Sakura tersenyum lalu mendekati sahabatnya satu-persatu, membisikkan sesuatu kemudian pergi. Gaara diikuti Temari dan Sai di belakangnya mendekati Sasuke, Naruto dan Shikamaru, mengalihkan perhatian tiga gadis itu dari Sakura yang sedang berjalan meninggalkan tempat ini. Jangan sampai mereka melihatnya. Batin tiga sahabat itu. Gaara dan Sai sedikit berbasa-basi dengan Naruto dan teman-temannya. Mengobrol, tertawa dan berakhir mengunjungi sebuah restoran yang ada di gedung ini lalu mereka makan bersama.

"Pesan apa saja yang kalian suka, Temari akan membayar semuanya." Ucap Sai sambil tersenyum kemudian memanggil pelayan.

Temari yang sejak tadi diam dan saling melempar tatapan tajam dan kesal dengan Shikamaru reflek mendongak, menatap Sai tak suka yang dibalas senyuman kalem pemuda berambut eboni itu.

Naruto © Masashi Kishimoto. Sejelek dan senistanya fic ini tolong jangan benci Pair/Chara di dalamnya.

Your Eyes Enam

(Male)Laki: Sakura

(Male)Laki: Temari

(Male)Laki: Karin

(Female)Perempuan: Deidara

(Female)Perempuan: Sasuke

(Female)Perempuan: Nara Shikamaru

(Female)Perempuan: Uzumaki Naruto

.

.

.

Sakura berjalan cepat dengan gerakkan tenang mendekati sebuah toko yang menjual jaket, kemeja dan sepatu. Para wanita yang dilewati pemuda itu menatapnya dengan senyuman menggoda yang dibalas senyum ramah oleh Sakura membuat mereka berbisik-bisik dengan pipi merona. Mengambil jaket berwarna gelap, Kemeja putih dan sepatu berwarna senada dengan jaketnya Sakura pergi ke kasir untuk membayar. Setelah urusan bayar membayar selesai dia pergi meninggalkan toko itu untuk mencari keperluannya yang lain membuat gadis-gadis di sana mendesah kecewa dan sebagian mengikutinya.

Pemuda berambut pink manis dan tampan berjalan cepat mencari toilet laki-laki dengan kantung-kantung belanjaan di tangan kanan-kirinya tanpa memperdulikan para gadis yang bersembunyi mengikutinya. Dia masuk ke dalam toilet laki-laki dan berjalan cepat mencari bilik kosong. Setelah menemukan bilik kosong Sakura membuka pintunya dengan gerakan cepat kemudian mengunci pintu. Pemuda tampan berpakain biasa itu membuka kantung belanjaannya mengeluarkan celana jeans biru gelap, kemeja, jaket dan barang-barang lainnya. Sakura mengganti celana dan sepatunya, memakai kemeja dan jaketnya kemudian mengambil sisir kecil yang dia keluarkan dari kantung belanjaan.

Sakura mamakai gel rambut membentuk rambutnya dengan gaya acak-acakkan nan sexy, memakai Eyeliner di bawah kelopak mata dan memasang anting magnet hitam di telinga kanan. Pemuda itu menatap pantulannya di cermin, memastikan penampilannya sudah jauh berbeda dari beberapa menit yang lalu kemudian tersenyum puas.

Sakura membuang sepatu serta celananya ke tong sampah yang ada di toilet kemudian mengeluarkan Handphone layar datarnya. Sembari berjalan keluar dari toilet ia berbicara dengan seseorang di sebrang telepon mengabaikan wanita-wanita yang sejak tadi menungguinya. "Bawakan motorku. Ya. Aku di mall Konoha."

Wanita-wanita yang menunggui Sakura sejak tadi melongo melihat perubahan pada diri Sakura. Jangan tanya mengapa mereka masih mengenali Sakura, sangat mudah mengingat pemuda tampan berambut pink, warna yang sangat langka untuk laki-laki.

