Promise
Summary : Sasuke sudah kembali ke Konoha, tapi Naruto yang dari dulu selalu menginginkan kepulangan Sasuke justru semakin menjauh dari Sasuke. Sampai memutuskan untuk menetap di Suna yang memakan waktu lama. Apakah benar Naruto menghindarinya dan membenci nya? Atau justru sebaliknya?
Rate : M
Pairing : NarutoXSasuke
Disclameirs : Masashi Kishimoto
Warning : Yaoi, BL Lemon, Mpreg, OOC, Mistypos, Gaje
DON'T LIKE, DON'T READ, ARE YOU BLIND OR SOMETHING? I TOLD IT'S A YAOI, DON'T LIKE, DON'T READ OK? NO FLAME
Promise
Saat ini perang dunia shinobi telah usai berkat kerja sama para shinobi dalam menciptakan kedamaian dunia. Tak lepas dari duo pahlawan Konoha yaitu Naruto Sasuke bersama para shinobi tangguh lainnya. Keadaan kembali seperti semula walau sisa kekacauan masih tampak, dan yang terpenting Sasuke sudah kembali ke Konoha. Disambut sebagai pahlawan, bersama Naruto, seseorang yang selama ini tak henti berjuang untuk mendapatkan Sasuke nya kembali. Ya, Uzumaki Naruto telah menyadari, bahwa perasaannya terhadap Sasuke bukan hanya sebatas saudara ataupun teman yang selalu ia umbarkan pada setiap orang saat melihat kegigihan Naruto untuk terus bertambah kuat, dengan berlatih tanpa mengenal waktu demi menyelamatkan Sasuke alasannya pada saat itu.
Bahkan Naruto rela meninggalkan Konoha dan tidak menikmati ramen yang menjadi makanan favorit dan sebagai penyambung hidupnya dikarenakan hanya ramen satu-satunya makanan yang menunjang karena ia yang sedari kecil hidup sebatang kara. Dengan tatapan hina dan benci dari penduduk desa yang membenci keberadaannya. Tapi sekarang semua berubah, seorang Uzumaki Naruto tumbuh kian matang dan dewasa. Selain bertambah kuat dan merupakan calon tunggal Hokage, Naruto yang berkulit tan tampak semakin macho dengan tubuh berotot yang terlihat sexy walau selalu tersembunyi dibalik seragam Anbu yang melekat kokoh pada tubuhnya.
Sejak kepulangan Sasuke, Naruto, Sasuke dan beberapa ninja angkatannya telah berhasil menjadi chunin mengikuti jejak Shikamaru, bahkan Naruto, Sasuke, Neji dan Shikamaru yang dulu sebagai chunin telah berhasil menjadi jounin. Sasuke telah diangkat secara resmi sebagai kapten Anbu, dengan kepercayaan penuh dari masyarakat desa, sebenarnya ini juga merupakan permintaan khusus dari Naruto sendiri. Tapi ia tidak ingin Sasuke mengetahui bahwa Naruto adalah penjamin, Naruto berani menjamin Sasuke pada Tsunade bahwa tidak mungkin sang Uchiha terakhir itu mengkhianati desa lagi. Bukankan semua keinginan Sasuke telah terwujud?
Tidak banyak perubahan dalam sosok Sasuke, tetap bersikap dingin, tapi sekarang justru Naruto lah yang bersikap dingin. Ia seakan menjaga jarak dengan Sasuke. Selain dikarenakan Sakura dan Karin yang tak henti mengikuti kemana Sasuke melangkah. Walau yang didapat dari mereka hanyalah ketidak pedulian Sasuke, tapi tampaknya mereka tidak peduli. Sakura bahkan seakan lupa pada Naruto, ia terlalu sibuk mengejar dan mencari perhatian Sasuke walau tidak ditanggapi oleh Sasuke.
"Nghhh Dobe, cepattt, ahh, lebih cepattt mphhh". Naruto semakin terbakar gairah demi melihat keadaan Sasuke saat ini. Tubuh putih Sasuke yang tak henti mengeliat dengan gerakan erotis seiring permaian panas mereka, menambah kilau sang Uchiha saat Naruto semakin mempercepat tempo permainannya yang panas sesuai permintaan terkasih.
Tangan Naruto yang tak henti memanja kejantanan Sasuke sehingga meneteskan precum dengan Sasuke yang semakin bergerak liar menerima kenikmatan yang disuguhkan calon Hokage tersebut. Sasuke lalu menarik leher Naruto tanpa Naruto melepaskan tatapan intens nya pada Sasuke yang terus mendesahkan namanya, Sasuke kemudian mencium bibir Naruto untuk membuktikan betapa ia sangat mencintai pemuda yang telah menguasai seluruh hati dan sekarang tubuhnya.
"Nghhh Narutooo, aku mphhhh, Dobe ahhhhhhh", sesaat kemudian Sasuke klimaks untuk kesekian kalinya. Spermanya langsung mengotori perut six pack Naruto yang berada diatasnya yang, dan beberapa saat kemudian disusul Naruto klimaks dengan meneriakkan nama Sasuke, "nghhhh Sasukeeeeee". Dan sesaat kemudian Naruto terbangun dari tidurnya dengan keringat yang bercucuran dan selangkannya yang terasa basah dan lengket.
"Sial, ternyata mimpi lagi".
Ucap Naruto setelah menyibakkan selimutnya, dan ia hanya dapat mengacak rambutnya frustasi dengan mimpi basah bersama sahabatnya tercinta yaitu Uchiha Sasuke. Sejak kepulangan Sasuke ke Konoha, Naruto sering memimpikan Sasuke sebagai teman bercintanya. Awalnya ia tidak mengerti, dari sekian banyak sahabatnya, kenapa malah Sasuke yang menjadi lawan mainnya? Sampai Naruto menyadari orientasinya yang menyimpang, yaitu mencintai Sasuke. Naruto memang menyadari ketertarikan berlebihan pada Sasuke, dan ia harus melupakan perasaan itu demi dirinya dan Sasuke sendiri.
