BULLYING YUNHO BY APPA

Desclaimer : Sesungguhnya chara di fic ini milik Tuhan semata.

Cast : Yunjaeyoosumin, Sibum, Hanchul

Pair : Yunjae (Main), Minjae (Slight)

Berhubung ini ff BL/malexmale, bagi yang alergi mohon sadar diri untuk segera menekan tombol x atau close. Kejang-kejang, sakit kepala, maupun efek samping lainnya bukan kesalahan author.

Rated : T / K+

Warning : BL / malexmale, TYPOS, EYD GALAU, Berhubung banyaknya fic Yunjae, jika terjadi kesamaan di fic ini sama sekali tidak sengaja. Fic ini murni hasil mengkhayal saya. So, Hope you like it.

Don't Like Just Close this Page

.

.

Flashback ON

"Changmin-ah, bisa kita bicara sebentar?"

"Ne, Samchon."

.

"Kau menyukai Jaejoong?" Tanya Hangeng tiba-tiba begitu mereka berdua menjauh dari Leeteuk dan Heechul.

"Omo? Apa maksud Samchon?" Changmin pura-pura polos, tapi gagal. Mulutnya tak bisa berhenti menyeringai.

"Kau tahu apa maksudku." Jawab Hangeng datar.

"Ania, Samchon. Jujur saja Jaejoong-Hyung sangat cantik, tapi aku tidak menyukainya dalam arti lain." Changmin bersidekap, ia mengalihkan perhatiannya dari Hangeng dan menerawang langit malam dengan satu dagu yang bersandar pada satu tangan ala detektif idolanya.

"M...mwo? Ayolah, bukankah kau bilang sendiri Jae sangat cantik? Lalu kenapa kau tidak menyukainya?" Oh, Hangeng mulai bingung.

"Samchon...samchon...aku ini sudah punya kekasih." Changmin melirik Hangeng dari ujung matanya, senyum evil itu berubah ketika ia menyebut sang kekasih.

"Ku mohon, apa saja akan ku lakukan asal kau dapat memisahkan Jaejoong dan Yunho."

Checkmate!

Lagi, senyum evil itu semakin terkembang begitu mendengar kalimat permohonan dari Hangeng. Mata bambinya berbinar lucu dengan ukuran yang berbeda, ya...ia sangat senang saat ini.

"Jung Yunho? Putra tunggal Jung Siwon?" Jiwa Voldemin kini bangkit mendengar nama seorang namja yang sering ia dengar dimana-mana. Ia penasaran, seperti apa Jung Yunho itu sebenarnya. Apa benar ia seperti yang dikatakan banyak orang? Tampan, sexy, dan penuh kharisma? Dan lagi saat ini berkencan dengan Jaejoong? Omo, bukankah ini tantangan besar? Oh, Changmin ingin sekali bersaing dengan Jung Yunho yang kata orang sangat sempurna itu.

"Ania Samchon..." Changmin berusaha menutupi keinginannya, ia masih belum puas melihat Hangeng memohon seperti itu.

"Wa...waeyo? Nde, Samchon punya voucher gratis di restoran Jepang milik Samchon. Kalau kau mau memisahkan mereka, Samchon akan berikan voucher ini padamu."

"Samchon kira aku tak dapat membelinya sendiri, eoh?" Haah, mana harga diri? Enak saja ia disamakan dengan ahjumma-ahjumma doyan gratisan.

"Ne, lalu apa maumu?" Hangeng menyerah, ia serahkan pada Changmin.

"Aku mau Samchon melakukan sesuatu untukku."

"Mwo i ge?"

"Sebenarnya aku punya masalah."

"Ne." Hangeng memberi isyarat pada Changmin untuk melanjutkan ceritanya.

"Sosaengnim meminta agar wali ku datang ke kampus, tapi aku tak ingin eomoni juga aboeji ku tau. Mereka mengerikan, Samchon!" Changmin menceritakan dengan mimik yang dibuat-buat serius ala detektif sedang menjelaskan sebuah kasus.

Hangeng hanya mendengus mendengar cerita picisan yang diceritakan Changmin.

"Sebenarnya masalah apa yang kau perbuat, eoh?"

"Hanya kecelakaan kecil, kok. Aku cuma meledakkan bahan kimia yang sedang dipakai para Sunbae yang mengerjaiku saat penerimaan mahasiswa kemarin."

"OMO?! Meledakkan? Apa ada korban?"

