LET'S READ!
AKU AKAN SELALU MENYAYANGIMU...
Di tempat Madara
[Background soundtrack *Naruto Shippuden OST – Savior of This World 'Kabuto'*]
Madara masih berdiri di dalam Susano'onya, 'Sialan, dia melepaskan pengaruh Edo Tensei dengan genjutsu Kotoamatsukami..' umpat Madara kesal, 'Cih, lebih baik segera melenyapkan mereka dan pasukannya..' batin Madara menyeringai. "Kita lihat seberapa kuat kalian.." ucap Madara menyeringai ke arah para petinggi 3 fraksi Ophis dan 3 dewa Yunani.
'Wuuusssshh'
"A-Apa yang terjadi?" ucap Sirzechs terbata ketika ada sesuatu yang menghalangi pencahayaannya dari atas. "I-itu tidak mungkin.." ucap Azazel tak percaya. "Me-Meteor..." ucap Zeus Hades dan Poseidon terbata. "B-Bagaimana mungkin dia bisa membawa meteor ke dunia bawah.." ucap Serafall tak percaya. "T-Tidak Masuk akal..." ucap Ophis kaget.
Sementara para Pasukan Aliansi hanya bisa mematung melihat meteor yang sangat besar mengarah ke mereka. Memang besar meteor tersebut ampu menjangkau daerah pertarungan Madara dan para Pasukan Aliansi yang sedang bertarung dengan Zetsu. "A-Apa ini akan kiamat.." ucap salah satu Malaikat berkeringat dingin. "Ha Ha Ha inilah akhir kita.." ucap Malaikat Jatuh dengan tawa tak percayanya. "I-Ini tak bisa dipercaya..." ucap Iblis menatap nanar meteor yang menuju ke arah mereka.
Ophis yang tersadar dari keterkejutannya segera terbang menuju ke arah meteor tersebut. "Kita harus menghentikan meteor itu.." ucap Sirzechs yang juga tersadar dari kagetnya. Mereka pun segera terbang ke arah meteor tersebut. Tampak Ophis membuat sihir yang lumayan besar untuk menahan meteor tersebut agar tidak menghantam Pasukan Aliansi yang berada di radius tabrakannya. 'B-Berat sekali...' batin Ophis tak percaya dengan yang dihalaunya saat ini.
Sementara Serafall dan Poseidon segera menggabungkan kekuatan untuk menahan meteor tersebut, Poseidon pun mengarahkan air besar-besaran ke arah meteor tersebut, dan dengan sigap Serafall pun membekukan air yang menahan laju meteor tersebut agar berhenti. Sementara Zeus Hades Sirzechs Azazel dan Michael terus menerus menyerang meteor besar tersebut agar hancur dengan serangan mematikan masing-masing.
Perlahan terlihat meteor tersebut mulai melambat, dan lama kelamaan pun berhenti 3000 meter dari permukaan tanah, 'A-Akhirnya berhenti..' batin Ophis senang. "Huh, akhirnya berhenti juga.." ucap Serafall terlihat lega begitu juga dengan yang lainnya, meteor besar yang sudah retak-retak akibat serangan Sirzechs dan yang lainnya pun berhenti.
"Khukhukhu..." tawa sinis Madara pun berhasil membuat mereka menahan kesenangan mereka. "K-Kenapa.." ucap Zeus terbata dan
'Wuuuusssh'
Muncul lagi sebuah meteor yang besarnya 1,5 kali lebih besar dari sebelumnya. "Si-Sialan..." umpat Azazel tak percaya. "I-Ini tak bisa dipercaya..." ucap Michael menatap tak percaya ke arah meteor kedua tersebut. "A-Apa yang ter-"
'Blaaarr'
Meteor kedua pun menghantam meteor pertama yang ditahan Ophis dan menghentikan ucapan Ophis. "M-Masih ada lagi..." ucap Ophis tak percaya merasakan ada yang menghantam meteor yang ditahannya dan merasakan dirinya semakin meluncur ke bawah karena tidak kuat menahan kekuatan 2 meteor tersebut.
'Kraaakk'
'Kraaakk'
'Kraaakk'
'Pyaaaaarr'
Air yang dijadikan es oleh Serafall sebagai penghadang meteor pun hancur berkeping-keping. "Si-Sial..." umpat Poseidon dan Serafall. "A-Aku tidak kuat lagi..." ucap Ophis semakin meluncur ke bawah cepat karena penyangga es yang dibuat Serafall sudah hancur. Yang lainnya pun membelalakkan matanya ketika menyadari Ophis masih menahan meteor tersebut dari bawah. "Ophis..." teriak Sirzechs dan yang lainnya.
"Ma-Maafkan aku Naruto... mu-mungkin aku cukup sampai di sini" ucap Ophis terbata dan terlihat menitikan air mata. "A-Aku mencintaimu..." tambah Ophis dan pasrah dengan meteor yang terus mendorongnya ke bawah.
.
.
.
.
'Puk'
.
.
Sesaat sebelum Meteor Kedua Muncul
[Background soundtrack *Naruto Shippuuden OST = 10 – Akatsuki*]
Sementara di tempat pertempuran Zetsu melawan Rias Sona Raiser beserta budaknya dan Kuroka Irina, sedang memandang kagum dan takut dengan hadirnya meteor di atas tempat pertarungan. "I-Itu Me-meteor..." ucap Kiba terbata. "B-Besar sekali..." gumam Irina takjub + takut. "P-Pertarungan macam apa itu..." ucap Tsubaki tak percaya. "S-Sungguh bukan musuh yang sembarangan.." tambah Sona masih menatap tak percaya dengan apa yang ada di depanya.
"A-Aku belum berkencan sekalipun..." ucap Saji dengan kaki yang bergetar seperti akan ngompol. "Naruto-senpai..." lirih Koneko takut. Tiba-tiba di sampingnya Kuroka memegang tangannya. "tenanglah.. aku akan selalu ada di sampingmu, dan melindungimu.." ucap Kuroka tenang dan tersenyum manis tapi berbanding terbalik dengan sorot matanya yang menyiratkan ketakutan dan kekhawatiran. "K-Kita akan musnah..." ucap beberapa Pasukan Aliansi. 'Issei-kun/Issei-san..' batin Raynare dan Asia.
"A-Aku takut Bucho..." ucap Gasper menatap meteor tersebut dan memegang erat baju Rias. "G-Gasper.." balas Rias terbata dan kaget dengan ekspresi ketakutan di matanya, dan dia pun mengedarkan pandangannya kesemua budaknya, budak Sona dan budak Raiser yang tak jauh dari sana dengan raut wajah yang sama. "Ma-Maafkan aku jika selama ini menjadi pemimpin yang buruk untuk kalian.." ucap Raiser tiba-tiba pada budaknya. "R-Raiser.." ucap Rias dan Sona terbata menatap Raiser yang masih menatap nanar meteor tersebut.
"Apa kalian bodoh?" ucap atau teriak seseorang tiba-tiba. "Ehh?" kaget mereka semua. "Cepat menyingkir dari situ..." teriak Naruko menyadarkan mereka lagi. "B-Benar.. kita harus pergi dari jangkauan meteor ini.." ucap salah satu Malaikat. 'Wuussh' tiba-tiba ada medan gaya yang sepertinya sedikit menurunkan kecepatan meteor tersebut. "CEPAT PERGI DARI SINI..." teriak Naruko pada Pasukan Aliansi. "Me-Menyingkir..." ucap mereka terbata dan melesat terbang pergi begitu pun dengan Rias Sona Raiser beserta budaknya dan juga Irina Kuroka. Sementara para pasukan Zetsu pun menyeringai dan memilih masuk ke dalam tanah.
'Wuuush' muncul air yang banyak disela mereka terbang menghindar. 'A-Air...' gumam Rias Sona dan Raiser. 'J-Jangan jangan Nee-chan...' batin Sona takut dan dia pun menoleh sekilas ke arah tujuan air tersebut. Di kejauhan dia melihat kakaknya bersama seseorang yang tak dikenalnya sedang mengendalikan air tersebut.
'Kreezz'
Perlahan dan pasti air tersebut pun membeku dan terlihat menyangga meteor besar tersebut. 'Leviathan-sama...' batin Rias Raiser budak Sona dan beberapa pasukan Iblis. 'N-Nee-chan..' batinya terlihat agak senang melihat kakaknya berhasil menghentikan meteor tersebut.
"P-Para petinggi menghentikannya.." ucap salah satu Malaikat tak percaya. "Ya, mereka berhasil menghentikannya..'' balas salah satu Iblis. "Ki-Kita selamat..." ucap beberapa pasukan bernafas lega. "Ha Ha Ha kita selamat..." tawa gembira beberapa Pasukan Aliansi. Terlihat Sona pun menitikan air mata, 'A-Arigato Nee-chan...' batinya senang. Tapi sepertinya itu tak berlangsung lama.
'Wuuusssh'
"M-Masih ada lagi?" ucap seorang Iblis menatap tak percaya di atas meteor yang berhasil ditahan. "Apa maksu-" ucapan seorang Malaikat Jatuh pun terhenti ketika menatap ke atas. "S-Sialan..." umpatnya terbata. "Cepat menghindar..." bentak Naruko pada Pasukan Aliansi dari bawah (hanya Naruko dan Irina yang melesat menghindar via Kaki)
'Blaaarrr'
Meteor kedua pun berhasil menghantam meteor pertama. Para aliansi yang kaget pun segera bertebaran menyingkir dari tempat tersebut. "Me-meteor lagi..." ucap Sona tak percaya dan menoleh untuk melihat sekilas kakaknya. 'Nee-chan...' batin nya khawatir.
Di tempat Cao Cao (Sebelum Meteor kedua Datang)
[Background soundtrack *Naruto Shippuden OST – Savior of This World 'Kabuto'*]
Terlihat Issei terbengong melihat dari kejauhan meteor menyerang tempat Pasukan Aliansi. Memang tempat pertarungan Issei Vali melawan Cao Cao berada sedikit lebih jauh dari Pasukan Aliansi sehingga tidak berada dalam jangkauan meteor. "Me-Meteor.." ucap Issei terbata, Vali pun langsung memandang apa yang dilihat Issei dan terlihat kaget. "S-Siapa yang melakukan itu semua.." ucap Vali tak percaya.
"Khukhukhu hahahaha.. sepertinya Madara sudah mulai serius" ucap Cao Cao tersenyum senang. "Ma-Madara?" ucap Vali dan Issei terbata. 'S-Seperti itukah kekuatan Madara yang sesungguhnya..' batin mereka berdua menatap tak percaya meteor yang akan menghancurkan tempat pertarungan. "Kematian kalian semua sudah di depan mata..." ucap Cao Cao santai. "K-Kau..." geram Issei.
"Me-meteornya berhasil ditahan..." ucap Vali melihat meteor tersebut ditahan es yang membentuk sebuah penyangga. "U-Untunglah mereka bisa menahannya.." ucap Issei lega. "benarkah?" ucap Cao Cao menyeringai. "apa maksudmu?" ucap Issei geram dan
'Blaaaarr'
"A-Apa? Masih ada lagi..." ucap Vali tak percaya melihat ada meteor lagi yang menghantam meteor pertama yang berhasil ditahan para petinggi. "S-Serangan macam apa itu" lirih Issei semakin down melihat musuh mempunyai kekuatan yang bisa dibilang bukan kekuatan yang sebanding dengan mereka semua. 'Di mana kau Naruto?' batin Issei disela downnya.
Kembali ke Ophis
[Background soundtrack *Naruto Shippuuden OST = 18 – Hyakkaryouran*]
"A-Aku mencintaimu..." ucap Ophis pasrah dengan meteor yang terus membawanya jatuh.
.
.
'Puk'
.
.
