Title : Keberuntungan Lain
Paring : SasuNaru
Rating : T
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Dan fict ini milik Mizuki Rae Sichi
Summary : Sasuke adalah seorang artis populer. Dan Naruto sangat membencinya karena sang pacar yaitu Sakura ikut menjadi seorang fan di Sasuke Fans Club. Suatu hari Sakura meminta Naruto untuk mengantikannya meminta tanda tangan. Siapa sangka Sasuke malah terjerat pesona Naruto yang menyamar sebagai seorang wanita?
Genre : Romanche—Drama yang sedikit diberi bumbu humor (mungkinkah?)
MULTICHAPTERS
Warning : Berisi unsur Shounen-ai #tentusaja#, gaje, abal, alur cepat dll.
Chapter 1—Weird Wild Way
UCHIHA Sasuke—siapa yang tidak mengenalnya. Seorang artis terkenal yang memiliki banyak bakat. Penyanyi, penari, pemain musik, komposer, presenter, pemain drama, pemain film, pemain teater, sutradara, dan seorang penulis. Baru-baru ini dirinya sedang sibuk di bidang bisnis konstruksi. Betapa banyak bakat untuk satu orang. Belum lagi parasnya yang mampu membuat para gadis remaja dan sedikit remaja lelaki meleleh—bahkan orang-orang yang sudah lanjut pun terpikat. Fans-nya menamai mereka sebagai "'Suke dayo" yang berarti "mencintai Sasuke"—berasal dari kata "Suki dayo" dan "'Suke" sendiri adalah nama "Sasuke".
Pemuda yang memiliki mata hitam tajam ini mempunyai ciri khas dari artis lain yaitu dia memiliki rambut yang unik. Bentuknya yang seperti "pantat ayam" berwarna biru dongker—bagian belakang berantakan dengan naik melawan gravitasi, sementara bagian kedua sisi wajahnya ada rambut yang panjang sewajah. Namun siapa sangka bahwa gaya rambut seperti ini malah menjadi tenar di kalangan remaja. Begitu juga dengan kulit putih nyaris pucatnya dan badannya yang proporsional atletis.
Dengan wajah tampan seperti itu, wanita mana yang tidak mau dengannya? (huek! Saya tidak -_- #plak) Sayangnya ia sampai saat ini tidak tertarik dengan satupun wanita. Menurut berita yang beredar, akhir-akhir ini dirinya sering pergi ke diskotik dan bermain dengan para kupu-kupu malam. Belum lagi tentang perihal narkotika yang sering dikonsumsinya. "Sasuke-kun sudah bekerja sejak umurnya 11 tahun selama 24 jam! Jadi wajar sajalah jika beliau ingin mencari sesuatu yang berbeda!" ujar manager sekaligus pamannya—Uchiha Tobi saat diwawancarai beberapa waktu lalu. Namun Sasuke sendiri sampai saat ini masih bungkam dan selalu menghindar jika diwawancarai mengenai hal ini.
.
.
.
Terdengar sebuah lagu yang sangat populer dari sebuah radio di sebuah kamar yang dihiasi dengan warna pink dan beberapa poster idola. Haruno Sakura menggoyang-goyangkan tubuhnya sesuai irama musik kesukaannya. Lagu yang sampai saat ini masih anteng menduduki peringkat pertama billboard Konoha. Lagu yang mendapat berbagai penghargaan dari seluruh acara musik bergengsi. Lagu yang diciptakan dan dinyanyikan oleh sang penyanyi itu sendiri—Uchiha Sasuke.
Lain dengan Sakura yang asik menari layaknya berada dalam diskotik, lain pula dengan Uzumaki Naruto sang pacar yang kini sedang membaca sebuah komik dengan malas. Pemuda bersurai pirang jabrik ini rupanya merupakan salah satu dari Sasuke Haters Club lantaran tidak terima perhatian pacarnya lebih besar kepada Sasuke ketimbang dirinya yang notabene-nya adalah pacar resminya.
"Oii Sakura-chan! Untuk apa kau memutar lagu ini? Apa tidak ada yang bagus di radio selain ini?" gumam Naruto dengan raut yang sangat suntuk.
