Tittle: You are My Medicine
Author: RunaPandaKim
Main Cast:
- Huang Zitao (Yeoja)
- Wu Yifan
- Oh Sehun
- Park Chanyeol
- Kim Jongin
- Other (Seiring cerita)
Genre: Drama, little romance
Rate: T (sewaktu-waktu bisa berubah)
.
.
Preview
Kai yang berencana menaiki lift mengurungkan niatnya ketika menangkap suara isak tangis di dekat mesin penjual minuman otomatis.
Kai menemukannya. Managernya sedang terisak sambil sebelah tangannya menggengam smartphone. Tubuhnya merosot ke lantai dalam posisi kedua lutut berada di dadanya dan kepalanya yang terasa berat bertumpu pada lutut. Tubuhnya bergetar, ia terlihat begitu rapuh. Tidak seperti Tao yang selama ini Kai kenal sangat tangguh. Namun kali ini Kai mengakui bahwa setangguhnya wanita, mereka tetap makhluk yang rapuh.
Kai menyelimuti seluruh tubuh Tao dengan hoodie besarnya, namun tanpa ia duga tubuhnya dengan otomatis membawa Tao kedalam dekapan hangatnya. Bisa ia rasakan tubuh Tao tersentak. Tao yang ingin melepaskan pelukan Kai tidak dapat berbuat banyak karena Kai tidak berniat sekedar melonggarkan pelukannya. Tubuh dan otaknya saat ini tidak berjalan dengan sinkron. Ia hanya mengikuti nalurinya sebagai seorang pria kepada wanita yang sedang menangis. Tidak ada alasan lain.
"Menangislah sepuasnya. Aku tidak akan melihatnya."
Kai menepuk-nepuk punggung Tao pelan. Ia merasakan kaos bagian depannya dicengkram cukup erat, kemudian isakan kembali terdengar dari balik hoodie Kai. Kai tidak menindahkan beberapa trainee yang melewatinya dengan tatapan penuh selidik. Ia hanya peduli pada yeoja dalam pelukannya.
Namun sepertinya Kai melupakan satu hal lain, yaitu kesepakatan bersama antara dirinya dan ketiga personel Growl lainnya.
Preview END
Isak tangis Tao perlahan mereda. Cengkraman pada kaos bagian depan Kai sudah terlepas menyebabkan melar dibagian bekas cengkramannya. Padahal kaos yang digunakan Kai saat ini adalah salah satu dari empat koleksi guccinya yang berharga. Kali ini giliran Kai yang ingin menangis dalam senyuman yang dipaksakan. Ingatkan Kai untuk menabung agar bisa membeli satu lagi kaos yang sama.
Tao sudah lebih tenang dibandingkan keadaan sebelumnya, meskipun suaranya masih beberapa kali terdengar sesunggukan.
"Sudah lebih baik?"
Kai bertanya masih dengan posisi memeluk tubuh Tao, sang manager hanya memberikan anggukkan sebagai jawaban.
"Apa yang terjadi?"
Kai menunggu Tao menceritakan masalahnya. Namun setelah menunggu beberapa menit Tao masih tetap konsisten dengan diamnya.
"Bisa lepaskan aku? Disini pengap"
Kai yang tersadar lalu membuka hoodie miliknya, memperlihatkan wajah sembab dan hidung merah milik Tao.
"Jangan katakan pada siapapun"
"Aku tidak janji"
Tao mendelik ketika Kai tersenyum miring, mencoba menggoda manager cantiknya.
"Katakan padaku alasan noona menangis, baru akan ku rahasiakan"
Tao kembali terdiam.
Tiba-tiba air mata sudah menggenang di pelupuk mata, bersiap untuk jatuh saat itu juga. Kai mulai panik melihat Tao akan menangis kembali.
"Honey kecelakaan"
Kai mengerenyit tidak suka ketika Tao melafalkan panggilan sayang pada orang yang tidak ia kenal.
.
Honey? Kekasihnya? Kai
"Baru saja eomma mengabari kalau dia sudah tidak tertolong"
Tao kembali menangis, wajahnya ia tenggelamkan kembali diantara lututnya. Ia sudah tidak perduli lagi dengan kehadiran Kai didepannya. Yang ia inginkan saat ini adalah menumpahkan semua rasa bersalahnya karena tidak dapat menghadiri pemakaman seseorang yang ia panggil Honey karena besok pagi ia harus menghadiri rapat presentasi album baru Growl.