Tiba-tiba ada tangan yang menepuk bahunya. "Sudah kubilang, jangan memaksakan dirimu.." ucap orang tersebut a.k.a Naruto (bunshin) dengan mode Cakra Ashura (kuning seperti mode Kyuubi) dan memeluk Ophis dalam dekapannya walaupun ikut turun akibat tekanan 2 meteor yang ditahan sihir Ophis. "kalau kau tidak bisa melakukannya sendiri, jangan memaksakan kehendakmu.. aku akan selalu ada untuk membantumu.." ucap Naruto lembut perlahan menengadahkan tangan kanannya ke atas. Ophis pun terlihat terpana dan tak bisa membendung tangisnya lagi "Hiks hiks hiks.. kau baka! Kau j-jahat! Hiks hiks" ucap Ophis sedikit membentak Naruto dengan menangis.
Naruto pun terlihat tersenyum, "Baiklah.. biarkan aku yang menyelesaikan ini semua.." ucap Naruto tersenyum. Terlihat dari tangan Naruto yang menghadap ke atas tercipta bijuu dama hitam sedikit kemerah-merahan Ophis pun perlahan menghilangkan sihirnya. "Bijuudama.." ucap Naruto pelan. Bijuudama pun melesat ke arah 2 meteor tersebut dan 2 benda tersebut saling bertabrakan dan bercahaya terang, terang sekali
'Blaaaaarr'
Terjadilah ledakan besar setelah cahaya terang menyilaukan tadi. "A-Apa yang terjadi?" ucap Sirzechs terbata melihat ledakan besar pada ke 2 meteor yang jatuh tersebut. "M-Meteornya hancur.." tambah Azazel terbata. "Ada ap-" 'Swush' ucapan Michael terpotong ketika tiba-tiba muncul Naruto sambil memeluk Ophis di antara mereka dengan aura kuning yang menyelimutinya. "N-Naruto/Na-Naru-tan..." ucap Azazel Sirzechs Michael dan Serafall terbata.
"Lama tak berjumpa..." balas Naruto tersenyum, "Dari mana saja kau Naruto? Kami semua mengkhawatirkanmu.." bentak Azazel. "Hiks hiks hiks, kau membuatku khawatir Naru-tan... huweee..." ucap Serafall dengan mewek. "Ehh? J-jangan menangis begitu..." ucap Naruto panik melihat Serafall menangis dan masih dipeluk Ophis yang sepertinya enggan melepaskan Naruto. "Dan hiks hiks dan kenapa Naru-tan memeluk Ophis huweee, Naru-tan jahat.." tambah Serafall, sementara para petinggi yang lain jadi sweatdrop mendengar ucapan terakhir Serafall, 'D-Dia cemburu di saat perang seperti ini...' batin Azazel dan yang lainnya kecuali Michael yang tetap tenang dan tersenyum (seperti Sai).
"Ehh? J-jangan menangis terus.. a-aku jadi terlihat jahat padamu.." ucap Naruto panik. "huweeeee..." justru tangis Serafall semakin menjadi. "O-Ophis bisakah kau melepas pelukanmu..." pinta Naruto memelas tidak ingin membuat keadaan memburuk di medan perang. "B-Baiklah, tapi kau harus janji tidak akan pergi lagi..." balas Ophis masih terlihat sembab habis menangis. "Iya, percayalah padaku.." ucap Naruto tersenyum. Ophis pun melepas pelukannya, Serafall yang melihat Ophis melepas pelukannya tanpa aba-aba langsung memeluk Naruto. "Kyaaaaa... akhirnya aku bisa memelukmu Naru-tan.." ucap Serafall manja. "Ehh?" pekik yang lainnya termasuk Ophis. 'J-Jadi dia menangis tadi iri ingin memeluk Naruto?' batin Azazel sweatdrop.
'Ternyata dia juga ingin memeluk Naruto..' batin Ophis kesal. "Sera-chan lepaskan aku... kita sedang dalam perang sekarang.." jelas Naruto saat dipeluk Serafall. "Ehh? Go-gomen.. aku hanya senang kau datang Naru-tan.." balas Serafall senang dan melepas pelukan Naruto. "Ke mana saja kau Naru... ehh, bagaimana kau bisa terbang tanpa sayap?" ucap Azazel merasa aneh ketika melihat Naruto bisa terbang tanpa sayap seperti Ophis. "Ehh? Aku memang bisa terbang tanpa sayap dari dulu.." balas Naruto santai tanpa dosa dan membuat yang lainnya menatap dirinya tak percaya. "Dan untuk ke mana aku? Ada yang menolongku waktu serangan terakhir Madara waktu itu.." jelas Naruto. "Oh, begitu... baiklah, lebih baik kita selesaikan ini semua sekarang.." ucap Sirzechs pada yang lainnya.
Dari kepulan asap ledakan bijuudama dan meteor tadi terlihatlah Madara dengan santainya bersedekap memandang datar semua musuh di depanya. "Kau sudah datang eh? Walaupun hanya bunshin?" remeh Madara pad Naruto (bunshin). "Bunshin?" ucap petinggi dan Ophis. "Ya, aku hanya bunshin.. boss sedang melawan Edo Tensei.." jelas Naruto (bunshin). "Baiklah kita serang dengan serangan gabungan..." jelas Naruto. "Hai..." balas mereka semua, sementara dewa olympus masih menatap bingung manusia (Naruto) di depanya. "Tenanglah, di teman kita... dia manusia satu-satunya yang bisa melawan Madara.." jelas Michael melihat tatapan bingung ketiga dewa olympus. Mereka pun mengangguk paham.
"Baiklah.. ayo-" ucapan Madara terhenti ketika merasakan dirinya tertahan sesuatu, dan benar saja Madara sekarang sudah terlilit kayu yang terbuat dari tangan Naruto. 'Mokuton...' batin Madara. Tak berhenti sampai di situ terlihat air juga mengepung Madara, 'S-Sial...' umpat Madara sambil menahan nafas akibat kurungan air bertekanan tinggi yang dibuat Poseidon.
'Kreeezzs'
Air yang dibuat Poseidon pun terlihat membeku akibat dari Serafall. "Kau akan kubekukan selamanya Madara..." ucap Serafall dengan senyum manisnya. Tidak tinggal diam Sirzechs Azazel Michael Ophis Zeus dan Hades langsung membuat jurus terkuat mereka. Setelah siap dengan jurus masing-masing mereka pun melesatkannya ke arah Madara. "Terima serangan gabungan dari kami Madara... inilah kekuatan kami, para Petinggi 3 Fraksi, Ophis dan dewa olympus.." ucap Azazel bangga dengan serangan gabungan mereka, terlihat mereka semua senyum melihat Madara hanya diam, kecuali Naruto yang merasakan peningkatan kekuatan Madara. 'G-Gawat...' batin Naruto.
Perlahan serangan gabungan tadi semakin mendekati Madara. "Soka? Jadi seperti inilah kekuatan Petinggi 3 Fraksi itu... maka aku, Uchiha Madara juga akan 'merespon' dengan kekuatan penuh.." ucap Madara santai dan
'Blaaaaarrr'
[Background soundtrack *Naruto Shippuuden OST – Savior of This World*]
Terjadi ledakan energi yang dihasilkan Madara, dan berhasil menghempaskan para Petinggi dan bunshin Naruto. 'Poooofft' bunshin Naruto pun langsung menghilang ketika terlempar dan menghantam batu di bawah.
'Braaak'
'Braaak'
'Braaak'
'Braaak'
Suara yang lainnya yang menghantam tanah, kayu atau batu yang ada di bawah mereka. "Uggh.. kekuatanya meningkat drastis.." ucap Sirzechs disela sakitnya. "D-Dia menggunakan.." ucap Serafall tidak jadi meneruskan kata-katanya ketika melihat Madara diselimuti aura ungu yang membentuk sosok Monster berukuran besar dengan tinggi 70 an meter. "M-Monster apa itu?" ucap Zeus tak percaya. "K-kekuatan yang sangat besar.." tambah Poseidon. "Kekuatan tergelap yang pernah kurasakan.." ucap Hades ikut berkomentar. "Sial!" umpat Azazel dalam armor balance breakernya yang sudah tidak utuh. "B-besar sekali.." ucap Michael tak percaya. "A-Aku belum pernah melihat kekuatan stabil yang sebesar ini.." tambah Ophis.
"ini masih belum..." ucap Madara mengepalkan tangannya dan 'Bwuuush' Susano'o Madara pun bertransformasi menjadi Susano'o sempurna dengan 4 tangan dan 2 katana. "Dibanding kekuatan ku... Petinggi seperti kalian masih belum ada apa-apanya.." ucap Madara santai sambil melipat tangan di depan dada. "I-Ini tidak mungkin..." ucap Serafall semakin tak percaya melihat musuh di depanya. "Akan ku tunjukan perbedaan kekuatan antara kita.." ucap Madara santai dengan Susano'o nya yang menebas horisontal udara di depanya,
.
.
'Swooossh'
.
.
'Blaaaarr'
.
Suara tebasan pedang Susano'o Madara yang berhasil memotong gunung yang berada jauh dari jangkauan mereka. "Perlu ku beritau pada kalian, hanya 2 orang yang setara denganku.. Yang pertama Hashirama, tapi dia sudah lama mati, dan yang kedua adalah Uzumaki Naruto..." ucap Madara menekankan pada nama Naruto. "A-Aku tidak percaya Naruto bertarung dengan makhluk seperti dia.." ucap Azazel terbata, disela sakitnya sambil melihat hasil 'karya' Madara memotong gunung dengan mudahnya.
"D-Dia manusia yang mengerikan.." tambah Zeus menatap ngeri gunung yang tertebas. "Baiklah, sekarang biarkan aku untuk mengambil nyawa kalian semua..." ucap Madara santai dan terlihat menyeringai. Susano'o Madara pun mengayun dari atas ke bawah (vertikal) mencoba menebas petinggi yang ada di depanya. 'I-Inikah Akhirnya..' batin mereka semua menutup mata karena tidak sanggup melihat ke matian menjemput mereka.
Di tempat Naruto (Beberapa detik Sebelum tubrukan meteor kedua)
Naruto masih terlihat menatap ke 6 Edo Tensei dengan mangekyou sharingan shisui di mata kanannya. "Apakah berhasil..." gumam Naruto. "A-Aku seperti terbebas..." ucap Jiraiya tak percaya. "Hn.. kau berhasil..." balas Sasuke singkat. "Aku bisa bergerak sesuka hatiku..." ucap Kushina mulai menggerak-gerakan semua anggota tubuhnya secara leluasa.
"Tak kusangka kau punya ide seperti ini Naruto" ucap Sakura terlihat senang. "N-Naruto-kun..." gumam Hinata terlihat merona. "Kau hebat Naruto..." ucap Minato bangga. "Hn..." balas Naruto singkat dan terlihat menatap Hinata tajam, Hinata yang ditatap tajam Naruto terlihat salah tingkah dan takut-takut, sementara yang lain terlihat bingung. Perlahan Naruto pun mendekati Hinata, sementara Hinata terlihat semakin takut karena Naruto menatapnya tajam, "Apa yang kau lakukan Naruto?" tanya Sakura bingung melihat Naruto mendekati Hinata dengan tatapan tajam.
'Greb'
[Background soundtrack *Naruto Shippuuden OST = 03 – Kikyou*]
Naruto memeluk Hinata, semua yang ada di sana semakin dibuat bingung dengan apa yang dilakukan Naruto. "Ehh?" pekik Hinata bingung karena dipeluk erat Naruto, "Baka! Kenapa kau harus mati untuk melindungiku..." ucap Naruto dengan nada bergetar disela pelukanya. "Hiks hiks apa kau tidak tau betapa bersalahnya aku kehilanganmu hiks hiks.." tambah Naruto dengan menangis. "Naruto.." lirih yang lainnya.
"Go-Gomen Naruto-kun... aku tidak ingin Naruto-kun terluka," balas Hinata, "Baka!" Naruto malah membentak Hinata. "Ke matian mu justru membuat hatiku sakit, kau tau?" tambah Naruto. Sementara Hinata terlihat kaget, "gomen.." lirih Hinata. "Kau tau, hatiku sakit saat kau tidak ada di sampingku.. dan aku hiks hiks tak tau harus berbuat apa.." ucap Naruto semakin menangis. "Naruto-kun..." gumam Hinata terlihat ikut sedih. "Dan sekarang aku merasa senang ketika melihatmu kembali, walaupun tidak hidup seutuhnya seperti manusia.." ucap Naruto kembali dan terlihat lebih tenang dan melepas pelukanya.
