya. Misi merupakan salah satu yang membawa pendapatan bagi Konoha. Konoha juga memastikan seluruh rahasia ini aman terjaga, Untuk apa? Akuu juga tak tahu. ."

"Kedengarannya seperti ada yang Kaa-chan rahasiakan dariku," Naruto merengut, tidak menyukai penjelasan sedikit pun.

"Hal ini sering terjadi, Naruto. Kami shinobi tidak hidup glamor, tapi kami melakukan yang terbaik yang kami bisa untuk terus berjalan. Orang-orang tergantung pada kami untuk membantu membuat hidup mereka lebih baik, kadang-kadang kita perlu mengorbankan kebahagiaan kita sendiri untuk orang lain, "pada saat itu Tsunade tiba-tiba berhenti pada cabang, diikuti oleh Naruto dan Shizune.

"Tapi kau harus tahu ini, Naru-chan, kau berhak melakukan apa yang kau anggap benar, bahkan ketika orang lain tak menyetujuinya. Percayalah pada hatimu. Ikuti jalan yang kau kehendaki, dan jangan biarkan orang lain memberitahukan kau salah … kecuali mereka benar-benar memiliki bukti jika kau memang salah." Tambahnya.

Shizune dan Naruto menjatuhkan setetes keringat untuk bagian terakhir.

"Namun, yang paling penting dari semua Naru-chan ... Setiap kali aku mengatakan sesuatu atau memberitahu tau jika kau salah, sebaiknya kau mendengarnya dengan benar. Jika tidak, kau dapat mengucapkan selamat tinggal untuk apa yang kau sebut ramen di sisa hidupmu. Mengerti?" Ia selesai dengan senyum dan nada terlalu manis.

Tentu Naruto langsung menggeleng ke atas dan ke bawah. Naruto baru akan berpendapat, namun ketika ancaman berpisah dengan makanan hidup matinya, resiko itu terlalu berat untuk di terimanya.

Tentu Tsunade telah mencoba untuk memberikan hidangan lain, dan itu dapat di terima oleh anaknya, namun sebagian hidangan ini memiliki harga terlalu mahal dan membutuhkan tempat-tempat tertentu untuk mendapatkannya, dan itu masih terlalu kalah saing dengan ramen.

"Aku tidak bermaksud untuk mengganggu diskusi kecil ini, Tsunade-sama, tetapi dari apa yang ku ingat, kau mengatakan bahwa Uzushiogakure merupakan tempat teraman di dunia. Satu-satunya alasan mengapa Kiri dan Kumo mampu menerobos masuk karena upaya gabungan untuk menerobos pusaran air konstan yang mengelilingi pulau-pulau yang membentuk Uzushiogakure. Dan sekarang, kita tak tau di mana letak pusaran air itu, kecuali kita melihat seseorang melewati itu."

"Ah, Shizune, kau terlalu meremehkanku," Tsunade mengalungkan tangannya di pundak muridnya, hanya main-main, membuat Naruto sedikit tertawa melihatnya. " Kebetulan, aku tahu jalan masuknya."

( Beberapa saat kemudian )

"Aku yakin kau yang menunjukan jalan ini, kaa-chan, namun dimana sekarang kita berada," Naruto menggigil, napasnya terlihat jelas di udara. "Berapa jauh lagi?"

"Oh, bisakah kau berhenti mengomel. Aku bilang aku tahu cara membawa kita kedekat pusaran air, aku tak mengatakan itu adalah salah satu glamor."

Jujur Tsunade berfikir dia akan mendapatkan sedikit apresiasi untuk perbuatannya saat ini, namun disini mereka terus mengeluh dan mengeluh tentang suhu dingin saat ini.

