Yo, Minna,,,..

Shi balik lagi nih. Jujur nih di chapie 1 Shi bener-bener gak nyangka ceritanya bakalan jadi kaya gitu. Awalnya Shi mau ngikutin alur cannon dari waktu si Obito di kalahin gitu, tapi bakalan puanjaaaaang banget, entar readernya pada kabur gara-gara kebosenan baca fict Shi, ya meski pun akhirnya Naru tetep aja mati,,,... hehehehe :P

Shi tadinya gak ada niatan buat update kilat, tapi berhubungan Shi punya semangat tinggi buat nerusin ceritanya, trus juga berhubung Shi gak ada kegiatan ya udah Shi lanjutin aja ceritanya.


Ok saatnya balas Review,,,...

Rukikai fujoshi nyasar : thanks udah jadi reviewer pertama buat cerita yang Shi buat. Jujur aja Shi was-was loh takut gak ada yang suka ma cerita Shi, tapi pas Rukikai ngereview Shi seneng banget 'coz cerita buatan Shi ada yang nge-approve.

Guest : Tancap Mas bro/sista

Buat yang punya account di ffn, Shi udah bales lewat PM


Yosh aisatsu udah, balas review juga udah. So sekarang waktunya go to story.

サン

ニイ

イチ

スタルト


THE FATE THAT DOESN'T BELONG TO US

Naruto © Masashi Kisimoto

Warn : Shou-Ai, semi-cannon,AU, OOC, gaje, abal, gak mutu.

A/N : Cerita 100% hasil pemikiran Shi, jika pun ada kesamaan cerita dengan Author lain, Shi minta maaf yang sebesar-besarnya karna Shi tidak ada niatan untuk menjiplak karya-karya Senpai-tachi, itu hanya semata-mata kebetulan yang tidak di sangka-sangka.

"Talk"

'Thought'

Sasukes' Voice

flashback


Chapter 2 : Fukatsu?

Shi P.O.V

Tokyo, Two Years Later

Hari ini langit Tokyo begitu biru, yah meskipun tak sebiru langit musim panas sih. Mataharipun begitu cerah, menghangatkan suhu udara sekitar yang bisa di bilang dingin. Maklumlah inikan musim semi.

Let's see...

Hm, karena kita sekarang sedang berada di Tokyo, bagaimana kalo kita jalan-jalan mengelilingi Tokyo dulu, banyak tempat yang pengen Shi datengin nih.

― Sasuke : Woi, kita kesini bukan buat jalan-jalan tau.

Shi : Hai,hai. Shitteru yo. Kedo, jalan-jalan bentaran kan gak ada salahnya.

Sasuke : Tidak bisa, kita tidak punya banyak waktu untuk hal-hal seperti itu.

Shi : Demo–

Sasuke : Gak ada tapi-tapian, sekali tidak tetap tidak. #nyeretShi Udah cepet lanjutin ceritanya, tuh readersnya udah bosen nunggu.

Shi : Hai. Tch, awas aja lu ayam.

Kakashi : *geleng-gelengkepala* ha, yare yare. Ya sudah kita lebih baik abaikan mereka. Kita lanjut ke cer–Buaghdoengdzing

Shi : Ka~ka~shi~sensei~, kenapa anda ada di sini, hm? Bukannya anda tidak ada schedule di chappie ini hm~? Selain itu, kenapa anda membaca narasi? *inserttoosweetsmile*

Kakashi : A-ano, e-eto–

Shi : Shi gak mau tau apapun, sekarang juga sensei HARUS BALIK KE KONOHA.