"Ani. Korban jiwa sih tidak ada, hanya saja Sunbae ku kini gatal-gatal sampai masuk rumah sakit akibat radiasi kimia yang ku campurkan. Haaa, mereka sangat lucu dengan bintik-bintik merah di wajah mereka!"

Hangeng membeku, bocah ini benar-benar evil. Mana ada coba hanbae yang membalas sunbae-nya dengan cara gila seperti itu?

"Bagaimana Samchon, apa kau setuju?"

"N..nde...mau bagaimana lagi, aku akan datang ke kampusmu besok!"

"Jinjja? Ah, gomawo Samchon. Jeongmal Gomawo!" Changmin tertawa dalam hati. Yah, setidaknya masalahnya dikampus dapat terselesaikan tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya.

"O,ya Samchon. Voucher makan yang tadi, aku minta." Changmin mengacungkan tangannya kearah Hangeng dengan wajah tanpa dosa.

"Eh?"

"Ayolah, Samchon. Aku tidak mau melakukan apapun jika tidak ada imbalannya."

Hangeng kesal, namja dihadapannya ini sangat menyebalkan. "Bukannya kau tadi sudah menolaknya?"

"Ania, aku tadi hanya bertanya bukan menolaknya. Mana?" Changmin mendesak.

"Changmin-ah, kau ini benar-benar!" Hangeng merogoh saku celananya, ia mengeluarkan dompet kulit coklat dan mengambil selembar kerta berwarna keemasan dengan lambang khas restoran Jepang yang sangat terkenal seantero Korea itu.

Dengan kesal Hangeng menyerahkan ultimate free voucher yang sebenarnya disediakan untuk pemenang lomba makan ramyun ekstra pedas ukuran jumbo maksimal itu pada Changmin. Ya, sekali evil tetap evil.

Sedangkan Changmin menerima voucher itu dengan sangat antusias, urusan perut dan tugas itu berbeda, ne? Seringainya terkembang lebar dengan mata bambi yang beda ukuran. Changmin puas! Ia sangat puas mengerjai Ahjussi didepannya ini. Hahaha...

Flashback OFF

.

.

Yunho membukakan pintu mobil hingga Jaejoong keluar dari mobil Audi hitam mewah miliknya ketika mereka telah sampai di tempat parkir Universitas Shin Ki. Langsung saja berrpuluh-puluh pasang mata menyambut kedatangan sang idola kampus, siapa lagi kalau bukan Jaejoong? Si namja kelewat tampan hingga orang-orang menyebutnya cantik ditambah ia itu pintar dan kaya, apalagi yang kurang dari pesona seorang Kim Jaejoong?

Yunho menempel lekat disebelah Jaejoong, seolah-olah ia ingin mengumumkan kepada semua orang bahwa namja cantik ini adalah miliknya. Sementara Jaejoong sendiri tak keberatan akan keberadaan Yunho, ia mulai terbiasa dengan Yunho disampingnya, apalagi setelah kejadian kemarin. Mulai dari perhatian yang Yunho berikan, godaan-godaan usil yang muncul dari bibir hati itu hingga first ki...ki...ki...

Jaejoong tiba-tiba menggelengkan kepalanya, pipinya mendadak merah mengingat aktifitas mereka saat berada di klub miliknya. Jaejoong masih belum bisa menjawab perasaan Yunho. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini. Yang ia tahu, ia tak ingin kehilangan lagi untuk yang kedua kalinya.

"JAE-HYUUUUNG~!" Suara nyaring seorang namja membuyarkan lamunan Jaejoong, sedangkan Yunho tetap dengan senyuman charmingnya masih mengiringi langkah Jaejoong.

"Su-ie?" Jaejoong hilang fokus begitu tersadar dari transnya.

"Ne, kau sudah datang! Aku menunggumu dari tadi-ah, annyeong Yunho-hyung!" Seloroh Junsu begitu ia telah mendekati sahabatnya, sedikit terengah-engah mengingat ia berlari menyongsong Jaejoong dan Yunho. Wajah putihnya memerah dengan peluh yang mengalir di pelipisnya, ia mengelap singkat menggunakan lengan kemeja panjang merahnya bergaris merahnya.

Yunho tersenyum geli melihat namja imut di depannya ini. Tidak, ia tidak tertarik pada Junsu. Yunho hanya menganggap Junsu itu sangat imut dan sepertinya sangat cocok untuk dijadikan dongsaengnya yang manis. Toh, ia memang sangat menginginkan adik yang tak pernah ia miliki karena kondisi eommanya yang berbeda.

