Disc : Mereka asli milik Tuhan YME dan orang tua mereka. Saya hanya mempunyai ide ini.

Warn : sebisa mungkin mengurangi typo. Slash. Drabbles. Tak ada keuntungan finansial dalam membuat ini, hanya kepuasan pribadi dan kesenangan semata.

Pair : special for KaiSoo.

A/N : Tantangan dari Jona Emm, untuk membuat drabbles A to Z. 1320 words.


(Part one. From A to N)

"Kyungie..."

"Hm?"

"Kau sedang menulis apa?"

Kyungsoo mendongak dari kegiatan tulis-menulisnya. Ia menatap Jongin sambil tersenyum kecil. "Menulis abjad untuk cerita kita..."

.

.

.

A

For Apollo

Kyungsoo adalah matahari dengan Jongin sebagai makhluk hidup yang bernaung dari sinarnya. Kyungsoo adalah gita dengan Jongin sebagai pencipta nada. Kyungsoo adalah Do Kyungsoo dengan Jongin sebagai sang pencinta. Kyungsoo, bagi Jongin, adalah layaknya Dewa Apollo. Dengan musik, puisi, cahaya terang, dan matahari yang telah membutakan hati Kim Jongin.

B

For Brain.

Luhan bilang Kim Jongin adalah orang yang lucu saat bersama dengan Kyungsoo. Baekhyun bilang Kim Jongin jadi konyol saat bersama Kyungsoo. Lain dengan Chanyeol. Dia bilang, otak Kim Jongin sudah menaruh atensinya penuh pada Kyungsoo.

"Apa yang Jongin lakukan sampai-sampai manager-nya menceramahinya habis-habisan kemarin?"

"Dia lupa berlatih karena dia bilang dia terlalu lama memandangi Kyungsoo yang sedang berlatih menyanyi."

Luhan mendengus. "Jongin kecil kita sudah kehilangan akal..."

"...ya, Hyung. Dan itu karena Kyungsoo."

C

For Coffe

Kyungsoo suka susu, Jongin suka kopi. Kyungsoo suka manis, Jongin suka pedas. Kyungsoo suka memasak, Jongin suka menghabiskan. Kyungsoo suka Jongin, Jongin suka Kyungsoo.

D

For Dream

Kyungsoo kecil suka sekali bermimpi jika kelak ia besar, dia akan menjadi penyanyi yang terkenal. Dia ingin sekali mampu membawakan semua genre musik yang ada. Ketika ia menceritakan hal tersebut pada Jongin, sang pemuda berkulit tan di depannya itu hanya diam.

"Jongin? Kau dengar aku?"

Jongin mengangguk.

Kyungsoo mencebik lucu sambil menyedekapkan tangannya di depan dada. "Kau belum menceritakan tentang impianmu padaku, Jonginie..."

Jongin malah tersenyum kecil, kemudian mencubit pipi Kyungsoo. "Aku tak punya impian."

"Kau becanda." Kyungsoo tertawa mengejek.

Jongin mengangguk sekilas. "Impianku sudah tercapai. Menjadi penari dan punya seorang kekasih seksi sepertimu."

Dan tiba-tiba Kyungsoo cengo.

E

For Equilibrium

Saat itu, EXO-K sedang tidak ada jadwal. Karena mereka berenam tak sedang dalam kegiatan apapun dan mereka merasa bosan, akhirnya Chanyeol mengusulkan untuk bermain tebak-kata-sukar.

"Menurutmu apa itu equilibrium, Suho-Hyung?"

Suho berdehem barang sebentar, "equilibrium adalah keadaan dimana pasar mengalami suatu titik kejenuhan dan berada di tengah-tengah antara titik permintaan dan titi—"

"Yak! Cukup," Chanyeol yang berlaku sebagai penanya, menyela, "kalau Kyungsoo? Apa itu equilibrium menurutmu?"

"Equilibrium adalah sebuah kata yang tak pernah kuketahui maksudnya apa."

Chanyeol menampakkan muka poker face-nya. "Oke. Jongin? Apa itu equilibrium?"

"Equilibrium adalah titik keseimbangan yang terjadi ketika aku dan Kyungsoo Hyung saling mencintai."

