.

.

CROOKED

[ Sekuel Cánpò dì tiānshǐ ( Broken Angel ) ]

Author : Titan18

Genre : Romance - Hurt/Comfort - Angst

Cast :

Huang Zi Tao

Wu Yi Fan / Kris

Zhang Yi Xing / Lay

Oh Sehun

Byun Baekhyun

Disclaimer : All Cast belong to them self || This story is MINE ^^

Warning : Boys Love

.

Author tidak menerima berbagai jenis Flame dalam Kotak Review Nanti ne ^^

.

.

Tidak Suka ? Jangan Baca!

That's Simple Point

.

Selamat Membaca

.

.

.

Tao menarik napasnya, mengenggam erat ujung troli belanjaannya sebelum berbalik dengan wajah biasa.

"Eh?"

Keningnya sedikit mengerut, matanya membesar berpura-pura kaget saat mengenali sosok yang menyentuhnya itu.

Sedangkan Kris, namja tampan itu bahkan tampak tercenung beberapa saat –mungkin menyesal dengan refleksinya di dalam obsidian Tao.

"Kau –" perkataannya sedikit terputus,

Membuat rasa ingin tahu Tao menjadi-jadi, menebak apa yang namja tinggi nan tampan itu inginkan.

"Matamu, kau memakai lensa kontak?"

DAMN

Kris mengumpat pada dirinya sendiri, kenapa dia yang tampak bodoh didepan siswa dibawah Yayasannya itu.

Senyuman Tao melebar, "Ahhh –ne, aku sengaja memakai warna yang berbeda. Jelek ya?"

Huang Zi Tao mengedipkan matanya polos, membuat iris tajamnya nampak indah dengan warna abu-abu yang membahayakan.

Kris tertegun lagi,

"Biasa saja" jawab Kris cepat dengan nada datarnya.

Mau tak mau Tao sedikit mendecih dihatinya, 'Dasar bodoh, jelas-jelas kau mengaguminya kan? Kris.'

Tao tak membalasnya, matanya tampak diedarkan sekitar dan kembali lagi pada sosok tinggi dihadapannya.

"Dimana Lay sonsaengnim?"

Alis Kris mengerut, "Kenapa kau bertanya mengenainya?" nadanya yang penuh rasa ingin tahu itu jelas sekali ditelinga Tao.

"Ck, Mr. Wu aku kan hanya kaget, kok anda mau saja melewatkan waktu didalam Supermarket jam segini. Aku pikir bersama dengannya" jawab Tao santai, sedikit memutar bola matanya ekspresiv.

Kris tak menjawab lagi, anehnya namja itu justru memandangi Tao penuh ketelitian. Dibandingkan dengan penampilannya di Sekolah, menurut Kris pribadi remaja dihadapannya itu penuh misteri.

Selalu berubah-ubah dan sialnya sangat menarik sisi lain Kris untuk memperhatikannya lebih jauh, seperti siang tadi di Hotel itu.

'Crap, apa yang anak ini lakukan siang tadi' pemikiran yang tiba-tiba itu terasa percuma, karena Kris tak akan lagi menanyaan hal sesuatu yang menurutnya bukan urusannya.

Intinya, Kris sekarang sedang merasa bingung.

Kenapa harus dia yang mendekati remaja ini, adik angkat Victoria eh?

Tao, anak itu melipat tangannya dengan ekspresi biasa –seolah sedang menunggu dengan tenang apa yang ingin Wu Yi Fan atau Kris katakan padanya.

Yeoja yang sebelumnya menyapa Tao entah sudah menghilang kemana, mungkin merasa tertekan dengan aura yang dipancarkan Kris sehingga lebih memilih kabur saking kecil nyalinya melakukan basa-basi seperti yang dilakukannya pada Tao.

"Baiklah, Mr. Wu sebaiknya aku duluan ne. Sudah agak malam, dan well cuaca sedang buruk diluar pasti" akhirnya Tao memecahkan keheningan antara mereka berdua.

"Hn"

"Dadahhhh" ucap Tao sedikit manja, mengedipkan matanya sekali lagi dan berbalik mendorong troli belanjaannya.

GREPPP

"Kita bayar bersama" putus Kris tiba-tiba, pegangannya dilengan Tao lepas dan beranjak duluan memimpin jalan tanpa memperdulikan respon remaja tadi.

