"Apa yang ingin kau ketahui dari sejarah universitas ini, Luhan?"

Luhan kembali menunduk, jari-jarinya saling terpaut dan bermain-main kecil. Ia harus mencari alasan yang tepat karena sebuah sejarah sangat berharga. Ayo luhan .. pikirkanlah.

"Sejak kapan Universitas ini didirikan?"

"1990"

"Kau menjadi dosen sejak tahun?"

"2010. Kau tahu itu, Luhan"

Mereka terdiam sejenak. Sehun menatap Luhan bingung pasalnya semua pertanyaan yang di lontarkan oleh Luhan ia sangat yakin bahwa Luhan sendiri sudah mengetahui jawabannya.

"Lu, ada apa denganmu?"

Pertanyaan Sehun membuat Luhan sedikit terbelalak. Ia menjadi gugup sendiri.

"Aku … Sehunnie, apa kau mengetahui seseorang bernama Im YoonA?"

Dahi Sehun berkerut. Sepertinya ia pernah mendengar nama itu dari beberapa dosen yang tengah bergosip.

"Im YoonA?"

Luhan mengangguk pelan.

"Hm.. Im YoonA. Apa kau pernah mengetahuinya atau mengenalnya? Atau mungkin ia salah satu mahasiswi disini?"

Sehun bangkit dari duduknya.

"Sepertinya aku pernah mendengarnya .. Kita pergi ke pusat data mahasiswa disini. Ayo, Lu"

Luhan mengikuti Sehun. Berjalan kesebuah lorong dimana menyimpan beribu-ribu data mahasiswa.

The Journal

.

.

.

Character's : Do Kyungsoo, Kim Jongin.

And others.

.

Disclaimer : All Character belong to God, but This Story and Plot belong to BYEOLBAEK.

.

.

.

.

.

"Kyungsoo, seorang mahasiswa yang tak sengaja menemukan sebuah Journal di gudang kampusnya. Kejadian aneh mulai muncul semenjak Kyungsoo membaca Journal itu. Teror dan Ancaman, membuat hidup Kyungsoo tak tenang"

Who is She?

.

.

.

.

.

*Beberapa saat yang lalu, sebelum Luhan menemui Sehun

Kyungsoo sudah kembali tertidur dengan tenang. Kai menaikan selimut hingga sebatas dada Kyungsoo dan mengusap rambutnya dengan sayang sebelum akhirnya mengecup dahi Kyungsoo.

Kai sudah menceritakan semuanya kepada Luhan dan Lay tentang Kyungsoo yang berubah menjadi aneh, kejadian-kejadian aneh dan tentang Wanita yang ia temui di ruang kimia.

Kini mereka bertiga hanya bisa terdiam di sofa dengan raut wajah yang sulit diartikan. Ini sangat membingungkan terlebih untuk Luhan dan Lay yang baru saja mengetahuinya.

"Apa kau tidak mengetahui siapa wanita itu, Kai?"

Kai menggeleng lemas, ia menunduk.

"Aku sama sekali tidak tahu, Hyung … wanita itu sangat menyeramkan. Dia mengincar Kyungsoo Hyung dan aku sama sekali tidak mengetahui kenapa ia mengikutinnya"

Lay menngetuk-ketuk pelan sepatunya. Jujur, ia sangat bingung dengan kejadian yang menimpa temannya sekarang ini. Jika dilihat dari kejadian sebelumnya, dimana pot tanaman yang sangat kuat bisa tiba-tiba terjatuh, Kyungsoo yang sangat panik serta cerita-cerita Kai yang begitu membingungkan. Ia dapat menyimpulkan ada yang tidak baik atau mungkin Kyungsoo sedang di terror oleh hantu atau semacamnya.

"Hei"

Lay dan Kai menoleh pada Luhan. Luhan menunjukan sebuah buku yang ia dapatkan dari tas milik Kyungsoo. Kemudian melemparkannya keatas meja.

"Sejak kapan Kyungsoo mempunyai Journal?"