Rasanya ada sebuah tombak menusuk kepala Sakura. Perlahan semua energi terkumpul di tangannya. Terus hingga sebuah bogem mentah ia layangkan pada sang pacar,
"APA KAU BILANG?! INI YANG TERBAIK, BODOH!" teriaknya murka. Terlihat aura api membara di sekitarnya.
Sementara Naruto pun harus menutup kuping karena ia tahu kupingnya akan berdengung keras sesudah ini. Rasa sakit akibat tinjuan itu sangat berdenyut-denyut sama seperti irama lagu di radio keparat itu.
'Brengsek!' batin Naruto memegangi kepalanya yang kini terdapat benjolan.
Lagu pun selesai dan Sakura hanya bisa meratapinya dengan sedih karena ia tidak dapat menikmati bagian akhir dari lagu itu karena pacarnya sendiri. Naruto yang terlihat terkikik kecil langsung di bogem kembali dengan nistanya.
Kali ini suara sang penyiar radiolah yang terdengar. Mendengar ada kata-kata "Sasuke", Sakura pun langsung histeris untuk mendengarkan.
"Ya, itulah lagu Move On dari Uchiha Sasuke. Uh, luar biasa bukan, lagu berirama beat ini? Para 'Suke dayo pasti sudah menjerit kegirangan. Tapi simpan jeritan kalian dulu karena kami memutar lagu ini bukan untuk omong kosong belaka, karena tamu kita di sini besok adalah Uchiha Sasuke!"
Mata emerald Sakura terbelalak penuh cahaya, "Stasiun Radio Oxygenius bukannya dekat dengan rumahku?" gumamnya dengan pelan penuh dengan ambisi. Ia menoleh perlahan—dengan gerakan patah-patah layaknya robot ke arah Naruto.
"Sakura-chan, apa kau baik-baik saja?" Tanya Naruto dengan merinding.
Perlahan matanya berapi-api dan…
"KYAAAAAA~!"
Kali ini Naruto tidak sempat untuk menutup kedua kupingnya, otomatislah pendengarannya berdengung mengerikan—membuatnya kehilangan keseimbangan. Belum lagi mendadak Sakura memeluknya erat hingga ia nyaris mati kehabisan napas.
"Naruto! Naruto! Kita harus ke sana besok! Aku harus mendapat tanda tangannya! KYAAA~!"
"Ta-tapi Sakura-chan! Aku tidak bisa dan aku tidak mau!"
Namun sepertinya sudah terlambat untuk menarik ucapannya kembali. Lagi-lagi bogem mentah penuh cinta didapat Naruto.
"Oh ya? Kalau begitu kita putus!"
"Huwaaaa! Jangan Sakura-chan! Aku belum siap menjanda ditinggal olehmu," ucap Naruto dengan tangis bombay yang langsung ditampar Sakura.
"Menjijikan! Maka dari itu kau harus ikut besok!"
.
.
.
Esoknya di sekolah Konoha High School, para Sasuke Fans Club sedang bergerombol merencanakan bagaimana nanti mereka bertemu dengan sang idola. Ada yang sibuk berdandan, bertukar kaset DVD atau CD Sasuke, saling menjerit kegirangan melihat poster-poster baru, saling pamer aksesoris berbau Sasuke, dan lain-lain.
Naruto yang merasa di kacangi oleh pacarnya sendiri—yang kini sibuk berjingkrak-jingkrak dengan Sasuke Fans Club—hanya bisa menopangkan dagu di mejanya dengan sebelah tangannya bosan. Ia sudah berusaha berulangkali untuk menarik perhatian gadis bersurai pink permen karet itu, namun sia-sia karena sang gadis kini sedang diliputi nafsu untuk bertemu idola.
Saat Naruto sedang memandang jendela, ia melihat guru paling killer yang akan mengajar di kelasnya ini sedang OTW alias On The Way di koridor. Buru-buru ia berlari menghampiri sang pacar dan antek-anteknya yang terlihat tidak menyadari bahwa bahaya besar sedang mengincar mereka.