Naruto kemudian beranjak dari tempat tidurnya dan membersihkan diri, sepertinya ia tidak bisa melanjutkantidurnya. Bukannya ia takut akan memimpikan hal yang serupa, tapi Naruto khawatir ia semakin menggilai keturunan terakhir Uchiha tersebut. Ia takut tidak bisa lagi membedakan mana mimpi dan mana nyata, ia takut akan benar-benar melakukan hal yang dimimpikannya tersebut pada Sasuke.
Sementara Sasuke sebagai klan terakhir Uchiha pasti mengharapkan keturunan. Apa yang bisa ia berikan kepada Sasuke? Mereka berdua sama-sama laki-laki, sebesar apapun rasa cinta mereka, tapi demi kebaikan bersama dan demi kelanjutan klan Uchiha dan Uzumaki mungkin mereka harus mengalah dan melupakan perasaan ini. Tunggu dulu, mereka? Mungkin Naruto, hanya Naruto maksudnya, karena Naruto tidak tau bagaimana perasaan Sasuke padanya. Mungkin sama dengan saat mereka masih genin dulu, yaitu sebagai sahabat atau mungkin rival.
Setelah selesai mandi, Naruto lalu duduk dan tak sengaja matanya jatuh kepada surat dari Gaara sahabatnya yang saat ini sudah berhasil menjadi seorang Kazekage. Gaara mengajukan permohonan pada Tsunade agar Naruto bisa membantu Gaara, sebenarnya ini hanya alasan Gaara. Karena setelah kepulangan Sasuke kembali ke Konoha, Gaara yang mengetahui secara pasti bagaimana perasaan Naruto pada Sasuke dan dengan alasan sekalian sebagai pelatihan bagi Naruto sebagai Hokage, padahal Naruto sudah tidak mempedulikan itu lagi. Mungkin dengan berada jauh dari Konoha dan Sasuke, Naruto bisa melupakan Sasuke, mungkin permintaan Gaara akan menjadi pemecahan dan jalan keluar bagi Naruto.
Naruto lalu melihat jam yang ternyata masih menunjukkan jam 11 malam, mungkin karena tadi sore ia tidak jadi makan ramen, karena pada saat akan makan ramen, tidak sengaja ia melihat Sasuke, tapi sesaat ia mengurungkan niat untuk meminta Sasuke untuk menemaninya makan untuk sekedar mengobrol. Apalagi saat melihat ternyata pemuda itu tidak sendiri, dibelakang Sasuke ada Sakura dan Karin terus mengikuti seperti biasa tapi Sasuke tidak mempedulikan ocehan mereka. Sasuke bukan tidak menyadari seseorang yang terus memperhatikannya, tapi saat Sasuke hendak menghampiri orang tersebut, orang tersebut tampaknya telah beranjak. "Dobe" ucap Sasuke saat menyadari Naruto sudah tidak berada disana lagi.
Tentu saja Sasuke tau persis siapa orang tersebut, bahkan tanpa menengok kearah seseorang yang memperhatikannya tersebut, Sasuke dapat merasakan chakra Naruto, kehadiran pemuda tersebut, bahkan aroma khas tubuh Naruto yang selalu ia rindukan. Tapi sikap Naruto yang akhir-akhir ini semakin menghindarinya, juga membuatnya ragu. Bahkan saat ada misi terbaru beberapa hari lagi yang sedang dibahas oleh Kakashi, Naruto tidak datang. Bukan sekali dua kali Naruto menghindarinya.
"Sebenarnya apa sih mau si Dobe itu? Bukankah dari dulu dia yang selalu heboh membawaku pulang kembali ke Konoha, tapi lihat sekarang, ia malah terus-terusan menghindariku". Batin Sasuke memikirkan Naruto dan perubahan sikapnya akhir-akhir ini.
Naruto langsung pulang saat melihat kehadiran dua kunoichi yang selalu mengikuti Sasuke tersebut, dan sebelum Sasuke menyadari keberadaannya, padahal Sasuke tau. Dan oleh sebab itu perutnya lapar saat ini, sepertinya ia harus mengisi dengan sesuatu. Naruto lalu berjalan keluar rumah, ia ingin makan ramen, sekalian mencari udara segar, siapa tau nanti ia bertemu dengan Iruka sensei dan memaksa senseinya tersebut untuk mentraktirnya ramen.
"Oi, Naruto". Panggil seseorang saat Naruto sedang berjalan menuju Ichiraku.
"Oh, Shikamaru, aku pikir siapa". Balas Naruto kemudian.
"Kau mau kemana malam-malam begini?" Tanya Shikamaru sambil terus tetap berjalan mengikuti Naruto"
"Aku lapar Shika, jadi aku mau ke Ichiraku, bagaimana kalau kau mentraktirku?" Tanya Naruto pada Shikamaru yang hanya dibalas dengan "mendokusei" andalannya.
"Haahh, baiklah, tapi kita ke kedai yakiniku saja, lagipula aku butuh minum ssaat ini, dan sepertinya kau butuh teman cerita". Jawab Shikamaru yang hanya dibalas cengiran dari Naruto. Memang Shikamaru pantas dijuluki jenius, selain sebagai sahabat baik Naruto, terkadang Shikamaru menjadi tempat Naruto bercerita atau meminta usul dikarenakan Naruto sangat percaya pada Shikamaru.
