BRIDE OF THE CENTURY REMAKE

Another story about Lee Sungmin and Cho Kyuhyun

Rated : T

Genderswitch

Sorry for typo(s)

a/n : Ada sedikit perubahan disana-sini untuk menyesuaikan tokoh dan tempat^^

alur yang (sangat) cepat!

Chapter 15

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Seseorang mendatangi restoran Sungmin membuat pintu restoran terbuka dengan kencang. Sungmin yang mengira itu Kyuhyun pun menoleh sambil tersenyum senang. Tapi senyumannya menghilang saat ia menyadari bukan Kyuhyunlah yang datang melainkan Jessica yang datang dengan wajah sembab dan mabuk. Sungmin pun mendekatinya dan Jessica terus berjalan sempoyongan ke arahnya.

"Nyonya, apa yang anda lakukan disini?"

"Karenamu! Uri Hyuna, dia... Hyuna-ku, apa rencanamu sebenarnya, hah!" teriak Jessica hendak memukul Sungmin namun Sungmin berhasil menghindar.

"Nyonya, anda kenapa?" Jessica terus mendekat, "Jika kau tidak muncul, Hyuna-ku tidak akan berubah menjadi seperti itu. Kenapa kau harus muncul di depan kami? Kenapa! Kenapa!"

Jessica lalu mendorong Sungmin hingga terjatuh, ia kemudian mengambil vas bunga yang ada di dekatnya dan melemparnya ke arah Sungmin namun Sungmin segera menghindar dan merangkak ke ruang samping restoran. Jessica terus mengikutinya dan berkata orang yang harus mati bukanlah Hyuna tetapi Sungmin. Ia lalu mencekik leher Sungmin.

"Orang sepertimu, sejak awal sudah tidak sepantasnya dilahirkan ke dunia. Mati kau! Mati saja kau!" teriak Jessica sambil terus mencekik Sungmin.

Tiba-tiba pintu paviliun di kediaman Cho terbuka lebar, dan sementara itu di mobil Kyuhyun masih juga belum tersadar.

Jessica yang masih kalap mencekik leher Sungmin, tiba-tiba dikejutkan oleh cahaya yang menyilaukan matanya. Ia lalu membuka kembali matanya yang sempat terpejam akibat silaunya cahaya tadi dan terkejut saat menyadari bukan Sungmin lah yang ia cekik melainkan sosok Qian. Ia pun terkejut dan langsung melepas tangannya.

"Wanita jahat! Akhirnya kau tunjukkan juga sosokmu yang sebenarnya. Sudah lama aku menunggumu. Waktu 100 tahun sudah berlalu. Kau pasti sudah tidak ingat lagi kenapa aku muncul di hadapanmu? Dosa yang tercipta karena dirimu, akhirnya bisa dimusnahkan!" ujar Qian dengan tatapan tajamnya.

Jessica menggeleng tak terima, ia pun berusaha mencekik sosok Qian itu namun anehnya Qian malah tersenyum meremehkan.

Flashback, 100 years ago..

Kediaman Keluarga Cho..

"Nyonya! Tuan sudah pulang!" teriak seorang gadis kepada sang Nyonya yang sedang merapihkan bajunya.

Mendengar itu sontak Nyonya dan para pelayan segera bergegas menyambut kedatangan Tuan Cho. Tuan Cho yang bernama lengkap Cho Changmin itu pun memasuki pekarangan rumah dan tersenyum melihat istri dan para pelayan yang telah menyambutnya. Sang istri lalu menunduk memberi salam pada suaminya, diikuti oleh para pelayan.

Changmin kemudian menatap Chengmin –si gadis tadi- dan menyapanya.

"Aigo! Chengmin-ah, kau sudah tumbuh menjadi wanita muda yang cantik, waktu aku berangkat ke Tokyo kau masih terlihat kecil." Chengmin pun menunduk malu mendengar sapaan Tuannya.

Changmin kemudian berkata pada Sooyeon yang tidak lain merupakan ibunda dari Chengmin, dan juga pelayan yang melayani istrinya, "Ahjumma, sudah waktunya bagi Chengmin untuk menikah."

"Seharusnya memang begitu tuan. Tapi dengan sikapnya yang seperti itu, pria mana yang ingin memperistrinya? Benar-benar mengkhawatirkan." Sahut Sooyeon sambil tersenyum.

"Eomma selalu seperti itu, setiap hari hanya memarahiku. Aku tidak ingin menikah. Aku ingin hidup bersama eomma dan eonnie seumur hidupku." Chengmin lalu menggamit lengan seorang gadis.

Changmin yang tidak mengenali gadis itu pun mendekat dan bertanya, "Sebuah wajah asing. Siapa namamu?" si gadis tetap terdiam. "Telingamu tuli? Kenapa tidak menjawab?" Gadis itu terus menunduk ketakutan mendengar ucapan Changmin.

"Seobangnim, Anda pasti lelah setelah bepergian jauh, mari beristirahat sejenak" ujar sang Nyonya rumah mengalihkan perhatian suaminya.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Kini Changmin dan sang istri yang diketahui bernama Soojung itu duduk bersama di sebuah ruangan. Gadis tadi lalu masuk dan menyajikan hidangan untuk Nyonya dan Tuan nya. Ia pun menunduk dan kembali keluar dari ruangan itu diiringi tatapan penasaran Changmin. Soojung kemudian menuangkan air untuk suaminya dan mulai bercerita awal mula ia bertemu dengan gadis tadi.

"Saat dalam perjalanan pulang dari kuil, mendadak perutku terasa sakit sekali. Berada di tengah pegunungan dan aku tidak bisa bergerak. Untunglah gadis itu kebetulan lewat dan menolongku sehingga aku berhasil lolos dari marabahaya. Sepertinya tidak hanya telinganya saja yang tidak bisa mendengar, tapi dia juga tidak bisa berbicara. Dia adalah seorang gadis malang yang berkeliaran tanpa memiliki tempat yang bisa dituju. Takdir lalu membawanya kemari"

"Aku sama sekali tidak tahu itu. Malah bertanya padanya jika dia itu tuli. Karena tidak bisa mendengar, maka tidak bisa berbicara. Karena itu, mungkin nama juga dia tidak memilikinya" ujar Changmin merasa bersalah.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Saat ini gadis itu tengah mengangkut seember air. Dan tanpa sengaja ia bertabrakan dengan Changmin, dan membuat baju pria itu menjadi basah. Ia lalu segera membersihkan baju Changmin namun pria itu mencegahnya, dan mengatakan tidak apa-apa. Tapi si gadis terus membersihkannya hingga Changmin memegang kedua tangannya untuk membuatnya berhenti. Si gadis lalu terkejut dan langsung menarik tangannya.

