MY CUTE BOYFRIEND IS A GANGSTER 2

(SeQuEL)

Warning: YAOI, crack pair, typo, EYD berantakan, bahasa tidak baku, alur kecepatan, etc

Main Pair: KRISHO. One-shot

Rated: T

Disclaimer: Idea and story ARE MINE, no plagiarism is allowed.

.

.

# don't be a silent reader please ^^ #

^^~Happy reading~^^

Namja jangkung berperawakan blasteran chinese canadian itu tengah membaca sebuah komik dengan kedua earphone tergantung indah pada kedua telinganya, sedangkan bibir tebalnya bersenandung ria mengikuti irama music "overdose" yang sedang didengarnya. Ketenangannya pada jam istirahat siang itu harus dihentikannya ketika seorang teman sekelasnya datang mengadu di depan kelas

" yaa semuanya! Sekarang Suho sedang berantam dengan kakak kelas kita! Kajja! kita pergi lihat!" ajak namja tersebut dengan semangatnya, membuat teman-teman sekelasnya yang lain pun langsung beranjak keluar kelas menuju tempat kejadian tersebut, sedangkan para siswi hanya bergosip-gosip heboh tentang beberapa kasus perkelahian yang melibatkan makluk pembuat onar bertubuh mungil yang satu itu.

" hhh~ chagii.. kau berbuat ulah lagi" desah Kris pelan sambil memijat pelipisnya, ia menarik kedua earphone tersebut dari telinganya lalu dengan langkah gontai mengikuti teman sekelasnya dari belakang ke koridor sekolah tingkat 4 tersebut, meski ia tahu namja mungil yang telah sah menjadi kekasihnya selama dua bulan ini sangatlah kuat namun tetap saja tak dapat menghalau rasa khawatir Kris bila kekasihnya kembali beradu jotos.

" Hey kalian! Hentikan!"

Kris dapat mendengar suara angelic namun lantang milik kekasihnya itu dari kejauhan, dengan segera ia datang mendekati kerumunan murid-murid dari berbagai kelas yang menyaksikan betapa beraninya seorang Suho, murid kelas satu yang berani menghardik tiga senior tingkat tiga yang bermuka sangar itu. Kris perlu berterima kasih dengan tinggi badannya yang diatas rata-rata itu hingga memudahkannya melihat pemandangan sehari-hari yang terpampang di hadapannya dari belakang tanpa harus berserobot dengan murid lain.

" namja sejati tidak akan mengeroyok yang lemah" Kris sedikit mengulum senyum, rupanya kekasihnya memiliki hati yang sangat baik untuk menolong murid seangkatannya yang dibully oleh ketiga senior tersebut.

" wahh.. suaramu membuatku merinding… kau juga ingin bermain dengan kami, kecil?" salah satu dari senior itu melepaskan tarikan kerah kemeja murid lemah bertubuh mungil yang dibully nya lalu berbalik menghadap Suho, yang daritadi telah berdiri dengan gagahnya sambil menatap dalam mereka dengan kedua mata hazelnya menunjukkan keseriusan.

" hanya di dalam mimpimu.. aku tidak mempunyai alasan untuk beradu tinju dengan orang-orang tak bermoral seperti kalian.. lebih baik kalian segera menyingkir dari hadapanku" balas Suho enteng, namja mungil berambut perak kekuningan itu melipat kedua lengannya di depan dadanya seolah menantangnya.

" wahh.. tubuhmu pendek tapi mulutmu besar juga" seorang senior yang lain dari ketiganya yang tersulut emosi sesaat itu pun tanpa aba-aba berlari ke arah Suho hendak melayangkan tinjunya ke wajah mungil nan cantik itu.

" sudah kubilang.. kalian itu bukan lawanku" namja manis itu memutar kedua bola matanya malas.

Suho hanya butuh satu tangan untuk menahan layangan tinju tersebut, ia mencekram sebelah kepalan tangan lawannya dengan tangan kanannya dan meremasnya keras hingga terdengar bunyi suara "KREK", setelah puas melihat wajah kesakitan seniornya yang mencoba meronta melepaskan tangannya dari cengkramannya itu, Suho pun menendang tepat di perutnya dengan keras hingga tubuh senior yang lebih tinggi darinya itu pun melayang ke belakang dan kepalanya menghantam dinding sekolah dengan keras.

" bu..bukan manusiaa" kedua senior yang lain sweatdrop melihat sahabatnya yang sudah tidak bergerak alias pingsan. Dengan penuh keraguan, mereka menatap namja mungil bergaya punk tersebut sedang bersmirk ria di hadapannya, sebelah tangan putihnya melonggarkan dasinya dan membuka kancing teratasnya, memperlihatkan sebuah tattoo bersymbol di leher kirinya yang langsung membuat seniornya lari terpontang-panting. Ya.. sebuah symbol kekuasaan seorang berandalan sejati.

" huhh! Lemah.. hanya tubuh saja yang besar" Suho menghembuskan nafas kesal, kebiasaan mempoutkan bibirnya pun muncul lagi, lalu alih-alih merapikan kembali seragam sekolahnya dan menaikkan dasinya. Setelahnya, ia menatap kerumunan siswa siswi yang mengelilinginya dengan tatapan membunuh, meski terlihat sangat unyu di mata Kris " apa yang kau lihat? Bubar sana"

Tak perlu mengeluarkan tenaga ekstra untuk memukul ataupun menghardik, dalam hitungan detik koridor tingkat 4 tersebut langsung kosong melompong. Sepertinya murid-murid tersebut cukup pintar untuk tidak mencari masalah dengan Suho kalau tidak mau berakhir di rumah sakit, kecuali seseorang bertubuh jangkung yang sangat dikenalnya (ya iyalah kekasih sendiri), yang malah berjalan mendekatinya namun tak Suho hiraukan.