Tao terlihat kalut, dan hal itu membuat Kai merasa bersalah karena membat Tao kembali menangis.
.
"Padahal dia selalu membantu ku disaat aku memiliki banyak masalah" suara Tao sedikit teredam diantara kedua lututnya.
"-dia yang selalu menemani ku saat aku tengah terpuruk."
"-tapi disaat dia sedang berjuang untuk hidup aku tidak ada disisinya."
Kai bukan tipe namja yang dapat menenangkan hati seseorang dengan kata-katanya, sehingga yang ia lakukan saat ini hanya membelai pucuk kepala Tao yang masih sedikit lembab dengan lembut. Gerakan Kai terhenti ketika tangannya yang akan kembali membawa Tao kedalam dekapan diinterupsi oleh suara nyaring smartphonenya.
Kai berdecak ketika nama Kris tertera pada layar LCD-nya. Ia berjalan menjauhi Tao yang sudah menghentikan tangisannya.
"Wae?"
"Kemana saja kau hitam? Produser-nim sudah menunggu mu sejak tadi."
Kai mengumpat ketika namja tinggi itu memanggilnya hitam, ia langsung memutus sambungan telephon karena kesal. Pada saat Kai berbalik Tao sudah tidak ada ditempatnya semula, ia berfikir mungkin Tao sudah kembali ke dalam studio rekaman. Kai memilih segera menyusul managernya kembali ke dalam studio sebelum namja kelebihan kalsium menelponnya kembali.
.
Di lain tempat, sebenarnya Tao tidak berjalan menuju studio rekaman, ia lebih memilih mencuci wajahnya terlebih dahulu di toilet sebelum membuat personel lain khawatir. Tao terlonjak ketika setelah berbelok, tubuhnya hampir saja menabrak Kris yang berdiri di depan pintu toilet. Kris bersedekap sambil menyender pada tembok. Ia melihat keadaan Tao, wajahnya sembab, matanya sedikit merah karena menangis dan hoodie milik Kai menggantung pada bahunya.
Kris melihat semuanya. Ia melihat ketika Kai memeluk Tao yang menangis di sebelah mesin penjual minuman otomatis. Awalnya ia tidak mengetahui siapa yang Kai peluk sebelum suara Tao terdengar, bercerita mengenai alasan ia menangis.
.
Wajah Kris terlihat datar. Ia tidak bermaksud menunjukkan ekspresi seperti itu di hadapan Tao, namun ia begitu cemburu ketika mengingat apa yang telah Kai lakukan pada Tao.
"Ada apa Kris?" Tao mencoba menutupi matanya dengan ujung lengan. Kris menarik pergelangan tangan Tao dan membawanya dalam pelukan. Tao refleks mendorong tubuh lelaki dihadapannya, namun Kris kembali menarik Tao, memeluknya lebih erat.
"Jangan memperlihatkan air mata mu pada namja lain."
Tao mempertahankan posisi kedua tangannya agar berada didepan dadanya. Berusaha supaya tubuh keduanya tidak benar-benar menempel.
"Maksud mu apa?"
Kris teringat kembali kesepakatan yang telah mereka buat bersama mengenai peraturan tertulis antara mereka berempat demi menjaga managernya dan perasaan keempat namja yang menyukai wanita yang sama.
Flashback
Kris baru saja akan menghempaskan tubuhnya diatas ranjang sebelum dering smartphone miliknya meraung-raung. Waktu menunjukkan hampir tengah malam dan saat ini adiknya yang cantik berusaha menghubunginya. Kris menggeser tombol hijau pada layar.
"Hmm?"
"Gege!"
Kris menjauhkan smartphonenya ketika suara dengan nada tinggi tertangkap pendengarannya. Mulutnya komat kamit ingin mengumpat namun masih dapat ia tahan.
"Bisa kecilkan nada bicara mu Wu Luhan?"
"Aku tidak peduli! Aku ingin gege menghukum Oh Sehun karena sudah menyakiti ku!"
.
Alis tebal Kris mengkerut tidak suka saat mendengar salah satu personelnya membuat masalah dengan adiknya.
