"Pasien membutuhkan darah. Dan kebetulan golongan darah yang pasien sudah habis di rumah sakit ini. Jika menunggu palang merah, membutuhkan waktu cukup lama. Apa ada diantara keluarga pasien yang bergolongan darah A?" ujar sang dokter yang baru saja keluar dari ruangan UGD.

Hangeng dan Heechulpun kompak menoleh kearah Kyuhyun yang kini duduk di lantai sambil menundukkan kepalanya dalam.

Mendengar ucapan sang dokter, Kyuhyunpun mendongak dan berdiri. Nampak sedikit kesusahan, wajahnya juga sudah sangat pucat.

"Saya dokter" ujar Kyuhyun.

"Tapi, anda..." sang dokter tak melanjutkan perkataannya.

Keadaan Kyuhyun memang mengenaskan. Darah di sudut bibirnya, lengannya yang berlapiskan kemeja putih itu sudah ternodai oleh darah, dahinya juga sedikit mengeluarkan darah.

Dan demi Tuhan, Hangeng dan Heechul baru menyadari keadaan Kyuhyun sekarang. Dari tadi, pikiran mereka terfokus pada Minhyun.

Ya, memang waktu kecelakaan tadi, Minhyun dan Kyuhyun yang tertabrak mobil, tidak hanya Minhyun saja. Kyuhyun yang semula ingin menolong Minhyun, namun nampaknya ia terlambat.

"Gwenchana" gumam Kyuhyun lirih.

"Bagaimana kalau Minnie saja, Kyu? Umma akan membawanya kemari" ujar Heechul khawatir.

"Sungmin memiliki anemia, umma. Biar aku saja" balas Kyuhyun pelan.


-KYUMIN-


THAT'S OUR SON / KYUMIN / GS / EPILOG

Author : Amilia Marisca Kyumin Shipper

Cast : kyumin, dll

genre : family, romance

warning : maaf kalo pendek,banyak typo, judul tidak singkron dengan cerita, alur cerita bisa ketebak, dll. Maklum masih pemula.


-KYUMIN-


"Minhyunnie bagaimana, ahjumma?" tanya Sungmin yang baru saja sadar dan langsung menuju ke ruang rawat Minhyun.

Heechulpun segera menuntun Sungmin untuk duduk di kursi yang berada di dekat tempat tidur Minhyun.

"Minnie lihat sendiri, kan. Minhyunnie anak yang hebat" jawab Heechul.

Sungminpun menatap kasihan pada Minhyun. Salah satu tangannya bergerak menggenggam lembut tangan kecil Minhyun. Sedangkan tangan satunya lagi ia gunakan untuk mengelus rambut halus Minhyun. Diciumnya berulang kali tangan mungil yang ia genggam. Air mata Sungmin turun begitu saja dengan sendirinya.

"Kyuhyun kemana? Aku belum melihatnya daritadi" tanya Leeteuk.

"Eum... Kyuhyun masih ditangani dokter. Beberapa saat setelah ia mendonorkan darahnya untuk Minhyunnie, Kyuhyun tak sadarkan diri" jawab Heechul sedih.

Ia jadi merutuki dirinya sendiri, tadi ia tanpa melihat keadaan Kyuhyun, ia menampar anaknya dengan amarah. Seharusnya ia bisa lebih bijak lagi.

Leeteukpun terlihat bingung mendengar jawaban Heechul.

"Ia tadi juga tertabrak" tambah Heechul.

"Ya Tuhan!" gumam Leeteuk lirih.

Sungminpun langsung berdiri dari duduknya. Melepaskan tangannya dari tubuh Minhyun.

"Minnie mau kesana, umma" ujar Sungmin pelan.

Heechulpun mengangguk, kemudian ia sedikit menatap Leeteuk, seakan mengatakan jika ia titip Minhyun, yang diangguki oleh Leeteuk.


"Dasar bodoh!" gumam Sungmin pelan.

Kyuhyunpun terkekeh pelan, kemudian mengunyah makanan yang Sungmin suapkan kepadanya.

"Orang bodoh ini akan menjadi suami Lee Sungmin asal kau tahu saja" ujar Kyuhyun percaya diri.

