Disclaimer: Not own anything.

Tanya-jawab.

Izwanbolzza: pilihan yang diberi Gantz itu ada 3. Seperti yang saya sebutkan, jika anda membaca manga Gantz, maka anda akan mengetahui perbedaan antara manga dan Film atau animenya. Manga Gantz jauh berbeda dari dua hal itu. Jadi referensi yang saya gunakan untuk menulis cerita ini berasal dari manganya.

Yudhabooyz: Gaje apanya? Kamu sendiri kali Gaje. Jelaskan bagaimana cerita saya jadi Gaje. Apa itu karena sifat Naruto yang mirip dengan Canon?

Reyfanrifqi: Kamen rider? Tidak mas. Gantz bukan kamen rider, Gantz terlalu keras,berdarah,sadis untuk dikatakan mirip dengan Kamen rider. Bahkan peralatan Gantz dari 100 poin menu bisa menghancurkan satu negara jika sekali nembak. Kamen rider? Pfff..

Dan terimakasih buat yang review lainnya. Meskipun terkadang ada yang tidak masuk akal. Sigh... untuk reviewer yang bertanya cukup khusus, maka saya sudah membalas kalian lewat PM. Terimakasih juga karena cerita ini diterima cukup baik. Meski...un elemen yang saya pakai termasuk jarang atau tidak ada sama sekali...


Naruto melemaskan tubuhnya di sofa kecil yang berada di apartemen kecilnya. Sofa yang terlihat sudah mengalami perubahan di sana-sini, baik itu dari tambalan atau jahitan kecil. Bahkan warnanya saja kontras dengan sisi yang lain. Ya...pemuda itu memang tidak terlalu membanggakan apa yang ia beli sih, namun untuk kenyamanan sesaat, ia pun membelinya. Lebih tepatnya dari obral-100-yen.

Sebuah laptop kecil berada di pangkuannya.

Saat ini ia sedang mengerjakan tugas sekolahnya. Meskipun timbul rasa malas akan mengerjakan sesuatu seperti itu, namun Naruto tahu betapa pentingnya hal tersebut. Dirinya sadar, bahwa ia tidak akan bisa kembali ke Konoha atau dimensi tempat dirinya berada. Dan, dengan-meskipun sedikit berat hati, dirinya pun menjalani hidup biasa. Jika ingin berbaur dan bertahan hidup, maka ia harus meraih lebih tinggi, dan salah satunya dari pendidikan.

Uzumaki Naruto tidak memiliki keinginan untuk tinggal di pinggir jalan. Terimakasih banyak.

"Akhirnya...hah..." Naruto menutup laptopnya, dan menaruhnya di sampingnya. Dengan kata lain, apa yang ia kerjakan sudah selesai.

Matanya pun menoleh sesaat pada suatu tempat, yaitu... Bodysuit hitam yang terlipat dengan bagus.

Karena kejadian memalukan kemarin itu, dirinya terpaksa harus berjalan pulang dengan pakaian seperti Cosplay tersebut. Dan wajah para iblis itu ketika mengetahui betapa malangnya nasib dirinya. Hal seperti waktu itu memang jarang terjadi...

Namun, belakangan ini, entah mengapa bola hitam itu mengalami malfunction Seperti tidak menerima perintah dengan baik. Ia sudah mencoba untuk menyelidiki hal itu, namun belum mendapat jawaban yang pasti. Lagipula Pria botak yang berada di dalam bola hitam itu belum mengatakan apa-apa tentang kegagalan fungsi tersebut. Namun, jika hal itu terus berlanjut, maka nyawanya yang dipertaruhkan di sini!

Bayangkan, jika target yang harus ia bereskan memerlukan senjata yang lebih hebat, namun yang dikirim tidak datang juga? Sama saja bunuh diri...

Naruto menghela nafasnya, dan membuka ramen-cup yang tadinya ia siapkan sebelumnya. Menahan air mata, dari rasa Ramen-instan tersebut. Meskipun tidak sebaik dari buatan Ichiraku, namun makanan buatan pabrik ini sudah cukup untuk menahan rasa rindu.

"Huh...aku harus menghemat lagi..." Sudah satu minggu ia dalam kondisi seperti itu. Dan satu minggu pula ia harus mengisi perutnya dengan Ramen. Memang dirinya tidak ada masalah dengan memakan Ramen bahkan jika satu tahun lebih. Namun, ingatan mengenai apa yang dikatakan oleh Sakura kembali ke dalam benaknya. Tentang betapa tidak sehatnya lah...tubuh yang tidak tumbuh dengan baik lah...dan betapa buruknya sistem pencernaan karena mengkonsumsi makanan instan tersebut...