Huang Zi Tao memandang belakang tubuh Kris, kedutan bibirnya terasa –hampir menjadi seringaian berbahaya jika Tao tak buru-buru berdehem menahan rasa senangnya.

"Gotcha!" gumamnya, menaikan penutup kepala hoodienya dan berjalan menyusul disamping Kris.

Keduanya antri, setelah Kris membayar seluruh barang yang ternyata berisi dua kantong plastik membuat namja tampan itu sedikit risih karena tak terbiasa.

Tao mendorong trolinya, sedikit bersenandung lirih menunggu pelayan kasir menghitung belanjaannya yang tak seberapa.

"Totalnya Dua belas ribu won, Agasshi"

Sebelah alis Kris terangkat, namja tampan itu menatap tajam kearah sang Pelayan kasir lelaki yang terlihat sekali mencoba menarik perhatian Tao.

Sayangnya, Zi Tao justru tersenyum dan menurunkan hoodie panda yang menutupi rambut hitamnya yang pendek dengan berponi panjang dan acak-acakan.

"Mianhae, aku namja." Sahutnya cuek, menyodorkan sebuah kartu untuk membayar hanya saja Kris sekali lagi mengambil langkahnya duluan.

"Ini" sepatah kata yang ketus itu sedikit menyadarkan pelayan namja tadi yang sedang memasang wajah memerah karena salah kira mengenai gender Tao—langsung menunduk. Apalagi tatapan Kris yang mengintimidasinya membuatnya pucat.

'Sudah ada pasangannya ternyata, sial –namja saja begini manis' keluh sang penjaga kasir.

Tao mengambil kantong plastiknya dan tersenyum saja.

"Terima kasih" sama sekali tak berniat menolak niat baik Kris.

.

.

Tao memeluk belanjaannya yang tak banyak, keduanya tiba di luar gedung dan berdiri memandang langit hitam pekat dengan hujan deras yang terlihat sekali tidak akan reda dalam waktu dekat.

"Yahh –aku lupa membeli payung" sesal Tao, matanya masih memandang rintik hujan dengan jalanan yang cukup ramai tak jauh dari daerah parkir.

Kris memperhatikannya, bahkan dari arah dan sudut pandang apapun sosok remaja ini benar-benar terlihat seperti duplikat panda manisnya.

Tao menoleh tiba-tiba, membuat keduanya berpandangan –walaupun memang Tao harus sedikit mendongak untuk dapat melihat wajah Kris yang sedikit lebih tinggi darinya.

Wajahnya terlihat ragu, menjilat bibirnya yang terasa kering sebelum menggigitnya pelan, "Errr –apa aku boleh menumpang dengan anda Mr. Wu?"

Kris diam, wajahnya yang datar masih memandang bola mata abu-abu Tao saat ini tanpa ekspresi.

"Ka-kalau tidak boleh juga tak apa-apa, aku harus masuk membeli –"

"Baiklah"

Walaupun singkat tapi tak urung wajah Tao melebar, membuat senyum yang kelihatan sekali bahwa dia sangat bahagia –karena menghemat waktunya pulang.

"Kita harus memakai lift, aku memakirkan mobilku di basement" jelas Kris lebih panjang, tubuhnya berbalik menuju depan lift menekan salah satu tombol dan kembali menoleh pada Tao yang tampak terpaku.

"Cepatlah, mau berapa lama kau berdiri disitu –Zi Tao"

Tao mengangguk, kembali melancarkan senyumannya dan sedikit berlari kearah Kris yang mulai masuk kedalam Lift yang sudah terbuka.

'Jadi tujuannya tadi hanya untuk menemaniku ya? Ternyata Kris, apa maksudnya ini eoh? Tertarik padaku karena aku adalah Xiongmaomu atau Kau tertarik padaku sebagai Siswamu—adik Victoria'

Keduanya yang hanya berdua didalam Lift sama sekali tak berbicara, apalagi basement dengan waktu cepat segera tiba.

Ting!

Mobil dengan merek termewah di basement parkir menjadi tujuan keduanya, tentu saja punya siapa lagi kalau bukan sang Wu yang terhormat.

"Duduk didepan, belanjaanmu taruh di kursi belakang" perintah Kris, namja itu menekan tombol lock out pada key car miliknya.

.

.

