Tittle : Still loving u part 5

Author : Park Shita a.k.a Lee Shita

Pairing : Chanbaek, Chanlu, Hunhan and other

Guys...

readers ku yang paling aku cintai, mian ya kalo ff ini lama banget publishnya. Tapi hari ini aku bawa chapter terbaru dari ff ini, aku harap kalian gak lupa am ceritanya. Dan tetep review ya, aku makasi buat yang udah review di chapter2 sebelumnya.

::Happy reading::

.

.

.

Baekhyun membuka matanya dan mendapati dirinya terbaring di atas ranjang rumah sakit. Ia melihat ke arah perutnya dan ia bersyukur karena kandunganya masih ada. Suara pintu terbuka membuatnya menoleh, dan betapa terkejutnya ia saat mendapati Sehun berjalan ke arahnya.

"Oh Sehun sshi? Kau_"

"..." Sehun hanya berjalan dengan wajah datarnya.

"Apa kau yang membawa ku kesini?" tanya Baekhyun.

"Ne."

Baekhyun tersadar sesuatu ia tak lagi menggunakan kostum perempuan. Ia meraba kepalanya yang sudah tak berisi rambut palsunya.

"Tak perlu mencari benda itu lagi! Aku sudah tahu siapa kau." Ucap Sehun pria dingin dengan kulit seputih susu itu.

"Maafkan aku, aku bukan bermaksud untuk membohongimu." Baekhyun menundukan kepalanya.

"Ne arraseo. Dan aku tahu siapa kau Byun Baekhyun sshi? kau adalah istri dari Park Chanyeol."

"Ne. Kau benar. Darimana kau tahu?" sahut Baekhyun tegas, tak ada yang perlu ia sembunyikan lagi, toh Sehun sudah tahu perihal penyamarannya.

"Hubungan kalian nyaris saja hancur, dan ditengah-tengah pernikahan kalian suamimu berselingkuh dengan namja lain yang merupakan rekan kerja suamimu sendiri. Dan penyebab kau berada disini sekarang adalah karena kau melihat suamimu bersama namja itu lagi, padahal mereka sudah berjanji untuk berpisah." Ucap Sehun. Dan Baekhyun sedikit terkejut karena baru pertama kalinya ia mendengar namja putih ini mengoceh sepanjang ini.

"Ba..bagaimana kau bisa tahu?"

"Hell. Aku adalah suami dari selingkuhan suamimu." Ucap Sehun. Baekhyun terkejut setengah mati, pantas saja Luhan selingkuh. Ternyata suaminya adalah namja dingin seperti ini, pantas saja Luhan lebih memilih Chanyeol suaminya karena selain tampan Chanyeol sangatlah hangat dan romantis.

"Ini semua salahmu." Ucap Baekhyun dengan wajah datarnya.

"Jika saja kau bisa menjaga istrimu, jika saja kau bisa membahagiakan istrimu maka istrimu tak mungkin pergi darimu dan mencintai namja lain. Dia tak akan mengganggu rumah tangga orang lain. Dia tak akan merusak kehidupanku dengan Chanyeol." Bentak Baekhyun sambil menatap Sehun tajam.

"Ini semua salahmu karena bersikap dingin seperti itu. Jika aku jadi Luhan, aku juga akan melakukan hal yang sama. Untuk apa aku bertahan dengan namja yang bahkan aku sendiri tak tahu ia mencintaiku atau tidak." Ucap Baekhyun lagi. Keduanya saling pandang dengan hebat, sampai suara pintu yang terbuka menginterupsi.

"Baekkie!" ucap suara berat itu yang segera berlari masuk di susul sosok mungil lain yang sedikit terkejut melihat Sehun berdiri mematung menatapnya.

"Se_Sehun? Apa yang kau lakukan disini?" ucap Luhan.

"Baekkie? Gwencaha?" tanya Chanyeol.

"Apa kau masih peduli padaku? Sana pergi saja dengan Luhan!" Bentak Baekhyun.

"Apa yang kau bicarakan?"

"Apa kau sedang bertanya pabbo! Apa makan berdua siang ini bersama Luhan tak bisa menjelaskan semuanya? Bahkan kau mengatakan padaku kalau kau sedang meeting dengan klien."

"Aku memang sedang meeting."

"BOHONG!"

"Aku bersumpah. Aku dan Luhan tidak hanya berdua, ada klien kami dari Canada. Aku sengaja meminta bantuan Luhan karena klien ini adalah teman Luhan saat kuliah dulu. Percayalah!"

"..."

"Chanyeol benar Baekhyun. Kalau kau tidak percaya aku bisa memberikan nomernya padamu kau bisa menghubunginya." Ucap Luhan. Baekhyun terdiam,lalu terisak. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, ia benar-benar tak kuat dan sekali lagi ia merasakan kontraksi hebat dalam perutnya. Dahinya berkerut ia berpindah memegang perutnya yang buncit.