"Kenapa Shika? Sepertinya kau sedang dalam masalah besar". Tanya Naruto setelah mereka duduk dan memesan yakiniku dan sake untuk Shikamaru.
"Itu Cuma perasaanmu saja Naruto, aku hanya ingin minum saja, kebetulan bertemu denganmu, makanya aku mengajakmu, Chouji sepertinya sudah tidur, aku tidak mungkin mengajak Kiba karena dia selalu melarangku minum, dengan Shino? Yang ada aku tertidur karena dia terlalu pendiam, dengan Lee? Aku tidak mau kejadian yang menimpa tim Guy sensei terjadi padaku kalau Lee mabuk. Apalagi mengajak para gadis seperti Sakura atau Ino minum, yang ada mereka asyik cekikian berdua membuat telingaku sakit saja. Ucap Shikamaru panjang lebar yang hanya dibalas anggukan setuju dari Naruto.
"Dan, kalau aku mengajak Sasuke, belum tentu dia mau, lagipula kami tidak terlalu dekat, dan memangnya kau tidak keberatan"? Tanya Shikamaru langsung menatap Naruto yang sedikit terkejut saat mendengar pernyataan Shikamaru terakhir.
"Apa maksudmu Shika? Tidak ada urusannya denganku kan? Sasuke mau berhubungan dengan siapapun aku rasa itu bukan urusanku". Balas Naruto sambil tersenyum miris membayangkan hubungannya dengan Sasuke akhir-akhir ini dan jarak yang semakin membuat mereka semakin jauh dikarenakan Naruto sendiri yang menghindari berada di ruang yang sama dengan Sasuke.
"Hahhh, kau memang merepotkan Naruto". Ucap shikamaru kemudian.
"Sebenarnya aku memang akan ke rumahmu tadi, Kakashi sensei memintaku bicara padamu. Ada apa lagi antara kau dengan Sasuke? Apa kalian bertengkar lagi? Aku dengar kau tidak datang saat rapat untuk misi bersama Sasuke. Bukankah keinginanmu sudah terkabul? Kau telah berhasil membuat Sasuke kembali ke desa. Sekarang kenapa kau bersikap menghindarinya?" Tanya Shikamaru, sambil menuangkan sake pada gelasnya dan gelas Naruto.
Naruto hanya terdiam mendengar pertanyaan Shikamaru. "Aku beritahu ya, kau dan Sasuke sama-sama ninja yang kuat, dan aku yakin bila Sasuke bertarung melawanmu pun, aku berani bertaruh, Sasuke pasti kalah, jadi kau tidak perlu merisaukan Sasuke lagi, dia bukan sainganmu lagi. Lagipula kalian akan menjalani misi bersama bukan? Bagaimana kau bisa menghindarinya terus seperti ini? Bersikaplah lelaki dan professional Naruto". Ucap Shikamaru.
"Terima kasih Shika, tapi kau tidak perlu memikirkan sampai sejauh itu, aku akan bertanggung jawab sebagai seorang ninja yang baik". Balas Naruto, tiba-tiba Naruto merasakan nafsu makannya hilang, sepertinya orang-orang sekitarnya sudah menyadari kalau dirinya menghindari Sasuke. Naruto lalu lebih memilih minum sake yang dari tadi tidak ia sentuh sama sekali, sambil sesekali memutar gelas sake tersebut, sambil membayangkan Sasuke, dan sepertinya justru dialah yang butuh minum saat ini, kenapa Sasuke tidak bisa lepas dan selalu membayang-bayanginya?
"Apa kau membenci Sasuke, Naruto"? Pertanyaan tiba-tiba Shikamaru hampir membuat Naruto menyemburkan sake yang baru ia minum. Naruto berusaha bersikap tenang, ia tau, ia tidak bisa berbohong pada Shikamaru, tapi akhirnya sikap tenang yang selama ini dia selalu tunjukkan tidak bisa dipertahankan lagi apalagi jika berhadapan dengan pertanyaan Shikamaru barusan.
"Bagaimana kau bisa berpikiran seperti itu Shika? Kalau aku benar-benar membencinya, aku tidak akan berlatih keras, berjuang bertahun-tahun untuk membawanya kembali kesini. Kalau aku benar-benar membenci Sasuke aku pasti sudah mati berkali-kali dalam misi tersulit yang berkali-kali hampir merenggut nyawaku, tapi aku selamat, aku berhasil bertahan dalam ujian sesakit dan sesulit apapun, aku berjuang untuk tetap membuka mata ini agar bisa melihatnya kembali".
"Dan kalau aku benar-benar membenci Uchiha Sasuke, aku tidak mungkin tetap mencoba tetap tenang saat seseorang mencoba mengambil posisiku darinya Shika, bagaimana mungkin aku membenci Sasuke yang bahkan dalam mimpi sekalipun aku tak pernah bisa lepas dari bayangnya, bodoh"! Balas Naruto setelah menggebrak meja mereka karena pertanyaan Shikamaru yang memancing dan sangat berlawanan dengan apa yang ia rasakan.
"Kau tau Shika, aku frustasi, aku tak tahan, aku tak sanggup lagi bila tetap berusaha berada disampingnya sebagai seorang sahabat yang akan selalu ada untuk mendukungnya. Aku tidak tau sampai kapan aku sanggup menyembunyikan rasa yang sangat menyesakkan ini, dadaku terasa terbakar setiap mengingatnya, aku sudah mulai gila Shika, dan semua karenanya, apa kau masih berfikir aku membenci Sasuke?"