Berbeda dari sebelumnya, yang tersenyum ramah, kali ini Sakura mengacuhkan wanita-wanita cantik dan sexy itu. Dia lebih memilih menggulung lengan jaketnya sampai siku serta meninggalkan para wanita yang menatapnya dengan tatapan yang, oh! Entahlah.

...

Sasuke membuka pintu belakang mobil dan memasukkan kantung-kantung belanjaan yang hampir semua isinya pakaian, dan beberapa sepatu dan parfum yang baru dia beli. Jangan tanyakan di mana si cantik pirang Naruto. Gadis pirang itu sudah lebih dulu pulang bersama Gaara membuatnya harus pulang sendiri. Sial!

Uchiha bungsu itu menghentikan kegiatannya membuka pintu kemudi mobil saat melihat motor besar berhenti tidak jauh darinya.

Seorang pemuda tampan mengendari motor Ducati berwarna merah berhenti tepat di samping mobil sedan Sasuke. Pemuda itu memakai pakaian yang tidak cukup rapi ; kemeja putih, celana jeans biru gelap, serta jaket tebal berwarna gelap dan sepatu mengkilap yang serasi dengan warna celananya. Semua yang ia kenakan terlihat necis dan mahal. Dengan gerakan kasual pemuda itu membuka helem kemudian melempar senyum mempesona pada Sasuke.

Sasuke diam di tempatnya berdiri melihat pemuda yang duduk di atas motor besar merah itu. "Haruno Haru. Kau ingat?" Tanya pemuda itu dengan satu alis terangkat tinggi serta menatap Sasuke penuh harap saat Uchiha bungsu itu menatapnya tanpa berkedip.

Dada Sasuke bergetar melihat pemuda tampan itu. Pemuda yang beberapa malam lalu terlihat rapih dan sopan kini perbanding terbalik dengan penampilannya saat ini. Dia tampan dan sexy dengan rambut merah muda acak-acakkan, serta mata hijau tajam dengan eyeliner sexy di kelopak mata dan anting hitam di telinga kanannya. Badboy yang sexy.

Pemuda berambut pink itu melambai-lambaikan telapak tangan besarnya. "Hei. Uchiha, kau ingat aku, kan?"

Sasuke mengangguk pelan. Malu dengan tatapan pemuda itu yang menatapnya dengan mata hijau tajamnya. "Ya." Gumamnya salah tingkah. Ayolah, Uchiha! Ada apa denganmu, huh!

Pemuda tampan itu turun dari motornya lalu berjalan mendekati Sasuke. Dia mengukur tinggi tubuh Sasuke dengan tinggi tubuhnya yang tinggi kemudian menyeringai saat tahu Sasuke tingginya hanya sebahu. "Kau sangat pendek." Ejeknya disertai kekehan saat melihat Uchiha itu membuang muka kesal.

Tanpa persetujuan dari Sasuke pemuda itu menarik lengan Sasuke saat seorang pria berpakaian serba hitam mendekatinya. Sasuke tidak diam saja, dia menggerak-gerakkan tangannya yang dicengkram lembut namun kuat oleh pemuda berambut pink itu. "Antarkan mobil Nona ini ke kediaman Uchiha." Ucapnya ramah nan tegas lalu merebut kunci mobil di tangan Sasuke dan mendapat tatapan tajam dari gadis bungsu Uchiha itu. Sakura melempar kunci Sasuke pada pria berjas hitam yang berdiri tidak jauh darinya.

"Apa yang kau lakukan!" Kesal Sasuke. Oh, ayolah perasaan malu-malu dan getaran di dadanya lenyap sudah karena tingkah menyebalkan pemuda pink di depannya.

Sakura menatap Sasuke dalam. "Kau pulang denganku."

...

Seorang pemuda berdiri di terotoan jalan dengan wajah menekuk kesal serta kedua lengan terlipat di depan dada. Wajahnya merah, rahangnya mengeras, kedua tangannya terkepal erat. Rasanya pemuda itu ingin memukul sesuatu. "Sialan!" Maki pemuda pirang itu sambil menendang kaleng minuman kosong.

