Naruto The Sekiryuutei

Naruto © Masashi Kishimoto & High School DxD © Ichiei Ishibumi

Rate : M

Genre : Adventure, Supranatural, Friendship, Family, and Romance

Pair : Naruto x Harem

Warning : AU, OOC, abal, gaje, typo, Naruto POV, dan sebagainya...

Enjoy the Story..

Ah.. Halo.. aku adalah Naruto Namikaze, manusia setengah Iblis. Aku direinkarnasi menjadi Iblis oleh Rias-buchou beberapa bulan yang lalu, dan sejak itu kejadian yang berbahaya selalu mengahampiriku. Contohnya untuk menyelamatkan temanku Asia dari para Malaikat Jatuh yang salah satunya adalah Malaikat Jatuh yang membunuhku aku harus menyerbu ke gerja yang notabenenya adalah daerah musuh kami dan juga menghadapi Exorcist liar, kemudian menghadapi Rating Game dengan Raiser Phenex untuk membatalkan pertunangan buchou meski pada akhirnya saat itu kami kalah, aku menantang Raiser kembali bertarung satu lawan satu, dan hasilnya aku menang dan perjodohan buchou dibatalkan. Dan sekarang lagi-lagi kami harus menghadapi sebuah pertarungan hidup mati melawan salah satu jendral Malaikat Jatuh, Kokabiel yang ingin kembali memulai Great War. Dan aku sekarang hanya bisa terbaring dengan tubuh penuh luka dan sedang disembuhkan oleh Asia

Sial..

Bahkan dengan kekuatanku yang sekarang aku tidak bisa melindungi buchou dan lainnya, dan sepertinya aku malah menjadi beban. Dari sini aku melihat Akeno-san, Kiba, Koneko-chan, dan Buchou sedang bertarung dengan Kokabiel, sedangkan kelompok Sona-Kaichou sedang berusaha agar pelindung yang menyelimuti sekolah ini tidak hancur. Mereka semua sedang berusaha dengan keras sementara aku hanya bisa diam disini

Keterlaluan..

Aku mencoba untuk bangkit meski beberapa rasa sakit menyebarkan ditubuhku, Asia yang melihat itu segera berusaha untuk kembali membuatku berbaring, tapi aku menolaknya dengan halus dan tersenyum kepadanya

"A-Aku tidak bi-bisa diam saja Asia.. ka-kalian s-semua sedang b-bertarung, sedangkan a-aku hanya bi-bisa berbaring." Ucapku dengan nada gemetar, Asia yang berada disampingku yang mendengar itu hanya menggeleng sambil menangis

"Tidak Naruto-san.. kau sudah terluka cukup parah.." balas Asia yang masih menangis, aku yang berada disampingnya dan melihat itu menjadi tidak tega. Ini sudah kesekian kalinya aku membuatnya sedih dengan keadaanku. Hah.. sungguh ini benar-benar menyedihkan.. aku tidak bisa melindungi buchou, Asia, dan lainnya. Aku segera saja berdiri dan kembali mengaktifkan Sacred Gearku, Asia yang berada dibelakangku hanya bisa diam menatap kearah punggungku

"Kau harus percaya padaku sekarang Asia.. aku pasti akan kembali, tapi tentunya dengan beberapa lecet.." ucapku yang sedang menatap Asia dan tersenyum, Asia yang mendengar itu menghentikan tangisnya dan mengangguk. Aku yang melihat itu kemudian kembali menatap kearah depan, tepatnya kearah Kokabiel. Sepertinya aku harus menggunakan kemampuan ini. Aku menunggu sampai [Boosted Gear] mencapai penggandaan kekuatan sampai sepuluh kali

[Explosion!]

