A KyuMin FanFiction

.

The Memory

.

Cast: KyuMin

.

Rated: T

.

Summary: Kyuhyun mengalami kecelakan parah yang menyebabkan namja itu kehilangan ingatannya, termasuk ingatannya pada gadis bernama Sungmin. Gadis yang sebenarnya adalah istri Kyuhyun.

Warning: GS for Sungmin, Typo(s), tidak sesuai EYD, membosankan, abal, DLDR!

.

.

.

EnJOY…

.

Langkah kaki itu tampak tergesa-gesa memasuki lorong rumah sakit tersebut, semburat ke khawatiran terlihat di wajah cantik orang itu. Tangannya tak henti menutup mulutnya menahan tangis. Wajah cantik yang kacau tak ia pedulikan, sekarang yang terpenting adalah melihat keadaan orang yang ia cari-cari selama ini.

Sungmin, wanita cantik itu baru saja mendapat kabar beberapa jam yang lalu dari orang suruhannya, ia tampak senang meski orang suruhannya bukan hanya memberi kabar baik padanya, kabar baik itu di sertai kabar buruk yang membuat Sungmin terasa ketakutan.

"Nona.."

"Pelayan Jang, bagaimana keadaannya? aku ingin bertemu dengan Kyuhyun."

"Tuan ada di dalam nona, tapi-"

"Kenapa? Apa yang terjadi padanya? katakan padaku!" Sungmin semakin panik melihat pelayan kepercayaannya itu tetunduk. "Katakan jangan membuatku takut!"

Sungmin tak bisa menunggu jawaban pelayannya itu lebih lama, dan tanpa pikir panjang lagi Sungmin langsung membuka pintu kamar ruangan itu perlahan.

CKLEK!

"Kyuhyunie."

Dua orang yang berada di ruangan itu menoleh padanya, Sungmin tersenyum melihat wajah Kyuhyun, namun senyum itu memudar saat Sungmin melihat seorang dokter di sebelah ranjang Kyuhyun yang tengah menyuapi namja itu dengan penuh kasih sayang.

"Kyuhyunie, kau baik-baik saja?" Sungmin mendekat kearah ranjang tempat Kyuhyun berbaring, tangan Sungmin menyentuh pipi namja itu, demi Tuhan ia sangat merindukannya.

Kyuhyun tampak bingung tatapan matanya benar-benar terlihat bahwa namja tampan itu tak mengerti dengan apa yang di lakukan gadis asing ini.

"Qian siapa orang ini?" Kyuhyun menoleh kesamping kanannya, meminta jawaban pada gadis berdarah Cina itu.

DEG!

"Kyu aku merindukanmu." Sungmin tak dapat lagi membendung kerinduannya pada namja evil itu, ia memeluknya sebentar. "Mana yang sakit?" Sungmin meraba permukaan wajah Kyuhyun yang terdapat beberapa luka lecet. "Ini pasti sakit."

"Apa-apaan kau! Aku tak mengenalmu!" Kyuhyun menghempaskan tubuh Sungmin hingga membuat gadis itu hampir jatuh terjengkang. Dan seketika gadis itu sedih mendapat perlakuan seperti itu dari orang yang selama ini ia rindukan.

"Kyu apa yang kau lakukan, ini aku Sungmin." Mata Sungmin memanas, air matanya lolos begitu saja tanpa dapat ia kendalikan. Ia sangat merindukan sosok namja itu, namun disaat ia bertemu dengan namja itu, dia seolah tak mengenal dirinya, membuat kesedihannya semakin mengakar.

"Aku tak peduli! Karena aku tak mengenalmu!" ucap Kyuhyun dengan wajah dinginya, "Qian bawa orang ini pergi, aku takut."

"Maaf apa aku boleh bicara denganmu?"

"Aku tidak mau! Aku ingin disini bersama Kyuhyun!" Sungmin melepaskan tangan dokter itu yang hendak membawanya keluar dari ruangan itu.

"Aku ingin bicara denganmu nona, ini tentang Kyuhyun."

Sungmin tampak ragu namun sedetik kemudian ia menuruti gadis berpakaian dokter itu keluar, meski Sungmin nyatanya masih ingin disini bersama Kyuhyun.

"Kyuhyun aku akan keluar sebentar, tak apakan aku meninggalkanmu sendiri?" Tanya gadis itu, Kyuhyun tampak enggan dirinya di tinggal sendirian di ruang rawat inap ini, kondisi Kyuhyun masih belum stabil, ia juga sangat membutuhkan sosok Song Qian disampingnya. Karena hanya dokter itu yang selama ini bisa merawatnya dengan baik.

