Title : I am

Author : Artemis Jung / Arty / Anna

Pair : Yunjae

Cast : YunJaeYooSumin and other

Rate : M

Genre : Romance, Friendship, School life, Drama, (lil bit) hurt/comfort.

Leght : 4 of ?

Warning : BL, YAOI, NC, miss typo(s), OOC (maybe), tidak sesuai EYD, cerita pasaran, penceritaan lambat(?) bahasa kasar/fulgar. Ini ff rate M, yang tidak berkenan dengan konten dewasa mohon tidak membaca. Saat membaca dan di tengah jalan merasa bosan dengan ceritanya? Silahkan tutup Tab-nya. Ga suka YunJae? Silahkan Keluar. Intinya, Don't Like Don't Read.

Disclaimer : They are belong to God. The story belong to me. Cerita asli milik saya, jika ada kesamaan alur, penokohan ataupun yang lainnya itu adalah unsur ketidak sengajaan karena cerita ini benar-benar muncul dari otak absurd(?) saya.

Summary : 'i'm selfish, impatient and a little insecure. I make a mistake, I'm out of control and at times hard to handle. But, who are you to judge the life I live? I know I'm not perfect. Before you judge me, before you start pointing fingers, make sure your hands are clean. Do not judge , or you too will be judged.'

Thanks to:

UruRuBaek, AnissCassie, YunJae24, Akira, Guest, MaxMin, ShinJiWoon920202, JJorien, Coupie, Selena jung, kim anna shinotsuke, MPREG Lovers, LeeChunie, ifa. , Ai Rin Lee, Jung HaRa, , bearnya jung.

.

.

.

I'm

.

.

.

"shhhh... emmhhh" Yunho menggeliat tak nyaman dalam tidurnya namun enggan membuka matanya.

"ouhhh...shhhh...akhhhh" pekikan Yunho di barengi dengan menyemburnya cairan putih kental yang keluar dari ujung juniornya, deru nafas pria tampan itu terdengar cukup keras dan perlahan mata musangnya terbuka, mengerjabkan matanya menyesuaikan bias cahaya lampu, ia memandang sengit pria cantik yang juga menatapnya dengan ekspresi nakal. Jaejoong menjilati benda yang berada diselangkangan Yunho, menikmati benda tumpul yang besar dan panjang itu dengan nikmat.

"ughhhh" erangan Yunho kembali terdengar. Pria yang mempunyai warna kulit tan itu memejamkan mata dan mendongakkan kepalanya. Sempat ia akan protes pada kekasihnya yang seenak jidat Yoochun mengganggu tidurnya, namun sebelum ia melancarkan protes Jaejoong kembali menyerangnya.

"shhhhh...cukup! kau hanyakubiarkan mencuri satu ronde dariku Kitty" yunho menjauhkan kepala Jaejoong dari juniornya kemudian melahap bibir penuh milik pria cantik itu. Mereka saling melumat, menghisap dan saling melilitkan lidah.

"ahhhh" desah Jaejoong saat tautan bibir mereka terlepas.

"kau sangat nakal Boo. Ada apa heum? Apa ada masalah hingga kau menjadi agresif seperti ini?" Yunho membelai wajah yang nampak sedikit lebih pucat dari biasanya, menggesekkan ibu jarinya pada bibir kekasihnya yang sudah bengkak itu.

"ani" jawab Jaejoong datar.

"apa Jaejoongku sekarang tak mau lagi berbagi padaku?" Yunho beralih membelai surai hitam Jaejoong.

"aku tidak suka" Jaejoong merebahkan kepalanya di dada bidang Yunho.

"hmmm?"

"apa dia juga akan merebutmu dariku?" lirih Jaejoong.

"tidak akan ada yang merebutku darimu Boo, bahkan dia sekalipun, tidak akan ada yang bisa"

"aku tak akan merelakan apapun lagi untuknya, cukup Appolo yang sudah susah payah Appa bangun menjadi milik keluarganya. Aku tidak akan merelakan jika kau menjadi miliknya"

"aku milikmu. Hanya milikmu" ujar Yunho penuh penekannan di akhir kalimatnya.