Dan hal itu harus ia dengarkan selama 6 jam-45 menit-30-detik penuh.

Setelah itu, katakanlah ia merubah gaya hidupnya, atau lebih tepatnya gaya-makannya... meskipun Cuma sedikit.

Meskipun tidak terlalu berbeda dengan cara hidup di Konoha, namun satu hal yang membedakannya yaitu...Biaya hidup. Apalagi jika tinggal di Negara bernama Jepang. Jika di konoha, bahkan buah-buahan bisa di ambil dengan gratis. Di sini? Masa dijual dan dihitung pergram!? Emang itu apa sih? Emas!?

Singkat kata, Uzumaki Naruto mengenal apa yang namanya Hemat, dan obral-100-yen

...bahkan soal makanan pun ia harus menghitung berapa biaya yang akan terkuras dari kantong yang tipis miliknya. Meskipun ada cara sih untuk mendapat duit banyak...namun Naruto tidak ingin melakukannya. Benar memang...dirinya terlahir sebagai Ninja, yang bisa melakukan banyak hal dari a-z. Namun, ia tidak ingin mendapatkan uang atau harta dengan cara tidak terpuji menggunakan cara Ninja...

Naruto mengangkat sebuah lembaran kertas yang sepertinya sebuah pamflet. Pemberian dari gadis Iblis berambut merah...

Ia tidak tahu untuk apa hal ini. Dan tentu saja, dirinya tidak ambil pusing kegunaan dari pamplet tersebut. Seingatnya, pamflet tersebut digunakan jika ia ingin melakukan kontrak dengan iblis. Entah itu melakukan hal ini, atau hal itu...

"Mana mungkin aku menjual jiwaku pada Iblis!"

Uzumaki Naruto, meskipun otaknya yang rendah, namun masih memiliki sedikit kecerdasan dari pengalamannya. Dan ditambah ia tidak terlalu mengetahui bagaimana Iblis bekerja atau perbedaan Iblis dari dongeng yang ia baca saat di akedemi dengan Iblis yang pernah ia temui. Ditambah lagi mengenai bahwa dirinya tidak memiliki sumber yang bisa dipercaya untuk menjelaskan mahluk supranatural dan sebagainya...

Dan ditambah lagi, dirinya mendapat peringkat di Sekolah swasta elit! Sesuatu yang seharusnya tidak mungkin namun bisa terjadi. Memang benar apa yang dikatakan orang; dari kerja-keras apapun bisa dilakukan.

Ada sih, Gantz, namun bola hitam nan membosankan itu hanya memberikan informasi mengenai data target. Bukan ensiklopedia...yang mengetahui segala hal...dengan kata lain dirinya tidak mengetahui cara iblis sekarang. Namun, Iblis yang berada di dongeng dan kenyataan tidak terlalu beda bukan?

Namun dari interaksi yang ia dapatkan waktu lalu, ia merasa Iblis muda-mudi tersebut tidak terlalu buruk.

Atau semua itu...mengelabui?

Naruto menggelengkan kepalanya. Dari penglihatannya...ekspresi mereka memang benar benar murni, tanpa tambahan bumbu. Lagipula ini bukan saatnya dirinya memikirkan keraguan seperti itu. Dirinya sudah belajar untuk tidak menilai seseorang hanya karena penampilan ataupun jenis.

Buktinya...si besar-berbulu-dan bermata tajam...Kurama. Terlihat seperti mahluk menakutkan sedunia. Namun setelah mengetahui lebih baik, ternyata ia bukanlah tipe 'mahluk' seperti apa yang dikatakan orang.

Naruto berkeluh di bawah nafasnya ketika mendengar bunyi yang tidak asing dari dinding Apartemen kecilnya.

Satu kelebihan dari Apartemen yang ia tinggali yaitu: murah.

Dan satu kekurangan dari banyak kekurangan lainnya, yaitu: dinding yang memisahkan satu ruangan ke ruangan lain, tidak terkecuali apartemen sebelah...

Tipis.

Setipis hingga suara erangan dua pria dan wanita terdengar dengan jelas.