"Terima Kasih Mr. Wu, kuhargai tumpanganmu kali ini—errr jika kau membutuhkan bantuanku kau boleh memanggilku kapanpun" ujar Tao senang, kepalanya ditolehkan kearah Kris yang masih serius mengemudi—tak memperdulikan pemuda manis itu lagi.

Karena hujan yang deras kondisi membuat jalanan menuju apartemen Tao lenggang, tak lama mobil Lambhorgini itu berhenti didepan pintu utama kawasan itu, tentu saja Kris sudah tahu alamat tempatnya berdasarkan petunjuk Zi Tao.

Klek.

Pintu itu tertutup... Kris sengaja membuka kaca mobilnya, melihat datar kearah senyum Tao yang tak luntur sedari tadi—bibir itu melengkung indah dan terpahat dengan sempurna—Seksi.

Damn.

"Nah Mr. Wu sampai jumpa bye..." Tao membungkuk sebentar dan memeluk belanjaannya dan berbalik setelah mendengar gumaman khas sang Wu 'Hn'.

Hingga sosok bayangan manis itu tak terlihat, Kris masih betah memakirkan mobilnya ditempat yang sama. Para karyawan di apartemen itu hanya memandang tanpa berani menegur karena mobil mewah itu masih setia bermenit-menit tak kunjung pergi.

Demi Tuhan... Demi segala hal yang tak mungkin terjadi di dunia ini, Kris tertegun tak sanggup mengontrol degup jantungnya yang seolah merasakan euforia gambaran suasana hati yang bercampur—canggung—bingung—akan tetapi gembira dan Kris sangat merasa senang... dan semua itu hanya karena Senyuman Tulus namja manis—Huang Zi Tao.

Perasaan ini—perasaan yang sama yang sering dirasakannya bertahun-tahun dulu, perasaan yang membuatnya merasa beruntung karena Senyuman Xiongmaonya—Zi Tao.

"Ah... mungkin Luhan harus tahu ini—nama yang sama—wajah yang sama—senyuman yang sama—tatapan yang sama—dan SHIT"

Wu Yi Fan memukul stir mobilnya, jangan bilang dia lebih dari sekedar tertarik untuk menyelidiki adik Victoria Song itu... Wu Yi Fan sudah berjanji... berjanji untuk tidak lagi merasakan perasaan brengsek... menduakan hati orang yang dicintainya.

Piip... Piip... Piip...

Sebuah taxi terlihat dari kaca spion mobil berada tepat dibelakangnya, membuat Wu Yi Fan tersadar dan segera menyalakan mesin mobil itu.

"Stupid Idiot." Batin Tao tertawa, setelah kegiatan mengintip Wu Yi Fan telah usai namja manis itu berbalik dan terus tersenyum-senyum menekan tombol lift dan memasukan nomor angka lantai apartemennya berada.

.

.

.

.

"Untuk apa menelponku Kris?"

"Luhan... aku melihatnya... melihat Zi Tao"

"..."

"Aku tidak bercanda, nama yang sama Huang Zi Tao dan wajah yang persis dengan xiongmaoku"

Terdengar kekehan mengejak disebelah sana, membuat Wu Yi Fan menaikkan sebelah alisnya. Mungkin Luhan menertawakannya saat ini, tapi Kris memakluminya mengingat seberapa bencinya sahabat Zi Tao itu padanya dulu.

"Lalu? Kupikir kau bahkan tidak mengenalku untuk sekedar memberitahukan hal ini lewat telepon eh?"

Kalimat itu datar dan dingin, jawaban yang berada diluar prediksi sang Wu.

Tarikan napas Luhan seolah berat dapat dirasakan Kris, namja itu masih memakirkan mobilnya dipinggir jalan. Sama sekali tak ada niatan untuk pulang dengan beban pikiran seperti ini, terlebih apa yang harus dikatannya didepan Lay—alasannya tiba-tiba menelpon Luhan—dan Kris memang tak ingin Lay tahu bahwa dia masih menyelidiki adik angkat Victoria itu.

"Kau harus percaya padaku, Luhan"

"Kau justru mematahkan kepercayaanku Kris, kau berjanji padaku untuk mempercayakan Sahabatku padamu tapi apa buktinya?—ah dari mana kau tahu nomor ponsel pribadiku?

"Jangan mengungkit masalah lalu Luhan—aku tak ingin bertengkar denganmu"

"Hahaha" Luhan kembali terkekeh senang—"Yi Fan..Yi Fan, setelah beberapa tahun kau tiba-tiba teringat padanya?"

