18.
"Hahaha! Benar seperti itu? Astaga, ninja? Ckk, ckk, alasan itu terlalu mengada-ada, kau tahu? Kalau aku, pfft, aku bisa mencari alasan yang lebih baik. Lebih baik! Ahahaha!"
Hozuki semakin menekuk wajah. Sebentar, seingatnya ia tadi hanya ingin mengambil bahan pesanan saja. Lalu kenapa sekarang...
Ia menghela nafas marah. Ingatkan ia untuk menjadwalkan akupuntur untuk Shiro nanti. Sebagai tanda terima kasih atas kelancangannya karena berani menceritakan mengenai perjalanan sang iblis ke Australia yang dilihat anjing itu dari Jouhari no Kagami.
Coba ingat lagi, tadi kenapa mereka sampai pada titik itu? Oh, ya. Hakutaku hendak melakukan perjalanan ke dunia manusia. Lalu mendadak Momotaro bertanya mengenai jika sosok asli sang hewan mitos itu terbongkar, kemudian dilanjutkan oleh ketololan Shiro yang mendadak menceritakan apa yang ia dengar sebagai jawaban Hozuki atas pertanyaan yang sama.
Yah, perhitungkan bahwa apa yang ia lakukan mungkin dilakukan atas dasar khilaf… atau lupa… atau (kemudian terdengar gelak tawa Hakutaku kembali)… ia memang hanya ingin mati.
Hozuki memejamkan mata, mencoba menetralkan emosinya yang bergejolak. "Lalu?" tanyanya kalem, "memang kau akan menjawab apa?"
"Pfft, bukankah itu mudah? Bahkan hal ini sudah hampir mendarah daging di Jepang, lho," balas Hakutaku, mengejek. "Puh, menyedihkan."
Sepasang iris mata merah itu semakin menajam oleh amarah yang ada.
"Cos-play," ujar Hakutaku sambil tersenyum dan mengangkat salah satu jari telunjuknya hingga setinggi bahu.
Hozuki berkedip. Dan untuk pertama kalinya, ia hanya diam. Mengakui.
.
.
*Reason-End*