"apa kau ingin merebut Appolo lagi?" tanya Yunho.

"ani. Walau aku tahu Appa sudah susah payah membangunnya tapi kurasa di tangan keluarga itu Appolo akan semakin berkembang. Kau tahu kan aku tidak tahu apa-apa tentang dunia bisnis" jawab Jaejoong, pria cantik itu memutar-mutarkan telunjuknya di area niple Yunho.

"lalu... apa yang kau tahu eoh?"

"ini" Jaejoong kembali menyerang Yunho, menghisap leher dan meninggalkan beberapa kissmark disana. Yunho menarik dagu Jaejoong, mengecup bibir pria itu singkat.

"cukup Boo. Kita harus tidur, kau butuh banyak istirahat"

"Tapi Yunn..."

"aku tak butuh penolakanmu. Sekarang kita tidur okay?" jawab Yunho. Jaejoong mendengus kemudian turun dari tubuh kekasihnya dan tidur membelakangi Yunho.

"kita bisa melakukan kapanpun jika kau sehat Boo" kekeh Yunho.

"besok kau harus sembuh agar kita bisa bercinta. Jalja" Yunho mengecup puncuk kepala Jaejoong dan merengkuh tubuh pria itu.

Tidak ada yang tahu, Jaejoong tengah tersenyum saat ini, ia mengeratkat pelukan kekasihnya. Dua insan itupun tidur berpelukan dengan keadaan tubuh telanjang.

Jika ada yang bertanya apa hal yang paling berharga di hidup Jaejoong, sudah dapat dipastikan pria itu akan menjawab 'Yunho' karena tanpa Yunho ia tak tahu apakah saat ini ia masih tahu caranya untuk tersenyum. Jaejoong sangat bersyukur ada seorang Jung Yunho yang akan selalu di sampingnya, Jung Yunho yang sangat menyayangi dan perhatian padanya.

.

.

.

I'm

.

.

.

"kalian akan ke sekolah?" tanya Mr. Jung

"ne Appa" jawab Yunho.

"bukannya appa ingin melarang, tapi Jaejoong masih sakit"

"nan gwenchana appa, ada Yunho yang akan menjagaku" kini giliran Jaejoong yang menjawab.

"eomma tak ingin terjadi apapun pada Joongie lagi. Dan kau Yun, kau harus benar-benar menjaga Jaejoong, demamnya baru turun. Jika Joongie lelah kalian harus segera pulang. Dan jika Joongie sakit lagi kau akan tahu akibatnya Jung" Mrs. Jung berjalan ke meja makan dengan membawa semangkuk besar sup.

"oh, ayolah eomma... kau juga seorang Jung" sahut Yunho.

"diam kau beruang" bentak Mrs. Jung.

"sudah sudah, lebih baik kita cepat sarapan" appa Jung menengahi, Jaejoong hanya tersenyum melihat interaksi aneh antar anak dan ibu di keluarga Jung.

Hari ini murid-murid Shinki akan mengadakan pesta kebun, cuaca hari ini cerah walaupun udara lumayan dingin. Acara diadakan di kebun belakang sekolah mereka, acara ini rutin diadakan setiap tahun. Semua murid sangat antusias degan acara ini tak terkecuali Yunho dan Jaejoong, walaupun Jaejoong sedikit terpaksa untuk datang keacara ini tapi ia lebih tidak rela jika Yunho di goda oleh para nenek lampir yang centil jika ia tidak ikut.

Pasangan terfenomenal di Shinki High School kini tengah berada di dalam mobil chevrolete berwarna hitam milik Yunho, setelah eomma Jung puas menceramahi mereka berdua hingga mulutnya berbusa akhirnya beliau mengizinkan keduanya berangkat. Jaejoong tengah duduk dengan tenang melihat pemandangan luar, ia nampak sempurna dengan skinny jeans berwarna putih, kaos Vneck berwarna babyblue dan sweater lumayan tebal berwarna senada dengan celananya, ia nampak sangat berkilau.

