Uzushiuogakure adalah sebuah desa yang menutup dirinya dari desa desa lain di dunia Shinobi. Mereka hanya membuka ikatan dengan desa kerabat mereka, yakni Konohagakure. Namun hal tersebut berubah ketika seorang Uzukage (pemimpin desa Uzu) muda naik menjabat menjadi yang keempat. Anak muda yang beru berusia 24 tahun tersebut adalah seorang prodigy Uzumaki yang terkenal dengan penguasaan sepuluh Sumi-kyō dan keahlian Fuinjutsu yang hebat. Yondaime Uzukage muda yang memiliki kharisma tinggi, tenang, ramah, baik terhadap semua orang serta dikenal sangat pandai dalam bertarung itu bernama Uzumaki Naruto.
Naiknya Uzumaki Naruto sebagai Yondaime Uzukage membuat Uzushiogakure membuka hubungan dan kerja samanya dengan desa desa lainnya, termasuk sebuah Negara Iblis yang dipimpin seorang Ratu bersifat dingin dan memiliki kemampuan menyegel setan serta memprediksikan kematian seseorang. Naruto yang mengunjungi Negara tersebut pertama kali langsung jatuh hati begitu bertemu dengan sang Ratu dalam sebuah jamuan yang mewah. Pertemuan dua hati yang suci pun terjadi, dengan hidupnya gerbang Saiken yang berada di wilayah barat Uzushiogakure, sang Uzukage pun datang melamar Ratu dari Negara Iblis, dan lamaran tersebut diterima dengan rasa cinta yang besar.
Dua pemimpin menyatu, namun kekuatan keduanya yang besar membuat takut desa desa Shinobi lainnya, dan akan menjadi awal dari sebuah bencana untuk Uzushiogakure..
Naruto by Masashi Kishimoto
The Uzukage by Doni Ren and Icha Ren
This Story for Naruto Lovers, and for Anella Gathra
Pairing : NaruShion
Rate : T+
Genre : Adventure, Romance
Warning : Typo, Abal abal, Gajeness, Kacau, Tata Kata Aneh Aneh, OOC, DLL
Normal POV
Naruto POV
Shion POV
Strong n Smart!Naru
Older!Naru
Older!Shion
.
.
.
"Apa yang harus dilakukan seorang pemimpin adalah memanggul semua beban rakyatnya di pundaknya sendiri, bukan hanya menatapnya dengan tatapan kasihan.."
Yondaime Uzukage, Uzumaki Naruto
Chapter 1
Normal POV
Konohagakure, 14 Oktober
Ruangan berpilar yang sangat luas dengan dinding dinding dipenuhi kertas segel tersebut berada dalam keadaan cukup ramai. Pertemuan rahasia yang dipimpin salah seorang tetua desa, Shimura Danzo, kini sedang membuat suatu rencana yang sangat berbahaya. Puluhan Anbu Ne nya yang loyal kini sedang bertekuk lutut di depannya. Danzo membuka matanya perlahan lahan. Dengan sekali hentakan tongkat dia membuat semuanya mengerti untuk mendengarkan dengan baik.
"Sandaime Hokage ingin mundur dari jabatannya dan berencana menyerahkannya kepada seorang anak muda yang tidak kompeten bernama Namikaze Minato.." Danzo melirik dengan cepat ke arah semua anggotanya "..Aku tidak akan menyerahkan Konoha ke tangan seseorang yang belum siap mengarahkan desa ini dengan baik sebagai kapten kapal,"
Danzo mengetuk pelan tongkatnya "Kita harus melakukan sesuatu, untuk tetap mempertahankan keeksitensi Konoha di depan Daimyo dan desa lainnya, aku akan melakukan apapun untuk Konoha..kalian semua dengarkan.."
Para Anbu Ne dengan konsentrasi penuh mendengarkan apa yang akan dikatakan pemimpin mereka. Danzo tersenyum tipis setelah selesai mengatakan rencananya. Sebuah kamuflase tinggi yang akan mengantarkannya menjadi seorang Hokage, dan Danzo tidak akan sabar tentang hal itu.
Naruto POV
Uzushiogakure, 15 Oktober
Aku memandang gedung utama para tamu dengan keinginantahuan yang begitu besar. Bukan..bukan karena aku tidak tahu apa isi yang ada di dalam gedung tersebut. Tentu saja aku tahu karena aku pemimpin di sini tetapi, rasa keinginantahuan ini muncul akibat kedatangan Shion ke Uzu untuk mempersiapkan pernikahan kami yang akan jatuh lusa. Entah kenapa aku selalu menggemaskan wajah bonekanya tersebut. Bagiku memiliki seorang kekasih, yah..tepatnya istri seorang Ratu merupakan beban besar. Pernikahan kami akan menyambungkan dua pusat pemerintahan yang akan menjadi seperti hubungan kekerabatan. Tetapi hal tersebut tidak penting, Shion bagiku sangat menggemaskan. Sifat sok coolnya di depanku membuat rasa hormon lelakiku penasaran. Maksudku bukan yang itu, tetapi rasa penasaran tentang sifatnya tersebut. Entah dia perempuan bertipe apa, satu hal yang pasti..seorang Uzukage tidak bisa mengerti perasaan wanita.