" te..te..terima kasih atas bantuannya" ujar namja yang lebih kecil dari Suho itu dengan terbata-bata sambil terus membungkuk 90 derajat, tak berani melihat wajah Suho yang sekarang sedang meliriknya dengan ujung matanya dalam diam.

" ya.. kau ini namja bukan? Kalau begitu bersikaplah lebih tegas kalau tidak ingin dibully karena dianggap lemah" namja berukuran paling kecil itu dengan ragu menatap punggung Suho yang tidak terlalu lebar itu berjalan menjauhinya, disertai dengan suara langkah Kris yang menyusul kekasihnya dari belakang.

" s.. suhoo kerennnn"

Tidak.. itu bukan suara namja terkecil itu melainkan dengungan bisikan siswa siswi yang bersembunyi di pojok koridor. Sepertinya fans Suho diprediksikan akan bertambah setelah melihat betapa kerennya namja manis berambut pirang keperakan yang membuat beberapa puluh pasang mata menatapnya kagum.

Memang setelah Suho diam-diam berpacaran dengan Kris, kelakuan namja manis itu jauh lebih jinak dibandingkan sebelumnya yang seperti kuda liar yang mengamuk, Suho tidak lagi melakukan kekerasan di dalam sekolah kecuali kalau memang sangat terpaksa, tidak lagi mengunakan aksesoris aneh dan menjadi jarang membolos dengan alasan demi untuk bertemu dengan Kris tercintanya. Hal itu merupakan kabar baik bagi pihak yayasan dan membangun image baik pula untuk Suho tentunya.

########KRISHO########

" ckck… Suho chagi.. kau ini benar-benar… hhhh~ kenapa kau suka sekali berkelahi.. yada.. yada.. yadaaa"

Suho hanya mampu menampakkan wajah (-_-) ketika kekasihnya kembali menceramahi hal yang sama untuk yang kesekian kalinya selama dua bulan ini, keduanya sedang berada di kelas kosong yang tidak terpakai, sebuah tempat yang sudah merupakan base bagi kedua insan tersebut.

Hanya saat-saat seperti inilah, mereka menghabiskan waktu berharga mereka sebagai sepasang kekasih, keduanya akan bersikap layaknya teman kalau mereka sudah keluar dan berbaur dengan murid lain. Ini adalah permintaan Suho saat namja manis itu mengajukan syaratnya dua bulan yang lalu, sebuah syarat simple namun aneh itu membuat Kris bertanya-tanya di dalam hatinya, kenapa Suho tidak ingin orang lain tahu mengenai hubungan mereka di depan umum? Awalnya Kris menganggap syarat tersebut diajukannya karena malu dan belum terbiasa namun nyatanya sudah berbulan-bulan menjadi pacar Suho, namja manis itu tetap tidak mau mengungkit hubungan mereka pada dunia luar, hal itu membuat hati Kris gelisah dan merasa tidak nyaman. Mungkin saja… cinta Suho padanya tidak sebesar perasaan cinta Kris padanya.

" ohh ayolah Kris… masa kau membiarkan seseorang dibully di hadapanmu" elak Suho mati-matian ketika kekasihnya masih setia menudingnya. Dapat Suho rasanya aura gelap kekasihnya menandakan lelaki jangkung itu tengah sebal padanya.

" padahal dulu kau yang suka membully orang lain"

CHECKMATE

Suho menggerutu tak jelas sambil memanyun-manyunkan mulutnya sebal, meski ia tahu apa yang dikatakan kekasihnya itu benar adanya. Namja manis itu tidak tahu mengapa dirinya yang sangat berandalan ini menjadi sangat penurut kepada Kris, salahkan Suho yang telah membiarkan cinta tumbuh di hatinya hingga membuatnya terlihat sangat lemah di hadapan kekasihnya. Ia tahu kalau namja jangkung itu tidak menyukainya melibatkan diri dalam perkelahian, karena itulah sebisa mungkin ia mengurangi kadar perkelahiannya, setidaknya hanya di hadapan Kris, tidak termasuk area di luar sekolah.

" tetapi dulu itu mereka yang duluan menggangguku Kris.. apalagi aku mainnya one-on-one kok.. bukan maen keroyok" seribu alasan dikeluarkan Suho dengan menampilkan mata teduhnya, berusaha memperbaiki mood kekasihnya yang buruk itu.

" ayolahh.. jeball.. jangan membuatku merasa tambah bersalah.. setidaknya aku sudah berusaha menahan diri untuk tidak berkelahi" melihat Kris yang masih tidak bergeming itu membuat Suho mengembungkan pipinya sebal dengan mata menyipit. Seandainya saja kalau ia lupa bahwa Kris adalah pacarnya mungkin ia takkan segan-segan menabok wajah datar yang berada di hadapannya kini.

Alhasil setelah pasrah melihat kekasihnya yang masih ngambek, Suho pun terpaksa mengalah dan rela menurunkan harga dirinya demi membuat kekasihnya tidak mendiamkannya lagi. Suho pun mendekati kekasihnya, mengelus dada bidangnya dengan kedua tangannya kemudian berjinjit hanya untuk mencium ujung bibir kekasihnya " aku tahu aku salah.. aku tidak akan berkelahi lagi.. jadi maafkan aku ne?"

Seorang Suho memang sangat ahli kalau soal Kris, ia tahu kekasihnya tidak akan tahan mendiamkannya kalau ia terus bermanja-manja padanya. Lihatlah namja jangkung itu akhirnya menurunkan focus matanya membalas menatap puppy eyes kekasihnya. Runtuh sudah kekeras kepalaan Kris ketika kekasihnya menyelipkan kedua lengannya pada pinggangnya berinisiatif untuk memeluknya mesra, mau tidak mau Kris pun membalas pelukan kekasihnya dengan mengalungkan lengan kokohnya di pinggul mungilnya.