"Hey gadis-gadis! Kembalilah ke tempat duduk kalian!" jerit Naruto menyadarkan mereka. Tapi sayangnya dia malah dianggap tidak penting. Ia menghela napas berusaha untuk menahan sabar, "Cepat!" desaknya saat melihat guru tersebut mungkin sudah beberapa langkah lagi menuju kelas. Alhasil, untuk mencari aman, ia pun langsung mengambil posisi duduk tertib seperti murid lainnya yang bukan Sasuke Fans Club.
"Pokoknya nanti pulang sekolah aku akan langsung menuju TKP!" jerit Sakura kegirangan.
"Benar! Kita ke sana bersama saja!" sahut Sabaku no Temari bersemangat.
"Uh, pasti Sasuke-kun akan terpikat dengan bohaynya tubuhku," gumam Yamanaka Ino sangat percaya diri tingkat Eiffel Tower. Ia menyibakkan rambut panjang berwarna pirang pucatnya dengan bangga sambil berpose sangat seksi.
"Hey! Jangan ke-GR-an dulu, Babi!" ujar Sakura tidak terima.
"Memang iya 'kan? Oh, bahkan oppai-mu sangat kecil. Bagaimana Sasuke-kun akan tertarik? Hello?" Ino melipat kedua tangannya di dada sambil tersenyum kemenangan.
"Siapa yang kau bilang ber-oppai kecil, Yamanaka-san?"
Dengan percaya dirinya Ino yang masih terpejam angkuh menoleh ke sumber suara yang berada di ambang pintu, "Tentu saja si Jidat Bandara alias Saku…" matanya terbelalak saat melihat sesuatu yang sangat horror. Napasnya tercekat dan tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tidak sanggup untuk melanjutkan jawabannya.
"Saku siapa?" Tanya suara menyeramkan itu lagi.
"Err… tidak ada, Orochimaru-sensei." Ujar Ino tertawa hambar. Ia dan Sasuke Fans Club saling bertatapan horror.
"Dan tetek bengek apa yang berserakan itu?" Tanya Orochimaru santai sambil memungut salah satu poster Sasuke. Guru Biologi yang paling killer itu dengan seenak jidat langsung merobek poster itu hingga berkeping-keping.
Sasuke Fans Club dan para murid di ruangan itu langsung berekspresi horror seakan tragedi di hadapan mereka itu adalah semacam pembunuhan sadis.
"Detensi untuk kalian yang mengacau di kelasku! Pulang sekolah nanti, datanglah ke ruanganku segera! Atau kalian akan merasakan kesakitan yang paling mendalam dari ini," gumam Orochimaru dingin. Membuat bulu kuduk seisi ruangan berdiri—bahkan makhluk gaib yang kebetulan di situ pun langsung mengambil langkah seribu daripada mendapat tatapan tajam Orochimaru yang lebih menyeramkan dari iblis kelas kakap sekalipun.
Dengan penuh kekecewaan dan penyesalan, Sasuke Fans Club membungkuk sambil menahan tangis, "Ha'i, sensei."
.
.
.
Selesai pelajaran Orochimaru, semuanya bisa bernapas lega dan meninggalkan kelas untuk pulang. Namun untuk Sasuke Fans Club hanya bisa menangis kejer karena impian mereka pupus begitu saja. Bahkan kelas pun menjadi banjir karena air mata dan lendir dari hidung mereka. (oke untuk bagian kalimat terakhir itu terlalu menjijikan XD) Sudah lima kotak tisu mereka habiskan untuk mengelap air mata yang mengalir deras layaknya Air Terjun Niagara.
"Huwaaaa~! Aku tidak mau memasuki neraka itu! (ruangan Orochimaru)" rengek Ino sambil mengeluarkan air matanya yang mengucur layaknya keran air di dekat selokan yang airnya biasa untuk mengepel lantai oleh marbot sekolah yaitu Danzou-san.
"Semua ini salahmu, Naruto! Kau tidak memberitahu kami!" jerit Sakura memukul-mukul Naruto dengan tidak berperi ketenagaan.