"Benar, aku membencinya, aku sangat membencinya! Dia membuatku memikirkan hal gila yang mungkin tak pernah terfikir oleh siapapun agar aku mendapatkannya kembali. Dia membuatku merasakan amarah teramat sangat pada diriku sendiri karena harus menahan untuk tak menyerangnya saat dia berada didekatku, dan dia membuatku melupakan diriku yang seorang laki-laki sama sepertinya sehingga aku berfikir aku sudah tak waras karena mencintainya, ya Shika, aku mencintai Sasuke"! Lanjut Naruto.
Untungnya kedai yakiniku tidak terlalu banyak orang karena memang sudah malam, dan Naruto bersama Shikamaru yang duduk agak belakang sehingga tidak ada yang mempedulikan Naruto yang berteriak frustasi pada Shikamaru saat mencurahkan perasaannya.
Sebenarnya Shikamaru sudah tau bagaimana perasaan sahabat pirangnya tersebut pada mantan buronan dari keturunan Uchiha tersebut. Dan Shikamaru hanya ingin perasaan Naruto lega saat sudah mencurahkan uneg-unegnya. Karena mungkin ia lah orang yang tepat mendengar ini semua, ia tau Naruto butuh teman curhat, itulah sebabnya ia tidak menolak waktu Kakashi meminta bantuannya, karena ia tau, Naruto memang membutuhkannya.
Naruto lalu minum, dan membiarkan yakiniku nampak akan mubazir karena ia sama sekali tidak berniat untuk menyentuhnya.
"Aku mencintainya Shika, seorang yang bodoh sepertiku berani mencintai Sasuke. Aku lelaki bodoh yang jatuh cinta padanya, aku memang pantas dipanggil "Dobe, Usuratonkachi". Karena jatuh cinta kepada sahabat yang ku anggap rival selama ini".
Shikamaru hanya membiarkan Naruto terus mengoceh, ia ingin pemuda tersebut setidaknya mengeluarkan uneg-unegnya supaya bisa merasa lega. Tanpa mereka sadari seseorang yang mereka bicarakan dari tadi mendengar dengan jelas isi percakapan mereka. Suigetsu dan Juugo datang mengunjungi Sasuke ke Konoha, hal itu membuat Sasuke sedikit lega karena bisa terbebas dari dua kunoichi yang terus mengikutinya. Suigetsu lalu memaksa Sasuke untuk mentraktirnya minum, karena sudah lama mereka tidak bertemu, walau Sasuke pada awal menolak, tapi akhirnya ia mengikuti kemauan teman mantan satu tim nya tersebut.
Sasuke tidak menyangka saat melihat Naruto dan Shikamaru juga ternyata berada disana. Karena tidak ada pilihan lain, akhirnya Sasuke membiarkan Suigetsu memesan yakiniku, dan beberapa botol sake untuk menemani mereka mengobrol. Sasuke terus memperhatikan gerak gerik Naruto dan Shikamaru yang awalnya mereka hanya terlihat seperti mengobrol, Sasuke bahkan melihat Naruto tersenyum yang ia sendiri sudah lama tidak melihat senyum tulus Naruto. Naruto selama ini terkesan terpaksa berada didekatnya, dan itu membuat dadanya terasa sedikit nyeri.
Sasuke tidak mengindahkan Suigetsu yang tidak berhenti mengoceh tanpa menyadari Sasuke tidak mendengarkan sama sekali. Sasuke terus memperhatikan Naruto, Naruto yang tersenyum hangat sambil memutar gelas sake, Naruto tampak semakin tampan, dada bidangnya semakin tercetak jelas karena ia hanya memakai kaos tanpa jacket atau seragam Anbu yang ia selalu gunakan, kulitnya semakin terlihat tan, dan rambut pirangnya yang sudah mulai panjang terlihat acak tanpa menggunakan ikat kepala lambang Konoha, satu kata untuk Naruto, benar-benar sempurna. Dan lamunan Sasuke terhenti saat mendengar Naruto yang berteriak frustasi menceritakan perasaannya terhadap Sasuke yang selama ini dia pendam sendiri. Dan Sasuke hanya dapat terdiam dan sedikit terkejut melihat Naruto dalam keadaan seperti itu, bahkan keadaannya lebih miris dibanding saat mereka bertarung di lembah akhir, Sasuke tidak ingin melihat Naruto dengan keadaannya seperti itu dan menyalahkan dirinya sendiri yang berani mencintai Sasuke, padahal Sasuke juga punya rasa yang sama dan mereka sama-sama memendam perasaan masing-masing.
"Aku tidak bisa menjanjikan kebahagian untuknya Shika, aku tidak punya apa-apa, aku bahkan tidak bisa memberinya keturunan. Setiap membayangkan itu hanya semakin membuatku sakit. Aku tidak tahan bila suatu hari dia memutuskan memilih salah satu dari kunoichi dan menikahinya. Mungkin saat itu aku akan benar-benar hancur, aku tidak sanggup Shika". Naruto terus mengoceh dan Shikamaru hanya mendengarkan sementara Sasuke mencuri dengar percakapan mereka.
"Maka sebelum itu terjadi, lebih baik aku menghindarinya, melupakan dan mengubur perasaan ini Shika. Aku akan meninggalkan desa, aku bahkan sudah tidak peduli dengan jabatan hokage, karena bagiku yang terpenting adalah Sasuke. Sasuke adalah sumber kebahagiaanku dan sumber kehancuran bagiku juga bila sampai hal yang aku takutkan terjadi. Oleh sebab itu aku, setelah misi terakhir nanti bersama tim 7 dan bersama Sasuke untuk terakhir kalinya, aku akan menetap di Suna bersama Gaara, mungkin dengan jarak aku bisa belajar melupakannya." Ucap Naruto dan Sasuke cukup terkejut dengan rencana Naruto kali ini.