Aura kekuatan yang besar langsung memancar dari tubuhku setelah bunyi tersebut, aku harus segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya karena [Explosion] memiliki jangka waktu yang sangat pendek. Dan dengan kecepatan penuhku aku berlari kearah Kokabiel dan melayangkan sebuah tinjuan menggunakan tangan kiriku yang diselimuti [Boosted Gear]. Tapi dia masih bisa menghindarinya dengan mengesampingkan kepalanya, melihat itu aku segera melakukan tendangan menggunakan kaki kananku tapi lagi-lagi dia masih bisa menahannya, kali ini menggunakan kedua tangannya. Setelahnya dia menyeringai dan memegang kakiku kemudian membantingnya sebelum akhirnya melemparkan tubuhku. Lagi-lagi aku harus memuntahkan darah, Buchou dan lainnya yang melihat itu hendak menuju kearahku, tapi langkah mereka langsung berhenti saat aku kembali berdiri

"Heh.. dasar Sekiryuutei bodoh.. kau itu sangat lemah, bahkan aku heran kenapa orang sepertimu bisa menjadi Sekiryuutei?" Ucap Kokabiel dan menyeringai terhadapku, aku yang mendengar itu hanya menganggapnya sebagai angin lewat saja. Aku sudah terbiasa menerima hinaan, menjadi orang paling dibenci di Kuoh Akademi karena sifat mesum dan sifatku yang suka mengerjai orang lain ternyata dapat membuatku kebal akan hinaan

"Hahaha.. kau boleh menghinaku semaumu, Kokabiel. Yang jelas itu tidak akan berpengaruh terhadapku." Balasku dengan senyum meremehkan, Kokabiel yang melihat itu sepertinya menjadi emosi dan membuat sebuah Light Spearyang sangat besar, kira-kira seukuran bus dan bersiap untuk melemparkannya kearahku

"Aku akan mulai untuk membunuh kalian semua, dimulai dari kau Sekiryuutei." Ucap Kokabiel dan melemparkan Light Spear tersebut kearahku, aku sudah benar-benar tidak bisa bergerak, semua energiku sudah terkuras saat menggunakan [Explosion]

"Naruto-kun!/ Naruto-san!/ Naruto-senpai!"

Buchou, Akeno-san, Kiba, Asia, dan bahkan Koneko berteriak kearahku saat melihat Light Spear tersebut menuju kearahku. Sepertinya mereka benar-benar khawatir terhadapku, dan khususnya buchou yang terlihat ingin menangis. Sial.. kenapa aku bisa selemah ini. Ah.. pilihan yang ada didalam otakku hanya ada satu, yaitu menutup mata agar tidak mengetahui kedatangan Light Spear tersebut, dan akhirnya aku hanya bisa menutup mata sambil tersenyum sedih. Sepertinya ini adalah akhirnya, maaf jika aku tidak bisa melindungi kalian semuanya

[Divide!]

Aku segera membuka mataku begitu mendengar hal tersebut, dan hal pertama yang kulihat adalah seseorang dengan armor putih yang berdiri membelakangiku, dan sepertinya orang inilah juga yang menyelamatkanku

"Tidak ada yang boleh mengalahkan Sekiryuutei kecuali aku.. dan aku akan menangkapmu karena telah berbuat terlalu banyak masalah, Kokabiel." Ucap orang didepanku ini, aku yang mendengar itu hanya mengangkat sebelah alisku heran, terlebih lagi saat aku merasakan Ddraig gelisah

"[White-One.. tidak kusangka aku akan bertemu dengannya sekarang]"ucap Ddraig, aku yang mendengar itu segera menatap kearah orang didepanku dengan pandangan terkejut. Orang tersebut kemudian menghilang dan muncul dibelakang Kokabiel dan memotong semua sayap Kokabiel, semua orang termasuk aku yang melihat itu tentu saja terkejut bukan main. Orang tersebut kemudian meninju wajah Kokabiel hingga membuat Kokabiel pingsan, orang ini benar-benar berbahaya, dan parahnya dia adalah rivalku. Sesudahnya dia kemudian menggendong Kokabiel dibahunya dan juga Freed kemudian membawa mereka terbang pergi, aku kemudian segera jatuh terduduk setelahnya. Buchou, Asia, Akeno-san, Kiba, Koneko, bahkan Xenovia yang melihat itu segera berlari kearahku, sayangnya saat itu kesadaranku mulai meninggalkanku dan aku tidak tau apa hal yang terjadi berikutnya

. . .

