Sungmin membeku melihat Paspor dan Visanya. Ia akan berangkat ke London dan tinggal dimana saja. Sungmin sudah sangat lelah bersembunyi dan bekerja serabutan, Kyuhyun bisa saja menemukannya sewaktu-waktu. Ia merindukan ayahnya, ibunya, juga Sungjin adiknya. Tapi ia tidak bisa pulang ke Jepang karena Kyuhyun bisa saja mencarinya ke sana.
Sungmin begitu merindukan keluarganya dan ingin kembali, tapi kembali pada keluarganya hanya akan menambah kesedihannya. Ia bisa saja bertemu Halmeoni sewaktu-waktu, dan bertemu dengan neneknya itu akan membuatnya merasa dibodohi tiap detiknya.
Sungmin tidak ingin menemui siapapun yang terlibat dalam hal ini, baik Ryeowook, Jungmo, apalagi Kyuhyun. Sungmin tidak ingin bertemu dengan siapapun yang sudah menipunya dan membuatnya menyia-nyiakan waktu yang seharusnya digunakan untuk mempersiapkan pernikahannya dengan Jungmo.
Tapi disisi lain Sungmin merasa lega setelah tahu mengapa Halmeoni dan Kyuhyun bekerja sama untuk menjauhkannya dari Jungmo, ia merasa lebih lega. Walau bagaimanapun Sungmin tetap harus berterimakasih, tapi tidak untuk saat ini. Yang ingin dilakukannya sekarang hanya pergi sejauh mungkin.
.
Cho Kyuhyun x Lee Sungmin
.
KYUMIN, BoysLove, Mpreg, Mature Content
.
I dunno take any profit for this story
.
Summary:
Sungmin sedang disibukkan dengan persiapan pernikahannya, namun suatu pagi dia terkejut ketika mendapati dirinya terbangun dalam pelukan seorang pria asing tanpa sehelai benang pun, dan yang lebih membuatnya terkejut pria itu mengaku sebagai suaminya! Apa yang sebenarnya sudah terjadi?
.
~ KyuMin ~
.
One Years Later
Bocah kecil itu menggapai-gapai memanggil ayahnya, ia ingin digendong dan dimanja. Tapi Kyuhyun sama sekali tidak perduli dan membiarkan bocah itu menangis sendirian di sofa ruang tengah. Ia lebih memilih berjalan lurus ke meja makan tanpa menoleh sama sekali.
Suara tangis bocah itu terdengar sangat keras, tapi sepertinya Kyuhyun sama sekali tidak terganggu. Perlahan tapi pasti, Kyuhyun menyeruput kopinya dengan nikmat seolah-olah kehangatan yang ditimbulkan oleh kopinya membuat Kyuhyun bisa melupakan segalanya.
Setelah itu Kyuhyun mulai mengambil roti panggang dan mengolesinya dengan selai kacang Almond lalu menggigitnya perlahan-lahan. Tangisan si kecil sudah begitu dinikmatinya seolah-olah itu adalah alunan musik yang sangat merdu yang membuatnya merasa senang.
Beberapa saat kemudian tangis bocah itu berhenti dan tiba-tiba saja bocah itu sudah berada di hadapannya dalam pelukan Seulgi. Wanita itu memberikan putranya sebotol susu hangat dan bocah itu melupakan penyebab tangisannya yang sangat hebat tadi.
"Aku sedang di kamar mandi, apa salahnya kau menemani Jun sebentar?" Seulgi menggerutu sambil terus bermain bersama Jun yang mulai mengeluarkan gelak kecil.
"Aku sudah rapi dan bersiap berangkat ke kantor. Bagaimana kalau dia buang air di pakaianku?"
"Kau tidak perlu menggendongnya, aku hanya memintamu menemaninya. Kau ini ayah macam apa?"
"Aku bukan ayahnya!" Desis Kyuhyun dingin.
Seulgi membeku. Seharusnya ia tidak menuntut Kyuhyun menjadi ayah yang baik untuk Jun. Kyuhyun tidak bisa menerima putranya.
Sejak Jun dilahirkan, Kyuhyun sama sekali belum pernah menggendong anak itu dan membiarkan Seulgi mengurusi anaknya seorang diri. Seulgi juga harus berhenti bekerja agar bisa mengurusi Jun dengan baik karena ia tidak percaya dengan Baby Sitter.
Seulgi tahu Kyuhyun sama sekali tidak ingin memperbaiki rumah tangga mereka meskipun Seulgi selalu berusaha menjadi istri yang baik untuknya.
Selama setahun ini, Seulgi harus menerima segala perlakuan tidak perduli dari Kyuhyun. Kyuhyun juga bertindak seolah-olah Seulgi adalah penyakit, ia menolak tidur sekamar dengan Seulgi dan lebih memilih untuk menginap di hotel bersama wanita penghibur manapun yang ditemuinya.
Seulgi bersalah, Kyuhyun ingin membalasnya dan Seulgi berusaha menerimanya. Kyuhyun memang tidak menyiksanya secara langsung, ia bahkan tidak pernah menyentuhnya meskipun hanya sekedar untuk memukul. Seulgi meyakini jika lambat laun Kyuhyun mungkin akan menerimanya kembali, tapi setelah setahun berlalu yang ia rasakan hanya penderitaan.
Kyuhyun cepat-cepat menyelesaikan sarapannya dan menyisakan roti dalam jumlah yang masih banyak, seolah-olah apapun yang dimakannya di rumah ini adalah sesuatu yang bisa membunuhnya. Seulgi sudah cukup bersabar dan tidak sanggup menahannya lagi. Tapi apa yang bisa dia lakukan?
"Aku pergi dulu."
"Bisakah kau mencium Jun sebentar saja?" Seulgi memelas, ia paling benci memelas. Tapi dia sudah melakukan ini selama setahun, berharap Kyuhyun merasa iba kepadanya. Tapi sepertinya tidak.
"Aku tidak bisa."
"Aku tahu kau marah, benci dan tidak suka. Kau boleh melampiaskannya kepadaku. Bila kau ingin menyiksaku aku juga akan menerimanya. Tapi jangan lakukan itu pada Jun. Dia tidak tahu apa-apa, dia sangat butuh kasih sayang seorang ayah."