Kakashi : H-ha-hai #langkahseribunojutsu

Shi : Tch, kenapa sih semua orang bikin Shi kesel aja. Ha, ya sudahlah dari pada pusing mending lanjutin cerita. ―

~Lewat~Lewat~Lewat~Lewat~Lewat~

Hm, sumaranai. Gara-gara gak bisa jalan-jalan rasanya jadi membosankan, tidak adakah hal yang bisa menarik hati dan pikiran Shi ―apaan juga coba―. Coba kita tengok ke kanan, ke kiri, bawah, atas, belakang, ke dep– whoah matte matte, rewind rewind. 'coba kita tengok ke kanan, ke kiri, bawah, atas bela–STOOOP. Mitte, mitte. Ada sesuatu atau lebih tepatnya seseorang yang eyecatching bingitz. Seorang pemuda berambut kuning seterik matahari musim panas, mata biru sedalam ocean, dan kulit tan yang seeksotis pantai Bali ―hadeuh(-_- )― , well meskipun rambut mataharinya begitu membakar mata Shi, dan juga mata shappire yang menggelap itu menenggelamkan Shi dan membuat mematung sesaat, tapi Shi nggak bisa mengalihkan pandangan Shi dari orang itu ada sesuatu yang membuat Shi tertarik pada pemuda itu, terlebih matanya yang seolah-olah dia itu bagaikan puzzle yang sangat susah di pecahkan. Kalo kata Afgan yah 'Wajah mu mengalihkan duniaku'―anjrit sumpah sejak kapan Shi jadi lebah– eits salah– lebay gini?.

Gak usah di pikirin dah.

Lho,lho,lho. Kemana cowo tadi yah. Ish, ish, ish. Gara-gara Shi sibuk dengan pikiran Shi sendiri jadi Shi kehilangan orang itu. Lebih baik Shi cari, siapa tau aja belum jauh. Pada siapa kita bertanya jika tidak tau ja–#plak udah abaikan.

Whoah ketemu, itu dia. Hm? Sepertinya dia mau menuju suatu tempat. Menarik, Shi jadi pengen tau siapa orang itu dan mau kemana dia. Yosh, ayo kita ikuti dia. Ada yang mau ikut? Kalo ada let's go keburu dia ngilang lagi. (Sasuke : Hn, stalker Shi : Baru tau yeach,,,,...? Sasuke : Hn, terserah.)

Pemuda blondie itu terus berjalan, berjalan dan berjalan. Wih gak ada capenya tuh orang, padahal Shi sendiri udah cape gini. Wah dia belok kiri tuh, ayo cepat kejar jangan sampai kehilangan lagi.

Hosh Hosh Hosh

Whoah capenya, untung saja si blondie udah berhenti, kayanya kita udah sampe di tujuan deh. *celingak-celinguk*. Ha? Kenapa dia pergi ketempat seperti ini sih, apa dia mau mengunjungi seseorang? Tch, tentu saja, buat apa juga dia ke tempat seperti ini kalo bukan untuk mengunjungi seseorang. Sejak kapan sih Shi jadi korslet gini.

―Readers : woi Shi, emang ini tempat apaan gitu, sok sok-an nanya ngapain dia kesini segala?

Shi : eh emangnya kalian gak tau tempat apa ini?

Readers : *gelenggeleng*

Shi : ini itu rumah kalian di masa depan lho.

Readers : Maksud?

Shi : ya, seperti yang Shi bilang tadi, ini adalah rumah kalian di masa depan, tempat yang akan kalian tinggali sebagai tempat peristirahatan terakhir kalian

Readers : UAPPPAA, ja-jadi kita berada di kuburan gitu?

Shi : Mau lu?

Readers : kenapa lu ngajak kami ke tempat seperti ini sih, kalo tau gini kami ogah ngikutin lu.

Shi : Siapa juga yang suruh ngikutin Shi?

Readers : tapi kami kan gak tau bakalan berakhir di kuburan.

Shi : Emang Shi tau gitu? Kita kan awalnya juga ngestalk cowo blondie tadi.

Readers : gak tau my ass, kan ni cerita lu sendiri yang buat masa gini aja gak tau.

Shi : Shi juga kan ngikutin cerita, jadi Shi pura-pura gak tau pergi kemananya. Ya udah ah rempong tau kalo di terusin. Mending kita kembali ke cerita aja, toh peran Shi juga udah abis.―

.

.

.

.

.

.