Ini sudah beberapa hari sejak kami anggota Klub Penelitian Ilmu Gaib dan anggota OSIS melawan Kokabiel, pertarungan yang akhirnya mempertemukanku dengan rival abadiku, Hakuryuukou. Aku bersama Asia saat ini tengah berjalan menuju ruang Klub Penelitian Ilmu Gaib, sampai disana aku dan Asia segera masuk dan aku sangat terkejut mendapati seseorang gadis yang sudah tidak asing bagiku

"Hai, Sekiryuutei."

Sapa gadis berambut biru dengan sedikit warna hijau tersebut atau Xenovia, Xenovia berada disana dan mengenakan seragam Kuoh Akademi

"Ke-Kenapa kau ada disini!?" tanyaku yang tidak bisa menyembunyikan kekagetanku sambil mengacungkan jariku kearahnya, meskipun aku tau ini kurang sopan

PA!

Kemudian sapasang sayap hitam membentang dari punggung Xenovia! Aku sangat hafal betul sayap itu, itu adalah sayap Iblis. Tapi bagaimana bisa? Karena sejak pertama kali kita bertemu dia sepertinya sangat membenci Iblis

"Aku menyadari kalau Tuhan sudah tak ada lagi. Jadi aku memilih menjadi Iblis sebagai pengabaian diri. Aku menerima bidak [Kuda] dari Rias Gremory. Dan sepertinya bukan aku yang hebat, tapi Durandal. Jadi aku menjadi Iblis dengan satu bidak, dan aku juga mulai sekarang bersekolah disini. Mulai sekarang aku adalah siswi kelas XI dan juga anggota Klub Penelitian Ilmu Gaib, mohon kerjasamanya, Naruto-kun.." ucap Xenovia berusaha meniru gaya bicara Irina, dan oh ya.. pada pertarungan kami melawan Kokabiel, Kokabiel membocorkan rahasia bahwa Tuhan sudah tiada, dan itu menjadi pukulan telak bagi Xenovia dan Asia yang notabenenya masih percaya Tuhan

"Jangan buat suara imut dengan wajah serius.."

"Aku meniru Irina, tapi kelihatannya tidak mudah."

"Tapi bereinkarnasi!? Buchou, tak apa-apakah memakai bidak yang berharga itu?" tanyaku pada Buchou yang kebetulan berada disana juga

"Tidak apa-apa, Naruto-kun. Memiliki pengguna Durandal terasa bisa diandalkan, dengan ini adalah kelahiran pendekar pedang selain Yuuto." Balas Buchou yang nampak bahagia. Tapi memang benar tidak apa-apa? Tapi kalau memikirkan sifat Buchou yang selalu teliti itu sepertinya tidak apa-apa. Dan lagi memiliki pendekar pedang yang memakai pedang suci Durandal terasa sangat bagus, bahkan dalam Rating Game lawan kami pasti Iblis, jadi pedang suci akan melepaskan kemarahannya pada mereka. Dan kelompok Gremory akan menjadi lebi kuat lagi!

"Ya. Aku Iblis sekarang, aku tidak bisa kembali lagi. Tidak, mungkin ini hal yang bagus. Hmm.. tapi karena Tuhan sudah tiada berarti hidupku gagal. Namun melayani Iblis yang pernah menjadi musuhku... meskipun dia adalah adik perempuan Maou..." Xenovia mulai memegangi kepalanya kebawah sambil menggumamkan sesuatu. Ah, dia kesakitan karena berdoa seperti Asia, aku memang tidak berhak mengatakannya, tapi dia juga aneh

"Ngomong-ngomong dimana Irina?" tanyaku lagi, dia berada disini dan kemana Irina?

"Irina kembali ke markas pusat membawa mayat Balba dan lima Excalibur termasuk punyaku. 'Fragmen' yang bertindak sebagai inti dikembalikan dalam kondisi itu, jadi ini misi pengembalian sudah selesai. Asal mereka punya intinya, mereka bisa memakai Alchemy untuk merakit pedang suci lagi." Jawab Xenovia. Memang benar Kiba dan Xenovia menghancurkan Excalibur yang tersusun dari keempatnya, tapi pecahan Excalibur yang asli masih aman

"Apa tak apa-apa kamu memberikan Excaliburmu? Selain itu tak apa-apakah kamu menghianati gereja?" tanya Naruto lagi kepada Xenovia