"Kalau begitu bawa dia kepada ayahnya. Kau masih bertemu dengannya, kan?"
"Ya, tapi itu tidak seperti yang kau duga. Aku hanya bertemu Jungmo jika dia ingin melihat anaknya dan…"
"Kalau begitu bawa dia kepada ayahnya. Biarkan Jun bersama ayahnya, barulah aku akan memperhitungkan tawaranmu untuk memulai semuanya dari awal. Aku akan melupakan perselingkuhanmu dengan laki-laki itu."
"Kau egois!" Seulgi mulai sesak. Ya, dia dan Jungmo memang berselingkuh. Tapi bukankah Kyuhyun juga pernah melakukannya? Sekarang mengapa hanya dirinya yang dipersalahkan? "Kau juga pernah melakukannya."
"Hentikan perdebatan ini, sebentar lagi kau mungkin akan berteriak-teriak di depan anakmu."
"Katakan padaku, apa yang harus kulakukan? Selain berpisah dari Jun apa yang harus kulakukan?"
Kyuhyun berbalik dan berjalan dengan pasti menuju pintu sambil berkata dengan datar. "Sadarilah kalau kau tidak akan pernah bahagia bila bersamaku. Kau tidak akan pernah bisa tersenyum seperti aku yang tidak bisa tersenyum."
"Baiklah, Cho. Aku akan melakukan apapun yang kau mau. Tapi akan ku pastikan kalau kau akan menyesalinya."
~ KyuMin ~
London, One Day Later
"Aku menggunakan caramel buatanku sendiri. Aku pastikan ini lebih baik bila dibandingkan dengan caramel botolan yang sering digunakan pegawaimu." Sungmin menyodorkan segelas Crème Brulee Latte ke hadapan Jaejoong, bibinya.
Wanita itu mengangguk-angguk sambil berusaha menyembunyikan senyum khasnya. Dengan sangat hati-hati Jaejoong menghirup aroma Crème Brulee Latte buatan Sungmin dalam-dalam lalu mencicipinya sedikit, sangat sedikit. Ia merasakan sesuatu dengan lidahnya sejenak lalu mencicipinya sekali lagi, sama sedikitnya dengan yang pertama.
Lidah Jaejoong sangat tajam untuk apapun yang mengandung kopi, ia hanya perlu mencicipinya sedikit. Perlahan dan menikmatinya dengan penuh penghayatan adalah satu-satunya cara khas yang selalu Jaejoong gunakan.
"Lebih baik," Ujar Jaejoong pelan. "Tapi bagiku ini membawa perubahan besar pada cita rasanya. Ini luar biasa. Sayangnya, tidak akan ada banyak orang yang bisa membedakan Caramel instan dengan Caramel buatanmu sendiri."
Sungmin mengangguk. "Bisakah kita menggunakan caramel buatanku saja? Meskipun bagi orang-orang tidak begitu membawa perubahan besar, aku pastikan itu tetap akan memberikan perbedaan dengan Coffe Shop lainnya di sepanjang Soho."
"Boleh juga, Tapi kalau kau melakukannya sendirian pasti akan kerepotan. Lagi pula kau tidak sedang bekerja di Café ini, kan? Aku senang kau membantuku, tapi bagaimana dengan pekerjaanmu sendiri?"
Sungmin mengangkat bahu. Dia memang baru beberapa bulan bekerja di salah satu rumah Fashion sebagai Asisten desainer, tapi ia sama sekali tidak bisa menikmati pekerjaannya. Pekerjaan itu sangat melelahkan dan seolah-olah itu bisa membunuhnya.
Jika bukan karena pekerjaan itu adalah satu-satunya pekerjaan yang mau menerimanya tanpa ijazah, (itu juga karena Sungmin berkenalan dengan Desainernya di cafe milik Jaejoong ini) ia yakin akan segera meninggalkan pekerjaan itu tanpa ragu-ragu.
"Bagaimana jika kau mengajarkan pegawai-pegawaiku di dapur cara membuat Caramelmu ini? Aku akan memberi resepmu dengan harga yang pantas."
Sungmin tersenyum senang. Ia akan mendapatkan uang meskipun tidak seberapa. "Tentu saja, aku akan melakukannya jika ada uang tambahan sebagai pengajar selain dari uang kompensasi resep itu."
Kali ini Jaejoong tertawa lepas. "Kau sama seperti Changmin. Selalu meng-uangkan segala hal. Aku akan pergi mengantarkan Changmin kembali ke Korea. Tapi setelah itu aku harus membawa adikmu kemari. Kau tahu, kan? Sungjin ingin kuliah di sini. Tapi bukankah kau sedang menghindari keluargamu?"
"Ahjumma belum pernah mengatakan apa-apa kepada eomma, kan?"
"Pamanmu juga belum tahu. Hanya aku yang tahu kau berada di London. Tapi setelah Sungjin di sini, aku tidak yakin bisa merahasiakannya lebih lama lagi. Kembalilah Sungmin, walau bagaimanapun keluarga sebaik-baiknya tempat kembali."
Sungmin mendesah, ia harus bagaimana? Haruskah ia kembali pada keluarganya? "Sepertinya aku butuh referensi untuk pindah."
"Kau butuh referensi? Aku hanya bisa memberikan ini." Jaejoong mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dan menyodorkan majalah bertajuk SM Group kepada Sungmin. Majalah dengan tulisan hangul yang sangat dikenalnya.
Sungmin sempat berdiam diri sesaat lalu meraihnya dengan sangat perlahan. "Majalah ini dijual di London?"
"Kalau dijual di sini seharusnya tidak menggunakan bahasa Korea. Majalah itu aku dapat dari salah satu pelangganku, pagi ini kami bertemu di stasiun kereta bawah tanah."
Sungmin mengangguk. Ia membuka lembaran pertama secara perlahan lalu mengamati bagian bawah halaman pertama. Pemimpin SM Group masih Cho Kyuhyun, entah mengapa Sungmin tiba-tiba merindukannya.
"Pardon, aku tidak bermaksud terlambat. Hanya saja ada urusan yang harus aku selesaikan terlebih dahulu."
Sebuah suara mengagetkan lamunan Sungmin. Dengan senyum terbaiknya, Jaejoong menjawab 'bukan masalah'.