"SAI BAKA! GAARA BAKA! SAKURA BAKA! TEMAN-TEMAN BAKA!" Umpat pemuda itu seraya mendang apapun yang ada di depan kakinya. Dia berjalan dengan kepala menunduk sambil menendang apapun yang ada di hadapannya. Temari sedang sangat kesal pada tiga sahabatnya yang dengan tega meninggalkannya sendiri hanya karena seorang wanita.

"Kau pulang dengan Sai, ya? Aku mau mengantar Naruto." Gaara menyeret Naruto yang masih belum sepenuh mengerti dengan keadaan sekitar. Pemuda berambut merah bata itu merangkul pinggang Naruto posesif membuat gadis sexy berambut pirang itu mendongak menatapnya ngeri.

Jidad Temari semakin berdenyut mengingat kejadian itu, saat Gaara meninggalkannya, Sai, dan Sasuke di Mall. "Sialan! Awas saja nanti, akan aku kupukul kepala merahnya dengan tongkat basball." Ini pertama kalinya Gaara melakukan hal ini hanya karena seorang wanita, meninggalkan teman-temannya. Kepala Temari kembali berkedut.

Sai memberhentikan motornya di tepi jalan. Pemuda berambut sehitam eboni itu menoleh menatap Temari yang duduk di belakang. "Kau bawa ponsel?"

Temari mengangguk. "Kalau begitu kau bisa menelpon taxi. Turun di sini."

"Apa?!"

Sai tetap pada eskpresi biasanya, tersenyum. "Aku ada urusan."

Temari meremas gemas kepalan tangannya, dia benar-benar gatal ingin menonjok wajah Sai. Gaara, Sai dan Sakura semuanya sama saja. Kelihatannya saja tidak tertarik pada wanita tapi sekalinya tertarik teman dilupakan begitu saja. Menyebalkan. Sedang asik-asiknya meremas kepalan tangan Temari dikejutkan bunyi klakson di belakang.

Sebuah mobil hitam berhenti di samping Temari yang sedang mengepulkan uap panas di kepala. Kaca mobil itu turun memperlihat seorang gadis berambut hitam diikat kuda did belakang kemudi. Gadis berambut hitam mengenakan kacamata hitam. Gadis itu membuka kacamatanya lalu menatap malas Temari. "Masuk."

Melihat wajahnya membuat Temari tambah kesal. Temari melipat tangan di depan dada kemudian membuang muka. Dengan tangan terlipat dan wajah menatap sisi jalan Temari berjalan cepat meninggalkan si pengendara mobil yang tadi menyuruhnya masuk. Enak saja. Sudah menyiramnya dan sekarang memerintah seenaknya.

Mobil tadi berjalan perlahan menyamai langkah Temari. "Jangan merepotkan. Cepat masuk!"

"Aku tidak mau."

"Aku akan mengantarmu pulang."

Temari melirik sinis. "Laki-laki sangat anti diantar perempuan."

Gadis di belakang kemudi itu mendengus. "Kau laki-laki? Aku kira banci."

"Tidak terimakasih. Aku bisa menelpon orang rumah untuk menjemputku." Kesal Temari.

"Seperti anak TK." Gadis itu menyindir dengan senyuman sinis. "Egomu itu sangat merepotkan."

"Kau juga merepotkan!" Dan mereka terus seperti itu.

...

Sakura tidak langsung mengantar Sasuke kerumah melainkan mengajak paksa Uchiha bungsu itu mengitari kota ini dengan sepada motor besarnya dan mampir di lestoran untuk makan.

Itachi berdiri di depan gerbang dengan punggung bersandar pada dinding pagar dan tangan terlipat di depan dada. Tatapannya tajam dan dingin. Dia sedang menunggu adik perempuannya yang belum kembali, dia juga sudah menghajar sopir yang hanya mengantar mobil milik Sasuke tapi tidak dengan Sasuke. Sulung Uchiha itu juga sudah gatal ingin menghajar pemuda sialan yang membawa adiknya.