"Kau ini seperti seekor kelinci yang ketakutan. Maaf, telah membuatmu ketakutan." Changmin kemudian berjalan pergi. Namun si gadis menahan tangannya membuat pria jangkung itu bingung.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Gadis itu memeriksa denyut nadi di tangan Changmin dan keduanya kini tengah berada di sebuah gazebo di tengah kolam. Changmin ternyata sedang mendapatkan perawatan akupuntur dari gadis itu.

"Benar-benar ajaib, hanya dengan sentuhan singkat seperti tadi, bagaimana kau bisa tahu jika aku menderita sakit kepala?" si gadis hanya tersenyum mendengar ucapan Changmin.

"Sebuah jarum perak, bisa digunakan untuk menolong orang, juga bisa untuk membunuh orang. Sepasang tanganmu ini benar-benar adalah tangan ajaib yang dapat menyembuhkan orang." Kali ini si gadis tampak tercengang mendengar kata-kata Changmin namun ia kembali tersenyum dan menusukkan jarum lagi. Changmin lalu merasa kesakitan, dan si gadis segera menunduk beberapa kali meminta maaf membuat Changmin tersenyum melihatnya.

"Berhubung kau telah mengobatiku, aku harus membalas kebaikanmu."

Si gadis menggeleng.

"Qian... mulai sekarang namamu adalah Qian. Bagaimana? Kau suka?"

Qian mengangguk dan tersenyum. Changmin kemudian memanggil nama Qian berkali-kali dan tertawa senang.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Qian sedang menjemur kain dan ia tersenyum senang karena cuaca yang sangat cerah dan angin yang bertiup menyejukkan. Saat kain menutupi wajahnya karena tertiup angin, Qian lalu menutup mata demi untuk menikmatinya. Matanya lalu terbuka saat merasakan seseorang menyingkap kain di wajahnya. Ia lalu terkejut saat menyadari orang itu adalah Changmin. Changmin lalu secara perlahan mendekati wajah Qian, dan gadis itu hanya terdiam dan mulai menutup matanya. Wajah keduanya terus mendekat hingga akhirnya kedua bibir itu saling bertemu.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Changmin memakaikan sebuah gelang pada Qian dan menatap gadis itu penuh kasih. Ia menyadari telah jatuh cinta pada gadis cantik itu. Changmin kemudian menggenggam tangan Qian. Qian tersenyum senang, namun air matanya mengalir perlahan. Ia lalu menatap bunga yang berjatuhan dari pohon di dekatnya.

Sementara itu dari jauh, Soojung melihat kemesraan itu dengan airmata di wajahnya. Sooyeon yang juga ada di sampingnya lalu menggenggam tangan sang Nyonya, seakan menenangkannya.

Malamnya, Qian tidur bersama dengan Changmin. Ia kemudian terjaga dan duduk seraya memandangi Changmin dengan tatapan tajam.

"Appa... Eomma... Aku akan membunuh anak dari musuh keluarga kita, dan memutuskan garis keturunan keluarga ini. Setelah masalah ini selesai, aku akan datang mencari Appa dan Eomma" gumam Qian dalam hati.

Ia kemudian mengeluarkan jarum akupunturnya yang mengandung racun dan pelan-pelan mengarahkan jarum itu pada leher Changmin. Ia hendak membunuh Changmin namun ternyata ia tidak sanggup melakukannya. Dia menarik tangannya kembali dan menangis dalam diam.

"Appa, maafkan aku. Terhadap diriku yang bagaikan batu kerikil di pinggir jalan, dia mengasihiku bagaikan sekuntum bunga yang indah. Aku tidak berdaya untuk tidak jatuh cinta padanya. Maafkan aku, appa" batinnya ikut menangis.

Qian kemudian menyimpan jarumnya kembali di bawah bantal dan membaringkan tubuhnya mendekat ke arah Changmin.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

"Apa katamu? Qian adalah putri dari keluarga musuh?!" ujar Changmin yang terkejut saat mendengar kabar itu dari Sooyeon.

"Ne, Tuan. Saya sudah menyelidikinya secara diam-diam. Qian adalah putri saudagar obat dari desa Yangjoon. Beberapa tahun yang lalu keluarganya terlibat dalam sebuah skandal, dan seluruh keluarganya tewas. Setelah seluruh keluarganya di eksekusi oleh seorang Jendral. Dia menyembunyikan identitasnya dan sengaja mendekati Nyonya, untuk bisa masuk ke rumah ini" ujar Sooyeon menjelaskan.

"Sulit untuk dipercaya... Ini sulit untuk dipercaya!" Changmin menolak untuk percaya.

"Anda harus percaya. Sesuatu yang tidak diinginkan hampir saja terjadi pada Anda."

Sooyeon kemudian menunjukkan sebuah bungkusan berisi racun dari buntalan berang-barang milik Qian.

"Ini adalah racun yang sangat berbahaya, dengan dosis kecil saja bisa membunuh orang dengan membuat muntah darah. Qian hendak mencoba membunuh Anda dengan itu, Tuan."

Changmin meremas bungkusan racun itu dengan marah. Sedangkan Sooyeon tersenyum sinis menatapnya karena telah berhasil menghasut Changmin.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Changmin masuk ke kamar Qian dan mengulurkan pedangnya ke leher gadis itu. Qian yang ketakutan serta bingung lalu menatapnya seolah meminta penjelasan.

"Aku begitu mencintaimu, hingga mengikrar janji cinta denganmu. Tapi kau... Walaupun hati seseorang itu akan berubah begitu ia terjaga, tapi gadis yang kusayangi dengan setulus hati, malah berniat menusukkan pisau ke jantungku. Kau benar berniat memutuskan garis keturunan keluargaku? Kau benar ingin membunuhku?" Changmin betanya dengan penuh amarah dan juga kesedihan.

Qian menangis dan menggelengkan kepalanya, dia berkata dalam hati,

"Bukan, bukan seperti itu, Tuan. Walaupun aku pernah memiliki keinginan untuk melukaimu, tapi hatiku telah menjadi milikmu. Tolong percayalah padaku."

"Kau telah menipuku dan mempermainkan keluargaku. Aku tidak bisa memaafkanmu!" sentak Changmin.

Qian menangis semakin dalam dan menunduk, dia tidak bisa mengeluarkan pembelaannya dan lagi-lagi hanya bisa berkata dalam hati, "Lebih baik Anda bunuh saja aku. Asalkan demi engkau, Tuanku. Nyawaku tidak ada harganya. Tapi perasaanku terhadap Tuanku itu benar-benar tulus. Tolong jangan lupakan itu."

