Hyuuga Hinata tidak pernah berpacaran selama ini, dan untuk Pertama kalinya dia berpacaran malah dengan orang yang paling menakutkan disekolahnya. Pacarnya yang suka berkelahi, naik motor, dan balapan. dia terkenal sebagai badboy. tapi dibalik semua itu, dia sangat menyayangi dan mencintai Hinata. Akankah Hinata bahagia berpacaran dengan pemuda itu? Silahkan baca…^^

Disclamers : MASASHI KISIMOTO

Disclamers : Kurumatani Haruko

Pairing : SasuHina

Warning: AU, OOC, Miss-typo, Alur cepat, Crackpair, Language, EYD dan etc.

.

BOYFRIEND'S DISTRESS by Ay Shi Sora-Chan

.

Dengan cerita yang sedikit banyak saya rubah sana-sini.

.

DON'T LIKE DON'T READ .

.

.

'Apa Sasuke baik-baik saja?'

'Nampaknya akan terjadi sesuatu…hatiku tak tenang' firasat Hinata sambil memegang bagian dada kanannya.

"Sasuke-kun…" gumam Hinata sambil melihat lurus ke luar jendela.

.

**BOYFRIEND'S DISTRESS**

(Ay Shi Sora-Chan)

.

.

.

Hinata merebahkan tubuhnya dikasur. Ia menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Yang ada di dalam pikirannya hanya Sasuke. Hinata memandangi ponselnya yang tidak juga bergeming semenjak pulang sekolah tadi. Sasuke belum memberinya kabar. Apakah Sasuke sudah pulang? Apa dia terluka? Dia baik-baik saja kan? Banyak sekali pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada Sasuke. Ingin rasanya malam ini cepat berlalu berganti pagi dan ia cepat bertemu Sasuke disekolah. Entah kenapa malam ini perasaannya sangat gelisah.

.

.

Hinata memeluk punggung Sasuke dengan erat, angin berhembus menerpa wajahnya dengan lembut. Motor besar Sasuke membelah jalanan kota Konoha yang cukup ramai.

"Ini pertama kalinya kamu membocengku" Ujar Hinata dengan perasaan bahagia yang tidak dapat ditutupi.

"Kalau bersama Sasuke, pergi kemana pun aku mau. Aku tidak akan membiarkanmu melakukan hal berbahaya sendirian" Lanjut Hinata.

"Hn"

Hinata mengeratkan pelukannya ketika tiba-tiba Sasuke menambah laju kecepatan motornya, ia sangat senang saat ini. Akhirnya Sasuke mau memboncengnya berjalan-jalan.

.

.

Kriiinggg Kringggg!

.

Hinata terkejut mendengar suara ponselnya. Ia melirik jam di dinding, keningnya berkerut saat tahu sudah jam delapan malam sekarang. Ia tersadar dan menghembuskan nafas kecewa. "Mimpi yang indah" gumamnya lemah pada dirinya sendiri.

Hinata melirik ponselnya yang masih berbunyi nyaring, lagi-lagi keningnya berkerut ketika melihat nomor yang tidak dikenalnya tertera di layar ponselnya.

"Moshi-moshi?" sapa Hinata.

"Hinata? Gawat! Sasuke terluka" ujar orang disebrang telfon.

.

.

**BOYFRIEND'S DISTRESS**

(Ay Shi Sora-Chan)

.

.

DRAP

.

DRAP

.

DRAP

.

"Ayo cepat kesini" Ujar Naruto.

"I-iya"

Hinata berlari tergesa di koridor rumah sakit. Setelah mendapat telepon dari Naruto tadi, ia langsung bergegas pergi kerumah sakit tempat Sasuke dirawat. Dadanya sakit, jangtungnya berdetak dengan sangat kencang saat ini. Ia tidak ingin membayangkan hal-hal yang buruk terjadi pada Sasuke. Tapi tak bisa dipungkiri air mata ini sudah membasahi pipinya. Ia menangis.

.

BRAKK

.

"SASUKE?"

Hinata melesat masuk keruangan tempat Sasuke berada. Ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya ketika melihat Sasuke yang duduk menyender di tempat tidurnya dengan kepala, tangan dan mata kirinya diperban. Hati Hinata mencelos melihat orang yang selalu kuat kini terlihat lemah tidak berdaya dengan luka disekujur tubuhnya.

Sasuke terkejut ketika menyadari kehadiran Hinata yang berdiri di ambang pintu dengan raut wajah sedih.

