Tittle: You are My Medicine Chapter 1

Author: RunaPandaKim

Main Cast:

- Huang Zitao (Yeoja)

- Wu Yifan

- Oh Sehun

- Park Chanyeol

- Kim Jongin

- Other (Seiring berjalannya cerita)

Genre: Drama, little romance

Rate: T (sewaktu-waktu bisa berubah)

Disclamer: semua cast adalah milik keluarga masing-masing kecuali panda cina Huang Zitao punya author! #ditimpuk

Karena author Woogyu & Kristao shipper ini ff author buat dua ver. kalau ada reader yg suatu saat baca yg mirip ff ini tapi Woogyu ver. berarti itu memang punya author hehe

Mianhae buat ff sebelumnya gk tau kapan dilanjut, doain semoga mood author bagus terus hehe

Warning: BL/ Boys Love/ Shonen AI. GS. Typos. Don't read if you hate YAOI!

Happy reading~

.

.

.

.

Tao's POV

Setelah tiga setengah tahun kuliah di jurusan farmasi dan melanjutkan profesi, kini aku tengah melangsungkan wisuda di depan gedung rektorat Hanyang University. Dengan mengucapkan sumpah jabatan didepan guru besar serta saksi aku telah resmi menjadi seorang Apoteker.

.

.

.

Baru setengah jam yang lalu aku selesai melangsungkan wisuda dan kini aku sudah duduk dengan manis di dalam cafe tak jauh dari Hanyang University dan apartemen kecil ku. Segelas latte dan sepotong cheese chocolate cake tersaji di atas meja. Sesekali aku menyuapkan cake kedalam mulut, mengunyahnya pelan. Tangan satunya yang bebas ku gunakan untuk menempelkan smart phone ke telinga untuk mendengarkan suara line disebrang.

"Mungkin minggu depan aku baru pulang ke Gwangju."

"..."

"Aku harus menyelesaikan berkas-berkas lainnya eomma."

"..."

"Nde, akan ku usahakan."

"..."

"Eomma juga jaga kesehatan, titip salam untuk appa dan yang lainnya." Ucap ku mengakhiri line telepon. Dada ku bergemuruh setelah mendengar suara yang sangat ku rindukan.

"Bogoshipeo.."

Mata ku menyipit karena tersenyum memandangi foto keluarga yang bahagia. Tak terasa sudah hampir 3 tahun aku tak pulang ke kampung halaman ku di Gwangju. Setelah tahun pertama kuliah aku memutuskan tetap di Seoul saat liburan untuk meminimalisir pengeluaran. Karena keluarga ku bukan seperti keluarga di Seoul kebanyakan yang hidup mewah dengan harta kekayaan melimpah. Keluarga ku hanya keluarga sederhana dengan tujuh anggota keluarga yang memiliki bermacam-macam kebutuhan yang berbeda. Menggantungkan hidup pada toko kue kecil di bagian depan rumah.

Sebagai anak ke tiga aku berkeinginan membantu keluarga, mencari beasiswa untuk mengurangi beban pendidikan, hidup mandiri tanpa uang kiriman dan bekerja part time untuk menyambung kehidupan yang keras di ibu kota negara.

Tao POV END

.

.

.

Author's POV

Ting

Suara lonceng berbunyi menandakan seseorang membuka pintu cafe. Pria paruh baya berjalan sedikit tergesa menghampiri salah satu meja.

"Mianhae, apa ahjussi terlalu lama?" Pria paruh baya mendudukkan diri di bangku depan gadis bersurai merah, Tao.

"Gwenchana ahjussi." Senyum manis tersemat di bibir kucingnya.

"Aigoo sudah lama tak bertemu kau sudah sebesar ini. Ku dengar hari ini kau baru saja di wisuda."

Tao tersenyum lebar mengiyakan. Pria paruh baya itu menepuk kepala keponakannya dengan sayang.

"Apa setelah ini kau akan mencari kerja di Seoul? Atau kembali ke Gwangju?"

Tao terdiam sejenak. "Sebenarnya aku ingin kerja di Seoul karena gajinya lebih bagus tetapi biaya hidup disini juga lebih tinggi dari Gwangju. Mungkin jika ada rumah sakit yang berani membayar dua kali lipat aku akan memilih bekerja disini." Tao terkekeh mendengar leluconnya sendiri. Mana ada rumah sakit yang mau menggaji tinggi seorang fresh graduate sepertinya.

"Bagaimana jika ahjussi memberi pekerjaan dengan honor dua kali lipat dari honor rumah sakit swasta?"

Mata panda Tao membulat.

"Ahjussi bercanda?"

"Memang ahjussi terlihat seperti sedang bercanda? Tentu saja ahjussi serius." Tao terdiam. "Meski pekerjaan ini tidak sesuai profesimu tapi ahjussi akan sangat tertolong jika kau mau menerimanya."