"Baekhyun!" seru Chanyeol panik sambil memegang tangan Baekhyun.

"Tolong panggilkan dokter!" ucap Chanyeol. Luhan mengangguk dan saat ia akan berbalik matanya menatap Sehun yang hanya berdiri dengan wajah datar padahal dalam kondisi genting begini. Luhan berdecih, lalu berlari keluar ruangan.

...

...

...

" Baekhyun-ah! Bagaimana keadaannya?" Tiba-tiba saja pintu kamar terbuka, menampilkan sosok eomma Chanyeol alias ibu mertua Baekhyun dengan wajah cemasnya. Matanya sempat bertabrakan dengan mata Luhan yang kini sedang berdiri disamping Baekhyun.

"Apa yang kau lakukan disini hah?" bentak Nyonya Park sambil menatap kesal Luhan yang baru saja selesai memperbaiki bantal Baekhyun.

"A..aku hanya_"

"Kau ingin mencelakai Baekhyun kami hah?" bentak Nyonya Park lagi sambil menarik kasar tangan Luhan menjauh dari Baekhyun yang sedang tertidur.

"An..ani." Luhan hanya tertunduk takut.

"Dasar perusak rumah tangga orang!" Sekali lagi ucapan Nyonya Park menusuk tepat ke jantung Luhan.

"Heuh! Kau benar-benar tak ada malu ya? Datang kesini? Apa yang kau inginkan hah? memastikan kalau Baekhyun meninggal dan setelahnya kau akan menikah dengan Chanyeol kami?" lagi, Luhan merasakan hatinya seperti dicabik-cabik. Luhan menahan air matanya yang hendak turun. Ia tahu ia memang salah, ia tahu hubungannya dengan Chanyeol selama ini salah, dan menyakiti hati pasangan mereka.

Tapi ia telah berusaha untuk melupakan perasaannya pada Chanyeol dan dari dulu dia memang tak pernah berfikiran jahat untuk melenyapkan Baekhyun agar dia bisa bersama Chanyeol, tak pernah. Sekali lagi! Tak pernah dan tak akan pernah. Luhan bukanlah namja jahat seperti di film-film yang dengan egoisnya merampas suami orang lain, oke! Apa yang ia lakukan memang merusak rumah tangga orang lain, tapi ia tidaklah salah rumah tangga Chanyeol dan Baekhyun memang sudah rusak bahkan jauh sebelum ia menjalin hubungan dengan Chanyeol. Luhan mengangkat wajahnya dan menatap manik mata eomma Chanyeol, wanita yang melahirkan orang yang pernah ia cintai.

PLAK!

Satu tamparan telak mengenai pipi Luhan, bahkan saking kerasnya tubuh lemahnya pun terjatuh ke lantai. Ia tak melawan, ia hanya terduduk menatap malang ke arah lantai. Mungkin ini memang karmanya, begitu fikirnya.

"Kau benar-benar murahan! Aku yakin tak hanya Chanyeol dan suamimu yang pernah menikmati tubuhmu!" kali ini jauh lebih sakit. Luhan tak kuat lagi, ia meneteskan airmatanya.

"Eomma!" bentak Chanyeol yang kini hanya berdiri di depan pintu dengan sebuah kantung kresek. Chanyeol membuang kantung itu, yang menyebabkan beberapa makanan dan minuman berserakan dilantai. Chanyeol berjalan ke arah Luhan dan membantunya berdiri.

"Apa yang eomma lakukan padanya?" geram Chanyeol. Eommanya menatap Chanyeol tak percaya dan sedikit rasa takut. Oke garis bawahi kata itu, eommanya memang takut dengan anak semata wayangnya ini, ia takut kalau Chanyeol akan marah padanya. Tapi sepertinya kekhawatiran eommanya menjadi nyata, terbukti dengan Chanyeol yang kini menatapnya kesal.

"Kenapa kau masih membelanya?" bentak eommanya.

"Karena dia tak salah eomma. Bahkan eomma tak mengenalnya? Mengapa memperlakukannya seperti ini?" tanya Chanyeol sambil merangkul Luhan disampingnya.

"Karena dia pantas dilakukan seperti ini. Dia perusak rumah tangga orang Chanyeol. Karena dia, kau dan Baekhyun nyaris bercerai. Untung saja Baekhyun hamil, jika tidak kau pasti akan benar-benar menceraikannya."

"Eomma salah! Selamanya aku tak akan pernah menceraikan Baekhyun. Aku mencintainya, dan soal Luhan. Dia sama sekali tak salah, akulah yang membawanya dalam hubungan ini."

"Tapi bukankah dia bisa menolak? Bukankah dia punya suami juga? Apa dia mengurusi suaminya? Namja macam apa dia lebih memilih suami orang ketimbang suami sendiri? Eomma tak habis fikir apa yang ada di pikirannya?" ucap Nyonya Park lagi.