" hhhh~ baiklah.. kurasa aku akan memaafkanmu lagi chagi… tapi kau harus berjanji.. ini terakhir kalinya.. jangan pernah mengulang kesalahanmu lagi.. arra?" Kris membelai surai blonde kekasihnya sayang ketika namjachingunya mengangguk sambil tersenyum dalam dekapan tersebut.

" hmm.. hmmm.. baiklah… aku akan berusaha agar tidak membuatmu terlalu khawatir padaku.. hehhee" tangan Suho yang daritadi bertengger di pinggang kekasihnya pun beralih mengelus wajah tampan tersebut, memperhatikan dengan seksama rahang kokoh kekasihnya sebelum akhirnya kembali berjinjit dan memiringkan wajahnya meraup bibir tebal kekasihnya yang selalu berhasil menggodanya tersebut. Kris yang tersenyum dalam ciuman itu pun membalas mendominasi permainan Suho pada bibirnya, ia menurunkan wajahnya lalu menekankan belah kedua bibirnya pada bibir tipis kekasihnya, sedangkan kedua tangannya pada pinggul ramping itu semakin dieratkannya, gua untuk menahan keseimbangan tubuh kekasihnya agar tidak terlalu lelah berjinjit.

Tanpa keduanya sadari, seorang namja bertubuh tegap yang pernah menjadi korban penyiksaan Suho di masa lampau tak sengaja melewati koridor sepi tersebut dan memperhatikan keduanya dari luar jendela kelas yang agak buram. Tanpa menunggu lagi, namja tersebut langsung menggunakan smartphonenya dan mengambil photo keduanya yang masih saling berciuman dengan sangat mesranya kemudian mengirim foto tersebut ke sederetan nomor.

" heeh…now I know your weakness, Suho ya"

########KRISHO########

" Kris.. bisakah aku berbicara denganmu.. sebentar saja" seorang namja datang menghampiri Kris dengan raut wajah panik. Mupung karena waktu masih sangat pagi jadi namja jangkung itu menurut saja ketika namja yang dikenalnya itu menariknya ke atap sekolah.

" jadi ada hal penting apa? Kalau tidak salah kau namja yang ditolong Suho dua hari yang lalu kan?" Namja bertubuh mungil itu mengangguk mengiyakan.

" perkenalkan namaku DO.. sebenarnya hal yang akan kusampaikan ini ada sangkut pautnya dengan Suho.. tapi jangan katakan pada orang lain ne? anggap saja ucapan terima kasihku pada Suho karena telah menolongku waktu itu" giliran Kris yang mengangguk, setelah dipikir-pikir ia bingung juga kenapa namja asing itu mengetahui namanya.

" foto ini… aku tak sengaja mendapatinya mulai beredar di kalangan sekolah lain" Kris menajamkan penglihatannya pada smartphone DO, seketika itu ia tahu dua manusia yang berada dalam foto tersebut tak lain adalah dirinya dan Suho yang sedang berciuman, seketika itu terjawablah sudah pertanyaan DO yang mengetahui namanya saat matanya menangkap biodatanya yang tercantum lengkap dalam textbox di bawahnya. Bahkan judulnya tertera begitu besar menandakan hubungannya dengan Suho sudah terbongkar.

" eeerr.. lalu?" Tanya Kris bengong dengan otak yang masih disconnect.

" aishhh! Pabbo ya! Pacarmu itu kan gangster Kris.. musuhnya sangat banyak.. kalau fotomu sudah tersebar.. nyawamu akan berada dalam bahaya" Kris masih menautkan alisnya tidak mengerti, masih mencoba mencerna kata-kata DO dalam diam.

" kau tahu kan Suho sekarang sudah memiliki empat wilayah kekuasaan, dan gangster dari sekolah lain selalu berusaha merebut wilayah tersebut, kalau fotomu sekarang beredar berarti kau menjadi titik kelemahan Suho dan kau akan menjadi umpan musuh kekasihmu agar Suho menyerahkan kekuasaannya dengan sukarela" Kris mulai mengerti arah pembicaraan namja kecil tersebut, itulah sebabnya mengapa Suho selalu mati-matian menjaga statusnya sebagai pacar rahasianya.

" wilayah kekuasaan?"

" minggu lalu Suho dan lainnya berhasil merebut satu wilayah dari sekolah loen dan mereka menyusun rencana untuk mendapatkan wilayah kekuasaannya kembali.. tidakkah kau melihat tattoo di leher Suho? Itu predikat karena ia sudah berhasil merebut setidaknya tiga buah wilayah"

Kris diam-diam menggeram marah, ia kecewa karena kekasihnya tidak mendengar arahannya untuk tidak berkelahi, malah berbuat onar di luar sekolah tanpa sepengetahuannya. Tidaklah aneh ketika Senin lalu Kris menemukan lebam dan lecet pada kedua lengan Suho dan pipi kanannya, namun Suho hanya mengelak dengan mengatakan ia jatuh dari sepeda motor. Meski merupakan alasan klise namun Kris berusaha mempercayai kata-kata kekasihnya, dan namja mungil itu benar-benar menghempaskan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

" jadi solusi apa agar aku dan Suho dapat terlepas dari masalah seperti ini?" Kris bertanya dengan tak acuh, ia baru mengerti sekarang bahwa ia tak tahu menahu sama sekali tentang kehidupan kekasihnya, yang setiap malamnya mengendarai geng motornya dan berkelahi dengan sekolah lain hanya untuk menaikan reputasinya sebagai seorang gangster sejati.