"Apa kau sudah mengatakan perasaanmu pada Sasuke, Naruto? Barangkali dia menerimamu". Balas Shikamaru tetap tenang, menunggu reaksi dari Naruto, dan Shikamaru bukannya tidak tau bahwa orang yang sedang mereka bicarakan tengah mencuri dengar percakapan mereka.
"Apa kau gila Shika? Mana mungkin Sasuke mempunyai perasaan yang sama sepertiku, bahkan memikirkan kemungkinannya saja aku tidak berani, aku tidak akan pernah mengatakannya, aku tidak mau mengambil resiko dia akan jijik dan menjauhiku karena orientasiku". Jawab Naruto.
"Tetapi, kenapa kau tidak mencoba dulu Naruto? Mungkin saja Sasuke juga menyukaimu, kau tidak bisa menyimpulkan Sasuke tidak mungkin mencintaimu juga sebelum kalian berdua saling terbuka tentang perasaan kalian masing-masing kan? Apa kau benar-benar rela kalau nanti ada seseorang yang benar-benar merebut posisimu dan kau tidak sempat mengatakan kau mencintainya sebelumnya?" Tanya Shikamaru lagi untuk memancing Naruto yang sudah setengah mabuk karena tak henti minum sake.
"Kau tau Shikamaru? Aku selama ini selalu sendiri, semua penduduk desa membenciku walaupun saat itu aku tidak tau alasan mereka membenciku. Aku lalu berbuat nakal untuk mendapat sedikit perhatian walau terkadang cacian tak luput dari pendengaranku. Sampai suatu senja aku bertemu dengan Sasuke yang sedang sendiri di tepi danau, dan dia tampak kesepian sepertiku. Saat itulah pertama kali aku merasa tertarik untuk menjadikannya sahabatku, karena kami sama-sama sendiri.
Tapi ternyata Sasuke mempunyai keluarga yang lengkap, ayah. Ibu dan seorang kakak yang sangat menyayanginya. Tapi itu tidak membuatku iri, karena aku tidak tega melihat kesepian dimatanya, aku bisa melihat itu. Sampai hari itu datang, saat terjadi pembantaian klan Uchiha. Aku bersyukur mengetahui Sasuke lolos dari pembantaian itu. Saat itu aku ingin mendekatinya, meyakinkannya bahwa ia tidak sendiri, aku akan selalu mengikuti kemanapun ia pergi, aku tidak ingin mata itu redup kembali. Walau hanya penolakan dan kebencian yang Sasuke perlihatkan padaku, tapi aku benar-benar memahami perasaannya. Pada saat itu aku berjanji akan selalu menjadi bayangnya, kau tau, aku selalu menarik perhatiannya, membuatnya kesal dan kami berkelahi agar aku bisa memastikan Sasuke baik-baik saja.
Aku rela menjadi pecundang yang selalu kalah melawannya, agar dia menyadari bahwa dirinya bernilai. Dan bahkan saat kami bertarung di lemah akhir, saat chidorinya hampir menghilangkan nyawaku, tapi aku masih tetap bertahan dan berjanji untuk membawanya kembali pulang kesisiku. Aku ingin dia menyadari perasaanku, walau sepertinya harapanku terlalu tinggi, benar begitu kan Shika?" Tanya Naruto diiringi senyum mirisnya mengingat hal yang telah ia lalui bersama Sasuke.
"Aku hanya ingin dia bahagia Shika, kebahagiaannya adalah kebahagianku juga walau disatu sisi menghancurkaku. Dan apa kau fikir kalaupun Sasuke mempunyai perasaan yang sama denganku, bila dia mencintaiku, apa aku bisa membahagiakannya? Dia harus membangun kembali klannya Shika, kalau kau lupa itu, dan aku tidak bisa memberikan itu karena kami sama-sama laki-laki".
Sasuke kemudian menyadari betapa bodohnya dia selama ini. Dia tidak menyadari perasaan Naruto yang begitu dalam padanya, dia tidak menyadari kalau dia benar-benar berharga bagi pemuda pirang itu. Naruto bahkan merelakan mengorbankan apapun bahkan kebahagiannya sendiri untuk Sasuke. "Sebegitu besarkah perasaanmu padaku Dobe, aku tidak menyangka kau memperlakukanku seberharga ini". Pikir Sasuke, dan itu merubah pandangannya pada Naruto. Ya, setelah misi mereka berakhir, sebelum Naruto benar-benar memutuskan untuk meniggalkannya, Sasuke akan mengubahnya.
"Kau tau Shika, aku selalu berusaha menepati janjiku sebagai seorang laki-laki dan sebagai seorang shinobi, aku tidak akan menarik kata-kataku kembali. Aku sudah menepati janjiku pada Sakura chan untuk membawa Sasuke pulang, padahal kau tau, didalam hatiku aku membawa Sasuke pulang justru untuk diriku sendiri, menyedihkan bukan Shika? Tapi paling tidak aku cukup pandai berakting didepan mereka, sehingga terlihat aku baik-baik saja dan yang terpenting janjiku sudah kupenuhi.
"Tapi ada satu janji yang mungkin tidak bisa aku tepati untuk Itachi". Ucapan Naruto kali ini membuat Sasuke tersentak tidak nyaman mendengar nama kakaknya yang telah meninggal dibawa-bawa.
"Mungkin kau ingat Shika, saat pengejaran kita sesaat sebelum pertarungan Itachi dengan Sasuke. Sebenarnya saat itu, aku bertemu dengan Itachi. Ia bertanya padaku, kenapa aku ingin sekali membawa Sasuke pulang dan melindunginya, dan aku menjawab, karena aku menganggap Sasuke seperti saudaraku sendiri. Itu adalah kebohongan atas pertanyaan orang-orang padaku mengenai alasanku tidak pernah menyerah membawa Sasuke kembali. Aku berkata bahwa aku akan melindungi Sasuke bahkan dengan nyawaku sendiri, karena aku sangat kesal saat berfikir karena dialah Sasuke menderita.