Sungminpun diam, ia menunduk, menutupi wajahnya yang sudah memerah hingga ke telinganya itu. Dadanya bergemuruh cepat. Ia memilin-milin gugup pakaian yang ia gunakan.

"Apa maksudmu?" tanya Sungmin dengan nada yang gugup.

Kyuhyunpun menegakkan kepalanya, kemudian ia condongkan kepalanya mendekati Sungmin.

Ditiupnya singkat helaian rambut Sungmin, menggoda saja maksudnya. Diangkatnya dagu Sungmin, membuatnya bertatapan langsung dengan wajah memerah Sungmin.

"Marry me" ujar Kyuhyun.

"Aku... aku..." ujar Sungmin gugup.

"Itu bukan pertanyaan, tapi pernyataan" ucap Kyuhyun memotong.

Sungmin sedikit berjengit, terkejut nampaknya. Dan setelah itu, Kyuhyun semakin memperpendek jarak diantara mereka, dapat mereka rasakan hembusan nafas masing-masing. Sungmin sudah memejamkan kedua matanya, pertanda ia sudah siap. Sedangkan Kyuhyun sedikit tersenyum, sebelum mencium bibir merah Sungmin.

Sungmin tidak diam saja, ia ikut membalas ciuman Kyuhyun. Tangannya bahkan kini sudah mencengkeram erat pakaian rumah sakit bagian depan yang Kyuhyun kenakan. Sedangkan tangan Kyuhyun sudah berada di kepala Sungmin, memaksanya agar tidak melepaskan ciuman mereka.

Mereka menyalurkan rasa rindu yang teramat besar dalam ciuman itu. Bukan ciuman berlandaskan nafsu, tapi ciuman berdasarkan cinta.

Setelah beberapa menit, Kyuhyunlah yang terlebih dulu melepaskan ciuman mereka.

Kyuhyun mengusap pinggiran bibir Sungmin yang ternodai saliva mereka tadi menggunakan ibu jarinya, begitupun dengan Sungmin yang melakukan hal sama pada pinggiran bibir Kyuhyun.

"Makan lagi?" ujar Sungmin.

Kyuhyun hanya mengangguk saja seraya kembali menyandarkan kepalanya ke bantal yang berada di kepala ranjang yang sudah ditinggikan itu.

"Oh, ya. Kata umma Minhyunnie sudah sadar. Apa kita kesana bersama saja?" tanya Sungmin seraya menyuapkan makanan rumah sakit pada Kyuhyun.

"Apa aku masih pantas?" tanya balik Kyuhyun.

Heechul sudah menceritakan bagaimana perlakuan Kyuhyun terhadap Minhyun pada Sungmin saat menunggu Kyuhyun sadar. Dan reaksi Sungmin tentu saja kecewa, sangat kecewa. Ia tahu Kyuhyun tidak menyukai anak kecil, tapi tidak berarti menyakiti putera kandungnya sendiri, bukan?

Sungmin meletakkan mangkuk yang ia pegang diatas nakas samping tempat tidur.

"Minhyun pasti sudah membenciku" ujar Kyuhyun dengan nada bergetar.

"Mana bisa begitu. Memang kau tahu bagaimana perasaannya?" tanya Sungmin sedikit marah.

Ia tadi sudah berusaha menahan kekecewaan dan kemarahannya dengan susah payah, karena iaa yakin setelah Kyuhyun sadar, Kyuhyun akan berubah menjadi lebih baik dari apa yang diceritakan Heechul.

"Ani" jawab Kyuhyun pelan.

"Kau tak tahu perasaannya, tak tahu apa makanan kesukaannya, tak tahu apa alerginya, tak tahu apa yang ia lakukan sebelum tidur, tak tahu apa mainan kesukaannya, tak tahu dengan siapa ia bermain. Tak tahu segala hal mengenai Minhyun" ujar Sungmin panjang seraya menatap nanar pada Kyuhyun.

"Ne, aku tak tahu apapun mengenai Minhyun" ujar Kyuhyun membenarkan.

"Tapi, Minhyun tak pernah marah padamu, tak pernah menuntut lebih padamu, selalu berbohong untuk membelamu. Dia terlalu menyayangimu" ujar Sungmin pelan.