" putuskanlah Suho" Kris membelalakkan kedua matanya menatap mata bulat besar di hadapannya

" mwo? Shireo.. aku tidak mau" tolaknya mentah-mentah. Bagaimana pun juga ia tidak mau melepaskan namja yang dengan susah payah didapatkannya ini.

" percayalah Kris.. ini demi kebaikanmu dan Suho juga.. putuskanlah pacarmu dan buat dia membencimu.. jadi mereka tidak bisa lagi menjadikanmu sebagai umpan" Kris hanya mampu terdiam menelah seluruh informasi yang diterimanya, haruskah ia melepaskan Suho? Atau haruskah ia mempertahankan Suho dalam keegoisannya semata?

########KRISHO########

" Kris.. kenapa lama sekali? Wajahmu terlihat kusut.. ada masalah eum?" Suho berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke depan kelas kosong tersebut demi menyambut kekasihnya siang itu. Namun kebingungan Suho bertambah ketika kekasihnya menepis kedua tangan mungilnya yang hendak meraih sebelah lengannya.

" ada yang ingin kukatakan Suho ya" Suho mengedipkan kedua matanya, tidak biasanya kekasihnya menyebut nama aslinya setelah dua bulan penuh ini Kris selalu memanggilnya chagi, baby atau apapun itu. Sebuah perasaan takut mulai menyergap hatinya ketika mata elang Kris menatapnya lekat.

" m.. mwo?"

" apa benar kau berkelahi lagi dengan gangster sekolah lain senin lalu?" Suho mematung mendengarnya, dari mana kekasihnya mengetahui rahasia tersebut.

" jawab aku Suho.. kau membohongiku bukan saat kau bilang kau terjatuh dari sepeda motor bersama Sehun?" Suho meneguk ludahnya lalu mengangguk pelan, kalau sudah ketahuan begini tidak mungkin ia mampu mengelak lagi.

" kenapa kau tidak pernah mau mendengarkan nasihatku.. sesulit itukah permintaanku agar kau berhenti berkelahi.. aku hanya tidak ingin kau terluka Suho..bagaimana kalau kau hampir tertusuk seperti dua bulan yang lalu? Aku tidak akan memaafkan diriku kalau terjadi sesuatu pada dirimu.. kenapa kau tidak mengerti juga? Sebenarnya apa arti diriku yang menyandang status sebagai kekasihmu sedangkan kau tidak pernah memikirkan sekalipun tentang perasaanku"

Namja mungil itu hanya bisa membisu dalam penyesalannya mendengar cerocosan kekasihnya, dari suaranya saja Suho tahu kekasihnya kali ini benar-benar marah padanya. Namun apa boleh buat, ia sudah terlalu lama terlarut dalam kehidupan seorang gangster, kalau sudah masuk akan sangat susah keluar lagi.

" sudahlah.. aku sangat kecewa padamu.. aku lelah mengkhawatirkanmu setiap saat Suho ya.. kita putus saja"

Hati Suho mencelos mendengarnya, ia yang daritadi hanya menundukkan kepalanya sekarang langsung menatap sendu mata hitam kekasihnya yang menunjukkan seluruh kekecewaan dan kesedihan hatinya.

" ja..jangan bercanda Kris.. kau tidak akan memutuskanku karena hal seperti ini kan? Bukankah kemarin kita sudah membahas masalah ini baik-baik eoh?" Kris dapat menangkap suara Suho yang mulai bergetar, namja manis itu mencoba meraih kembali tangan Kris namun sepertinya namja jangkung itu tetap pada pendiriannya.

" aku sudah muak dengan seluruh janji palsumu yang penuh kebohongan itu.. aku baru sadar, kita memang tidak pernah cocok satu sama lain dan kehidupan kita terlalu jauh berbeda.. aku hampir tidak dapat memahamimu lagi Suho.. lebih baik aku mencari kekasih yang tidak membuatku gelisah dan khawatir setiap saat karena memikirkannya.. bukan seorang kekasih yang selalu membantah setiap nasihat dan arahan yang kuberikan padanya."

Tanpa mendengar jawaban Suho lebih lanjut, namja jangkung itu langsung berlari keluar dari ruang kelas tersebut dengan tergesa-gesa, ia sudah memantapkan hatinya untuk melepaskan namja mungil tersebut, karena itulah ia tidak lagi menatap ke belakang, sebab ia tahu ia takkan kuat saat melihat Suho mengigit erat bibir bawahnya menahan bulir-bulir cairan bening yang memaksa keluar dari mata sendunya yang terus memandang punggung lebarnya yang semakin menjauh.

#######KRISHO#########

Dua hari sudah berlalu semenjak incident itu, tidak ada Suho yang membuat onar, tidak ada Suho yang hobi berkelahi dan selalu dimarahi gurunya karena rambut blondenya, karena namja itu akhirnya mengecat rambutnya dengan warna hitam. Ya.. hitam legam.. hanya demi mempertahankan Kris yang sekarang telah menjadi MANTAN kekasihnya. Namun seberapa bedanya Suho berpenampilan di depan Kris, namja jangkung itu tidak memperdulikannya sama sekali, ia bahkan tidak meliriknya dengan ujung mata pun tidak, seolah Suho sudah tidak ada lagi di dalam kehidupannya.

" meski aku telah berubah demimu.. kau bahkan sudah tidak lagi menatapku.." batin Suho miris saat ia melirik namja jangkung itu tengah bersenda gurau dengan sahabatnya di tempat duduknya. Seandainya saja waktu dapat berputar kembali, ia akan seperti ini menuruti seluruh permintaan Kris.. penyesalan yang dalam benar-benar menumpuk di hati Suho. Memang benar kata pepatah, hal yang sangat penting bagimu akan terasa sangat berharga ketika kau telah kehilangannya.