"Aku mencintaimu Hinata..." ucap Naruto dengan tersenyum lembut ke arah Hinata, sementara Hinata terlihat mematung, sampai wajahnya pun memanas dan merah seperti tomat. "Na-Na-Naruto-kun..." ucap Hinata semakin gagap dengan pernyataan Naruto tadi. "Hn.. aku mencintaimu, sangat mencintaimu..." ucap Naruto kembali "A-arigato Naruto-kun.. Aku mencintaimu" balas Hinata tersenyum senang dan memeluk Naruto.
Sementara 5 Edo Tensei yang melihat hal itu juga ikut senang dan tersenyum, "Wah anak Kaa-san pintar memilih wanita ya?" ucap Kushina menghampiri Naruto dan Hinata. "Hn.. apakah aku cocok dengan Hinata Kaa-san?" tanya Naruto dengan cengirannya. "Tentu saja ttebane.." balas Kushina ceria. "Hn.. ngomong-ngomong-" ucapan Jiraiya terhenti ketika mendengar ledakan.
'Blaaarr'
[Background soundtrack *Naruto Shippuuden OST = 10 – Akatsuki*]
Semua langsung mencari arah ledakan tersebut, dan terlihatlah jauh dari mereka ada 2 meteor menumpuk yang akan jatuh ke tanah. "M-Meteor.." ucap Jiraiya tergagap. "Madara..." geram Naruto. "Madara?" tanya Kushina bingung. "Ya, yang membuat meteor itu adalah Madara.." balas Naruto. "Lebih baik kita cepat ke sana.." ucap Sasuke pada yang lainnya. Tiba-tiba mereka melihat cahaya terang dari arah meteor tersebut dan
'Blaaarr'
Terjadi ledakan besar dan menghancurkan meteor tersebut. "H-Hancur?" ucap Kushina tak percaya. "Tenang saja, aku sudah mengirim bunshin ku ke sana.." balas Naruto santai. "Soka, tapi lebih baik kita juga cepat ke sana.. Madara pasti bisa dengan mudah mengalahkan bunshinmu.." jelas Sasuke sementara Naruto memalingkan mukanya karena dibilang bunshinya mudah kalah. "Baiklah.. aku juga ingin mencoba melawan dewa shinobi.." ucap Jiraiya semangat. "Baiklah.. ayo berangkat" ucap Naruto pada yang lainnya dan mereka pun melesat pergi.
Di tempat Pasukan Aliansi (Saat Madara menggunakan Susano'o)
Terlihat para Pasukan Aliansi sedang menatap horror pemandangan di depan mereka. "M-Makhluk apa itu?" ucap Saji terbata melihat Susano'o Madara yang sangat besar. "I-Itu sama dengan milik Naruto-kun.. tidak-tidak itu lebih besar.." ucap Sona menatap horror pemandangan jauh di depanya.
"K-Kita bahkan tak punya kesempatan untuk menang.." ucap salah satu Malaikat Jatuh mulai pesimis. "I-Ini bukan pertarungan biasa lagi.." tambah salah satu Malaikat. "B-Bahkan perang Great War dulu tidak seperti ini.." ucap salah satu Iblis tercengang dengan musuh mereka.
"Nii-sama/Nee-chan.." gumam Rias dan Sona. "A-Apa yang harus kita lakukan.. kita tak mungkin bisa membantu mereka.." ucap Kuroka pada yang lainnya. "Kau salah, kita harus membantu mereka... dengan menyingkirkan.." balas Naruko menggantung.
"Mereka.. Rasengan!"
'Blaaarr'
Zetsu putih yang mencoba mengendap-endap langsung tewas dan ditumbuhi pohon ketika terkena serangan Naruko. "Naruko benar kita harus memusnahkan mereka sementara petinggi dan Naruto-kun sedang melawan musuh mereka.." balas Rias. "Hai..." balas mereka serentak. "ayo tunjukan kita bisa membantu mereka dari sini.." tambah Sona semangat. "Yaaa... ayo serang!" balas Pasukan Aliansi dan budak Sona mulai menyerang Zetsu. 'Naruto-kun/Naruto-senpai.. apakah kau baik-baik saja?' batin Rias Akeno Sona Irina dan Koneko terlihat khawatir. Mereka pun segera menyiapkan serangan masing-masing ketika sudah tersadar dari pikirannya.
Di tempat Naruto
Naruto dan ke 6 Edo Tensei saat ini sedang melompat dari pohon ke pohon menuju tempat Madara. "Naruto kita harus segera menyegel Madara apapun yang terjadi..." ucap Sasuke memberitau. "Hn.. aku sudah tau itu Sasuke" balas Naruto tanpa melihat Sasuke. "Jadi kita akan menyegelnya dengan apa?" tanya Minato bingung. "Akan kusegel dengan Rikkudo fuin... untuk itu aku butuh bantuan dari kalian semua" jelas Naruto.
"Hm, begitu.. jadi kami harus membantumu bagaimana?" tanya Jiraiya ingin tau. "Jadi aku ingin Kaa-san membuat kekkai dengan rantai cakra, sedangkan Tou-san dan Ero-sennin mengalihkan perhatiannya dan-" ucapan Naruto pun terhenti ketika merasakan ledakan energi yang besar. "I-Ini... jangan-jangan" ucap Naruto menatap ke depan dan melihat Susano'o besar Madara.
[Background soundtrack *Naruto Shippuden OST – Savior of This World*]
"I-Itu sangat besar sekali..." ucap Kushina tak percaya. 'Sialan bunshin ku sudah kalah...' batin Naruto panik. "Seperti inikah kekuatan Uchiha Madara.." ucap Jiraiya tak percaya. "S-Sial sebaiknya kita cepat ke sana.." perintah Sasuke dan
'Swuuussh'
Terjadi hembusan angin besar akibat tebasan pedang Madara
'Blaaaarr'
Beberapa gunung yang jauh di belakang mereka pun tertebas. "K-Kuat sekali tebasannya..." ucap Jiraiya tak percaya "Ayo, cepat pegang tanganku.." perintah Naruto pada yang lainnya. "Semoga saja dia membawa kunai ku..." gumam Naruto dan
'Swuuush'
Mereka semua pun menghilang dalam kilatan kuning.
Di Tempat Madara
"Baiklah, sekarang biarkan aku untuk mengambil nyawa kalian semua..." ucap Madara santai dan terlihat menyeringai. Susano'o Madara pun mengayun dari atas ke bawah (vertikal) mencoba menebas petinggi yang ada di depanya. 'I-Inikah Akhirnya..' batin mereka semua menutup mata karena tidak sanggup melihat ke matian menjemput mereka.
.
.
'Swuussh'
.
.
'Traank'
.
.
[Background soundtrack *Naruto Shippuuden Road to Ninja Movie 6 OST – Track 33 – My Name*]
Pedang besar Susano'o Madara pun berhasil ditahan sebuah pedang besar dari Susano'o ungu agak kehitaman dengan sayap di punggungnya. "A-Apa?" gumam Madara tak percaya Susano'o nya ditahan Susano'o hitam keunguan milik Sasuke yang sedikit lebih kecil dari Susano'o Madara. Sementara di belakang Susano'o Madara juga terdapat Susano'o ungu yang sudah siap memukul punggung Susano'o Madara. "S-Sial..." umpat Madara melihat Susano'o Naruto sudah di belakangnya bersiap memukulnya dan
.
'Buugh'
.
.
'Kraakk'
'Kraakk'
'Kraakk'
'Braakk'
Susano'o Madara pun berhasil hancur dengan perlahan, sementara para petinggi pun membuka matanya ketika mendengar suara retakan. "I-Itu..." ucap Zeus tak percaya melihat 3 Monster (Susano'o) saling bertarung. "S-Susano'o..." ucap Azazel menatap takjub Susano'o Naruto dan temanya a.k.a Sasuke. "Kalian tidak apa-apa?" tanya seseorang di depan mereka a.k.a Minato. "K-Kalian?" ucap Sirzechs kaget dan memasang posisi siaga bersama petinggi yang lainnya termasuk Ophis, sementara dewa olympus hanya menatap bingung mereka.
"Tenanglah, kami sudah ada di pihak kalian, Naruto sudah menyelamatkan kami dari pengaruh Edo Tensei Madara.." ucap Jiraiya mencoba mencairkan suasana. "Benarkah?" ucap Azazel tak percaya. "Itu benar, putraku sudah melakukannya.." jelas suara wanita a.k.a Kushina. "Naruto-kun sudah menyelamatkan kami.." ucap suara perempuan lagi a.k.a Hinata. Sementara Serafall dan Ophis langsung menatap Hinata. 'D-Dia Hinata wanita yang dicintai Naru-tan/Naruto.. Dia gadis yang 'Berbahaya'... (berbahaya dalam arti yang berbeda)' batin Serafall dan Ophis serentak.
Sementara Hinata yang dipandang tajam oleh Serafall dan Ophis hanya bingung dan memiringkan kepalanya, "Ano, ada apa dengan kalian berdua?" tanya Hinata bingung, sontak mereka pun kaget, 'S-Sial.. D-Dia benar-benar manis... pantas saja Naru-tan/Naruto suka padanya..' batin Serafall dan Ophis semakin merasa iri. 'K-Kawai...' batin semua laki-laki yang ada di sana melihat wajah imut Hinata. 'Ehh, mereka berdua merasa 'terancam' dengan adanya gadis itu..' batin Azazel dan Sirzechs sweatdrop.
"Baiklah lebih baik kita segera mengalahkan Madara.." ucap Minato memberikan nasehat. "Hm, aku rasa juga begitu..." balas Azazel. Sementara itu terlihat Sasuke dan Naruto saling berhadapan dengan Madara setelah menghilangkan Susano'o Madara dan Susano'o mereka berdua. "Khukhukhu.. kau bisa membuat mereka berada di pihakmu eh, bocah?" ucap Madara menyeringai. "Hn.. sekarang kami semua akan mengalahkanmu Madara..." ucap Naruto menatap tajam Madara di depanya.
Di tempat Pasukan Aliansi (Saat 3 Susano'o bertarung)
Terlihat kini banyak pasukan Zetsu yang sudah bergeletakan di tanah dan terlihat juga Pasukan Aliansi yang mulai menipis dan terlihat agak kelelahan. "Hah hah hah... Kita berhasil mengalahkan mereka.." ucap salah satu Iblis. "Ya, akhirnya kita menang.." balas Malaikat Jatuh. "Hei, kalian jangan senang dulu..." balas Raiser yang ada di antara mereka bersama Rias Sona dan budaknya. "Kita masih punya 2 lawan harus kita kalahkan.." jelas Sona.
"A-Apa itu?" ucap tiba-tiba Malaikat Jatuh sambil menunjuk ke arah tempat petinggi bertarung. dan terlihat 3 Monster besar ungu a.k.a Susano'o saling bertarung. "S-Satunya mulai menghilang.." tambah Malaikat melihat Susano'o yang di tengah perlahan menghilang. "Ayo kita cepat ke sana dan bantu mereka..." ucap Raiser pada Pasukan Aliansi. "Hai..." balas mereka semua serentak.
"Lebih baik kita bagi dua, kita harus membantu Issei dan Vali juga.." ucap Rias menginterupsi. "Kau benar, aku hampir saja lupa.."balas Raiser, "Baiklah kita bagi 2 Pasukan, untuk membantu Petinggi dan membantu Issei dan Vali..." jelas Raiser dan mulai membagi pasukannya, dan segera pergi ke tempat tujuan masing-masing.
Di tempat Cao Cao
Masih dengan mode balance breakernya ketiga orang, Issei Vali dan Cao Cao masih bertarung dengan sengit. "Hah hah hah.. Sial dia sangat susah sekali dikalahkan.." umpat Issei tak percaya melihat semua serangannya berhasil dikalahkan. "Kita harus punya strategi yang matang Issei.." jelas Vali yang juga kelelahan. Sementara Cao Cao hanya menatap bosan musuhnya dan kemudian menancapkan tombak True Longinusnya ke tanah.