"kau harusnya tak usah memaksakan untuk ikut jika masih sakit" Yunho membelai rambut Jaejoong namun masih memfokuskan pandangannya pada jalanan.

"dan membiarkanmu pergi sendiri? Apa kau suka di goda oleh nenek lampir yang centil-centil itu eoh?" cetus jaejoong.

"wah Daebak" jawab Yunho semangat.

"mwo?" Jaejoong menautkan kedua alisnya.

"ternyata Joongie juga bisa cemburu eoh?" yunho terkikik.

"siapa yang cemburu? Jangan mengigau Jung" Jaejoong menghempaskan tangan Yunho yang sedang mengelus kepalanya, lalu memfokuskan pandangannya kejalan seperti beberapa saat lalu. Yunho hanya tersenyum lebar menanggapi tingkah kekasihnya yang ajaib itu.

"apa kita perlu ke dokter kandungan setelah ini?" Yunho kembali terkikik. Jaejoongnya sangat lucu jika sedang kesal dan memelototkan matanya yang besar itu, seperti saat ini.

Tak beberapa lama mereka sampai di sekolah. Parkiran sekolah sudah hampir penuh, sepertinya sudah banyak yang datang di acara tahunan Shinki. Yunho turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Jaejoong, mereka berjalan beriringan menuju taman belakang. Sebenarnya acara ini adalaha acara semi formal, berbeda dengan Jaejoong yang berdandan casual Yunho memilih menggunakan celana dari bahan kain yang pas membalut kaki jenjangnya berwarna cokelat muda dan atasan kaos polo berwarna biru dongker yang dimasukkan sehingga terkesan rapi. Pesta kebun di pagi hari membuat kesan tersendiri bagi para siswa. Dan kesempatan ini digunakan para siswa maupun siswi sebagai ajang-mendekati-para-senior. Yunho dan Jaejoong mendekati meja yang sudah ditempati Changmin dan Junsu.

"Jae hyung..." Junsu memekik heboh dan menarik Jaejoong agar duduk di sebelahnya. Changmin hanya memutar bola matanya. Junsu sangat kekanakan menurutnya.

"dimana Yoochun?" tanya Yunho.

"sedang ke kamar mandi hyung" Jawab Junsu.

"chunnie bilang kemarin kau demam. Aish, aku sangat khawatir hyung" Yunho tersenyum melihat sahabatnya terlihat sangat akrab dengan Jaejoong

"hanya demam biasa su, tidak perlu khawatir"

"kau harus menjaga kesehatan hyung, makanlah yang banyak kau terlalu kurus menurutku, dan jangan suka berkelahi, lihat wajahmu yang sudah tidak cantik ini eoh" celoteh Junsu. Jaejoong hanya tersenyum, sebenarnya ia merasa tidak nyaman jika ada yang mengatainya cantik, tapi mau bagaimana lagi, memprotes Junsu juga tidak ada gunanya.

"jangan dengarkan dia hyung, kau nampak sempurna dengan bentuk tubuh yang seperti ini, dan kau masih sangat cantik dimataku" Changmin menimpali.

"jangan bilang kau tertarik dengan Jaejoong Shim!" Yunho memandang tajam kearah Changmin, aura disana berubah menjadi angker seketika.

"aku tidak tertarik dengan pria hyung" Changmin memutar bola matanya, sungguh aura mistis yang menguar dari tubuh Yunho tak membuatnya takut sama sekali.

"jangan lupa jika Kyuhyun bergender Pria Shim"

"diam kau bebek montok" Changmin memelototkan matanya.

"kau sangat tidak sopan Tiang cacingan, panggil aku hyung! Bahkan umurmu jauh dibawahku" Junsu juga ikut memelototkan matanya.