Sebuah motor besar berwarna merah berhenti tidak jauh dari mansion Uchiha. Dua manusia berbeda gender yang duduk di atas motor itu tampak saling beragumen tanpa menyadari sepasang mata tajam menatap mereka intens. "Sudah? Aku sudah mengantarmu pulang seperti yang aku janjikan." Ucap pemuda pink itu kalem saat melihat gadis cantik itu cemberut.

"Sasuke!" Panggil Itachi.

Mata hitam Sasuke melotot melihat Itachi berjalan mendekatinya. "Kau membuatku dalam masalah." Bisiknya gusar. "Cepat pergi."

Sakura mendengus, tidak mau menuruti perintah Sasuke. "Aku ingin bicara dengannya."

Kepalan tangan Sasuke mendarat di kepala merah muda Sakura, menjitak pelan kepala merah muda itu. "Lain kali saja. Waktunya tidak tepat. Cepat pergi!"

Memutar bola mata malas Sakura memakai helemnya. Dia menggas motornya saat Itachi berlari ke arahnya dan semakin dekat. "Jangan lari pengecut!" Teriak Itachi kesal. Tatapan sulung Uchiha itu kini sepenuhnya menatap Sasuke. "Apa?" Tanya Sasuke sembari berjalan melewati Itachi.

Itachi mengikuti Sasuke di belakang. "Kau pergi dengannya. Dengan pria berengsek itu."

Sasuke menghembuskan napas kasar. Dia membuka pintu kamarnya yang berada di lantai tiga kemudian menutupnya kasar. Punya kakak terlalu over protektif itu sangat menyebalkan.

...

Sebagian besar anak-anak KHS menghabiskan jam pagi menunggu bel di kantin Sekolah, sisanya di atap, lapangan basket, lapangan bola, kelas dan taman. Ada juga yang dengan nekad menghabiskan waktu di luar lingkungan sekolah.

Seorang gadis berambut hitam berwajah dingin, jutek, memasuki ruang kelas. Dia melepas tas talinya kemudian meletakkan di dekat samping tubuh pemuda yang duduk satu bangku dengannya. Pemuda itu memakai kaca mata tebal, memiliki warna rambut tidak normal dengan gaya shagy style dengan godek yang cukup panjang membuatnya terlihat hot, manis, unyu, comet, dan sebagainya.

Merasa diperhatikan pemuda berambut pink yang sedang membaca buku LKS itu menoleh ke samping, menatap malas gadis berambut hitam yang sejak tadi memperhatikannya. "Apa? Ada yang salah denganku?" Tanyanya menyipitkan mata.

Gadis itu tersentak. Tak lama kemudian menyipitkan mata dan melipat tangan di bawah dada. "Tidak." Jawabnya ketus kemudian pergi berlalu. Dia sedang malas berdebat dengan musuh bebuyutannya satu itu. Walaupun Sasuke akui sangat penasaran pada Sakura, penasaran kenapa pemuda itu memiliki wajah dan warna rambut yang sama dengan Haru. Sakura miskin, cupu, kutu buku, sementara Haru kaya, keren dan modis. Atau jangan-jangan Sakura dan Haru saudara kembar yang terpisah karena kecelakaan, atau tertukar di Rumah Sakit seperti di film- film. Mungkin.

Pemuda berambut merah muda itu mengangkat bahu acuh melihat Sasuke ke luar kelas sambil menepuk-nepuk jidad, lalu membuka lembar buku baru.

Bel pulang belum lama berbunyi semua murid berhambur keluar kelas dengan riang dan penuh semangat. Sakura mengemas buku dan peralatan sekolah sama halnya seperti Sasuke. Mereka saling melirik kemudian membuang muka saat tanpa sengaja saling menatap satu sama lain. Selama pelajaran berlangsung Sasuke dan Sakura tidak berdebat seperti biasa, memilih saling diam, menulis dan memperhatikan Guru. Jam istirahat juga sama, Sasuke lebih memilih pergi ke kantin sementara Sakura memilih pergi ke perpustakaan.