"Apa ini semua kemampuan kalian?" sindir Cao Cao pada Vali dan Issei, "Kalian sungguh tidak berguna.. " tambah Cao Cao dan menyeringai melihat reaksi Issei yang terlihat marah, "KAU! TAK AKAN KUBIARKAN KAU HIDUP... {Boost}{Boost}{Boost}{Boost}{Boost}" marah Issei dan melesat ke arah Cao Cao dengan menambah kekuatan pedang Ascalon nya yang siap menebas Cao Cao secara vertikal. Terlihat Cao Cao masih diam dan tersenyum sinis, "Bodoh.." gumam Cao Cao dan
'Tap'
Pedang ascalon Issei dengan mudah ditahan dengan mengapitkan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan Cao Cao, Issei yang melihat serangannya dapat ditahan hanya bisa tercengang. 'D-Dia bisa menahannya dengan mudah..' batin Issei tak percaya. Sementara Vali terlihat sudah bersiap melesat ketika melihat Issei tertahan (terperangkap) Cao Cao.
Perlahan armor tangan kiri Cao Cao diselimuti aura hitam dan siap untuk meninju Issei, tampak Issei mencoba memberontak melihat Cao Cao siap memukulnya. "Si-Sialan..." umpat Issei, "Aku harus cepat.. {Divide}{Divide}{Divide}{Divide}{Divide}{Divide}" gumam Vali dan mulai membagi kekuatan Cao Cao dan terlihat armor tangan kiri Cao Cao mulai menghilang aura hitam tersebut dan berganti armor tangan kanan Vali. Tampak Cao Cao sedikit terkejut dengan menghilangnya kekuatan pada tangan kirinya,
"Rasakan ini..." ucap Vali yang sudah berada di samping Cao Cao, 'S-Sial..' umpat Cao Cao dalam hati ketika melihat Vali akan memukulnya dan
.
'Buuuaghh'
.
'Blaar'
.
Cao Cao pun terpental ke belakang akibat dari kekuatan pukulan Vali. Sementara Issei terlihat sedikit lega ketika Vali berhasil memukul mundur Cao Cao dan berhasil melindunginya dari pukulan Cao Cao. "Arigato Vali..." ucap Issei agak tenang. "Lain kali kau harus hati-hati, jangan terpancing emosi.." jelas Vali. "Ya, baiklah.. akan kucoba, tapi kenapa pukulanmu tadi berhasil membuatnya terpental kebelakang, padahal sebelumnya tidak bisa?" tanya Issei ingin tau. "Hm, aku juga tidak tau..." balas Vali dan menatap tempat Cao Cao terpental tadi.
Perlahan kepulan asap terlihat Cao Cao mulai bangun tapi dengan armor yang sedikit retak di bagian perutnya, "A-Armor nya retak.." ucap Issei tak percaya. "Kau berhasil Vali..." ucap Issei terlihat senang melihat serangan Vali sedikit membuat Cao Cao mulai terluka. "Hmm.. ini yang ku maksud dengan serangan yang kebetulan.." ucap Cao Cao sedikit tersenyum mengejek. 'Kenapa serangan ku tadi berhasil membuat armornya retak, padahal sebelumnya tidak pernah bisa? A-Apa mungkin...' batin Vali mulai mengerti serangan yang bisa membuat Cao Cao terluka.
"Issei kau alihkan perhatian Cao Cao dengan seranganmu, aku punya ide untuk mengalahkannya.." jelas Vali. "Hm.. baiklah.." balas Issei dan segera kembali, "Ayo Ddraig.. {Boost}{Boost}{Boost}{Boost}{Boost}" ucap Issei dan melesat ke arah Cao Cao dengan pukulannya, tapi dengan mudah Cao Cao menghindari serangan Issei, "Ini belum berakhir.. {Dragon Shot}" ucap Issei dan menembakkan laser ke arah Cao Cao yang terlihat diam dan membuat perlindungan kasat mata.
'Blaarr'
Serangan Issei pun menghantam perisai kasat mata tersebut, "Hah hah hah.. apakah berhasil?" tanya Issei entah pada siapa. "Khukhukhu.. kau terlalu ambisius" ejek Cao Cao dan kemudian terlihat membuat suatu berbentuk kerucut (seperti Jinton Tsuchikage) berwarna hitam kemerahan ditangan kananya, "Terima ini..." ucap Cao Cao dan melesatkan serangan tersebut. 'Si-Sial..' umpat Issei dalam hati dan pasrah menerima serangan Cao Cao
Vali yang melihat hal tersebut pun tidak menyia-nyiakannya. "Sekarang... {Divide}{Divide}{Divide}{Divide}{Divide}{Divide}" ucap Vali dan membagi serangan Cao Cao tersebut sampai menghilang dan berpindah ke tangan Vali. "A-Apa?" ucap Cao Cao tak percaya. "Terima ini..." ucap Vali dan menembakkan serangan Cao Cao kembali ke tuannya. Terlihat Cao Cao dengan sigap mencoba membuat perisai kasat mata lagi dan
'Blaaaarr'
Terjadi ledakan besar dari serangan Vali tadi, "Kau hebat Vali..." ucap Issei senang melihat Vali kembali mengenai Cao Cao. "Uhuk Uhuk uhuk... Khough! Kalian berdua akan kubunuh..." terlihat dari kepulan asap Cao Cao dengan armor yang retak di seluruh bagian tubuhnya dan juga terlihat darah keluar dari mulutnya. "Aku akan membunuh kalian berdua..." teriak Cao Cao dan menggenggam erat tombak longinusnya dan melesat ke arah Vali dan Issei
"Issei, cepat pegang tanganku.." bisik Vali tiba-tiba. "Ehh? K-kenapa?" ucap Issei bingung dan memberikan tatapan aneh pada Vali. "Aku akan memberimu sedikit kekuatan dari Cao Cao tadi, dan gabungkanlah dengan ascalon mu untuk melawan tombak longinus itu.." jelas Vali, Issei pun menurut dan memegang tangan Vali, "Sekarang lawan dia..." perintah Vali pada Issei, dan Issei pun bersiap melesat ke arah Cao Cao yang juga sedang melesat ke arahnya. "Baiklah... Ascalon... {Boost}{Boost}{Boost}{Boost}{Boost}{Boost}" ucap Issei dan mengeluarkan aura Cao Cao tadi pada pedangnya dan menambah kekuatannya dengan boosted gearnya.
[Background soundtrack *Naruto Shippuuden Blood Prison OST – 25 – Ceaseless*]
"Mati Kau..."
Teriak Cao Cao dan Issei secara bersamaan dan
'Traank'
.
'Ctaank'
.
Suara logam yang patah, "A-Apa?" ucap ucap Cao Cao tak percaya melihat tombak nya patah. "Sekarang terima ini..." teriak Issei dan menebas armor Cao Cao di bagian perut dan
'Craaassh'
Pedang ascalon Issei pun berhasil melukai Cao Cao di bagian perut, terlihat Cao Cao pun mundur dengan luka robek di bagian armor dan perutnya yang mengeluarkan darah. "Si-Sialan... sakit sekali.." umpat Cao Cao. "Pedang ascalon atau pedang pembunuh naga, serangan ascalon akan sangat menyakitkan jika kau memiliki kekuatan naga dalam tubuhmu.." jelas Vali yang sudah berada di belakang Cao Cao. "S-Sial..." gumam Cao Cao yang masih kesakitan.
'Bhuaagh'
'Blaarr'
Suara Cao Cao dipukul Vali dan menghantam tanah, "Uhuk Uhuk Khough!... K-Kenapa kalian bisa menyerangku?" tanya Cao Cao ingin tau disela sakitnya. "Pertahananmu memang hebat, bahkan semua serangan kami bisa kau tahan dengan mudah.. tapi aku dengan tidak sengaja mengambil kekuatanmu tadi dan kemudian memukulmu, dan hasilnya berhasil sedikit merobohkan pertahanan armor mu, begitu juga dengan serangan berikutnya... jadi kusimpulkan pertahananmu hanya bisa dilawan dengan kekuatanmu sendiri..." jelas Vali tersenyum dibalik armornya.
"Cih, jadi begitu.. tapi kalian berdua kali ini akan mati.." ucap Cao Cao dan tersenyum menyeringai. "Rasakanlah kekuatan Tuhan yang sesungguhnya..." ucap Cao Cao dengan angkuhnya, membuat sebuah gumpalan energi berbentuk tabung kerucut (Seperti Jinton Tsuchikage) berwarna hitam kemerahan yang sangat besar. "Kau belum sadar juga Cao Cao, saat ini kau sudah kalah telak..." balas Vali dengan datarnya
{Divide}{Divide}{Divide}{Divide}{Divide}{Divide}{Divide}{Divide}{Divide}{Divide}{Divide}{Divide}{Divide}{Divide}{Divide}{Divide}
Suara sacred gear Vali terus membagi serangan Cao Cao hingga tak tersisa dan kemudian berada ditanganya. "Apa kau belum sadar juga jika aku punya sacred gear yang bisa membagi semua hal, bahkan kekuatanmu sekalipun..." jelas Vali, "S-Sial..." ucap Cao Cao tak percaya. "Issei, tambahkan kekuatannya.." perintah Vali pada Issei, dan Issei pun menengadahkan tangannya pada gumpalan energi yang ada di tangan Vali tersebut.
{Boost}{Boost}{Boost}{Boost}{Boost}{Boost}{Boost}{Boost}{Boost}{Boost}{Boost}{Boost}{Boost}{Boost}{Boost}{Boost}{Boost}
Gumpalan energi tersebut pun semakin membesar sampai sebesar Juubidama, "Sekarang bersiaplah untuk mati Brengsek!" teriak Issei pada Cao Cao. "Terima serangan kami..." ucap Vali dan Issei bersamaan kemudian melesatkan serangannya ke arah Cao Cao yang terlihat menatap tak percaya hal tersebut dan mencoba membuat perisai kasat mata.
'Braaakk'
'Kraaakk'
'Kraaakk'
'Kraaakk'
'Pyaaarr'
.
"Aaaarrrgh..."
Teriak Cao Cao pilu terkena serangan tersebut dan
.
.
'Blaaaarrr'
.
Terjadilah ledakan yang sangat besar mengenai telak Cao Cao. Tanah tempat pertarungan pun terlihat bergetar akibat ledakan tersebut. "Apakah berhasil?" tanya Issei pada Vali sambil menatap asap tebal akibat ledakan tadi. Tak lama terlihatlah kawah yang sangat besar akibat ledakan tersebut dan di tengahnya terdapat Cao Cao yang sudah tak bernyawa dengan pakaian compang-camping. Vali dan Issei pun perlahan mendekatinya, "Dia sudah mati..." gumam Vali melihat keadaan Cao Cao yang diam tak bergerak, namun tiba-tiba muncul cahaya dari tubuh Cao Cao kemudian perlahan keluar dan terbang ke atas Vali dan Issei. "A-Apa itu?" ucap Issei terbata. "Itu adalah wujud asli sacred gear..." jawab Vali tenang, dan perlahan cahaya tersebut pun mulai berpencar dan terbang ke segala penjuru arah.
'Sriiing..'
Terlihat tubuh Cao Cao pun perlahan melebur bak Iblis yang terkena tombak cahaya, "A-Akhirnya sudah berakhir.." ucap Issei senang dan sedikit terharu kemudian memeluk Vali. "Hei, apa yang kau lakukan.." ucap Vali sambil mencoba melepas pelukan Issei, "Aku senang kita menang..."balas Issei tersenyum tapi
"I-Issei-kun/I-Issei-san/I-Issei..." ucap beberapa orang wanita terbata dan di belakangnya terdapat banyak Pasukan Aliansi dengan pandangan aneh pada Issei dan Vali. "V-Vali.." gumam seorang wanita. "Mereka berdua homo ya?" ucap salah satu Iblis dengan pandangan tak percaya. "Tak kusangka Naga merah dan Naga putih itu homo.." tambah yang lainnya. "Ya, kau benar..." tambah yang lainnya lagi.