Saat mendengar jawabanku, Itachi lalu tersenyum dan berkata, "Aku percaya padamu Naruto kun, aku titipkan Sasuke padamu". Kemudian dia memasukkan suatu jutsu padaku dan berkata, "ku harap kau tidak perlu menggunakan jurus ini untuk Sasuke Naruto kun, aku percayakan Sasuke padamu". Dan kemudian dia menghilang, dan setelah kejadian itu aku baru menyadari bahwa Itachi menggantungkan harapan atas Sasuke padaku. Dia menitipkan Sasuke dan mempercayakan Sasuke padaku.
"Oleh karena itu, bolehkah aku memohon satu hal padamu Shika? Anggap saja sebagai permohonan terakhir sebelum aku benar-benar meninggalkan desa dan menetap di Suna bersama Gaara. Tolong jaga Sasuke untukku. Aku tau banyak yang menyayanginya, tapi aku percayakan dia padamu Shika, aku tidak bisa memenuhi janjiku pada Itachi." Balas Naruto kemudian.
"Kau berkata seolah-olah aku harus menikahinya saja Naruto, hahhh, mendokusei". Shikamaru lalu kembali minum sake setelah memastikan orang yang sedang mereka bicarakan mendengar dengan baik percakapan mereka.
"Kita pergi Sui, Juugo".
Perintah Sasuke setelah mendengar Naruto yang menyerah pada dirinya dan akan meninggalkan desa setelah misi selesai. Setelah cukup banyak minum dan mengeluarkan uneg-uneg nya, Naruto akhirnya benar-benar mabuk, sehingga Shikamaru terpaksa harus mengantarnya kembali ke rumah. Shikamaru lalu membayar makanan dan sake yang telah mereka pesan, tapi pada saat akan memapah Naruto keluar, ternyata seseorang sedang menunggu mereka, yaitu Sasuke.
"Biar aku yang mengantarnya". Ucap Sasuke dan langsung mengambil alih Naruto yang tadi sedang dipapah Shikamaru. Dan kemudian Sasuke meninggalkan Shikamaru yang tersenyum misterius, "Dasar Uchiha".
Tak berapa lama Sasuke sampai di rumah Naruto, kemudian dia membuka pintu sambil terus memapah Naruto yang tidak sadarkan diri karena mabuk berat. Saat sampai di kamar Naruto, Sasuke lalu membaringkan Naruto dengan perlahan dan melepas sepatu yang dipakai Naruto. Karena belakangan ini Sasuke tidak bisa berada dekat dengan Naruto, dan cukup puas rasanya bagi Sasuke bisa kembali ke Konoha, dia berharap hubungannya sedikit meningkat dengan Naruto, tapi yang terjadi Naruto malah terus menghindarinya, tapi setidaknya Sasuke lega setelah mengetahui Naruto mencintainya.
Jujur saja, Sasuke sebenarnya tidak peduli dengan kelanjutan klan nya atau keturunan nya. Apalagi ia tidak pernah membayangkan sama sekali untuk menjalin hubungan dengan salah satu kunoichi walaupun itu Sakura atau Karin yang selalu menempel kemana ia pergi. Sasuke tidak pernah tertarik dengan perempuan, dia tak mempunyai perasaan seperti itu terhadap mereka, satu-satunya orang yang Sasuke fikir akan menghabiskan sisa waktunya adalah bersama Naruto.
Walaupun Naruto selalu berkata bahwa mereka rival, ternyata itu hanya topeng bagi Naruto agar Sasuke menyadari dia bernilai dan benar-benar berharga bagi seorang Uzumaki Naruto. Sasuke sama sekali tidak pernah berfikir akan mencintai Naruto seperti ini. Tapi mengingat semua pengorbanan dan kepedihan yang selama ini dia dan Naruto rasakan, sudah saatnya mereka berbahagia dan menjalankan waktu bersama, ya, hanya Naruto satu-satunya tempat pulang bagi Sasuke, dan mereka akan menghabiskan sisa waktu bersama.
Setelah melihat Naruto tertidur nyaman, Sasuke lalu membaringkan tubuhnya disamping Naruto. Rasanya sudah lama sekali ia tidak berada sedekat ini dengan Naruto. Sasuke lalu memikirkan kembali obrolan Naruto dan Shikamaru tadi, "aku tidak akan membiarkan mu menyerah Dobe, akan kupastikan itu". Tekad Sasuke.
"Ahhh Sasukeee". Naruto kemudian terbangun kembali dari tidurnya setelah bermimpi bercinta kembali dengan Sasuke. Sepertinya Sasuke benar-benar tak bisa lepas dari hidupnya, bahkan di mimpi pun, Sasuke tetap membayanginya. Naruto lalu membuka mata, walau kepalanya masih sedikit pusing, tapi mimpinya semakin menjadi-jadi, dia benar-benar tak tau harus bersikap seperti apa saat bertemu Sasuke nanti bila mengingat sentuhan dan desahan Sasuke saat Naruto mulai memasukinya.
Masih dengan nafas yang memburu karena mimpi tersebut, Naruto menyadari ada seseorang disampingnya, dan saat ia menoleh untuk memastikan, alangkah terkejutnya Naruto mendapati Sasuke yang ternyata berbaring disebelahnya, sehingga Naruto langsung bergerak cepat dan terjatuh dari tempat tidurnya sendiri. Setelah memastikan pakaiannya masih lengkap dan tidak ada yang aneh pada dirinya selain mimpinya tadi, Naruto lalu berdiri kembali, berusaha menormalkan detak jantungnya, Naruto kemudian bertanya pada Sasuke.