"Ne, ada apa kau menungguku?" Tanya Jaejoong mengerutkan dahinya melihat Yunho senyum-senyum pada Junsu.

"Apa kau sudah menyelesaikan makalah yang diminta Lee-sosaengnim?" Junsu balik bertanya.

Mereka bertiga berjalan beriringan menuju kelas Jaejoong dan Junsu, -ingat Yunho hanya mengantarkan pujaan hatinya-.

"OMO?! Aku belum membuatnya! Sial!" Jaejoong menepuk dahinya, wajah cantik Jaejoong kini nampak panik. Yah, salahkan appa-nya yang kemarin membuat pertemuan konyol dengan mantan calon besannya hingga ia lupa akan tugas yang tengah menanti untuk dikerjakan.

"Uljima, chagiya." Tangan kekar Yunho melingkar di pundak Jaejoong. "Lee-sosaengnim, hari ini tidak datang."

Jaejoong dan Junsu melebarkan matanya, mereka menatap Yunho penasaran.

"Ne, aku akan meminta Lee-sosaengnim untuk menghadiri kelasku, jadi hari ini kau bisa bebas dari tugasmu, chagi." Lanjut Yunho seakan menjawab pertanyaan yang berada di kepala kedua namja uke didepannya.

"Ottokhae? Bagaimana caranya, Yunho-hyung?" Suara lumba-lumba Junsu yang pertama kali menginterupsi kebingungannya serta Jaejoong.

"Ne, itu bisa ku atur." Yunho hanya tersenyum misterius sebagai jawaban. Sementara Jaejoong kembali mengernyit melihat kontak yang dilakukan HoSu.

"Chagi, sudah sampai. Nanti siang ku jemput, ne?" Yunho melepaskan rangkulannya, ia mengecup poni Jaejoong sebelum pergi.

Jaejoong membalasnya dengan anggukan lemah tanpa memandang Yunho.

Yunho sudah maklum akan sikap Jaejoong yang benar-benar jaim di depan umum, ia hanya tersenyum kecil dan meninggalkan kedua namja cantik dan imut itu.

.

"Jadi? Kau sudah berkencan dengannya?" Junsu menyipitkan mata, ia memasang wajah serius yang tak cocok dengan wajah imutnya.

"M..mwo? Aku? A...aku ti..."

"Jangan bilang 'tidak'! Wajahmu sudah berkata 'iya', Jae-hyung!" Junsu menunjuk-nunjuk wajah merah Jaejoong.

"Ania...bukan begitu maksudku.." Jaejoong duduk di kursinya diikuti Junsu yang berada di sebelahnya. "Aku hanya tidak tahu~" Hela Jaejoong, ia menidurkan kepalanya dimeja.

"Apa ini karena Hyun Joong-Hyung, Hyung? Apa kau masih memikirkannya?"

Jaejoong menyembunyikan wajahnya di kedua lengannya yang terlipat diatas meja.

"Ini sudah hampir tujuh tahun, Hyung. Dan kau masih mengharapkan namja yang bahkan kau tidak tahu keberadaannya sekarang?"

"Aku tidak mengharapkannya, Su-ie! Hanya memikirkannya, itu berbeda!"

"Sama saja menurutku."

Jaejoong mendelik kesal mendapat jawaban acuh dari dongsaengnya itu. "Su-ie..."

"Tapi Hyung, menurutku Yunho-Hyung namja yang baik, apalagi ia sangat tampan!" Tambah Junsu tak memperdulikan rahang Jaejoong yang tiba-tiba mengeras mendengar hal itu.

"Apa kau menyukainya?" Tanya Jaejoong tapi tak sadar jika nada yang ia gunakan begitu ketus.

"Ne!" Junsu mengangguk, namun begitu ia menoleh dan mendapati wajah Jaejoong telah berlipat-lipat seperti ini, ia segera menambahkan. "Tapi tidak 'suka' seperti yang Hyung pikirkan!"

"Jinjja?"

Junsu mengangguk, seketika wajah Jaejoong berubah cerah kembali. Ia tersenyum amat lebar dan mulai membuka bukunya.

'Ne, sepertinya Jae-hyung benar-benar telah jatuh cinta.' Batin Junsu.

.