Sadar dengan apa yang mereka lakukan, Issei dan Vali pun saling menjauh. "Dasar mesum bodoh.." ucap Vali agak marah. "Aku hanya terharu tadi.." jelas Issei tapi tak mengubah keadaan terlihat Raynare Asia Xenovia dan Tsubaki menatapnya dengan pandangan sendu dan tak percaya dengan apa yang mereka lihat, sementara Kuroka terlihat menatap Vali dengan tatapan tak percaya.
"J-Jadi inikah alasanmu tidak mau denganku Vali?" tanya Kuroka tiba-tiba dengan raut wajah sedih. "Ehh? B-bukan begitu.." bantah Vali. "Issei-kun, aku kecewa padamu.." ucap Raynare dengan mata berkaca-kaca. "I-Issei-san hiks hiks..." Asia pun sudah menangis. "I-Issei no baka!" bentak Tsubaki dan Xenovia tapi dengan tatapan sedih.
"Ehh? Kalian salah paham..." teriak Issei mencoba membenarkan ke salah pahaman tersebut. "Baka! Jangan mendekati kami..." bentak Xenovia. "Hei, dengarkan penjelasan kami dulu.." ucap Issei pada wanitanya. "Benar, ini tak seperti yang kalian kira..." tambah Vali. "Benarkah?" tanya Kuroka sambil menatap Vali. "Benar, biar kami jelaskan..." ucap Vali kemudian menjelaskan semuanya dari awal sampai akhirnya berhasil mengalahkan Cao Cao dan Issei memeluk Vali.
"Ja-Jadi begitu?" tanya Raynare terlihat mulai menghapus air matanya. "Iya, Raynare sayang..." balas Issei dengan tersenyum. "Syukurlah..." balas wanita Issei yang lainnya. "Hmm, ngomong-ngomong bagaimana dengan Madara?" tanya Vali pada Pasukan Aliansi. "Sebagian pasukan sudah pergi ke sana.." jawab salah satu Iblis. "Baiklah lebih baik kita segera ke sana.." ucap Vali. "Tunggu dulu, biar aku sembuhkan kalian berdua dulu.." Ralat Asia dan kemudian menyembuhkan Issei dan Vali dengan sacred gear nya. Dan kemudian pergi ke tempat Naruto dan Madara.
Di Dunia Manusia
Terlihat di tempat pertarungan dekat dengan markas Madara, terdapat banyak pasukan Zetsu yang tergeletak tak berdaya setelah dikalahkan Pasukan Aliansi. "Hah, akhirnya kita menang juga.." ucap Ajuka terlihat bernafas lega. "Kau ini, perang belum usai tau.." balas Falbium dari sampingnya.
"Hn.. itu benar, mungkin di dunia bawah perang masih berlangsung.." jelas Bunshin Naruto. "Ano, Maaf Naruto-san.. bagaimana anda bisa selamat waktu itu?" tanya Grayfia penasaran pasalnya mendengar cerita Sirzechs Naruto sudah tidak ada waktu itu. "Hn.. ceritanya panjang, singkatnya aku diselamatkan seseorang.." jelas Naruto singkat.
"Oh, begitu.. baiklah, kalian istirahat dulu, sebentar lagi kita akan menyusul ke dunia bawah membantu mereka semua.." ucap Grayfia pada Pasukan Aliansi. "Lebih baik aku pergi dulu.." jelas Bunshin Naruto dan tak lama kemudian ketiga Bunshin tersebut menghilang dalam kepulan asap.
"Jadi namanya Naruto?" tanya Gabriel pada Grayfia. "Iya, Gabriel-sama, memangnya kenapa?" selidik Grayfia terlihat heran dengan keingintahuan Gabriel yang tak seperti biasanya. "Ehh, t-tidak apa-apa.." balas Gabriel terbata malu-malu. "Benarkah? Atau jangan-jangan anda menyukai Naruto-san?" tanya ulang Grayfia. "Ehh? Ti-tidak..." jawab Gabriel sambil menggeleng-geleng. Sementara Raphael Uriel Semhazai Baraqiel Ajuka dan Falbium hanya tertawa kecil melihat tingkah laku kedua wanita berbeda ras tersebut.
Kembali ke tempat Madara
"kita lihat saja bocah.." balas Madara tersenyum licik dan membuat handseal.
.
"Kuchiyose no Jutsu..."
.
.
'Booofft'
.
[Background soundtrack *Naruto Shippuuden OST = 10 – Akatsuki*]
Munculah kepulan asap yang banyak di depan Madara, dan terlihatlah puluhan Monster berukuran 7 meteran dengan bentuk yang sangat aneh (Monster kecil-kecil bagian tubuh Juubi) "Khukhukhu.. silahkan kalian berpesta.." ucap Madara tersenyum menyeringai dan para Monster pun langsung melesat menuju Naruto dan Sasuke. Naruto pun langsung merubah dirinya ke mode Ashura (kuning seperti mode Kyuubi) sementara Sasuke kembali menggunakan Susano'o nya.
"Monster apa itu?" tanya Azazel yang baru tiba di belakang Naruto dan Sasuke bersama para petinggi dan Edo Tensei. "Itu adalah Monster bagian dari tubuh Juubi.." balas Naruto dan membuat handseal
"Kagebunshin no Jutsu.."
'Booofft'
'Booofft'
'Booofft'
Munculah 3 bunshin Naruto yang sama-sama dengan mode Ashura. "Kalian, ulurkan tangan kalian pada bunshin ku.. tanpa cakra senjutsu kalian tidak bisa mengalahkan makhluk itu..." jelas Naruto pada yang lainnya, mereka pun langsung mengulurkan tangannya dan menerima aura orange (cakra Ashura = cakra Ashura sudah mengandung senjutsu) yang menyelimuti tubuh mereka. 'Ke-Kekuatan yang sangat besar...' batin para petinggi, dewa olympus dan Ophis kagum. "Sekarang ayo serang mereka..." ucap Naruto pada yang lainnya.
"Tunggu dulu..." balas seseorang dari belakang yang tak lain adalah Rias beserta paukan aliansi. "Kami juga akan membantu.." jelas Sona. 'Huh, mereka berdua tak pernah berubah..' batin Naruto tersenyum. "Baiklah.. ulurkan tangan kalian" perintah Naruto kemudian bunshin Naruto pun menyebarkan cakra Ashuranya. "Sekarang Serang!" teriak Naruto pada Pasukan Aliansinya.
Naruto dan Sasuke pun memimpin para pasukan dengan maju di depan mereka dan menebas Monster tersebut dengan Susano'onya. "Kita harus ke tempat Madara.." jelas Sasuke pada Naruto. "Tenang saja aku mengerti.." balas Naruto dan kembali menebas para Monster, dan di belakangnya diikuti para petinggi dan Edo Tensei.
"Kita lakukan rencana kita.." ucap Naruto pada ke 6 Edo Tensei dan dijawab anggukan oleh mereka semua. "Sirzechs Azazel, aku serahkan Monster-Monster ini pada kalian semua.." ucap Naruto pada Sirzechs dan Azazel. "Baiklah kami mengerti..." balas Azazel.
Naruto dan ke 6 Edo Tensei pun melesat pergi dengan menebas semua Monster yang menghalangi jalanya dengan Susano'o nya. "Baiklah... kita harus menghabisi Monster-Monster ini selama Naruto melawan Madara.." jelas Sirzechs pada pasukannya. "Hai..." balas mereka serentak. 'Aku harap kau menang Naruto-kun/Naru-tan/Naruto/Naruto-senpai..' batin Rias Akeno Sona Irina Serafall Ophis dan Koneko.
"Aku akan berjuang seperti Naruto-kun.." ucap Rias semangat dan membuat Power of destruction untuk melenyapkan para Monster tersebut. "Ara ara, kalian harus musnah.. ini demi Naruto-kun" ucap Akeno dan menghajar Monster dengan petirnya. "Naruto-kun.. aku akan mewujudkan perdamaian ini bersamamu" ucap Sona dan membekukan semua Monster yang ada di dekatnya seperti Serafall.
"Aku akan menikah dengan Naruto-kun setelah perang ini selesai, jadi kalian harus mati" ucap Irina dengan menebasi Monster tersebut. "Aku harus memilikimu Naruto.." ucap Ophis dan menembakkan laser dari lingkaran sihir nya. "Ini demi Naruto-senpai.." ucap Koneko dan memukul Monster hingga terkapar tak berdaya.
Di tempat Madara
Madara terlihat santai melihat semua pasukan Monsternya sedang bertarung dan menghabisi Pasukan Aliansi. Sementara di sampingnya ada 2 Monster dengan ukuran 15 meter sedang berjaga. 'Sebentar lagi aku akan berhasil...' batin Madara menyeringai.
'Tap'
'Tap'
'Tap'
'Tap'
'Tap'
[Background soundtrack *Naruto Shippuuden Road to Ninja Movie 6 OST – Track 33 – My Name*]
Suara beberapa orang yang baru saja mendarat, mereka adalah Naruto dan ke 6 Edo Tensei. "Khukhukhu kalian sudah datang rupanya.." ucap Madara tersenyum licik. "Hn.. Sekarang Kaa-san" ucap Naruto pada ibunya a.k.a Kushina. "Serahkan padaku ttebane.." balas Kushina semangat dan muncullah rantai cakra yang membentuk kubah kekkai yang sangat besar sehingga mengurung mereka yang berada didalam.
"Khukhukhu.. kau ingin melawan ku di dalam kekkai? Menarik.." ucap sinis Madara. "Ayo Sasuke.." ucap Naruto pada Sasuke kemudian menyerang Madara bersamaan,
"Jiton : Rasengan.."
"Chidori..."
Ucap Naruto dan Sasuke mencoba menyerang Madara bersamaan tapi sekali lagi seperti dulu, Madara mengganti tubuhnya dengan limbo. "Sekarang Naruto.."ucap Sasuke melihat Madara menghindar ke belakang dan
'Buaagh'
Madara pun tiba-tiba terpental secara kasat mata ketika ada Limbo Naruto yang ternyata sudah berada di belakang Madara. "S-Sial... dia menipuku, untuk mengeluarkan limbo" batin Madara sambil mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya.
Sementara itu Minato Jiraiya dan Sakura Hinata sedang melawan 2 Monster dengan ukuran 15 meter tadi.
"Shanarooo..."
'Blaaarr'
Teriak Sakura sambil memukul Monster tersebut dengan kekuatan penuhnya hingga membuat Monster tersebut terpental. "Sekarang Hinata.." perintah Sakura pada Hinata.
"Juuho Soushiken.."
Ucap Hinata mengeluarkan jurus andalannya, dengan cakra yang membentuk kepala singa di tangannya.
'Buaaagh'
'Buaaagh'
'Blaarr'
Monster tersebut pun langsung babak belur dan terkapar ketika terkena serangan Hinata yang diselimuti cakra Ashura dari Naruto. Terlihat Minato dan Jiraiya sedang menghadapi Monster yang satunya.
"Rasengan..."
'Blaaarr'
Serangan Rasengan Minato pun berhasil mengenai perut monster tersebut. "Baiklah.. akan ku tunjukan kekuatanku.." ucap Jiraiya semangat.
"Odama Rasengan.."
'Blaaaarr'
Rasengan dengan besar hampir sama manusia pun berhasil telak mengenai Monster tersebut hingga tewas. Mereka pun segera mengalihkan perhatian mereka pada Naruto dan Sasuke yang sedang melawan Madara.
"Bijuudama..."
"Bijuudama...''
Teriak Naruto dan Madara bersamaan dan melesatkan Bijuudama ke arah masing-masing.
'Blaaaarr'
Terjadi ledakan cukup kuat akibat kedua bijuudama tersebut. "Sasuke sekarang.." teriak Naruto, Sasuke pun meluncur dengan Susano'o terbangnya yang siap menebas Madara.
'Traaank'
Suara tebasan pedang Susano'o Sasuke ditahan oleh Susano'o Madara. "S-Sial.. dia masih sempat menggunakan Susano'o nya" umpat Sasuke tapi
'Jleeeb'
Tiba-tiba ada pedang yang dengan tak terduga berhasil menembus Susano'o Madara beserta Madara yang ada di dalamnya. "Kau akan mati sekarang Madara.." ucap Naruto dengan Susano'onya yang memegang sebuah pedang yang menusuk Madara. "Khukhukhu, kau terlalu-"
DEG!