Sudah dua tahun aku memimpin desa ini dan aku tidak tahu perubahan apa yang telah aku buat. Bagiku, hanya rakyat yang bisa merasakan apa yang telah diarungi pemimpin mereka dalam masa pemerintahannya. Pemimpin adalah sebuah beban, yang jujur saja..jika aku bukan anak dari Sandaime Uzukage maka akan kutolak mentah mentah jabatan ini. Namun Tou-san telah mengajariku sesuatu, jika kita punya kemampuan besar maka cobalah menerapkannya pada sesuatu yang besar. Saat Tou-san meninggal aku masih belum mengerti apa yang dikatakannya, apa hanya gigauan sakitnya..tetapi akhirnya aku mengerti arti dari kemampuan besar dan penerapannya tersebut. Aku tahu..
Aku mungkin berbakat menjadi pemimpin, yang walaupun sebenarnya tidak mempunyai niat. Lagipula aku masih sangat muda, 24 tahun bukanlah umur yang cocok untuk memimpin suatu bangsa. Ketika di masa masa muda, aku lebih ingin bebas dan terus mengasah kemampuan sepuluh Sumi-kyō-ku. Tetapi dengan meninggalnya Tou-san karena sakit pada saat umurku beranjak 22 tahun, hal tersebut harus kutanggung. Nama Yondaime kupertaruhkan di depan Uzukage. Nama Yondaime Uzukage kupertaruhkan di hadapan Uzushiogakure.
"Yondaime-sama.."
Dan orang orang desa Uzu yang berambut merah menyapaku dengan segala hormat mereka. Sebenarnya aku tidak mau disapa seperti itu. Tetapi sepupuku yang cerewet, Uzumaki Karin menasehatiku dengan berbagai macam nasihat menyebalkan yang dengan terpaksa kuikuti saja. Walaupun segala ketidakikhlasanku dalam menerima beban berat ini, satu janjiku pada desa ini.
Uzushiogakure akan selalu tenang dan damai. Tidak ada kehancuran yang menyapanya, karena seorang Yondaime Uzukage akan berdiri di depan desa, dan tersenyum ramah ke arah musuh sambil membawa senjata dengan santai.
"Seorang Uzukage penuh kharisma tidak akan mematung di depan tempat istirahat istrinya selama sepuluh menit.."
Aku menoleh ke arah kiri, temanku, Uzumaki Nagato sedang menyapaku dengan ramah. Aku tersenyum.
"Kau menghitung waktu berdiriku, tidak lucu jika kau menghitung satu persatu detik yang berlalu saat aku berdiri Nagato.."
"Memang itu yang aku lakukan Naruto-sama.."
"Dan Shion baru calon istriku. Catat itu.."
Nagato tertawa pelan. Mata hazelnya menatap ramah ke arahku. Dengan kurang ajarnya dia menepuk nepuk kepala seorang Uzukage.
"Hahaha..aku akan melihat wajahmu memerah nanti saat di pelaminan seperti rambut jabrik merahmu ini..tetapi satu hal yang diimpikan para pria saat sudah menikah Naruto.."
Aku mengangkat alis perlahan lahan "Hm? apa itu?"
"Malam pertama.." Dan aku melihat segala macam kemesuman di wajah Nagato bersatu dan bercampur baur secara tidak jelas.
"Kau mau kutembak memakai api?" tanyaku dengan nada yang dibuat datar. Nagato tertawa pelan.
"Tentu saja tidak Yondaime-sama.."
Aku dan Nagato kini berjalan menuju timur desa sambil membahas masalah makanan makanan terenak di Uzu. Sangat tidak penting memang, namun bagi kami berdua, beradu argumen memang sangat asyik jika kau memiliki teman keras kepala yang selalu mempertahankan prinsipnya..walaupun itu salah. Contohnya si Nagato ini.
"..Sudah kubilang kalau kau membuat roti itu bisa tanpa bantuan ragi.."
"Contohnya?" aku mencoba mencari tahu, dari mana dia dapat teori bodoh seperti itu.
"Roti kan bisa kita kembangkan memakai soda kue, maksudku sesuatu yang seperti bubuk putih yang katanya sih berbau sedikit asam. Mungkin dengan seperti itu kau dapat sedikit mengurangi biaya ekonomi di bidang makanan desa karena ragi sedikit lebih mahal dari pada soda kue.."