"Itu bukan salahnya!" ucap sebuah suara menginterupsi, ketiga orang itu –minus Baekhyun, karena sedang dibius- menoleh.

"Ini semua salahku Nyonya. Aku yang membuatnya jadi seperti ini, aku yang terlalu bodoh sebagai seorang suami. Seharusnya aku bisa lebih mencintainya lagi, seharusnya aku menunjukan seberapa besar rasa cintaku padanya." Ucap Sehun dengan wajah datarnya sambil sesekali menatap Luhan.

"Mianhae. Mianhae Luhannie." Ucap Sehun untuk pertama kalinya. Luhan mengangkat wajahnya menatap Sehun tak percaya. Ibarat balita berusia 3 tahun yang mengucapkan 'mama' sebagai kata pertamanya, begitulah Sehun dimata Luhan. Seumur hidup ia mengenal Sehun ini kali pertama ia meminta maaf, apalagi wajah datarnya berubah menjadi serius.

"Seharusnya aku menjagamu agar tetap berada disisiku. Aku terlalu takut untuk kehilanganmu, aku takut rasanya akan sangat sakit saat tahu kau tak lagi mencintaiku seperti dulu, tapi kecemasanku malah menjadi nyata. Dan parahnya, rasanya jauh lebih sakit karena aku tak bisa mengungkapkan semua kekesalanku. Aku ingin menjadi suami yang bisa kau banggakan chagi. Aku ingin bisa menjadi suami yang selalu membuatmu ingin pulang hanya untuk melihat suamimu. Satu hal yang harus kau tahu, dari sejak awal aku mengejarmu di masa-masa sekolah kita dan sampai saat ini bahkan seterusnya aku akan terus mencintaimu Luhannie." Ucap Sehun panjang kali lebar kali tinggi, dan ini untuk pertama kalinya juga.

Luhan terdiam dengan air matanya yang terus mengalir membasahi pipinya. Ia merasa bodoh karena berfikir Sehun tak mencintainya lagi, berfikir bahwa Sehun telah berselingkuh dibelakangnya dan sebelum itu terjadi maka ia yang berselingkuh duluan. Tapi hipotesisnya selama ini salah, Sehun hanya tak bisa mengungkapkan semuanya. Luhan bukannya tak tahu jika namja yang ia nikahi selama ini memang kurang aktif dalam berkomunikasi, tapi ia hanya berfikir bukankah setiap orang punya batas kejenuhan masing-masing. Tapi ternyata Sehun tak pernah jenuh untuk bersikap dingin dan memasang wajah datarnya.

"Se..sehun." hanya itu yang bisa Luhan gumamkan. Bibirnya terlalu kelu untuk berbicara, ia juga tak tahu perasaan apa yang ia rasakan, terlalu senangkah? Atau terlalu sedih? Apalah itu yang jelas sekarang jantung Luhan terasa berdenyut lebih kencang.

"Kalian tahu?" ucap eomma Chanyeol dengan suara lembutnya berbeda 360 derajat dari sikapnya tadi. Luhan, Sehun dan juga Chanyeol menoleh.

"Kalian terlihat sangat lucu dan konyol. Heuh, aku seolah kembali ke masa-masa mudaku dulu." Ucapnya sambil tersenyum sangat manis.

"Kalian yang ada disini sedang mengingkari cinta kalian. Kalian saling mencintai tapi merasa jika orang yang kalian cintai tak mencintai kalian lagi. Heuh! Ini terdengar lucu. Dasar anak muda! Luhan sshi. Maafkan aku tadi sempat berbuat kasar padamu, sekarang kembalilah pada suamimu aku yakin jantungnya sedang berdetak kencang karena kalimat yang amat panjang yang sama sekali tak pernah ia lakukan seumur hidupnya." Ucap Nyonya Park sambil tersenyum jahil kearah Sehun yang hanya melempar pandangannya.

"Dan Sehun sshi. Kau berhak mendapatkan cintamu kembali atas keberanianmu. Mengungkapkan apa yang ada di fikiran kita tidaklah mudah, dan kau sukses melakukannya. Sekarang kalian berdua pergilah ke taman atau tempat yang romantis, buat suasana seolah kalian kembali kemasa-masa sekolah kalian dulu. Kalian berhak mendapatkannya. Dan sekali lagi Luhan sshi, maafkan aku karena tadi menamparmu, tapi aku fikir tamparan itu tak mengurangi kecantikanmu." Goda Nyonya Park lagi membuat Luhan tersenyum.

"Ne. Gwenchanayo Nyonya." Ucap Luhan lalu berjalan ke arah Sehun. Saat berduanya berhadapan ada rasa canggung yang menyelimuti dan semuanya hilang saat dengan lancangnya Nyonya Park menarik tangan keduanya dan menyatukannya lalu mendorong mereka keluar.