Ucapan Madara terhenti ketika merasa nyawanya perlahan tersedot ke pedang tersebut. "S-Sial..." umpat Madara tak percaya. "Kenapa, kau kaget eh?" sindir Naruto. "Tak kusangka kau punya pedang Totsuka no Tsurugi.." ucap Madara sambil tersenyum. "Aku akan-" ucapan Naruto terhenti ketika Madara kembali menghilang dan digantikan oleh limbonya.
Perlahan Susano'o Madara pun menghilang dan limbo Madara pun tersegel ke pedang Totsuka. "Sial dia licin sekali..." umpat Naruto. "Tenang saja.. kita masih punya kesempatan.." balas Sasuke mendekat pada Naruto. Madara pun berada tak jauh di depan Naruto dan Sasuke berada, tapi
"Senpo : Odama Rasengan..."
Ucap seseorang yang tak lain adalah Jiraiya. Madara yang tak sempat menghindar pun terpaksa terkena serangan Jiraiya 'S-Sialan..' umpat Madara dalam hati.
'Blaaarr'
Terjadilah ledakan akibat serangan Jiraiya yang mengenai Madara. "Tak kusangka... kalian bisa melukaiku.." ucap Madara sambil tersenyum aneh. "Baiklah, mari kita mulai..." ucap Madara membuat handseal
"Shin : Jukai Kotan..."
Munculah akar-akar besar dari dalam tanah yang menyerang Naruto dan ke 6 Edo Tensei. "Sial..." umpat Naruto dan membuat handseal
"Mokuton : Jukai heki..."
Dan muncullah pohon-pohon yang melindungi Naruto dan ke 6 Edo Tensei. Melihat Naruto sedang sibuk menahan serangan Madara pun terlihat menyeringai. "Naruto Sasuke, kalian hadapi Madara, biar kami yang hancurkan akar-akar ini.." jelas Jiraiya pada Naruto dan Sasuke.
"Senpo : Ryuuka no Jutsu..."
Ucap Jiraiya membakar akar akar pohon yang muncul di depanya. "Kami akan membantu.." ucap Sakura dan Hinata.
"Hakke Kuuhekishou.."
Akar-akar yang mencoba menyerang Hinata pun mental terkena serangan kasat mata tersebut.
"Shanaro..."
'Blaaaarr'
Sakura pun juga ikut menghajar akar-akar yang terus bermunculan tersebut dengan tinju mautnya. "Kalian sedikit menjauhlah... Aku akan menggunakan Rasengan elemen yang pernah dibuat Naruto..." ucap Minato pada yang lainnya. "Baiklah.." balas mereka.
"Fuuton : Rasenshuriken.."
Ucap Minato dan melemparkan jurus tersebut ke arah akar-akar pohon tersebut, dan terjadilah ledakan yang cukup besar yang menghancurkan akar pohon yang menyerang mereka.
Terlihat Madara sedang bertarung dengan Naruto dan Sasuke. Semua serangan Naruto dan Sasuke terlihat dihindari oleh Madara, seperti dia tengah mencoba memikirkan sebuah rencana. Naruto yang sudah mulai jengkel pun mengeluarkan tongkat hitam dengan ujung "matahari" dan "bulan" nya, dia mencoba memukul Madara, tapi dengan mudah Madara menahan dengan tongkat yang sama. Sementara Sasuke yang melihat hal tersebut langsung mencoba menebaskan pedang yang dia bawa ke tubuh Madara tapi
'Ctaank'
Pedang Sasuke pun patah akibat gedodama Madara yang membentuk sebuah perisai hitam. "Tsk, pedangku patah.." umpat Sasuke. "Hei, pakailah Kusanagi mu ini.." ucap Naruto dan melemparkan Kusanagi ke arah Sasuke. "Hn.. dengan ini, kita bisa mengalahkannya.." balas Sasuke dengan mengalirkan elemen petir pada kusanaginya.
Pertarungan pun berlanjut, Sasuke dan Naruto pun kembali menyerang Madara dengan serangan gabungan. Naruto pun kembali menghantamkan tongkatnya dengan tongkat Madara. Terlihat Madara dan Naruto saling menahan serangan masing-masing, Sasuke pun segera masuk dengan tiba-tiba dan mencoba menebas tubuh Madara.
'Traank'
'Kraakk'
'Pyarr'
Pedang Sasuke yang sudah dialiri Raiton pun berhasil menghancurkan gedodama yang kembali membentuk perisai untuk melindungi Madara. "Sekarang.."
teriak Naruto dan Sasuke.
'Craaassh'
'Buugh'
Suara pedang Sasuke yang berhasil menyayat perut Madara dan juga pukulan tongkat Naruto yang berhasil mementalkan Madara.
'Blaaarr'
Madara pun menghantam tanah, "Sekarang waktunya menyegelnya.." ucap Naruto dan diberi anggukan oleh Sasuke, tetapi dalam kepulan Madara kembali berdiri. "Uhuk Uhuk.. sial, aku harus menambahkan kekuatanku.." gumam Madara menyeringai dan membuka sebuah gulungan yang lumayan besar dan kemudian membuat handseal.
"Kuchiyose no Jutsu..."
'Poooofft'
[Background soundtrack *Naruto Shippuuden OST = 10 – Akatsuki*]
Terjadilah kepulan asap putih yang lumayan besar. "A-Apa yang dia lakukan?" tanya Naruto bingung. Tak lama terlihatlah makhluk merah besar yang terlihat sudah tak bernyawa di hadapan Madara. "Khukhukhu terpaksa aku menggunakan kekuatan cadanganku bocah.." ucap Madara menyeringai. "Itu? bukankah itu Great Red?" tanya Naruto pada Madara. "Great Red?" ucap Sasuke bingung. "Kau benar bocah, sekarang lihat dan perhatikan.." balas Madara menyeringai dan kemudian membuat sedikit handseal dan menapakan tangannya di kepala Great Red,
'Slaap'
"Aaaaarggh''
Perlahan tubuh mati Great Red pun seperti terserap ke dalam tubuh Madara. "K-Kekuatannya meningkat pesat.." ucap Sasuke tak percaya. "K-Kau benar.." balas Naruto terbata. "Ayo cepat segel dia..." perintah Sasuke pada Naruto. Mereka pun melesat ke arah Madara yang sedang sedikit kesakitan akibat penyatuan tubuhnya dengan Great Red. Tapi saat mulai dekat terlihat Madara tersenyum menyeringai dan
'Craaassh'
'Craaassh'
Sasuke dan Naruto pun terkena sayap tajam yang muncul dari belakang punggung Madara yang menghalau mereka. Terlihat darah mengucur dari dada Naruto yang terkena sayap tersebut sementara Sasuke terlihat tubuh Edo Tenseinya robek di bagian perut dan sepertinya tak bisa beregenerasi lagi. "Uggh Sial.." umpat Naruto, "Dia semakin berbahaya.." ucap Sasuke sambil menatap tak percaya ke arah Madara.
"Apa yang terjadi?" tanya Minato yang baru datang diikuti Jiraiya Hinata Sakura dan Kushina. "Dia semakin kuat..." jawab Naruto singkat. Namun tiba-tiba tubuh Madara pun terlihat membengkak di bagian tangan kaki dan wajah. "Apa yang terjadi padanya?" tanya Jiraiya penasaran. Sasuke dan Naruto pun langsung mengamati Madara dengan mata Rinnengan mereka. "S-Sepertinya dia kelebihan muatan.." ucap Sasuke terbata. "kelebihan muatan, artinya... akan meledak?" tanya Sakura ragu-ragu. "Kushina, cepat ikat Madara.." perintah Minato pada Kushina, "Baiklah ttebane.." balas Kushina yang langsung memunculkan rantai cakra lagi dan kemudian mengikat tubuh Madara.
"Aaaaarrgh"
Melihat Madara yang meronta, Naruto pun segera membuat handseal.
"Mokuton : Daijuri no Jutsu.."
Muncul kayu-kayu yang juga ikut mengikat Madara. "Cepat serang dengan serangan mematikan kalian untuk melumpuhkannya.." perintah Minato pada yang lainnya.
"Chidori.."
"Rasengan.."
"Senpo : Odama Rasengan.."
'Blaaarr'
Semua serangan tersebut pun mengenai sasaran dan terjadi ledakan. Tapi terlihat seperti ada perisai yang melindungi Madara. "Bagaimana ini?" tanya Jiraiya bingung. "Tidak ada cara lain, kita harus menyegelnya, memisahkan antara jiwa dan raganya... tapi itu harus mengorbankan nyawa kita.." jelas Minato. "Mengorbankan nyawa? Biar aku saja.." ucap Sasuke. "Tidak bisa Sasuke, untuk memanggil dewa ke matian, kita harus benar-benar hidup, dengan kata lain hanya Naruto yang bisa melakukannya.." jelas Minato terlihat sedih. "Baiklah... aku akan melakukannya" ucap Naruto memutuskan. "N-Naruto/Na-Naruto-kun.." gumam mereka semua. "Lagi pula harus ada yang di korbankan kan jika ingin menggapai sesuatu, termasuk 'Perdamaian Sejati'.." jelas Naruto dengan tersenyum lembut.
[Background soundtrack *Naruto Shippuuden Soundtrack – Tragic*]
"Kau benar Naruto.. baiklah cepat persiapkan, kami akan menahannya.." jelas Minato. "N-Naruto-kun.." ucap Hinata di samping Naruto dan menggenggam erat tangannya. "tenanglah, Hinata.. lagi pula aku ingin selalu bersamamu.." balas Naruto dengan tersenyum lembut membuat Hinata merona. "Tapi sebelum itu.. aku ingin melakukan sesuatu, tolong tahan dia" jelas Naruto dan 'Swussh' dia menghilang dalam kilatan kuning. "Apa yang dia lakukan?" tanya Kushina terlihat marah. "Tenanglah, dia mungkin ingin mengucapkan sesuatu pada teman-temannya.." jelas Minato tersenyum, 'Naruto-kun/Naruto..' batin Hinata Sakura Jiraiya dan Sasuke.
Di Luar Kekkai Kushina
With Rias dan Akeno
[Background soundtrack *Naruto Shippuuden Road to Ninja Movie 6 OST – Track 25 – ROAD TO NINJA*]
Terlihat semua Pasukan Aliansi menyebar ke segala penjuru arah untuk menghadapi para Monster. Namun saat mereka ingin menyerang para Monster tiba-tiba
'Poooft'
'Poooft'
'Poooft'
'Poooft'
'Poooft'
'Poooft'
Semua Monster menghilang dalam kepulan asap. "A-Apa yang terjadi?" tanya seorang Malaikat bingung. "Mungkinkah kita sudah menang?" tanya seorang Iblis. "Hahaha akhirnya kita menang.." ucap para aliansi bersorak, sementara itu Rias dan Akeno pun saling berdekatan dan berpandangan. "N-Naruto-kun.." gumam mereka berdua terlihat sedih tapi
'Swuuussh'
Munculah kilatan kuning dan terlihatlah Naruto tersenyum memandang mereka. "N-Naruto-kun... Syukurlah kau selamat.." ucap Rias dan Akeno bersamaan dan memeluk Naruto dengan menangis. "Tenanglah, aku akan selalu melindungi kalian.." balas Naruto tersenyum, "Apakah kau berhasil mengalahkannya Naruto?" tanya Sirzechs yang ada di belakangnya. "Yare yare kau memang penuh kejutan.." tambah Azazel tersenyum. "Sekarang dengarkan aku.." ucap Naruto memotong pertanyaan mereka.
"Madara sekarang sudah menggabungkan diri dengan Great Red..." ucap Naruto memberi jeda. Seperti disambar petir semua yang terlihat senang tadi pun diam membisu. "S-Sekarang apa yang harus kita lakukan?" tanya Azazel terbata. "tenanglah dulu, Dia sedang mengamuk karena kelebihan kekuatan dalam tubuhnya.. dan akan meledak" jelas Naruto tersenyum getir. "Me-Meledak.." ucap Michael tak percaya. "Yah, ledakan yang mungkin bisa menghancurkan dunia ini..." jelas Naruto dan semakin membuat mereka terdiam.