Jam istirahat telah tiba, kedua pasang namja kini duduk berdampingan bersama sahabat imutnya di sebuah kantin tempat mereka biasa memanjakan lidah mereka dengan makanan-makanan ala kampus. Jaejoong hanya mengaduk-aduk ramyunnya, Yunho menyeruput jus strawberry-nya kesal, sedangkan Junsu sibuk bermain dengan handphone kesayangannya seperti tak terganggu mood buruk kedua hyungnya itu.

Bagaimana mood mereka tidak buruk jika namja menyebalkan tadi pagi yang menjemput Jaejoong, kini berada di hadapan mereka dengan wajah tanpa dosa tiba-tiba ikut bergabung sambil memakan Ttaeboki, Spaghetti, dan Hamburger yang tersaji didepannya.

"Ck" Yunho membuang muka kesal, ia merangkul Jaejoong dan meremas pundaknya.

"Waeyo, Yunnie?" Tanya Jaejoong lembut.

"Mau apa dia disini?" Balas Yunho, entah mengapa ia menjadi kesal dengan keberadaan Changmin disekitar Jaejoong.

"Nado molla." Jaejoong mengangkat kedua bahunya

"Ne, Hyung. Ramyunmu tak kau makan?" Tanya Changmin tak peduli iris musang Yunho tengah berusaha mengulitinya hidup-hidup.

"Kenapa kau berada disini, Changmin-ah?" Tanya Jaejoong ketus pada Changmin tanpa menjawab pertanyaan yang sebelumnya terlontar.

"Huhu, kau tak perlu khawatir Jae-Hyung. Meski tidak sekampus aku akan sering kemari agar kau tak perlu repot-repot merindukanku." Jawab Changmin yang sama sekali tidak nyambung dengan pertanyaan Jaejoong.

Jaejoong merengut kesal, tapi tentu saja ia sudah terbiasa menutupi keimutannya di tengah keramaian. Tak ada mulut ter-pout lucu, tak ada pipi yang menggembung seperti yang biasa ia lakukan di depan keluarganya maupun Yunho. Saat ini malah mata doe-nya memicing tajam dengan rahang yang terkatup rapat.

"Yunho-Hyung! Kau benar, Lee-sosaengnim tidak datang tadi!" Suara lumba-lumba Junsu terdengar oleh Jaejoong diwaktu yang sepertinya tidak tepat.

"Tentu saja." Yunho memberikan senyum menawannya pada Junsu.

Nyut

Lagi, jantung Jaejoong lagi-lagi seakan dihujam pedang begitu melihat sikap Yunho sangat lembut pada Junsu. Ditambah lagi, kali ini tangan kekar Yunho mengacak gemas rambut kemerahan Junsu.

"Eungkyang...eungkyaang...rambutku berantakan, Hyung~" Tawa Junsu begitu renyah, ia merasa seakan-akan memiliki kakak yang sangat menyayanginya.

"Kau manis sekali, Su-ie. Boleh aku memanggilmu begitu?" Yunho masih belum menyadari bahwa namjachaginya kini memanas dengan asap terkepul di kepala.

"Eungkyang~ ne, gereuyo!" Junsu masih tertawa lantang.

TAK

Jaejoong menaruh sumpitnya di meja dengan kasar, ia menepis tangan Yunho yang sedari tadi tersampir manis di pundaknya.

Junsu dan Yunho memandang Jaejoong bersamaan. Seketika Junsu menutup mulutnya mendapat tatapan menyeramkan dari manik doe Jaejoong.

Drrt...drrrttt...

"Ah...aku angkat telepon dulu!" Junsu menunjuk handphone miliknya kemudian beranjak menjauh dari tiga namja yang tadi bersamanya.

"Wae chagi? Gwenchana yo?" Yunho menatap Jaejoong bingung.

"Huh." Jaejoong melengos kemudian berdiri dan mengambil buku-bukunya yang tertumpuk di meja.

"Aku kembali ke kelas!" Ujar Jaejoong ketus seperti saat mereka berkenalan dulu.

Yunho yang tak mengerti apa yang terjadi mengerjapkan matanya bingung.

"Buahahahaahahaaa..." Suara tawa membahana dari seorang namja di depannya.

"Apa yang kau tertawakan Changmin-ah?!" Gerutu Yunho menatap sinis pada Changmin.

"Ania. Kau terlalu polos, Hyung. Bhuaahahaha..." Jawab Changmin sambil menyeka air mata yang keluar dari ujung manik bambinya.