Naruto hanya mengaduh sambil mencibir, "Tadi sudah kubilang 'kan? Sebenarnya aku hanya ingin bilang kalau Orochimaru-sensei sedang OTW, kalian sih malah mengacangiku!" kini hanya dirinya sendirian yang laki-laki karena semuanya sudah pulang. Ia terpaksa terjebak di Fans Club bodoh ini karena paksaan sang kekasih ganasnya.
"Sekarang bagaimana kita bisa mendapat foto dan tanda tangan Sasuke-kun?" lirih Tenten sambil menyusut ingus.
Gadis berambut merah berkacamata bernama Karin melirik ke arah satu-satunya orang yang tidak kena detensi di ruangan ini. Matanya menyipit sambil memperhatikan seluk tubuh Naruto yang ternyata oke punya. Otaknya baru saja terisi ide cemerlang. Ia langsung menyeringai menatap Naruto, membuat pemuda bersurai pirang itu merinding disko menebak akan ada badai bahaya yang menimpanya. Karin mengusap kedua telapak tangannya sendiri sambil berjalan mendekati Naruto yang berjalan mundur karena takut.
"Ka-Karin? Kau kenapa?" Tanya Naruto gugup.
"Aku puny ide!" gumam Karin misterius. Semua orang yang ada di ruangan itu langsung penasaran dan mendekat ke arahnya, "Karena hanya dia di sini yang tidak kena detensi, bagaimana kalau kita dandani dia seperti anak perempuan lalu kita suruh dia untuk meminta foto dan tanda tangan Sasuke-kun?"
"EEEEHHHH?!" semua orang langsung ternganga kaget kecuali Karin.
"Ta-tapi 'kan dia…" Sakura terlihat tidak terima.
"Ayolah! Kapan lagi Sasuke-kun ke Konoha? Ya sih, tempat kelahirannya memang di Konoha, tapi bukankah dia kini terlalu sibuk di Negara Oto?" jelas Karin, "Dan guru menyebalkan itu telah memblokir jalan surga kita! Apa kalian mau diam saja meratapi kepergian Sasuke-kun tanpa mendapat apapun? Rugi! Setidaknya coba pikirkan! Kalau kita tidak bisa bertemu langsung dengan Sasuke-kun, mungkin kita bisa mendapatkan yang lainnya selagi dia di Konoha! Kita bisa mendapat tanda tangan dan fotonya yang paling update 'kan?"
Semua tampak berpikir terkecuali Karin dan Naruto. Usul gadis berambut merah itu memang ada benarnya. Sangat rugi bila tidak mendapat apapun hari ini, apalagi besoknya Sasuke akan pergi lagi. Mereka pun setuju dengan ide cemerlang itu.
"Tapi bagaimana kita mendandaninya? Secara kita harus segera menghadap Oro-sensei," celetuk Tenten.
Karin berpikir sejenak. Lalu air wajahnya berubah menjadi bahagia lagi, "Aku 'kan punya salon di dekat sini. Hanya beberapa meter saja. Aku bisa mengendap-endap memanjat tembok sekolah untuk mengambil pakaian gadis untuknya, peralatan make-up dan kita langsung dandani dia!"
"Eh?! Ta-tapi aku…"
"Kau terima saja, Naruto! Kalau tidak aku akan memutuskanmu!" ancam Sakura membuat sang pacar menciut ketakutan.
"Yosh! Aku akan pergi dulu! Telat menuju ke ruang Oro-sensei tidak masalah. Daripada tidak sama sekali? Yang penting demi Sasuke-kun!" ucap Karin seolah ia akan pergi menuju medan perang yang mengancam jiwa dan raganya.
.
.
.
Beberapa lama kemudian Karin pun datang dengan tergesa-gesa membawa tas yang penuh—jika begini ia jadi mirip seekor kura-kura. Gadis itu langsung mengeluarkan peralatan untuk senjata mereka, dan Naruto pun ditahan di sebuah bangku untuk didandani. Naruto sudah berontak berkali-kali, namun para iblis berwajah gadis itu terus mengancamnya. Dengan cepat namun teliti mereka memoles make-up tersebut pada wajah Naruto.