"Aku harus mengembalikan Excalibur untuk berjaga-jaga. Tidak seperti Durandal, ada pengguna lain yang bisa dipilih untuk memegangnya, dan lagi Durandal saja sudah cukup untukku. Saat kusebutkan ketiadaan Tuhan pada mereka, mereka diam membisu. Dan aku dianggap sesat karena mengetahui ketiadaan Tuhan, dan gereja sangat membenci orang sesat. Walau itu adalah pengguna Durandal sekalipun, mereka akan tetap mengusirnya. Sama persis dengan insiden yang dialami Asia Argento.." Jawab Xenovia. "Irina masih sangat beruntung. Biarpun dia tidak ikut serta dalam pertarungan karena lukanya, dia akhirnya tak mengetahui kebenaran. Dia punya keyakinan lebih kuat dariku. Kalau dia tau Tuhan sudah tiada, aku tidak tau apa yang akan terjadi padanya." Ucap Xenovia lagi, aku yang mendengar itu hanya mengangguk. Tentu mengetahui bahwa Tuhan sudah tiada menjadi pukulan telak untuk Xenovia yang notabenenya prajurit Tuhan

"Kecuali, dia sangat kecewa karena aku menjadi Iblis. Tak bisa kukatakan padanya kalau ini disebabkan oleh ketiadaan Tuhan. Perpisahan kami terasa canggung, dan mungkin kami akan menjadi musuh kalau nanti bertemu lagi." Tambah Xenovia lagi, aku hanya bisa diam mendengar perkataan gadis ini. Aku tidak terlau tau bagaimana perasaan seorang gadis dan itu selalu menjadi kelemahanku

Buchou kemudian menatap kearah semua anggota Klub Penelitian Ilmu Gaib, mengkonfirmasi bahwa semua anggota Klub Penelitian Ilmu Gaib sudah berkumpul. Dan saat merasa semua anggota klub berkumpul, Buchou kemudian kembali berkata

"Gereja membuat kontak dengan kita, Iblis. Lebih tepatnya pada Maou untuk berbincang tentang insiden ini. Mereka bilang "Kami ingin melakukan kontak denganmu karena tindakan tidak jelas dan tidak jujur dari Malaikat Jatuh meski kami merasakan ketidak puasan tentang ini". Mereka juga meminta maaf tentang Balba karena kesalahan mereka yang membiarkannya kabur di masa lalu." Aku hanya mengangguk mendengar pemberitauan dari Buchou. Jadi mereka tidak puas. Wajar, bagi mereka kami adalah musuh. Mungkin kami patut merasa lega karena mereka setidaknya

"Namun sekolah ini sungguh mengerikan karena ada saudara perempuan Maou lain yang bersekolah disini." Xenovia mengatakannya sambil mendesah. Tunggu dulu.. ada saudara perempuan Maou lainnya disekolah ini? Setauku hanya ada dua Iblis Kelas Tinggi yang bersekolah disini. Buchou dan Kaichou. Dan itu berarti Kaichoukah yang dimaksud Xenovia. Dan saat aku melihat Buchou untuk meminta penjelasan dia hanya mengangguk seolah dapat membaca pikiranku

"Kebenaran tentang insiden ini telah dikirim pada pihak Malaikat dan pihak Iblis oleh Jendral Malaikat Jatuh, Azazel. Pencurian Excalibur adalah tindakan yang hanya dilakukan oleh Kokabiel. Pemimpin yang lain sama sekali tak mengetahuinya. Dia berencana mematahkan ketegangan diantara ketig Fraksi, karena dia mencoba memulai perang lagi, dan dia sekarang diletakkan dalam Cocytus selama-lamanya dalam kondisi beku." Ucap Buchou menjelaskan pada kami. Hm.. jika begitu berarti Kokabiel tidak mungkin bisa keluar lagi. Baguslah. Aku tidak mau melihat pria liar macam dia lagi. Dia benar-benar Malaikat Jatuh maniak perang bodoh

"Namun hal tersebut berakhir berkat ikut campurnya 'Vanishing Dragon'. Mereka menghentikan kekacauan yang dilakukan oleh salah satu dari mereka dengan mengirim seseorang dari organisasi mereka juga."