"OI! KECILKAN! DI SINI ADA ORANG MAU TIDUR, TAU!" Naruto menggedor-gedor dinding tipis tersebut. Namun bagaikan memperolok Naruto, suara yang terdengar dari dinding sebelah semakin mengeras disetiap detiknya.

"AH...HA~ LEBIH KERAS!"

Naruto menarik wajahnya dengan kesal.

"Demi dewa-Ramen! Bukannya dikecilin malah digedein lagi! Dasar. Ngentot aja kalian sampai tewas!"

Dan Naruto menutup kedua telinganya dan langsung berbaring di Futon kecilnya. Menutup seluruh tubuhnya dan mencoba untuk tidur. Hal seperti tadi bukanlah kejadian yang jarang, namun kejadian yang sering terjadi. Saking seringnya, Naruto pernah terlibat baku-hantam dengan tetangga sebelah...

Dan katakan saja bahwa dirinya yang super-duper-hebat-meskipun-tanpa-chakra yang menang.

*PIP*PIP*PIIPP*

Naruto membuka matanya dengan cepat, dan langsung bangun ketika mendengar suara yang tidak asing tersebut. Yang terdengar dari telinganya sendiri. Suara bunyi pertanda jika dalam 10 menit dirinya akan segera ditransfer ke tempat Gantz.

Naruto membuka seluruh pakaiannya hingga telanjang-bugil. Terlihat dari dadanya dan ke punggung sebuah tanda aneh bagaikan tato yang berupa sebuah huruf-huruf yang tidak jelas. Segel.

Dengan berjalan cepat, Naruto mengambil Bodysuit yang tadiny terlipat rapi, dan memakainya dengan sedikit kesusahan. Tentu saja, Bodysuit Gantz terdiri dari beberapa bagian terpisah yang harus dipasang secara berurut untuk membuat kostum tersebut berfungsi dengan baik. Apalagi dengan ketatnya namun pas ke tubuh membuat pemakaian sedikit menyusahkan.

Setelah selesai memasang bodysuit tersebut, Naruto kemudian duduk dan menunggu hingga waktu persiapan selesai. Sesekai memeriksa kondisi kostumnya pada saat ini...

[..3]

[..2]

[..1]

Naruto menutup matanya sesaat merasakan sensasi tubuhnya yang saat ini ditransfer keruangan Gantz. Ia pun membuka matanya perlahan dan dipertemukan dengan ruangan yang sangat ia kenal dan juga tampilan Tokyo-tower dari jendela kaca. Ninja itu menunggu bagian tubuh yang lainnya untuk selesai ditransfer..

"Cih, mengapa selalu aku yang sendiri?" Naruto menggerutu sekali lagi. Satu hal aneh lainnya yang saat ini terjadi. Karena selama 6 bulan penuh tidak ada pemain lain yang masuk ke dalam permainan-kejam ini. Padahal jumlah kematian di Tokyo selalu meningkat, dan Gantz selalu mensortir manusia yang diperlukan olehnya untuk melakukan misi.

Meskipun Gantz diciptakan untuk setiap tim, namun sepertinya Naruto selalu menjadi Individual. Atau lebih tepatnya yang selalu bertahan hidup.

"Dan kali ini apa?"

[*BZZT* Welcome...Uzumaki Naruto...your misi...]

Naruto menghiraukan campur-aduk bahasa yang saat ini dipergunakan oleh Gantz. Meskipun terlihat aneh, namun yang penting dirinya memahami apa yang tertulis di bola hitam tersebut.

Mata Naruto dengan perlahan membaca setiap informasi yang tertera. Dan disetiap detik itu ia membaca, pupil matanya melebar...

"I-ini...k-kau bercanda bukan?"

Namun seperti menghiraukan apa yang dikatakan Naruto, beberapa kata kemudian muncul dari bola hitam tersebut.

[Misimu untuk membunuh mahluk kotor ini...dengan cara apapun.]

"kau gila...tidak mungkin aku kuat melawan mahluk seperti itu dalam kondisi seperti ini! Bahkan jika menggunakan hard-suit. Data yang kau berikan terlalu gila untuk dipercaya! Gantz, kau dengar aku!?"

Dengan marahnya, Naruto memukul bola hitam tersebut.

*PST..*

Naruto menghentikan apa yang ia lakukan dan mundur secara perlahan. Setelah tidak mendengar bunyi itu lagi, ia menghela nafasnya... kepalanya hampir saja meledak.

[kau akan ditransfer dalam...4...]

"Aku mungkin tidak akan selamat..."