Kyuhyun tak membalasnya, ia terlalu kotor dan kejam untuk sekedar Minhyun sayangi. Ia sadar akan hal itu. Ia tak pantas disebut 'appa' oleh namja kecil itu.

Sungmin segera memeluk Kyuhyun, dan saat itu juga air mata Kyuhyun mengalir dengan sendirinya. Ia memeluk pinggang Sungmin erat. Ia membutuhkan Sungmin sekarang.

"APPA!" teriak sebuah suara dari arah pintu.

"Cana Monnie! Hunnie mu cana!" ujar suara itu.

Kyuhyun dan Sungmin sontak saja melepaskan pelukan mereka, menatap sesosok bocah yang tengah mereka bicarakan.

Minhyun, bocah yang tengah digendong Heechul itupun perlahan mendekat seiring dengan langkah Heechul.

Heechul menurunkan Minhyun diatas kasur Kyuhyun, kemudian pergi dari ruangan itu begitu saja, membiarkan keluarga kecil itu berkumpul untuk pertama kalinya.

"Appa!" seru Minhyun seraya berdiri dan memeluk tubuh Kyuhyun yang kini duduk tegak.

"Minhyunnie" ujar Kyuhyun lirih.

Minhyun yang mendengar Kyuhyun memanggilnyapun segera mendongak, menatap kedua mata Kyuhyun yang juga menatapnya.

Perlahan Kyuhyun melepaskan pelukan Minhyun, menghadapkan Minhyun kearahnya.

"Mianhae. Appa jahat pada Minhyun" ujar Kyuhyun dengan nada menyesal.

"Appa idak cahat. Napa inta maap?" ujar Minhyun dengan hati malaikatnya.

Kyuhyun menatap Minhyun dengan rasa bersalah, kemudian memeluknya lembut dan hangat.

"Appa sayang Minhyunnie" ujarnya.

"Hunnie uga ayang appa" balas Minhyun.

Saat menatap Sungmin, Kyuhyun langsung saja melepaskan pelukannya, mendudukkan Minhyun di pahanya, berhadapan dengan Sungmin, kemudian memeluknya dari belakang. Mengecup berulang kali kepala Minhyun.

Minhyunpun senang karena sang appa memeluknya, apalagi mengecupnya.

"Eoh? Nuna ek kim?" tanya Minhyun saat menyadari jika ia pernah bertemu dengan Sungmin.

"Nuna? Bukan sayang, bukan nuna" ujar Kyuhyun.

"Ni nuna beliin Hunnie ek kim, appa" balas Minhyun.

"Ini umma Hyunnie" ujar Kyuhyun.

Kyuhyun mengambil tangan kanan Sungmin, kemudian meletakkannya diatas tangan kecil Minhyun.

"Umma?" tanya Minhyun bingung seraya menatap Kyuhyun dengan wajah polosnya.

"Ne, ini appa, dan ini umma" jawab Kyuhyun seraya menunjuk dirinya sendiri dan Sungmin.

Nampaknya Minhyun masih bingung dengan penjelasan yang Kyuhyun berikan.

"Hyunnie tahu tidak, dulu Hyunnie pernah berada di perut umma" cerita Kyuhyun.

Sungmin hanya menatap penuh sayang kearah Minhyun, mengelus tangan Minhyun lembut.

"Cinca?" tanyanya takjub.

"Apikan, Hunnie ecal, appa" tambahnya.

Kyuhyun sedikit terkekeh sebentar, mendengar penuturan polos puteranya.

"Dulu Hyunnie masih kecil, sekecil ini" ujar Kyuhyun seraya menunjukkan lengan bawahnya.

"Yayu, Hunnie gimana keyualna?" tanya Minhyun masih terlihat takjub.

Kyuhyun memutar kepala Minhyun menghadap kearah Sungmin, menunjuk Sungmin dengan jari telunjuknya.

"Umma yang mengeluarkan Hyunnie, umma merobek perutnya supaya Hyunnie bisa keluar" jawab Kyuhyun asal. Ia sebenarnya juga tidak tahu.