Sungmin menolehkan kepalanya dan menduga kalau yang datang adalah Paman Yunho yang selalu menjemput istrinya. Sayangnya bukan. Orang itu, orang yang baru saja Sungmin fikirkan sekarang sudah menatapnya dengan terkesima. Kyuhyun membuat majalah yang berada di genggaman Sungmin terlepas dan jatuh begitu saja ke lantai.
"Sungmin, ada masalah? Apa kalian saling kenal?" Suara Jaejoong menggema.
Sungmin tersadar untuk yang kesekian kalinya. Lalu tersenyum diiringi sebuah gelengan halus. "Tidak, hanya mirip dengan seseorang. Ahjumma, aku pergi dulu. Aku harus segera kembali bekerja." Sungmin membungkukkan badannya kepada Jaejoong dan melewati Kyuhyun begitu saja. Kenapa bisa bertemu sekarang? Mengapa harus disaat seperti ini? Seharusnya Kyuhyun tidak pernah muncul disaat Sungmin sudah bisa menata hidupnya kembali.
"Sungmin."
Sungmin mengerjapkan matanya, tiba-tiba Kyuhyun sudah berdiri di hadapannya dan menghadangnya. Jantung Sungmin nyaris melompat saat Kyuhyun memanggil namanya, tapi ingatan buruk dimasa lalu menjalar dengan cepat menghancurkan segala kegembiraannya.
"Bisakah kita bicara sebentar?"
Sungmin menggeleng sambil tersenyum kecut. "Aku harus kembali bekerja."
"Aku akan menunggumu di sini setelah kau selesai bekerja. Kau tidak perlu takut karena aku hanya ingin berbincang-bincang sebentar saja."
Sungmin menundukkan wajahnya sejenak, berusaha untuk terlihat sedang berfikir. Kemudian segera mengangkat wajahnya. "Baiklah." Lalu ia kembali melewati Kyuhyun begitu saja untuk kesekian kalinya.
Kyuhyun benar-benar terkesima memandangi punggung Sungmin yang perlahan menjauh darinya. Sungmin sama sekali belum berubah. Sungmin ada disaat dirinya sudah menyerah, Kyuhyun bisa menemukannya dan ia sangat bahagia. Ia menemukan Sungmin disaat yang tidak terduga dan di tempat yang tidak bisa diduga.
Jika bukan karena dirinya akan melakukan perjalanan ke London demi majalahnya, Kyuhyun tidak akan menemukannya. Jika bukan karena SM Group, ia mungkin akan kehilangan Sungmin untuk selamanya.
~ KyuMin ~
Sungmin memegangi kepalanya, ia sudah menyiapkan segala hal yang memungkinkannya untuk pergi. Kyuhyun sudah menemukannya dan dalam waktu dekat semua keluarganya pasti akan tahu.
Sungmin bersyukur karena selama ini ia selalu berusaha untuk bersikap hati-hati dengan membawa semua surat pentingnya kemana pun ia pergi. Jadi dia bisa melarikan diri kapan pun dia mau. Sungmin bahkan tidak datang untuk menemui Kyuhyun di Cofee Shop sore ini seperti janjinya. Ia beruntung, Siwon yang merupakan bosnya memaksanya untuk ikut ke pesta sehingga kata-kata 'Pekerjaan adalah hal terpenting saat ini' tiba-tiba saja merasukinya.
Sejak kapan Sungmin suka bekerja? Sejak Membandingkan akan pergi ke coffe Shop lalu duduk bersama Kyuhyun untuk mengenang semua kejadian buruk atau menyibukkan diri dan melupakan semuanya?
.
.
Sungmin menggenggam lengan Siwon dengan risih karena Sungmin tidak terbiasa dengan hingar bingar pesta.
"Boleh aku pulang sekarang?" Bisik Sungmin di telinga Siwon.
Laki-laki itu memandangnya kesal. "Pulang? Kita baru saja sampai."
Sungmin menghela nafas, Siwon tidak mengizinkannya untuk pulang. Tapi Siwon juga tidak meninggalkan Sungmin begitu saja seorang diri. Hari ini Siwon benar-benar memperlakukannya sebagai seorang teman. Siwon juga mengajaknya menikmati Wine yang diambilnya sendiri untuk Sungmin dan berkeliling menemui teman-temannya.
Ia juga memperkenalkan Sungmin sebagai asistennya dengan penuh kebanggaan, seorang asisten dari Korea (meskipun pengetahuan Sungmin tentang mode tidak secemerlang dugaan semua orang terhadapnya).
Segelas Wine telah habis dan Siwon memberikan Sungmin segelas lagi yang baru diisi. Sungmin mengeluh, ia ingin pulang. Sangat ingin pulang. Ia harus menyiapkan banyak hal untuk melarikan diri dari Cho Kyuhyun.
"Aku belum bisa pulang ya? Kapan aku boleh pulang?" Sungmin memberanikan diri bertanya kepada Siwon untuk kesekian kalinya.
"Sekarang belum boleh karena aku akan memperkenalkanmu dengan adikku. Ah, itu dia!"
Sungmin menoleh ke arah yang Siwon tunjuk. Ia terperangah lagi, ingin berontak. Lagi-lagi Kyuhyun ada di hadapannya seolah-olah mereka berdua sangat berjodoh.
Sungmin berusaha menolak ajakan Siwon dan mengatakan itu tidak perlu, ia harus melarikan diri sebelum Kyuhyun melihatnya. Tapi terlambat, Siwon memegangi tangannya dan Kyuhyun sudah terlanjur melihatnya.
"Kenapa kau terlambat?" Siwon memukul lengan Kyuhyun, orang yang disebut-sebut sebagai adiknya.
Kyuhyun melirik Sungmin sesaat. "Aku ada janji dengan seseorang tadi. Sayangnya dia tidak datang, padahal aku sudah menunggunya."
"Siapa yang perduli dengan itu. Ah, iya. Ini asistenku Lee Sungmin, dia juga dari Korea. Dan Sungmin, dia Cho Kyuhyun adikku yang bungsu."
Sungmin menganggukkan wajahnya dengan sopan. Meskipun begitu, ekspresi gelisahnya sama sekali tidak bisa ditutupi. "Senang bertemu dengan anda."
