.

.

"Oppa, jadilah pacarku"

"Baiklah"

.

.

Jongin hanya dapat menghembuskan nafasnya jengah. Sehun memang selalu seperti itu. Mengatakan "ya" kepada siapa saja tanpa memperdulikan bahwa dirinya mengatakan hal itu kepada orang yang salah. Krystal memang cantik, tapi tidak cukup baik untuk dijadikan pacar Sehun.

Jongin memang teman Sehun, tapi Jongin mencoba untuk tak peduli. Bahkan jika Jongin tau bahwa Krystal begini dan begitu dan segudang masalah lainnya, Jongin mencoba untuk tak peduli. Krystal itu cantik, dan suka pergi ke klub malam sambil mengumbar kecantikannya dengan pakaian minim. Terkadang Krystal memang baik, bahkan sangat baik hingga rela memberikan ciuman kepada puluhan pria.

Hh.. ini juga salah Sehun. Sehun selalu menempatkan cintanya kepada orang yang salah. Kepada orang yang cantik, tapi tak cukup pantas untuk bersanding dengan pria baik-baik seperti Sehun. Karna itu Jongin hanya mencoba untuk tak peduli. Walau itu terasa sulit, tapi Jongin terus mencoba untuk tak peduli.

Sehun memang selalu meminta saran Jongin tentang pacar-pacarnya. Tapi Sehun tak pernah benar-benar mendengarkan kata-kata Jongin. Itu membuat Jongin kesal dan merasa dipermainkan seperti bola basket yang biasa dimainkannya bersama Sehun – Jongin merasa dirinya dipantul-pantulkan begitu saja, tanpa niatan untuk benar-benar melakukan shoot.

Dan saat ini pria itu – Sehun – sedang berjalan ke arahnya. Setelah melakukan pelukan dan mendapatkan kecupan dari pacar barunya. Tak ada senyuman di wajah itu. Wajahnya datar-datar saja. Tapi Jongin benar-benar tahu apa yang akan dikatakan pria itu selanjutnya.

"Menurutmu bagaimana?"

"Bagaimana apanya?" Jongin hanya ingin berpura-pura tidak tahu. Atau kalau bisa bagaimana kalau dirinya benar-benar tidak tahu. Hah.. tapi Jongin sudah terlanjur tahu.

"Tadi kau lihat sendiri kan? Lalu bagaimana menurutmu tentang Krystal?" tanya Sehun sambil melihat ke arah depan. Ada Kris Wu dan beberapa orang lainnya di sana, mereka sedang bermain basket. Dan sepertinya Jongin menatap mereka – ah, semoga saja tidak.

"Kau melihat apa? Kris Wu?" tanya Sehun lagi.

Jongin langsung berdecih kemudian tersenyum masam. "Ck. Untuk apa aku melihat si Kris itu? Aku tak tertarik. Aku hanya memperhatikan bolanya"

Jongin menarik nafas berat. Ah, Jongin selalu benci membahas hal ini. "Dan si Krystal itu. Dia sama saja seperti mantan-mantanmu sebelumnya. Aku tahu kau hanya akan bertanya tanpa mau melakukan seperti apa yang kukatakan. Jadi aku tak akan menjawab lebih lanjut"

"Lalu menurutmu siapa yang cocok jadi pacarku?"

"Entahlah. Aku tidak tahu. Kenapa kau selalu menanyakannya padaku?"

"Karna aku udah menyukai seseorang"

DEG!

Tiba-tiba Jongin merasakan rasa sesak yang tiba-tiba masuk ke dalam rongga pernafasannya. Rasa sesak itu terus menelesak masuk hingga mencapai paru-parunya. Dan menyebar ke seluruh penjuru pembuluh darahnya. Entahlah. Tapi Jongin rasa berada di tempat ini akan semakin membuat rasa sesak itu semakin menjadi.

Jadi Jongin bangkit dan berbalik. Berniat untuk pergi ke mana saja asalkan itu tanpa Sehun.

"Hey! Kenapa kau pergi?" tanya Sehun sambil ikut bangkit dan berjalan di belakang Jongin.