.¤Third P.O.V¤


R.I.P

Uchiha Sasuke

23 Juli XXXX – 26 April XXXX

There's lying a son, a brother bla bla bla bla.


Seorang pemuda blondie berdiri di depan batu nisan tersebut. Ia menatapnya dengan tatapan tanpa ekspresi. Jika kalian melihat kedua bola matanya, kalian hanya akan menemukan sepasang mata shappire yang kosong, kelam dan gelap, bahkan kalian tidak bisa melihat sepercik cahaya pun di matanya. Wajahnya begitu datar, expressionless. Just like a solid ice mount.

"Yo, lama tak bertemu. Bagaimana kabarmu?" tanyanya datar pada batu nisan di hadapannya. "Cih, untuk apa kau menyuruhku datang ketempat ini jika aku selalu melihatmu dan bersamamu setiap hari? Merepotkan." Ucapnya pada sebuah sosok yang ada di depannya. Sosok yang tak bisa di lihat oleh orang lain. Sosok yang di mana raganya terkubur sedalam enam kaki di bawah tanah. Sosok yang bernama Uchiha Sasuke.

Hn Sasuke tersenyum pilu kearah Naruto. Kau sendiri juga tau bukan. Aku hanya ingin kau mengunjungi tempat peristirahatanku sekali saja. Salahmu sendiri yang tak pernah mengunjunginya selama dua tahun ini.

"Tch, itu karena aku sama sekali tidak ingin mengunjunginya."

Aku tau hal itu. Tapi aku merasa kesepian saat kau tidak datang ketempatku, Naruto.

Naruto menaikan sebelah alisnya, heran " Apa maksudmu dengan kesepian? Bukankah selama ini aku selalu bersamamu?"

Dasar bodoh. Tentu saja aku merasakan kesepian. Kau sendiri juga tau bukan, jika aku yang ada di hadapanmu sekarang tidak lebih dari sekedar imajinasi mu saja. Karena diriku yang sesungguhnya terkubur jauh dibawah sana. Ujar Sasuke dengan nada yang sedikit hm,,,, depresi?

"Pft, hahahaha. Ternyata seorang Uchiha Sasukepun terkadang bisa bersikap bodoh juga ya." ucap Naruto dengan senyuman mengejeknya.

'Ctak'

Muncul sebuah perempatan imajiner di dahi Sasuke saat mendengar ejekan Naruto. Melhat hal itu, Narutopun tersenyum dan tatapannyapun melembut.

"Kau merasa kesal bukan?" Sasuke menaikan sebelah alisnya, bingung dengan pertanyaan Naruto .

"Kau tau, Suke. Kau itu nyata, dan aku bisa merasakannya." Ucapnya sambil mengulurkan tangannya meraih pipi porselen sosok di hadapannya, lalu menempelkan dahinya dengan dahi Sasuke.

"Jika kau hanya sekedar imajinasiku saja, aku tidak akan pernah bisa menyentuhmu seperti ini. ataupun sebaliknya, kau juga tidak akan pernah bisa menyentuhku. Kau merasa kesal, atau pun merasakan hal lain, selain itu aku bisa merasakan kehadiranmu, hangatnya pelukanmu. Itu semua adalah bukti bahwa keberadaanmu sekarang ini nyata, sama seperti dua tahun yang lalu. Yang membedakan hanyalah wujudmu saja, dan tidak ada orang lain yang bisa melihatmu kecuali diriku. Jadi, jangan pernah lagi berkata jika kau hanya sekedar imajinasiku saja. Karena kau itu nyata sasuke, benar-benar nyata, sekarang ataupun selamanya." Dengan penekanan di dua kalimat akhir, Narutopun mengakhiri ceramahnya dan menjauhkan dirinya dari Sasuke.

Sasukepun hanya bisa mematung mendengar perkataan Naruto. Hn. Hanya itulah kata yang keluar dari bibir sasuke, tidak tau lagi apa yang harus di ucapkannya.