" Yo bos.. akhir-akhir ini kau kenapa? Lesu sekali.. ada masalah dengan Kris?" Suho menatap anak buahnya dengan malas, yang sekarang tengah menunjukkan rich teethnya yang putih itu kepadanya. Tidak tahu sikon sekali, tidakkah ia tahu mood Suho sedang sangat buruk, membuat namja manis itu ingin sekali menabok wajah bodoh Chanyeol. Ah.. ani.. ia harus mengubah kebiasaanya yang selalu reflek memukul orang.

" Yeol ah.. sepertinya.. aku akan keluar dari geng saja" Sehun dan Tao yang kebetulan duduk di sampingnya pun menatap Suho cengo. Bosnya mau cabut? Jadi siapa yang akan menggantikan posisi Suho?

" whattt?! Bos kau sedang sakit yah… jangan pergi dulu bos.. aku masih belum ingin kehilanganmu" pekik Chanyeol mendramatisir sambil menaruh telapak tangannya ke dahi Suho mengukur suhu tubuh bosnya.

" Park Chanyeol!" geram Suho yang berusaha menahan emosi yang ingin meledak itu.

" woles bos! kenapa bos tiba-tiba mau keluar? Nanti siapa yang akan memimpin kami kalau si mata sebelah dari sekolah Loen itu menantang kita eoh?" Tao mengajukan pendapatnya, seingatnya yang paling kuat itu cuma Suho, tanpa Suho mereka tidak yakin akan menang.

" molla…~ cari saja penggantiku.. aku tidak mau lagi menambah luka lebam di wajah tampanku" Ketiga bawahannya itu langsung terdiam sambil bersweatdrop ria mendengar alasan Suho yang tidak masuk akal itu. Efek pengaruh dari rambut yang dicat hitamkah sehingga membuat otak bosnya jadi konslet. (0.0)?

" boss"

" arrrkkhh kalian ribut! Ishhh! Aku cabut!" sungut Suho sebal sambil berjalan menghentak-hentakan kaki keluar kelas, membiarkan beberapa pasang mata menatapnya bingung, tapi yang ia lewatkan adalah Kris yang juga meliriknya dari ujung matanya dengan perasaan tak rela.

Tidak lama setelah Suho telah keluar dari perkarangan sekolah, Kris pun mengikuti jejak mantan kekasihnya untuk cabut. Ia sedang tidak dalam kondisi mood yang baik untuk mengikuti pelajaran sekolah yang membosankan tersebut, tidak tanpa Suho di sisinya. Kris sadar namja manis itu terus menatapnya dalam diam hampir setiap detiknya, dan namja jangkung itu berusaha mati-matian untuk tidak menerjang dan memeluk tubuh mungil yang dirindukannya itu.

" loh.. kok.. kepalaku pusing ya..?" Ketika kaki panjang tersebut telah menapak keluar dari area sekolah, tubuh jangkung itu hanya mampu bersandar ke tembok menahan berat badannya sambil menggenggam erat kepalanya yang berdenyut-denyut itu. Perlahan Kris pun terjatuh ke atas tanah dalam kondisi yang sudah tidak sadarkan diri.

#########KRISHO#######

" nghh.. aku dimana?" Kris yang perlahan membuka matanya itu menyipitkan kedua mata elangnya mencoba melihat sekelilingnya yang tampak gelap. Sepertinya ia dikurung di dalam gudang dan kedua tangan dan kakinya diikat pada kursi yang didudukinya.

" hmmm.. sudah bangun eoh? Mimpimu nyenyak sekali… siapa namamu? Kris Wu yah.. Suho tidak salah memilih pacar.. wajahmu lumayan tampan juga" namja jangkung itu langsung menoleh ke arah suara berasal, terlihat seorang namja berbalut seragam Loen sedang berdiri santai di pojokkan, perlahan namja berwajah garang itu melangkahkan kaki mendekatinya.

" kau mau apa huh? Lepaskan aku!" Kris menggeram marah lalu mencoba mengguncangkan tubuhnya mencoba melepaskan diri, yang tentu saja gagal karena eratnya tali yang terikat pada tubuhnya itu membuat kulit putihnya memerah.

" akan aku lepaskan kau setelah kau melakukan apa yang kusuruh" ia menyeringai, namun Kris tidak takut untuk membalas menatapnya tajam.

" aku hanya akan memintamu untuk menelepon kekasihmu kalau kau telah kami sekap dan memintanya untuk menolongmu.. bagaimana?" tawar namja tersebut enteng, Kris kembali mengingat perkiraan DO yang mengatakan bahwa dirinya akan menjadi umpan geng Loen itu tidak meleset sama sekali.

" siapa kekasihku? Suho? Kita sudah putus beberapa hari yang lalu.. jadi tidak ada gunanya aku meneleponnya.. ia tidak akan peduli" tawa membahana di dalam ruangan gelap tersebut, namja sangar itu kembali menyeringai kemudian melayangkan satu pukulan pada wajah kirinya.

" tidakkah orang tuamu mengajarkanmu untuk tidak berbohong? Lebih baik kau tidak berargumen denganku kau kau tidak ingin merasakan bogemku sekali lagi" Kris kembali mengguncangkan tubuhnya berusaha melepas kan diri ketika namja menyebalkan itu mengeluarkan alat telekomunikasinya dari kantong celana belakang dan menelepon seseorang di seberang sana yang ia yakini sebagai Suho.

" yeobosseo?" suara ragu Suho menyapa pendengaran Kris ketika pemuda sangar itu menyalakan loudspeakernya, membuat Kris semakin menggeliatkan tubuhnya dengan gelisah.

" halo ketua dari sekolah SM.. Kim Suho.. lama tidak berjumpa ne? kau pasti ingat suaraku bukan?"