"Jangan lama." Kyuhyun menyentuh tangan dokter cantik itu, namja itu sempat melirik Sungmin sebentar, ada rasa menyesal karena tadi ia sempat memperlakukan gadis itu dengan kasar, itu Kyuhyun lakukan karena ia takut, karena ia tak mengenal siapa gadis yang tiba tiba datang dan langsung bersikap seperti itu padanya.

"Ani. Tidurlah nanti aku akan kembali." Dokter itu mengusap kepala Kyuhyun dengan sayang.

Dan Sungmin hanya bisa menatap iri pada dokter muda itu, hatinya bahkan terasa sakit saat dengan tatapan manjanya Kyuhyun meminta dokter itu tak berlama-lama meninggalkannya.

.

~o~ The Memory ~o~

.

Sungmin dan Dokter itu berjalan di taman rumah sakit yang terletak di daerah Busan itu, pemandangan di tempat ini sangat indah dengan udara yang sejuk, dan suasana yang tak terlalu ramai, sehingga bisa sedikit merileksasikan diri.

"Maaf atas sikap Kyuhyun tadi,"

"Katakan padaku sebenarnya apa yang terjadi padanya kenapa ia seolah tak memgenalku?"

"Kecelakaan yang dialami Kyuhyun mengakibatkan benturan hebat di kepalanya, dan itu menyebabkan dia kehilangan memori ingatannya."

"Mwo?" Sungmin menatap tak percaya dokter itu, ia berharap dia tak sungguh-sungguh dengan ucapannya. "Anda tidak bercandakan dok?"

Dokter itu menggelengkan kepalanya, seketika kaki yang menjadi tumpuannya berdiri mendadak terasa lemas, "Tapi tak perlu khawatir hilang ingatannya sebenarnya bisa di pulihkan dengan seiring berjalannya waktu tetapi ada juga kemungkinan ingatan itu tidak akan pernah kembali pulih mengingat kerasnya benturan di kepala Kyuhyun."

"Lalu apa yang harus aku lakukan? Aku ingin ingatannya kembali," air mata Sungmin kembali mengalir.

"Kita hanya bisa mencoba membuat Kyuhyun mengingat semuanya namun tak perlu terlalu terburu-buru karena itu akan menyakitinya," Dokter cantik itu mengelus punggung Sungmin mencoba meneangkannya.

"Aku ingin Kyuhyun kembali seperti semula, buat dia sembuh dok."

"Aku akan berusaha, aku juga berharap demikian, aku merasa kasihan saat dia terus mengeluh sakit." Qian tersenyum miris, gadis di sebelahnya itu setidaknya masih beruntung karena Kyuhyun tak meninggal dalam kecelakaan tunggal itu. Meski memori ingatannya menghilang. "Oh ya kita belum berkenalan, aku dokter Song Qian."

Tangan dokter muda itu menjulur pada Sungmin yang langsung di sambut baik oleh gadis berusia dua puluh empat tahun itu, "Lee Sungmin imnida."

"Apa aku boleh bertanya sesuatu?"

"Tanyakan saja,"

"Apa hubungan Sungmin-ssi dengan Kyuhyun?"

Sungmin terdiam cukup lama menyelami pertanyaan Qian.

"Aku tidak bermaksud apapun, aku hanya ingin tahu saja," Qian mencoba menghilangkan pemikiran aneh Sungmin karena ia bertanya demikian, Qian hanya ingin tahu saja.

"Aku sebenarnya aku, aku—."

"Dokter Qian,"

Ucapan Sungmin terhenti saat seorang wanita berseragam suster menghampiri dokter Qian, Sungmin yang berminat menguping pembicaraan mereka hanya diam menunggu dua orang itu selesai.

"Baiklah aku akan segera kesana, Sungmin-ssi sepertinya aku harus segera pergi."

"Ne," Qian membungkukan badannya pada Sungmin begitupun dengan gadis itu.

.

~o~ The Memory ~o~

.

Sungmin mengelus rambut brunette itu penuh kasih sayang, kenyataan pahit bertubi-tubi melukai hatinya, Tuhan mungkin sedang menghukumnya, sehingga dengan teragis mengambil nyawa kedua orangtuanya dan sekarang Tuhan tengah mengambil ingatan orang yang paling ia sayangi, satu-satunya orang yang menjadi penyemangat hidupnya.