[..3]

"Jika semua ini selesai, aku akan menendang bokongmu Pria botak!"

[..2]

"Akan kuberikan kau seribu tahun rasa sakit ciptaan Kakashi-sensei!"

[..1]

"Oh...persetan."

XXXXXXXXKRISTOPER21XXXXX

Naruto menelan ludah yang terasa tertahan di dalam mulutnya.

Saat ini ia berada di atas sebuah bangunan. Sebuah konstruksi bangunan yang telah ditelantarkan lebih tepatnya.

"Siapa menyangka jika tempat pertama kali aku mati...merupakan tempat dimana aku akan mati lagi. Ha... Misi-bunuh-diri..."

Benar apa yang diucapkan oleh pemuda berambut kuning tersebut. Tempat dirinya berada pada saat ini merupakan tempat di mana kecelakaan kerja itu terjadi. Bangunan yang tadinya dibangun untuk wilayah Perkantoran sekarang sudah ditelantarkan akibat kejadian tersebut. Meninggalkan beberapa bangunan pencakar langit setengah jadi.

Naruto mengambil senjata yang berada di punggungnya dan menidurkan tubuhnya di lantai dingin.

Sebuah X-shotgun. Benar kegunaan senjata itu sama dengan namanya, yaitu Shotgun. Namun X-shotgun memiliki sebuah lingkup sniper yang berada di bagian belakang senjata tersebut. Senjata itu juga memiliki akurasi yang lebih baik dari senjata yang lain, hingga bisa menembak dengan jarak 1 kilometer lebih.

Naruto menggunakan lingkup sniper tersebut, dan melihat targetnya, seorang Pria...namun Pria tersebut tidak sendirian. Terlihat seseorang seperti bapak tua yang menggunakan pakaian imam Gereja. Dan yang satu lagi menggunakan jas, namun yang membedakan dan terlihat jelas dari Pria yang menggunakan jas adalah telinganya yang berbentuk runcing ke arah belakang.

"Target terkunci..." Naruto mengutarakan kata-kata itu disela nafasnya. Meskipun bisa melihat dengan jelas targetnya, namun Naruto tidak bisa mendengar sedikit atau sepatah kata dari pembicaraan itu.

Naruto menunggu hingga pembicaraan itu selesai. Ia tidak ingin pria tua itu ikut terkena dalam serangan ini. Gantz hanya memerintahkan untuk membunuh Pria yang memiliki telinga runcing tersebut.

"Ok...kau bisa melakukannya, Uzumaki!"

*PSYUUU!*

Peluru besar dengan cahaya biru keluar dari senjata tersebut, menyayat udara dan menuju ke targetnya dengan kecepatan tinggi.

Mata Naruto melebar sedikit ketika melihat Pria dengan telinga runcing itu menangkap peluru tersebut seperti mainan. Namun, harapan Naruto tidak jatuh...ketika melihat ledakan tercipta dari tempat targetnya. Peluru Gantz bukan sesuatu yang bisa dipermainkan..

Naruto dengan cepat bangun dan melompat dari gedung tersebut, ketinggian seratus meter dari permukaan tanah bukanlah menjadi masalah bagi dirinya. Namun alasan mengapa ia lompat dari ketinggian itu adalah tombak besar yang memancarkan cahaya yang hampir mengenainya. Ia tidak memiliki waktu untuk berdiam, karena setelah itu dirinya harus lari dari gedung tersebut.

Karena gedung tersebut langsung runtuh akibat serangan dari tombak besar-bercahaya tersebut.

"He...mengejutkan sekali. Aku tidak menyangka aku akan diserang di gelap malam gulita..."

Dari asap yang mengepul tersebut. Seorang Pria keluar dengan entengnya, tanpa ada bekasa goresan sama sekali di tubuhnya.

"Dan kukira siapa yang berani menyerangku...ternyata seorang Hunter. Aku masih mengingat terakhir kali Tim seperti kalian datang menyerangku...namun kau tahu? Mereka sangat membosankan, bahkan dengan senjata canggih mereka. Dan tentu saja mereka mati..."

Naruto memilih diam, meyerap informasi kecil tersebut. Jadi sebuah tim sudah pernah dikirim untuk memusnahkan mahluk di depannya, namun misi tersebut gagal.

"Hei, Hunter...Di mana anggotamu yang lain? Tidak mungkin kau berani datang sendirian untuk melawan Mahluk sehebat aku."