"Hentikan tawamu itu." Yunho tidak menggertak, malah suaranya berubah mencekam, dingin dan datar meski ia sedang menyeruput jus strawberry-nya.

"N..nde?" Changmin segera menghentikan tawanya, ia terkejut mendapati manik musang Yunho memicing tajam ke arahnya.

"Sudah puas?" Ujar Yunho lagi, nada suaranya masih datar. Wajah Yunho pun terlihat datar tanpa ekspresi.

"H..hyung?"

"..."

Yunho tak menjawab, Changmin salah tingkah. Ia melahap hamburgernya tanpa melihat ke arah Yunho, belum pernah ia merasa secanggung ini terhadap orang lain. Biasanya ia yang membuat orang mati kutu, bukan malah sebaliknya.

SREEET

"HEEH, BANCI!" Sebuah suara mendadak mengagetkan Yunho dan Changmin. Ditambah lagi rambut panjang Yunho ditarik kasar ke belakang oleh namja yang meneriakinya tadi.

Changmin melebarkan matanya, ia terkejut mendapati tiga namja berdiri dibelakang Yunho dengan wajah kesal.

Rambut Yunho semakin ditarik ke atas hingga mau tak mau itu membuat Yunho berdiri. Yunho sedikit meringis merasakan rambutnya tertarik begitu kasar.

"Kau yang menempel pada Jaejoong-ah kan? Dasar parasit! Mengganggu saja!" Namja lainnya ikut berkomentar sambil mengepalkan tinjunya ke arah Yunho. Oh, sepertinya mereka ini adalah namja-namja yang mengidolakan Jaejoong dan tidak menyukai keberadaan Yunho disamping Jaejoong.

Yunho masih diam. Changmin menaruh hamburgernya, ia menatap tajam namja menyebalkan itu, "YAK! KAU TAK TAHU SIAPA DIA, PABBO!?" Bentak Changmin lalu berdiri melakukan ancang-ancang untuk menyerang namja yang masih menarik-narik rambut Yunho kasar.

"Puhh, minta bantuan, eoh!? Bukan cuma rambut panjang ini seperti yeoja tapi ternyata nyalimu juga! Rasakan itu!" Namja ketiga yang semenjak tadi mengunyah permen karet, meludahkannya begitu saja ke rambut Yunho, tak memperdulikan gertakan Changmin.

BYURR

Changmin semakin mendidih saat melihat namja yang masih menjambak rambut Yunho menumpahkan jus strawberry yang tadi di atas meja tepat ke wajah Yunho.

Suasana kantin yang telah mencekam kini makin mencekam, para mahasiswa maupun mahasiswi yang berada disitu menghentikan aktifitas mereka dan menonton pem-bullyan Jung Yunho dengan tegang.

"Kau! Berani sekali!" Changmin akan menyerang namja itu, namun Yunho yang masih menghadapnya menggeleng dengan tatapan setajam elang.

.

"Ne, Chunnie. By...OMO?!" Jerit Junsu ketika ia akan kembali ke kantin dan melihat horor ketiga namja yang sedang bersitegang itu, ditambah lagi keadaan Yunho yang terlihat mengenaskan.

"..."

"Ani, Chunnie. Namjachagi Hyung-ku sedang dibully, nanti ku hubungi lagi."

Junsu segera menutup ponselnya, ia langsung berlari berbalik arah sambil menekan-nekan ponselnya berusaha menghubungi seseorang.

'Jae-Hyung! Odieseo?!'

.

Changmin menghentikan gerakannya, ia mendelik heran melihat isyarat yang diberikan Yunho. Kenapa Yunho menghentikannya dan diam saja? Kenapa ia tidak melawan? Ada apa dengannya? Wajah Changmin sudah memerah marah, ia kesal. Seharusnya saingannya ini melawan setidaknya bertahanlah! Kenapa ia diam saja diperlakukan seperti ini?

"Cih, dasar banci lemah! Tidak seharusnya Jaejoong bersamamu, pabboya!"

Sreeet. Kriiieet. Lagi rambut Yunho dijambak semakin keras hingga Yunho tertarik kebelakang dan menabrak kursi dibelakangnya. Yunho kini menghadap kearah namja itu dengan rambutnya yang masih dijambak dan lepek karena tumpahan jus tadi. Manik Yunho menatap lurus pada namja yang kini tengah menyeringai menyebalkan padanya, emosi Yunho tak terbaca. Bibir hati Yunho terkatup rapat, cukup sakit hatinya dipanggil 'banci', apa karena rambut panjangnya ini, eoh?

