Yifan Wu telah pergi.

Itu yang benak Tao katakan ketika mendengar suara pintu luar apartemen yang tertutup terdengar, disusul suara kunci manual dan kunci password-nya yang cukup nyaring.

Pria tinggi semampai nan tampan bak dewa-dewa yunani bertubuh indah tersebut meninggalkan sang lelaki muda bersayap di rumahnya setelah berteriak bahwa seporsi salad buah dan segelas jus stroberi telah tersedia di ruang meja pantry dapur, bersamaan dengan wanti-wanti yang diucapkan terburu-buru oleh pria itu hingga Tao tidak menangkap apapun kecuali satu: jangan coba berani pergi dari rumah ini, atau orang-orang akan pingsan karena terkejut melihatmu yang punya sepasang sayap!

Saat itu, Tao menggerutu di dalam hati dengan pandangan memelas kearah pintu kamar—seolah-olah jika Yifan memang berada di sana dan mampu melihatnya, berbisik lirih jika apa yang salah dengan dirinya memiliki sepasang sayap cantik yang sekarang sedang tidak dalam kondisi baik. Tetapi, setelah itu ia hanya diam tatkala tak terdengar suara sang pemilik rumah, yang digantikan dengan suara pintu tertutup-bunyi ckrek kunci manual-bunyi kling-nya password rumah apartemen yang sedang ia tumpangi sekarang.

Dua menit Tao hanya duduk diam di ranjang empuk milik pria Wu, hingga pada titik dimana perutnya berbunyi menyedihkan, lelaki bersurai hitam semalam tersebut memilih untuk beranjak dari ranjang dan pergi ke dapur dimana pesanannya tersedia untuk dinikmati,

... dan melupakan sejenak jika penisnya bangun dari tidur, hanya karena menatap punggung telanjang milik Yifan Wu, beberapa menit yang lalu ketika pria tinggi tersebut mengganti pakaiannya tepat beberapa langkah di depan Tao.

"Oh," kejutnya. Menatap penis tegangnya dengan mata bulat seakan ingin mencuat keluar, lantas pipinya merona cantik hingga menjalar ke kedua telinganya dibalik rambutnya yang hitam legam. "Oh, tidak. Aku lupa dengan anak ini."


.

.Bab 12.5 :: Malaikat Jatuh; Beranjak bangun (side-story bab 2)

.


Fallen Angel

.

Screenplays!Kristao with another official pairing

.

I don't own anything, except this storyline

.

Akai Momo (c) 2015

.

T – M

.

Fantasy-Supranatural-Suspense-Mystery-Romance-Psychological

.

Yaoi/ BL/ Be eL/ Boys love/ Alternative universe with typo(s)

.

No Like, Don't Read!

.

Summary!: Yifan Wu yang seorang pengusaha sukses merasa bahwa kehidupan sempurna tanpa celanya terasa membosankan. Karenanya, ia selalu berharap jika setiap ia bangun dari bunga tidur, ia akan mendapatkan sesuatu yang akan merubah poros hidupnya. Lalu, apa yang akan terjadi jika ia menemukan sesosok manusia bersayap yang jatuh di rooftop apartemennya saat senja hari?

/"... Tao. Hanya itu yang kuingat."/

/"Dengar, aku memang berharap jika sesuatu yang menarik datang di kehidupan-sempurna-tanpa-cela-yang-terasa-membosankan-bagiku; tapi bukan berarti jika itu adalah aku harus menjadi baby sitter mahkluk sepertimu, Tao!"/

(My first fantasy multichapter-fiction!)


.

.


Kaki-kaki Tao melangkah ragu, terkadang baru beberapa langkah ia gerakan, tiba-tiba berhenti, lalu bergerak gelisah untuk selanjutnya kembali melangkah. Beberapa senti di belakang tumit kakinya, ujung bulu halus dari sayap Tao terseret-seret di lantai dan tak diacuhkan. Begitu pula dengan ujung dari kain kasa yang perlahan tapi pasti mulai melonggar pada batang kakinya yang jenjang.

Alih-alih mengenakan selimut walau hanya sebatas menutupi genitalnya yang mengancung tegak, lelaki berparas menarik tersebut memilih untuk bertelanjang bulat. Tao tak acuh, karena lagipula saat ini ia berniat untuk pergi ke kamar mandi, dan jika selimut yang ia gunakan untuk menutupi tubuhnya menjadi basah dan kotor, ia sedang malas menggerakan kedua tangannya untuk membersihkannya. Tubuhnya masih terasa ngilu dan nyeri, dan Tao tidak tahu jika di rumah itu terdapat mesin cuci otomatis beserta pengeringnya.