"Itu..bukan urusanmu." Naruto mengambil dan menggenggam pangkal pedang yang berada di pahanya. Dan sedetik kemudian, mata pedang hitam keluar dari pangkal pedang tersebut.

"Aku sebenarnya sedikit bingung di sini? Kalian tidak pernah memberikan alasan mengapa kalian menyerangku. Tiba-tiba kalian datang dan main hunus pedang... " Pria itu berkata dengan nada sedikit heran.

"Karena memang itu yang ditugaskan kepada orang seperti kami. Tidak ada pilihan selain mengikuti apa yang ditugaskan. Lagipula Target yang aku bereskan bukanlah sembarangan orang...karena mereka akan berbahaya di masa depan, atau telah melakukan tindakan kriminal yang tidak bisa ditoleran lagi."

"Hoh...begitu.."

Naruto menghilang dari tempatnya, retakan dari tempatnya berpijak tercipta dari tekanan yang diberikan. Dan muncul di belakang Pria tersebut, berniat menyayat pria tersebut menjadi dua. Namun sepertinya hal itu tidak semudah apa yang dipikirkan ketika Pria itu mengambil langkah ke samping dan dengan mudah menghindari pedang tersebut. Naruto yang tidak mau diam kemudian mengubah gerakannya, menahan semua tekanan gravitasi yang berada di bawah kakinya, dan memanjangkan pedangnya hingga beberapa meter.

"Hm...pedang yang bagus, dan juga tajam. Namun kau tahu? Pedang seperti ini tidak akan bisa memotong mahluk kelas atas sepertiku, Manusia.." Kini Kokabiel yang memegang sisi pedang tersebut dengan kedua jarinya. Wajahnya terlihat bosan dengan apa yang barusan terjadi.

"Cuma-"

Malaikat jatuh itu tidak memiliki kesempatan ketika merasakan tinju yang mengenai wajahnya. Ia bisa merasakan kekuatan di balik pukulan itu. Jika ia tidak memaksakan beratnya ke permukaan tanah, maka tentu saja dirinya sudah melayang jauh pada saat ini.

Naruto mengumpat di bawah nafasnya, dan langsung melompat ke belakang.

'Gantz kirim Z-gun!'

Kerangka senjata itu kemudian mulai terbentuk di tangan kiri Naruto dan menampilkan wujud aslinya setelah 3 detik berlalu.

Naruto membawa senjata itu ke arah Pria di depannya. Dan menekan pemicunya. Tekanan Gravitasi kemudian tercipta di atas Kokabiel.

Dan lagi, Malaikat jatuh itu menghindari dengan kecepatan yang tidak manusiawi. Meninggalkan permukaan tanah yang saat itu sudah menjadi lubang lingkaran akibat dari serangan yang diberikan Naruto.

"HAHAHAHA INI MENYENANGKAN! TUNJUKAN KEMAMPUANMU YANG LAIN, HUNTER!"

Kokabiel membawa tangannya ke langit, dan dengan cepat sebuah tombak cahaya tercipta dan membesar tiga kali lipat lebih besar dari tubuhnya. "Mari kita lihat kemampuanmu...itupun jika kau bisa selamat dari ini.."

Naruto melihat dengan teliti sesaat Tombak cahaya besar yang saat ini melesat ke arah dirinya. Jalan kehancuran tercipta mengikuti tombak cahaya itu setelah dilempat oleh Kokabiel. Naruto setelah melihat timing yang baik, langsung menekan pemicu senjata berbentuk H itu. Dan gravitasi di depannya langsung membawa semuanya ke permukaan tanah, termasuk tombak cahaya yang tadinya sudah mendekat ke areanya.

Kepulan asap pun tercipta dari gagalnya serangan tersebut. Dan membuat mata Naruto bergerak lebih cepat dari biasanya untuk mencari sosok targetnya.

"GUKH!"

Naruto menahan rasa sakit yang dirasakan di wajahnya. Sepertinya Kokabiel tidak ambil diam dan menyerangnya di saat terjadinya ledakan tersebut. Dan selanjutnya yang ia rasakan adalah kakinya tidak menyentuh permukaan tanah. Alias...melayang terbang. Menembus beberapa dinding dan berakhir di tiang beton bangunan.

Kokabiel melihat tubuh Naruto yang terpental jauh. Wajahnya kini dalam kekecewaan akibat betapa cepatnya pertarungan tersebut. Dari serangan sekuat itu, tentu saja manusia biasa akan mati.