Sungminpun mendelikkan kedua matanya. Ingin rasanya Sungmin memukul kepala Kyuhyun, namja yang membuat cerita asal yang cukup membuat Minhyun percaya. Namun ia cukup sadar akan perban yang melingkari kepala Kyuhyun dan juga masih ada Minhyun.

Minhyun terlihat akan menangis, dan tak lama isakanpun terdengar.

"Hiks... hiks... Huaaa!" pecah sudah tangis Minhyun.

Kyuhyunpun bingung karena tiba-tiba saja Minhyun sudah menangis di pangkuannya.

Sungmin segera menggendong tubuh gemuk Minhyun, menimang-nimangnya pelan, dan mengusap lembut punggung sempitnya.

"Maapin Hunnie. Hunnie uat akit" ujar Minhyun disela tangisannya.

Sungminpun menatap Kyuhyun tajam, dan ditanggapi Kyuhyun dengan kekehan kecil saja, membuat Sungmin semakin kesal.

"Tidak, Hyunnie. Hyunnie tidak buat sakit. Appa tadi hanya berbohong pada Hyunnie" ujar Sungmin menenangkan.

Minhyunpun mendongak, menatap kedua bola mata yang mirip seperti miliknya.

"Cinca?" tanya Minhyun.

"Eum" jawab Sungmin seraya kembali duduk karena Minhyun sudah tidak menangis lagi.

"Jelek sekali kalau menangis" ejek Kyuhyun seraya mengusap air mata yang masih menggenang di pipi tembam Minhyun.

"Ni! Hunnie ampan, epeti appa!" ujar Minhyun.

Sungminpun akan kembali meletakkan Minhyun keatas kasur Kyuhyun, tapi Minhyun mencengkram pakaiannya erat.

"Hunnie ama umma ja, angat(hangat)" ujar Minhyun.

Sungmin tersenyum penuh haru. Puteranya kini sudah memanggilnya dengan sebutang 'umma'. Sebutan yang sangat Sungmin ingin dengar dari dulu.

"Jinja? Hangat? Appa boleh coba?" tanya Kyuhyun dibuat seantusias mungkin.

"Ni! Appa gak oyeh eyuk umma! Appa uma(cuma) oyeh eyuk Hunnie! Umma uga uma oyeh eyuk Hunnie!" jawab Minhyun.

Kyuhyun dan Sungmin sontak saja tertawa bersamaan saat mendengar celotehan Minhyun.

"Hunnie mu cucu" ujar Minhyun.

"Minnie, apa ASImu masih keluar?" tanya Kyuhyun frontal.

"Aish, jangan mengatakannya sejelas itu! Iya!" sungut Sungmin tapi masih menjawab pertanyaan Kyuhyun.

"Tunggu apalagi, Hyunnie mau susunya" ujar Kyuhyun.

"Mana cucu Hunnie, appa?" tanya Minhyun bingung.

Kyuhyunpun menunjuk kearah Sungmin dengan menggunakan dagunya.

"Mana umma?" tanya Minhyun kini menatap Sungmin.

Sungminpun berdiri, kemudian berbalik, memunggungi Kyuhyun. Lalu, barulah ia membuka kancing atas pakaian yang ia kenakan. Terlebih dahulu, ia meletakkan tubuh Minhyun senyaman mungkin dalam gendongannya.

"Ini?" tanya Minhyun.

Jujur, ia tak pernah langsung berhadapan dengan tempat dimana susu yang ia dapat diproduksi. Ini yang pertama kalinya.

Minhyunpun segera melahap sumber makanannya dengan lahap. Sedangkan Sungmin menggoyang-goyangkan tubuhnya pelan ke kanan dan ke kiri, tidak ke belakang.

"Aku bahkan sudah melihat keseluruhannya, Minnie" ujar Kyuhyun asal.

"Tidak, saat itu kau mabuk. Kau tidak sadar" bantah Sungmin.

"Eh? Jadi saat mabuk itu kita..." ujar Kyuhyun menggantung.

"Baru sadar rupanya kapan Minhyun dibuat" ujar Sungmin pelan.

Kyuhyunpun menggaruk tengkuknya salah tingkah. Tadinya ia cuma asal bercanda saja mengenai ucapannya. Namun, membuatnya tahu kenyataan yang sebenarnya.