Kai dengan sigap mengambil Journal tersebut. Journal itu terlihat tua dan kuno, bahkan Kai tidak yakin Journal itu milik kekasihnya. Ia membuka buku tersebut kemudian alisnya berkerut bingung saat mendapati bukan nama Kyungsoo disana, melainkan orang lain.

"Im YoonA? 1977? Hei, hyung. Ini … bukan milik Kyungsoo Hyung"

Luhan menatap Kai bingung. Bagaimana bisa itu bukan milik Kyungsoo sedangkan buku tersebut ada di dalam tasnya? Ia tahu betul, Kyungsoo bukanlah orang yang suka menyimpan ataupun mengambil barang orang lain.

"Mana mungkin. Aku menemukan itu dalam tasnya"

Kai menggeleng.

"Tapi, hyung … ini bukan milik Kyungsoo Hyung"

Lay mengambil Journal tersebut kemudian membolak balik serta meneliti buku tersebut sebelum akhirnya membuka halaman paling belakang.

"Impianku … Universitas SM"

"Apa ia seorang mahasiswi disini?"

"Huh?"

Kai dan Luhan menyaut bersamaan sedangkan Lay mengangguk. Jari telunjuknya menunjuk kalimat yang baru saja ia baca.

"Lihatlah disini, disini tertulis 'Impianku … Universitas SM' begitu"

Ketiganya saling bertatapan bingung tanpa ada yang bersuara. Kemudian Kai merebut buku tersebut dari Lay dan membuka halamannya secara acak dan tergesa-gesa.

"Pasti ada foto atau tidak pengenal dari pemilik buku ini"

Gerakannya terhenti saat matanya melihat sekilas foto seorang wanita dengan gaun yang berlumuran darah, mirip sekali dengan wanita yang ia temui di ruang kimia. Namun saat ia mencoba mencari kembali halaman tersebut, ia tak menemukannya.

"Jangan-jangan Journal ini-"

"Ungh .."

Lenguhan pelan tersebut datang dari Kyungsoo, membuat ketiganya menoleh dengan cepat dan menghampiri Kyungsoo.

"Kyungsoo-ya .."

"Soo .."

"Kyungsoo hyung .."

Raut ketiganya sama. Khawatir dan cemas dengan keadaan Kyungsoo saat ini, sedangkan Kyungsoo yang baru tersadar hanya bisa menatap lemah pada ketiganya.

"Lay hyung … Luhan Hyung … Kai-ah"

Ucapannya terdengar seperti setengah berbisik karena badannya terlalu lemas. Belum lagi, Kyungsoo merasakan pening yang sangat parah dan pegal di sendi-sendinya.

"Sayang, Apa ada yang kau keluhan?"

Kyungsoo dapat melihatnya. Tatapan Kai yang terlihat begitu khawatir dan cemas pada dirinya, ia hanya bisa tersenyum tipis disertai gelengan pelan pada sang kekasih.

"Anii .."

"Soo … bagaimana jika aku panggilkan Dokter yang bertugas?"

Kyungsoo kembali menggeleng pelan.

"Tidak, Lay hyung. Trimakasih. Aku tidak apa-apa"

Luhan yang sedari tadi terus terdiam akhirnya mengutarakan sesuatu yang mengganjal dalam pikirannya.

"Kyungsoo-ya .."

Kyungsoo menoleh kearah Luhan. Luhan terlihat berfikir sejenak kemudian kembali menatap Kyungsoo.

"Siapa wanita yang bernama Im YoonA?"

'Deg'

Debuman keras datang dari jantungnya, Kyungsoo berdebar tak karuan saat Luhan menanyakan wanita itu. Tentu, tentu saja ia mengetahui siapa Im YoonA karena wanita itu kini sedang mengincar nyawanya dan orang terdekatnya.

"D-dari mana .. kau-"

"Kami- oh bukan, Luhan hyung yang menemukan buku ini dalam tasmu"

Kai menyerahkan buku Journal itu pada Kyungsoo. Dan seketika Kyungsoo memeluk erat buku tersebut dan menjauhannya dari teman-temannya.