"Aku juga. Kau tampak mempesona malam ini."
Sungmin benar-benar bingung dengan perasaannya saat ini. Antara sedih, senang, dan malu bercampur menjadi satu. Ia berharap Kyuhyun tidak memujinya dengan kata-kata seperti itu lagi. Tapi saat Kyuhyun memandanginya dari wajah sampai ujung kaki, lalu naik lagi dan berhenti di dada, wajah Sungmin memerah. Apa yang harus dilakukannya sekarang?
"Aku fikir warna-warna gelap membuat anda tampak cemerlang Tuan Lee." Kyuhyun melanjutkan lagi.
Sungmin mengangkat wajahnya. Ia merasa gelisah, ia harus secepatnya pergi dari hadapan Kyuhyun. Tapi disaat Sungmin ingin membuka mulut, hujan lebat mengguyur semua tamu secara tiba-tiba. Orang-orang berlarian mencari tempat berteduh.
Sungmin tidak mengerti apa yang terjadi, yang pasti sekarang dia sudah terpisah dari Siwon. Tangannya dan tangan Kyuhyun saling menggenggam dan mereka berlarian entah kemana.
Kita mau kemana? Bisik Sungmin dalam hati. Ia tidak berani bertanya kepada Kyuhyun, sama sekali tidak berani. Pada akhirnya ia dan Kyuhyun berhenti di sebuah tempat yang…Sungmin bingung. Seperti sebuah gudang yang dipenuhi dengan jerami. Bunyi ringkikan kuda menyadarkan Sungmin kalau mereka sedang berada di dalam sebuah kandang kuda.
Seekor kuda Persia berwarna hitam pekat terikat aman di dekat pintu sambil memandangi hujan dengan suara-suara khasnya. Jika bukan karena kilat yang menyambar-nyambar Sungmin tidak yakin bisa melihat keadaan sekitarnya.
Keadaan sebenarnya tidak begitu gelap. Ada sebuah lampu petromaks mini dengan terang yang seadanya melingkupi mereka.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Kyuhyun, ia tidak perlu berbicara keras, Sungmin bisa mendengarnya.
Sungmin mengangguk, "Aku baik-baik saja."
"Syukurlah." bisik Kyuhyun sambil membuka jaketnya yang berwarna putih. Sesaat kemudian jaket itu sudah melingkari bahu Sungmin, sekedar untuk menjaganya agar tidak kedinginan.
Sungmin baru menyadari betapa dinginnya suasana kali ini. Kemejanya basah, jaket Kyuhyun juga basah dan tidak banyak membantu. Sungmin menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya dan mulai gemetaran.
Jaket Kyuhyun yang tersampir di bahunya tiba-tiba saja melorot karena ia terlalu banyak bergerak. Sungmin berusaha memperbaikinya dan Kyuhyun membantunya. Jantung Sungmin nyaris saja berhenti berdetak saat mereka saling bertatapan tanpa sengaja.
Kesadaran Sungmin tiba-tiba melayang, ia sempat terbelalak saat Kyuhyun tiba-tiba melingkarkan lengan ke tubuhnya kemudian memeluknya dengan erat. Tubuh Sungmin juga sejenak menjadi kaku saat Kyuhyun mulai menciumnya dengan penuh gairah. Bibir laki-laki itu bergerak lembut di atas bibirnya, lalu lidahnya membuka mulut Sungmin secara paksa. Kemudian ciuman itu semakin intens, penuh hasrat dan begitu menggoda. Tidak ingin lepas dan tidak mau berhenti sebelum keduanya merasa sesak, Sungmin tidak bisa bernafas dan mendorong Kyuhyun kuat-kuat. Ia berusaha menghirup udara sebanyak-banyaknya.
"Cukup."
"Diamlah," gumam Kyuhyun "Aku sedang menghangatkanmu."
Benarkah? Tapi mengapa begitu erotis? Begitu menggairahkan dan…Sungmin berhenti berfikir.
Kyuhyun kembali mendaratkan ciumannya dengan gairah yang lebih menggebu. Ia memegang wajah Sungmin dengan sebelah tangan agar Sungmin tidak bisa menolak. Tangan yang sebelah lagi melingkar di pinggangnya agar Sungmin tidak bisa pergi. Sungmin benar-benar merasa hangat, tapi begitu tautan bibir mereka terpisah rasa dingin itu menyergap kembali.
"Jangan pernah pergi lagi. Apapun yang terjadi tetaplah bersamaku." bisik Kyuhyun.
Sungmin memeluknya, ia tidak ingin pergi, sangat ingin bersama Kyuhyun untuk selamanya. Tapi Sungmin merasa putus asa dengan hubungan cintanya dengan Kyuhyun, karena Cho Kyuhyun sudah menjadi milik orang lain.
"Bagaimana dengan istrimu? Aku tidak ingin merebut sesuatu yang sudah menjadi milik orang lain."
"Bagaimana dengan Jungmo? Mengapa kau tidak kembali bersamanya."
"Halmeoni bilang dia berselingkuh dengan seorang wanita yang entah siapa, lalu untuk apa aku kembali padanya?"
"Wanita yang entah siapa itu adalah istriku."
Sungmin melepaskan rangkulannya dan memandang wajah Kyuhyun lebih dalam. Istrinya? Sungmin tidak pernah tahu tentang itu sebelumnya. "Lalu untuk apa aku kembali kepadanya?" Lanjut Kyuhyun menirukan kata-kata Sungmin barusan. Ia meraih tubuh Sungmin lagi dan merangkulnya dengan mesra. Perlahan tangannya membelai punggung Sungmin yang tampak kedinginan.
"Aku menjebakmu untuk membalas dendam kepada Jungmo yang sudah meniduri istriku. Aku ingin dia tahu bagaimana rasanya melihat orang yang dicintainya, yang seharusnya bersamanya ada di dalam genggaman orang lain. Tapi ternyata aku yang terjebak. Aku terjebak perasaanku sendiri, terhanyut dalam cinta dan perhatian yang seharusnya kudapatkan dari istriku." Kyuhyun menghela nafas berat sebelum melanjutkan perkataannya lagi. "Sebelum aku berangkat ke London, Seulgi mengatakan padaku kalau sebaiknya kami berpisah. Setahun berumah tangga tanpa cinta bagaikan hidup di neraka. Bahkan mungkin lebih kejam. Sebenarnya bukan masalah, rumah tangga kita dulunya juga tanpa cinta tapi kita masih bisa mengatasinya. Masalahnya adalah kebencian, dan aku tidak bisa hidup dengan wanita yang ku benci."