"Kau pernah melihat soda kue teman? dari kata katamu sepertinya kau hanya mendengarnya dari seseorang dan mencoba menyarankanku untuk mengubah sistem ekonomi desa kita dengan sesuatu yang abstrak.."
Nagato menghela napasnya di sisiku. Aku sedikit geli melihat wajah kebingungannya.
"Sesuatu yang seperti bubuk putih..garam juga bisa ya. Dia kan putih.."
"Gula juga.." kataku menyambungi
"Tepung juga.."
"Bahkan semen putih untuk pembangunan desa kita adalah sesuatu yang seperti bubuk putih, walaupun bau asamnya kita kesampingkan.."
"Aku tahu aku tahu!" Nagato mengacak ngacak rambut merah lurusnya tersebut. Aku tersenyum. Bagiku berteman dengan Nagato sangat menyenangkan, apalagi jika aku, Nagato dan Yahiko-salah seorang sahabatku juga-bertemu, siap siaplah untuk adu argumentasi yang sangat amat tidak penting dari kami bertiga, dan pacar dari Yahiko, Uzumaki Konan (dia adalah intelku untuk mengawasi tindak tanduk di luar, maka aku menyarankan rambut merahnya sebaiknya diubah menjadi biru, dan itu cocok untuk wajah anggunnya) yang akan melerai kami saat kami bertiga sudah di ambang emosi dan yang pasti Nagato serta Yahiko yang mempunyai emosi sedikit labil akan beradu tonjok demi mempertahankan idealis mereka soal suatu masalah. Yang tidak penting sekalipun.
"Hei kalian berdua.."
Nah, baru saja orang ini ada dalam pikiranku, Uzumaki Yahiko dengan rambut jingga kemerah merahan. Dan di belakangnya berdiri sang pacar, Uzumaki Konan.
"Selamat siang, Yondaime Uzukage-sama.."
Aku sedikit geli. Konan memang orangnya kaku. Semenjak aku diangkat menjadi Uzukage keempat, sikapnya agak sedikit berubah terhadapku. Istilahnya segan. Dia terlalu formal dan sopan kepada teman sebayanya. Sudah beberapa kali kukatakan kepada Yahiko kalau pacarnya tersebut perlu dikoreksi dan bersikaplah biasa kepadaku seperti dulu. Contoh keformalan dan kekakuannya yang cukup jelas seperti tadi. Dia memanggilku dengan ucapan "Selamat siang" tanpa kata "Hai" seperti teman sebaya dan kata kata Yondaime ditambahkan dengan kata Uzukage. Untuk suffix sama-nya aku yakin pasti ada dan tidak akan pernah dia tinggalkan.
Namun Konan merupakan intel yang hebat. Bakat jutsu specialnya yang dapat memanipulasi kertas adalah harta berharga Uzushiogakure. Dengan kekuatannya tersebut, Konan bisa menjadi penyusup yang handal. Walaupun kekakuannya sangat berlebihan, aku bangga menjadi temannya dan Yahiko patut sangat berbangga.
"Dari mimik wajahmu kau pasti mentertawakan pacarku.." Yahiko mendekatkan wajahnya ke arahku dengan tampang sok kuat. Aku terkekeh pelan sambil melangkah ke belakang.
Benar saja, terdengar bunyi pukulan di kepala Yahiko. Konan dengan wajah datarnya menghantam kepala pacarnya dengan lengan kanannya. Yahiko mengelus kepalanya perlahan dan merutuk tidak jelas
"Ada apa sih Konan-chan? ke-kenapa kau tiba tiba memukul kepalaku.."
"Jangan menghina Yondaime Uzukage-sama, baka.."
Nagato tertawa keras di sampingku. Aku hanya bisa tersenyum menatap Yahiko yang meratapi dirinya sendiri. Sementara Konan dengan kakunya meminta maaf kepadaku padahal tadi sebenarnya Yahiko hanya bercanda denganku.
Semenjak dari siang hingga sore, aku terus dipenuhi beban pikiran. Bukan, bukan karena masalah desa ini. Desa Uzu sudah benar benar tentram. Hubungannya dengan kelima desa besar dan desa desa lainnya sangat erat dan tidak ada perselisihan. Beban pikiran yang terus merayapiku tentu saja karena Shion tidak datang mengunjungi ke ruang kerjaku (aku harap menyapa atau apa saja) dan berbicara sedikit saja dengan calon suaminya. Aku pun akhirnya mengerti apa yang pernah Tou-san curhatkan kepadaku saat aku masih remaja, yah..saat itu Kaa-san sudah meninggal. Aku baru mengerti bagaimana rasanya jika orang yang kita cintai pergi jauh meninggalkan kita. Bagiku, pembelajaranku sebagai seorang pemimpin di desa Uzu juga telah memantapkan pengalaman pengalaman hidupku agar dapat berkembang terus menuju proses kematangan.