"Apa yang kau lakukan disini Sasuke?" Tanya Naruto.
"Hn Dobe, kenapa kau terlihat pucat begitu? Apa aku tampak seperti hantu atau musuh yang akan membunuhmu begitu? Sehingga harus kau waspadai dan kau hindari?" Balas Sasuke kemudian bangun dan merubah posisinya jadi duduk sambil menatap Naruto yang semakin salah tingkah dengan pertanyaan Sasuke.
Naruto lalu menarik nafas dalam, ia berusaha terlihat wajar di depan Sasuke. "Bukan begitu Sasuke, aku hanya terkejut kau ada disini, seingatku tadi aku bersama Shikamaru. Err, apa kau ingin minum sesuatu? Aku akan mengambilkan untukmu". Naruto berusaha menghindari tatapan Sasuke, ia tidak nyaman dengan tatapan itu apalagi saat teringat mimpinya barusan dan ternyata teman mimpi panasnya tengah berada disampingnya.
"Tidak perlu, aku datang bukan untuk minum". Sasuke kemudian berdiri, ia tau Naruto berusaha menghindar menjawab pertanyaannya tadi. Sasuke kemudian berdiri, dan melangkah mendekati Naruto yang semakin bingung kenapa Sasuke berada di rumahnya? Apa ia masih mabuk sehingga ia hanya berhalusinasi, saat pikirannya masih berkecambuk, tiba-tiba Sasuke telah berdiri di hadapannya.
Tinggi mereka ternyata berbeda beberapa centi, Naruto bisa merasa puas karena ada hal yang bisa ia kalahkan dari Sasuke. Saat ini mereka benar-benar berdiri saling berhadapan, Sasuke tidak melepaskan pandangannya dari Naruto, seakan ingin menyelami isi pikiran Naruto saat ini. Naruto menyadari, Sasuke terlihat sangat tampan dengan kulit putih bersih, bulu mata yang panjang, hidung mancung dan pandangannya kemudian jatuh pada bibir tipis Sasuke yang dulu selalu menghinanya sekaligus bibir yang selalu ia lumat dan hisap setiap mencium Sasuke di setiap mimpi-mimpinya.
Naruto kemudian mundur selangkah saat pikirannya disusupi adegan per adegan dalam mimpinya barusan, saat ia melumat dan mengigit gemas bibir sensual Sasuke, saat Naruto memasukkan lidahnya dan mengajak lidah Sasuke bertarung dalam ciuman yang memabukkan. Naruto harus menghentikan pikiran kotor ini atau ia akan benar-benar melakukannya dan menyerang Sasuke, apalagi ia masih berada dibawah alcohol karena minum sake terlalu banyak tadi. Ia tak bisa menjamin bisa melepaskan Sasuke lagi bila Sasuke berada sedekat ini dengannya.
Sesaat kemudian, gerakan dari Sasuke membuat jantung Naruto seakan berhenti berdetak. Sasuke semakin mendekati Naruto dan kemudian menyatukan bibir mereka, Sasuke mencium Naruto, seolah ingin menumpahkan perasaan yang selama ini ia tahan dan menyadarkan Naruto bahwa ia tidak bertepuk sebelah tangan. Naruto lalu membalas ciuman tersebut, ia menggigit pelan bibir Sasuke sehingga Sasuke membuka mulutnya dan Naruto tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan langsung menyusupkan lidahnya kedalam mulut Sasuke. Mengajak benda lunak tersebut bertarung untuk mementukan siapa yang lebih dominan, meski masing-masing dari mereka telah menemukan jawaban tanpa melakukan ini sekalipun.
"Nghh Dobe", Ucap Sasuke saat mereka memisahkan bibir mereka setelah kebutuhan oksigen masing-masing.
"Untuk apa kau melakukan ini Sasuke?" Tanya Naruto kemudian.
"Berhentilah mengacuhkanku Dobe, aku muak dengan kepura-puraanmu". Balas Sasuke.
"Apa maksudmu Sasuke? Aku tidak mengerti".
"Aku sudah dengar semua Dobe, aku mendengar semua percakapanmu dengan Shikamaru, dan aku hanya menunjukkan jawabanku". Balas Sasuke kemudian.
Lama mereka terdiam sibuk dengan pikiran masing-masing. Naruto tidak menyangka Sasuke mendengar apa yang ia sembunyikan selama ini, walau ia tau jawaban Sasuke, tapi tetap saja mereka tidak bisa bersama.
"Jadi kau sudah tau semua Sasuke, berarti kau tau alasan, kenapa kita tidak bisa bersama walau kau dan aku sama-sama saling mencintai, aku tidak bisa membantumu membangun kembali klan mu". Balas Naruto dengan suara lirih menahan tubuhnya yang bergetar merasakan amarahnya bergejolak dengan perkataannya barusan yang seolah menyerah pada Sasuke.
"Persetan dengan itu semua Dobe, aku tidak memikirkan itu, daripada itu, bukankah kau masih punya janji yang belum kau tepati pada Itachi, apa kau masih bisa menyebut dirimu lelaki huh". Balas Sasuke tampak emosi karena jawaban Naruto yang seolah pasrah dan tidak memperdulikan kenyataan kalau Sasuke tidak perduli dengan itu semua.
"Aku tidak tau Suke, aku benar-benar tidak tau". Balas Naruto masih berusaha tidak memandang langsung pada mata onix yang menunjukkan kilat emosi melihat Naruto yang pasrah seperti ini.