"Jangan terlalu banyak berfikir, lakukan apa yang bisa kau lakukan!" ucapnya lalu tersenyum.

"Annyeong! Hidup bahagia ya! Dan cepat susul Baekhyun kami!" ucap Nyonya Park sambil melambaikan tangannya lalu menutup pintu. Ia menatap tajam ke arah Chanyeol yang tersenyum padanya.

"Eomma, kau selalu saja mencampuri urusan orang lain. Ckckcck."

Pletak!

"Appo!" gerutu Chanyeol sambil memegang kepalanya yang sakit.

"Apa yang kau lakukan sampai membuat Baekhyunku seperti ini hah? bisa kau jelaskan Park Chanyeol!" Nyonya Park menyilangkan kedua tangannya dan menatap Chanyeol menunggu penjelasan dari putra semata wayangnya.

"Aku akui aku salah eomma, tapi ini semua hanya salah paham."

"Orang mana yang tak akan salah paham Yeol-ah! Jika eomma jadi Baekhyun, eomma juga akan merasakan hal yang sama. Kau ini adalah suaminya, jadi sebaiknya kau harus bisa menjaga perasaannya. Bukankah eomma sudah katakan kalau perasaannya tak boleh terguncang. Sekarang kau lihat ini!" ucap eomma Chanyeol lalu menyerahkan beberapa foto yang ia keluarkan dari dalam tas hitam kulitnya.

"Siapa dia? Kenapa eomma memberikan foto ini?"

"Kau bahkan tak mengenali istrimu sendiri hanya karena ia mengenakan pakaian perempuan."

"Mwo? ini Baekkie? Kenapa...kenapa dia_"

"Cantik? Eomma tahu menantu eomma yang satu itu memang cantik. Kau lihat ia bahkan rela membuang harga dirinya dengan mengenakan pakaian yeoja keluar, yang eomma yakin kau bahkan tak akan mau melakukannya sekalipun eomma bayar 100 juta won. Tapi lihat dia, demi membuat janinnya sehat ia bahkan rela melakukannya, dimana tanggung jawabmu sebagai seorang appa?"

"Aku sudah bertanggung jawab eomma. Aku_"

"Jangan kau fikir hanya dengan melayani semua keinginannya saat ngidam dan membelikan segala kebutuhannya kau sudah menjadi seorang appa. Yang seorang istri butuhkan saat sedang hamil adalah suaminya selalu berada disampingnya."

"Tapi eomma aku tak mungkin meninggalkan pekerjaan yang_"

"Mana lebih penting pekerjaan atau rumah tanggamu Yeol? Meluangkan waktumu sebentar, pulang lebih awal tak akan membuat perusahaan jatuh bangkrut. Bahkan saat eomma mengandungmu appamu sempat cuti bekerja selama sebulan di masa-masa hamil tua eomma. Apakah , apa yang telah appamu lakukan tak bisa kau lakukan untuk calon anakmu dan istrimu? Untuk apa eomma memiliki anak yang tampan, pandai, kaya, tapi tidak bertanggung jawab?"

"Eomma aku_"

"Jangan minta maaf pada eomma, minta maaflah pada Baekhyun. Hanya dia yang pantas menerima maafmu dan memaafkanmu." Ucap Nyonya Park lagi sambil mengelus suarai Chanyeol.

..

.

Baekhyun membuka matanya yang berat, obat penghilang rasa sakit yang dokter berikan ternyata mampu membuatnya tidur berjam-jam bahkan melewatkan drama yang baru saja terjadi.

"Chanyeol?" nama itu yang keluar dari bibir Baekhyun saat matanya terbuka.

"Baekki. Kau sudah sadar?" ucap Chanyeol yang segera menghampiri Baekhyun.

"Baek, ada yang perlu aku jelaskan."

"Tak perlu Yeol. Aku percaya padamu, kau pasti tak berbohong aku bisa melihat dari sorot matamu."

"Gomawo Baekkie." Chanyeol segera menarik tengkuk Baekhyun dan menciumnya perlahan ciuman itu berubah menjadi lumatan kecil dan lama-kelamaan ciuman itu menjadi panas dan ganas. Chanyeol sedikit merebahkan tubuh Baekhyun dan tetap menciumnya, Baekhyun mengalungkan kedua tangannya dan membalas ciuman Chanyeol. Mereka terus melumat satu sama lain sampai akhirnya Baekhyun kembali mengernyitkan dahinya, dan berusaha mendorong Chanyeol. Chanyeol menjauhkan tubuhnya, dan ikut mengernyit saat Baekhyun kembali memegang perutnya.

"Yeollie! Perutku kenapa sakit begini! Rasanya bayi kita menendang perutku dengan keras. CHANYEOL! SAKIITTTTT!" teriak Baekhyun sambil menjambak rambut Chanyeol. Chanyeol mengerang kesakitan dan berusaha melepaskan cengkraman Baekhyun.