Aku sedikit mendesah tidak suka. Dengan segenap keberanian, aku menanggalkan jubah Uzukageku dan mengganti pakaianku dengan model ninja penyusupan malam. Sebuah baju dan celana hitam yang original, yang digunakan para ninja untuk melakukan misi penyusupan. Misi penyusupanku memang penting sekarang, walaupun mungkin ini adalah hal yang tidak terpenting yang akan dilakukan seorang Uzukage. Aku akan menyusup memasuki gedung para tamu untuk menemui calon istriku.
Sangat mudah untuk melakukan penyusupan di desa sendiri. Aku kini sudah berdiri tepat di depan jendela kamar calon istriku. Dengan kedua telapak kaki yang dialiri chakra, dengan santai aku berjalan di dinding gedung dan sudah sampai di jendela kamarnya. Aku pun perlahan lahan membuka jendelanya dan penglihatanku langsung terhalang sebuah gorden yang menurutku sangat menyebalkan. Dengan sekali sigap aku langsung melompat ke dalam dan mataku menatap calon istriku yang bolak balik di kamarnya dengan wajah kebingungan. Baru kali ini aku melihat mimik seperti itu di wajah datar bonekanya.
"Ba-bagaimana ini..a-aku..aku malu bertemu dengannya..te-tetapi.."
Aku masih diam mendengarkan. Dengan menurunkan hawa keberadaanku membuat Shion tidak menyadari kalau dari tadi aku mengawasinya dengan perasaan sedikit geli.
"Se-secara sopan santun aku harus bertemu dengannya, tetapi.." Shion tiba tiba duduk di ranjangnya dan menutup wajahnya. Aku rasanya ingin pingsan. Sh-Shion benar benar kawai. Sifatnya berbeda beberapa ratus derajat dengan sifat yang biasa dia tampilkan di hadapanku. Dingin dan tanpa perasaan. Namun sekarang..
"H-hei Shion.."aku akhirnya membuka suaraku. Dan Shion menoleh dengan wajah shock disertai semburat merah super di wajahnya. Entah kenapa rasanya aku ingin tertawa.
Dan aku merasa puluhan benda melayang ke arahku secara bersamaan. Hei, aku ini calon suamimu..jangan seenaknya melemparkan benda benda ini kepadaku. Dan aku juga adalah seorang Uzukage, pemimpin desa di mana kau berada sekarang. Shion berteriak, catat. Aku baru pertama kali melihatnya. Dia berteriak dengan keras, memanggilku dengan teriakan "ADA PENCURI!" dan membuat nyaliku ciut. Aku segera menghilang dengan sunshin cahaya yang perlahan lahan mengelilingi tubuhku dari bawah ke atas hingga tubuhku hilang dengan kemilauan sinar emas. Sebelum benar benar menghilang, rasanya menggoda calon istriku (yang mungkin sifat aslinya sudah kuketahui) akan sangat menyenangkan. Kukedipkan sebelah mataku dan aku yakin, wajah sang Ratu Negara Iblis akan semakin memerah..dan sekilas aku mendengar teriakannya
"NARUTO SIALAN! AKU TIDAK AKAN MENIKAHIMUUUU!"
Lima menit kemudian aku langsung mengetuk pintu gedung penerima tamu secara formal. Kepala pemiliknya yang langsung menyambutku dengan sigap karena seorang Uzukage yang berkunjung ke tempatnya. Dia tahu, dia tahu kalau aku akan mengunjungi siapa. Dengan langkah tenang aku harus tetap memasang ekspersi datar dan mengeluarkan aura kharismatikku. Walaupun hatiku terasa ingin menangis. Jika dikategorikan, Shion benar benar Tsundere..
"Yondaime Uzukage-sama ingin bertemu dengan Shion-sama secara empat mata.."
Aku menatap datar ke arah interaksi antara kepala pemilik gedung ini dengan kepala pelayan Shion. Sang kepala pelayan menggelengkan kepalanya perlahan lahan dan berbisik dengan kepala pemilik gedung sambil sesekali melirik ke arahku. Tidak beres..maksudku tidak bagus. Shion benar benar kesal kepadaku.
"Maaf Yondaime-sama..Shion-sama sepertinya tidak enak badan sehingga tidak dapat menerima tamu saat ini.."
"Bahkan calon suaminya?"
Kepala pemilik gedung itu terdiam. Dia melirik ke arah kepala pelayan calon istriku.
"Se-sepertinya begitu. Dia mengatakan kepada saya kalau dia benar benar kelelahan sehingga tidak dapat menerima tamu seorangpun..maaf Yondaime-sama.."
Dan aku dengan cepat menghilang menggunakan sunshin cahayaku.