Kyuhyun adalah segalanya bagi Sungmin, dan saat mengetahui namja itu tak kembali dari Busan beberapa hari yang lalu membuat Sungmin hampir mati, ia tidak bisa menghubungi ponsel Kyuhyun, kekhawatiran Sungmin semakin memuncak saat orang suruhannya mengatakan kalau mobil yang di kemudi Kyuhyun mengalami kecelakaan saat akan kembali ke Seoul.

Dan sekarang namja itu terbaring lemah di ranjang rumah sakit, dengan beberapa luka dan juga ingatannya yang hilang,

Tiba-tiba saja Sungmin merindukan senyum tulus Kyuhyun seperti dulu, ia tak suka dengan sikap Kyuhyun yang mengacuhkannya dan lebih memilih bercengkerama dengan dokter bernama Qian itu, Sungmin berharap saat Kyuhyun terbangun nanti dia bisa setidaknya sedikit saja mengingat dirinya. Sungmin tidak ingin Kyuhyun melupakan dirinya.

"Euh.." lengguhan pelan menyadarkan Sungmin dari lamunannya.

Perlahan Kyuhyun membuka matanya, ia mentap Sungmin yang nampak panik melihat ia terbangun.

"Kau baik baik saja? Apa perlu aku memanggilkanmu dokter?" tanya Sungmin gugup.

"Tidak perlu."

"Tapi kau—"

"Aku tidak apa-apa, Qian saat ini pasti sedang sibuk dengan pasiennya yang lain." Kyuhyun menyandarkan kepalanya di kepala ranjang rumah sakit itu. Ia menatap Sungmin penuh tanda tanya, sebenarnya ia sedikit penasaran siapa gadis itu namun rasa takut membuat niat namja itu ia urungkan.

"Kau begitu dekat dengan dokter itu ya?"

"Iya, karena dia baik padaku."

'Apa aku sejahat itu Kyu? Sampai kau tak mengingat aku sedikitpun.'

"Lalu kau siapa kenapa masih disini? Apa kau mengenalku?" Sungmin menganggukan kepalanya, gadis cantik itu berusaha tersenyum. Meski lagi-lagi hatinya terasa sakit mengingat jika Kyuhyun tak mengingat siapa dirinya, dan saat mengetahui namja itu begitu dekat dengat dokter muda bernama Song Qian.

Keakraban mereka bahkan melebihi seorang pasien dan dokter.

"Apa kau tak mengingatku sama sekali?"

Kyuhyun menggeleng, "Aku tak ingat siapapun,"

"Siapapun?" ulang Sungmin.

"Iya, termasuk kau, apa sebelumnya kita teman?" tanya Kyuhyun.

Kali ini giliran Sungmin yang menggelengkan kepalanya menanggapi pertanyaan Kyuhyun.

"Lalu apa hubunganmu denganku? Apa kita bersaudara?"

"Kyu apa kau tidak bisa mengingat tentangku sedikit saja?" Sungmin mengepal lengan Kyuhyun, ia berharap detik ini juga Kyuhyun mendapat keajaiban dan bisa mengenali dirinya.

Kyuhyun menatap Sungmin dalam, berusaha mengingat siapa gadis di sebelahnya itu, namun saat Kyuhyun berusaha mengingat sosok gadis itu, tiba-tiba kepalanya terasa sakit.

"Akh.." Kyuhyun memegangi kepalanya, rasa sakit itu seperti menusuk kepalnya.

"Kyu kau baik-baik saja? Ya Tuhan bagaimana ini." Sungmin panik ia menekan tombol di dinding itu beberapa kali.

Semoga saja dokter akan cepat-cepat datang kesini, Sungmin tak kuasa melihat Kyuhyun menahan rasa sakitnya.

"Sakiiit.." Kyuhyun meringis memegangi kepalanya semakin kuat, denyutan di kepalanya tak bisa Kyuhyun tahan lagi, pandangannya semakin memudar, ia tak tahan dengan rasa sakit itu.

"Bersabarlah.." bibir Sungmin bergetar hebat, ia menggigit bibir bawahnya.

Kyuhyun terus merintih kesakitan karena ulahnya.

BRAK!

Song Qian masuk dengan nafas tersengal, Sungmin mundur beberapa langkah membiarkan dokter itu menangani Kyuhyun, Sungmin merasa bersalah karena membuat Kyuhyun mencoba mengingatnya. Ia memang bodoh! Seharusnya Sungmin tak membuat namja itu memaksakan diri untuk mengingat dirinya.