"Untuk itu, aku akan menyegel jiwa dan raga Madara dalam tubuhku..." jelas Naruto. "M-Maksud Naruto-kun?" terlihat Riasa dan Akeno mulai bersedih. "Aku akan mengorbankan nyawaku untuk menyegel Madara.." ucap Naruto dengan tersenyum lembut. "T-Tapi kenapa harus Naruto-kun hiks hiks.. bukankah kau sudah berjanji hiks hiks tidak akan meninggalkan kami hiks hiks.." ucap Rias menangis. "K-Kenapa hiks hiks harus Naruto-kun yang mengorbankan nyawa.. hiks hiks" tangis Akeno. "Maafkan aku, tapi itulah jalan satu-satunya.." jelas Naruto. "Hiks hiks bagaimana dengan janjimu, bagaimana dengan anak kita.." bentak Akeno masih dengan menangis. "Hiks hiks kenapa kau harus melakukan sejauh ini.." ucap Rias ikut membentak walaupun masih menangis.
Sementara yang lainnya hanya bisa terdiam melihat adegan tersebut, sedih, kecewa ada dalam pikiran mereka. Terlihat bahkan Azazel Sirzechs dan Michael tak bisa mengatakan sesuatu,
"Karena ini adalah tugasku... lagi pula sebagai seorang 'Ayah' aku harus melindungi keselamatan anak dan istrinya bukan?" balas Naruto tersenyum lembut dan membuat Akeno dan Rias diam terpana. "T-Ta-" ucapan Rias terpotong. "Sssstt, tenanglah... Mungkin ini bukan waktu yang tepat.." ucap Naruto pada Rias dan Akeno sambil mengeluarkan kotak kecil dari sakunya. "Aku berharap jika perang ini usai akan segera melamar kalian... aku ingin hidup dengan kalian.." jelas Naruto tersenyum dan membuka kotak yang isinya 2 buah cincin. Sementara Rias dan Akeno terlihat menutup mulutnya.
"Aku sangat senang ketika bisa bersama kalian berdua... aku bahagia karena bisa merasakan akan menjadi seorang ayah.." jelas Naruto, "Aku benar-benar bahagia.. karena aku... Mencintaimu Rias, Akeno" ucap Naruto dan memasangkan kedua cincin pada jari Rias dan Akeno. "Hiks hiks hiks, a-aku juga mencintaimu Naruto-kun.." ucap Rias dan Akeno menangis senang dan sedih secara bersamaan. Para pasukan dan petinggi pun terlihat terharu melihat kejadian itu. "Naruto.." gumam Azazel dan Sirzechs memandang sedih Naruto.
"Dan untuk anak-anak Tou-san.. maafkan Tou-san tidak bisa menemani kalian sampai kalian besar nanti.." ucap Naruto dengan jongkok menghadap perut Rias dan Akeno. Sementara terlihat Azazel Sirzechs dan Michael hanya bisa tersenyum getir melihat itu.
"Tou-san harap putra Tou-san tidak merepotkan Kaa-san kalian... Oh, ya Tou-san punya hadiah untuk kedua Putra Tou-san" Naruto pun meng-kuchiyose 2 gulungan kecil dalam tangannya. "Ini adalah gulungan "Bulan" dan gulungan "Matahari"... Tou-san minta maaf tidak bisa memberikan hadiah ketika nanti kalian ulang tahun... Aku harap putra Tou-san, mau melindungi perdamaian setelah ini.." jelas Naruto tersenyum lembut dan meletakkan kedua gulungan tersebut di tangan Rias dan Akeno. "Hiks hiks B-Baka! B-Bagaimana kau tau mereka laki-laki?" tanya Akeno sambil menangis, "Itu karena aku 'Ayah' mereka... lagi pula tidak ada yang bisa membohongi mataku ini" jawab Naruto dengan tersenyum lembut dan membuat Rias dan Akeno terdiam dan terpana.
Sekarang terlihat bahkan beberapa Iblis Malaikat Jatuh dan Malaikat pun terlihat terharu dan terisak melihat kejadian itu. "Aku akan menyegel sedikit cakraku pada kalian jika anak kita sudah lahir.." jelas Naruto menatap sedih Rias dan Akeno yang sedang terisak. Perlahan tangan kanan dan kiri Naruto pun menyentuh perut Rias dan Akeno untuk menempatkan segel "Oh, ya gulungan tersebut hanya bisa dibuka jika mereka mengalirkan sedikit darah pada segelnya... dan berikan pada mereka jika mereka sudah siap.." tambah Naruto.
"Hiks hiks ba-baka!..." ucap Rias masih menangis. Sementara Naruto malah terlihat tersenyum, "Apa kalian tidak ingin memelukku untuk yang terakhir kalinya?" ucap Naruto mencoba mengalihkan suasana, tanpa ba bi bu lagi Rias dan Akeno pun langsung memeluk erat Naruto. "Hiks hiks kau jahat Naruto-kun..." gumam Akeno. "Maafkan aku... sekali lagi maafkan aku.." ucap Naruto sembari mengelus rambut Rias dan Akeno.
"Nah, Sirzechs.. umm maksudku Kakak ipar.. aku titip mereka berempat.." ucap Naruto melepas pelukan Rias dan Akeno sambil melihat Sirzechs. "B-Baka... Baka! Tentu saja aku akan menjaga mereka.." ucap Sirzechs dengan nada sedikit bergetar. "Arigato.. Azazel, aku harap anakku bisa menjadi muridmu.. tapi awas jangan ajari mereka tentang hal mesum.." ucap Naruto sedikit terkekeh dengan ucapannya. "T-Tentu saja bodoh... dan aku tidak semesum itu.." ucap Azazel terlihat sedih dan memalingkan mukanya. "Dan Michael, ada kejutan di tempatmu nanti.." jelas Naruto pada Michael dan hanya ditanggapi dengan senyum sedihnya.
Sementara Naruko hanya tersenyum kecil melihat hal tersebut. Kemudian Naruto pun menatap Naruko memberi sebuah isyarat dan kemudian Naruko pun mengangguk dan melakukan satu handseal kemudian
'Ctaash'
Naruko pun menghilang menyisakan ceceran darah yang cukup banyak.
[Background soundtrack *Naruto Shippuden Minato&Kushina's Death Song (Decision)*]
With Sona
Sama dengan Rias dan Akeno terlihat Sona juga mematung mendengar penjelasan Naruto (bunshin). "Hiks hiks, kenapa kau harus mengorbankan nyawamu hiks hiks.." ucap Sona sudah tidak bisa menahan tangisnya. "Aku harus melakukannya, karena itu adalah tugasku..." balas Naruto tersenyum. "Hiks hiks baka!" bentak Sona, Naruto pun memeluk Sona untuk menenangkannya. "Sudahlah jangan menangis.." ucap Naruto mengelus rambut Sona.
Terlihat juga pasukan yang berada di dekat Sona hanya mematung dan terlihat sedih. "A-Aku mencintaimu Naruto-kun.." ucap Sona mengungkapkan isi hatinya. Naruto sedikit kaget namun kemudian tersenyum lembut dan melepaskan pelukannya. "Aku sudah tau itu Sona-chan.. oh ya aku punya hadiah untukmu" balas Naruto dan mengeluarkan kalung (seperti kalung pemberian Tsunade pada Naruto). "Aku ingin kau memakainya... mungkin kalung ini bukanlah apa-apa, tapi aku harap kau menerimanya.." jelas Naruto pada Sona, terlihat Sona pun menutup mulutnya, dan sedikit menangis lagi.
"Aku, harap kau tidak melupakanku.." tambah Naruto dan memasangkan kalung tersebut ke leher Sona. "Hiks hiks baka! Aku tak akan pernah melupakanmu.. hiks hiks" bantah Sona, "Kau akan jauh lebih cantik, jika kau banyak tersenyum.. dan jadilah Ketua yang baik" Nasihat Naruto pada Sona, dan terlihat Sona Cuma mengangguk dengan masih sedikit menangis.
With Serafall
"Hiks hiks kenapa harus kau yang berkorban Naru-tan.." tanya Serafall menangis tersendu mendengar penjelasan Naruto (bunshin). "Karena itu sudah 'tugasku' Sera-chan..." balas Naruto (bunshin). "T-Tapi.. hiks hiks kenapa harus mengorbankan nyawamu hiks hiks.." balas Serafall sedikit membentak. "Bukankah jika ingin menggapai sesuatu harus ada yang dikorbankan.." jelas Naruto, "Lagi pula aku ingin terlihat 'keren' di depan orang yang mencintaiku.." canda Naruto untuk sedikit mengubah suasana. "Hiks hiks Baka!..'' balas Serafall memeluk erat Naruto.
"Aku ingin memberimu sesuatu.. aku harap ini bisa sedikit menghilangkan rasa sedihmu" ucap Naruto mengeluarkan kalung yang sama dengan yang di berikan pada Sona. "Hiks hiks, haruskah di saat seperti ini kau pergi hiks hiks.." gumam Serafall sambil menangis saat Naruto memasangkan kalungnya. "Sudah jangan menangis lagi, Kau itu seseorang Maou.. Jadilah Maou yang hebat dan tegas, jangan bersikap seperti anak kecil.." nasihat Naruto sambil perlahan menghapus air mata Serafall.
With Ophis
"B-Baka! Aku ikut jika kau mau mati.." bentak Ophis dengan nada bergetar setelah mendengar penjelasan Naruto (bunshin). "Kau tak perlu ikut Ophis, kau harus di sini, untuk menjaga kedamaian di dunia ini.." jelas Naruto. "Tapi hiks hiks tak ada gunanya jika itu tidak ada kau hiks hiks Naruto.." balas Ophis menangis.
Naruto pun memeluk Ophis, "Ssstt, jangan bersedih.. kau itu gadis yang kuat, bahkan lebih kuat dari ku.." balas Naruto menenangkan Ophis. "Baka!.." bentak Ophis sedikit memberontak di pelukan Naruto. "Aku harap sebuah kalung ini bisa membuatmu tidak bersedih lagi..." ucap Naruto mengeluarkan kalung dan memasangkannya pada Ophis.
"Kau terlihat cantik saat banyak berekspresi seperti itu.." jelas Naruto tersenyum lembut pada Ophis. "A-Aku mencintaimu.." ucap Ophis sedikit merona dengan pipi yang masih basah. "Aku sudah tau.. maka dari itu aku memberimu kalung itu.." jelas Naruto. Sementara Ophis terlihat terdiam, mencerna kata-kata Naruto.
With Irina
Terlihat Irina memeluk erat Naruto seperti tidak ingin melepaskan Naruto (bunshin). "Hiks hiks kenapa kau harus mengorbankan nyawamu.." ucap Irina menangis dipelukan Naruto. "Aku harus melakukannya Irina.. Kau tau kan ini sudah tugasku.." jelas Naruto. "T-Tapi aku mencintaimu... aku ingin kau menjadi suamiku hiks hiks" balas Irina menangis.
"Aku tau itu, tapi sekarang tidak ada cara lain lagi.." jelas Naruto lagi. "T-Tap-" ucapan Irina terhenti ketika Naruto menutup bibir Irina dengan jari telunjuknya. "Aku punya sesuatu untukmu.." ucap Naruto tersenyum dan mengeluarkan kalung. "Aku ingin kau memakainya, agar kau tidak sedih lagi.." tambah Naruto dan memakai kan kalung tersebut. "Hiks hiks, kenapa harus saat seperti ini.." gumam Irina tersendu. "Jadilah wanita yang hebat dan tegas... dan tetaplah tersenyum" nasihat Naruto sambil tersenyum, sementara Irina terlihat terdiam, kemudian sedikit tersenyum.