Ah itu memang benar, sang 'Vanishing Dragon' atau yang biasa dipanggil 'White-One' oleh Ddraig waktu itu yang menyelamatkanku. Sungguh ironi, biasanya aku bertarung dengannya dan sekarang dia malah menyelamatkanku. Tapi bagaimana pun aku harus bersyukur karena diselamatkan oleh 'White-One' waktu itu, jika dia tidak menyelamatkanku mungkin aku sudah mati sekarang. Tanpa sadar aku menghela nafasku dan itu berhasil menarik semua perhatian tertuju padaku, aku yang sadar sedang diperhatikan hanya melemparkan tatapan bingung

"Ada apa?" tanyaku singkat dan menatap kesemua orang yang berada didalam ruang tersebut

"Tidak.. hanya saja hampir seharian ini kau tidak memasang wajah mesum atau menjahili siswa lainnya, Naruto-senpai." Balas Koneko-chan dengan ekspresi blank diwajahnya, aku yang mendengar itu hanya menghela nafas dan tidak berniat untuk membalasnya, entah kenapa aku sedang malas untuk membalas ucapan Koneko-chan

"Dan juga akan ada pertemuan antara perwakilan Malaikat, Iblis, dan Malaikat Jatuh. Nampaknya ada sesuatu yang Azazel ingin bicarakan. Kudengan Azazel mungkin akan meminta maaf tentang insiden Kokabiel, namun akan mencurigakan kalau Azazel meminta maaf." Buchou mengatakannya dengan nada jijik sambil mengangkat kedua bahunya. Jadi Jendral Malaikat Jatuh adalah orang dengan banyak ego ya.. tapi bukankah akan jadi hal besar kalau perwakilan dari ketiga Fraksi berkumpul? Aku tidak tau apa yang mereka akan bicarakan, tapi sepertinya akan mempengaruhi masa depan dunia ini. "Kita juga diundang dalam pertemuan itu. Kita harus melaporkan tentang insiden dalam pertemuan karena kita sudah terlibat didalamnya."

"Seriuskah!?"

Aku bukan satu-satunya orang yang kaget oleh ucapan Buchou, semua orang didalam ruangan ini sama-sama memasang wajah kaget. Itu wajar saja. Siapapun akan kaget kalau mereka disuruh datang ke tempat yang berisi orang-orang sangat penting! Apa yang akan terjadi!? Bagi dunia kami itu.. ah benar juga. Aku ingin menanyai Xenovia sesuatu yang menggangku selama ini

".. 'Vanishing Dragon' berada di pihak Malaikat Jatuh kan?"

"Itu benar. Azazel terus mengumpulkan pemilik Sacred Gear yang memiliki Longinus, aku tak tahu apa yang dipikirkannya namun pasti bukal hal yang bagus. Sang 'Vanishing Dragon' adalah petarung top diantara mereka, kupikir dia terkuat keempat atau kelima dari semua orang-orang kuat disana termasuk para pemimpin Grigori. Kalau sudah begini dia jauh lebih kuat darimu yang merupakan rivalnya."

Terkuat keempat!?

Tentu saja itu bisa dilihat dari dia yang mampu mengalahkan Kokabiel yang notabenenya adalah salah satu Jendral Malaikat Jatuh dan yang kami saja kesulitan untuk melawannya. Ah.. aku merasa bersalah kepada Ddraig karena aku masih sangat lemah

Xenovia kemudian memandang Asia yang berada disampingku. ".. dan aku akan minta maaf pada Asia Argento. Karena Tuhan suadah tak ada, maka cinta dan bantuannya juga tak ada. Asia Argento, kau boleh memukulku sebanyak yang kau mau." Ucap Xenovia dan membungkukkan kepalanya ke bawah. Khas cara orang Jepang meminta maaf. Tapi ekspresinya yang tidak berubah membuatku tak tau apakah dia serius atau tidak

"Tidak.. aku tidak ingin melakukan hal seperti itu. Xenovia-san, aku menikmati gaya hidupku saat ini. Meskipun sekarang aku adalah Iblis, aku menemui seseorang... orang-orang yang penting bagiku. Aku senang karena tempatku tinggal sekarang dan orang-orang yang aku temui." Balas Asia dan tersenyum. Ah Asia.. kau memang sungguh gadis yang sangat baik, aku menjadi sangat tersentuh oleh ucapannya. Dia sempat mengalami shock saat mengetahui ketiadaan Tuhan, tapi karena aku dan Buchou selalu ada bersamanya dia akhirnya kembali normal lagi