"Apa yang dia lakukan pada mu? Mananya yang sakit?" Kris mulai geram namun masih dapat ia tahan agar tidak langsung menyerang Sehun sebelum adiknya menjelaskan semuanya. Kris dapat mendengar suara isak tangis adiknya disebrang sana. Jemarinya mengepal kuat. Ia sudah siap untuk menghajar namja pucat yang baru saja sembuh dengan tangannya sendiri sebelum mendengar Luhan berkata..
"Dia menyakiti hati ku ge! Sehun gege mencium manager gege di kamarnya. Aku tidak menyangka ternyata selama ini dia gay. Hati ku hancur ge!"
Kris terdiam, masih memproses kata-kata yang baru saja diucapkan adiknya.
.
Hah?
Mencium?
Gege?
Manager?
Di kamar Sehun? -Kris
.
Mata Kris membola. Ia sudah tidak memperdulikan suara adiknya di line telepon dan berjalan ke luar kamarnya dan Chayeol. Niat untuk menyerang Sehun tergantikan dengan niat untuk membunuh namja itu saat ini juga.
Kris menghampiri Sehun yang saat ini duduk menyender pada sofa di depan televisi yang menampilkan discovery channel, salah satu chanel favoritnya. Sehun dengan terpaksa berdiri ketika Kris tiba-tiba saja sudah menarik kerah piamanya.
.
"Apa yang kau lakukan hyung?" Sehun menatap Kris tajam.
Kai yang duduk disebelah Sehun menatap keduanya waspada. Chanyeol yang saat itu di dapur berjalan santai menghampiri personel lainnya dengan secangkir hot black coffee.
"Apa yang kau lakukan sore tadi?"
"Maksud mu hyung?" Sehun belum mengerti maksud ucapan Kris.
"Luhan sudah menceritakan semuanya"
Baiklah, Sehun mulai paham dengan masalah yang akan dibahas. Ia hanya diam sambil menunggu Kris menyelesaikan perkataannya.
"Kau mencium Tao noona?"
"Mwo?"
"Pffftttt"
Kai berteriak kaget sambil melempar bantal yang sejak tadi ia dekap sebagai bentuk protes. Sedangkan Chanyeol menyemburkan kopi yang baru saja disesapnya ke arah sampingnya, namun sial bagi Kris yang juga terkena sedikit semburan. Kris menatap jijik ke arah Chanyeol lalu menyeka bekas air kopi+air liur yang menempel pada lengannya.
Ketiganya menatap Sehun meminta jawaban dengan tangan Kris masih di kerah piama. Sehun menepis cengkraman Kris dan memperbaiki bentuk piamanya.
"Harusnya hyung tau bedanya poppo dengan kiss. Aku mencium pipinya bukan bibirnya."
.
Kris baru saja akan melayangkan tinjunya ke arah pipi Sehun sebelum Kai dan Chanyeol menahan tubuhnya. Kris terlalu terbawa emosi hingga dirinya lupa dengan peraturan yang dibuat oleh 'appa' untuk tidak berkelahi dan menyebabkan luka pada wajah satu sama lain. Selama ini mereka sering berkelahi namun masih dalam batas kesadaran untuk tidak meninggalkan bekas luka yang akan terlihat orang lain. Sehingga jika kalian melihat mereka menanggalkan pakaian akan terlihat banyak lebam menghiasi tubuh keempatnya. Sehingga tugas coordi semakin bertambah demi menutupi lebam dengan sentuhan makeup.
Kembali pada keempat namja yang masih dilingkupi amarah. Beruntung saat ini Tao tidak ada di apartemen karena harus kembali ke Gwangju dengan penerbangan malam.
.
"Apa salahnya dengan mencium pipinya? Noona tidak menolaknya."
Sehun yang biasanya diam terus mengembalikan kata-kata Kris, membuat Kris dilingkupi api cemburu.
"Memangnya hanya aku saja yang curi-curi kesempatan untuk mendekati noona?"
Sehun menatap Chanyeol "Chanyeol hyung mengendus rambut noona saat dia tertidur di mobil dan hampir menciumnya jika aku tidak datang"
"Kai duluan yang saat itu akan mencium bibir noona dan mengungkung tubuhnya. Aku hanya ingin tau aroma shampo yang dia pakai"
Chanyeol yang tidak terima melempar kesalahannya pada Kai. Kali ini Kai tidak bisa membalas kata-kata Chanyeol karena ia terlalu gugup ketika kegiatannya diketahui semua personel.