"Hn"

"Aku akan membuat ini menarik Kris, aku tahu yang kau maksudkan adalah Huang Zi Tao adik Victoria—tentu saja aku mengenal yeoja itu, aku pernah menjadi model dalam salah satu cabang perusahaan yeoja kaya itu"

Kris menggeram tak suka, "Kau sudah bertemu dengan anak itu dan kau menyadari bahwa kemiripan mereka? Tapi kau tidak memberitahuku?"

"Aku tahu Yi Fan, tapi aku tidak pernah bertemu dengannya—seseorang yang memberitahuku—seseorang yang rela melakukan apa saja demi adik angkat Victoria itu" sedikit jeda, terdengar beberapa percakapan melalui ponsel dan Kris tahu bahwa Luhan sedang berbicara dengan managernya dalam bahasa inggris karena Luhan debut menjadi Aktor dan membintangi beberapa CF dan menjadi model terkenal sejak setahun lalu di Benua Amerika.

"Ehem.. sampai dimana tadi?"

"..."

"Huh.. kau ini... jangan pernah berpikir untuk selingkuh dari Zhang Yi Xing"

"Kau.."

"Sudahlah, aku hanya bercanda—lagipula apa kau pikir aku sebagai sahabat Zi Tao tidak curiga siapa sebenarnya pemuda adik angkat Victoria yang seolah benar-benar Zi Tao yang kedua bagiku?

Seperti janjiku, Aku akan membuat ini menarik Kris,

Huang Zi Tao adalah Huang Zi Tao... dia tidak mati... dia masih hidup... Dia adalah orang yang sama dengan sahabatku Kris.

Dia adalah Huang Zi Tao yang sama yang pernah dihancurkan seorang Kris"

"DAMN YOU XI LUHAN"

"Dia orang yang sama, seratus persen sama" sambung Luhan santai, membayangkan betapa konyol ekspresi sang Wu yang tak sedang bersamanya.

"JANGAN GILA.. ZI TAO SUDAH MATI"

"Zi Tao tidak mati WU... SAHABATKU TIDAK MATI. DIA HIDUP, hidup kembali dengan JIWA yang baru"

"KAU GILA"

"Cih, terserah tapi dia adalah Zi Tao yang sama. Jika kau masih punya muka untuk bertemu dengan Orang Tua kandung Zi Tao setelah kau menikah dengan Yi Xing kau bisa bertanya hal ini pada mereka—Jika kau bisa.

Dia Hidup selama ini dengan tenang Kris.. aku justru bersyukur kecelakaan itu terjadi dalam hidupnya.. Kau tahu kenapa? Karena kecelakaan itu Zi Tao bisa hidup dalam dunia barunya yang menyenangkan, aku tidak peduli apabila dia tidak mengingatku—dia tidak menganggapku sebagai sahabatnya lagi"

"Apa maksudmu Luhan, apa yang sebenarnya terjadi?"

"DIA HILANG INGATAN KRIS" Luhan berteriak keras,

"Zi Tao koma selama beberapa tahun, dia koma karena kecelekaan berat yang menimpanya... kematiannya hanya hal palsu.. tubuh didalam peti itu palsu Kris, kau tahu karena apa? Mama Tao gila sejak kecelakaan putranya—Tuan Huang sendiri yang stress karena Kondisi anaknya yang menurut dokter sudah tidak dapat diselamatkan lagi rela melepas penyambung oksigen dan mengakhiri hidupnya—dan lebih memilih mendampingi istrinya yang tertekan.

Kau tidak tahu apa-apa karena kau tidak pernah lagi datang sejak saat pertama kali Zi Tao di rumah sakit, kau lebih memilih menemani Yi Xing-mu yang ketakutan.

Proses pemakaman Kematian Tao bahkan tidak pernah kau saksikan.

Saat itu tuan Huang bahkan tidak sadar bahwa anaknya telah menarik perhatian Victoria Song—tanpa pengetahuan orangtua Zi Tao wanita berkuasa itu entah karena apa berada di rumah sakit mendengar percakapan Tuan Huang dan Dokter Liu.

Hahaha, dengan sedikit kebohongan—aku justru berterima kasih wanita itu menjaga Tao hingga sahabatku itu sadar."

"..."