"in your dream dude!" smirk Changmin.

"ughhhhh" Junsu memberenggut, sedangkan Yunho dan Jaejoong hanya tertawa kecil melihat pertikaian dua sahabatnya.

Acara sudah dimulai, dari sambutan hingga acara minum teh juga sudah berlangsung, kini para murid sedang berburu di stand makanan yang disediakan sekolah, bukan hanya stand makanan yang disediakan sekolah tapi stand-stand penjual pernak-pernik, stand permainan bahkan stand untuk meramal juga didatangkan oleh pihak sekolah. Sungguh acara musim gugur yang menyenangkan.

Yunho dan Jaejoong duduk di sebuah banggu dibawah pohon maple, mereka sedang memperhatikan permainan sulap di panggung utama sambil menikmati Yoogurt Stroberi yang mereka beli disalah satu stand. Sesekali mereka tertawa menyaksikan aksi sulap yang lucu.

"ahhhh sungguh pemandangan yang sangat indah" ujar seorang Yeoja tak jauh dari tempat YunJae berada.

"Go Ahra-ssi, apa yang kau lakukan?" ucap Boa setelah mengatasai keterkejutannya karena terpergok sedang mengintip YunJae, apalagi yang memergokinya adalah gadis paling menyebalkan menurutnya.

"ckckckckc, kau sangat menyedihkan Boa." Decak Ahra.

"apa maksudmu?"

"maksudku? Oh ayolah, jangan sok polos didepanku. Tunanganmu lebih memilih bersama pelacurnya daripada gadis manis yang sangat anggun yang notabennya adalah tunangannya" ujar Ahra penuh dengan nada menyindir.

"apa kau mau bekerjasama denganku untuk menyingkirkan pelacur itu heum? Jadi kita bisa bertindak sportif untuk mendapatkan Yunho" lanjut Ahra.

"hahahaha, kau sangat lucu Ahra-ssi" Boa tertawa sumbang.

"kau meragukanku? Bahkan kemarin aku menyewa preman sekolah lain untuk menghajar pria busuk itu... aishh, aku bahkan tak sudi menyebut namanya"

"Apa kau sedang mengajakku bersekutu? Kuberitahu kau tiga hal, pertama Yunho oppa dan Jaejoong hanya teman kecil. Dan kedua, aku sangat tidak tertarik dengan penawaranmu. Yang ketiga, kita tidak akan pernah bersaing, karena aku tunangan yunho oppa jadi sudah dapat dipastikan akulah yang akan mendapatkannya" gadis itu pergi setelah menyelesaikan ucapan sombongnya.

"dasar gadis gila" kekeh Ahra

'aku akan menghancurkanmu pria busuk, dengan atau tanpa bantuan Yeoja gila itu" smirk Ahra.

Ditempat lain, Yunho dan Jaejoong sudah tidak berada di tempatnya lagi. Kedua sejoli itu kini tengah berada di stand peramal. Mereka berdua duduk berdampingan di depan sang peramal. Wanita peramal itu menyuruh YunJae mengocok kartu tarrot bergantian kemudian menatanya di meja. Satu persatu kartu Tarrot itu di buka.

Peramal itu mengernyitkan dahi "sebutkan nama kalian" ujarnya.

"Jung Yunho"

"Kim Jaejoong"

"tangan kalian" peramal itu mengulurkan kedua tangannya, tampak ragu-ragu namun Yunho dan Jaejoong membalas uluran tangan peramal itu. Tak beberapa lama peramal itu melapeskan tangan YunJae.

"takdir kalian sangat kuat. Di kehidupan sebelumnya, saat ini dan selanjutnya kalian akan tetap bersama. Hanya itu yang bisa saya baca. Kartu kalian kosong tidak bisa dibaca, begitu juga takdir kalian. Tapi, kekosongan ini menyiratkan bahwa kalian memiliki takdir yang sangat kuat. Semoga kalian bahagia" ujar peramal itu. Yunho dan Jaejoong saling berpandangan. Setelah memberi upah, mereka segera pergi dari tempat itu, walaupun dibenak mereka masih menerka-nerka maksud ucapan peramal itu.