Dan kelima anggota lainnya langsung jawsdrop di tempat.

F

For Full

Hari itu hari minggu. Semua member EXO-K sedang tak ada jadwal. Kyungsoo, seperti biasa, akan bangun paling pagi untuk menyiapkan sarapan. Suho bangun setengah jam kemudian. Ia langsung pergi ke dapur, kemudian berpamitan pada Kyungsoo karena ia akan menemui seorang kerabatnya.

Kemudian, disusul oleh Sehun yang langsung keluar dorm dan berdalih bahwa ia akan keluar untuk mencari bubble tea. Sepuluh menit kemudian, duo mood maker EXO, Chanyeol dan Baekhyun, berkata bahwa mereka akan pergi untuk membeli topi.

Kyungsoo mengiyakan. Ia menatap makanan untuk sarapan yang sudah hampir selesai. Padahal ia sudah memasak segini banyak, tapi—

"Hyung?"

Jongin, terlihat baru bangun dari tidurnya. Ia masih mengenakan piyama. Kyungsoo tersenyum kearahnya. "Baru bangun?"

Jongin mengangguk sambil mengusap matanya, "kemana yang lain? Sepi sekali."

Kyungsoo mengangkat bahunya lemas. "Mereka pergi. Ada acara."

Jongin mengangguk paham. Sekilas, ia melirik kearah sarapan yang sudah selesai dibuat oleh Kyungsoo-nya itu. Lalu, kemudian, dia seperti mengetahui sesuatu.

"Kyungie..."

"Ya, Jongin?"

"Aku lapar sekali. Aku akan mandi dulu, oke? Jangan dihabiskan sarapannya! Karena aku yang akan mengabiskannya. Ugh! Aku lapar sekali. Mungkin karena efek latihan yang begitu berat, kali ya?" ujarnya sambil berbalik ke kamar mandi, mengabaikan kernyitan yang tercipta di dahi Kyungsoo.

"Bocah itu ngomong apa, sih?"

Jongin tahu dia akan sangat kenyang jika ia menghabiskan semua makanan itu. Itu kan biasanya porsi untuk enam orang. Tapi, demi Kyungsoo-nya agar tak sedih—karena makanannya akan sia-sia—ia tak peduli. Sambil mengedikkan bahu, ia berjalan ke kamar mandi.

G

For God

Jongin sungguh harus bersyukur pada Tuhan, karena Ia sudah menurunkan malaikat seperti Kyungsoo untuknya. Wajah putih bak porselen yang tanpa cacat, bibir penuh merah merekah yang ingin sekali ia kecup, mata besar yang indah ketika menatapnya—ah, sungguh sempurna.

"Jongin?"

Jongin terkesiap.

"Kau menatapku seperti monyet menatap pisang."

Ahem.

H

For Honestly

Ketika Jongin sedang kesal, Kyungsoo yang selalu setia bersamanya. Ketika Jongin sedang lapar, Kyungsoo dengan baik hati memasak untuknya. Ketika Jongin sakit, Kyungsoo akan jadi orang pertama yang merawat dan memerhatikan Kim Jongin. Namun—

"Hyung! Kenapa kau tidak mau merawatku yang sedang sakit saat ini. Huaa—"

"Shireo! Aku tak mau merawat orang yang sakit cacar!"

Dan Jongin hanya bisa menyeka air matanya.

I

For Imagine

"Kyungie?"

"Hm."

"Kau pernah berimajinasi tentang sesuatu?"

"Tentu saja. Memangnya, kenapa?"

Jongin tersenyum misterius. "Apa itu?"

Kyungsoo, yang duduk di atas pangkuan Jongin, nampak sedang berpikir. "Mm—aku pernah berimajinasi jika EXO akan keliling dunia dan dikenal sepanjang masa."

Jongin mengangguk paham. Lalu, Kyungsoo balik bertanya, "kalau kau? Apa imajinasimu?"

Jongin menyeringai kecil. "Aku selalu berimajinasi jika kau naked di bawah tubuhku dengan peluh yang membanjir, dan desah nikmat kita menggema di dalam kamar, setiap hari, setiap saat."

Dan sebuah buku besar—entah dari mana asalnya—langsung mendarat mulus di muka tampan seorang Kim Jongin.