Qian menutup mata, menunggu Changmin menebas lehernya. Changmin lalu mengangkat pedangnya dan menguatkan diri. Ia lalu menebaskan pedangnya namun bukan pada Qian, melainkan pada lilin di dekatnya. Rasa cintanya terhadap gadis itu membuat ia tidak bisa membunuh Qian. Ia lalu menjatuhkan pedangnya dan menangis.

"Tinggalkan tempat ini! Kau sudah mati ku bunuh. Aku tidak mengenalimu, dan juga tidak tahu siapa namamu. Kita sama sekali tidak pernah bertemu. Aku akan melupakan semua ini. Kata-kata penuh cinta yang pernah kuucapkan, dan kenangan-kenangan manis kita, akan kulupakan semuanya." Changmin berkata tanpa menatap Qian, ia lalu bergegas meninggalkan tempat itu meninggalkan Qian yang menangis sembari meremas dadanya yang terasa sakit. Namun tiba-tiba di tengah tangisnya, Qian merasakan mual dan langsung membekap mulutnya saat dirasa mualnya itu semakin menjadi.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Qian dinyatakan hamil, dan Sooyeon melaporkan hal itu pada Soojung.

"Apa yang akan terjadi jika ia melahirkan seorang putra? Walaupun sekarang Seobangnim dengan tega mengusirnya pergi, tapi terhadap seorang wanita yang telah melahirkan anaknya, mana mungkin dia akan bisa setega itu" ujar Soojung khawatir.

"Nyonya, saya memiliki satu cara" ujar Sooyeon sambil tersenyum licik.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Sembilan bulan telah berlalu dan kini tiba saatnya bagi Qian untuk melahirkan. Sooyeon membantu persalinannya sedangkan Chengmin menyemangati Qian di samping gadis cantik itu. Setelah mengerahkan seluruh tenaganya, bayi itu akhirnya lahir dan suara tangisannya memenuhi kamar. Chengmin lalu menatap bayi itu kemudian kembali menoleh dengan tersenyum senang pada Qian.

"Eonnie, seorang pangeran!" ujar Chengmin membuat Qian tersenyum senang mendengarnya.

Sementara itu Sooyeon terus menatap bayi Qian dengan tatapan tajam dan ia mulai melancarkan aksinya.

"Chengmin-ah, tolong ambilkan eomma sebaskom air hangat" ujarnya pada sang putri.

"Ne, arraseoyo, eomma" Chengmin lalu pamit pada Qian dan segera bergegas keluar.

Sooyeon kemudian mendekati Qian. Qian yang lemas karena kelelahan mengulurkan tangannya bermaksud ingin melihat bayinya. Namun Sooyeon malah menepis tangan itu dan berkata, "Pada saat melahirkan, kau meninggal bersama dengan bayimu!"

Qian terkejut dan seperti ingin mengatakan sesuatu namun Sooyeon langsung mencekik lehernya sekuat tenaga. Qian yang lemas tidak bisa melawan dan hanya bisa berkata dalam hati,

"Jangan! Anakku... Aku mohon... Ampuni anakku... Setidaknya ampuni anakku."

Qian akhirnya tewas tepat disaat Chengmin masuk membawa sebaskom air hangat. Chengmin yang terkejut melihat apa yang dilakukan ibunya langsung menjatuhkan baskom berisi air hangat itu. Sooyeon yang menyadari Qian tewas lalu beralih pada bayi Qian. Ia kemudian hendak mencekik leher bayi itu namun Chengmin segera sadar dari keterkejutannya dan membawa bayi itu keluar meninggalkan Sooyeon yang terengah sambil menatap Qian.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Soojung menggendong bayi itu dan di depannya duduk Sooyeon dengan tangan dan pakaiannya yang masih bersimbah darah.

"Karena masalahnya sudah sejauh ini, mulai hari ini, bayi ini adalah anakku. Dikarenakan aku tidak sanggup meneruskan garis keturunan keluarga, aku akan menganggapnya sebagai hadiah yang diberikan oleh Tuhan padaku. Buang mayat gadis itu ke tempat yang tidak akan ditemukan oleh orang. Dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya, sehelai rambutpun tidak boleh ada yang tertinggal. Harus kau buang semuanya!"

Soojung kemudian melemparkan sebuah bungkusan yang berisi uang kepada Sooyeon.

"Dan kau juga! Sebaiknya segera pergi dari tempat ini!" Soojung mengusir Sooyeon. Ia menunjukkan sifat aslinya yang licik, dan membuang Sooyeon setelah berhasil membunuh Qian. Sooyeon hanya bisa terkejut karena Nyonya yang sudah dibelanya tega mengusirnya.

Sooyeon kini berada di kamar yang sama dengan mayat Qian dan duduk di sudut ruangan dengan raut wajah ketakutan dan terus menjerit akibat dihantui perasaan bersalahnya.

Flashback end.

Jessica kembali melepaskan tangannya yang mencekik Qian. Ia terkejut terkejut dengan penglihatannya barusan tentang kesalahan yang dilakukan oleh nenek moyangnya terdahulu.

"Siapa yang menebar benih, dia yang akan menuai. Perbuatanmu akan kembali menghantuimu. Jangan harap kau bisa meloloskan diri tanpa membayar dosa dari perbuatanmu." Ujar Qian tajam. Jessica menggeleng lalu berlari pergi dari sana.

Qian kemudian menghilang, dan Sungmin yang tadi dirasuki olehnya pun tak sadarkan diri kemudian terjatuh lemas.

Kyuhyun akhirnya tersadar dan segera berlari ke dalam restoran mencari Sungmin. Ia terkejut melihat keadaan restoran yang berantakan. Kyuhyun kemudian menemukan Sungmin yang terbaring di lantai tak sadarkan diri.

"Sungmin! Lee Sungmin! Bangunlah, Ming! Lee Sungmin!" Kyuhyun terus berusaha membangunkan Sungmin agar sadar. Tak lama kemudian Sungmin membuka matanya dan memanggil Kyuhyun. Seketika Kyuhyun pun menghembuskan nafasnya lega dan langsung mendekap Sungmin dengan sesekali mengecup kening gadisnya itu dan mengusap keringat dari wajah manis itu.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Jessica duduk di lantai sudut kamarnya. Dia masih belum bisa menerima kenyataan yang baru saja diketahuinya. Dia teringat kembali perkataan Qian,

"Siapa yang menebar benih, dia yang akan menuai. Perbuatanmu akan kembali menghantuimu. Jangan harap kau bisa meloloskan diri tanpa membayar dosa dari perbuatanmu."