"KALIAN TIDAK BOLEH MEMBACA BUKU INI"

Ketiganya terdiam saat mendengar bentakan Kyungsoo. Mereka saling menatap bingung kemudian beralih pada Kyungsoo yang kini sedang terisak pelan.

"Hiks .. kumohon cukup aku tidak dengan kalian"

Kai menatap kekasihnya dengan iba, ia menarik Kyungsoo kedalam pelukannya dan mendekap erat tubuhnya yang bergetar.

"Sshtt … tenanglah, hyung. Bukankah akan lebih baik jika kau menceritakan semuanya pada kami?"

Kyungsoo menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Tidak! Tidak! Wanita ini terlalu berbahaya!"

Jawaban Kyungsoo membuat pikiran Kai mengacu pada wanita yang ia temui di ruang kimia beberapa saat yang lalu. Mungkinkah ada sangkut pautnya? Atau mungkin …

"Apa Journal itu sesuatu yang berharga milik wanita itu, hyung?"

Anggukan Kyungsoo sudah cukup untuk menjawab semua kebingungan dari Luhan, Lay dan Kai.

.

.

.

.

.

"Sehunnie … kau yakin tempatnya disini?"

Luhan terus mengekori Sehun yang kini berjalan menuruni tangga, berjalan ke perpustakaan bawah tanah universitas. Hanya dosen dan beberapa siswa saja yang di izinkan masuk, karena ruang bawah tanah ini menyimpan semua rahasia milik universitas.

Sehun bergumam pelan, di tangannya terdapat lampion yang menyala untuk penerangan mereka. Tak berapa lama akhirnya mereka sampai di depan sebuah pintu besar berwarna silver, Sehun menekan beberapa digit kode hingga tak lama kemudian pintu tersebut terbuka.

Sehun menoleh ke belakang dimana Luhan terdiam menunduk dan sesekali mengusap lengan dan tengkuknya. Yah, udara di ruang bawah tanah ini sedikit lebih dingin.

"Lu"

Luhan sedikit terperanjat.

"Ah! Ya?"

Sehun mengajaknya masuk, sesegera mungkin Luhan mengangguk dan mengikutinya. Mereka masuk bersamaan, suasana dalam ruangan itu sedikit pengap, dingin dan juga lembab.

'Klik'

Lampu menyala. Pandangan Luhan langsung di suguhkan oleh buku yang bertumpuk rapih membentuk lingkaran hingga sampai atas. Ia mendongak, bibirnya terbuka kecil melihat ke sekelilingnya. Ia bahkan tak dapat memperkirakan jumlah buku tersebut.

Sehun terkekeh pelan melihat tingkat menggemaskan mahasiswa sekaligus kekasihnya. Ia menyimpan lampionnya kemudian berjalan kearah rak yang bertuliskan 'Profil Mahasiswa'.

"Lu .."

Luhan menoleh.

"Ya?"

"Siapa nama yang kau cari itu?"

Luhan sedikit terperanjat. Ia bahkan lupa tujuan awalnya kemari.

"A-ah .. Im .. Umh, Im YoonA"

Luhan menghampiri Sehun kemudian melihat-lihat jajaran buku yang berada di rak 'Profil Mahasiswa'.

"Kau bisa cari berkasnya di sebelah sana, Lu. Semua barisan ini berawalan huruf I"

Luhan mengangguk dan mulai mencari-cari berkas yang dibutuhkannya. Tangannya membuka berkas-berkas yang saling terselip dan kemudian tersenyum senang saat menemukan berkas bernama 'Im YoonA', dengan cepat ia membuka berkas tersebut namun seketika matanya terbelalak.

"S-Sehun … nie .."

"Ya?"

"A-Apa … ini?"

.

.

Berkas itu lusuh dan secarik kertas terdapat di sana.