"Bagaimana dengan anak yang dikandungnya?"
"Aku percaya dalam waktu dekat anak itu akan bahagia dalam pangkuan ayah kandungnya."
"Maksudmu Jungmo?"
Dagu Kyuhyun bergesekan dengan kening Sungmin, ia mengangguk. Siapa lagi? Jungmo adalah ayah kandung Jun. Kyuhyun tidak pernah tidur dengan Seulgi kecuali pada malam pertama pernikahan mereka.
"Sungmin, kau tidak akan pergi lagi, kan? Jadilah pendampingku selamanya."
"Baiklah"
"Berjanjilah"
"Ya, aku berjanji"
"Bersumpah?"
"Kau terlalu menekanku." Sungmin menengadah memandangi wajah Kyuhyun yang menatapnya penuh harap. Seulas senyum bahagia hadir di wajah Sungmin. "Baiklah, aku bersumpah." Dan Sungmin mendapatkan ciuman lagi yang melebihi ciuman-ciuman sebelumnya, ia menahannya untuk beberapa lama sebelum akhirnya menolak untuk melakukannya lebih lama dari yang sebelumnya.
"Ciuman itu.."
"Itu sebagai ucapan terima kasih."
Sungmin memandang Kyuhyun dengan sebal. "Lain kali katakan saja secara lanagsung. Kau tidak perlu menghabiskan waktu selama itu untuk berterima kasih."
~ KyuMin ~
Menunggu terlalu lama tidak akan pernah menjadi masalah, sudah hampir setengah tahun terlewati dan Sungmin masih akan terus setia menanti Kyuhyun datang menjemputnya.
Perceraian Kyuhyun dan Seulgi kelihatannya tidak mudah. Tapi ketika semua itu sedang terjadi Sungmin berusaha menulikan telinganya, ia tidak mau mendengar apa-apa lagi tentang Kyuhyun dan Seulgi.
Sungmin hanya tidak ingin kecewa bila mendengar kerumitan perpisahan mereka. Yang dilakukannya sekarang hanya terus berharap dan berdoa agar semuanya dimudahkan. Sungmin membiarkan semuanya mengalir, tapi ia harap alirannya lebih deras dan cepat. Ia tahu akan banyak tudingan miring yang ditujukan kepadanya setelah ini.
Lee Sungmin, laki-laki yang selalu memperlihatkan betapa terhormatnya dia selama ini ternyata merebut suami orang. Untuk kebahagiaan terkadang kita memang perlu menginjak orang lain, satu tahun sudah cukup bagi Sungmin yang tidak tahu apa-apa harus menanggung semuanya.
Sekarang saatnya yang bersalah yang menerima akibatnya dan Sungmin akan bertindak egois untuk dirinya sendiri, memiliki Kyuhyun seutuhnya. Hanya dirinya dan Kyuhyun dalam kehidupan mereka berdua dimasa mendatang apapun bentuknya. Ia bersyukur Kyuhyun selalu bersamanya sekarang, bersyukur bisa merasakan kembali kasih sayang Kyuhyun, beruntung karena Kyuhyun tidak pernah meninggalkannya lagi.
Sungmin beruntung memiliki Kyuhyun dan merasa kasihan kepada Seulgi karena sudah menyia-nyiakan laki-laki itu. Sebenarnya Sungmin juga sangat berterima kasih atas perlakuan Seulgi kepadanya, karena pada akhirnya dia dan Kyuhyun bisa bersatu.
Seperti saat ini, Sungmin sedang memandangi Kyuhyun yang lagi-lagi datang membawa tas berisi pakaiannya ke flat Sungmin. Setengah tahun dan Kyuhyun selalu menghabiskan banyak uang untuk bolak-balik antara Korea dan London, setidaknya tiga kali dalam sebulan. Ini yang keempat kalinya dibulan ini dan sepertinya jadwal kunjungannya akan bertambah lagi.
"Kenapa kau tidak sekalian pindah saja, Tuan Cho." Sungmin berkata sinis sambil bertolak pinggang menghadang Kyuhyun untuk masuk ke pintu flatnya. "Aku tahu kau punya banyak uang, tapi kenapa sangat suka menghabiskan uang untuk hal yang tidak berguna seperti ini?"
Kyuhyun menatap wajah Sungmin sejenak lalu melempar tas yang berisi pakaiannya ke dalam flat melewati kepala Sungmin. Hal itu sukses membuat Sungmin mendelik. Bagaimana bila tas itu menimpa sesuatu yang berharga? Bagaimana bila tadi kepalanya kena?
"Harusnya kau minta izin dulu. Ini flatku." Desis Sungmin kesal.
"Diamlah, aku sedang tidak ingin mendengar omelanmu hari ini." Kyuhyun berbisik mesra. Kedua tangannya merangkul pinggang Sungmin lalu mendorongnya masuk dari pintu flat. Ia mencium bibir Sungmin penuh kerinduan, kebahagiaan dan masih banyak lagi.
Sungmin sempat membulatkan bola matanya dan mendorong Kyuhyun menjauhi wajahnya, ia membuang wajahnya ke arah lain. "Aku harus pergi bekerja. Jika tidak, Siwon bisa menahan gajiku bulan depan."
"Aku yang akan menggajimu." Hanya itu kata-kata yang keluar dari bibirnya karena Kyuhyun kembali merangkul Sungmin semakin erat, kembali mencumbunya dan menggiring Sungmin untuk berbaring di sofa.
Pintu flat tertutup dengan sendirinya setelah mereka menjauh dari sana dan terkunci secara otomatis. Sungmin berusaha melawan, ia masih ingin bicara.
"Aku tidak akan…mmmh….menerima….uangmu...mmmh...sebelum kita….menikah…emmph." Desah Sungmin disela ciuman Kyuhyun yang sudah menaklukkannya dipagi hari seperti sekarang ini.
Kyuhyun tidak menjawab dengan sepatah katapun, dan pada akhirnya menjawab setelah ia melepaskan bibir Sungmin dari bibirnya.