"Aku akan segera memanggil dokter Baekhyun, lepaskan ini sakit!"

"APA YANG KAU KETAHUI TENTANG RASA SAKIT HAH? INI JAUH LEBIH SAKIT! EOMMA APPAYEO! KENAPA AKU DITAKDIRKAN MENJADI UKE! HUWEEEE INI SAKIT! INI SEMUA SALAHMU PARK CHANYEOLLL! HUWEEEE SAKIT!" teriak Baekhyun. Chanyeol berusaha meraih tombol yang berada di dinding, Chanyeol melupakan tombol itu. Dengan bersusah payah, akhirnya ia bisa menjangkau tombol itu. Dan tak beberapa lama beberapa perawat dan juga dokter datang. Mereka sempat shock melihat keadaan Chanyeol yang mengenaskan di tangan Baekhyun, dan atas perintah Chanyeol perawat itu membantu melepaskan Chanyeol dari cengkraman Baekhyun.

...

..

.

Chanyeol berdiri cemas di depan ruang bersalin. Ia tak pernah merasakan rasa khawatir seperti ini. Baekhyun adalah namja, dan tak memiliki lubang untuk akses bayinya keluar, kecuali lubang untuk akses Chanyeol masuk, itu lain lagi. Oleh karena itu, Baekhyun harus melalui operasi caesar. Sudah 2 setengah jam Chanyeol menungu sampai akhirnya ia mendengar suara yang membuat dunianya seketika itu berubah.

"HUWEEEE..HUWEEE..." Chanyeol berseru dalam hati ia berjingkrak seperti penonton yang melihat idolanya memasukan bola ke dalam gawang.

"HUWEE...HUWEE.." Chanyeol menghentikan gerakannya karena ia mendengar dua suara bayi yang berbeda.

"Huwaa... anakku kembar!" teriak Chanyeol senang, dan tak lama kemudian pintu terbuka, menampakan seorang dokter yang tersenyum kearahnya.

::6 tahun kemudian::

Kota Seoul tak jauh berbeda dengan 6 tahun lalu, hanya saja ada yang berubah dalam kehidupan Chanyeol dan Baekhyun.

"Morning." Ucap Chanyeol ia membuka mata dan mendapati Baekhyun membuka matanya juga.

"Hm." Ucap Baekhyun sambil tersenyum dan mengelus surai kecoklatan suaminya.

"Bagaimana tidurmu baby?" tanya Chanyeol.

"Eum.. sepertinya nyenyak jika saja tangan besar itu tak melingkar kuat di pinggangku." Ucap Baekhyun. Chanyeol tersenyum.

"Lalu bagaimana dengan kaki ini? Yang sejak semalam melingkar kuat di pinggangku?" ucap Chanyeol sambil menyibak selimut mereka. Baekhyun kembali menarik selimut dan menutup tubuhnya yang bertelanjang sehabis kegiatan mereka kemarin malam.

"Semalam kau hebat baby." Ucap Chanyeol lalu menarik tubuh Baekhyun mendekat dan memeluknya.

"Salahkan kau yang bermain kasar, aku kan hanya berusaha mengimbangi." Sahut Baekhyun lalu mengecup bibir suaminya.

BRAKK
Pintu kamar mereka terbuka kasar membuat mereka berdua terlonjak kaget

"EOMMA! APPA! Si tiang listrik itu lagi-lagi menjahiliku. Ia menyembunyikan tasku, huweee.." ucap seorang anak ani tepatnya teriak seorang anak laki-laki dengan tubuh kurus tinggi dengan mata mirip Chanyeol dan jangan lupakan telinganya, tapi bibir serta suaranya sangat persis dengan Baekhyun.

"Siapa yang menyembunyikan tasmu dasar cempreng! Aku tak melakukannya eomma, appa!" ucap anak laki-laki lainnya dengan wajah mirip anak laki-laki itu dan jangan lupakan suaranya yang juga sama. Dan anak laki-laki yang dikatakan tiang listrik itu segera berlari dan melompat ke ranjang Chanbaek lalu memeluk keduanya.

"Pagi eomma, appa! Bogoshipo." Ucapnya tapi senyumannya mendadak hilang karena Chanyeol dan Baekhyun tak membalasnya mereka menatap anak itu tajam.

"Mwoya?" tanyanya bingung.

"Park Chan Bi. Apa yang kau lakukan pada hyungmu hah?" tanya Baekhyun dingin.

"Ani. Aku tak melakukan apa-apa."

"BOHONG! DIA MENYEMBUNYIKAN TASKU EOMMA!"

"PARK CHAN HYUN! BERHENTI BERTERIAK!" teriak Baekhyun.

"Eomma juga berteriak!" seru keduanya bersamaan. Baekhyun dan Chanyeol saling toleh, menghela nafas pelan lalu tersenyum.