"Tidak ada. Hanya malas saja untuk duduk di sana"

"Benarkah? Lalu tolong jawab pertanyaanku yang tadi"

Jongin menghentikan langkahnya untuk berbalik menatap Sehun. "Aku sudah menjawab semua pertanyaanmu"

"Kau belum menjawab pertanyaanku tentang siapa yang cocok jadi pacarku"

Jongin kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya. Menghela nafas gusar sebelum akhirnya menjawab "Aku sudah bilang aku tidak tahu"

"Kau tak mungkin tidak tahu. Kau bilang aku tidak cocok dengan Krystal, jadi pasti kau tahu aku cocok dengan seseorang"

"Kau bilang kau suka seseorang"

"Ya?"

"Pacaran saja dengan orang yang kau suka"

"H-hah?"

"Sekalipun jika dibayangkan terlihat tidak cocok, tetapi kau akan terlihat cocok jika bersanding dengan orang yang kau sukai, itu biasa terjadi"

"Tapi.."

"Sudah kuduga. Kau selalu bertanya padaku tentang ini dan itu. Tapi kau tak pernah benar-benar mengikuti saranku. Kalau begitu, untuk apa aku memberikan saran?" tanya Jongin setengah emosi lalu mempercepat langkahnya.

"Jongin, tunggu!" sehun menahan tangan Jongin untuk tidak pergi. Langkah Jongin memang terhenti, tapi Jongin sama sekali tidak membalikkan tubuhnya untuk menatap Sehun.

"Tunggu dulu, dengarkan aku, aku punya alasan untuk semuanya"

"Baiklah. Katakan alasanmu" kata Jongin menyerah. Kemudian membalikkan badannya dengan malas. Namun Jongin hanya membiarkan tangannya digenggam oleh Sehun. Entahlah. Hanya saja rasanya sangat nyaman.

"Aku memang menyukai seseorang, bahkan sedari dulu. Tapi setelah aku berusaha mendekatinya, dia bilang padaku bahwa dia tak berminat untuk jatuh cinta. Bahkan dia dengan mudahnya menolak cinta dari anak-anak populer di sekolah dan terkesan mempermainkan mereka. Kau sangat tahu siapa dia, namanya… Kim Jong-in"

"Ah, kau lucu sekali. Jangan bercanda"

"Tidak . Aku sangat serius. Aku sangat merasakannya di sini" Sehun membawa tangan Jongin yang digenggamnya ke dadanya. Detakan jantung Sehun benar-benar sangat cepat – sama cepatnya seperti detak jantung Jongin saat ini.

"Kau sendiri tahu bahwa aku tak ingin jatuh cinta"

"Maafkan aku, tapi ini terjadi begitu saja. Kalau kau memang keberatan, aku rela menyimpannya sendiri. Asalkan kau tak menjauhiku, itu saja sudah cukup bagiku"

"Dasar bodoh!" umpat Jongin sambil melepaskan tangannya dengan paksa dan kembali berjalan meninggalkan Sehun.

"Jongin! Maafkan aku! Aku tahu ini salah, tapi kumohon jangan marah padaku. Aku.. aku akan mencoba menghapus perasaan ini, ah aku tak mampu untuk itu, aku.. aku akan melakukan apapun, tapi jangan pergi dariku" racau Sehun kalut.

"Hey tuan Oh idiot Sehun, jangan coba-coba lakukan hal lain atau kau akan mati!" maki Jongin sambil menghentikan langkahnya sebelum akhirnya berbalik. "Satu-satunya hal yang seharusnya kau lakukan adalah mendengarkan detakan jantungku juga!"

"Kau hanya sibuk mendengarkan detakan jantungmu saja, dan itu membuatku kesal. Aku hanya diam saat kau bertanya orang seperti apa yang aku suka karna aku memang tak pernah memikirkan tentang itu. Tapi tiba-tiba kau mulai pacaran dengan wanita-wanita itu dan aku semakin kesal, jadi aku bilang padamu bahwa aku tak ingin jatuh cinta. Asal kau tahu saja, cinta itu jadi menyakitkan, dan itu karna kau. Kau yang telah mempermainkanku seperti bola basket, asal kau tahu saja"

Sehun berjalan perlahan ke arah Jongin dan kemudian membawa Jongin ke dalam dekapannya. "Maafkan aku" katanya lagi.