"Baiklah…" Hanya itu dan Kyuhyun berpindah mencumbunya ke leher, membuka kemeja Sungmin yang ia kenakan lalu menjelajahi dada dan meremas nipplenya. Kyuhyun sangat merindukannya.
Bel berbunyi dan semua aksi Kyuhyun terhenti. Ia dan Sungmin memandang serempak ke pintu lalu berpandangan dengan penuh tanya. Tiba-tiba Kyuhyun teringat sesuatu, ia meraih kemeja Sungmin dan menyelimutinya setangkas mungkin.
"Mungkin barang-barangku," Desis Kyuhyun. "Kau jangan kemana-mana, tunggu di sini dan jangan coba-coba memakai pakaianmu kembali. Aku akan membuka pintu dan tidak akan membiarkan mereka masuk."
Sungmin tidak menjawab apa-apa. Keningnya berkerut memperhatikan Kyuhyun dengan heran. Barang-barang? Barang aneh apa lagi? Kyuhyun memang suka seenaknya memesan perabotan rumah dan meletakkannya di sini, sehingga flat Sungmin menjadi penuh. Sekarang apa lagi yang dibelinya?
Sungmin menyembunyikan tubuhnya di balik sofa, tapi kepalanya menyembul untuk melihat Kyuhyun di pintu. Dua buah koper besar tersusun rapi di dekat pintu sebelum Kyuhyun menutupnya dan kembali kepada Sungmin.
"Barang-barang apa itu?"
"Itu buku-bukuku. Bukannya kau bilang aku harusnya pindah kemari? Pakaianku sudah pindah duluan, sekarang tinggal buku-buku dan beberapa surat-surat penting. Aku akan tinggal di sini."
"Di flatku? Bagaimana dengan pekerjaanmu? Di sini kau mau melakukan apa?"
Kyuhyun mengambil secarik kertas dari saku celananya dan memberikannya kepada Sungmin. Dengan perasaan heran Sungmin meraihnya dan membaca isi kertas itu perlahan-lahan, menghayatinya dan mengeluarkan sebulir air mata setelahnya. Ia kembali memandang Kyuhyun dengan semangat dan dengan kebahagiaan yang luar biasa.
"Ini…"
"Aku dan Seulgi sudah resmi bercerai," Ujar Kyuhyun singkat. "Hari ini juga aku ingin kita memulai semuanya. Aku ingin kau memberi tahukan keluargamu kalau kita akan menikah akhir minggu ini juga. Tidak perlu pernikahan mewah, kan? Maksudku, kau memang belum pernah menikah sebelumnya. Seharusnya kau mendapatkan sebuah pernikahan yang indah."
Sungmin menggeleng lalu menghapus airmatanya. "Ada kau di sampingku saja sudah lebih dari cukup. Lagi pula pernikahan mewah akan mengulur waktu, aku ingin menikah denganmu secepat mungkin."
"Aku juga sama, kau sudah menghubungi Halmeoni?"
"Aku sudah menelponnya seminggu yang lalu. Dia sedang di Tokyo bersama keluargaku. Ah, ya! Aku juga punya sesuatu untukmu."
Sungmin mengulurkan tangannya menggapai sebuah amplop yang terjepit pada sebuah buku yang berada di bawah meja tamu.
Sejurus kemudian amplop itu sudah berpindah ke tangan Kyuhyun dan laki-laki itu membukanya. Sungmin menunggu ekspresi Kyuhyun selanjutnya, Kyuhyun hanya mampu terperangah.
"Kau…" Hanya itu suara yang keluar dari mulutnya. Kyuhyun menatapnya dengan tatapan tak percaya lalu bergumam lagi. "Kau sedang hamil? Dua minggu. Ini pemeriksaan kapan?"
"Satu bulan yang lalu."
"Berarti usia kandunganmu hampir dua bulan? Kenapa kau tidak segera memberi tahuku? Satu bulan yang lalu berarti aku sudah kemari setidaknya tiga atau empat kali."
"Aku takut menambah fikiranmu. Kau tidak senang? Sepertinya kau tidak gembira."
"Tentu saja aku gembira. Tapi aku juga kesal karena terlambat mengetahuinya. Kau jahat Sungmin, seharusnya saat kau merasakannya kau mengatakan padaku, seharusnya kita memeriksakannya bersama-sama ke klinik, seharusnya…"
"Kau terdengar seperti orang tua kalau menggerutu." potong Sungmin.
Kyuhyun menggigit bibirnya lalu tersenyum. Ia berusaha menghirup udara sebanyak-banyaknya sambil kembali mendekati Sungmin untuk menyentuhnya lagi seperti yang selalu dilakukannya setiap kali kemari.
Kyuhyun nyaris putus asa saat Sungmin menolak, tapi Sungmin hanya pura-pura karena ia segera tertawa dan mencium keningnya penuh kasih dan sangat lama. Kyuhyun membuang jauh kemeja yang Sungmin pegang, kemudian menciumi nipplenya, menggigit, mengulum, bahkan ia ingin menelannya jika bisa. Tapi sekali lagi gangguan datang. Ponsel Sungmin berbunyi dari celana jeans yang masih dikenakannya.
"Buang saja, nanti kubelikan yang baru."
Sungmin mendorong Kyuhyun lagi, dan Kyuhyun harus kecewa lagi untuk kesekian kalinya. "Bagaimana jika ada telepon penting?" Balasnya sambil merogoh saku celananya dan memandang Kyuhyun. Ia bergumam "Dari adikku" sebelum mengangkatnya dan memunguti kembali pakaiannya lalu mengenakannya.
Beberapa saat kemudian Sungmin membuka pintu dan seorang pemuda masuk sambil menyodorkan sebuah kantong plastik kepada Sungmin.
"Tadinya ku fikir kau tidak ada di rumah, Hyung." Sungjin berkeliling memandangi flat Sungmin, lalu mengerjap saat melihat wajah kusut Kyuhyun di sudut sofa. Sungjin kemudian berjingkat mendekati kakaknya dan berbisik. "Dia siapa? Pacarmu ya? Apa aku mengganggu?"
"Ya, kau sangat mengganggu." Jawab Sungmin datar.