"Kalian ini jika bertengkar dengan orang lain pasti selalu kompak." Ucap Chanyeol.

"APPA! Percayalah padaku! Bbuing-bbuing." Ucap Park Chan Bi sambil melakukan aegyo pada Chanyeol.

"Chan Bi-ya, Chan Hyunie. Kenapa kalian selalu membuat keributan pagi-pagi?" tanya Baekhyun pelan.

"Lalu eomma dan appa kenapa selalu melakukan keributan malam-malam?"

"MWO? da..darimana kau tahu Chan Bi?" tanya Baekhyun terkejut setengah mati.

"Kami sering mendengarnya setiap malam eomma." Ucap Chan Hyun yang mulai mendekat. Baekhyun terasa seperti tertohok.
"Kalian seharusnya tidak tidur terlalu larut." Ucap Chanyeol berusaha terlihat tenang.

"Aku tidak tidur larut appa. Aku hanya terbangun ketika mendengarnya. Oh iya eomma, apa nyamuk di kamar eomma banyak?" tanya Chan Bi yang memang sangat ingin tahu, usianya memang masih muda tapi pemikirannya jauh diatas anak seusianya.

"Memangnya kenapa?" tanya Baekhyun.

"Itu lihat leher eomma dan juga dada eomma. Pasti gatal yah eomma." Ucap Chan Bi dengan anggukan yakinnya.

"Ah i..ini.. eomma lupa membeli anti nyamuk."

"EOMMA! APPA! Kenapa kalian malah asyik mengobrol! Bagaimana dengan tasku!"

"Baiklah! Nanti appa akan belikan yang baru." Ucap Chanyeol akhirnya.

"JINJA? HUWAAA... SARANGHAE APPA!" ucap Chan Hyun lalu mengecup kedua pipi Chanyeol. Chan Hyun memang laki-laki yang usianya 10 menit lebih tua dari Chan Bi tapi sikapnya sangatlah lemah, tapi ia selalu mengelak jika dikatakan lemah, ia akan mengatakan jika dirinya sengaja mengalah. Entah itu benar atau hanya alasannya saja. Sedangkan Chan Bi,si bungsu yang pemberani dan jahil. Dia tak akan berhenti bertanya, berhenti menganggu sampai apa yang diinginkanya tercapai. Setiap pagi ada saja yang mereka ributkan dan hal itu semakin membuat hari Baekhyun dan Chanyeol berwarna.

"Aisssh jinja. Ini tak adil!" gerutu Chan Bi.

"Kenapa tak adil?"tanya Chanyeol.

"Selalu saja seperti itu. Setiap aku menyembunyikan barang Chan Hyun selalu appa membelikannya yang baru, ini kan tak seru. Hampir semua barang Chan Hyun baru."

"Aigoo! Lihat siapa yang baru saja ketahuan berbohong. Kau bilang tak menyembunyikan tasnya?" ucap Baekhyun sambil mencubit hidung putra bungsunya.

"Hah? a..aku a..aku."

"Cckckckc.. anak appa berani berbohong." Chan Bi yang merasa disudutkan segera membuang wajahnya.

"Ah ini mulai tak asik. Aku mau mandi lagi Oh Shi Hunie akan datang, aku tak sabar ingin mengajaknya bermain." Ucap Chan Bi dan menuruni ranjang lalu berjalan ke pintu tanpa berpamitan.

"Yak! Chan Bi. Jangan kau ganggu Oh Shi Hun. Nanti Sehun ajusshi akan mengikatmu lagi di pohon." Teriak Baekhyun.

"Aku tak peduli,aku akan mengerjai Sehun ajusshi sekalin supaya wajah datarnya berubah sedikit." Ucapnya. Baekhyun menghela nafas. Lalu mereka menatap Chan Hyun yang masih menatap mereka bingung.

"Apa kau tak mandi sayang?" tanya Chanyeol.

"Eum. Ani. Aku mandi setelah Chan Bi selesai saja. Jika aku mandi bersamanya nanti dia akan menyembunyikan handukku lagi." Ucap Chan Hyun. Baekhyun hanya menggeleng.

"Aku pergi dulu." Ucapnya lalu berjalan keluar tak lupa ia menutup pintu kamar Chanbaek.

"Heuh, aku tak menyangka kita sudah menjadi orang tua Yeol."

"Ne aku juga. Rasanya terlalu cepat. Ini semua berkat ramuan yang eomma berikan." Ucap Chanyeol.

"Kau benar, terkadang aku kesal dengan sikap mereka, tapi terkadang aku selalu berterima kasih pada mereka. Jika saja waktu itu aku tak meminumnya mungkin sekarang kita tak memiliki Chan Hyun dan Chan Bi. Aku sangat bahagia Yeol, aku mencintai kalian semua."