"Te-ternyata kamu baik-baik saja. Syukurlah" ujar Hinata sambil menangis.

"Ah, tapi Sasuke jatuhnya parah" ujar teman Sasuke berambut orange A.K.A Jugoo.

"Iya, kami berkelahi mati-matian. Lalu Sasuke jadi umpan dan lari" celetuk Suigetsu.

"Karena itu dia mengemudi dengan ceroboh. Kami selamat karena Sasuke" tambah Naruto.

Hinata diam saja mendengar pembicaraan teman-teman Sasuke. Dia lega Sasuke selamat. "Hiks...Hiks..."

"Hinata, kamu...Kenapa datang ke sini?" tanya Sasuke pada Hinata.

"Hah?"

"Siapa yang menelepon dia? Luka ku tidak parah. Sudah kubilang jangan meneleponnya" omel Sasuke sambil menatap tajam kearah teman-temannya yang juga sedang berada di ruangan itu.

Sasuke mendecak sambil melihat jam di dinding "Kamu juga... apa kamu tahu ini jam berapa? Bahaya keluar malam-malam begini" lanjut Sasuke.

"Sa..." Hinata menatap Sasuke tak percaya.

'Sasuke bicara apa sih...?'

"Hei, antarkan Hinata pulang." ucap Sasuke lagi.

'Jam berapa? Kenapa?' Hinata mengepalkan tangannya.

"Hinata-chan, ayo ku antar" tawar Naruto.

Tak peduli dengan apa yang dikatakan Sasuke dan teman-temannya, Hinata berteriak kesal kearah Sasuke. "KENAPA KAMU MEMBUATKU CEMAS?! SASUKE BISA MENINGGAL, KAN!"

Menghela nafas. "Aku tidak akan mati" ujar Sasuke tenang.

"Sudah ku bilang badanku berbeda denganmu. Kamu terlalu cemas." Lanjut Sasuke santai.

"...doh" gumam Hinata.

"Hah?"

"SASUKE BODOH! sudahlah aku tidak akan datang lagi!" Ucap Hinata lalu berbalik pergi dan berlari membuat Sasuke sedikit terkejut.

"He-i tunggu. Ukhh...sakit" rintih Sasuke ingin mengapai Hinata. Tapi terlambat Hinata sudah berlari keluar.

"Sudah kubilang jangan bergerak dulu" tegur Naruto.

"Cepat kejar dia! Jangan sampai dia pulang sendirian" teriak Sasuke pada teman-temannya.

.

.

**BOYFRIEND'S DISTRESS**

(Ay Shi Sora-Chan)

.

.

HIKS...HIKS...

Air mata Hinata sudah tidak bisa terbendung lagi. perasaannya saat ini sangat sulit untuk dijelaskan. Ia cemas, kesal, sedih, kecewa, rasanya semua perasaan yang tidak menyenangkan berkumpul menjadi satu.

"Sampai kapan kamu akan mencemaskanku. Aku bisa pulang sendiri" ujar Hinata bermonolog.

"Padahal kamu bilang tidak akan terluka. Sasuke bodoh!"

.

HIKS...HIKS

.

Hinata berjalan menyusuri jalanan kota Konoha dengan air mata yang masih mengalir di pipinya. Ia tidak tahu harus bersikap bagaimana sekarang. Bagaimana bisa Sasuke masih mencemaskannya padahal dia sendiri dalam keadaan seperti itu? Hinata merasa sangat tersanjung dengan sikap dan semua perhatian dari Sasuke, tapi bukan itu yang ia harapkan. Ia hanya ingin Sasuke sekali saja memikirkan dirinya sendiri. Ia ingin sekali Sasuke mengerti kalau ia benar-benar khawatir dan tidak ingin Sasuke terluka.

Hinata berpikir apa yang bisa ia lakukan untuk Sasuke, setidaknya ia ingin sekali saja dirinya berguna dimata Sasuke, ia lelah dianggap lemah, walaupun mungkin seperti itu kenyataannya tapi Hinata ingin juga bisa menjaga orang yang ia cintai.

'Bagaimana kalau hal seperti ini terjadi lagi. Belum tentu lain kali dia akan selamat'

'Dan aku cuma bisa menunggu dengan cemas. Lalu kamu bilang aku tidak usah cemas?'

'Aku menyayangimu. Sasuke tidak mengerti, aku bukan putri. Aku pacarnya.

Hinata membulatkan tekatnya. Ya, dia harus melakukan itu. Ia harus tegas.

.

.