'Kalian ceroboh sekali dengan meninggalkan Kyungsoo sendirian. Kkk~ aku senang menemani seseorang yang sedang sendiri. Mereka terlihat menyedihkan, sendirian. Aku akan menemani mereka yang sendirian, agar mereka tak kesepian.'

Im YoonA

Dengan beberapa bercak darah dan foto seorang wanita menyeramkan dengan rambutnya yang berantakan dan bajunya yang berlumuran darah. Bukan, bukan itu yang membuat Luhan terbelalak.

Melainkan dalam berkas tersebut terdapat sebuah organ hati. Ya, hati manusia yang sudah mengering.

.

Dan tiba-tiba suara gemuruh datang.

"A-apa yang terjadi?!"

Luhan segera membereskan dan mengambil berkas tersebut.

"Hunnie! Kita harus cepat menemui Kyungsoo!"

Sehun mengangguk cepat, ia mengambil lampionnya dan menarik Luhan pergi. Beberapa buku mulai berjatuhan menimpa mereka berdua dan Sehun dengan sigap melindungi Luhan agar pemuda itu tidak terkena buku-buku tersebut.

Mereka keluar dari ruangan tersebut dan pintu itu tiba-tiba tertutup rapat dengan suara debuman yang keras. Mereka terengah-engah, Sehun bersandar pada tembok dengan Luhan yang ada di pelukannya. Namun, mata Luhan terbelalak ketika melihat sebuah luka sayatan yang cukup besar di lengan kiri Sehun yang melindunginya.

"H-hunnie …"

.

.

.

.

.

Kyungsoo kini hanya ditemani oleh Lay karena Kai mendapat telepon mendadak yang mengharskannya menemui dosen saat itu juga.

Hari sudah sore bahkan menjelang malam dan Kai tak kunjung kembali sejak beberapa jam yang lalu, itu membuat Kyungsoo khawatir.

"Soo, kau baik-baik saja? Kau terlihat cemas sekali"

Kyungsoo tersenyum kecil kemudian menggeleng pelan.

"Ani .. Aku tidak apa-apa. Hanya saja … um, kau tahu hyung. Kai belum kembali sejak tadi … aku .. mengkhawatirkannya"

Kyungsoo menunduk ia meremas kecil selimut putih di pangkuannya. Lay tersenyum kecil kemudian mengusap pelan kepala Kyungsoo.

"Kai pasti baik-baik saja. Ia sedang mengurusi beberapa urusan dengan dosennya, sebentar lagi ia pasti kembali"

Kyungsoo hanya dapat berbisik lirih.

"Ya … Kuharap …"

"Ah! Ne .. Kau belum makan sejak siang tadi. Kau pasti lapar .."

Kyungsoo menoleh kearah Lay kemudian memegang perutnya. Ia memang lapar, bahkan pagi pun ia tidak sarapan.

"Aku akan membeli makanan. Tunggu sebentar .."

Lay tersenyum kemudian mengambil beberapa uang dalam tasnya dan pergi keluar. Kyungsoo hanya bisa terdiam saat Lay berlalu meninggalkannya. Sendirian.

Kyungsoo termenung, mengingat-ingat apa saja yang terjadi padanya hari ini membuat dirinya merasa tak enak karena sudah merepotkan orang banyak, terlebih kekasihnya. Niat awalnya datang kesini untuk memastikan keadaan Baekhyun berujung panjang.

Baekhyun … Oh! Ia lupa untuk menanyakan kabar tentang sahabatnya itu. Chanyeol memang memberitahunya bahwa Baekhyun sudah pulang dengan tunangannya itu, tapi … Ia masih menyimpan perasaan tak enak mengenai sahabatnya.

'ting'

Satu pesan suara yang masuk membuat Kyungsoo menoleh dan mengambil handphonennya.

"Luhan … hyung?"