"Kalau kau benar-benar ingin melihatku bahagia, maka biarkan aku berada disisimu Dobe, karena hanya itu yang aku inginkan". Ucap Sasuke kemudian yang meruntuhkan perasaan Naruto dan melupakan semua kegalauannya selama ini tentang bagaimana harus berhadapan dengan Sasuke kelak.
Entah siapa yang memulai, yang pasti saat ini Naruto dan Sasuke tengah bergukul panas. Tubuh Sasuke benar-benar polos dan Naruto yang berada diatasnya tak henti mencium, melumat bibir yang selama ini hanya dapat ia lakukan dalam mimpi. Sementara tangannya menelusuri lekuk tubuh Sasuke yang selama ini ia kagumi. Naruto seolah benar-benar mencurahkan perasaannya, tidak ada gerakan kasar sama sekali, karena Sasuke benar-benar berharga baginya sehingga ia memperlakukan dengan penuh cinta.
Ciuman Naruto mulai turun ke perpotongan leher putih Sasuke, ia kemudian menjilat dan menggigit kecil meninggalkan bekas kepemilikan yang tak akan hilang dalam beberapa hari. Kemudian turun pada nipple Sasuke yang memerah karena gairah yang dirasakannya. Naruto lalu menjilat sambil tangannya bermain diselangkang Sasuke dan mengocok kejantanan yang telah tegang tersebut sambil sesekali menghirup aroma tubuh Sasuke yang lebih memabukkan baginya dibanding sake sekaligus.
" Kau tau Suke, aku selalu memimpikanmu didalam tidurku, dan kita melakukan ini berkali-kali sampai aku benar-benar meneriakkan namamu saat klimaks, aku tidak menyangka hal ini benar-benar akan terjadi". Ucap Naruto disela-sela kegiatannya memanja tubuh Sasuke.
"Dan kau bisa melakukannya kapanpun kau mau Dobe, karena mulai sekarang aku adalah milikmu" Balas Sasuke sambil tersenyum kecil melihat Naruto yang tidak percaya dengan perkataannya.
Naruto lalu memasukkan jarinya kedalam rectum Sasuke sebagai pemanasan agar Sasuke tidak terlalu kesakitan saat ia memasukinya nanti. "Shhh, perlahan Dobe". Ucap Sasuke kemudian.
Sambil tetap berciuman, tak terasa tiga jari Naruto telah membuka jalan untuk masuk, "Apa aku boleh mulai Suke"? Tanya Naruto dengan suaranya yang terdengar lebih berat dari biasanya, dan hanya dibalas anggukan dari Sasuke.
Dengan perlahan Naruto lalu memasukkan kejantanannya pada Sasuke, awalnya Sasuke cukup terkejut karena rasa sakit yang menyerangnya saat pertama kali dimasuki Naruto. Naruto kemudian berhenti dan memandang Sasuke penuh kekhawatiran, setelah mulai terbiasa, Sasuke lalu menyuruh Naruto bergerak. Naruto lalu mulai bergerak maju mundur, sambil tangannya terus berusaha menjamahi tubuh Sasuke dan bibir yang saling bertautan agar Sasuke melupakan rasa sakitnya.
"Nghhh Dobe, mhhhp ahhhh". Desah Sasuke saat Naruto berhasil mengenai titik kenikmatan Sasuke. Nghhh, aku mencintaimu Naruto". Racau Sasuke saat Naruto terus menanamkan kejantanannya pada lubang Sasuke, dan terus bergerak demi mencapai kenikmatan dan memberikan kepuasan pada pasangan bercintanya tersebut.
"Aku juga mencintaimu Uchiha Sasuke, seumur hidupku, aku berjanji". Balas Naruto sambil terus menghentakkan kejantanannya lebih dalam dengan diiringi desahan Sasuke yang semakin menjadi-jadi. Dan setelah hentakan yang kesekian kali, Sasuke mencapai puncaknya dan menyemprotkan spermanya kepada perut Naruto yang masih menyodoknya terus-terusan.
Naruto merasakan rectum Sasuke semakin menghimpitnya, dan sesaat kemudian Naruto juga mencapai klimaks setelah meneriakkan nama Sasuke, dan sperma Naruto mengisi lubuang Sasuke sampai beberapa tetes melimpah keluar bersama darah. Naruto lalu menindih tubuh polos Sasuke yang berada dibawahnya sambil berusaha menormalkan nafasnya pasca ejakulai mereka.
Naruto lalu berbaring disebelah Sasuke, Sasuke lalu meletakkan kepalanya didada Naruto.
"Selanjutnya apa rencanamu Dobe?" Tanya Sasuke setelah menormalkan nafas masing-masing.
"Entahlah Suke, aku belum tau, tapi yang pasti aku tidak akan menyerah tentangmu. Karena sekarang kau adalah milikku, itulah janjiku.
TBC
Author Note :
Terima kasih bagi para readers yang membaca fic gaje saiya. Ini fic multi chap saya yang pertama, mungkin dua atau tiga chapter, mohon dukungannya minnasan. Maaf kalau lemonnya kurang hot atau alurnya kecepatan, atau kurang memuaskan. Jujur, saya sedang kekurangan ide dan kehabisan kata-kata, tapi saya berusaha buat meneruskan, jadilah fic ini. Maaf kalau Naruto terkesan berlebihan atau Sasuke yang terlalu OOC, saya sudah berusaha, tapi hasilnya malah seperti itu, *pundung*.
Saran dan kritik ditunggu minasan, tp mohon maaf, tidak dalam pair, karena dari awal saya sudah bilang ini yaoi, BL. Sekali lagi terima kasih buat yang sudah mampir. Mari kita ramaikan fandom NaruSasu SasuNaru. Lets spread NaruSasu Sasunaru. Read n Review please :)