Luhan mencengkram rambutnya frustasi, berharap ada wajah Wu Yi Fan dihadapannya yang bisa dia cakar-siksa-lampiaskan segala rasa kesakitan yang sudah dialami sahabatnya Huang Zi Tao karena pria itu.

"Kau bohong Luhan"

"Terserah kau Wu, jangan ganggu dirinya—jangan pernah memunculkan wajahmu dihadapan anak itu"

"BRENGSEK KAU XI LUHAN, JANGAN PERNAH MENCERITAKAN HAL MUSTAHIL DAN TIDAK MASUK AKAL PADAKU"

"Tsk, WU YI FAN—kau menemukan karmamu. Seharusnya kau berterima kasih padaku aku menceritakan hal ini padamu, kau tidak perlu penasaran lagi tentang sosok namja itu—

Dan Kau—

Bersikaplah seperti awal mulanya kau menghianati hati Zi Tao—berpura-puralah kau sama sekali tidak pernah mengenal dirinya."

PLIP

Tit... Tit... Tit...

Luhan mengamati layar ponselnya yang menghitam—sambungan internasional itu diputuskan oleh Wu Yi Fan tanpa permisi.

Wajah cantiknya sedikit pucat, emosi bercampur tampak pekat dalam pandangannya.

.

Setahun yang lalu, dirinya hanyalah Xi Luhan seorang namja dengan paras mempesona—yang bermimpi besar dan berhasil menjalani pemotretan perdananya di negeri itu.

Sebuah project besar yang disampaikan padanya adalah awal mula segala ketidakpercayaan dan ketidakputus asaan itu menjadi temannya, managernya memperkenalkan Luhan pada sang wanita—Victoria Song.

Tepat setelah keduanya berbincang secara pribadi—seorang lelaki tampan pucat mendatangi ruangan itu.

OH SEHUN.

Tujuan pertemuan itu merubah segalanya—

"Cepat atau lambat kau akan tahu,

Huang Zi Tao—sahabatmu masih Hidup. Dengan jiwa baru dan menjadi Tunangan Sahku saat ini, tak lama lagi menjadi OH Zi Tao.

Kau akan mendengar namanya sebagai adik angkat dari wanita itu" Sehun dengan datarnya menunjuk wanita yang dimaksud.

Victoria terkekeh melihat Luhan yang tak bisa beraksi apa-apa.

"Aku akan menceritakan segala halnya padamu—tapi kau harus berjanji dua hal padaku.

Jangan pernah menemui Tao.

Dan jika saatnya tiba, katakan sebuah skenario baru yang kususun untuk Wu Yi Fan."

Dengan tergugu Luhan menatap sinar tajam Oh Sehun, mata pria itu sungguh mengandung banyak maksud yang membuat Luhan tahu satu hal.

Oh Sehun mencintai Huang Zi Tao.

"Kenapa kau melakukan semua ini? Pengorbanan untuk Tao"

Sehun mendecih "Aku mencintainya, dan aku tak ingin melihatnya terluka lagi".

.

Tepat setelah mendengar nama Wu Yi Fan—

Xi Luhan tahu inilah saatnya memenuhi janji keduanya pada Sehun.

Luhan tidak tahu apa maksud Sehun membiarkan Zi Tao kembali pada kehidupan Wu Yi Fan—tapi sepertinya hal ini ada hubungannya dengan Oh Sehun, mungkin namja itu takut kehilangan Zi Tao maka dirinya bertindak sendiri dengan menggunakan Xi Luhan untuk mempengaruhi Wu Yi Fan tanpa sepengatahuan Tao sendiri.

Luhan tak akan takut Wu Yi Fan curiga dirinya berbohong, karena kebenaran pemuda itu tak akan bisa menghubungi orang tua Zi Tao, lagipula Dr. Liu ? Kata Oh Sehun dokter itu sedang melakukan sebuah penggalangan dana bagi kesehatan dunia dan sejak setahun lalu bersama rekan-rekannya secara suka rela menyambangi negara-negara yang membutuhkan dibawah yayasan milik Oh Sehun.

Pemuda itu punya segalanya, Oh Sehun—dan dirinya percaya Oh Sehun tidak akan membiarkan Yi Fan kembali pada Zi Tao.

Xi Luhan membuka kunci sandi ponselnya dan mencari nomor Wu Yi Fan dari daftar panggilan masuk terakhirnya,

To : +13312xxxxxxx

Kebetulan itu tidak akan pernah terjadi.