"ramalan yang aneh. Apa benar kita seperti itu?"

"mungkin peramal itu mengucapkan hal yang sama pada setiap pengunjung"

.

.

.

I'm

.

.

."Joongie, bisa eomma bicara sebentar?"

Jaejoong memandang ibu kekasihnya itu heran. "bicara saja eomma" jawab Jaejoong ramah.

"tapi tidak disini sayang"

"kajja, kita kekamar Joongie" dan mereka berjalan menuju kamar yang di tempati Yunho dan Jaejoong.

Siang itu menjadi saat tersuram bagi Jaejoong. Ia mengetahui semuanya. Sungguh, hati kecilnya sangat ingin menangis tapi harga dirinya sebagai seorang lelaki melarangnya. Hal yang di ucapkan bukan hanya membuatnya bersedih namun juga meruntuhkan dunianya. Tidak, dia tidak boleh menangis, dia seorang lelaki, dan sudah sepantasnya lelaki tidak menangis.

"boo... Gwenchana?" tanya Yunho saat melihat malaikatnya berdiri di balkon kamar.

"hei, ada apa? apa yang eomma katakan padamu tadi?"sebelum ia kekamar, ia melihat sekilas eommanya keluar dari kamarnya dengan berlinang airmata.

"gwenchana" ucap Jaejoong hampir tak terdengar

"Boo... Aphhhh" belum sempat ia menyelasaikan kalimatnya Jaejoong mendaratkan bibir penuhnya ke bibir hati milik Yunho. Melumat dan menyedotnya kasar. Yunho tahu Jaejoong sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Ia hanya membiarkan Jaejoong mendominasinya, membiarkan prianya melampiaskan kesedihannya, ia membuka mulutnya dan sesekali membalas lumatan Jaejoong.

Jaejoong melepas tautan bibir mereka, mendorong tubuh Yunho hingga terlentang ke ranjang besar yang ada di kamar itu. Sama sekali Yunho tidak merasa dilecehkan dengan keadaan ini, Yunho sama sekali tak peduli walaupun ia didominasi karena pada akhirnya ia tetap yang akan memasuki, ia justru senang jika Jaejoong mau membagi kegundahan hatinya, walaupun dengan cara ekstrim seperti ini. Jaejoong melepas celana jeans dan kaosnya tergesa, setelah tobuhnya benar-benar naked ia menaiki tubuh Yunho, kembali mencium bibir pria itu ganas.

"emmhhh shhhh ahhhhh" Yunho melepaskan ciuman. Mengelus bibir bengkak Jaejoong yang memandangnya sayu dengan ibu jarinya, tangan kirinya masih merengkuh pinggang Jaejoong.

"kau yakin" tanya Yunho, ia mengelus pipi tirus Jaejoong dengan punggung tangannya. Jaejoong turun dari tubuh Yunho lalu menidurkan tubuhnya di sampung pria itu. Yunho mendudukkan tubuhnya dan memandang apa yang dilakukan pria cantik itu dalam diam.

Jaejoong menekuk lutut dan mengangkangkan kakinya. Juniornya yang tegak serta lubang analnya yang berkedut membuat libido Yunho naik.

"kau tidak mau melakukannya heum?" ujar Jaejoong dengan suara sexynya.

"oh Shit. You're so damn sexy Jae" seperti kebakaran jenggot Yunho melepas melapas pakaiannya, dan tak perlu waktu lama ia menjadi benar-benar naked sama seperti pria dibawahnya.

.

.

.

I'm

.

.

.

"aghhh aghhh shhhh Yunhhh" desah Jaejoong.