Jessica kemudian bergumam sendiri, "Baik itu seratus tahun yang lalu, atau sekarang... Aku hanya mematuhi kehendakku sendiri. Melakukan apa yang dapat kulakukan. Manusia itu pasti akan melakukan kesalahan. Tanpa melakukan perbuatan dosa, manusia tidak akan sanggup hidup. Demi kelangsungan hidup, manusia harus berdosa."

Jessica kemudian mendekap badannya sendiri dan menangis.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Hyuna tengah duduk terdiam di kasurnya. Dia kini menderita anomia aphasia*. Siwon yang duduk disamping Hyuna pun hanya menatap adiknya sedih dan berkata, "Sekarang ini kau pasti tidak ingin mendengar apapun, juga tidak ingin berkata apapun. Karena itulah kau menutup mulut dan hatimu? Maafkan aku, Hyuna-ya. Hatimu yang terluka itu pasti sudah hancur lebur. Tapi Oppa malah tidak memahamimu. Maafkan aku."

Hyuna tetap terdiam dan hanya menatap lurus ke depan. Siwon kemudian menggenggam tangan Hyuna.

"Mulai sekarang aku akan selalu menemanimu. Sekalipun orang lain mencaci-makimu, aku akan tetap berdiri di pihakmu." Hyuna hanya diam dan menutup matanya. (*a/n : gangguan fungsi bicara pada seseorang akibat segala macam trauma yang mempengaruhi otak)

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Jessica kini tengah menikmati makanan di meja makan sendirian, berbagai macam hidangan tersaji di hadapannya. Siwon yang melewatinya pun menjadi heran. Ia lalu mendekati Jessica dan menegurnya.

"Eomma?"

"Siwon-ah, bukankah kau belum makan malam? Ayo cepat makan" ujar Jessica sambil tetap memotong steaknya.

"Eomma.. ini.. bahkan masih siang dan belum sampai jam makan malam" sahut Siwon heran.

"Makan saja! Sekalipun adikmu berubah menjadi seperti itu, kita tidak bisa sepertinya, tidak makan dan tidak tidur. Semakin situasi seperti ini, semakin tidak boleh kita kehilangan semangat."

Jessica kembali makan dengan lahapnya. Ketika dia sulit mengiris daging steaknya, dengan kesal ia menaruh pisau dan garpu, lalu makan menggunakan tangannya. Siwon yang terkejut dan tak bisa mengatakan apapun, hanya diam memandanginya.

Lalu seakan kembali ke kesadarannya, ia mengelap tangan dan mulutnya, kemudian mengambil gelas wine dengan tangan gemetar akibat emosi yang ditahannya.

"Orang-orang yang telah membuat Hyuna menjadi seperti itu, aku akan mengubur mereka selamanya. Aku ingin mereka semua membusuk di dalam kegelapan!" Jessica bertekad dan menggenggam gelasnya dengan erat.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Kini di media massa sedang ramai oleh berita yang mengejutkan tentang Sungmin dan Hyuna, beberapa judul artikel yang ramai dibicarakan diantaranya adalah,

-Mantan calon menantu keluarga Cho Corp mengalami stres yang diakibatkan oleh batalnya pernikahan, mencoba bunuh diri-

-Lee Sungmin berperan sebagai barang palsu menipu...-

-Lee Sungmin menerima imbalan uang atas perannya menggantikan Choi Hyuna-

Dan tentu saja itu semua adalah perbuatan Jessica. Yuri lalu melaporkan hal itu pada Kyuhyun dan mengatakan bahwa Jessica dengan sengaja menyebarkan berita itu. Yesung pun ikut melaporkan bahwa homepage department store mereka dipenuhi oleh postingan yang berisi hujatan dan sudah tidak bisa di akses lagi. Dan menurut Yesung sekalipun mereka mengeluarkan pernyataan untuk memberi penjelasan juga tidak ada gunanya. Karena itu tidak ada bedanya dengan permainan berburu penyihir.

"Segera persiapkan konferensi pers!" perintah Kyuhyun setelah berpikir lama.

"Untuk sekarang ini bukan saat yang tepat, Presdir. Opini masyarakat sekarang memojokkan kita, dan berbalik memihak dan bersimpati pada Choi Hyuna yang menderita aphasia. Sekalipun kita membeberkan kebenaran, akankah orang-orang percaya? Bahkan semua bisa saja akan berbalik merugikan kita sendiri." Yuri mencoba memberikan saran.

Kyuhyun menghela nafas dan menyandarkan kepalanya ke kursi dengan lelah.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Kyuhyun mendatangi kediaman Choi dengan tujuan ingin menemui Hyuna. Namun Jessica yang kebetulan ada di rumah tentu saja melarangnya dan segera mengusirnya. Kyuhyun tidak bergeming, dan mengatakan jika ia akan pergi setelah bertemu dengan Hyuna.

"Hidup Hyuna sekarang ini sudah tidak seperti manusia hidup. Sepatah katapun tidak sanggup ia ucapkan sekarang, tidak ada bedanya dengan orang mati. Apa gunanya kau bertemu dengannya? ..Katakan saja terus terang. Kau datang ke mari bukan karena kau khawatir pada Hyuna, tapi kau melakukan ini demi Lee Sungmin, bukan? Apa persyaratan kesepakatannya? Jika aku menarik semua pemberitaan itu dan tidak akan memperpanjang masalah ini lagi, apa yang bisa kau lakukan untukku?" tantang Jessica.

Kyuhyun berpikir sebentar sebelum menjawab, "Memberi dukungan dana terhadap Oh Seong Konstruksi. Bagaimana menurutmu?"

Jessica tertawa, lalu berdiri mendekati Kyuhyun, "Sekarang ini sekalipun kau hibahkan Cho Corp. padaku juga tidak ada gunanya. Bagaimana Hyuna berjuang meloloskan diri dari kematian, aku yang berada di sisinya melihat dengan jelas. Hanya dengan cara seperti itu, aku tidak akan lupa pada mereka yang membuat putriku menjadi seperti ini. Walaupun hingga ke ujung neraka, aku juga tetap akan membeberkan semuanya."

Kyuhyun hanya menatap Jessica dengan pandangan datarnya sebelum berkata,

"Aku pamit dulu eommonim, dan aku akan datang lagi lain kali" Kyuhyun kemudian segera bergegas dari tempat itu dan sempat bertemu pandang dengan Siwon yang baru saja turun dari kamarnya.

Siwon lalu menghampiri Jessica yang kini tengah menitikan airmatanya.