"Menjauh dari Jaejoong kalau kau mas-"

Cukup. Telinga Yunho terasa amat panas, kepalanya mendidih. Cukup hanya appanya saja yang menghalangi hubungannya dengan Jaejoong! Tidak namja ini, tidak orang lain! Tangan Yunho meraih tangan namja itu, manik musang Yunho memicing sangat tajam. Habis sudah kesabarannya.

KREEK/"HYAAAAAAA! APPO! APPO!"

Dengan gerakan yang cepat, Yunho memutar tangan namja itu. Namja itu kesakitan dan berteriak-teriak.

"Ne, mian jika rambutku ini mengganggumu, eoh?" Yunho melepaskan tangan namja itu dengan kasar. "Dan soal Jaejoong, dia itu milikku!" Lanjut Yunho cuek sambil meraih rambut coklat panjangnya yang terkena permen karet.

Bagus! Rambutnya menempel semua, bagaimana ia bisa membersihkannya coba?

Namja kedua melihat Yunho lengah, ia mengambil sebuah botol kaca di meja didekatnya berdiri dan menyerang Yunho dengan botol itu sekuat tenaga.

"HYUNG!" Changmin sigap akan menolong Yunho yang akan terkena pukulan botol kaca dari sang namja.

Namun bukan Yunho namanya jika tidak bisa mengelak. Sekali lagi, gerakan Yunho jauh lebih gesit. Ia dapat menyingkir dan langsung meraih tangan sang namja kemudian memutar tubuh namja itu lalu mengunci tangannya di punggung hingga botol kaca itu terlepas.

"Ish, siapa suruh kau berkelahi lagi Yunho-ya!" Wajah cantik Kibum tiba-tiba muncul di kepala Yunho.

"Ne, aku sudah berjanji pada eomma ku untuk tidak berkelahi." Yunho mendecak kesal, ia melepaskan kunciannya dan menatap sinis kedua namja yang juga akan bersiap menyerangnya.

"Hyung?" Changmin terperangah melihat kelihaian Yunho menghindari serangan dan malah balik mengunci namja itu, tepat ketika itu Jaejoong dan Junsu tiba di kantin sambil terengah-engah.

"Hh...Yunnhie...hhh.." Panggil Jaejoong, nafasnya masih belum terkumpul karena berlari dari kelasnya begitu Junsu mengabari perihal keadaan Yunho.

Yunho menoleh, ia tersenyum lebar pada Jaejoong. Konyol memang mengingat wajahnya basah dan lengket karena siraman air jus, ia masih bisa-bisanya tersenyum bak anak kecil seperti itu.

"Kau sudah tidak marah lagi, Joongie?" Yunho hendak menghampiri Jaejoong.

BUGH / "YUNNIE/HYUNG!"

Namun salah satu dari tiga namja itu tampaknya sudah semakin kesal, ia langsung saja memukul pipi Yunho hingga Yunho sedikit terlempar kesamping.

Yunho menunduk hingga poni coklat tuanya menutup setengah wajah tampan itu, darah Yunho menetes dari bibir tebal yang sedikit robek itu hingga turun ke dagu dan jatuh begitu saja ke lantai.

Cukup. Changmin sudah tidak sabar! Apanya yang sempurna? Jung Yunho itu tidak ada apa-apa dibandingkan dengannya! Menyebalkan sekali melihat orang yang kau anggap saingan tidak berdaya seperti ini!

Changmin sudah berlari menyongsong salah satu namja troble maker itu, ia sudah akan meninjunya. Namun sebuah tepukan agak keras dipundak, menghentikan Changmin melakukan aksi brutalnya.

Changmin menoleh, ia sangat terkejut mendapati Yunho lah yang menepuk pundaknya sambil menutupi salah satu mata musang miliknya, sementara mata yang satu lagi kini tengah mengalirkan sebuah jejak basah yang jatuh ke pipi namja tampan itu.

'Yunho, menangis?'

Changmin, Jaejoong dan Junsu membeku. Ketiga namja menyebalkan tadi tertawa mengejek melihat kondisi Yunho yang sudah benar-benar payah. Ternyata, seorang Jung Yunho lemah begini. Tidak ada apa-apanya, eoh!

.

.