" Ho won?" Tanya Suho menerka-nerka dari seberang sana.

" aku senang kau mengingatku.. bagaimana kalau kita ketemu malam ini? Ada seseorang yang ingin kuperlihatkan padamu…" Kris mendesis ketika namja tegap tersebut menginjak diafragmanya, ia sedikit merasakan perih pada perutnya karena luka jahit yang belum sembuh total tersebut.

" … "

" dan dia adalah seseorang yang sangat kau kenal"

" apa kau sedang menyekap anak buahku?" Tanya Suho yang instingnya memang lumayan tajam itu, suaranya mulai terdengar berat.

" hahaa.. bukan.. tentu saja bukan.. hanya seorang lelaki jangkung berambut keemasan yang tengah menatapku sinis" Suho yang berada di seberang sana pun kaget mendengarnya namun sebisa mungkin ia membalasnya setenang mungkin.

" aku tidak tahu siapa yang kau bicarakan" elak Suho meski ia tahu dengan jelas siapa yang menjadi umpannya, ia tidak boleh terlalu terbawa emosi bukan?

" jangan berpura-pura Kim Suho.. semua orang sudah tahu hubunganmu dengan namja chinese ini" Howon menarik kerah Kris kasar lalu mendekatkan wajah Kris pada smartphonenya, mengisyaratkannya untuk bersuara, namun namja yang ditarik itu malah membuat amarah Howon naik ke ubun-ubun ketika Kris melanggar perintahnya.

" Ho… jangan datang! Aku baik-baik sa—uuurgh!"

KLEK

Koneksi telepon itu pun diputuskan sebelah pihak oleh Howon, meninggalkan namja manis yang berada di seberang sana memandang layar smartphonenya dengan was-was, ia tidak menyangka hubungannya dengan Kris dapat diketahui oleh public sampai membahayakan kekasihnya seperti ini. Suho lantas secepat mungkin menekan serangkaian nomor telephone yang sudah dihafalnya luar otak dan menghubunginya.

Namja jangkung itu terplanting dengan keras ke tanah ketika satu tonjokan kuat melayang ke perutnya, ia meringis kesakitan saat pinggangnya terserempet ujung kayu yang cukup tajam dari kursi yang didudukinya. Kris mendesis pasrah ketika Howon langsung menarik kasar helaian rambut keemasannya, memaksa wajah tampan itu untuk menengadah. Tubuh yang terkulai di atas lantai yang masih terikat ke bangkunya itu tidak lagi memberontak, Kris cukup pintar untuk memilih diam dengan hati was-was ketika namja sangar itu meliriknya tajam tanpa senyum di wajahnya.

" dasar umpan yang tidak berguna.. kau benar-benar ingin aku menyiksamu yah.. baiklah kalau itu kemauanmu"

BUGH

BUGH

BUGH

Kris tidak mampu lagi menghitung berapa pukulan yang dilayangkan padanya, tenaganya seperti habis terkuras dan hanya bisa tergeletak lemah penuh luka, namun mengingat dirinya harus melindungi namja yang dicintainya itu, ia memilih untuk menutup kedua matanya erat ketika berbagai kesakitan menerpa tubuhnya.

#######KRISHO#########

" arrggkhhh!"

bukan.. itu bukan suara erangan Kris.. namja jangkung itu sudah terlalu lelah menahan sakit hingga tidak mampu mengeluarkan suaranya, bahkan untuk sekedar membuka mulut saja ia bahkan tidak sanggup. Sedangkan orang yang memukulnya pun menegakkan tubuhnya, alih-alih melirik ke arah pintu dimana suara erangan tersebut terdengar berasal dari luar.

BLAM!

Tidak sampai tiga detik, pintu tersebut terbuka lebar menampilkan enam pemuda yang wajahnya sudah sangat dikenali Howon beserta Kris itu.

" yaa! Aku sudah menerima undanganmu untuk datang malam ini… jadi lepaskan temanku" Kris tersenyum tipis, ia tidak akan munafik karena meskipun ia sangat ingin melindungi Suho, namun setengah dari hatinya juga menginginkan keberadaan namja mungil itu. Setidaknya Kris bersyukur mantan kekasihnya masih memiliki hati nurani untuk menyelamatkannya, ia sempat berfikir Suho akan benar-benar meninggalkannya disiksa seperti ini.

" teman? Lebih tepatnya mantan kekasih bukan? Bagaimana kalau kita bersenang-senang terlebih dahulu" Howon bertepuk tangan beberapa kali membuat sinyal agar anak buahnya yang berjumlah belasan itu datang dari luar dan langsung membuat kegaduhan.

" huahh! Brengsekk… jumlahnya dua kali lipat dari sebelumnya" Sehun memekik kaget ketika empat orang langsung menghadangnya tiba-tiba, namun beruntung karena refleknya yang sangat baik membuatnya mampu melepaskan diri dengan mudah dari cengkraman anak buahnya tersebut.

" bos! Kami akan mengurus anak buahnya.. kau pergilah selamatkan Kris" Suho tidak lagi menyia-nyiakan waktunya, ia bergerak cepat sesekali melancarkan hantamannya pada anak buah Howon yang berani menghadangnya.

" Won.. sekarang lepaskan Kris.. atau kau akan kujatuhkan" Tanya Suho berang, tentu saja Howon tidak akan semudah itu melepaskan umpannya kepada Suho, ia langsung mengambil besi panjang yang terbengkalai di atas lantai itu dan menerjang Suho, namun reflek Suho memang kurang tanggap hingga besi tersebut menghantam betis kanannya hingga menimbulkan luka yang cukup dalam hingga membuat namja mungil itu membatu memegang kakinya sendiri seraya mendesis menahan sakit. Ia dapat merasakan cairan merah itu mulai keluar dari luka yang berdenyut sakit tersebut.