"mhhh shhhh mhhhhh"

"agkhh shhhh Yuunnnn ouwhhh shhhh aghkk"

Pekikan nikmat seiring hujaman keras junior Yunho pada lubang anal Jaejoong. Hari sudah gelap dan tidak ada tanda-tanda dari mereka akan segera mengakhiri kegiatan panas tersebut. Entah Yunho atau Jaejoong sepertinya enggan mengakhiri kenikmatan itu, dan demi Tuhan ini sudah pukul enam sore, mungkin satu atau dua Jam lagi keluarga Boa akan tiba di mansion Jung, dan mungkin kedua makhluk yang sedang mendesah nikmat itu tidak menganggap serius acara makan malam nanti.

"aghhh agkkkhhh agkkhhhhhhh Yunhoooo"

"shhhhh emhhh Boooo"

Pekikan keduanya saat mencapai puncak kenikmatan. Entah sudah kali keberapa mereka keluar bersama.

"Yunhhh shhhh keluarkan... penuh"

"aku ingin sekali lagi Boo" Yunho mengecupi seluruh permukaan wajah jaejoong.

"hampir 4 jam kita melakukannya Yun"

"tapi aku ingin" manja Yunho. Sungguh pria tampan itu sangat tidak cocok dengan pose seperti sekarang.

"Yah! Terserah kau saja! Aku tak akan membiarkan junior besarmu itu memasuki lubangku" garang Jaejoong. Yunho hanya melongo melihat Jaejoong, setelah dengan tidak elitnya ia di depak(?) dari atas tubuh pria cantik itu.

"Boo, apa kita akan segera memiliki bayi?" tanya Yunho polos dengan posisi masih tertidur dengan Junior yang masih agak tegak. Jaejoong menampik Junior Yunho kasar sebelum turun dari ranjang.

"akhhhhh" teriakan kesakitan keluar dari bibir sexy Yunho. Juniornya terasa sangat ngilu sekarang.

"apa yang kau lakukan Boo, shhhhh" pria itu menelungkupkan badannya sambil meringis. Juniornya masih sedikit tegang dan dengan tidak berkeprimanusiaan Jaejoong menampiknya kasar. Ini lebih menyakitkan daripada terkena tendangan bola.

"sekali lagi kau mengatakan jika aku hamil, aku tak akan segan mengebiri Juniormu yang besar itu Beruang mesum" tepat setelah menyelesaikan kalimatnya terdengar dentingan pintu kamar mandi yang cukup keras.

.

.

.

I'm

.

.

.

Yunho dan Jaejoong berjalan ke meja makan, Jaejoong terus menggerutu pantatnya sakit dan terus menyalahkan beruang mesumnya. Sebenarnya bukan sepenuhnya salah Yunho, tapi salahnya juga sudah menggoda beruang pervert itu. Entah apa yang akan dikatakan bumonim Yunho ketika tahu cara berjalannya aneh, sedikit mengangkang? Seperti penguin? What the hell, ia tak tau harus menggunakan alasan apa jika ditaynya nanti.

"Jae" Ny. jung memeluk Jaejoong

"mianhae ne" lirih Ny. Jung

"gwenchana eomma, ini bukan salah eomma, Joongie tidak apa-apa, sungguh" menciumi wajah cantik Jaejoong. Setelah pelukan terlepas Jaejoong berjalan menuju kursi di samping Yunho.

"Joongie?" panggil Ny. jung ketika Jaejoong baru berjalan beberapa langkah. Dan kemudian menepuk pantat Jaejoong.

"akhhhh" pekik pria cantik itu. Hell, pantatnya sudah sangat sakit dan sekarang menepukka lumayan keras.

"Apa yang kau lakukan pada Joongieku? Yak! Kesini kau anak kurang ajar!" desis Ny. Jung, Yunho memilih kabur dari amukan Ny. beruang galak itu, dan terjadilah aksi kejar-kejaran.

"huh...mereka benar-benar. Apa sangat sakit Jae?"