*Kyungsoo-ya! Jangan sampai seorangpun meninggalkanmu sendirian! Aku dan Sehun saem segera menemuimu! Ada sesuatu yang haru aku sampaikan! Ku ingatkan sekali lagi, Jangan sendirian! Wanita itu … Ia mengincarmu!*

Suaranya terdengar terburu-buru dan juga terdengar sedikit bergemuruh. Ada apa dengan temannya itu?

'Sreeet'

Suara kursi yang di tarik membuat Kyungsoo mengalihkan pandangannya terkejut. Matanya membelalak saat menemukan sebuah kursi yang ada di dekat meja kini menghadap padanya. Pas sekali.

Dan kemudian suara kikikan wanita terdengar. Seketika, Kyungsoo teringat apa yang dikatakan oleh Luhan.

.

'Jangan Sendirian! Wanita itu … Ia mengincarmu!'

.

Oh tidak … Ia … Sendirian.

.

"Kyungie … apa kau butuh teman? Aku dengan senang hati menemanimu …"

Suara itu datang tepat dari belakangya.

.

.

.

.

.

Kai mengerang kesal karena dosen yang ia tunggu-tunggu tak kunjung datang. Ia baru saja menyelesaikan tugas tambahan dan dosennya tersebut pamit untuk pergi sejenak. Dirinya bahkan sudah menunggu lebih dari 2 jam dan dosennya itu belum kembali.

Dengan sedikit kesal ia mendudukan dirinya di kursi. Ia mengecek handphonenya berkali-kali, tak ada kabar apapun dari kekasihnya. Jujur saja, meninggalkan Kyungsoo dengan Lay dalam keadaan seperti itu tidak membuatnya tenang.

"Kai?"

Suara itu membuat Kai menoleh.

"Junmyeon –ah tidak. Suho hyung?"

Suho tersenyum kecil. Ia menghampiri Kai dan duduk di sampingnya.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Aku … Menyelesaikan beberapa tugas tambahan yang diberikan oleh Profesor Yang"

Suho mengangguk pelan.

"Apa kau melihat Yixing?"

"Lay hyung? Dia sedang menjaga Kyungsoo hyung di UKS"

Dahi Suho berkerut, matanya menatap Kai bingung.

"Ada apa dengan Kyungsoo?"

Kai mendesah malas.

"Ceritanya panjang, bahkan aku tak tahu harus memulainya dari mana"

Kini perasaan Kai semakin tak tenang. Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat dan pikirannya terus dipenuhi oleh Kyungsoo.

"Hyung"

Kai tiba-tiba berdiri dari duduknya.

"Aku akan mengecek Kyungsoo hyung"

.

.

.

.

.

Lay bersenanndung kecil , ia baru saja selesai membeli makanan. Mengingat ia meninggalkan Kyungsoo sendiri membuatnya terburu-buru dan menaiki tangga dengan cepat.

'trang'

Suara benda logam yang terjatuh membuat Lay berhenti menaiki tangga dan menoleh ke sumber suara tersebut.

Sebuah benda berwarna perak menarik perhatiannya, ia menuruni tangga perlahan lalu mengambil benda tersebut. Sebuah kotak yang terbuat dari logam dengan inisial K.Y di sampingnya.

Lay hanya mengangkat kedua bahunya acuh dan memasukan benda tersebut kedalam saku jaketnya. Ia berbalik.

'Bugh!'

Dan semuanya menjadi gelap.

.

.

.

.

.

"Kyungie … aku senang kau sendirian. Karena aku bisa menemanimu. Kkkk~"

Yoona berjalan pelan mengitari ranjang yang ditempati oleh Kyungsoo, kemudian mendudukan dirinya di kursi yang menghadap tepat di depan Kyungsoo.

Sedangkan Kyungsoo sendiri kini hanya bisa menegang di tempatnya. Mata bulatnya menatap Yoona ketakutan. Namun ia tidak dapat melakukan apa-apa, seluruh syarafnya seperti mati dan tak bisa di gerakan.

Yoona mendengus kesal.

"Ugh, sebenarnya aku sedikit kesal karena kau tak kunjung dapat menolongku …"

Ia menjeda sejenak kemudian menyeringai.