"Sejak kapan umma mengetahui soal Minhyun?" tanya Kyuhyun penasaran, sekaligus mengalihkan pembicaraan.

"Sejak Minhyunnie masih di perutku. Ahjumma yang membantuku menyembunyikannya dari appa. Tapi, mungkin sekarang appa sudah tahu yang sebenarnya" jawab Sungmin.

Kyuhyun hanya mengangguk-anguk saja, walau Sungmin tak dapat melihat anggukkannya.

"Tak masalah. Sebentar lagi kita menikah bukan?" ujar Kyuhyun santai.

"Kau.. sudah siap?" tanya Sungmin pelan.

"Tentu. Tak ada alasan lagi untukku tak siap" jawab Kyuhyun yakin.

Sungmin menatap Minhyun yang sudah terlelap dengan sangat nyanyak itu. Iapun kembali mengancingkan kancingnya seperti semula. Kemudian ia berbalik.

"Geser sedikit" ujar Sungmin.

Kyuhyun bukannya bergeser, ia bahkan turun dari atas tempat tidur itu, membuat Sungmin hanya menggeleng samar saja.

Dibaringkannya Minhyun diatas tempat tidur, kemudian menyelimutinya sebatas dadanya.

"Kita keluar saja, eoh?" ujar Kyuhyun.

Sungminpun mengangguk, kemudian menuntun Kyuhyun keluar dari ruang rawatnya.

Diluar, dua pasang orang tua masih sibuk membicarakan sesuatu, bahkan mereka tidak menyadari jika yang tengah mereka bicarakan berada di dekat mereka.

"Umma" panggil Sungmin.

Walaupun hanya Leeteuk saja yang dipanggil, namun ketiga orang lainnya juga ikut menoleh.

"Kyuhyun! Kenapa keluar, eoh?!" ujar Heechul khawatir.

"Gwenchana umma. Aku dan Sungmin mau jalan-jalan sebentar ke taman rumah sakit" balas Kyuhyun.

Sungmin hanya tersenyum-senyum saja. Hei, sejak kapan ia menyetujui mengenai taman rumah sakit? Nampaknya tidak sama sekali.

"Oh, ya. Titip Minhyunnie, ne. Dia masih tidur" tambah Kyuhyun sebelum beranjak.


"Kau ingat, terakhir kali kita bertemu dulu juga seperti ini. Duduk berdua di bangku taman" mulai Kyuhyun.

Ia meletakkan kepalanya di paha Sungmin, menghadap kearah Sungmin, mengenang masa lalu mereka saat bersama.

"Tapi bukan di taman ini" koreksi Sungmin.

"Siapa yang bilang kalau di taman ini? Aku kan hanya bilang di taman" sanggah Kyuhyun.

Sungmin hanya menggumam pelan saja. Tangannya mengelus lembut rambut Kyuhyun, memainkannya sesekali.

"Dan jus itu, apa kau mengidam?" tanya Kyuhyun.

"Mungkin seperti itu" jawab Sungmin tak pasti.

"Hh... aku merindukan saat-saat seperti ini" ujar Kyuhyun.

Tangannya ia gunakan untuk menarik tangan Sungmin yang masih bermain di rambutnya.

"Apa rambutku lebih menarik?" tanya Kyuhyun.

"Semua yang ada pada dirimu membuatku tertarik" jawab Sungmin.

"Aigoo, sudah pandai menggombal, eoh? Siapa yang mengajarkannya?" ujar Kyuhyun.

Wajah Sungminpun kembali memerah, ia selalu saja malu jika Kyuhyun menggodanya. Dan Kyuhyun tahu benar akan hal itu, serta dia menyukainya.

Cup~

Kyuhyun mengecup singkat bibir Sungmin. Ia cukup sadar dimana mereka berada. Jadi, mengecup singkat Kyuhyun rasa bukan masalah.

"Aku tak menyangka akan menikah secepat ini" ujar Kyuhyun.

"Apa kau belum siap?" tanya Sungmin dua kali dengan pertanyaan yang hampir sama.

"Aku hanya takut saja" ujar Kyuhyun pelan.

Dahi Sungmin berkerut, tidak biasanya Kyuhyun merasa seperti itu.