" aku paling suka melihat darah segarmu Ho.. membuatku ingin meminum wine merah tersebut" anggap saja Howon sudah gila, memang gangster tidak pernah ada yang normal. Namja berandalan itu kembali mengangkat besi itu setinggi mungkin, namun beruntunglah Suho dapat memprediksi gerakan lawannya hingga ia tidak mendapatkan luka kedua, hanya saja seragam bagian dada kirinya sedikit sobek.

Suho berusaha melarikan diri ke sudut ruangan dengan tertatih-tatih ketika darah dari betisnya merembes membasahi celana panjanganya dan sepatu sportnya dengan warna merah. Ia melompat mengenggam batang kayu si atas dan bergelayut pada kayu tersebut hingga dengan posisi yang tepat menjatuhkan tubuhnya dari udara dan menendang keras leher Ho won dengan menggunakan betis kanannya yang berdarah itu tepat pada titik vitalnya hingga ia pun roboh di atas keramik berdebu tersebut.

" hahh.. hahh.. hahh.. Kris kau tidak apa-apa? Mian aku telat datang.. omo! Wajahmu sampai bengkak seperti ini.. dia pasti memukulmu keras sekali ya.. miannn" Kris membiarkan Suho meneliti wajahnya dengan gurat kekhawatiran yang terlihat jelas pada wajah manisnya, kedua manik coklat yang sedikit berkaca-kaca tersebut melihat Kris dengan tatapan terluka. Suho merasa sangat bersalah, karena statusnya yang sebagai gangster ia harus merelakan mantannya menjadi korban penganiayaan seperti ini.

Namja mungil itu dengan tergesa-gesa membuka tali yang mengikat tubuh jangkungnya, namun simpul yang terlalu erat itu membuat Suho harus menghabiskan beberapa menit untuk melepaskan tubuh Kris dari tali merah tersebut, penyesalan semakin berkumpul di dalam hatinya saat melihat kedua pergelangan tangan dan lengan Kris terluka cukup dalam seperti bekas sayat karena terus meronta melepaskan diri, bekas-bekas darah sangat ketara pada pergelangan tangan kanannya.

" SUHO! Awas di belakangmuu!"

Namja yang Suho sangka telah pingsan itu telah berdiri di belakangnya dan menghuyungkan pipa besi tersebut tepat di kepalanya. Karena lengah, Suho lantas reflek berbalik ke belakang dan tidak sempat menghindar dari pukulan keras tersebut hingga tubuh mungilnya langsung rubuh di atas tubuh Kris, belum sempat pingsan namun tekanan keras pada otaknya membuatnya sedikit linglung.

Howon terus menerus melayangkan pukulan pipa itu ke sembarang arah, memilih untuk melindungi Kris yang berada di bawahnya itu. Suho pun dengan sigap melingkari kedua lengannya pada kepala kris dan membenamkan wajah tersebut ke bahunya yang tidak terlalu lebar itu seolah menutup penglihatan Kris, Suho hanya tak ingin namja yang dicintainya melihatnya dipukul dengan babak belur seperti ini sedangkan Kris berusaha meronta dari dekapan tersebut, mana mungkin ia membiarkan saja namja yang berada di atas itu dipukuli dengan menggenaskan. Namja manis itu dapat merasakan beberapa bagian kepalanya bocor namun ia malah terus memilih memeluk erat tubuh Kris ketika beberapa pukulan pipa tersebut telak mengenai tulang punggungnya. Ia ingin membalas, namun tubuhnya tidak cukup tenaga untuk melawan mungkin karena kekurangan darah.

" BRAK"

Perlahan Suho membuka mata sayunya ketika ia tak merasakan pukulan pada tubuhnya, dengan perlahan ia berbalik dengan segenap kekuatannya menghadap ke belakang melihat Howon terkapar dengan kepala yang mulai melelehkan cairan merah.

" Hun? Kai?" Sehun dan Kai hanya menampilkan cengirannya lalu mengayunkan tongkat baseball yang dibawanya tadi.

" gigi harus dibalas dengan gigi bukan? Kris.. tolong antar bos kami ke rumah sakit ne? kami yang akan mengurus sisanya" Kai tersenyum penuh arti kea rah Kris lalu kembali menebas anak buah Howon dengan tongkat baseballnya. Namja jangkung itu perlahan menggeserkan tubuh mungil Suho yang masih menindihnya kemudian perlahan berdiri dengan kedua kaki yang masih sedikit lemas.

" y.. yaa! kris.. kau tidak usah menggendongku" wajah Suho merona parah ketika Kris dengan sigap langsung mengangkat tubuh ringannya yang masih terduduk di keramik untuk bergelayut pada pundaknya, sontak saja perlakuan Kris membuat Suho reflek melingkarkan kedua lengannya pada leher Kris.

Setelah yakin mendapat keseimbangannya, Kris pun berlari keluar dari ruangan gelap tersebut. Namja mungil itu terus memandang Kris sendu dari belakang ketika namja tampan itu terus mendiamkannya dalam jangka waktu yang lama, ia tahu namja jangkung itu marah padanya, tapi ia tidak suka kalau didiamkan seperti ini.

" Kris…." Belum sempat Suho melanjutkan kata-katanya, suara bass itu langsung memotong kalimat tersebut.

" Sekarang kau mengerti kan Ho.. bagaimana khawatirnya diriku melihat tubuhmu penuh darah seperti ini.. aish.. lalu kenapa tadi kau malah melindungiku..ck! kau ini benar-benar.. " Suho yang berada di ambang hidup dan pingsannya pun semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh hangat Kris, ia menyembunyikan wajah manisnya ke ceruk belakang leher kekasihnya. Sedangkan Kris membiarkan saja seragamnya dinodai darah Suho yang terus menitik membasahi dari pelipis turun ke dagu tajam namja manis tersebut.