"Ternyata pacarmu ini manis juga, Sakura." Ujar Temari sambil tersenyum geli. Ia terkikik saat Sakura hanya tertunduk lesu dan ada sebulir keringat imajiner di kepalanya.
"Sentuhan akhirnya!" Karin sengaja menggantung kalimatnya. Ia mengaduk-aduk isi tasnya lalu memamerkan sebuah seragam anak perempuan Konoha High School—dengan rok yang super mini, "Aku pinjamkan seragam cadanganku ini. Kau harus memakai ini, Naruto!" ucapnya santai mengabaikan penolakan besar dari Naruto, "O iya, kau juga harus memakai bra yang sudah kurancang ini!" ia memamerkan sebuah bra yang sudah terdapat semacam buntalan kain—agar mirip seperti oppai sungguhan mungkin.
"Kau jenius, Karin!" puji Ino dengan mata yang berbinar.
Karin hanya mendengus bangga. Ia membetulkan letak kacamatanya dengan sok keren.
"Tidak! Tidak mau!" jerit Naruto bagai seorang gadis yang hendak diperkosa. Namun melihat tatapan kejam pasukan pacarnya, akhirnya mau tak mau ia jalankan.
Sambil menunggu Naruto berganti baju di pojok kelas, Sasuke Fans Club pun membereskan peralatan mereka sebelum mendapat detensi yang lebih parah. Dan saat Naruto sudah selesai, mata mereka langsung terbelalak sempurna.
"K-kau benar-benar Uzumaki Naruto pacarku yang paling payah 'kan?" sahut Sakura dengan linglung. Kepalanya agak pusing melihat kilau indah yang terpancar cantik dari pacarnya itu.
"Kejam sekali kau," ujar Naruto menangis bombay.
"KAU KAWAII SEKALI, NARUTO!" jerit semuanya membuat Naruto harus menutup kedua telinganya sebelum ia mendadak tuli.
Sambil meniup kepalan tangan lalu menempelkan ke kuping, Naruto berusaha keras menahan tangisnya yang hendak jatuh. Sudah rapuh, jatuh ke kolam keruh pula. Oh, memang haru.
.
.
.
Awalnya Naruto sangat ragu dan malu berpenampilan seperti ini dimuka umum. Apalagi beberapa lelaki sempat mencoleknya dengan nakal. Bulu kuduknya langsung berdiri tegak dan tentu saja pertahanan terkuat ia curahkan—takut ada lelaki hidung belang yang menyentuh tubuh virginnya.
"Ah, untungnya antriannya berjalan!" pekiknya senang saat hidupnya antrian tanda tangan Sasuke-si-pantat-ayam itu. Perlahan namun pasti gilirannya semakin dekat saja. Dan saat waktunya tiba untuknya, dengan malas ia langsung meletakan berjibun CD, DVD, buku, majalah, poster, dan kaos bersimbol Sasuke—milik para iblis yang kini sedang menjalani misi detensi dari guru berkulit pucat itu.
Sasuke terlihat menaikan alisnya sebelah melihat seorang fannya yang tidak biasanya begini. Biasanya mereka akan menjerit kegirangan dengan senyum kalap—yang membuatnya sangat risih tentunya. Namun gadis bersurai pirang panjang itu berbeda. Santai dan dingin menatapnya. Ah, entah kenapa kedua mata biru itu sukses membuatnya terpana. Apakah ia akan memulai untuk membuka hati pada seorang gadis?
"Tolong tanda tangani di sini, sini, dan di sini, Uchiha-san!" pinta Naruto dengan nada yang lebih spesifik seperti seorang sekretaris yang meminta tanda tangan bosnya.