With Koneko
"Se-Senpai..." gumam Koneko sedikit sedih mendengar penjelasan Naruto (bunshin). "Koneko-chan.. dengarkan aku, aku melakukan ini semua untuk kedamaian dunia ini.." jelas Naruto sambil membelai wajah Koneko. "Ke-Kenapa.. Ke-Kenapa harus senpai yang melakukan ini hiks hiks.." balas Koneko dengan terisak. "Ssstt.. ini semua untukmu, untuk dunia ini," jelas Naruto memeluk Koneko.
"T-Tapi kenapa.. hiks hiks bahkan aku belum sempat mengungkapkan isi hatiku.." jelas Koneko menangis. "Aku sudah tau perasaanmu Koneko-chan.." balas Naruto tersenyum lembut. "Dan aku punya sesuatu untukmu.." jelas Naruto mengeluarkan kalungnya lagi. "Aku berharap kau menjadi gadis yang banyak tersenyum.." nasihat Naruto kemudian memasangkan kalung tersebut ke leher Koneko. Sementara Koneko terlihat terdiam dan bergetar.
[Background soundtrack *Naruto Shippuden Movie OST – 30 - Determination*]
Perlahan ke enam Naruto (naruto di tempat Rias Akeno, Sona, Serafall, Ophis, Irina, Koneko) berbalik dan membelakangi mereka berenam. "Percayalah padaku.." ucap keenam Naruto bersamaan merentangkan tangan kanannya dan mengacungkan jempolnya (seperti Naruto waktu berjanji pada Shion).
.
.
"Apapun yang terjadi... Aku akan selalu menyayangimu.."
.
.
Ucap ke enam Naruto bersamaan dan menoleh ke belakang dengan tersenyum, perlahan Naruto pun menghilang dengan Shunshin Apinya. Dan tangis pun pecah di enam tempat tersebut. "N-Naruto-kun/Naru-tan/Naruto/Naruto-senpai.. hiks hiks" gumam Rias Akeno dan yang lainnya.
Ke tempat Madara
Terlihat ke 6 Edo Tensei masih tetap menahan pergerakan Madara hingga 'Swuush' muncul kilatan kuning dan nampaklah Naruto. "Apa kau sudah selesai Naruto?" tanya Kushina yang sudah tidak sanggup lagi menahan Madara yang mulai memberontak. "Hn.. baiklah kita mulai.." balas Naruto dan membuat handseal.
"Kagebunshin no Jutsu..."
'Pooofft'
Munculah 1 bunshin di samping Naruto, "Baiklah kita mulai.." ucap Naruto dan membuat handseal bersama bunshinnya.
"Rikkudo Fuin.."
"Shikki Fuujin.."
[Background soundtrack *Naruto Shippuden OST = 03 – Kikyou*]
Ucap Naruto dan bunshinya bersamaan. Naruto pun menggenggam tangan Hinata yang ada di sampingnya. "Hinata, aku senang kau selalu ada di sampingku.." ucap Naruto tersenyum lembut, sementara Hinata terlihat diam dan tersenyum. "Mari kita akhiri semua ini selamanya.." tambah Naruto serius dan
Di luar Kekkai Kushina
Terlihat semua pasukan termenung melihat apa yang akan terjadi di depanya, "Bucho.. di mana Naruto?" tanya seorang diikuti banyak pasukan di belakangnya dan Juga Grayfia dan Pasukan Aliansi yang baru datang dari dunia manusia. Sementara Rias pun terlihat termenung dan tak menjawab pertanyaan orang tersebut a.k.a Issei. "A-Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Issei bingung melihat ekspresi mereka semua. "K-Kubah apa itu.." ucap Vali terbata, melihat Kubah (Kekkai Kushina) berpijar. Lama kelamaan cahaya dari kekkai tersebut semakin terang, semakin terang dan
.
.
'Blaaaarr'
.
.
"Terima Kasih Naruto-kun/Naru-tan/Naruto/Naruto-senpai..."
.
Ucap Rias Akeno Sona Irina Serafall Ophis dan Koneko sambil menitikan air matanya lagi ketika melihat ledakan pada tempat Naruto menyegel Madara. "Hiks hiks hiks, Baka!" gumam Rias dan Akeno menangis sendu.
Di suatu Hutan
'Blaaarr'
Terjadilah sebuah ledakan yang cukup besar hingga membuat kawah yang lumayan besar. Tak lama pun terlihat 2 orang wanita yang datang untuk melihat ledakan tersebut, dan alangkah terkejutnya, melihat ada manusia di tengah kawah tersebut. Mereka pun langsung menolongnya dan membawanya pergi.
13 Tahun Kemudian
Terlihat di sebuah rumah terdapat 4 orang, 2 orang wanita dewasa, dan 2 orang anak laki-laki berumur 13 an tahun. "...Dan Uzumaki Naruto-sama pun menyegel musuhnya yaitu Uchiha Madara dengan mengorbankan nyawanya sendiri untuk perdamaian di dunia ini, dan akhirnya pada tanggal 10 Oktober, digunakan sebagai hari untuk mengenang semua jasa Uzumaki Naruto-sama... Cerita selesai" ucap wanita dewasa berambut merah menyelesaikan cerita tersebut pada kedua anak laki-laki tersebut.
"Waaaaahh, Hebat..." ucap kagum salah satu anak berambut Orange bermata biru dengan mata berbinar-binar. "Hn.. tentu saja hebat, dia kan pahlawan Dobe.." balas seorang anak lainnya berambut hitam kebiruan dengan mata hitam legamnya. "Diam kau Teme.." balas si rambut orange marah. "Hn.. dobe.." balas ketus si rambut hitam. "Teme..." ucap si rambut orange dan bersiap menghajar si rambut hitam kebiruan begitu juga sebaliknya. Sampai,
'Bletakk'
'Bletakk'
Suara jitakan pada kedua kepala berbeda warna tersebut. "Itaii..'' ringis kedua nya. "Kenapa Kaa-sama/Kaa-chan menjitakku.." ucap si rambut orange dan dan hitam kebiruan tersebut bersamaan pada wanita dewasa berambut merah dan hitam kebiruan. "Kalian berdua itu saudara, jadi jangan bertengkar.." jelas wanita berambut hitam kebiruan menceramahi. "Sudahlah Akeno, aku capek melihat pertengkaran mereka berdua.." jelas berambut merah pada berambut hitam kebiruan a.k.a Akeno.
[Background soundtrack *Naruto Shippuuden OST = 18 – Hyakkaryouran*]
"Baiklah... mungkin sudah waktunya mereka mengetahui jati diri mereka Rias.." balas Akeno pada berambut merah a.k.a Rias. "Mungkin ini sudah waktunya.." balas Rias sedikit tersenyum. "Apa yang Kaa-sama/Kaa-chan bicarakan?" tanya kedua anak tersebut bersamaan. "Kami ingin memberikan hadiah yang diberikan Tou-san kalian dulu sebelum dia meninggal.." jelas Rias pada keduanya. Dan Rias pun mengambil 2 gulungan dari lingkaran sihirnya.
Kedua anak kecil tersebut merupakan anak dari Naruto, dan untuk melindungi mereka dari hal-hal yang tidak diinginkan, identitas mereka berdua sebagai anak dari Naruto pun dirahasiakan.
"Ini apa Kaa-sama/Kaa-chan?" tanya mereka berdua ingin tau. "Ini adalah gulungan jurus yang diberikan oleh Tou-san kalian dulu.. Nah, sekarang alirkan sedikit darah kalian pada segel gulungan ini.." jelas Akeno pada keduanya. "Baiklah..." balas mereka berdua dan menggigit ibu jarinya kemudian mengalirkan ke segel gulungan tersebut dan
.
'Booofft'
.
Muncullah kepulan asap, tapi kemudian mereka berempat berada di tempat yang putih dan bercahaya. "D-Dimana ini Kaa-sama?" Tanya si rambut orange bingung. "Yang jelas, bukan di alam mimpi dobe.." balas si rambut hitam kebiruan cuek. "Teme..." marah si rambut orange hingga muncullah cahaya dan membentuk wujud seorang manusia.
.
"Sudah lama aku menunggumu..."
.
.
.
.
"Ashura... Indra..."
.
.
.
.
END
.
.
.
It's NOT over yet!
.
.
The Story Based on Imagination
Inspired by Lost on Another Dimension by Niezza Neko-Chan
Original Story Naruto and Highschool DxD by Masashi Kishimoto and Ichiei Ishibumi
Thanks To :
A'Raion No Sun, Achell V O, Akikaze Hibiki, Akira Kuroyuki, Akushi Kuro Shiro, Aldho, Angga Ok, Archilles, Arif303y, Bad Sector, Blue-Temple Of The King, Blue13lack13lueb3rry 6616, Br4m5tieven, Contractor BK 201, Charlene 21, HyoudouIssei99, OrtogeniX Esper, Rei Skywalker, Senju Resalvini, Dark Namikaze Ryu,FalLenAngelL91, Fran Fryn Kun, Hunter uzumaki, Inochi no hikari, Jigoku no arashi, Jims001, KaRyuu no Youko, , Kamikaze Yugito, 'S, KentRiBoYs, Kirisaki Shin, Kuroyuki Kitsune, Lutviaas, , Miryoku Arifu, Mrx6661, Namikaze007, Namikaze130, Namikaze Anwar, Namikaze Dragneel, Namikaze Hndrix Ngawi, Namikaze Pakong, Namikaze Ranto, Namikaze luffy, Namikaze uzumaki ilham, Namikaze wahyu, Neko Twins Kagamine, Nivarox, Nokia 7610, Ntoe.D Uzumaki, Nyx no Kaze, Pain Tendou, REVANOFSTHLORD, Reinzhu Namikaze, Rias Hime, Rikudou Naruto Uzumaki, Saladin no jutsu, Suigaza kokoe, Take-Sama, The King Of ParadoX, Timmy no Baka, Topeng Retak, TotokCorePride, TrickDante, Tsukuyomi Lucifer Namikaze, Uchiha satriani, Urusai-kan, Uzumaki 21, Uzumaki Alam, Uzumaki Hatake, Uzumaki LOVE Hyuga, Uzumaki Risal Hyuuga, Varian Andika, Vian Naruto, Vin'DieseL D'.Newgates, WTS-gaki, Wida, Yogi.35912, Yuuki Tokabito, .5, acahyo, admiramadhan, agisummimura, agung. , agustatsumi, , , aldo. , , , .79, andrey66999, , ari. , , arlan uzumaki, , , baysipnjagagerangkematianz, , blankZack, , breaker97, dianrusdianto39, dqdiky, dsaipull, edwingunawan5678, fahtur D. dragneel. Faisal13islamico, , .1, iagosk8, , , .9, kazenagi-sama, .7, khuzaeri, kidsall982, , , .338, kuronaga26, .54, m. , mantafcb92, murdiantoro, muhanugrah9, , , , namikazeuchihanaruto, , nokia 7610 OS7, , papahhcyankkmamahh, 1, rama24, reyvanrifqi, , rijalharits, rikkudo sama, 5473894, 27, rudigunawan430, ryuzan45, Sakuranatsu90, , sebuno16, selamet. .9, server 59, , , , uchiha. .3, ujhethejamers, , uzumaki reverend, vbedard50, yami of savior in word, , zukito, , , Uzumaki Eng, Tamma, ShamReal'13, Satomi rentaro, , HarisHeavenStar, fazrulz21, Kang Delis, nanaleo099, Drago Warior, monkey D nico, NR9999, Ae Hatake, Blood D. Cherry, antoni yamada, Niezza Neko-Chan, Yuuna Emiko, namikazeardy2, Deva Gremory, Author Awan, Uzumaki Hatake, catze86, .12, leontujuhempat, meluneisdead, .5, 1, shin is minoz, .18, ttapdkungarielberkarya, uzumakimahendra4 dan yang lainnya yang sudah Follow, Favorite, atau me Review Fic ini dari awal sampai akhir dan juga untuk silent reader-san semuanya. Terima kasih banyak...
All Soundtrack Courtesy of Youtube
Adakah hal positif yang anda temukan di Fic ini?
Maaf jika masih banyak kekurangan dalam fic ini, semua itu karena keterbatasan pengetahuan dari author.
Gomenasai, dan terima kasih..
Sampai jumpa di Fic saya yang lainnya