" mian Kris..jeongmal mianhae.. aku tahu aku bukanlah kekasih yang baik untukmu Kris.. aku terlalu egois.. aku terus menyusahkanmu bahkan melibatkanmu hari ini dalam masalahku.. tapi sampai sekarang aku masih sangat mencintaimu.. aku akan berubah untukmu.. aku tidak akan melibatkan diri dalam perkelahian lagi.. aku akan berusaha untuk tidak membuatmu khawatir dan akan selalu mendengar setiap permintaanmu.. karena itu kembalilah padaku Kris.. aku sangat membutuhkanmuu.. berikan aku kesempatan sekali lagi untuk memperbaiki kesalahankuu.. ne?" Kris mengeratkan genggaman kedua tangannya pada paha atas Suho ketika ia merasakan pundaknya basah, ia tahu mantan kekasihnya itu menangis penuh penyesalan meski tanpa isakan.

" jadi untuk kedepannya kau tidak akan berkelahi lagi kan?" Suho langsung mengangguk pasti sambil membersihkan kedua matanya dari air mata, ini akan menjadi terakhir kalinya ia melancarkan pukulannya pada seseorang. Namja manis itu benar-benar akan melepaskan jabatan bos atau ketua gangster dari sekolah SM tersebut. Ia tidak ingin melukai kris lagi dengan sejuta masalah yang ditinggalkannya, terlebih ia akan melakukan segalanya asal namja yang dicintainya itu kembali padanya.

" ne.. kau boleh mempercayaiku Kris.. asal kau tidak lagi meninggalkanku" namja jangkung itu tersenyum senang mendengar jawabannya, ia dapat mendengar detak jantung Suho yang berpacu cepat dari punggungnya.

" kalau ada kejadian seperti tadi apa yang akan kau lakukan?" uji Kris sedangkan namja manis yang berada di gendongannya tersebut kembali menerka-nerka jawaban yang benar di dalam kepala Kris.

" ungg.. membiarkan mereka memukulku tanpa membalas?" tanyanya dengan muka bodoh, seketika itu Suho menyesali jawabannya ketika Kris menyampingkan wajahnya menatap Suho dengan ujung mata elangnya.

" pabbo ya! Itu semakin mengkhawatirkanku tahu? Yang benar adalah melarikan diri.. dasar!" Suho terkekeh pelan, tidak lagi bersunggut-sunggut ataupun mempoutkan bibirnya sebal ketika Kris kembali menceramahinya dan menghardiknya, sesungguhnya itulah kasih sayang Kris yang diberikan padanya, hanya saja Suho yang dulu terlalu buta untuk melihat semuanya.

" ungg.. kalau begitu kita balikkan kan kris?" tanya Suho penuh harap hingga tanpa disadarinya namja manis itu menahan nafasnya menunggu jawaban Kris, namun melihat namja jangkung itu mengangguk pelan dengan menampilkan senyumannya, Suho tidak dapat lagi menutup kebahagiaannya.

" jinjja?! Jeongmal gomawo Kris…. Aku sangat mencintaimu.. neomu bogoshipeo" Suho semakin mengeratkan pelukannya pada leher Kris sehingga membuat namja jangkung itu sedikit kesulitan bernafas. Namja jangkung itu terkekeh melihat kelakuan kekasihnya, sepertinya segalanya terbayarkan saat melihat wajah bahagia Suho yang sekarang tengah menghujani daun telinga kanan Kris dengan ciuman lembut.

" nado.. maaf ya telah memutuskanmu sebelumnya, aku hanya ingin kau merubah kebiasaanmu.. kau tidak marah kan?" Suho tersenyum manis sambil menggeleng seraya menatap kedua manik hitam itu dalam, Kris membalas menatap iris hazel yang seolah menyedotnya itu dalam diam. Perlahan namja jangkung itu membelai kedua lengan kurus yang memeluk lehernya itu dan perlahan mengikuti instingnya untuk mendaratkan sebuah kecupan kasih sayang pada bibir tipis Suho, kecupan lembut yang langsung menghapus segala sakit hati Suho yang pernah tergores pada hatinya.

Yah.. Hari ini Suho mempelajari hal yang baru, bahwa sesekali bertengkar dengan pacar bukan hal yang buruk karena sebenarnya hal itulah yang akan semakin mempererat hubungan kasih sayang di antara keduanya.

END

Edit lagi :/

Sebenarnya author mau buat ff drabbles khusus ultah suho.. tapi karena ide mentok.. jadi author buat sequelnya aja.. Mind to REVIEW please.. :D jangan ga review yah :( setelah ini author keknya ga buat krisho lagi deh.. mau cariin papa baru buat mami ¬.¬ masa papa tiba2 ngilang gaje gitu.. sori author terlalu kecewa sama naga #nobash #noflame #hanyapendapat

ONCE AGAIN: SAENGIL CHUKHA HAMNIDA SUHO AKA KIM JOON MYEON- URI GUARDIAN AND LEADER OF EXO (^0^)/ STAY STRONG AND WISH EXO ALL THE BEST -salam Aquatics 22 may 2014-

little rabbit: iya author lagi mendung gara2 kasus naga itu -_-" ampe ngga ada mood lanjutin tiga ff bersambungnya.. tapi yahh~ ga enak sih discontinue gitu.. :/ jadi ntar author lanjutin ampe tamat.. tapi ngga langsung dulu sih..author lagi rada sibuk juga soalnya :') sorry yah ga bisa buat requestnya gara2 ngga ada ide + mood suram.. jadi ff ini aza sebagai gantinya..