"Ternyata kalian semua memang lemah, dan kupikir tadinya kau bisa memuaskan hasrat bertarungku...ternyata aku salah. Sepertinya aku harus melanjutkan apa yang kurencanakan.." Dengan begitu, Kokabiel membalikan badannya...berniat untuk pergi dari tempat yang sudah hancur itu.

Mata Kokabiel melebar dan dengan cepat membawa tangan kirinya untuk menahan sebuah serangan. Sebuah energi tidak berbentuk yang mengarah kepadanya... dengan telapak tangan kirinya, ia berusaha menahan serangan tersebut, namun tidak membawakan hasil ketika ia merasakan energi itu hendak meledak.

*BOOM*

Ledakan tersebut menyebar, menyebabkan radius kehancuran semakin melebar, sekitar 50 meter dari asal ledakan. Kehancuran kini sudah terlihat jelas di mata, asap mengepul tinggi ke atas langit dengan tebalnya. Dan dua gedung hancur karena pergerakan tanah di bawahnya.

Kembali lagi ke asal asap. Dari kepulan asap itu, sesosok Pria terlihat berjalan keluar...

"Kurang ajar...jubahku rusak..."

Kini Kokabiel berada dalam kondisi yang menyebabkan dirinya telanjang dada. Serangan tersebut ternyata lebih kuat daripada apa yang ia perkirakan. Meskipun tidak menyebabkan luka yang fatal, namun pakaian kesayangannya hancur di depan matanya. Dan ia masih bisa merasakan rasa panas dan perih di permukaan kulitnya akibat dari ledakan tersebut..

"Nak...kau mati saat ini juga." Dan sepuluh sayap hitam keluar dari belakang tubuhnya. Warna gelap sayap tersebut berbaur dengan malam. Dan entah mengapa atmosfer di sekitar tempat itu semakin memberat. Kokabiel menunggu musuhnya muncul.

Ia menaikan alis matanya, ketika merasakan getaran tanah berguncang di bawah kakinya.

"Apa itu? Sacred Gear?" tidak bisa menyembunyikan rasa ingin tahunya ketika melihat penampilan musuhnya pada saat ini.

Wajah hunter itu kini tertutup oleh helm hitam. Sepertinya hunter tersebut membawa senjatanya yang lain. Sebuah armor yang kini telah menutupi seluruh tubuh Hunter tersebut. Dari atas kepala ke bawah kaki. Kedua tangan Armor itu memanjang hingga hampir menyentuh tanah, dari segi fisik, Armor itu sepertinya meniru fisik dari Gorilla. Namun dari masing-masing siku tangan armor tersebut, terdapat dua buah pedang yang terpasang menjulang tinggi. Dan kabel-kabel memanjang mengikuti di setiap langkah Naruto berjalan.

Naruto yang berada di dalam armor itu kini dalam mode serius. Layar hologram kini muncul di depan matanya, menunjukan kondisi Hard-suit yang dipakainya dan juga kondisi musuhnya pada saat ini.

Ia pun mengangkat tangan Gorila tersebut. Dan dari telapak tangannya berkumpul energi yang melepaskan bunyi yang membuat pendengaran terganggu.

"Aku tidak akan membiarkanmu!" Tidak mau kalah, Kokabiel terbang ke udara dan membawa kedua tangannya ke atas langit. Energi cahaya terbentuk dan membuat tombak cahaya yang berkali-kali lebih besar. Membuat malam tersebut lebih terang akibat kekuatan yang diciptakan oleh Kokabiel.

Kembali ke Naruto. Naruto masih memperhitungkan energi nuklir yang saat ini berada di dalam genggamannya. Salah perhitungan, tubuhnya sendiri yang akan meledak.

[3...2...1]

Naruto mengunci pergerakannya dan melepaskan energi yang sudah terbuat. Sebuah laser lepas dari tangan Naruto secara bersamaan dengan tombak cahaya yang diciptakan Kokabiel.

Dan ledakan dahsyat tercipta. Membuat gempa bumi dan membuat kehancuran di sekitar mereka menjadi-jadi. Gedung-gedung tinggi hancur dengan seketika setelah merasakan kekuatan dari serangan masing-masing pihak.

"Apa berhasil?" Naruto bertanya pada dirinya sendir dari dalam armor tersebut. Matanya pun melihat kondisi Hard-suit pada saat ini. Masih bisa digunakan, namun sepertinya Suit tersebut tidak akan bertahan lama jika terus melepaskan serangan.