Dan mungkin seenaknya muncul dengan cahaya emas di dalam kamar Shion. Aku sudah menanamkan segel Fuin di kamar Shion menggunakan pijakan kakiku sehingga aku bisa bebas ke sini dengan cepat. Perhatianku terpusat kepada dirinya yang tertelungkup di ranjangnya sambil membenamkan kepalanya di bantal. Aku berjalan mendekatinya, dan terdengar suara kecilnya yang seperti "Naruto baka! Naruto baka! Naruto baka! Naruto baka!"
Hei Ratu..kau sedang mengejek seorang Yondaime Uzukage.
"Ehem.." aku sengaja berdehem pelan untuk menyadarkannya dari rutukan percumanya tersebut. Dia senyap dan suasana menjadi hening. Aku akan siap siap jika dia berteriak yang aneh aneh.
"Ada apa kau ke sini?"
Aku tidak bisa menahan untuk mengangkat alis kebingungan. Shion langsung bangkit dari acara tertelungkupnya dan duduk dengan tenang di sampingku. Dan pesona Ratunya kembali. Wajahnya tenang, datar dan dingin bagai boneka. Suaranya pun sangat khidmat dan anggun. Meskipun begitu, aku masih sangat teliti. Masih terlihat jelas semburat merah di pipi halusnya dan hal tersebut membuatku tersenyum tipis,
"Kenapa kau tidak mengunjungiku?"
Dia menolehkan kepalanya ke samping kiri dengan mimik sombong "Hem..bukan urusanmu.."
"Hei..aku calon suamimu. Yang lebih penting adalah dalam ilmu kepemimpinan, jika ada seseorang petinggi mengunjungi tempat petinggi lainnya, maka yang mengunjungi lebih wajib memberi sapaan atau mendekatkan hubungan dengan petinggi yang dikunjungi.."
"Aku tidak pernah mendengar ilmu begitu.."
"Tsk..iya, kau adalah Ratu aneh yang mengira calon suamimu adalah pencuri-ITTAIIII!"
Shion tiba tiba mencekik leherku dan menghujamkan tubuhku ke kasur. Wajahnya sangat amat merah dan matanya menunjukkan cahaya rasa malu yang besar. Dia dengan seenaknya mengguncang guncang kepala seorang Uzukage di ranjang dan menghantamnya dengan keras. Aku yang berusaha melawannya kini dengan cepat memegang kedua sisi pinggangnya dan menjatuhkannya ke samping kanan. Kami berdua berguling beberapa kali seperti orang gila dan akhirnya terjerembab ke lantai. Namun aku menang telak. Ratu Iblis itu berada di bawah dan aku menimpa dengan superior di atasnya. Wajah Shion yang semula datar kini benar benar shock dan mimiknya berubah sangat amat manis. Entah tanpa sadar, aku menyeringai..
Klek..kudengar suara pintu terbuka. Dan puluhan pelayan calon istriku (beserta kepala pelayannya) serta kepala pemilik gedung ini menatap kami dengan mulut ternganga, wajah memerah dan bentuk tatapan tidak percaya.
"SHION-SAMA!" semua pelayan Shion berteriak kencang dan membuat perasaanku menjadi tidak enak.
"Ma-maaf Yondaime-sama. Saya tahu anda..ano..YANG PASTINYA TUNGGU SETELAH MENIKAH!"
Sialan. Pemilik gedung ini berteriak dengan wajah memerah dan penekanan nada "Setelah menikahnya" membuat perasaanku menjadi sangat tidak enak. Sebagai seorang Uzukage yang terkenal sangat kharismatik seta sering disebut sebut prodigy klan Uzumaki, mungkin panggilan mesum akan menyertai julukanku sebagai Yondaime Uzukage.
Uzushiogakure, 16 Oktober
Esoknya kuceritakan kejadian memalukan tersebut kepada Nagato. Sialnya, sahabatku ini mentertawakan kecerobohanku dan beberapa kali menyelipkan antara namaku dan panggilan suffix-sama dengan kata "Hentai". Padahal sebenarnya aku berharap dia dapat menenangkanku atau segala macam tindakan sebagai seorang sahabat. Tetapi meminta motivasi dari seorang Uzumaki Nagato merupakan pilihan salah.
"Sudah kubilang..pria itu kalau menunggu malam pertama sangat amat tidak sabaran. Oh Kami-sama, jika para pelayan itu tidak datang, apa yang akan kau lakukan teman?"
Aku mendengus pelan. Percuma menanggapi perkataan Nagato, jika kutanggapi maka penderitaan batinku akan semakin meningkat. Terasa sebuah tangan menepuk nepuk bahuku dengan lembut.
"Yahiko.." aku sedikit tersenyum melihat salah seorang sahabatku ini. Yahiko lebih baik dari pada Nagato. Sifat bijak dan kemimpinannya yang kuat membuat aku percaya dia sedikit lebih dewasa dari pada Nagato. Dan aku mengharapkan dia memberikan solusinya kepadaku bagi seorang pria.