Sasuke berdiri gelisah di depan gerbang sekolah, sesekali dia melirik Sakura yang duduk mengerjakan sesuatu di pos satpam. Dia merasa Sakura memperhatikannya tapi saat dia menoleh Sakura sedang serius mengerjakan sesuatu di pos satpam. Sasuke mendengus sambil mengotak-atik hp-nya. Sudah lewat setengah jam dia menunggu Itachi, hampir semua siswi sudah pulang dan dia mulai kesal. Kemana Itachi dan para supir, apa mereka semua melupakannya. Kalau saja tadi pagi dia bawa mobil sendiri mungkin tidak akan seperti ini. Dia menyesal tidak bawa mobil dan tidak menumpang mobil si Pirang sexy Naruto.

"Jangan melihatku!" Seru Sasuke. Wajahnya menoleh menatap tajam Sakura.

"Aku tidak melihatmu, Uchiha."

"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau belum pulang? Kau menguntitku?"

"Tidak." Sakura mengangkat bukunya, meyakinkan Sasuke kalau ia memang sedang mengerjakan tugas. "Nanti malam ada pemadaman di tempatku. Aku sedang mengerjakan tugas Asuma- sensei. Nanti malam gelap." Katanya, sambil mengangkat bahu.

Pemuda kacamata tebal sexy itu mengemas bukunya, memasukkan ke dalam tas punggung. Sedikit berbasa-basi dengan satpam di pos pemuda pink sexy itu kemudian berjalan mendekati Sasuke. Sakura berdiri di samping Sasuke. "Mau tetap di sini sampai berjamur, atau pulang denganku naik Bis?" Tanyanya sembari menoleh menatap Sasuke di sampingnya dengan senyuman ramah.

Sasuke duduk di bangku kiri dekat jendela bersebelahan dengan seorang wanita berambut merah panjang, di belakangnya Sakura di posisi yang sama, dekat jendela, bersebelahan dengan seorang kakek tua. Kalau saja langit tidak gelap bertanda akan hujan, dia tidak mau ada di sini, di dalam bis yang penuh dan sesak. Beruntung dia mendapatkan bangku kosong tadi.

Kepala Sasuke bersandar pada sandaran jok mobil dikarenakan joknya tidak berdekatan dengan kaca jendela, menatap rintikan hujan di kaca. Di belakang Sasuke Sakura mengobrol seru dengan kakek tua yang bersebelahan dengannya. Tak jarang emerald pemuda pink itu melihat Sasuke lalu kembali menatap kakek tua yang mengajaknya mengobrol.

Duk.

Suara benturan kecil mengalihkan tatapan Sakura, yang semula menatap lawan bicaranya kemudian melihat Sasuke yang meringis memegangi jidad karena terbentur kaca jendela. Sepertinya Uchiha bungsu itu mengantuk.

Sasuke mengusap-usap jidadnya sembari menguap kecil. Perlahan, matanya menyipit kemudian terpejam. Saat gadis bungsu Uchiha itu benar-benar terlelap dan tidak lagi menjaga keseimbangan kepalanya, kepala hitamnya kembali akan terpantuk kaca jendela yang kemudian di tahan tangan Sakura. Dengan hati-hati tentunya, takut membangunkan singa yang mengantuk. Di sepanjang perjalanan Sakura menjadikan lengannya menjadi sandaran kepala Sasuke.

Sasuke mendengkur dengan aliran sungai di sudut bibirnya. Sakura sedikit mendengus. Perlahan, dihapusnya aliran sungai di sudut bibir Sasuke menggunakan ibu jarinya. Ia tersenyum sembari mengusap pipi seputih persolen gadis itu. "Kau manis." Bisiknya.