Senyum lebar terpancar dari pria paruh baya ketika Tao menganggukkan kepalanya.

'Apa salahnya membantu paman sendiri. Lagi pula honor yang ditawarkan juga menjanjikan'

"Kalau begitu segera habiskan makanan mu, kita ke kantor ahjussi sekarang."

"Mwo? Sekarang?"

.

.

.

Tao duduk di sofa sebuah ruangan dengan gelisah. Wajahnya menunduk sambil memainkan jari-jari yang ada dipangkuannya. Sedikit rasa risih dan malu karena terus-terusan ditatap intens oleh keempat pria didepannya. Semua orang dalam ruangan terdiam, tak ada yang berani memulai pembicaraan. Hingga suara pintu terbuka menginterupsi keheningan.

Cklek

"Oh semua sudah disini."

Keempat pria tadi berdiri lalu membungkuk pada pria paruh baya yang kemudian duduk di meja miliknya yang bertuliskan 'CEO - Lee Sooman' sang pemilik SM ent.

"Baiklah. Seperti yang sudah kalian ketahui Youngjun sudah menyerahkan surat pengunduran diri karena harus merawat abeojinya yang sedang sakit keras. Untuk itu aku menyuruh kalian berkumpul disini untuk membahas hal ini." Sooman memberi jeda untuk melihat 'anak-anaknya' yang hanya diam sambil sesekali mengangguk.

"Aku tak bisa membiarkan kalian terlalu lama tanpa manager tetapi aku tak sempat membuka lowongan pekerjaan. Maka dari itu aku menyerahkan semuanya pada keponakan ku. Tao, silahkan memperkenalkan diri."

Tao tampak kelabakan. Ia berdiri dari duduknya lalu membungkuk sembilan puluh derajat.

"Annyeonghaseyo, Huang Zitao imnida. Aku keturunan China yang menetap di Gwangju. Aku yang akan menggantikan manager sebelumnya. Mohon bimbingannya."

Hening.

Tak ada suara, tak ada sahutan. Tao yang bingung kemudian menegakkan tubuhnya dan melihat keempat pria yang tetap bergeming masih menatapnya intens. Sang CEO memijit keningnya yang berkedut melihat kelakuan 'anak-anaknya'.

"Appa kau serius mempekerjakan yeoja menjadi manager?" Tiba-tiba salah satu pria berkulit tan membuka suara.

"Kami masih bisa mengurus diri kami sendiri untuk beberapa waktu kedepan." Kata pria jangkung yang duduk paling ujung dekat dengan pintu.

"Apa lagi dia yeoja. Memang bisa apa dia." Pria didepan Tao tersenyum meremehkan.

Sooman mengusap wajahnya dengan sebelah tangan. Malu. Tentu saja. Padahal ia yang memohon pada keponakannya untuk menjadi manager pengganti tetapi sungguh 'anak-anak' kurang ajar itu membuat wajahnya tercoreng didepan kerabatnya sendiri.

Dilihatnya Tao yang menunduk dalam. Mungkin ia tersinggung atas kata-kata tajam yang dilayangkan padanya. Sungguh ia jadi tak enak hati.

"Baru begitu saja sudah menangis. Dia memang tak pantas untuk pekerjaan ini. Cari saja orang lain yang.."

BRAKK

Belum sempat menyelesaikan kata-katanya namja yang duduk persis didepan Tao terperanjat kaget melihat meja kayu didepannya retak, hampir terbelah. Tak hanya pria itu tapi semua yang ada di ruangan itu tak percaya melihat aksi barusan.

"Siapa yang menangis huh?" Tao yang dari awal menundukkan kepala sekarang tengah menatap tajam, memancarkan aura intimidasi yang tak dapat digambarkan. Dengan gerakan cepat ia meraih kerah baju pria didepannya.

"Memang kau siapa berhak menentukan apa yang pantas untuk ku?"

Semua terdiam. Masih shock dengan kejadian barusan.

"Ahjussi. Aku terima pekerjaan ini. Aku akan menjadi manager Growl." Tao melepaskan cengkraman tangannya dan menatap empat pria didepannya satu per satu. "Wu Yifan, Oh Sehun, Kim Jongin, Park Chanyeol..."

"Akan ku ajarkan bocah-bocah ini bagaimana berlaku sopan pada orang lain..." Aura hitam keluar dari tubuhnya. "Terutama pada orang yang lebih tua."

Sooman tertawa puas dan bersorak dalam hati melihat 'anak-anaknya' yang tak berani bersuara setelah diintimidasi Tao. Ternyata memang tepat memilih Tao menjadi manager untuk menertibkan 'anak-anaknya' yang bandel.

'Satu pekerjaan ku selesai' Batin Sooman senang.

.

.

.

TBC