"Cih, kau itu benar-benar sangat menyebalkan sekali, Teme. Aku susah-susah bicara panjang lebar, tapi yang ku dapat hanyalah dua huruf gaje itu."

Hn.

"Cih, terserahlah"

Keheninganpun mulai tercipta di antara keduanya. Lama mereka terdiam, karena tidak ada satupun yang ingin memecahkan keheningan yang ada. Sampai angin berhembus, seketika itu pula Naruto meningkatkan kewaspadaannya.

"Kau juga merasakannya kan, Teme?"

Hn, berhati-hatilah.

"Tanpa kau beritahu pun aku akan berhati-hati, Teme."

Tidak lama setelah itu, muncullah sosok-sosok bayangan bertudung hitam (A/N : kaya dementor di film HP) mengelilingi Naruto dan Sasuke. Naruto masih tetap diam di posisi semula, seolah-olah tidak ada hal yang salah. Satu dari bayangan itupun bergerak menerjang Naruto. Lalu entah asalnya dari mana, di kedua tangan Naruto kini telah ada dua buah handgun berwarna silver (A/N : kaya judgementnya Marian Cross). Iapun langsung menembak bayangan yang menerjang kearahnya itu.

"Satu tumbang, dan sisanya menyusul."

Setelah itu Narutopun sibuk menembaki sosok-sosok yang mengepungnya itu.

"Shit! Kenapa mereka tidak ada habisnya sih. Kalau begini terus kapan selesainya juga." Keluh Naruto di tengah-tengah pertempuran.

'Mereka' sengaja, selama kau tidak memiliki back up 'mereka' akan terus mengirimkan phantom-phantom itu sampai kau kehabisan tenaga.

"Cih, 'mereka' itu benar-benar membuatku kesal." Rutuknya sambil terus menembaki bayangan-bayangan yang di sebut phantom itu.

Tanpa mereka sadari, tiba-tiba muncul sesosok phantom dari bawah Naruto, mencoba menebasnya dengan sabit ditangannya. Beruntung Naruto bisa dengan cepat menghindarinya, meskipun phantom itu berhasil membubuhkan luka melintang dari perut dampai dadanya meski tidak dalam.

"Chikuso! Aku lupa kalau mereka bisa muncul dari mana saja."

Ck, berkonsentrasilah dobe. Jangan lengah.

"Cih, bagaimana aku bisa berkonsentrasi dengan baik, sementara kau terus mengajakku bicara terus, Teme."

Hn.

'Cring'

Tiba-tiba kalung prisma yang di pakai Naruto bersinar.

Dobe, apa yang kau lakukan. Kenapa kalungmu bersinar?

"Entahlah, aku sama sekali tidak melakukan apa-apa. Tapi firasatku mengatakan kalau akan ada sesuatu yang terjadi."

Semakin lama kalung itupun semakin bersinar dengan terang dan menjulang ke langit. Lalu satu persatu phantom mulai lenyap karena sinarnya. Tidak lama kemudian cahaya itupun mulai meredup dan meredup. Sampai akhirnya cahayanya mulai menghilang. Dan di saat yang bersamaan dengan hilangnya cahaya itu, dua orang ―lebih tepatnya seorang blondie serta sosok yang selalu bersamanyapun kini entah dimana keberadaannya, seolah-olah mereka menghilang di telan cahaya tadi.


Unknown Place,

Muncul sebuah cahaya misterius secara tiba-tiba ditengah hamparan luas rerumputan. Saat cahaya itu lenyap, terdapat seorang pemuda blondie yang tak sadarkan diri tepat di tempat dimana munculnya cahaya misterius tersebut.


Shi : hahaha, entah kenapa cerita di Chappie ini sangat sangat gaje deh.

Sankyuu buat yang udah ng follow cerita Shi

User name 555

yassir2374

oh ya buat yassir2374 makasih juga udah ngefav trus sekarang udah tau jawabannya kan?

.
Maaf telah mengecewakan readers-tachi dengan keluarnya chappie ini, karena tidak sesuai dengan keinginan minna,,,...

.

.

.

.Review Onegai #bow bow