Tsunade pernah ke Uzushiogakure sebelumnya, ia tahu jalan rahasia menuju Uzushiogakure dari neneknya, Mito, putri dari pemimpin Uzumaki Clan, Uzumaki Hirozhige, moyang Tsunade. Dia juga ingat ia pernah bersumpah tak akan menunjukan jalan ini pada siapapun kecuali mendapat izin dari pemimpinya sendiri. Namun kali ini berbeda, Naruto juga seorang Uzumaki.

Tsunade juga diberitau langkah-langkah aman memasuki tempat tersebut. Walaupun dulu ia hanya gadis kecil, ia sudah mengetahui bahwa jika musuh dapat menemukan dan brhasil menerobos masuk, mereka hanya berakhir dengan lingkaran beton tinggi yang dalam hitungan detik sudah terisi air hingga penuh.

" Masuk akal melihat bagaimana kita harus menempuh bermil-mil kedalam laut untuk sampai ke pusaran itu, "pikir Tsunade. " Siapa yang cukup bodoh untuk mencoba dan menyusup ... oh benar, oh anya mereka yang bodoh. "

Mereka orang-orang bodoh dari Kiri dan Kumo, tentara-tentara mereka menggunakan beberapa bagian rahasia lain tanpa memikirkan konsekuensinya. Terlalu buruk bagi mereka "bagian-bagian rahasia" itu palsu, umpan yang sesungguhnya satu, dan tentara segera menemukan sepertiga dari kekuatan mereka mulai hilang dari diri mereka.

Walupun seperempat dari mereka berhasil kembali kedesa, namun lebih dari 6000 shinobi hilang dan mati dalam pertempuran hanya untuk melawan pasukan berjumlah 1500 shinobi.

Benar-benar menakjubkan!

To Be Continued

Note: Maaf update kali ini lama, sibuknya dunia nyata dan keasikan main game, membuatku malas ngetik. Tapi, semoga chapter ini membuat kalian puas. Dan seperti biasa, chapter depan akan di update setelah Review 130.

Yap. Dan untuk blas review:

Q: Apa nanti juga Naruto akan belajar sage mode katak atau nanti punya sage mode yg kayak Hashirama ?
Supaya bisa manggil patung seribu tangan !

A: Mungkin iya ataupun tidak. Aku sih belum kpikiran.

Q: Apa naruto bakalan punya rinnegan soalnyakan kalau chakra indra dan ashura disatukan akan menciptakan chakra rikudo sennin?

A: Hmm. Yap Naruto akan mendapatkan Rinnegan tapi masih lama. Dan ia tak akan bergantung pada itu.

Q: Apa suatu saat nanti orochimaru akan mengambil Naruto lagi?

A: Yap. Tapi masih dipikirkan kapan itu terjadi. Mungkin bisa kalian tebak atau kasih saran.

Umm. Mungkin ini aja. Untuk chpa depan, lama atau lambat, tergantung review. Yosh, memang tak banyak yang bisa ane jawab, sory untuk yang terlewat.

Haah… inilah chapter ketujuh dari The Birth of Strength Damned, semoga tidak mengecewakan. Terima kasih banyak untuk yang sudah memberi masukan, saran, pujian, dan kritik yang pastinya saya sangat hargai.

Tak salah menyisihkan waktu kalian 5-10 detik untuk mengetik review. Mengetahui cerita ini masih di tunggu kehadirannya membuatku semangat.

Jika ada pertanyaan yang ingin di tanyakan, silahkan di tanyakan. Tapi ingat, gunakan bahasa yang sopan.

Chapter depan ... Akan di publish cepat jika review chapter ini mencapai up 130. Smakin banyak review,,,, Smakin cepat publish...

DAN UNTUK PAIRING, SEMENTARA SUDAH DI TENTUKAN.

Dan tersisa 2 slot kosong di harem, silahkan pilih :

Shizune

Tayuya

Kurotsuchi

konan

Yang terbanyak akan dimasukkan ke 2 slot kosong di harem.

Dah segini dulu... REVIEW YANG BANYAK YAH.

See You Next Time.