Atau paling tidak, Tao tidak pernah memakai mesin cuci untuk membersihkan pakaian-pakaiannya karena di tempatnya dulu tidak ada benda ajaib itu.

Selain itu, saat ini di rumah apartemen milik Yifan Wu tidak ada siapapun kecuali dia, yang artinya tidak ada orang yang melihat tubuh bak porselen miliknya. Dan Tao menyukai fakta tersebut. Terutama dengan begini, ia bisa merasa tubuh telanjangnya sedang bermandikan cahaya lampu kristal yang menggantung di langit-langit ruangan—lampu kristal beragam bentuk yang berhasil menarik perhatian lelaki muda bersayap itu setelah sedetik ia keluar dari kamar.

"Di mana kamar mandinya..?"

"Di mana..? Di mana..?"

"Hei, ini seperti taman puzzle yang kulihat di buku-buku, benar..? Sekat-sekatnya banyak sekali di rumah ini."

Tao bermonolog dengan kepala menoleh ke segala arah, untuk mencari tempat kamar mandi berada sekaligus menikmati desain interior bernuasa simpel dan elegan juga terkesan selera-pria-dewasa-yang-lajang. Berkali-kali mulutnya melongo dan mendesah 'wah' dengan intonasi kagum yang penuh pujaan. Terlampau terpukau dengan keindahan desain interor apartemen tersebut hingga sayapnya yang masih terluka bergerak-gerak lucu, menimbulkan tiupan angin kecil yang menyapa ramah benda-benda yang berada di sekelilingnya, termasuk mencolek-colek nakal pada penisnya—lelaki itu berjengit dan menggerum lucu karena merasa dingin.

"Oouh~"

Lagi, untuk yang kesekian kalinya ia berhenti di tengan jalan, hanya untuk menatap kearah selangkangannya—ke arah penis merah mudanya yang bergetar kecil dan ,engeluarkan setitik cairan kental, menandakan jika anak itu kedinginan.

"Hmmh~" lirih Tao ketika kedua tangannya merayap menyusuri kulit tubuh, bergerak menggoda ke bawah sampai akhirnya hinggap di selangkangan, mengusap-usap batang penisnya dan si bola kembar yang mulai menegang kaku.

"Ouh~" lirihnya lagi tatkala jari jemarinya memijat-mijat nakal. "Ouh-ouh-ouuuhh~ a-a-ak-aku tidak boleh melakukannya di sini!"

Tao sadar dari tingkah nakalnya, menggeleng dan memilih untuk melanjutkan perjalanan mencari kamar mandi sambil mengusap sayang penisnya untuk menenangkan diri. Tetapi tubuhnya menolak dengan perintah otak, memilih untuk berdemonstrasi jika hasratnya tidak bisa ditahan hingga sampai ke kamar mandi,

... dengan cara tangannya yang bergerak mengocok-kocok batang penis juga bola kembarnya, membuat hampir seluruh tubuhnya gemetaran menahan gejolak dan kedua kakinya melemas.

Tao menyerah-otaknya mengalah dan tubuhnya bersorak-sorai sampai-sampai membuat lelaki muda bermata bak panda tersebut jatuh merosot ke lantai, bergerak tidur terlentang dengan kedua kakinya terbuka mengangkang lebar dan kedua tangannya yang bermain liar di selangkangan.

"ngaah-ah-aaah-hhaaa.. ah-ah-ouuuh~"

Kesepuluh jari lentik Tao yang ramping bergerilya liar di penis dan bola kembarnya, terkadang mengocoknya-lalu memijatnya-kemudian mengelus dan mencubitnya-hingga meremas-remas gemas pada batang dan buahnya. Sekali-kali, ia menggelitik bulu-bulu kelamuannya yang tubuh jarang dan tampak terawat, bahkan hingga menggoda sensual lubang analnya yang telah basah juga berkedut-kedut minta asupan benda besar-panjang.

"hh-hh-ah-aaah~ oh-hoouuhh-ouuh~"

Cairan kental yang keluar terjun bebas dari dalam lubang analnya terasa hangat, membuat Tao tergoda untuk melumuri beberapa jarinya dengan cairan berbau khas itu.