"Siwon-ah, eomma minta padamu untuk kali ini, jangan membantu Lee Sungmin. Jika kau melakukannya, kau tidak ada bedanya dengan menyuruh Hyuna untuk mati kedua kalinya. Jika kau tidak ingin memutuskan hubungan dengan kami, kau tidak boleh pergi kemanapun, mengerti?"

Jessica kemudian berlalu tanpa menunggu jawaban dari Siwon.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Kyuhyun dan Sungmin kini tengah menghadap Heechul di kediaman Cho. Mereka sedang minum teh bersama dengan suasana yang sedikit tegang.

"Jika menurut opini masyarakat, keluargaku telah menerima seorang penipu sebagai menantu. Keluarga kami telah menjadi bahan tertawaan orang-orang banyak. Dan aku yakin kau juga sudah tahu itu" Heechul menatap tajam Sungmin.

"Bukankah eomma juga tahu apa yang terjadi sebenarnya?" Kyuhyun menyindir ibunya. Namun Heechul tidak memperdulikan perkataan Kyuhyun dan terus berkata,

"Sekalipun bukan dikarenakan oleh pandangan masyarakat ramai, aku tetap sulit untuk menerimamu sebagai menantuku."

"Aku akan berusaha sebaik mungkin, eommonim"

"Tidak perlu. Jangan harap kau akan mendapat persetujuanku, karena aku berencana untuk meninggalkan rumah ini."

Kyuhyun dan Sungmin terkejut mendengar pernyataan Heechul.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

"Aku merasa ini semua terjadi karena aku. Apa yang terjadi pada Hyuna, juga eommonim" Sungmin berkata pada Kyuhyun dengan pandangan kosong. Mereka berdua sudah ada di kamar milik Kyuhyun.

"Itu bukan kesalahanmu, Ming. Jangan pernah berpikiran seperti itu" Kyuhyun mengernyit tidak suka mendengar perkataan Sungmin.

"Jika eommonim sampai meninggalkan rumah ini, aku juga tidak akan bisa masuk lagi. Tanpa eommonim di sini, bagaimana aku bisa masuk ke keluarga ini?" tanya Sungmin kemudian.

"Tidak peduli keputusan apa yang diambil, ini adalah masalah yang harus mereka selesaikan berdua. Sebaiknya kita mengamati dengan diam-diam. Dengan begitu, mungkin ada baiknya bagi mereka berdua." Ujar Kyuhyun menenangkan.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Heechul meminta bantuan Bibi Ahn untuk menyingkirkan barang-barang yang ada di paviliun itu. Setelah menyelesaikan semuanya ia lalu keluar dari paviliun itu dan menggemboknya.

"Apa yang kau lakukan sekarang ini?" tanya sebuah suara dibelakangnya.

Heechul lalu menoleh dan sudah ada Hankyung disana sedang menatapnya.

"Kenapa? Bukankah kau juga ingin menghancurkan tempat ini?" Heechul menjawab dengan emosi. "Sebelum aku meninggalkan rumah ini, aku ingin menghancurkannya dengan tanganku sendiri." Lanjutnya.

"Kau benar-benar…"

"Kau anggap omonganku itu hanyalah angin lalu? Aku sudah bertekad untuk melakukan ini" Heechul kemudian berjalan pergi, tapi perkataan Hankyung menghentikannya,

"Pilihan ini benar-benar cocok dengan sifatmu. Sama sekali tidak ingin meninggalkan setitik pun noda. Meninggalkan sebuah kesan yang sempurna. Jika kau memang ingin berbuat seperti itu, lakukanlah sesuai dengan kehendakmu. Tidak ada yang dapat kulakukan untukmu. Hanya inilah yang dapat kulakukan untukmu. Maafkan aku."

Setelah merasa Hankyung menyelesaikan ucapannya, Heechul kemudian berjalan kembali tanpa mengatakan apapun.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Kini tiba saatnya bagi Heechul untuk meninggalkan kediaman keluarga Cho. Di belakangnya sudah ada Bibi Ahn yang khawatir kemana Heechul akan pergi. Begitu ia melewati pekarangan, Heechul bertemu dengan Kyuhyun yang memandangnya datar.

"Kenapa eomma bersikap seperti ini? Aku mohon hentikan, eomma" ujar Kyuhyun menahan kekesalannya kepada sang ibu.

"Aku tidak menyukai rumah ini, tidak menyukai gadis itu, semuanya tidak ada yang kusukai disini" balas Heechul keras kepala.

"Kenapa eomma selalu menolaknya? Karena latar belakang keluarga, pendidikan dan ekonomi? Gadis yang eomma benci itu adalah gadis yang aku cintai sepenuh hati, tidakkah eomma mengerti itu?"

"Tidak. Karena setiap kali aku melihatnya, Aku akan teringat pada diriku yang mempercayai adanya kutukan di keluarga ini. Ini semua membuatku terlalu menderita. Tidak peduli sekeras apapun aku ingin melupakannya, tapi begitu melihat dia… Bisa saja bukan, jika justru gadis itu yang diselimuti dengan kutukan? Karenanya hidup semua orang menjadi menderita."

Kyuhyun hanya terdiam tidak membalas ucapan Heechul. Lama keduanya saling berpandangan hingga Heechul mengalihkan pandangannya pada bibi Ahn,

"Hannie dan kedua putraku, tolong kau urus dengan baik. Aku pergi dulu" Heechul kemudian melanjutkan perjalanannya.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Warga dan para wartawan berkumpul di depan restoran Sungmin. Mereka mengajukan pertanyaan yang menyudutkan Sungmin sehingga Sungmin tidak bisa mengatakan apapun.

Kemudian seorang ahjumma tiba-tiba melemparkan telur ke kepala Sungmin,

"Dasar penipu! Wanita murahan! Perebut pasangan orang lain!" ujar ahjumma tadi.

"Dasar tidak tahu malu!" ujar ahjumma lainnya, "Dasar wanita materialistis!"

Nenek yang juga ada disana tentu tidak terima dan langsung berteriak membela Sungmin, "Siapa yang kalian sebut perempuan materialistis! Kalian ini keterlaluan!"

Nenek dengan Ryewook kemudian mengusir mereka yang tindakannya semakin menjadi-jadi. Kemudian muncullah sebuah mobil mewah menghalau kerumunan dengan membunyikan klaksonnya.

Kyuhyun –pemilik mobil itu- lalu keluar dari mobil dan menghadapi kerumunan dengan tatapan dinginnya.

"Tolong segera tinggalkan tempat ini! Jika sampai ada orang yang berani menyentuh wanita itu, aku tidak akan tinggal diam!"