Bis yang ditumpangi Sasuke dan Sakura berhenti di halte. Semua penumpang segera turun menyisakan Sasuke dan Sakura di dalamnya. Sakura menyampir tas punggungnya di bahu kemudian berjalan mendekati bangku Sasuke. "Hei." Diguncangnya pundak gadis cantik berambut gelap itu hati-hati. "Bangun. Kita sudah sampai." Sasuke melenguh dan menggeliat di kursinya sampai kepalanya membentur jendela kaca. Bukannya bangun gadis itu malah semakin mendengkur keras. "Hei, cepat bangun! Kau mau aku tinggal hah!?" Sakura mendengus kesal melihat Sasuke yang semakin keras mendengkur. Ia berjalan mendekati pintu bis berniat meninggalkan gadis itu. Tapi ketika sudah sampai di luar pintu dia kembali mendekati Sasuke. Dipakainya tas punggungnya di depan dan menyampirkan tas Sasuke di bahu kirinya kemudian menggendong gadis itu.

Sakura menghela napas lelah dan berhenti melangkah. Diliriknya Sasuke di belakang kemudian mendengus melihat gadis itu yang enak-enakan tidur di gendonganya. "Sedikit lagi. Hanya tinggal sedikit lagi. Haah... kenapa kau berat sekali sih." Gerutunya. Sakura kembali melangkahkan kakinya dengan berat. Sedikit lagi. Sedikit lagi ia sampai depan gerbang Uchiha. Ya, hanya tinggal sedikit lagi. Dengan susah payah Sakura berjalan mendekati gerbang rumah Uchiha. Dia sudah benar-benar lelah. Bagaimana tidak lelah menggendong Sasuke dari halte yang jaraknya cukup jauh dari rumah Sasuke, apa lagi mengingat berat badan Sasuke yang lumayan.

Sasuke menggeliat dan mengeratkan pelukkannya di lehar Sakura membuat pemuda berambut pink itu sedikit mendengus. "Punggungmu hangat." Gumam Sasuke yang masih tertidur. Langkah Sakura terhenti, pemuda berambut pink itu diam membeku mendengar perkataan Sasuke. "Aku menyukainya." Gumam gadis itu lagi.

Sakura tersenyum. "Kau menyukainya?" Sakura tersenyum geli merasakan rambut Sasuke menggesek lehernya saat putri bungsu Uchiha itu menganggukkan kepala. "Kalau begitu nikmatilah." Ia kembali tersenyum. Sebuah senyuman tulus. Sasuke yang tidak sadar juga tersenyum. Dia sangat menyukai punggung hangat orang yang menggendongnya ini.

...

Sasuke menatap sekelilingnya. Ini kamarnya, tapi bagaimana ia bisa ada di sini? Bukankah ia tadi ada di bis bersama ... si cupu Sakura? Lalu bagaimana ia bisa ada di sini. Sasuke berlari keluar kamar, kebetulan ada maid melintasi kamarnya. "Siapa yang mengantarku pulang?"

"Pemuda tampan berambut pink, Nona." Jawabnya sembari tersenyum.

'Sakura.'

Maid itu menunduk sopan kemudian pergi meninggalkan Sasuke yang tampak syok. Bagaimana Sakura tahu rumahnya? Sasuke segera berlari ke ruang CCTV. Disuruhnya penjaga CCTV ke luar kemudian memutar rekaman CCTV setengah jam lalu.

Sakura menggendongnya di belakang. Entah kenapa melihatnya hati Sasuke berdebar. "Dia tidak semenyebalkan itu ternyata." Senyumnya malu-malu.

.

.

.

Sakura membuka sedikit celah gorden jendelanya mengintip kakak perempuannya dengan seseorang di halaman depan. Matanya menyipit melihat Mobil sport BMW Z3 merah dengan atap sengaja dibuka, mobil itu sepertinya tidak asing. Keningnya berkerut melihat pemuda berambut merah memakai kacamata kotak yang berjalan berdampingan dengan kakaknya sambil bergurau. Mereka terlihat, dekat?

"Karin? Apa yang dia lakukan di sini?"

Mademoisellenna, kazekageashainuzukaasharoyani, Noer nino chan, mantika mochi, zeedezly clalucindtha, FiaaATiasrizqi.

Thanks for Review :)