Send.

.

.

.

.

Kris membanting keras pintu rumah yang ditinggali bersama Lay, pria manis yang menjadi pendamping hidupnya itu tidak berada di ruang tamu dengan wajah bingung.

"Kau sudah pulang?"

Kris memandangnya beberapa saat sebelum memijat kepalanya, wajah keruh suami Zhang Yi Xing itu membuat Yi Xing semakin heran.

"Apa terjadi sesuatu? Kau tidak jadi belanja?" tanyanya sekali lagi,apa lagi Kris Wu sama sekali tak kelihatan menenteng apapun kecuali kemejanya yang sudah kusut.

"Lay ... Zhang Yi Xing ..." suara itu terlampau datar sejak pertama kali mereka menikah, seletih apapun Wu Yi Fan dengan urusan pekerjaannya—suaminya tak pernah sedingin itu padanya.

"Y-ya"

"Saat proses pemakaman Huang Zi Tao—saat itu aku berada di Kanada—kau yang mengunjungi keluarga Huang bukan?"

DEG.

"A-ada apa sayang? Kenapa kau tiba-tiba bertanya hal itu padaku?"

Yi Fan tampak mengerutkan keningnya, "Jawab saja"

SYUUTTT

Lay tak pernah merasakan takut seperti ini saat Kris memberinya tatapan tajam menuntut seperti itu,

"A-aku... a-ku Yaa... aku pergi" DAMN~ Zhang Yi Xing berbohong, saat itu Lay terlalu bersalah untuk mendatangi tempat itu tanpa Kris disampingnya, badannya bergerak gelisah.

"Apa yang terjadi dengan Ibu Zi Tao?"

Lay kebingungan, "Saat itu aku terlalu sedih jadi aku tidak terlalu memperhatikannya"

Wu Yi Fan menutup matanya sebentar dan kembali membuka matanya, "Apa kau tahu kalau saat itu Ibu Zi Tao terlihat berbeda?"

"Berbeda maksudmu? Ahh~ ya Aunty Huang sangat terpukul makanya beliau selalu didampingi Uncle Huang"

GOOD JOB Yi Xing, kau berbohong dengan sempurna.

Lay mengatupkan mulutnya yang terasa kering, sesuatu tidak beres sedang terjadi.

"Kau adalah sepupu Zi Tao—dimanakah aku bisa menghubungi orang tua Zi Tao?"

DEG.

DEG.

Lay ketakutan sekarang.

"JAWAB AKU YI XING"

Oh Tuhan,

"M-mereka..."

"Ya mereka—orang tua kandung Huang Zi Tao" sambung Kris kesal karena Lay menahan kalimatnya.

Gulp.

"Mereka sudah meninggal dunia Kris—mamaku yang memberitahuku"

JDERRRRR

"APA?" teriak sang Wu kaget.

Jika kau bisa.

Perkataan Luhan menghantamnya, membuat Kris berjalan tegap kearah Lay... menunduk menahan kekesalannya sedari tadi.

Lay ingin menangis, Wu Yi Fan terlihat menakutkan.

"K-A-P-A-N?"

Gulp.

"Tepat dengan hari pernikahan kita" jawab Lay jujur.

.

.

.

.

To Be Continued

Ahh...

No Edit.. update via phone so deep bow for all typo(s) :*

Maaf author sibuk *ngeles* jadi ga balas ripiuw kalian lagi *ngek, chap depan aja otte? Itung2 udah balik jogja jadi jaringannya cukup bagus buat mantau tiap repiuw kkk~

Lavyaa~ Huang Zi Tao.

Anw, anggap aja ini spesial Chapter buat terbarunya Little Angle nya para HaiLang a.k.a Huang Zi Tao yang akhirnya huhuhu ComeBack(?) dari SOLOMON.

Lirik postingan Weibo HZT...

Darl'~ kamu—Istrinya Galaxy's owner— tetap terlihat awesome walopun kaga mandi(-,,-)/ kkk~

Ga tau lagi harus berkata apa -,,- Masih tertarik mengetahui kelanjutannya?

Mind to review?! Ehem... buat motivator next chapter *deep bow

Maafkan saya sebagai Taoris or Fantao or KTHS disini tapi justru errr-.- malah... ehem... bikin FF yang hubungannya best couple in the world ini malah jadi ASDFGHJKL gini T.T

Titan18