"Jadi hanya kita orang kristen yang mengetahui ketiadaan Tuhan. Aku takkan bisa mengatakan hal bernama Hukuman Tuhan padamu sekarang. Jadi kita sesat ya? Aku adalah pengguna pedang suci yang dikagumi, tapi sekarang aku menjadi sesat. Aku tidak bisa melupakan bagaimana tatapan dan sikap mereka berubah drastis saat melihatku." Saat mengucapkan itu aku merasa melihat sekelebat kesedihan dimata Xenovia. "Kalau begitu aku pergi dulu, ada banyak hal yang perlu kuketahui sebelum pindah kesekolah ini." Ucap Xenovia dan berjalan meningglkan ruang klub, tapi sebelum Xenovia benar-benar meningglakan ruang klub Asia menghentikannya

"U-Umm!.. minggu depan aku akan bermain-main dengan semua orang, maukah kau ikut serta, Xenovia-san?" Asia mengatakannya dengan senyuman

Xenovia yang mendengar itu tampak melebarkan matanya dalam kekagetan dan tersenyum pahit. "Lain kali saja.. kali ini aku sedang sibuk. Tapi.." ucap Xenovia dan tersenyum kepada Asia. "Bisakah kamu mengajakku berkeliling sekolah besok?"

"Iya!" jawab Asia yang juga tersenyum. Hh.. kuharap mereka bisa berteman dengan baik mulai sekarang. Memang agak susah memahaminya, tapi Xenovia itu sepertinya orang yang baik

"Aku akan bersumpah dengan nama pedang suciku Durandal, aku juga akan bertarung lagi dengan pengguna pedang suci Iblis disana." Ucap Xenovia lagi dan menunjuk kearah Kiba

"Baiklah. Selanjutnya aku takkan kalah." Balas Kiba yang juga tersenyum. Setelah mendengar itu, Xenovia langsung meninggalkan ruangan klub. Aku bisa merasakan kekuatan dan kepercayaan diri dari Kiba. Waktu itu ditempat itu, insiden itu telah mengubah sesuatu di dalam dirinya

KLAP!

Buchou menepukkan tangannya. "Sekarang. Karena semuanya sudah berkumpul kembali, mari kita mulai kegiatan klub lagi!" ucap Buchou dan tersenyum, semua yang mendengar itu segera tersenyum juga kecuali aku yang hanya menampakkan senyum kecil

"Ya!"

Semua orang menjawab dengan suara enerjik. Hari itu semua menjadi diri mereka kembali seperti dulu. Yah.. kecuali aku yang masih memikirkan betapa lemahnya diriku ini

. . .

Hari ini aku berada disebuah Training Ground bersama dengan kakekku, Namikaze Jiraiya. Ah ya aku lupa mengatakan bahwa aku tinggal bersama dengan kakek dan nenekku sejak kedua orang tuaku meninggal, dan sekarang ditambah oleh Asia dan Buchou. Kakekku adalah seorang manusia spesial karena memiliki sebuah energi yang tidak dimiliki oleh kebanyakan manusia lainnya yang disebut Chakra, aku pun juga memiliki Chakra tapi lebih besar dari kakek karena menurut cerita kakek selain ayahku yang juga memiliki Chakra ternyata ibuku juga memilikinya, tapi dia tidak menyadarinya. Saat ini aku sedang berlatih Taijutsu bersama dengan kakek, aku sudah kelelahan sementara kakek masih tetap biasa-biasa saja