"Aku takut tidak bisa mengendalikan emosiku. Aku takut menyakitimu, menyakiti Minhyun. Membuat kalian meninggalkanku. Aku takut" ujar Kyuhyun seraya menatap nanar pada Sungmin.

Sungminpun mengecup dahi Kyuhyun yang berbalut perban itu lembut, kemudian tersenyum hangat.

"Tidak perlu takut, kau lupa jika Lee Sungmin adalah wanita yang paling hebat? Cho Minhyun memiliki hati bak malaikat? Mana mungkin kami meninggalkan namja bodoh sepertimu sendirian. Mengkhawatirkan" ujar Sungmin dengan senyumnya.

"Jangan pernah tinggalkan aku lagi eoh!" ujar Kyuhyun dengan nada perintah.

Sungmin mengulurkan jari kelingkingnya, menyatukan dengan jari kelingking Kyuhyun.

Dengan tak tahu dirinya, Kyuhyun segera menarik tengkuk Sungmin dengan sebelah tangannya. Kali ini bukan hanya kecupan, namun ciuman yang dalam.

"APPA! UMMA! HUAAA!"

Minhyun dari jarak yang tidak cukup jauh itu segera berlari dengan kaki-kaki mungilnya dengan cepat.

Sungmin yang mendengarnya mencoba melepas ciuman mereka, namun Kyuhyun malah semakin menahannya, tidak mau dilepas.

"Appa ma umma agi apain? Hunnie kut!" seru Minhyun bingung saat ia sudah berada di hadapan orang tuanya.

"Kyu...mmpptt!"

"Appa!"

Kyuhyunpun akhirnya melepaskan tengkuk Sungmin.

"KYUHYUN!" seru Sungmin kesal.

Kyuhyunpun menegakkan tubuhnya, kemudian meraih Minhyun ke dalam pangkuannya.

"Minhyunnie kan masih sakit. Kenapa keluar, eoh? Apalagi lari-lari seperti tadi" ujar Kyuhyun cemas.

Dirabanya seluruh tubuh buah hatinya, memastikan jika Minhyun baik-baik saja.

"Hunnie adi angun. Yayu, cali appa ma umma" cerita Minhyun dengan menggerak-gerakkan tangannya, membuat Kyuhyun dan Sungmin gemas dibuatnya.

"Lalu, siapa yang mengantar Minhyunnie kemari?" tanya Sungmin seraya mendekatkan kepalanya ke kepala Minhyun.

Minhyun menunjuk pada empat orang yang tengah menatap mereka itu. Dan seketika empat orang itu menunjukkan senyum garing mereka, tertangkap basah, eoh?

"Haboji adi pegang Hunnie. Api Hunnie layi cini, Hunnie mu appa ma umma" cerita Minhyun lagi.

Sungmin mencubit gemas pipi tembam Minhyun, membuahkan omelan lucu batita kecil itu.

"Kita masuk, ne? Sudah akan petang sepertinya" ujar Kyuhyun.


-KYUMIN-


Beberapa hari kemudian~

Heechul terlihat sibuk merapikan barang-barang Minhyun, memasukkan ke dalam tas besar Minhyun.

Hari ini Minhyun sudah diperbolehkan pulang, sedangkan Kyuhyun kemarin sudah boleh pulang.

"Ita mu mana, Monnie?" tanya Minhyun.

"Tentu saja pulang. Hyunnie senang, kan?" ujar Heechul seraya menutup resleting tas besar itu, pertanda semuanya sudah siap.

Minhyun menunjukkan raut wajah sedihnya, membuat Heechul bingung dan segera mendekati cucunya itu.

"Ada apa, heum? Cerita sama halmonie,ne?" bujuk Heechul.

Minhyunpun memberontak saat Heechul menggenggam tangan mungilnya. Dan kini ia sudah terisak hebat.

"Hyunnie, waeyo?" tanya Heechul panik.

"Hunnie gak mu ulang!" seru Minhyun.

Cklek~

Tampaklah Kyuhyun dan Sungmin dari arah pintu, ikut terheran dengan apa yang mereka lihat.

"Kenapa? Bukankah Hyunnie suka di rumah? Disana Hyunnie bisa main sepuasnya, makan makanan yang tidak hijau lagi, kenapa Hyunnie tidak mau?" tanya Heechul sabar.