"Kami sudah memprovokasi beberapa mahasiswa yang menyukai Jaejoong untuk membully putra anda, Sajangnim."

"Bagus! Biarkan dia tahu akibatnya jika melawanku!"

Namja berpakaian jas hitam itu membungkuk di hadapan Siwon.

"Jadwalkan pertemuanku dengan Kim Hangeng di lapangan golf setelah makan siang." Ujar Siwon kembali membubuhkan tanda tangannya pada dokumen-dokumen diatas meja kerjanya.

"Ne, Sajangnim" Jawab namja itu kemudian undur diri dari hadapan Siwon.

Siwon memijat pangkal hidungnya. Ia tak mengira akan berperang dengan anak sendiri, ia tahu Yunho itu memiliki tekad yang sangat kuat. Dan Siwon juga sangat tahu, bahwa tak ada gunanya mengkhawatirkan keselamatan putra tunggalnya itu. Karena dibully seperti apapun, Jung Yunho tetaplah Jung Yunho yang dapat melindungi dirinya sendiri juga orang-orang yang ia sayangi.

"Ne, Yunho-ya. Appa lihat seberapa kuat kau dapat bertahan."

.

.

Suasana kantin semakin hening semenjak namja tampan itu menitikkan air mata dalam diam. Jaejoong semakin sedih melihat keadaan Yunho, sedangkan Junsu dan Changmin jelas sekali terlihat gurat kecewa dari wajah mereka. Junsu yang mengidolakan Yunho, Changmin yang menganggap Yunho adalah saingan sepadannya. Tapi apa? Yunho sama sekali tak berdaya, dia benar-benar payah.

CUIH

Salah satu namja meludah ke arah Yunho hingga mengotori kemejanya. Tubuh Yunho semakin bergetar, entah itu karena isakan atau sesuatu yang lain.

"Ternyata kau tak lebih dari sekedar banci, eoh Jung? Menyedihkan sekali Jaejoong harus terbebani makhluk menjijikan seperti kau!" Ujar salah satu namja.

"Hentikan! Kalian sudah kelewatan!" Jaejoong berteriak pada namja-namja itu dan menunjuk wajah mereka dengan jarinya.

Ketiga namja itu saling berpandangan dengan senyum miring menyebalkan, mereka mendekati Jaejoong dengan angkuh. Changmin dan Junsu segera memasang kuda-kuda bertarung.

"Jaejoong-ah, kau lihat sendirikan banci itu sangat tidak cocok untukmu?" Kata salah satu namja itu dengan suara yang dibuat-buat semanis mungkin.

Jaejoong merengut tidak suka, apalagi tangan namja itu sudah terangkat untuk memegang dagu Jaejoong. Jaejoong mundur, ia menepis tangan kotor namja tadi.

"Jangan sentuh aku, brengsek!" Jaejoong murka, tanpa aba-aba Changmin dan Junsu menyerang namja-namja itu. Namun apa mau dikata jika ketiga namja itu memang sangat kuat, dan mampu menahan serangan MinSu.

.

Yunho semakin bergetar, ia kesal. Ia sudah berjanji dulu pada Eomma-nya untuk tidak berkelahi lagi. Haruskah sekarang ia melanggar janji itu? Aish, sial matanya semakin perih akibat kontak lens yang ia gunakan bergeser dari tempat seharusnya akibat pukulan namja itu, hingga mau tak mau ia menahan perih dikedua matanya yang kini sudah berair. Memalukan. Memalukan!

"Hentikan! Kalian sudah kelewatan!" Suara Jaejoong terdengar. Namun Yunho masih belum bisa menunjukkan wajah memalukannya pada Jaejoong, ia mengucek matanya untuk mengambil kontak lens penyebab ia terlihat seperti menangis itu.

"AKH!"

Tepat ketika teriakan Junsu terdengar, Yunho sudah dapat melepaskan lensa yang telah menyakiti matanya itu. Ia menoleh dan semakin kesal mendapati Changmin dan Junsu sudah dipegang dari belakang oleh dua namja menyebalkan tadi. Meski Changmin kini sudah membalikkan keadaan, tetap saja ia kesal. Bagaimana pun, sebenarnya ialah orang yang diincar, kan? Sedangkan Jaejoong..

"Ne, kalau begitu kau harus lebih kuat untuk dapat melindungi orang lain, Yunho-ya!" Ingatan suara Kibum beberapa hari lalu kembali terlintas di kepalanya.

"Maafkan aku karena tak dapat menepati janjiku, eomma!"