Dan lihatlah akibat apa yang ia lakukan, sekarang Kyuhyun begitu kesakitan, Sungmin bahkan tidak bisa menenangkan namja itu padahal itu adalah karenanya.

.

~o~ The Memory ~o~

.

Satu minggu berlalu begitu cepat, dan selama satu minggu itu Sungmin tak kembali ke Seoul, ia memutuskan untuk menjaga Kyuhyun disini. Ia tak mungkin kembali tanpa Kyuhyun, karena dokter bilang Kyuhyun masih perlu perawatan dan tak bisa bepergian jauh untuk jangka waktu dekat ini.

Dan selama itu Sungmin selalu bersabar saat Kyuhyun semakin dekat dengan Song Qian, Kyuhyun bahkan tak bisa makan jika bukan dokter itu yang menyuapinya, meminumkan obat untuknya, Sungmin hanya mampu menyaksikan itu tanpa bisa berbuat apapun.

"Kyu sepertinya besok kau sudah bisa pulang, kondisimu sudah semakin membaik, lukamu juga sudah kering."

Sungmin tampak senang saat Song Qian memberi kabar menggembirakan itu.

Namun tidak dengan Kyuhyun ia tampak sedih jika harus meninggalkan tempat ini, apalagi ia begitu dekat dengan Song Qian selama ini, Kyuhyun sangat nyaman berada dekat dengan dokter yang sudah menyelamatkan nyawanya itu.

"Tapi ingatanku belum kembali, Qian."

"Kau hanya perlu menjalani kehidupan sehari-harimu seperti sediakala dan aku yakin perlahan ingatanmu akan kembali pulih, percayalah."

"Tapi aku ingin disini bersamamu, aku tidak mau kembali ke Seoul."

DEG!

Sungmin menundukan kepalanya, Kyuhyun tak ingin kembali itu artinya ia tak ingin bersama dengannya.

"Kyu jangan membuat Sungmin-ssi sedih, kau harus kembali, kau punya kehidupan yang harus kau jalani disana."

Kyuhyun berpikir sejenak, benar apa yang dikatakan gadis itu, dia memiliki kehidupan yang harus ia jalani, Kyuhyun tak mungkin terus berada di tempat ini dan menunggu ingatannya kembali pulih, namun Kyuhyun sendiri bingung apa yang harus ia lakukan nanti, bahkan ia tak bisa mengingat apapun saat ini. Lalu bagaimana cara ia menjalani kehidupannya nanti di Seoul, tanpa Qian yang sudah merawatnya.

Sementara Kyuhyun dan Sungmin masih saja canggung, Sungmin tak banyak bicara begitupun dengan dirinya, ketika berada dekat dengan Sungmin, Kyuhyun selalu merasa keheningan selalu menyelimuti keduanya.

Kyuhyun jadi tidak yakin kalau Sungmin itu adalah kakaknya.

"Tapi kau harus berjanji padaku temui aku jika kau datang ke Seoul." Qian mengangguk mengiyakan ucapan Kyuhyun.

Sementara Sungmin hanya iri dengan kedekatan dua orang itu. Meski Sungmin telah mengenal Kyuhyun bertahun-tahun tapi ia tetap tak bisa sedekat itu dengan Kyuhyun. Dunia saja menertawakan dirinya karena kalah dari orang yang bahkan baru beberapa minggu Kyuhyun kenal.

"Dokter bisa datang menggunjungimu Kyu, tapi nanti saat dia tidak sibuk."

Qian mengangguk menanggapi ucapan Sungmin, dia memeluk tubuh Kyuhyun, Sungmin hanya tersenyum melihat itu.

"Ah ya, sepertinya aku akan keluar sebentar mendadak perutku lapar."

Sungmin pergi dari ruangan itu, tentunya setelah mengucapkan permisi, ia tak bisa lagi menahan sakit disini, di dadanya, Sungmin akui dia bukalah wanita yang cukup kuat, Sungmin adalah wanita yang rapuh selama ini, apalagi setelah kematian orangtuanya, dan Kyuhyun lah satu-satunya orang yang mampu membuat Sungmin kembali ceria, tetapi sekarang namja itu tak mengingatnya dan ia kembali rapuh tanpa ada yang bisa menenangkannya, merangkul pundaknya mengatakan semua akan baik-baik saja, mengatakan akan ada dia disampingnya.

Sungmin hanya bisa merasakan kerapuhannya sendiri tanpa Kyuhyun disampingnya.

.

~o~ The Memory ~o~

.