K

For Kiss

Kyungsoo adalah orang yang tak mau berciuman di depan publik. Pun di depan para member EXO yang lain. Namun, hari itu nampak berbeda.

Malam itu member EXO-K dan EXO-M sedang bermain permainan truth or dare. Saat botol permainan yang diputar, mulut botol berwarna hijau tersebut menunjuk pada sosok Do Kyungsoo yang polos.

Tao tersenyum kecil. "Nah, Kyungie—truth or dare?"

Kyungsoo nampak senang karena itu tadi giliran Tao. Tak mungkin kan, maknae polos satu itu memaksanya mengatakan sesuatu dan memaksanya melakukan hal aneh? Karena Kyungsoo tak suka bohong, maka kemudian ia menjawab dengan percaya diri. "Dare."

Tao tersenyum lebar. "Kalau begitu aku menantangmu untuk mencium bibir Kim Jongin."

Mata Kyungsoo—yang memang sudah lebar—tambah melebar. Sekilas, ia bisa mendengar bisik Jongin pada Tao di sebelahnya pas.

"Terimakasih, Tao. Aku berhutang Tteok padamu."

"Tak masalah," jawab Tao enteng, "ayo, Kyungie. Kiss him."

Eng—

L

For Loathe

Saat itu hari minggu. Duo heboh Baekhyun dan Chanyeol terlihat sedang menempelkan telinga mereka lekat-lekat pada sebuah pintu yang belakangan diketahui sebagai pintu kamar Jongin dan Kyungsoo. Baekhyun memberi isyarat pada Chanyeol untuk diam, dan kemudian melanjutkan acara menguping mereka.

"Sshh—Jonginie aku sudah tidak kuat—sshh..."

"Hahh—sebentar Hyung! Aku masih menikmatinya—sshh!"

"Ahh—Hasshh—jangan di emut seperti itu! Menjijikkan!"

"Hhh—tapi ini enak, Hyung..."

Suara gedombrengan terdengar dari dalam kamar Kyungsoo dan Jongin. Baekhyun dan Chanyeol masih memasang tajam-tajam telinga mereka, berusaha mencuri dengar akan aktifitas yang mereka lakukan di dalam.

"Shh—sudah! Aku akan ambil minum!"

"Hyung! Tapi keripik pedasnya belum habis—sshhh!"

Baekhyun dan Chanyeol saling berpandangan. Dalam hati, mereka baru sadar jika kegiatan Kyungsoo dan Jongin dari tadi hanya—makan keripik pedas.

Kemudian pintu itu terbuka, menampilkan Kyungsoo yang masih berpakaian lengkap, dengan muka memerah sempurna. "Apa yang kalian berdua lakukan di depan kamarku?"

M

For Missing

"Kyungie..."

"Hm? Ada apa Jongin?"

"Kau melupakan huruf J dan langsung menulis ke huruf K."

Kyungsoo meneliti kembali tulisannya, kemudian beralih untuk memandang Jongin dengan wajah datar. "Oh. Kau benar."

N

For Noise

Suho—selaku leader di EXO-K—kini tengah mengumpulkan semua member EXO-K di ruang tengah. Suasana sidang kali ini nampak sangat genting. Dengan Kyungsoo dan Jongin yang duduk sebagai tersangka, kemudian Sehun yang duduk sebagai korban, dan Chanyeol sebagai pengacara.

"Jadi ... Chanyeol, tolong bacakan tuntutannya," ujar Suho anteng.

Kyungsoo nampak menundukkan kepalanya di samping Jongin duduk, kemudian sang kekasih hanya cengar-cengir tak berdosa. Sementara sang korban—mendelik tajam di samping Suho berada.

Chanyeol berdehem sekilas, kemudian membacakan tulisan dari selembar kertas putih. "Ahem—disini Oh Sehun, selaku korban dan maknae di EXO-K, menuntut Do Kyungsoo dan Kim Jongin atas perbuatan mereka. Oh Sehun merasa bahwa jiwa polos nan tak berdosa miliknya sudah ternodai oleh desahan-desahan nista berisik milik Kyungsoo dan Jongin setiap malam dari pukul sepuluh hingga subuh. Sekian."

.

.

.

Tbc for O-Z.