"Apakah cuma ini kemampuanmu Naruto.. ah sayang sekali.. sepertinya kau tidak mengalami peningkatan sama sekali." Ucap kakekku kepadaku yang sedang jatuh terduduk, aku yang mendengar itu hanya menggeletukkan gigiku kesal. Inilah salah sifat burukku, yaitu cepat panas. Tanpa aba-aba aku langsung bangkit dan melesat kearah kakekku dengan kecepatan penuh, kakekku yang kecepatanku yang sangat cepat sepertinya agak terkejut. Aku berusaha memanfaatkan momen tersebut untuk melayangkan sebuah pukulan terhadap wajahnya, tapi dia masih dapat menangkisnya dengan menyilangkan kedua tangannya, tapi meski begitu dia masih tetap terdorong untuk mundur karena kekuatanku. Kakek yang melihat itu hanya tersenyum dan juga mulai maju untuk menyerangku, aku yang melihat itu juga segera maju. Sampai didepanku kakek segera melayangan sebuah tinjuan yang sudah dilapisi oleh Chakra kearah perutku, aku yang melihat itu segera melompat kesamping, tapi saat itulah aku sudah langsung disambut oleh tendangan tumit dari kakek yang berhasil mengenaiku dan membuatku terlempar. Aku segera saja bangun dan dapat merasakan sakit yang teramat sangat dibagian rusukku, sepertinya tulang rusukku ada yang patah atau paling tidak retak, beruntung aku ini Iblis yang memiliki kekuatan lebih. "Baiklah sudah cukup Naruto.. kau sudah menunjukkan hasil yang cukup bagus." Ucap kakekku dan berjalan kearahku

Aku yang mendengar itu hanya mengelus bagian rusukku yang masih sangat sakit. "Uh.. jiji.. tendanganmu barusan itu sangat menyakitkan." Ucapku yang masih mengelus rusukku dengan tampang kesakitan, kakek yang mendengar itu hanya tertawa dan menepuk kepalaku

"Itu adalah tendanganku yang sedikit kucampuri dengan energi Senjutsu." Balas kakek dengan senyum bangga, yang dia memang menguasai Senjutsu meski dia tidak sangat memasterinya, sedangkan aku yang mendengar itu membelalakan mataku kaget dan kemudian men death glare kakek

"Kau ingin membunuhku, jiji.."

"Oh ayolah Naruto.. itu hanya sebagian kecil dari tenaga Senjutsuku.. oh ya.. ngomong-ngomong bagaiman perkembanganmu dalam memasteri Senjutsu?" tanya kakekku lagi. Memang benar sejak beberapa minggu yang lalu aku mulai mempelajari Senjutsu bersama dengan kakek, dan perkembanganku bisa dibilang sangat luar biasa, sekarang saja aku sudah mencapai mode yang sama dengan kakek dan mungkin beberapa bulan lagi aku akan sangat memasterinya

"Aku sekarang sudah memasterinya sampai ketingkat dimana kau berada jiji.. mungkin beberapa bulan lagi aku akan sangat memasterinya." Jawabku dengan nada ceria, kakekku yang berada disampingku hanya melebarkan matanya terkejut

"Wah.. kau memang jenius Naruto.. tapi kenapa barusan kau tidak menggunakannya jika kau sudah mencapai levelku?" tanya kakek lagi, aku yang mendengar itu hanya menghela nafas dan menggeleng

"Aku tidak bisa memasuki mode Sannin hanya dalam beberapa detik sepertimu jiji.. paling tidak aku harus bermeditasi selama satu menit untuk mengumpulkan energi alam." Balasku lagi, kakek yang berada disampingku hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Kami terus membicarakan soal Senjutsu selagi dalam perjalanan pulang kerumah. Hh.. bagaimanapun aku sepertinya masih belum bisa mengalahkan sang Hakuryuukou meski sudah berlatih, tapi aku akan tetap berlatih demi melindungi Buchou dan lainnya, aku tidak ingin hanya merepotkan mereka seperti yang sebelumnya

To Be Continued

Cerita kedua saya.. hm.. bagaimana menurut para pembaca tentang cara penulisan saya yang satu ini. Apakah bagus? Atau jelekkah? Mohon tanggapannya. Dan disini Naruto mengantikan posisi Issei, jadi anggota harem Issei akan menjadi milik Naruto dengan beberapa tambahan dari saya tentunya. Dan untuk Issei dia disini hanya manusia biasa dan tetap bagian dari Trio Pervert.. nah ok setiap author tentunya karyanya ingin dihargai, yaitu lewat review.. dan juga bagi readers yang baik tolong review.. see you

Mr. Whels OUT ̴