Sasuke sempat terdiam namun ia lalu menuruti permintaan gadis itu. Sebuah senyum yang sangat tipis muncul di wajah putih porseleinnya. 'Dia mengoleksi semua pernak-pernik yang bertemakanku. Rajin dan gigih sekali.' Batin Sasuke. Ia agak terkejut dengan CD yang dipegangnya, 'Bahkan CD single yang paling langka—yang dulu hanya tersedia tujuh buah di dunia ini pun ia punya? Menarik!' Sasuke mendengus geli. Padahal ini adalah strateginya saja dulu. Ia mencoba sebuah projek di mana perusahaan rekaman yang merekrutnya sejak dulu, hanya merilis tujuh keping CD yang harganya selangit dan disebarkan dengan acak ke seluruh dunia.
"Terima kasih," ucap Naruto datar. Oh, ia sangat ingin melepas segala tetek bengek di tubuhnya ini. Risih.
"Tunggu!" tahan Sasuke.
Naruto yang sudah hendak berjalan untuk pulang mendadak berhenti lalu menoleh dengan lemas, "Ada apa?"
"Siapa namamu?"
Naruto terkesiap. Ia belum merencanakan ini sebelumnya. Dengan cepat sebuah nama terlintas di otaknya, "Naruko... Naruko Namikaze." Ucapnya berimprovisasi. Ia hanya memodifikasi namanya sendiri lalu teringat dengan nama sebuah perusahaan Konoha yang sangat kaya dan terkenal yaitu Namikaze Corporation.
"Kau keturunan Namikaze?" tanya Sasuke pelan.
Naruto menggeleng dengan senyum kaku, "Bukan. Hanya kebetulan. Sebelumnya saya mohon maaf, karena saya harus undur diri karena fans anda yang lain sudah menunggu. Lagipula saya masih banyak urusan. Permisi."
Sasuke menggigit pulpen yang ada di tangannya sambil memandang bahu kecil milik gadis itu. Saat pandangannya turun, wajahnya langsung memanas. Ternyata bentuk tubuh gadis itu sangatlah sempurna. Dengan santai ia memanggil managernya lalu membisikan sesuatu.
"Menarik! Akan kudapatkan gadis manis itu!" tekad Sasuke sambil tersenyum penuh misteri.
TBC (To Be Continued)
Heyahahahaha ni bocah bukannya ngelanjut fict yang lain malah bikin multichap lagi X3 #plak
Tadinya saya mau publish ini pas ultah saya kemaren pas 27 April XD itung-itung traktiran lha X3 #Apaan?
Tapi karena UN, terpaksa diundur sampe sekarang X3 doainya supaya saya lulus dengan nilai memuaskan! :D
O iya, sebenernya fict ini juga dipersembahkan untuk seseorang yang pertama kali membantu saya berkecimpung di dunia FFn :D sayangnya sampai sekarang saya nggak tau dia di mana TwT saya cuma inget nama akun facebooknya (yang dulu) yaitu Mechan Sasuke-kun :D buat Kak Mechan, inilah dosa yang belum kutebus padamu XD dulu diriku sangat nista membuat sebuah cerita TAT hingga matamu iritasi X'D
Dan juga untuk kakak kelas yang paling berjasa bagiku, yang selalu membuatnya kesusahan, yang selalu bergila-gilaan dan berdiskusi berbau yaoi di sekolah (dulu) XD yaitu yang ber pen-name It's Ryuu! :D Kak Ryuu mudah-mudahan seneng ya sama penpik gaje milikku ini XD maaf juga rikuesan milikmu yang dulu sangatlah hancur dan tidak layak publish XD padahal itu idenya bagus TwT dan sekarang, nih aku buatin penpik fandom Naruto lagi :D /padahal udah terlalu larut di fandom SnK & Harpot X3
Tentunya ini juga buat kalian kok readers tercinta! :D yang sudah menghargai semua usaha dan pengorbanan saya selama ini :'D /peluk cium satu-satu
Oke terlalu banyak cingcong, mending saya pandu ke kolom repiu yuk? :D ayo silahkan geserkan krusor ke sebuah kolom khusus komentar di bawah, ketik nama (kalo annonymus) dan kalau pakai akun langsung saja ketik beberapa kata di sana yang menggambarkan kesan kalian, lalu kirim. Simpel kan? XD
Sampai jumpa! ;D