Kening Kris berdenyut nyeri. Ternyata ketiga anggotanya sudah pernah berbuat asusila terhadap managernya tanpa izin. Emosinya yang sudah berada di puncak tiba-tiba saja tidak dapat keluar karena kehabisan kata-kata.
"Kita buat kesepakatan"
Kris menyambar buku milik Kai yang tergeletak di atas meja. Ia menulis setiap kalimat dengan hati yang ia buat setenang mungkin.
.
Isi peraturan:
1. Dilarang menyentuh tanpa izin dari Tao noona
2. Dilarang melakukan skinship berlebihan (termasuk poppo dan kiss)
3. Dilarang menyampaikan perasaannya secara langsung
4. Menjaga Tao noona tanpa sepengetahuannya
.
Kris membubuhkan tandatangan dibawah empat point peraturan yang ia buat. Ia mengacungkan penanya
"Jika kalian setuju, tandatangan sekarang."
Flashback END
"Ku mohon—"
Kris mengeratkan pelukannya pada Tao. Suaranya lirih menahan sesak di dadanya yang semakin menjadi. Ia baru saja melanggar peraturan yang ia buat dengan tangannya sendiri. Namun ia membiarkan kali ini egonya yang menguasai tubuh dan pikirannya.
"-jangan perlihatkan air mata mu pada namja lain selain aku."
Tao tidak bergeming. Otak pintarnya tidak dapat berfikir jernih ketika hari ini dua lelaki yang lebih muda darinya memperlakukan dirinya seperti kristal rapuh yang jika disentuh dengan sedikit kasar akan pecah sewaktu-waktu.
.
Sebenarnya ada apa dengan mereka? Ada apa dengan hari ini? Tao
.
Secara perlahan Tao melepaskan pelukan mereka ketika merasa pelukan Kris mulai melonggar. Tao mendongak, kepingan kristalnya dan Mingyu saling bertemu. Seperti de javu, Tao pernah melihat tatapan yang sama seperti yang pernah Kris berikan saat ini. Tatapan yang begitu familiar baginya.
"Aku tidak akan menangis lagi oke? Lebih baik sekarang kau kembali ke studio. Aku akan menyusul."
Kris menggeleng.
"Aku tunggu."
Tao menghela nafas. "Kris..."
Ketika Tao sudah mengeluarkan nada rendahnya, maka artinya adalah ia tidak mau dibantah, dan Kris sangat mengerti maksudnya. Ia mengangkat kedua telapak tangannya, memilih mengikuti perintah sang manager cantiknya daripada memperdebatkan hal sepele.
.
Kris kembali ke dalam studio dengan wajah lesu. Kai yang melihat kedatangannya menaikkan alisnya sebelah.
"Dari mana saja kau hyung? Kau ditunggu produser-nim dari tadi."
Kai menyindir Kris dengan kalimat yang sama. Ia masih kesal telah dibohongi Kris karena ternyata sampai saat ini Produser belum kembali dari makan malamnya. Kris menggendikkan bahunya malas. Ia memilih berbaring disebelah Sehun yang saat ini sudah terlelap di sofa.
"Ku dengar noona tadi terus menyebut nama 'Honey' dan menangis di dekat lift." Chanyeol tiba-tiba bersuara dengan mulut penuh dengan keripik. Dua pasang mata yang ada di dalam ruangan menoleh padanya.
"Aku ada disana saat noona menelpon. Karena sepertinya dia perlu privasi akhirnya aku tinggal."
"Tapi aku yakin dia terus menggumamkan nama 'Honey honey.. dan mati'"
"Apa noona memiliki kekasih?"
Sehun yang sesaat sebelumnya terlelap tiba-tiba saja terbangun.
"Kau bilang 'Honey' hyung?"
.
.
.
TBC
.
.
Terimakasih untuk semuanya yang masih setia menunggu ff ini, aku terharuuu T-T
Bener-bener diluar ekspektasi bakalan masih ada yang mau baca setelah aku php-in bertahun-tahun, mianhae T-T
Doakan saja masalah di rumah dan kerjaan bisa segera teratasi biar beban pikiran bisa sedikit berkurang hiks
Rencananya mau update ff ini tiap 1-2 minggu sekali. Semoga kali ini bisa terwujud
Review kalian penyelamat hidup ku, jadiii jangan lupa tinggalkan review yaa