Naruto merasakan pergerakan di belakangnya kemudian menggerakan tubuhnya dengan cepat. Hard-suit meskipun terlihat berat dan susah digerakan, namun hal itu merupakan pernyataan yang salah. Perbedaan Bodysuit Gantz dengan Hard-suit Gantz sudah terlihat jelas. Jika bodysuit menambah kecepatan-kekuatan-pertahanan dari manusia biasa ke manusia super, maka Hardsuit berfungsi mengkali-lipatkan kemampuan tersebut.

Naruto menahan pukulan Kokabiel dengan sisi tangan Gorillanya. Kejutan udara tercipta dari benturan dua serangan tersebut.

"HAHAHAHAH AYO KITA BAWA PERTARUNGAN INI KE LEVEL SELANJUTNYA!"

Naruto membawa sikunya ke depan, mengikuti pergerakan Naruto, pedang yang berada di siku armor tersebut berbenturan dengan pedang yang saat ini berada di tangan Kokabiel. Pedang apapun itu, Naruto tidak tahu..namun melihat pedang yang berada di armornya mulai dalam kondisi yang rusak, membuat Naruto dapat mengetahui sedikit betapa kuatnya pedang tersebut.

Kini kedua individual itu berada dalam pertarungan tingkat tinggi. Setiap langkah yang mereka ambil menciptakan kehancuran. Pergerakan mereka pun tidak terlihat oleh mata karena kecepatan yang diciptakan oleh tubuh Malaikat jatuh, dan teknologi tingkat tinggi yang saat ini Naruto gunakan.

Waktu Berlalu dengan cepat, kehancuran yang mereka ciptakan di area tersebut sepertinya telah meratakan tanah semua bangunan.

Naruto mengeratkan rahangnya, sepertinya limit Hard-suit sudah dalam batasan terakhirnya. Jika hal ini terus berlanjut, maka dengan pasti dirinya yang akan mati di sini. Dirinya tidak akan mati di sini!

"Uzumaki Naruto tidak akan mati!"

Naruto memaksa seluruh tubuhnya untuk bergerak meskipun Bodysuit yang berada di dalam Hardsuitnya sudah rusak, terbukti dengan cairan biru yang telah pecah dari vial kostum tersebut. Dengan kata lain...seluruh serangan tersebut kini telah dirasakan oleh tubuh manusianya.

Darah menetes dari hidung Naruto dan juga dari mulutnya. Semakin Naruto konsetrasi dengan apa yang ia lakukan, semakin deras tetesan darah yang keluar dari mulut dan hidungnya. Tato yang berada di dada dan punggungnya kini bersinar terang akibat berusaha menahan apa yang Naruto lakukan.

"Ayo...Chakra! sedikit saja!" Naruto memaksa tubuhnya untuk mengirimkan chakra ke seluruh tubuhnya, menyebabkan sakit yang amat sangat di dalam otaknya, namun hal itu ia tahankan.

Aura biru kini menyelimuti armor Naruto dan terkadang energi tersebut berpindah menjadi keemasan.

"UOOOOHH!"

"MATI HUNTER!"

*BLARRRRRRRR!*

Dan semua menjadi putih...

XXXXXXX

Jika seluruh area mereka bertarung berubah menjadi datar. Kini...semuanya seperti hasil gempa bumi,... permukaan tanah hancur total. Bangunan-pohon tidak tersisa... dan asap mengepul dari banyak tempat.

Tangan armor Gorilla terlihat tersangkut di sebuah pohon yang berhasil bertahan. Helm hitam yang hancur kini berada di permukaan tanah...

Sedangkan tubuh yang lainnya... kini mengeluarkan api dan terkadang listrik.

"ugh.." Naruto menatap dengan mata setengah terbuka. Ia tidak bisa merasakan tubuhnya sama sekali. Sepertinya tulangnya ada yang patah...atau memang semuanya patah? Ia tidak tahu...dan tidak mau tahu. Membuka mata pun terasa susah. Hard-suit pun sepertinya hancur total...

"Gantz...mulai tr-transfer.."