"Sabar saja Naruto..mungkin ini hukuman Kami-sama kepada orang orang sepertimu.."
Aku tarik kata kataku tadi.
"Itu hanya sebuah kecelakaan. Aku tahu derajatku sebagai pemimpin teman.." aku sedikit menyibakkan jubahku yang tersingkap ditiup angin.
"Sebuah ilmu kepemimpinan mengatakan bahwa menjaga suatu kehormatan, apapun itu, merupakan salah satu kriteria dari seorang pemimpin yang bijak. Pengkhianatan dalam melanggar kehormatan merupakan sifat yang harus kujauhi. Aku tidak mau ada berita tersebar kalau salah seorang Uzukage adalah seorang mesum.."
Aku melirik ke arah dua temanku tersebut. Wajah mereka tersenyum ke arahku dan terkesan bangga. Aku tidak mau terlalu percaya diri apakah kata kataku memang bagus, tetapi jujur..kata kata itu adalah murni dari kemauan hatiku. Murni dari seorang Uzukage, murni dari kata hati seorang pemimpin. Bagiku, memegang amanat itu sangat sakit dan melelahkan. Kita tidak tahu kapan kita tergelincir dan membuat rakyat sebagai kelompok yang kita pertanggung jawabkan menyala dan mengatakan kesalahan kita.
Dan aku tidak mau itu..
"Kami bangga mempunyai Uzukage sepertimu, Naruto.."
Yahiko mengatakan hal tersebut dengan senyuman khas wibawanya. Dan Nagato tersenyum senang ke arahku.
"Yap..kau adalah pemimpin yang tepat bagi kami.."
.
.
.
Siangnya, aku dan Shion bersantai di taman Uzushiogakure yang terkenal dengan nama Taman Pusaran Bunga. Taman ini benar benar memukau. Ada sebuah kolam yang cukup luas, di tengah tengah kolam tersebut terdapat pusaran air abadi (kata para warga Uzu) yang memang terbukti selalu melakukan pusaran air di tengah tengah kolam ini. Taman ini adalah hasil karya Uzukage kedua yang katanya bertujuan untuk menambah tingkat kegembiraan rakyat Uzu sehingga segala macam aspek dapat ditingkatkan lebih tinggi.
Aku menatap cukup lama wajah Ratu Negara Iblis tersebut. Wajahnya kembali seperti semula. Datar, dingin, tanpa perasaan seperti boneka. Tetapi aku suka. Itu kejujuranku. Dengan langkah yang tenang aku berusaha membuat keadaan suasana ini tidak buruk. Sekilas aku menangkap pergerakan matanya sesekali melirik ke arahku dan tampaknya dia sangat malu atas kejadian semalam. Lucu juga bagi seorang Ratu untuk melakukan hal bodoh semalam. Bukan yang aku terlibat di dalamnya, tetapi sebelumnya.
"Shion.." aku pun mendudukkan diriku di sampingnya. Dia tidak merespon. Mata lentiknya mengerling ke arah lain tanpa arah yang jelas.
Aku terdiam. Berusaha berpikir. Jenius dalam bertarung bukanlah jaminan jenius dalam hal seperti ini.
Aku pura pura menjatuhkan badanku ke samping, dengan mengharapkan dia mau menahannya dengan bahunya tersebut.
PAK! aku merasakan kepalaku membentur benda keras, segera kuangkat badanku dan kulihat Shion sudah bergeser seenaknya. Dia benar benar dalam mode kekesalan tingkat tinggi. Sekali lagi, dasar Tsundere..
Aku melipat kedua tanganku dan berusaha bersikap tenang. Kupejamkan mataku dan berusaha menunggu. Angin di taman ini cukup bagus, tenang dan menyejukkan. Otakku terus berputar, bagaimana caranya menghilangkan kekesalan wanita terhadap seorang pria.
Waktu terus berlalu, aku tidak menyadari kalau sekitar lima belas menit aku sepertinya tidak memperhatikannya dan seperti dalam kenikmatan di mode tidur-duduk dengan hiasan bersidekap dada. Aku langsung terbangun ketika sebuah pukulan menghantam keras perutku. Kulirik ke samping kiri dan terlihat wajah Shion yang tadinya datar seperti boneka berubah sedih dan sekali lagi, oh Kami-sama..dia manis sekali. Pelupuk air matanya terlihat tergenang di mata lentiknya.
"Bilang minta maaf dong!"
Aku bertindak cepat. Langsung kukatupkan kedua telapak tanganku dan kupejamkan mataku. Dengan khidmat kukatakan kata kata ini.
"Gomen'nasai.."
"Kau bercanda melakukannya!"