**BOYFRIEND'S DISTRESS**

(Ay Shi Sora-Chan)

.

.

Sudah seminggu berlalu, dan kabarnya kemarin Sasuke sudah keluar dari rumah sakit. Ya, semenjak hari itu ia memang tidak pernah bertemu dengan Sasuke lagi. ia tidak ingin melihatnya dalam keadaan seperti itu. Jangankan melihatnya, mengingatnya saja sudah membuat perasaannya sangat sedih.

Hinata sedang berada di dalam kelas ketika ia mendengar murid-murid berkerumun dan mulai ribut-ribut tidak jelas. Hinata yang tidak terlalu berminat dengan hal itu tidak menghiraukannya sama sekali sampai keributan itupun berakhir di kelas Hinata.

.

DHEG

.

Hinata melihat Sasuke sedang berdiri di ambang pintu kelasnya. Sebenarnya Hinata tidak terkejut dengan kemunculan Sasuke, tentu saja ia sudah tahu sebelumnya. Mata Hinata bertemu dengan mata Sasuke. Ya, Sasuke menatapnya tepat dikedua matanya. Tatapan mata yang sangat dirindukan Hinata, ingin sekali ia berlari dan memeluknya.

Sasuke berjalan pelan kearah Hinata yang sedang duduk di mejanya Perasaannya sangat lega melihat Hinata.

Sasuke tersenyum tipis melihat Hinata berdiri dari mejanya. Tapi tidak lama keningnya berkerut saat ia melihat keadaan Hinata saat ini. Dari jarak sedekat ini Sasuke bisa melihat jelas kondisi kaki dan tangan Hinata yang penuh luka lecet, plester, dan bahkan perban. Rok sekolahnya yang diatas lutut dengan jelas menunjukan semua luka itu. Sasuke menatap tajam kearah Hinata, ia menuntut penjelasan atas apa yang ia lihat sekarang.

Tanpa Sasuke perlu berkata Hinata sudah tahu pasti apa yang ada di pikiran Sasuke sekarang, dan ia juga tahu apa arti tatapan tajam Sasuke ini.

Hinata menarik nafas dalam-dalam, ia memandang Sasuke dan berusaha—dengan keras—tersenyum seperti biasanya. "Aku jatuh waktu belajar. Aku akan ukut ujian untuk mendapatkan SIM" Ucap Hinata.

Mata Sasuke melebar, ia sangat terkejut dengan apa yang dikatakan Hinata barusan. "Apa?" Sasuke berkata sambil menatap Hinata dengan tajam, tetapi nada khawatir tidak bisa ia sembunyikan.

"A-aku sudah putuskan. Jadi percuma saja Sasuke marah" jawab Hinata dengan pasti.

"Bodoh! Kalau kamu terluka bagaimana? Kamu mau mati hehh? Ujar Sasuke dengan nada menakutkan.

.

GREB

.

Hinata memegang tangan Sasuke. "Ti-tidak apa-apa. Asal bersama Sasuke, mati juga tak apa-apa. Aku sudah putuskan itu. Karena kamu tidak mau mengajakku. Aku akan mengikutimu kemana pun" ucap Hinata panjang lebar dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca.

Sasuke terdiam.

"Kalau kamu tidak mau menjaga diri sendiri. Aku yang akan menjagamu" lanjut Hinata lagi, kali ini ia tidak bisa menahan air mata yang sudah berada di ujung pelupuk matanya.

"Ka...kamu ngomong apa sih?" Ujar Sasuke sambil menampik tangan Hinata.

Sasuke tiba-tiba membalikan badannya, membuat Hinata bingung dengan sikap Sasuke yang seperti itu. Teman-teman Sasuke yang saat itu menjadi penonton juga hanya bisa terdiam dan memandang bingung kearah mereka berdua. Sepertinya mereka berada di tempat dan waktu yang salah, pikir Naruto.

Sasuke berjalan lemah menjauh dari Hinata. Hinata yang tidak mengerti dengan sikap Sasuke segera menyusulnya dan memanggil-manggil namanya.

.

.

"Tu-tunggu Sasuke, dengarkan aku dulu" ujar Hinata menghentikan Sasuke Alis Hinata bertautan saat melihat pundak Sasuke yang bergetar. Ia makin tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

Hinata membalikan tubuh Sasuke yang dari tadi membelakanginya. "Eh?"

.

TES

.

TES

.