Ne aku juga, aku sangat berterima kasih pada Tuhan. Oh iya apa kau tak ingin memberikan adik untuk si kembar?" goda Chanyeol.

"ANI SHIRREO!" Bentak Baekhyun hendak beranjak dari ranjang, namun Chanyeol menarik tangannya dan menciumnya dalam, dan cukup lama.

TING

TONG

"Aigoo! Apa itu Sehun dan Luhan?" ucap Baekhyun disela ciumannya.

"Jinja?"

"Aku bahkan belum menyiapkan apapun." Ucap Baekhyun.

"EOMMA! APPA! LUHAN AJUSSHI DAN SEHUN AJUSSHI DATANG! AKU BAHKAN BELUM MANDI!" teriak Chan Hyun nyaring.

"Aigoo! Anak itu." ucap Chanyeol sambil mengenakan bajunya.

"YEII! OH SHI HUN. HYUNG DATANG!" teriak Chan BI senang mendapat mainan baru.

" Yak! Anak itu, aku tak bertanggung jawab jika kali ini Sehun menggantungnya di pohon." Ucap Chanyeol menghela nafas frustasi.

Dengan tergesa Chanyeol dan Baekhyun berjalan keluar kamar, Chanyeol melangkahkan kaki panjangnya menuju pintu masuk, sedangkan Baekhyun sedikit berlari kecil untuk mengimbangi langkah Chanyeol.

"Annyeonghaseyo." ucap Baekhyun saat pintu terbuka.

"Annyeonghaseyo." sahut Luhan ramah dengan sebuah keranjang buah ditangannya, dan disampingnya ada Sehun yang hanya menganggukan kepala sambil menggendong seorang anak laki-laki namun sangat cantik mirip seperti Luhan, bahkan perawakannya pun persis seperti ibunya.

"Annyeonghatheyo." ucap anak laki-laki itu dengan senyum manisnya. Baekhyun yang gemas hanya meremas pipi putih Shi Hun.

"Aigoo, manisnya keponakanku." ucap Baekhyun sambil mempersilahkan mereka masuk. Sehun masih setia menggendong Shi Hun,lalu mereka dipersilahkan duduk. Sehun mendudukan Shi Hun dipangkuannya, Luhan dan Baekhyun mempersiapkan minuman, sedangkan Chanyeol menyusul Chan Hyun yang tak turun-turun sejak tadi.

"Shi Hunnie!" terdengar suara lantang dari arah tangga, dan Chan Bi berlari hendak memeluk Shi Hun namun Sehun segera memindahkan posisi tubuh puteranya sehingga yang dipeluk Chan Bi hanya udara. Chan Bi mendengus sambil menatap tajam ke arah Sehun.

"Kali ini aku tak akan membiarkan bocah nakal sepertimu menjadikan Shi Hun seperti boneka barbie. Shi Hun itu laki-laki." ucap Sehun sambil menatap Chan Bi. Chan Bi menatap balik Sehun, lalu kemudian tersenyum ke arah Shi Hun sambil menyentuh pipinya, namun Sehun kembali menjauhkan Shi Hun.

"Yak, ajusshi. Kenapa kau sombong sekali hah? Shi Hun itu bukan barang antik yang harus dijaga sampai seperti itu. Aku ingin bermain dengannya." ucap Chan Bi dengan bibir di poutkan, sekilas sangat mirip dengan Chanyeol.

"Ani. Aku tak akan membiarkan Shi Hun bermain dengan anak nakal sepertimu. Terakhir dia bermain denganmu, Shi Hun bersin-bersin karena kau mengajaknya bermain di kolam ikan berjam-jam."

"Dan terakhir aku bermain dengannya, aku berakhir dengan diikat di bawah pohon. Aku masih mengingat itu pak Tua." ucap Chan Bi dengan seringaian yang persis Chanyeol.

"Kau_" Sehun menatap Chan Bi geram, dan pemandangan itu sukses membuat Baekhyun dan Luhan tertawa geli.

"Sepertinya Sehun sangat menyayangi Shi Hunnie." ucap Baekhyun masih sibuk dengan mengaduk minuman.

"Kau benar. Bahkan ia sama sekali tak membiarkan para tetangga dan keluarga jauh untuk menggendong Hunnie. Ah aku rasa dia sangat berlebihan." ucap Luhan.

"Ani, dia hanya terlalu mencintai hasil jerih payah kalian." ucap Baekhyun.

"Hehehe... kami memang bekerja keras untuk membuatnya, untung saja eomma Chanyeol mau mengantarkanku pada paranormal itu, jika tidak mana mungkin kami memiliki Shi Hun." ucap Luhan dan Baekhyun hanya tersenyum sambil mengangguk.