Shion langsung berdiri dan berjalan meninggalkanku. Aku harus bertindak cepat. Kejadian lucu atau bodoh macam apa yang menimpa seseorang (terutama Uzukage) yang jatuh cinta kepada seorang Ratu, mereka berdua sama sama suka dan pada waktu sebelum hari perhelatan penyatuan dua hati, orang tersebut bersama sang kekasih putus hubungan. SUNGGUH AKU TIDAK MAU KEJADIAN LUCU SEPERTI ITU TERJADI!
Kupegang tangannya dengan cepat, dan entah kenapa, langsung kutarik dirinya dan kupeluk dari belakang. Badanku yang lebih tinggi dari pada dirinya membuat (aku yakin sekali) dirinya sangat nyaman dan tenang.
"Wao..Ratu cantik kita yang datar ternyata mempunyai perasaan juga ya?"
Shion terdengar terisak pelan. Namun dia segera membalik badannya dan langsung mengelus pipi kananku dengan tangan kirinya.
"Itu artinya apa?"
Dan aku kembali dikejutkan dengan sikapnya yang kembali tenang dan dingin, Namun mata memerah akibat terisak masih tercetak di mata lentiknya.
Aku menghela napas dan berusaha tersenyum, dan senyuman tulus dengan mudah terpatri di wajahku. Senyuman bahagia.
"Kau mencintaiku?"
"Aku marah kepadamu bukan karena cemburu, baka.."
Oh iya, aku merasa dipercundangi di sini.
"Lalu apa?" aku sangat penasaran. Wajah dinginnya tersenyum manis ke arahku. Senyuman yang memang benar benar menggetarkan jantungku. Jantung seorang Uzukage.
"Kau adalah.."
Aku mempertajam indera pendengaranku
"..Suami yang luar biasa bagiku!"
Aku tidak dapat berkata apa apa. Kalimat yang indah dan menawan. Jika aku dipuji oleh orang lain seperti "Anda hebat..anda kuat..anda seorang Prodigy klan Uzumaki..anda seorang Uzukage" dan sebagainya, maka perasaanku hanya biasa. Itu merupakan tugasku, dan segala kemampuanku memang hasil jerih payahku, walaupun kekuatan Kami-sama tidak dapat kulawan. Tetapi ketika dipuji hanya, hanya sebagai "Suami yang luar biasa" dan itu pun sebenarnya aku belum menikah. Wah..bagiku itu adalah pujian yang sangat luar biasa, karena dikeluarkan dari mulut seorang wanita yang benar benar kucintai.
Pertanyaannya adalah, apakah momen ini tepat untuk adegan berciuman?!
"Yondaime Uzukage-sama!"
Tidak tepat memang.
Aku melepaskan pelukanku terhadap Shion. Konan bertekuk lutu dengan sigap. Kepalanya dia tundukkan ke bawah. Biasanya jika ada seorang wanita yang melihat kejadian tadi pasti tersenyum tidak jelas dan bahkan ada yang melompat lompat seperti orang gila, tetapi aku yakin Konan berbeda. Dia-lah si kaku dan si formal.
"A-ano..gomen karena saya..saya.." Konan menaruh tangan kanannya di depan mulutnya dan bergaya sangat malu malu. Wajahnya memerah dan jujur saja, aku sangat amat sweatdrop. Mempertahankan sikap formalnya dan begitu melihat sesuatu yang romantis membuat sikap hebatnya tersebut runtuh dengan mudahnya.
"Tidak apa apa.." aku harus berkata bijak, tapi perasaan sedikit geli menghinggapiku begitu melihat tingkah Konan yang seperti tadi. Aku ingat wajah memerah dan manisnya tersebut terakhir kali dilihat saat Yahiko membelikannya sebuah cincin untuk janji pernikahan mereka.
"Apa yang ingin kau sampaikan?"
"Sandaime Hokage tewas di kamar tidurnya, Yondaime-sama, dan Shimura Danzo memploklamirkan dirinya secara resmi sebagai Yondaime Hokage.."
Aku merasakan suatu keterkejutan yang hebat. Tunggu dulu?! Hiruzen-jiji adalah seorang Hokage yang hebat. Julukan The Proufessor bukanlah julukan sembarangan yang dia dapatkan. Jika dia dibunuh, siapa yang dapat membunuhnya dengan mudah? tidak mungkin..
Dengan Sandaime-lah hubungan antara Konoha dan Uzu semakin baik sejak era Shodaime Hokage dan Shodaime Uzukage. Hiruzen-jiji merupakan guruku sekaligus kuanggap sebagai kakekku sendiri. Orangnya sangat baik dan bijaksana. Segala macam asam garam dunia sudah dimakanannya. Aku pernah mendengar bahwa dia akan berhenti dari jabatan Hokage karena sudah tua, dan dia pun menunjuk Namikaze Minato sebagai penggantinya kelak. Namikaze Minato merupakan kakak iparku. Uzumaki Kushina sendiri adalah kakakku yang merupakan wadah dari seekor Jinchuriki Kyuubi. Benar benar tidak kumengerti, kenapa sebuah nama yang pernah kudengar (Shimura Danzo) memiliki jejak gelap dan buruk menggantikan Hiruzen-jiji dan kakak iparku yang telah dicalonkan Hiruzen-jiji sepertinya..