Mata Hinata melebar, dan dengan refleks ia menutup mulutnya dengan sebelah tangannya. Apa yang dilihatnya sekarang benar-benar tidak bisa dipercaya. Ia hampir tidak mempercayai matanya, Sasuke menangis. SEORANG UCHIHA SASUKE MENANGIS?!

Hinata menatap Sasuke dengan takjub, ia sangat terkejut dengan reaksi Sasuke ini. teman-teman Sasuke yang daritadi mengikuti mereka juga sepertinya tidak kalah terkejut dengan Hinata, hal itu bisa terlihat jelas dari ekspresi mereka yang membulatkan matanya dengan mulut yang menganga.

Hinata menatap Sasuke dengan khawatir tapi juga bingung, apakah badannya sakit lagi? ia kenapa?

"A-ada apa? Apanya yang sakit?" tanya Hinata sambil menyentuh bahu Sasuke.

"Bawel! Jangan lihat" ujar Sasuke membalikkan badannya malu.

"Ini semua gara-gara kamu. Kamu bicara soal mati segala. Aku jadi membayangkannya" ucap Sasuke dengan pundak yang masih bergertar.

Hinata mengerjapkan matanya beberapa kali, ia butuh beberapa saat untuk bisa mencerna kata-kata Sasuke barusan.

"Aku akan berhenti berkelahi dan naik motor. Karena itu...jangan bicara soal kematian. Tetaplah bersamaku selamanya. Mulai saat ini aku juga akan menjaga diriku. Bagiku tidak ada yang lebih penting dari kamu" lanjut Sasuke lagi.

Hinata memandang Sasuke yang membelakangi dirinya. Walaupun Sasuke menunduk tapi Hinata bisa melihat wajah Sasuke yang merona merah. Hinata tersenyum tipis. bahu Sasuke yang bergetar, dan wajahnya yang merona merah saat mengatakan hal yang baru saja ia katakan, membuat Hinata tidak bisa menjelaskan lagi bagaimana perasaannya sekarang. Ia tahu rasa sukanya pada Sasuke selalu meningkat setiap harinya, tapi ia tidak menyangka jika hari ini Sasuke benar-benar membuatnya seperti jatuh cinta untuk pertama kalinya.

Perlahan Hinata berjalan mendekati Sasuke yang masih berdiri mematung di depannya. Hinata memeluk tubuh Sasuke yang terasa sangat lemah saat ini. Sasuke yang biasanya selalu terlihat kuat kini lemah dan menangis karena dirinya? Hinata sendiri tidak percaya dengan hal itu.

.

CUPP

.

Hinata mencium pipi Sasuke dari belakang. "Se-semoga lukamu cepat sembuh" ujar Hinata dengan rona merah di wajahnya.

"I-iya" jawab Sasuke memalingkan mukanya dengan wajah yang tak kalah merahnya dari Hinata. Senyum Hinata mengembang cantik melihatnya.

"Arigatou" ujar Hinata pelan sambil memeluk Sasuke dari belakang.

Mulai saat ini, kemana pun kita pergi berdua, ya...

bergandengan tangan dan berjalan dengan pelan.

END

Akhirnya saya bisa selesaikan fic saya ini. Ini fic pertama saya yang udah tamat. Yang lain? Entahlah...

ohh ya kemarin saya bilangnya masih ada 2 chap lagi. Harusnya ini dibagi jadi 2 chap tapi kalau di bagi malah kependekan. Jadi saya buat jd 1 chap aja dan langsung end.

alhamdulillah 1 hutang terbayar. Terima kasih sudah Mensupport dan meluangkan waktu untuk membaca fix ku ini. Juga yang sudah review, favorit, follow dan silence reader.

P.s : teman minta doa-nya ya minggu depan udah UN...^^

BIG THANKS FOR :

Sabaku Han (Whiedyaa-San), Hinatalove, keiko-buu89, enrique, kim shin, AINA FREEDOM, Wirna, Natasia Sato, Syuchi Hyu, Ashura Darkname, Kisara Yamaru, Pinus basah, Lovelysasuhina, Orange's Caramel, Fika Hime, Hana, HinaHimeLovers8, Kirigaya Chika, Anita, Kensuchan, Arcan'sGirl, Yumiko Harvey, Pochilang, Hinataholic, Ayzhar, hinatauchiha69, Hyuugahime, Wiendzbica732, jennakuma, Siskap906, Cahya Uchiha, Panda milik naga, icha-SHL, Akira, AprilliaSiska, fitrisj, , HyugaRara, Sasuhina69.

Salam Hangat,

Ay-Chan (Sora) 28 Maret 2016