"Ahh … apa aku harus membunuh salah satu dari 'mereka' agar kau semakin cepat menolongku, Kyungie?"

Sontak Kyungsoo menggeleng dengan cepat.

"J-Jangan. Ku .. mohon .."

Kyungsoo menatap Yoona, walaupun wajah Yoona terlihat sangat berantakan dan menyeramkan baginya.

"Ku mohon. Yoona-sshi. Berilah aku petunjuk"

Sontak buku Journal milik YoonA terlempat kearah Kyungsoo dan Kyungsoo menerima benda tersebut dengan sigap.

"Aku sudah memberimu petunjuk berharga Kyunggie. Kau tak membaca semua Journalku…"

Dan kemudian Yoona berdiri dari kursinya dan menghilang.

"Biar ku beri tahu sesuatu, Kyunggie .."

Kyungsoo menegang saat merasakan Yoona tepat di belakangnya.

"Aku benci orang yang lambat"

Dan seketika tubuh Kyungsoo terpental hingga menubruk salah satu lukisan pada dinding dan mengakibatkan lukisan tersebut pecah lalu menimpa tubuh Kyungsoo.

Yoona menghilang setelahnya, meninggalkan Kyungsoo yang meringukuk dan mengerang kesakitan. Namun matanya melirik Journal Yoona yang tak jauh dari jangkauannya.

Ia merangkak dan kemudian membuka halaman kedua, ketiga, keempat. Namun semua halaman itu kosong. Hingga akhirnya ia berhenti pada halama ke tujuh.

-10 November 1990-

Hallo Journalku~

Kini aku sudah berumur 13 tahun ^^

Aku hanya ingin bercerita padamu …

Aku sama sekali tidak pernah berangkat ke sekolah, apa kau tahu kenapa? Yah~ karena ibu dan ayah ku memilih home scholling untuk pendidikanku. Aku tidak tahu kenapa. Yang jelas aku sangat sedih.

Aku kesepian, dan teman-teman bahkan tetanggaku menyebutkan bahwa aku adalah gadis yang menyedihkan karena tidak pernah bergaul dengan lingkungan. Apa yang harus aku lakukan?

Tolong aku ….

.

Kyungsoo beralih ke halaman selanjutnya.

.

-19 April 1995-

Sudah lama sekali aku tidak menulis. Kkkk~

Ini sudah 5 tahun semenjak aku menulis bukuku pertama kali.

Sebenarnya ayang perlu ku ceritakan padamu. Ibuku meninggal 4 tahun lalu dan kini ayahku sudah menikah lagi dengan bibi Kwon. Bibi Kwon memiliki anak perempuan, namun sepertinya ia tidak menyukaiku.

Kami satu kampus namun ia tidak pernah menganggapku sama sekali. Ahh .. sebenarnya itu sudah biasa terjadi di rumah kami.

Ada seorang lelaki yang menyatakan cintanya padaku beberapa bulan lalu. Aku pun baru tahu jika anak bibi Kwon juga menyukai lelaki itu. Namun aku ingin egois! Aku mencintainya dan ia pun mencintaiku. Namanya adalah Do Minjoo, oh .. bahkan umurnya lebih muda beberapa tahun dariku. Kkkk~

Im YoonA

Kyungsoo terbelalak, Do … Minjoo.

.

.

Kakaknya … mengenal wanita ini ?

.

.

.

.

.

.

.

.

To Be Continue ~

Author's Note :

SUDAH BERAPA LAMA INI TIDAK UPDATE?!

Oh my, saya sunggu minta maaf. Bukannya tidak konsisten menjadi author, but please guys tugas akhir ini membunuhku :"

Bahkan saya berfikir untuk berhenti saja dari pada cerita saya terbengkalai semua dan kalian kecewa terhadap saya.

What do I do?

Haah~ Sorry for all my mistake. Hope you like this chapter. I'm sorry.

.

.

Mind to Review?