Para wartawan dan warga saling berbisik mencibir Kyuhyun sebelum akhirnya mereka pergi meninggalkan tempat itu.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Kyuhyun dan Sungmin kini tengah berbicara di dalam restoran. Kyuhyun hanya diam memandang Sungmin yang sedang membersihkan rambutnya dari telur-telur yang tadi dilempar oleh warga sebelum berkata,

"Untuk sementara, tutup saja restorannya dulu dan pergilah ke tempat lain, Ming"

Sungmin menggeleng pelan, "Shireoyo, aku tidak akan melarikan diri. Jika aku melarikan diri, itu hanya akan memperbesar kesalahpahaman orang-orang"

"Kau sudah melihatnya bukan? Kemarahan orang-orang tidak akan surut begitu saja." Kyuhyun menggenggam tangan Sungmin untuk meyakinkan, "Lakukanlah sesuai dengan permintaanku, Ming"

Sungmin terdiam dan menatap Kyuhyun dengan lelah. Kyuhyun yang mengerti tatapan Sungmin pun segera memeluk gadis itu tanpa mempedulikan telur-telur yang akan menempel di tubuhnya.

"Gwaenchana, Min-ah, gwaenchana.. ada aku disini" Kyuhyun menenangkan Sungmin dan mengelus punggung gadis itu dengan pelan.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Sungmin hari ini datang ke kediaman Choi bermaksud ingin menjenguk Hyuna. Siwon lalu mengantarnya ke kamar Hyuna dan memberitahu adiknya itu bahwa Sungmin datang, walaupun Siwon tahu ia tidak akan mendapat jawaban dari Hyuna.

Sungmin menatap Siwon sejenak lalu berjalan menghampiri Hyuna yang tengah melamun di ranjangnya dan duduk disampingnya. Sungmin menatap Hyuna sedih dan kemudian memegang tangan gadis itu, membelainya. Hyuna kemudian tersadar dengan sentuhan di tangannya, ia menarik tangannya dan berbalik membelakangi Sungmin. Sungmin yang melihat itu pun meneteskan airmatanya sedih.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Sungmin duduk termenung sendirian dan kembali mengingat hal-hal yang belakangan ini terjadi kepadanya..

"Orang seperti kau, dari awal sudah tidak sepantasnya dilahirkan ke dunia. Mati saja kau!"

"Aku berencana untuk meninggalkan rumah ini."

"Perebut pasangan orang lain! Dasar tidak tahu malu! Wanita murahan!"

Sungmin menangis mengingat perkataan orang-orang disekitarnya terhadap dirinya. Ia lalu berkata sendiri dengan sedih,

"Seumur hidupku, aku tidak pernah serakah. Juga tidak pernah menginginkan sesuatu yang bukan menjadi milikku. Aku hanya pertama kalinya terhadap seseorang... timbul keinginan untuk berada di sisi orang itu. Tapi kenapa tidak diperbolehkan?"

Qian kemudian muncul di belakang Sungmin dan berkata,

"Kau sangat membenci dunia ini, bukan? Kau pasti akan benci. Terhadap orang-orang yang tidak memahami ketulusan hatimu, kau harus menyalahkan mereka, harus membenci mereka... seperti yang kulakukan dulu. Yang satu adalah matahari yang bersinar cerah, yang satunya lagi adalah bayangan yang ada karena sinar matahari. Selama kau berada di sisi orang itu, anak yang satu lagi akan selalu terkurung di dalam kamar yang gelap. Tidak sanggup berkomunikasi dan hidup terkucil. Seperti aku yang harus mati tanpa sanggup mengeluarkan sepatah katapun."

Qian kemudian mendekat dan berbisik pada Sungmin,

"Jika kau mencintainya, jangan pikirkan ketidakberuntungan orang lain. Lakukan sesuai dengan keinginanmu. Miliki orang yang ingin kau miliki itu."

Sungmin menangis dan menggelengkan kepalanya beberapa kali. Ia lalu menghela nafas dan memutuskan sesuatu.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

"Halmonie, apakah halmonie tidak rindu melihat laut?" tanya Sungmin pada nenek. Kini keduanya sudah berbaring dan bersiap untuk tidur.

"Apakah kau merindukan laut, Min-ah?" nenek bertanya balik.

Sungmin mengangguk, "Aku merindukan aroma laut, juga merindukan appa dan eomma. Aku merasa ketika kita tinggal di Busan hatiku terasa jauh lebih tenang. Kita berdua selalu riang gembira dan memakan ubi jalar sembari menonton drama kegemaran halmonie." Sungmin mendekat pada nenek, "Halmonie, haruskah kita pindah kembali ke Busan?"

"Kau sanggup melupakan pria itu?"

Sungmin menangis, "Ani. Tanpa Kyuhyun, aku tidak bisa hidup. Tapi... Tapi aku tidak bisa membuat orang lain menderita hanya demi kebahagiaanku sendiri. Apa yang harus kulakukan? Halmonie, aku harus bagaimana?"

Nenek lalu memeluk Sungmin dan membiarkan cucu manisnya itu menangis dalam pelukannya.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Keesokan harinya Sungmin datang menemui Hankyung di kediaman Cho.

"Ada apa dengan wajahmu itu? Kenapa pucat sekali?" tanya Hankyung.

"Abeonim tidak perlu mengkhawatirkanku, dibandingkan denganku, abeonim tampak lebih mengkhawatirkan"

Jeda sesaat..

"Abeonim.. aku tidak tahu jika apa yang akan aku ucapkan ini pantas atau tidak..."

"Jangan merasa ragu, katakan saja."

"Pada awalnya, Kyuhyun itu sangat sulit untuk didekati, aku hanya dapat memandangnya dari jauh. Betapa menyakitkan dan menyedihkannya perasaan seperti itu. Eommonim, selama ini telah melalui hari-harinya yang seperti ini. Abeonim dan eommonim, jika bisa memulai kembali, alangkah baiknya. Aku mohon kepada abeonim untuk dapat menyediakan sebuah tempat yang memungkinkan bagi eommonim untuk kembali."

Hankyung terdiam mendengar ucapan Sungmin.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Malam harinya, Sungmin menghubungi Kyuhyun lewat ponsel sebelum pria itu pergi tidur.

"Ming, aku dengar tadi kau datang ke rumahku, benarkah?"

"Eung, benar. Kau sedang apa sekarang?"

"Aku? Aku sedang berbicara dengan wanita bernama Cho Sungmin dan sedang merindukannya saat ini"ujar Kyuhyun sambil tersenyum senang.

Sedangkan Sungmin di sebrang sana tengah terdiam dan terlihat sedih.