"mwo?" wajah Jaejoong berubah warna seperti kepiting rebus, aigoo.

"anak jaman sekarang"

"ap...appa" Jaejoong tidak tahu apalagi yang harus ia katakan sekarang, ia benar-benar malu.

"oh ya Jae... emm Appa minta maaf atas semua kejadian yang menimpamu" lanjut pria paruh baya itu.

"kenapa appa minta maaf? Bukan appa yan melakukannya. Harusnya aku yang berterimakasih pada appa" Jawab Jaejoong setelah bisa menguasai rasa malunya.

"mianhae... mianhae" Tn. Jung memeluk Jaejoong. Malam ini, ia bertekad untuk menyelesaikan semuanya.

.

.

.

TBC

.

.

.

Annyeong... Arty kembali lagi membawakan chapter 4.

Ahhh, lega bisa menyelesaikan chapter ini. Maaf jika chap-4 ini lama updatenya dan juga tidak memuaskan u,u apa lagi nc-nya #pundung

Minggu depan Arty ujian semester jadi update chap selanjutnya mungkin bakal ngaret lagi...

FF ini Arty persembahkan buat mami Arty tercinta 'Ernestine Yael', dan juga Arty mau minta maaf buat 'Kendra Wirawan' gara-gara ff ini kamu dimarain sama mami Arty. Joan, Abigael, Billy makasih banget udah nemenin Arty cari dan nonton film 'A Frozen Flower''No Regret' dan beberapa Film gay lainnya (saking banyaknya sampe Arty lupa) segingga Arty bisa membuat adegan Nc di chapter ini. Dan yang terakhir makasih buat yang udah baca, favo, follow, dan review di ff Arty... God bless u.

Balasan Review:

UruRuBaek : ini udah lanjut

AnissCassie : makasih eonni. Emmmm iya apa enggak ya XD

YunJae24 : hahaha ne. Makasih ya... semoga aja dapet hasil yang memuaskan.

Akira : orang tua Yun emang baik sama Jae. Yun ga bakal ninggalin Jae kok. Belum kepikiran mau buat m-preg ato enggak, belom dapet wangsit #plakk

Guest : iya, orangtua Yun udah tau hubungan yunjae kok

MaxMin : ga papa, makasih ya. Iya ini di lanjut.

ShinJiWoon920202 : aku juga blushing waktu ngetiknya xD. Mungkin mau ngawinin YunJae #plakk

Jjorien : kayaknya sih setuju #nahlo konfliknya? Kayaknya masih banyak -_- #digampar. iya ini Arty lanjut, makasih banyak ya. Semoga aja dapet hasil yang memuaskan...

Coupie : konfliknya Arty gusur di chapter depan xD chapter ini buat yang manis-manis dulu #ngekk

Selena jung : iya ini lanjut. Iya pendek #penggalpalaArty

kim anna shinotsuke : ortu Yun udah tau. Setuju dong pastinya eonn. Iya eon ini Arty lanjut...:)

MPREG Lovers : iya ini udah Arty lanjut^^

LeeChunie : belum hamil, Art belum dapet wangsit mau bikin ff ini m-preg ato engga.

ifa. : iya banyak typo, padahal uda bolak-balik Arty edit #pundung. Iya... makasih ne...

Ai Rin Lee : iya, makasih... sebenernya Arty pengen pindah ke sekolah yang biasa, tapi nanti Arty di bunuh sama mami Arty T_T iya ini udah Arty lanjut

Jung HaRa : makasih...

: tentang apa ya? #plakk. Sebenernya Arty juga sebel sama Boa, tapi tuntutan skenario xD

bearnya jung : ortu Boa? Minta Yunho buat ngawinin anaknya yang ga laku-laku mungkin :D #plakk makasih banyak ya... ini udah Arty update.

Maksih banyak yang sudah mau review ff Arty.

Lanjut?

Berkenan meninggalkan review?

Gomawo^^