Sungmin menuntun Kyuhyun ke kamarnya yang berada di lantai dua, Sebelumnya Sungmin sudah menyuruh para pelayan agar membersihkan kamar itu, dan mengganti semua barang-barang disana dengan barang kesukaan Kyuhyun.

Seperti warna cat yang di ganti menjadi biru muda, peralatan game yang sebelumnya tak pernah Kyuhyun gunakan lagi, bingkai foto Kyuhyun saat dia masih berada di taman kanak-kanak sampai Kyuhyun lulus kuliah.

Rak berisi koleksi buku dan juga beberapa penghargaan yang pernah Kyuhyun dapat kini terpajang di kamar itu dengan sangat rapih.

"Istirahatlah aku akan membuat makan malam."

"Gomawo."

"Jangan sungkan, kalau kau butuh sesuatu panggil saja aku ada di dapur." Sungmin mentup pintu kamar Kyuhyun pelan, kemudian masuk ke area dapur untuk membuat makan malam.

Gadis itu tak memperdulikan tubuhnya yang terasa lelah, setelah perjalanan Busan ke Seoul yang sudah di tempuhnya, karena yang terpenting sekarang melayani Kyuhyun dengan baik, ia tak ingin mengecewakan Kyuhyun.

"Nona, apa tak sebaiknya anda istirahat, biar saya yang memasak."

"Tidak perlu bi, aku ingin membuat masakan spesial untuk Kyuhyunie, lebih baik bibi Jang istirahat saja," Sungmin memakai apron merah mudanya, tangan terampilnya mulai memotong bahan masakan yang sudah di persiapkan pelayannya itu.

"Anda terlalu baik."

"Aku hanya ingin Kyuhyun cepat kembali seperti dulu, mungkin jika ia memakan masakanku dia akan cepat kembali pulih." Ya semoga saja Sungmin berharap Kyuhyun bisa cepat kembali seperti Kyuhyun yang dulu.

Kyuhyun yang mencintainya.

Sungmin pun kemudian fokus pada masakannya. Kali ini Sungmin akan memasak makanan kesukaan Kyuhyun; bulgogi dan jajangmyeon, Sungmin berharap Kyuhyun bisa makan dengan baik karena selama di rumah sakit dia hanya makan makanan yang di perbolehkan oleh dokter dan Sungmin yakin makanan itu kurang enak, terbukti dari tubuh Kyuhyun yang semakin hari malah semakin kurus.

.

~o~ The Memory ~o~

.

"Makanlah yang banyak," Sungmin menuangkan lauk keatas nasi Kyuhyun, namja itu menerimanya dengan senang hati.

Senyum tak lepas dari gadis cantik itu saat Kyuhyun memakannya dengan lahap.

"Kau pandai memasak, masakanmu enak." Puji Kyuhyun.

Sungmin semakin senang mendapat pujian itu dari Kyuhyun. "Aku masih belajar."

"Tapi menurutku ini sangat enak untuk ukuran orang yang masih belajar memasak sepertimu, beruntung sekali aku memiliki noona sepertimu."

DEG!

"Noona?" Sungmin merasa asing dengan panggilan itu, panggilan yang sudah lama tak Kyuhyun gunakan untuk memanggilnya.

"Terima kasih atas pujianmu." Sungmin mengelus rambut Kyuhyun menyuruh namja itu menghabiskan makananya, sementara Sungmin hanya sesekali menyumpit nasinya agar masuk kedalam mulutnya.

Entahlah belakangan ini ia menjadi tak nafsu makan, padahal biasanya Sungmin selalu makan banyak, namun semenjak kecelakaan yang menimpa Kyuhyun ia selalu memikirkan namja itu sampai ia melupakan pola makannya sendiri.

Suasana hening mulai meyelimuti keduanya, Kyuhyun fokus pada makan malamnya dan Sungmin lebih fokus pada wajah tampan Kyuhyun.

.

~o~ The Memory ~o~

.

Usai makan malam Sungmin berjanji untuk meceritakan sedikit demi sedikit tentang masa lalu Kyuhyun, agar memori ingatan namja itu kembali, namun dengan catatan tak usah terlalu keras untuk mengingatnya karena cedera di kepala Kyuhyun masih belum terlalu pulih.

"Dia siapa?" Kyuhyun menunjuk foto namja yang berdiri di sebelahnya.

"Dia Donghae sahabatmu, marganya Lee asal dari Mokpo, pernah satu sekolah denganmu dan juga aku saat SMA dulu,"

Kyuhyun hanya mengangguk-angguk meski sebenarnya ia masih tidak ingat sama sekali.