"Ming? Kenapa kau diam saja? Apa karena hatimu merasa tidak tenang, dan kebingungan? Lebih baik kau nyanyikan aku sebuah lagu. Bukankah ada sebuah lagu yang sering kau nyanyikan?"

"Bagaimana keadaan eommonim, aku dengar jika eommonim tinggal di rumah bibimu" Sungmin mengalihkan pembicaraan.

"Ya~ dia baik-baik saja aku baru mengunjunginya kemarin. Akhir pekan nanti aku akan mengajakmu kesana, kau mau? Ibuku tidak akan mengusirmu, kau tenang saja"

"Jika benar aku diusir, aku akan kembali lagi, dan kembali lagi."

"Ne, itu baru Lee Sungmin yang aku kenal"

"Tidurlah, Kyu~ kau pasti sudah lelah."

"Ya, tanpa seizin dariku, kau ingin menutup panggilan ini? Bukankah tadi aku memintamu untuk bernyanyi? Ayo bernyanyi!"

Kyuhyun kemudian merebahkan badannya. Sungmin pun mulai bernyanyi, sambil mengenang kebersamaannya bersama Kyuhyun saat dirinya diterima sebagai Lee Sungmin.

the wind is shaking the windows,and over my small room,

the stars fill up the sky, shining brightly too many to count,

the stars reassure tired me

they wipe away the many tears that are deep inside me

don't be hurt too much.. they hug me tight and pamper me and comfort me,

telling me to go to sleep

though I'm exhausted to the point where I can't walk

though my tears blur my vision

I'll still smile in front of my love that I'm not able to get

Even though our happy times were short, I'll treasure it deep inside my heart

like those countless number of stars, forever

My dream is coming.. though it is unusual that my one star is bright

it is very bright, even blinding.. it comes down to my shoulder

stop being so sad.. it holds my hand as it touches me and gives me a warm hug

Only for today, I won't cry though my eyes fill with tears

I want to laugh like those stars

I want to cherish all my happy moments deep inside my heart

Like those countless number of stars, forever

(Kim Ah Joong – Star)

Kyuhyun sudah tertidur pulas, sedangkan Sungmin masih terus bernyanyi sambil menangis.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Esok paginya, Kyuhyun bergegas masuk ke dalam restoran setelah mendapat telpon dari Ryewook bahwa Sungmin telah meninggalkan Seoul. Kyuhyun kemudian membaca sepucuk surat yang ditinggalkan Sungmin untuknya.

"Kyuhyun-ah... Nae nampyeon... Aku harap, semoga hal ini bagimu bukanlah sesuatu yang terlalu menyedihkan. Karena cinta kita belum berakhir. Sekalipun kau merasa begitu merindukanku hingga tidak sanggup menahannya, kumohon, bertahanlah. Supaya aku bisa melindungimu. Aku bukan ingin melarikan diri. Aku hanya merasa di sebuah tempat di mana kau tidak bisa menemukanku, aku akan semakin mencintai... Mencintaimu, juga mencintai orang-orang yang pernah mencintaiku. Aku mencintaimu, Cho Kyuhyun. Anyeong~"

Sungmin pun ternyata juga mengirimkan sebuah pesan pada Hyuna melalui video.

"Sekarang ini... seharusnya aku dan halmonie telah memulai perjalanan meninggalkan Seoul. Apakah dengan kepergianku, semuanya akan kembali menjadi seperti semula?"

Hyuna lalu mengingat semua kenangan saat ia menyudutkan Sungmin, dan saat Kyuhyun akhirnya memilih Sungmin.

"Pada posisi yang telah kukosongkan itu... Janganlah diisi dengan kemarahan dan air mata, tapi dengan kegembiraan dan senyuman. Alhasil, kau juga akan bisa melepaskan kemarahan dan kekecewaanmu itu. Semuanya akan berubah menjadi tenang dan damai. Dengan tulus aku mengharapkan kesehatan bagi tubuh dan pikiranmu. Dan menjalani kehidupan dengan tenang."

Hyuna beranjak dari tempat tidur dan menatap langit lewat jendela kamarnya. Ia sepertinya tersadar dengan pesan dari Sungmin itu.

Hyuna lalu beranjak ke kamar Jessica. Ia membelai rambut ibunya itu yang sedang tertidur. Jessica kemudian terbangun saat merasakan gerakan di kepalanya,

"Hyuna-ya, ada apa? Bagian mana yang sakit?" tanya Jessica cemas.

"Eomma.."

Jessica terkejut mendengar Hyuna sudah bisa bicara,

"Hyuna-ya, kau bisa bicara sekarang? Kau bisa dengar suara eomma?"

"Eomma, kenapa berbuat seperti itu? Lee Sungmin, dia sama sekali tidak bersalah. Kita yang telah bersalah."

"Hyuna-ya…"

"Eomma, sejauh apa eomma berniat melangkah? Cukup sampai di sini saja. Apakah eomma pikir asalkan dia lenyap, hatiku akan terasa lebih tenang? Sama sekali tidak, eomma" Hyuna mulai menangis.

"Apakah kau sudah gila? Apakah kau tidak tahu akibat perbuatan siapa kau jadi begini?"

"Orang yang sudah gila itu bukan aku tapi eomma. Beberapa hari ini apapun tidak ingin kudengar. Karena itu aku menulikan telingaku dan membisukan mulutku untuk berpikir dengan tenang. Kemudian aku jadi mengerti. Apa yang telah kita lakukan selama ini. Hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang manusia."

"Kau... kau kenapa berbicara seperti ini terhadap eomma? Kau pikir aku melakukan semua itu demi siapa?"

"Jangan katakan demi aku! Bukankah eomma lebih tahu? Demi memuaskan keinginanmu, eomma membutuhkan aku."

Jessica kemudian berhalusinasi melihat jika sosok yang di depannya adalah Sungmin, bukan Hyuna.

Jessica ketakutan dan kemudian mencekik leher Hyuna. Hyuna lalu meronta dan berhasil melepaskan diri. Jessica kemudian sadar, yang didepannya adalah Hyuna. Dia menangis membelai Hyuna membuat Hyuna tercengang.

Kemudian Jessica kembali berhalusinasi dan kali ini ia melihat sosok arwah Qian. Dia kembali tidak mengenali Hyuna dan memintanya tidak mendekat.

"Eomma!" Hyuna berusaha menyadarkan Jessica.

Jessica akhirnya tersadar, namun masih tetap menjauhi Hyuna, "Hyuna-ya.. Jangan mendekat! Jangan mendekat! Siapa tahu aku akan mencelakakanmu. Jangan mendekat! Jangan mendekat!"