"Aku hanya ingin mengantarkan itu. Itu dari eomma. Sebenarnya aku sudah kembali dari Jepang kemarin tapi terlalu lelah untuk mengantarkan semua itu kemari."
"Bagaimana keadaan eomma dan appa?"
"Mereka sehat. Appa sangat senang sekali saat mendengar ceritaku bahwa kau bekerja di sebuah Rumah Fashion besar di London. Akhirnya dari ke dua putranya, ada juga yang mengikuti jejaknya."
"Sungjin, kau lama sekali!" Changmin masuk begitu saja tanpa permisi lalu membungkuk kepada Kyuhyun dan Sungmin.
"Baiklah Hyung. Aku dan Changmin akan pergi ke sebuah desa di Districk Lake. Sampai jumpa."
Sungmin tersenyum melihat adiknya melambaikan tangan kepadanya. Changmin juga mengucapkan permisi berkali-kali sambil menarik lengan Sungjin sepupunya dengan genggaman keras.
"Changmin," Sungmin memanggil Changmin yang hampir menghilang. Pemuda itu menyembulkan kepalanya di pintu. "Jaga Sungjin baik-baik."
"Tentu saja." Desis Changmin lalu benar-benar pergi.
Sungmin menutup pintu flatnya lagi dan duduk di sebelah Kyuhyun yang bersandar lemah di sofa. "Kau mau makan?"
"Aku menginginkan yang lain, tapi gangguan selalu saja datang." Gerutunya. "Tadi itu adikmu?"
"Ya, dia adikku, Sungjin. Yang lebih tinggi sepupuku. Sungjin kuliah di sini dan tinggal bersama paman Yunho dan bibi Jaejoong. Changmin mungkin hanya liburan, dia sangat sering liburan. Anak itu sangat suka jalan-jalan."
Kyuhyun mengangguk, ia mulai tersenyum lagi. Senyuman misterius itu sudah bisa Sungmin tebak apa maksud dibaliknya. Kyuhyun ingin melanjutkan aksinya lagi.
"Tunggu. Aku mau tanya sesuatu."
"Apa lagi?" Kyuhyun terdengar semakin kesal.
"Soal kecelakaan sehari sebelum kau ada di ranjangku di Seoul, apa itu termasuk ke dalam rencanamu dan Halmeoni?"
"Tidak pernah ada kecelakaan," Jawab Kyuhyun. "Kau dihipnotis seorang hypnotherapis bernama Jonghyun. Dia temanku semasa kuliah dan dia siap membantuku."
"Hipno…" Sungmin tidak percaya, laki-laki yanga ada di sisinya saat ia terbangun di sebuah bangku taman pada waktu itu, Sungmin bahkan tidak mengingat wajahnya dengan jelas. "Hipnotis apa? Apa yang kau lakukan kepadaku?"
"Dia hanya perlu membuatmu merasa lelah agar begitu pulang ke rumah kau langsung tertidur. Itu kami lakukan agar kami punya banyak waktu untuk merubah kamarmu."
"Lalu membuatku mengigau agar kau membuka pakaianku setiap malam?"
"Aku tidak perlu hipnotis untuk berbohong seperti itu. Malam pertama itu, Halmeoni yang membuka pakaianmu. Tapi diluar rencana, pada malam kedua aku yang melakukannya sendiri. Salah sendiri mengapa kau selalu bersikap sok manis, dan…" Kyuhyun lagi-lagi tersenyum. "Sekarang sudah cukup? Sekarang sudah tidak ada yang bisa mengganggu kita lagi, kan? Aku tidak akan membiarkan apapun mengganggu kita kali ini."
.
The End
.
Hei, sudah berapa banyak tisu yang kalian habiskan? Masih nangis? Masih sedih? Atau sudah mulai bisa menerima? Atau bahkan kalian tidak sedih sama sekali mendengar kabar…..saya tidak tahu ini kabar baik atau kabar buruk.
Saya sendiri kaget pas baca berita itu. Jika dari awal-awal sudah ada gosip mungkin tidak akan sekaget ini (atau mungkin saya yang terlalu kudet?) tapi berita ini datang secara tiba-tiba dan langsung dikonfirmasi pula. Itu yang membuat saya shock!
Nyesek, nyesek banget! Rasanya kaya ditimpa berton-ton batu, kaya dijatuhin dari tempat yang tinggggiiiiii banget, sampai-sampai saya ga tahu caranya bangun lagi. Jika bukan fans Sungmin saya mungkin tidak akan se-down ini. Kalian boleh menganggap saya lebay, tapi itulah yang saya rasakan.
Sempat terpikir untuk menyerah. Tapi setelah dipikir-pikir lagi bukan hanya saya yang terluka, kalian, ada ribuan bahkan jutaan Joyer maupun fans Sungmin di luar sana yang mungkin juga sama terlukanya seperti saya. Karena itu saya mencoba bertahan.
Inilah resikonya nge'Ship mereka. Tidak hanya kita, siapapun yang nge'Ship Brother Romance mau tidak mau harus siap dengan berita-berita seperti ini. Tapi kadang rasa cinta kita yang terlalu besar membuat kita lupa, siapa kita dan siapa mereka.
Selama ini saya selalu menganggap Sungminlah yang paling terluka dengan semua berita tentang skandal Cho Kyuhyun, tapi ternyata disini ada yang lebih dulu terluka, bahkan lebih-lebih terluka. #HugDaddy
Semoga tidak ada berita seperti ini lagi tentang Oppadeul dalam waktu dekat. Karena seperti yang sudah terjadi, jika yang satu terungkap maka yang lain akan bermunculan. Egois memang, karena walau bagaimana pun mereka juga manusia biasa. Tapi paling tidak kita harus sudah siap jika ada hal-hal seperti ini lagi.
Miris banget ya, disaat saya mulai semangat melanjutkan ff ini malah ada berita seperti itu. Cerita ini aslinya memang pendek dan selesai dipart ini, tadinya saya berniat melanjutkannya kembali versi saya. Sekarang setelah ada berita itu saya tidak yakin bisa melanjutkannya lagi, mood saya benar-benar sedang buruk karena itu cerita ini saya cukupkan sampai disini dan tidak akan saya lanjut, dilanjut setelah saya benar-benar bisa melanjutkannya, atau mungkin saya akan meremake yang baru saja dengan tetap memakai pairing Kyumin. Atau harus ganti couple? Kalian masih mau kan baca ff Kyumin?