'Kali ini, aku akan bertambah kuat untuk melindungi orang yang ingin ku lindungi!'

Sekuat tenaga Yunho berlari ke arah Jaejoong dan namja yang kini kembali mengangkat tangannya untuk menyentuh Jaejoongie-nya. Ia tidak suka, tidak suka jika miliknya disentuh orang lain.

Dengan tendangan memutar khas aikido, Yunho menendang tangan namja itu menjauh dari Jaejoong.

DASSH

Namja tadi kaget, begitu pun Jaejoong. Changmin mengernyit, Junsu mulai tersenyum lebar.

'Hyung, Kereeeen!' Batin Junsu senang melihat Yunho kembali keren seperti biasanya.

"Jangan pernah seujung kuku-pun kau menyentuh Jaejoong." Ujar Yunho dingin. Sangat dingin, hingga satu kantin dapat merasakan perubahan suhu udara sekitar dengan bulu kuduk yang merinding.

"Cih, kalau aku tidak mau, kau bisa apa? Menangis seperti tadi?" Tantang namja itu, ia melayangkan tinjunya ke arah Yunho.

Yunho tidak menghindar, ia tangkap tinju namja itu kemudian memukul perut namja itu dengan sangat keras. Namja tadi mundur dengan tertatih-tatih, ia batuk kemudian muntah ditempat kemudian ambruk di kedua lututnya.

Kedua temannya melepas MinSu, tepatnya Changmin sengaja melepas namja yang satunya. Mereka serempak menyerang Yunho.

Dengan cekatan Yunho menghindar dan membalas pukulan mereka. Pertarungan antara Yunho dengan dua namja itu terjadi, dua lawan satu. Pukulan, hantaman, tendangan, semua diluncurkan namun tanpa upaya berlebih, Yunho dapat mengelak, bertahan dan balik membalas serangan mereka.

Changmin menyeringai lebar, ini dia yang ia mau! Pesaing yang seimbang dengannya! Ia tidak salah untuk mencoba bersaing melawan Yunho!

'Yak, Hyung! Kita lihat apa kau bisa mendapatkan Jaejoong?' Batin Changmin antusias.

"Kenapa kalian diam saja!? Ayo bantu Yunho!" Kata Jaejoong panik.

Junsu dan Changmin berpandangan. "Siapa yang harus kita tolong, Hyung?"

Brugh-brugh.

Tepat ketika itu, dua namja sudah jatuh tersungkur dilantai dengan Yunho yang memandang remeh sebagai pemenangnya.

"Yu...Yunnie?"

.

.

Te - be - ce

Hollaaaa, El kembali...ahh, Siwon-appa tegaaaaa :'-(

Siwon : Kan elu yang buat ceritanya! *jewerkupingEl*

Jaemma : Kenapa, El tega sekali *hapusairmata*

Yunppa : Gwenchana, Chagiya. Memang cinta itu butuh pengorbanan.

Author : Tuh, Yunppa aja ngerti...

Yunppa : Huh, urusan kita belum selesai, El! *deathglare*

Author : GLEK. Ha..ha...ha...ba...baiklah...kita..b..bacakan saja b...balesan reviewnya...#innerauthor:matigue!#

Yunppa : Jeongmal Gomawoyo pada reviewer yang sudah memberi kami semangat dengan mereview fic nista ini.

Author : Reviewer Log in -Selena Jung, Vic89, Maxmin, Kuminosuki, ShinJiWoo920202, Black Lily no Emiko Eva, Youleebitha, Littlecupcake Noona, Boojoongie, Nabratz- Balasan review sudah ada di PM ^^

Author : Untuk yang non log, Guest : Ahahaha, apakah itu Kyuhyun? Mari tanyakan pada duckbutt Junsu yang bergoyang *authorstress*, Jeongmal gomawoyo suplemen (baca:review)-nya. Bow.

Changmin : Author jelek, kenapa aksi gue ditahan dulu neh?

Author : Iya donk, kan biar readerdeul penasaran! *gayakayaorangkeren*

Changmin : bilang aja lu lg kgak ada ide-_-

Author : JLEB. Ha..ha...*ketawagaring*

Jaemma : Kelanjutan fic ini trgantung permintaan readerdul, ne. Masih pantaskah untuk dilanjut? Atau tidak?

Author : Mianhae, jika fic El kurang memuaskan, ne?

Last word, see u next chap...rnr...