"ANI APPA! AKU MALU!" suara itu sukses membuat para penghuni di bawah terkejut dan sedikit melirik ke arah lantai atas. Tak lama kemudian turun Chanyeol beserta Chan Hyun. Chanyeol melirik istrinya sambil menggeleng, sedangkan Chan Hyun hanya merengut sambil menyilangkan tangannya di depan dada. Begitu sampai di tangga bawah Chanyeol segera menurunkan puteranya dari gendongannya.

"Hei! kau suara cempreng! tidak bisakah kau tidak berteriak barang sekali pun hah?" ucap Chan Bi yang kesal. Chan Hyun menatap kesal ke arah Chan Bi, ke arah Sehun juga lalu tersenyum sumringah ke arah Shi Hun. Ia lalu mendudukan dirinya di sebelah kanan Sehun. Dengan segera Sehun memindahkan Shi Hun ke tengah-tengah. Sehun melirik ke arah kiri dan kananya yang merupakan jelmaan dari iblis -menurut Sehun- sebelum tangan Chan Bi dan Chan Hyun menyentuh pipi gemul Shi Hun, Sehun dengan segera bangkit dan pindah tempat duduk.

Chanyeol hanya tersenyum lalu berlalu menemui Baekhyun dan Luhan di dapur. Chanyeol mengecup pipi Luhan sekilas, bukan apa-apa, namun mereka sudah biasa bertingkah seperti itu dan pasangan mereka sama sekali tak keberatan. Lalu Luhan berjalan ke arah suaminya, sedangkan Chanyeol mencium bibir Baekhyun cukup lama.

"Sepertinya hari ini akan jadi hari yang berat." ucap Baekhyun.

"Semua hari-hariku selalu berat, tapi berkat kau disampingku semuanya berjalan dengan lancar." ucap Chanyeol.

"AAARGGGGGHHH, KAKIKU!" teriak Sehun, dan sukses membuat Chanyeol dan Baekhyun berlari keluar dapur. Betapa terkejutnya mereka, saat melihat Sehun sedang bergulat dengan kedua putera mereka di atas karpet. Chan Hyun menggigit kaki Sehun, sedangkan Chan Bi menduduki perut Sehun. Sedangkan Luhan hanya tertawa sambil memangku Shi Hun.

"Aigoo! apa-apaan ini?" tanya Baekhyun.

"Sepertinya kita akan menjadi besan kelak Baekhyun." ucap Luhan sambil tersenyum ke arah Baekhyun.

"Mwo? hahahaha... tapi siapa yang akan menjadi pendamping keponakanku yang cantik ini?" ucap Baekhyun sambil mengelus pipi Shi Hun yang hanya tertawa melihat pergulatan di depannya.

"Ani. Tak akan kubiarkan anakku menikah dengan kedua anak iblis ini." ucap Sehun dengan wajah kesakitanya.

"Dasar ajusshi tua, dasar pelit." ucap Chan BI sambil memukul-mukul dada Sehun.

"Yak! Oh Sehun, siapa yang kau katakan anak iblis hah? jadi maksudmu aku dan Chanyeol adalah iblis hah?" bentak Baekhyun tak terima, lalu berjalan menghampiri Sehun dan ikut menjitak kepalanya.

"Aigoo! Appo! appo!"

"Rasakan! supaya kau tahu bagaimana rasanya dipukul oleh iblis." ucap Baekhyun kesal.

"Hahahaha terus eomma, terus eomma!" kompor Chan Bi dan Chan Hyun.

Chanyeol hanya tersenyum sambil menggeleng, lalu duduk di samping Luhan.

"Hei, apa proposal untuk meeting besok sudah kau siapkan?" tanya Chanyeol.

"Siap Bos. Aku hanya perlu mencetaknya." ucap Luhan sambil tersenyum dan mengacungkan kedua ibu jarinya, Chanyeol tertawa lalu mengasak rambut Luhan kemudian rambut Shi Hun.

"Yak Park Chanyeol. Menjauh dari kedua malaikatku! Dasar raja iblis!" bentak Sehun yang sukses membuat Chanyeol terkejut.

"Yak! kau berani mengatai suamiku raja iblis? lalu kau sendiri apa hah? rasakan ini!" Baekhyun kembali menghadiahi sebuah jitakan ke kepala Sehun.

"APPOOOO!"

::THE END::

**The end**

Kekekekeke…

Gimana? Kalian suka sama endingnya? gaje kah?

Mian ya kalau ada yang nggak berkenan. Author udah berusaha keras, memberikan yang terbaik.

Mohon maaf atas keterlambatan ff ini, author bener-bener menyesal. Habisnya tugas kuliah yang menumpuk, ditambah lagi UTS dan juga praktikum jadi gak sempet menggarap ff ini, dan giliran mau di publish internet error gak bisa buka ffn.

Tapi aku mohon ttp review ya, aku selalu ketawa setiap baca review kalian. hehehehe..

akhir kata, gomawo...

dan sampai ketemu di ff saya yang selanjutnya..