"Dasar bodoh! Urusi saja pacarmu sana. Aku tak mau jadi pengganggu"

"Tidak. Kau bilang kau juga menyukaiku, rasanya hatiku seakan meledak, kau tahu? Kau harus bertanggung jawab" Sehun sedikit melonggarkan dekapannya dan mengecup puncak kepala Jongin. "Jadilah pacarku"

"Lalu bagaimana nasib si Krystal itu?"

"Itu mudah" jawab Sehun sambil melonggarkan pelukannya. Sebelah tanggannya masih ada di pinggang Jongin. Dan sebelah laginya sedang merogoh sakunya untuk mencari ponsel.

Tak lama kemudian, terdengar nada sambung di sana sebelum akhirnya suara seorang wanita menyapa gendang telinga Sehun.

"Hai, Krys, aku pikir kita harus putus. Kau bukan tipeku, dan aku telah mendapatkan orang yang terbaik di Bumi ini. Kita putus" ucap Sehun lalu menutup sambungannya begitu saja. Bahkan Sehun tak membiarkan Krystal mengucapkan sepatah katapun untuk merespon.

"Kau lihat? Aku sudah putus. Jadilah pacarku" Kini kedua tangan Sehun telah melingkar di pinggang Jongin seutuhnya.

"I think I have a heart-attack. Tapi baiklah" jawab Jongin sambil melingkarkan kedua tangannya di leher Sehun.

Perlahan Sehun mendekatkan wajahnya dan sebelah tangannya merambat naik menuju ke tengkuk Jongin. Menahan kepala itu agar tetap berada di tempatnya. Kemudian menghapus jarak di antara mereka dan menyesap bibir yang diinginkannya itu. Well, ini ciuman pertamanya. Selama ini Sehun tidak pernah membiarkan seorangpun menyentuh bibirnya, karna Sehun ingin membuat Jongin menjadi orang pertama da terakhir yang menyentuhnya. Sedangkan Jongin? Ah, anak itu sibuk larut ke dalam aliran heart-attack yang terus berpacu saat Sehun ada di sekitarnya.

"Kau pakai apa? Bibirmu manis sekali" tanya Sehun saat ciumannya terputus.

"Ah, tadi aku pakai lip balm, apa terlalu banyak?"

"Hahaha.. kukira kau tak suka memakai benda seperti itu"

"Seharusnya sih, iya. Ini gara-gara kau! Aku jadi berdandan seperti wanita saja"

"Hahaha.. tak apa. Aku memang suka kau yang tak berdandan. Tapi pakai saja, itu membuatku semakin suka"

"Heh? Dasar bodoh!"

"Sayang, aku mau lagi, boleh?"

Wajah Jongin memerah mendengar permintaan Sehun. Namun Sehun sudah terlanjur melumat bibirnya terlebih dahulu. Tak apalah.. biarkan saja pasangan ini melanjutkan acara kebersamaan mereka. Tapi yang jelas, mereka saling mencintai, dalam alunan irama detakan jantung yang indah.

FIN

-00-

You make me glow,
But I cover up
Won't let it show,
So I'm...

Puttin' my defenses up
'Cause I don't wanna fall in love
If I ever did that
I think I'd have a heart attack

-00-


Well, maaf gaje, aku cuma lgi kurang kerjaan. fic yang lainnya kuusahain selesai dengan segera, maaf kalo aku php

Thanks buat yg udah review-faforit-follow fanfic aku, aku seneng banget^^ aku bakal usahain bales semua review yang ada di sela-sela kesibukanku

Well, aku minta maaf dan berterimakasih juga pada kalian yang udah sudi baca fanfic aku

Tapi aku gatau kenapa akhir-akhir ini semangat aku ilang, makanya prject fanficku jadi agak terbengkalai, maaf atas ketidak-profesionalanku, tapi aku bakal usahain selesai semu deh^^

Thanks semua~^^

Sampai jumpa^^