"Hunnie gak mu ulang!" seru Minhyun lagi.

Sungminpun turut turun tangan, ia memeluk tubuh berisi Minhyun, dan tidak ada penolakan untuknya.

"Hunnie mu cini! Cini appa ma umma nemenin Hunnie main, kalo diyumah Hunnie main ndiyi(sendiri). Hunnie mu cini ja!" ujar Minhyun dalam pelukan Sungmin.

Kyuhyunpun ikut mendekat, kemudian mengelus puncak kepala Minhyun yang masih menangis itu.

"Kata siapa Hyunnie bermain sendiri kalau di rumah, eoh? Kan ada appa, umma, halmonie, dan haraboji. Hyunnie tidak sendiri, heum?" ujar Kyuhyun lembut.

"Hunnie uma ndiyi diyumah. Appa gak nemenin Hunnie kalo diyumah. Appa nggak popo Hunnie kalo diyumah. Appa cibuk kelca kalo diyumah. Hunnie ndiyi. Umma uga gak da" bantah Minhyun.

Kyuhyun sontak saja berhenti melakukan aktivitasnya. Ia seakan tertusuk jarum tepat pada hatinya, benar-benar menyakitkan. Apakah ia seburuk itu? Dan tak pantas lagi untuk merubahnya? Bahkan anaknya sendiri yang menusukkan jarum itu.

"Hyunnie, umma dan appa janji akan menemani Hyunnie bermain di rumah. Tidur dengan Minhyunnie. Sarapan bersama. Makan siang bersama. Makan malam bersama. Membacakan cerita untuk Minhyunnie sebelum tidur. Ah, Hyunnie menyukai susu dari umma kan? Hyunnie bisa memintanya sepuas Hyunnie" jelas Sungmin.

Ah, ia merutuki satu kalimatnya. Tidur bersama. Bagaimana bisa mereka tidur bersama kalau ia dan Kyuhyun belum menikah?

"Cinca? Mandi cama uga?" tanya Minhyun.

Sungminpun menganggukkan kepalanya kaku, seakan sangat sulit untuk menyetujuinya.

"Hunnie mu ulang! Hunnie gak mu cini! Hunnie mu ulang!" seru Minhyun antusias.

Bahkan bocah itu kini sudah melepas pelukan Sungmin dan melonjak-lonjak senang diatas kasurnya.

"Appa, ita ulang kayang(sekarang)! Ayo appa!" pekik Minhyun seraya menarik-narik lengan Kyuhyun, membuatnya tersenyum tipis.


-KYUMIN-


"Sekarang kalian bisa mencium pasangan masing-masing" ujar sang pendeta mengakhiri kalimatnya.

Sepasang pengantin itu kemudian berhadapan, memandang satu sama lain dengan penuh cinta. Semakin dekat kedua wajah itu. Semakin dekat. Dan akhirnya bertemulah dua bibir yang memang sudah menjadi pasangan itu, saling melengkapi, dan saling menyempurnakan.

"APPA! UMMA! HUNNIE KUT!" teriak Minhyun seraya turun dari kursinya dan berlari kearah kedua orang tuanya.

Para tamu yang hadir itupun tertawa dengan renyahnya melihat tingkah batita menggemaskan itu.

Minhyun kini sudah berada di gendongan Kyuhyun, tertawa bahagia berada di dekat orang tuanya, orang tua kandungnya.

Tidak ada tangis kesedihan, kekecewaan yang terlukis. Yang ada hanyalah kebahagiaan.


-KYUMIN-


END~

Mian kalo yang sebelumnya saya hapus, karena enggak muncul di ffn, jadi saya putusin untuk repost. maaf buat yang sebelumnya udah review, tapi udah saya baca kok... #bungkuk2

Udah banyak Kyuminnya kan? #hhh~

Minta maaf banget sama End-nya kemaren. #bungkuk2
Saya tahu banyak yang kecewa. #bungkuk2lagi

Ini saya bikin sequelnya. maaf kalo masih ngecewain. #pundung

Makasih banget sama RnRnya...
Ditunggu RnRnya lagi~