Namun tidak ada yang menjawab. Hanya itu satu-satunya cara agar ia dapat bertahan hidup. Meski apapun yang terjadi di dalam misi, seperti putus tangan, atau patah tulang atau luka fatal lainnya, asalkan misinya selesai, maka Gantz akan mentransfer ke dalam ruangan dengan tubuh yang sehat sedia kala tanpa ada cacat satupun. Itu jika bisa bertahan hidup hingga misi selesai. Jika tidak...maka mati sudah jelas menjadi jawabannya..

"He...sepertinya kau masih hidup.."

Naruto dengan perlahan menatap sosok yang berdiri di depannya. Menatap dirinya dengan senyum maniak, meskipun sepertinya tangan kiri Malaikat jatuh itu sudah puntung. Menggerakan bola mata saja sudah sulit, apalagi menggerakan yang lainnya.

"Tadi itu sangat meneganggkan...membuat tubuhku gemetar dengan pertarungan tadi..tapi sepertinya kau sudah di ambang batasanmu...sayang sekali. Padahal aku ingin melanjutkan pertarungan tadi..Oh...biarlah."

Dan Naruto merasakan sesuatu yang menusuk. Menusuk dadanya...

Ia bisa melihat darah hendak keluar dari luka tusuk tersebut. Namun karena pedang tersebut masih di dalam tubuhnya, maka darah segar terhalang keluar..

"Ha...ekspresimu saat ini sangat menarik. Tadinya kau menampilkan wajah serius dan tak takut kalah. Namun, sekarang kau menunjukan ekspresi menyedihkan itu...Manusia..manusia...mungkin itu satu alasan mengapa aku tidak menyukai Ras kalian yang rendahan." Kokabiel memiringkan kepalanya serasa mengingat sesuatu yang baru.

"Sepertinya kita harus berpisah di sini...Hunter." Kokabiel dengan kasar mencabut pedang yang tertancap di dada Naruto, dan kemudian terbang entah ke mana.

'aku tidak bisa mati di sini...aku tidak ingin mati...aku belum bertemu dengan 'dia'... aku belum mengatakan padanya. Mengapa bisa terjadi seperti ini? Apa yang harus kusalahkan? ...aku tidak tahu...kenapa semakin gelap? Padahal aku membuka mataku. Hei, jangan tutup matamu Uzumaki!'

Naruto mengadahkan kepalanya dengan tenaga yang tersisa, dan melihat bintang-bintang malam. Di saat seperti ini, dirinya ingin mencoba merokok... sepetinya keren mati dengan rokok yang menyala di mulut.

Darah yang mulai menggenangi tubuhnya juga ia coba untuk hiraukan. Tidak bagus mati dengan wajah ketakutan...

Kenangan serasa terlintas di depan matanya dengan cepat. Tentang pertama kali ia mati...pertama kali bertemu Gantz. Bergabung dengan tim Gantz... melihat tim itu mati...dan melihat gadis itu bebas dari Gantz.

Janji itu masih ia ingat. Meskipun dia telah melupakan dirinya, namun ia akan tetap menemui gadis itu. Tapi...jika mati sungguhan itu mustahil bukan?

"A-ku tidak ingin...mati.."

"Aku tidak ingin mati..."

"AKU TIDAK INGIN MATI!"

Dan cahaya merah memenuhi mata Naruto. Rambut merah yang bagaikan bendera berkibar dengan elegannya. Sesaat Naruto berpikir bahwa itu adalah Ibunya yang menjemputnya ke alam kematian. Namun, ketika melihat warna merah yang berbeda itu...

"K-kau gadis...Iblis itu.."


Untuk Hard-suit yang tadinya Naruto pakai, kalian bisa melihat di cover cerita ini, atau cari di internet untuk lebih jelasnya. Jika ada pertanyaan jangan sungkan untuk bertanya...akan saya balas kok. (Kalian sopan saya segan, kalian main Coboy, gw main bacok.)

Pairing from Gantz: satu gadis yang merupakan seorang Artis/model dan sekaligus penyanyi. (jika kalian tahu, maka saya kasih kue.)

Dari DxD...itu urusan saya.

Pairing akan berjalan sesuai jalannya cerita, bukan satu malam langsung oye. Soal chakra yang dipakai Naruto, kalian sudah tahu sekarang dia bisa menggunakannya namun akan berakibat fatal. Tentu saja ada cara untuk melepaskan segel tersebut...(Courtesy Azazel-sama.)

REVIEW HERE

VVVVVVVVV

VVVVVVVVV

VVVVVVVVV

VVVVVVVVVVVVVVVV

VVVVVVVVVVVV

VVVVVVVV

VVVVV

VV