"Apa dulu aku punya banyak teman?"

"Iya, karena kau orang yang mudah bergaul jadi temanmu banyak," Sungmin menatap Kyuhyun sebentar sebelum kembali membalikan halaman demi halaman foto di album bersampul coklat tua itu. "Ah Ini Jungmo, apa kau ingat dia?"

Kyuhyun menggeleng, ia menunggu Sungmin menjelaskan siapa orang itu.

"Dulu kalian pernah berkelahi di lapangan basket, kau orang yang keras kepala Kyu, meski kau kalah tapi kau ngotot mengatakan Jungmo curang, dan karena itu kau mendapat pukulan darinya." Sungmin tersenyum mengingat kejadian itu, semalaman Sungmin harus merawat Kyuhyun karena dia sudah berani menuduh kakak kelasnya curang, alhasil perkelahian pun terjadi dan Kyuhyun kalah karena tubuh Kyuhyun yang jauh lebih kurus dari Jungmo.

"Tapi kenapa di foto ini aku kelihatan seperti teman baik?"

"Kalian memang teman baik, hanya saja kalian sering sekali mempermasalahkan masalah sepele."

"Masalah sepele?" Gumam pemilik iris obsidian itu.

Kyuhyun membalikan halaman berikutnya.

"Ini.." Kyuhyun melirik Sungmin, ia menyamakan foto di album itu dengan Sungmin yang berada di sebelahnya, "Apa ini kau?"

"Kenapa melihat foto ini, cari yang lain saja." Sungmin membalikan album itu ke halaman selanjutnya, tiba-tiba saja rona merah menghiasi wajah cantiknya.

Foto yang di lihat Kyuhyun tadi adalah foto dirinya saat masih berusia dua belas tahun, sebenarnya tak masalah Kyuhyun melihat foto itu tapi yang jadi masalah adalah dirinya yang berada di foto tersebut, saat itu Subgmin tengah menggunakan bikini di pantai bersama dengan Kyuhyun dan juga teman sepermainan mereka yang lain di liburan musim panas. Meski hanya sekedar foto tetapi tetap saja Sungmin merasa malu.

Suasana kembali hening, Kyuhyun memilih sibuk membuka halaman demi halaman album foto itu sampai selesai.

"Kau bilang kau ini noonaku, lalu mana foto kita saat kecil kenapa aku tak melihatnya?"

"Tak ada, sebagian album foto hilang. Hanya tersisa satu album ini."

Drettt.. Drettt

Sungmin menatap ponselnya yang bergetar, ada satu panggilan masuk, buru-buru ia mengangkatnya.

"Yeoboseo."

"Minnie-ya apa aku mengganggumu?"

"Aniyo, ada apa Hyukkie?" tanya Sungmin pada sahabatnya itu.

"Kapan kau akan masuk kerja? Perusahaan membutuhkanmu, kau tahu bahkan sekarang aku masih berada di kantor,"

"Apa kau masih berada di kantor?" Sungmin menghela nafasnya, "Mianhae, apa kau bisa mengurusnya untuku? Aku—saat ini tak bisa,"

"Sepertinya kita harus bicara besok, perusahaan butuh pemimpin Minnie jangan membiarkan ini terbengkalai."

Benar juga apa yang dikatakan Hyukjae, ia tak mungkin membuat perusahaan yang sudah di bangun dengan susah payah itu hancur karena terus terbengkalai, bagaimana pun perusahaan membutuhkan pemimpin yang bisa mejaga perusahaan itu agar tetap stabil.

"Baiklah aku akan mencobanya memikirkanya, besok kita bertememu ditempat biasa,"

"Ne, aku akan menutup teleponnya,"

"Siapa?" Kyuhyun yang sedari tadi hanya diam kini mulai bertanya penasaran dengan telpon masuk barusan. Sungmin tampak beberapa kali mengubah ekpresi wajahnya membuat Kyuhyun semakin penasaran dengan apa yang di bicarakan mereka.

"Teman kerjaku." Jawab Sungmin, ia meletakan kembali ponselnya diatas meja.

"Kau bekerja?" Kyuhyun terlihat tidak percaya, ia pikir wanita yang mengaku sebagai noona-nya tak bekerja.

"Aku hanya menggantikan suamiku."

"Kau sudah menikah?"

.

.

TBC or Delete?

Review reader sangat menentukan. Jadi mohon reviewnya.