Tao menggerak-gerakkan sebagian jarinya yang telah bermandikan cairan tersebut, hingga entah bagaimana jadinya jari yang terasa peliket itu mencoba menerobos masuk ke lubang anal yang mulutnya telah menarik-narik ujungnya.

Sensasi hangat dari dalam lubang anal dan sensasi dingin dari suhu ruangan tempat dia akan melakukan onaninya membuat Tao menggelinjang, tubuhnya berjengit selayaknya terkena sengatan listrik yang membuatnya lemas dan kecanduan sekaligus. Bibirnya yang dialiri anak sungai saliva di beberapa tempat semakin terbuka lebar, wajahnya sangat merah-panas-berkeringat, dan otaknya terasa mengambang di dalam tengkorak kepala.

Tao mencoba lagi-lagi-lagi dan lagi memasukan jarinya ke dalam lubang bawahnya, dibantu oleh hisapan kuat pada bibir lubang tersebut, membuat tak lama kemudian Tao mendesah hebat tatkala jari jemarinya berhasil masuk dan menumbuk tepat pada prostat tersayang. Menghajar titik itu berkali-kali, membuat sepasang sayapnya yang terhimpit punggung-permukaan lantai mekar dengan kaku—bergetar-getar kecil, membuat Tao melayang diatas awan kapas putih yang sangat lembut, membuatnya merasa seakan ingin jatuh namun disaat yang bersamaan seolah ia sedang menggapai sesuatu yang menyenangkan diatas sana.

"NGH!-aaah-aah-hhaaa-aah.. hhaa-hhaa-aaah.."

"Hyaaaah~ aaa-aah-hhhaaa.."

"sshh-aaah-hhaa.. haa.. haa.. sshh-ouuh-ouh~"

Ketika sensasi ngilu datang bertamu di pinggulnya, tubuh Tao berbisik jika tak lama lagi tiba saatnya lelaki muda itu menggapai titik klimaks. Mendengar bisikan itu, tanpa sadar Tao semakin mengangkangkan kakinya, mengantungnya di udara, tubuhnya membusur ke atas dengan sebelah tangannya meremas-remas dada juga puting susunya yang menegang menggoda, kepalanya semakin melesak ke permukaan lantai yang lembab karena keringat.

Wajahnya memerah hebat, lebih-lebih pada pangkal pipi dan kedua telinga. Nafasnya memburu-memberat-menggema membelai langit-langit lorong tempatnya beronani kini. Tangannya yang saling bekerja keras itu semakin menambah kecepatannya saat sensasi ngilu namun nikmat datang berbondong-bondong, menjalar dari kedua pinggul hingga ke atas sampai ke ubun-ubun kepala dan ke bawah sampai ke ujung jari kaki, dan pada akhirnya dengan sedikit dorongan kuat..—

"—NAH, YIFAAAAANNN..!"

... Ah ya, di detik-detik terakhir Tao akan dijemput klimaks, otaknya mengirimkan bayangan sesosok pria dengan mata hitam kecoklatan yang tajam, beralis agak tebal, berparas rupawan, dan yang membuat penisnya tegang walau hanya sebatas matanya yang menjelalati punggung telanjang pria peranakanan tiongkok-kanada tersebut.

Pria yang membuatnya tidur terlelap di lantai dengan keadaan telanjang bulat dan tubuh bagian bawahnya basah juga lengket. Pria yang membuatnya menikmati sarapan pagi dua jam kemudian setelah aktivitas onani pagi mendadaknya,

... yang ia bayar dengan kondisi lantai terdapat genangan berwarna putih kekuningpucatan dan berbau khas—membuat Yifan Wu menganga lebar tatkala melihat genangan yang belum sempat Tao bereskan dan pria itu bingung akan kenapa para polisi yang mengecek rumahnya setelah penembakan brutal terjadi tidak menyadari bekas dan bau sperma milik Tao.

Tetapi Tao tak acuh.

Dan Yifan Wu akan membuat perhitungan pada lelaki muda bersayap dan berparas cantik itu jika waktu yang cocok telah tiba. Tinggal menunggu tanggal mainnya entah itu kapan


.

(Side-story of bab 2 was the end)


.

.


See you next time!

.

Special Thanks! a) Readers b) Reviewers c) Favers-Followers