Jessica menyembunyikan wajahnya. Hyuna kemudian memanggil-manggil ibunya, berusaha menyadarkannya.

"Eomma, aku adalah Hyuna! Hyuna!"

"Jangan mendekat! Jangan mendekat!"

Hyuna menangis sambil tetap memanggil ibunya berusaha menyadarkannya.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Jessica akhirnya dirawat di sebuah rumah sakit jiwa. Dan kini Hyuna tengah berusaha menyuapinya,

"Eomma, makanlah walau hanya sesendok."

Jessica menoleh pada Hyuna, dia lalu menepis sendok yang diulurkan Hyuna,

"Siapa ibumu? Di mana putriku Hyuna! Hyuna-ya! Hyuna-ya" Jessica mencari-cari Hyuna.

"Eomma…" Siwon yang tadi ada di luar ruangan menghampiri Jessica yang sedang berteriak.

"Siwon-ah, di mana Hyuna?" Jessica mengenali Siwon. "Bantu aku mencari adikmu. Aku merindukannya." Jessica menangis.

Hyuna kemudian membalik badan Jessica agar menghadap padanya, "Eomma, aku ada di sini. Aku adalah putrimu, Hyuna"

Jessica akhirnya mengenali Hyuna, "Hyuna-ya, dari mana kau? Susah payah eomma mencarimu. Putriku!" Jessica memeluk Hyuna, seperti sudah lama tidak bertemu.

"Eomma, aku tahu. Eomma sekarang sedang terkurung dalam penjara yang eomma bangun sendiri. Aku akan melindungimu. Eomma pasti akan bisa mengatasi semua ini. Eomma…" ujar Hyuna sedih.

Siwon yang melihat ibu dan adiknya pun turut merasakan kesedihan dan hanya bisa mengelus punggung Hyuna untuk menenangkan.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Kyuhyun sedang melihat-lihat foto Sungmin yang ada di ponselnya, ia kemudian berkata dalam hati saat melihat foto dimana Sungmin tengah tertawa ceria disana..

"Jangan tertawa... Aku benci pada dirimu yang meninggalkanku. Juga benci pada dunia yang memaksamu pergi. Jika memang harus pergi meninggalkanku, kenapa kau harus muncul di sisiku? Andai semuanya bisa berhenti di sini... Dengan begitu, saat-saat yang menyakitkan ini... dan hatiku yang terluka itu akan bisa..."

Kyuhyun tidak bisa menyelesaikan kata-katanya dan hanya termenung sendirian di kamarnya dalam kegelapan.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Kyuhyun kembali gelisah dalam tidurnya karena mimpinya. Sementara itu Qian datang berada di sampingnya dan mengelus kepala Kyuhyun seolah menenangkan. Dalam mimpinya, Kyuhyun melihat kilasan-kilasan saat Changmin yang hendak menebas Qian, dan Kakeknya yang memegang sebelah sepatu pengantin wanita di pinggir tebing, dan juga ayahnya yang terdiam di tepi sungai.

Kyuhyun kemudian membuka matanya dan melihat sosok arwah Qian yang bersinar sangat cantik.

"Tolong... setidaknya biarkan dia..."

Belum selesai Kyuhyun mengucapkan kalimatnya, Qian membuat Kyuhyun tidur kembali dan kemudian ia pergi meninggalkan tempat itu.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Kyuhyun kemudian terbangun esok harinya, dan termenung sejenak sebelum ia bangkit menuju paviliun. Kyuhyun lalu membuka kuncinya dan masuk ke dalam sana yang dulu merupakan kamar milik Qian.

Kyuhyun lalu meraba kain yang ada di meja persembahan. Dia berkata dalam hatinya,

"Awalnya aku tidak mengerti, mengapa aku bisa ada di dunia ini. Setelah kepergiannya, barulah aku mengerti. Demi seseorang... demi bertemu dengan seseorang itu. Sekalipun kami berada di sebuah sudut dunia yang berbeda, menjalani hidup kami dan sama-sama saling merindukan... penantian yang panjang itu akan berubah menjadi rasa cinta, bukan? Sekalipun kami berdua terpisahkan, tapi kami akan selalu saling bersama pada akhirnya."

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Sungmin berdiri di tepi tebing di dekat pantai dan ia kembali mendapat penglihatan masa lalu lagi.

Flashback..

Qian yang tidak jadi pergi karena dinyatakan hamil, kini sedang menikmati kebersamaannya dengan Chengmin dan ia tersenyum menanggapi Chengmin yang sangat aktif bicara itu.

"Aku sekarang bisa mengerti perasaan eonnie. Begitu menatap mata eonnie, aku bisa mengerti. Tatapan matamu itu sebulat bulan purnama. Di dalamnya dipenuhi oleh perasaan cinta dan rindu"

Qian tersenyum malu.

"Kenapa? Jika tidak dikemukakan, pihak satunya lagi tidak akan tahu. Bukannya menatap ke dalam mata saja sudah bisa mengerti? Kenapa Tuan sama sekali tidak memahami perasaanmu?"

Qian mengelus kepala Chengmin.

"Begitu Tuan pulang dari Tokyo, biar aku yang memberitahu padanya. Aku akan memberitahu padanya betapa kau mengharapkan kepulangannya, dan betapa kau mencintainya."

Qian kembali tersenyum. Dia lalu mengelus perutnya yang besar. Chengmin mendekatkan telinganya ke perut wanita cantik itu dan kemudian merasakan tendangan dari bayi yang ada di dalam perut Qian. Qian pun merasakannya dan mereka tersenyum bersama.

~~CHO KYUHYUN & LEE SUNGMIN~~

Chengmin yang melihat ibunya membunuh Qian dan mencoba membunuh bayinya, dengan segera mengambil bayi Qian dan berlari keluar membawanya pergi.

Lalu terdengar suara Qian,

"Chengmin-ah... gomawo. Kau telah melindungi anakku. Aku sangat berterima kasih padamu. Budimu tidak dapat kubalas sekarang. Tapi di kehidupan yang akan datang, pasti akan kubalas."

Flashback end.

Sungmin memegangi perutnya, lalu memejamkan mata merasakan kehadiran'nya', ia tersenyum sembari menatap langit.

Kemudian ada sebuah tangan yang menggenggam tangan Sungmin dan ikut mengelus perutnya. Sungmin lalu menoleh ke arah samping dan menemukan Qian yang tersenyum kepadanya dan Qian berkata,

"Ini bukanlah sebuah akhir, tapi sebuah awal."

TE BE CE

Apdet cepet lagi kaaan ;)

Cha~ review juseyo~

Satu chapter lagi looooh kkkkk :D