Apa ada sebuah rencana besar dibalik semua ini?!
Otakku terus berputar. Sekilas aku melirik ke arah Shion yang menatapku kebingungan dan sedikit khawatir. Aku memejamkan mataku.
Pernikahanku dengan Shion, rasa cinta kami telah menghidupkan gerbang Saiken. Di kitab tua para pendahulu Uzumaki, Rikudou Sannin mengatakan kalau ada kalanya seorang Uzumaki menikahi seorang wanita khusus hingga cinta mereka tersebut membuat gerbang Saiken hidup dan akhirnya tanda itu muncul.
Kekuatan hebat akan muncul diantara keduanya, catatan titik terang..anak kami akan menjadi seseorang yang spesial, seperti yang dituliskan di kitab tua tersebut. Otakku terus berputar, jika-misalkan-Danzo tahu rahasia para Uzumaki ini..berarti informasi satu satunya yang dia dapatkan berasal dari..
KAKAKKU! AKU TIDAK TAHU APA YANG DIA LAKUKAN TERHADAP KAKAKKU!
Tenang..itu lah yang harus dilakukan seorang pemimpin ketika menghadapi masalah. Minato bukanlah orang lemah. Dia adalah murid salah seorang legenda Sannin dan dijuluki si kuning kilat dari Konoha. Minato tidak akan memberikan kakakku semudah itu, atau apapun informasi yang berharga kepada Danzo ataupun pihak lainnya.
Aku harus tenang..
"Yondaime-sama.."
Aku sedikit tersentak. Aku pun menatap Konan yang balas menatap khawatir ke arahku. Aku yakin dia pasti bingung. Wajahku yang biasanya tenang dan selalu berpikir cepat kini aku yakini, sedikit berkeringat dan pucat.
Normal POV
Konoha, 16 Oktober'
"Jadi begitu, Danzo..hem, mengalahkan si kuning cepat dari Konoha bukan main lelahnya, lima Kage bahkan harus berkumpul secara rahasia dan melakukan tindakan ini. Tetapi ini karena kata katamu yang mengatakan kalau istri Namikaze Minato ini tahu sesuatu tentang kekuatan militer dahsyat dari Uzushiogakure.."
"Benar Raikage-sama, aku punya beberapa informasi yang berharga untuk kelima desa Shinobi besar di sini. Mizukage-sama, Tsuchikage-sama, Kazekage-sama, Raikage-sama..kita berlima harus membentuk aliansi dengan cepat untuk menghancurkan Uzushiogakure sebelum pernikahan itu terjadi.."
"Apa tidak terlalu terburu buru Hokage baru?"
"Hem..kau benar Mizukage-sama, tetapi adat dari para Uzumaki begitu bodoh, dan kita bisa memanfaatkan hal tersebut.."
"Adat? apa itu?"
"Heheh..setelah mereka menikah, para pria tidak boleh mendekati istrinya selama dua hari, hal tersebut dikarenakan para Uzumaki memiliki hari istimewa di hari ketiga setelah pernikahan mereka, aku melihat adat ini secara langsung saat Minato menikahi Kushina dulu, walaupun Minato bukanlah Uzumaki, namun adat ini ternyata berlaku kepadanya juga.."
"Itu bisa dijadikan celah untuk menyerang Uzu?"
"Ya, kau benar Kazekage-sama..celah itu akan kita lakukan dengan tipu muslihat yang cepat-"
"Tetapi pemimpin mereka sekarang ini, Yondaime Uzukage bukanlah orang sembarangan. Walaupun masih muda, dia dikatakan sebagai 'Yang terkuat' dari Uzushiogakure.."
"Tch, umurnya baru 24 tahun..kita lihat, permainan lima Kage yang lebih berpengalaman akan lebih kuat dari pada seorang Kage muda.."
"..SEKUAT APAPUN DIA!"
Bencana dimulai!
TBC
Author Note :
Cerita baru dari Doni-san..tetapi idenya dari Icha lho..Icha juga mencoba membuat fic genre Adventure seperti Doni-san. Dalam ketikan memang masih satu chap #yakni chap ini#, rencananya, jadwal pengupdatenya adalah setelah Fic 'The Best Team s1' milik Doni-san selesai. Jadi jika TBT s1 belum selesai, fic ini masih dalam tahap diam.
Masih dalam tahap percobaan, dan Icha mencoba Romance untuk NaruShion,,untuk fight dan strateginya Icha serahkan ke ketikan jari Doni-san.
Arigatou and see you^_^
Please Review
Untuk pertanyaannya, saran, kritik atau lainnya dipersilahkan..