Tidak mudah menjalani hubungan yang masih dianggap tabu, menyalahi norma tentu tidak bisa diterima begitu saja apalagi selebritis sekelas Oppadeul. King of Hallyu. Resikonya terlalu besar. Jadi anggap saja apa yang sudah terjadi hanya sebuah konspirasi (?). PENGAKUAN untuk menutupi 'KEBENARAN'. Go public untuk menutupi fakta yang sebenarnya. Hehe… #MenghiburDiri
Big Thank's to:
Kyuminsimple0713 (The first reviewer \(^,^)/ )
littlecupcake noona, abilhikmah, kyumin pu, deee, min, .9026, .7, dirakyu, kyuminkyu, minniemin, dming, winecouple, LittleMing137, WineKyumin137, parkhyun, sider imnida, anastasya regiana, mrzcho137, vila 13kyuvil, TiffyTifanyLee, gorjazsimba, 137, cul ah, Maximumelf, eisil, Love Kyumin 137, Zen Liu, ShinJiwoo920202, min, kyumin pu, strawberry rae, babyblue137, , sissy, minami Kz, ammyikmubmik, retnopitaelfforever, .1, sunghyojoy, me, 5351, Yefah, HeePumpkin137, BunnyMinnie, tarraaa, Invisible Tha, manize83, Narunaru bofi, imAlfera, icigo ichie, Cho Adah Joyers, movyssi, Minoru, nurkwang love, imKM1004, Lilin Sarang Kyumin, AnjarHana137, bebek, fariny, kim hyun nie, hana, Hyunki2204, zee Konstantin, laelileleistiani, LeeSungHyun, gyumin4ever, hanny, nhaearl, delimandriyani, Miinalee, ChoHuiChan, Kyurin Minnie, Keep Calm Joyer, coffeewie137, WifeLeeteuk, hyejeong137, Cho MeiHwa, Kim RyeoSung342409, , hapsarikyuku, Minnie kyumin, .14, thiafumings, minha, henlicopter, fonami joy niellee, gothiclolita89, nananhf, aryaahee, minha, kim soo nie, .vikink, chonaira, LiveLoveKyumin, sitara1083, joyErs, sin30, , ajid kyumin, Yuuhee, Prisna Sparkyu, myFridayyy, babychoi137, , Jie Yoo Park137, Rinda Cho Joyer, kyuboss, NaeAizawa, Asih chokyuhyunmin, cintakyumin 137, Ncie gyuminglove, Pumpkins yellow, HyunkiLee, Kyumin EvilAegyo, WhineShipper, anakyumin, chominhyun, Chikyumin, Aurora, sparkyumin-08, xianminggg, diahmiftahchulningtyas, ButtCouple137, Yuan Lian, KyuminKyumin, Everlasting Kyumin137, mingstares, juu, rhara, . 1272, BabyMing, EunRosy, reiasia95, lee sunri hyun, asdfghjkyu, IqballSoup, wullancholee, danhobak, Lee'90 AR'Kim, novita. .311, IndahKyumin137, Ristinok137, MingBlacksmile, , teukiangle, anieJOYer, ChoLee Kyuminie, TeukHaeKyu, Michelle Jung, .37, KimRyeonii, Qiqii, Harusuki Ginichi – 137411, wuhan, Rye Kim, Pinkyming, choyoumin, prutsapakom Meii, Mong Ji, harukahzy, MalaJaeWook, iciici137, cloudsKMS, cywelf, Rahma Lau137, KMRyuu,kyungmingie, Kyumin1307, sandrimayy88, aiska jung, .1, , Okalee, Eggyuming, Phia89, aprilbunny9, RyanryanforeverYaoi, Finda Elf 137, NR, Shim Chaeri, , liyahseull, adekyumin joyer, minjaeboo, fitriKyumin, ganisyanardhini09, sun young, AyuClouds69, StepName, zeze, Keyla6384, HunhanKaisoo, Ahn Ji Hyun, Indah Isma N, ardeliafarah, Dhyan, KYUMINTS, Ara Lihtne. Dan para Guest yang cantik-cantik, ayo sekali-kali tunjukkan wajah kalian^^
Kim anna shinotsuke: Makasih atas komentarnya, saya senang ff ini ada yang suka. Kalaupun menurut chingu ff ini bagus itu karena penulis aslinya memang hebat. Dia jenius sampai-sampai bisa mengasilkan karya sebagus ini, saya hanya merubahnya menjadi versi Kyumin.^^
Author Kyumin rata2 keren? Saya setuju. Sunbae saya disini memang keren-keren dan mereka juga hebat. Kecuali saya tentunya, saya belum pantas dipanggil author dan masih harus banyak belajar. Tapi selain author Kyumin menurut saya banyak juga ko author2 fandom lain yang juga keren2 dan berbakat. Anna juga hebat. Bahkan lebih hebat dari saya karena sudah bisa menghasilkan puluhan karya. Meskipun belum pernah baca ff nya secara langsung tapi ff yang Anna buat selalu dapat respon yang bagus (terlihat dari jumlah review-nya :D ). Kita hanya perlu banyak berlatih supaya terbiasa. Makasih udah mampir. ^^
And,
Special thank's to:
Phoebe Maryand
.
.
Dan makasih juga buat yang sudah setia mengikuti fanfic ini dari awal, memfollow, memfavoritkan, terutama buat yang menyediakan sedikit waktunya untuk mereview. Saya benar-benar menghargai kalian. Tanpa kalian saya bukan apa-apa. Maaf kalo ada yang ga kesebut atau salah penulisan penname, otak sama hati lagi ga sinkron. :D
Fiuuuh…sedikit lega bisa ngeluarin unek-unek, beban serasa berkurang. Kalian juga jangan sungkan-sungkan untuk mengungkapkan apa yang kalian rasakan, karena kalian tidak sendiri. Asalkan positif saya dengan hati akan membacanya. Dan kalo ada kata-kata saya yang kurang berkenan, mohon dimaafkan.
You are not alone, We are together
Keep Love Kyumin n' We must be Strong, okay! ^,^
.
.
.
_Pegasuss_